SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
No Kode: DAR2/Profesional/575/014/2019
PENDALAMAN MATERI KEPERAWATAN
M1KB4 – KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Penulis
Faqih Ruhyanudin
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2019
2	
	
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI	.....................................................................................................................	2	
PENDAHULUAN	.........................................................................................................	3	
A.	 CAPAIAN PEMBELAJARAN	...............................................................................	4	
B.	 SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN	.......................................................................	4	
C.	 URAIAN MATERI	..................................................................................................	4	
1.	 Definisi Komunikasi Terapeutik	.........................................................................	5	
2.	 Tujuan Komunikasi terapeutik	...........................................................................	6	
3.	 Prinsip Komunikasi Terapeutik	..........................................................................	6	
4.	 Komunikasi sebagai elemen terapi	...................................................................	11	
5.	 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Terapeutik	.........................	12	
6.	 Fase-fase hubungan terapeutik	.........................................................................	13	
7.	 Teknik Pelaksanaan Komunikasi terapeutik	...................................................	17	
D.	 RANGKUMAN	..........................................	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
E.	 TUGAS	.......................................................	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
F.	 TES FORMATIF	.......................................	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
G.	 DAFTAR PUSTAKA	............................	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
H.	 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
I.	 TES SUMATIF	..........................................	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.	
J.	 KUNCI JAWABAN TES SUMATIF	.........	Kesalahan!	Bookmark	tidak	ditentukan.
3	
	
PENDAHULUAN
	
Komunikasi terapeutik adalah penggunaan komunikasi untuk tujuan
menciptakan hasil yang bermanfaat bagi klien. Komunikasi terapeutik: 1) Memiliki
tujuan dan diarahkan pada tujuan; 2) Memiliki batas yang jelas; 3) Berfokus pada
klien; 4) Tidak menghakimi; dan 5) Menggunakan teknik terpilih yang terencana
dengan baik.
Terlepas dari jenis interaksi, prinsip dan pedoman komunikasi terapeutik
digunakan untuk mengarahkan perawat ketika berhubungan dengan klien. Diskusi
tentang prinsip-prinsip dasar untuk membimbing komunikasi terapeutik berikut.
Rencanakan wawancara pada waktu dan tempat yang tepat, waktu di mana
interaksi terjadi mempengaruhi hasil. Misalnya, tidak bijaksana merencanakan
untuk berbicara dengan klien selama jam kunjungan, selama pergantian shift, atau
ketika klien terganggu oleh rangsangan lingkungan (mis., Klien yang tinggal di
rumah. sedang menonton acara televisi favorit). Dalam situasi seperti itu, perawat
mungkin tergesa-gesa atau klien mungkin sibuk. Situasi tidak akan kondusif untuk
interaksi yang efektif.
Pastikan privasi klien, klien berhak atas kerahasiaan sebagaimana hukum
dan kewajiban etis bahwa perawat menghormati kepercayaan klien; ini termasuk
kata-kata yang diucapkan dan catatan medis. Tidak ada yang mau membahas
masalah pribadi kapan atau di mana orang lain mendengarkan. Privasi bisa diatur
dengan menyaring tempat tidur klien, menutup pintu ke kamar, atau ditempat
khusus yang tenang untuk berbicara.
Tetapkan pedoman untuk interaksi terapeutik. Selama kontak awal dengan
klien, perawat harus berbagi informasi tertentu seperti nama dan afiliasi perawat,
tujuan interaksi, lama kontak yang diharapkan dengan klien, dan jaminan
kerahasiaan. Klien perlu memiliki informasi dasar ini, dan berfungsi sebagai
pengantar pengembangan hubungan perawat anak terapeutik.
4	
	
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menguasai teori dan aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi
keahlian keperawatan yang mencakup: (1) Komunikasi Keperawatan, (2)
Konsep Dasar Keperawatan (anatomi fisiologi, promosi kesehatan, dan
pelayanan prima), (3) Kebutuhan Dasar Manusia, (4) Keperawatan Medikal
Bedah (ilmu penyakit, penunjang diagnostic, dan kegawatdaruratan), (5), Ilmu
Kesehatan Masyarakat (Keperawatan Jiwa dan Keluarga, Keperawatan
Geriatrik dan Komunitas, Keperawatan Maternitas, (6) Ketrampilan Dasar
Tindakan Keperawatan termasuk advancy materials yang dapat menjelaskan
aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan)
dalam kehidupan sehari-hari
B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan pembelajaran Modul 1 Kegiatan belajar 4
(M1KB4) ini diharapkan peserta mampu: mengidentifikasi teknik komunikasi
terapeutik yang tepat.
C. URAIAN MATERI
Salam hangat, selamat berjumpa kembali dalam modul pendalaman
materi keperawatan dalam materi konsep dan prinsip dasar komunikasi. Saat
ini masuk dalam kegiatan belajar 4 (M1KB4) dengan kegiatan belajar
komunikasi terapeutik. Apa kabar Anda sekalian? semoga selalu sehat dan
penuh semangat dalam mempelajari kegiatan belajar dalam modul ini.
Baiklah Sebelum kita melanjutkan pembahasan, sebagaimana
subcapaian pembelajaran pada KB4 ini menyajikan indikator esensial secara
narasi tentang komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sehingga
peserta didik mampu mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik yang tepat.
Adapun pokok-pokok materi yang menjadi bahan kajian adalah kita akan
membahas tentang: 1) definisi komunikasi terapeutik, 2) tujuan dan kegunaan,
3) prinsip komunikasi terapeutik, 4) komunikasi sebagai elemen terapi, 5)
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik, 6) fase-fase
5	
	
hubungan terapeutik, dan 7) pelaksanaan komunikasi terapeutik
Nah, saudara sekalian. Setelah anda memahami tentang konsep umum
komunikasi, baiklah untuk selanjutnya mari kita mengenal tentang komunikasi
terapeutik. Kita telah memahami bahwa komunikasi merupakan unsur sangat
penting dalam menjalin hubungan antara individu dan kelompok dengan yang
lainnya. Komunikasi sangat menentukan keterikatan antar individu yang
nantinya berpengaruh terhadap pelayanan dan perhatian seseorang kepada yang
lainnya. Hal ini juga terjadi dalam hubungan antara perawat sebagai seorang
pemberi asuhan dengan kien sebagai penerima layanan.
1. Definisi Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk
memberikan manfaat bagi komunikan. Segala informasi yang ditampilkan atau
diekspresikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah komunikan. Jadi
dapat dikatakan bahwa Istilah komunikasi terapeutik merujuk pada tujuannya
yakni untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari komunikan. Dalam
pengertian yang lebih konkrit Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
interpersonal yang dilakukan antara perawat dengan klien yang bertujuan untuk
mendorong kesembuhan klien.
Apabila komunikasi terapeutik antara perawat-klien dapat terjalin
dengan baik, berlangsung dengan hangat dan suasana cair maka akan terbangun
hubungan saling percaya yang dinamakan Hubungan terapeutik. Hubugan
saling percaya terjadi dimana klien percaya terhadap semua tindakan yang
dilakukan perawat dan perawat mempercayai informasi yang disampaikan oleh
klien. Hubungan terapeutik perawat-klien merupakan sebuah pengalaman
belajar yang saling menguntungkan, pengalaman yang berdasarkan
kemanusiaan antara perawat dan klien dengan saling menghargai dan saling
menerima perbedaan sosial-budaya antara keduanya. Pada hubungan ini,
perawat menggunakan dirinya sendiri dan teknik komunikasi dalam asuhan
keperawatan yang diberikannya untuk merubah pola fikir dan perubahan
perilaku pada klien
6	
	
2. Tujuan Komunikasi terapeutik
Berdasarkan definisi komunikasi tersebut diatas maka Tujuan hubungan
terapeutik diarahkan untuk mencapai kesembuhan klien dan beberapa dimensi
sebagai berikut:
1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi masalah fisik dan
psikisnya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
klien percaya pada hal-hal yang diperlukan
2. Mengurangi keraguan dan membantu klien dalam menentukan pilihan tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya
3. Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas memberi
dan menerima dalam hubungan profesional perawat-klien dalam rangka
membantu penyelesaian masalah klien.
4. Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang realistis
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat
dipengaruhi oleh kualitas hubungan terapeutik perawat-klien. Apabila perawat
tidak memperhatikan pengertian komunikasi terapeutik sebagaimana tujuan dari
komunikasi tersebut, maka hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan
yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi
hubungan sosial biasa
3. Prinsip Komunikasi Terapeutik
Nah saudara sekalian selanjutnya agar hubungan terapeutik dapat terjalin
dengan baik maka ada beberapa prinsip harus dipegang dan dijalankan oleh seorang
perawat pada saat berkomunikasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Terlepas
dari jenis interaksi, prinsip dan pedoman komunikasi terapeutik digunakan untuk
mengarahkan perawat ketika berhubungan dengan klien. Adapun prinsip-prinsip
dasar untuk membimbing komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan wawancara pada waktu yang tepat.
Kerangka waktu di mana interaksi terjadi mempengaruhi hasil.
7	
	
Misalnya, tidak bijaksana merencanakan untuk berbicara dengan klien selama
jam kunjungan, selama pergantian shift, atau ketika klien terganggu oleh
rangsangan lingkungan (mis., Klien yang tinggal di rumah sedang menonton
acara televisi favorit). Dalam situasi seperti itu, perawat mungkin tergesa-gesa
atau klien mungkin sibuk. Situasi tidak akan kondusif untuk interaksi yang
efektif. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien bebas
berkembang tanpa rasa takut .Perawat harus dapat menciptakan suasana yang
memungkinkan klien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap,
tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi
b. Menetapkan pedoman untuk interaksi terapeutik.
Selama kontak awal dengan klien, perawat harus berbagi informasi
tertentu seperti nama dan afiliasi perawat, tujuan interaksi, lama kontak yang
diharapkan dengan klien, dan jaminan kerahasiaan. Klien perlu memiliki
informasi dasar ini, dan itu berfungsi sebagai pengantar untuk pengembangan
hubungan perawat anak terapeutik.
c. Memberikan kenyamanan selama interaksi.
Ketidaknyamanan bisa mengganggu. Nyeri mengganggu kemampuan
seseorang untuk berkonsentrasi; dengan demikian, komunikasi menjadi
terganggu. Kebutuhan Kenyamanan Klien:
1) Mengatur suhu lingkungan.
2) Duduk di kursi yang nyaman atau bantu posisi klien dengan nyaman di
tempat tidur.
3) Berikan ventilasi ruangan yang memadai.
4) Terapkan intervensi untuk mengurangi rasa sakit.
5) Melakukan tindakan keperawatan untuk melindungi privasi
d. Menerima klien apa adanya.
Persepsi negatif atau prasangka buruk terhadap klien dapat menghalangi
8	
	
komunikasi. Perawat harus mengesampingkan prasangka pribadi, keingin
tahuan, perasaan, dan nilai-nilai lebih menerima perasaan dan perilaku klien,
terlepas dari konten yang dinyatakan oleh klien. Komunikasi harus ditandai
dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan. Hubungan perawat-klien tidak hanya sekedar hubungan
seorang penolong dengan kliennya tetapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar
manusia yang bermartabat
e. Mendorong spontanitas.
Perawat mengumpulkan lebih banyak data saat klien berbicara dengan
bebas. Juga, klien mengalami kelegaan dan kebebasan dari kekhawatiran
dengan berbicara tanpa hambatan. Perawat harus menghargai keunikan klien.
Tiap individu memiliki karakter dan latar belakang budaya yang berbeda
sehingga memerlukan perbedaan cara komunikasi yang berbeda beda dalam
memenuhi kebutuhan klien baik fisik maupun mental.
f. Fokus pada arahan dan isyarat yang disajikan oleh klien.
Mengajukan pertanyaan hanya untuk berbicara atau untuk memuaskan
keingintahuan sendiri tidak berkontribusi pada wawancara yang efektif.
Interaksi terapeutik melibatkan mendiskusikan masalah, kebutuhan, atau
masalah klien. Oleh karena itu, izinkan klien untuk memulai topik yang akan
dibahas; kemudian, gunakan teknik untuk fokus pada topik itu. Perhatikan
isyarat dan sinyal verbal, paraverbal, dan nonverbal klien, dan fokus pada
mereka ketika mereka terjadi.
g. Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan.
Membiarkan klien berbicara tidak mewawancarai. Interaksi terapeutik
terjadi ketika klien diizinkan untuk menyuarakan perasaan tentang peristiwa
yang menyusahkan atau situasi antarpribadi. Melakukan hal itu membutuhkan
perawat untuk mengidentifikasi area-area yang secara emosional dibebankan
9	
	
dan untuk fokus pada mereka. Perawat harus mampu memahami arti empati dan
menggunakannya sebagai tindakan yang terapeutik, dan mampu memahami arti
simpati yang bukan sebagai tindakan terapeutik
h. Mengendalikan perasaan sendiri selama interaksi.
Perasaan perawat mempengaruhi interaksi. Misalnya, perawat yang
menjadi cemas dapat mengubah topik pembicaraan atau membuat komentar
yang menyelesaikan sesi. Perawat harus melakukan upaya sadar untuk
mencegah perasaan pribadi menghalangi kemajuan klien. Mengidentifikasi
perasaan dan perilaku seseorang dan mengenali cara mereka memengaruhi klien
mengarah pada komunikasi yang lebih baik. Perawat harus mampu mengontrol
perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
emosional seperti perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan, maupun
frustasi
i. Memiliki sifat altruisme yang berarti menolong atau membantu permasalahan
klien tanpa mengharapkan imbalan apapun dari klien.
Selain berpegang pada prinsip-prinsip komuikasi perawat harus
memegang teguh pada tiga hal mendasar yang memberi ciri komunikasi
terapeutik. Dalam berkomunikasi dengan klien, mulai awal sampai akhir
hubungan, perawat harus menunjukkan sikap (kehadiran) secara psikologis
dengan cara mempertahankan sikap:
1. Ikhlas (genuiness). perawat menyatakan dan menunjukkan sikap
keterbukaan, jujur, tulus, dan berperan aktif dalam berhubungan dengan
klien. Perawat merespons tidak dibuat-buat dan mengekspresikan perasaan
yang sesungguhnya secara spontan
2. Empati. Merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu suatu. Rasa empati adalah
sikap dimana seorang perawat ikut merasa sebagaimana yang dirasakan dan
10	
	
dipikirkan oleh klien. Perawat memposisikan diri jika seandainya berada
pada situasi dan kondisi klien sekarang. Dengan sikap ini hubungan antara
perawat-klien tidak ada jarak ataupun sekat.
Pada praktiknya, berempati adalah turut merasakan apa yang
dirasakan orang yang sedang mengalaminya akan tetapi tidak terlibat pada
aspek psikologis. Sehingga, ketika seseorang sedang berempati saat
berkomunikasi tidak hanya mampu berkata-kata atau berbicara dengan
lembut, namun juga mampu memahami perasaan dan sikap mereka.
Sebagai contoh sika empati misalnya adalah kita dapat
menungguinya saat dia mengungkapkan perasaan sedihnya tanpa harus ikut
menamgis karena cerita sedihnya, berikan tisu atau sapu tangan untuk
mengusap air matanya, memegang tangannya (tentu dengan seijinnya) atau
anda memberinya waktu untuk tidak bercerita sampai dia sanggup untuk
memulainya. Pada dasarnya bahwa empati yang tepat akan melibatkan
kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun cara verbal yang tepat untuk
mengungkapkan apa yang dipahaminya
3. Kehangatan. Perawat menciptakan suasana komunikasi yang hangat dan
tidak kaku dengan menempatkan diri berkedudukan sejajar dengan klien.
Penampilan perawat yang tenang, tidak terburu-buru, suara yang
meyakinkan, sentuhan yang halus menunjukkan rasa belas kasih. Suasana
yang hangat dan tanpa ancaman menunjukkan rasa penerimaan perawat
terhadap klien. Kehangatan merupakan kelengkapan yang sangat penting
dalam psikoterapi. Kehangatan seorang terapis, sepanjang diikuti dengan
empati dan kewajaran, maka akan mendukung keterbukaan klien, yang
penuh kedekatan di luar dan di dalam proses terapi.
Sentuhan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kehangatan.
Mulai dari mengelus pundak sampai memberikan pelukan dengan kedua
tangan menunjukkan kehangatan. Kelembutan tangan kita saat kita
mengusap/ memegang tangan merupakan ekspresi kehangatan, caring dan
kenyamanan. Contoh sifat hangat ditunjukan dengan kenyamanan kontak
mata, pupil dilatasi, tatapan mata menetap tidak bergerak-gerak kesana
11	
	
kemari. Mulut tidak kaku dan dikerutkan, menarik bibir simetris dengan
senyum yang tidak dipaksakan, dagu rileks dan mudah digerakkan, tidak
sambil mengepalkan tinju.
4. Komunikasi sebagai elemen terapi
Ketahuilah bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat dapat
memberikan efek terapi sebagai penyembuh. Komunikasi sebagai elemen
terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat
adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat
klien. Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat.
Dengan komunikasi (verbal ataupun nonverbal), perawat dapat memberikan
kesembuhan buat klien. Senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata
yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas
dapat mempengaruhi perilaku klien untuk berbuat lebih baik dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatannya.
Dalam upaya membangun hubungan terapeutik juga memerlukan sikap
dan perilaku yang harus ditunjukkan secara fisik oleh seorang perawat kepada
klien. Sikap yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan klien adalah:
4. Posisi berhadapan. Ketika berkomunikasi dan memberikan informasi maka
perawat harus menghadapkan wajahnya kearah klien dan
memperhatikannya dengan posisi berhadap-hadapan, tidak
membelakanginya atau membuang muka. Ini menunjukkan kesan bahwa
perawat siap dan percaya diri untuk membantu klien.
5. Mempertahankan kontak mata, yakni menatap mata klien saat
berkomunikasi. Kontak mata pada tngkat yang sama berarti menghargai
klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
6. Membungkuk ke arah klien, sebagai bentuk penghormatan dan
menunjukkan sikap keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan
sesuatu.
7. Memperlihatkan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan.
Mendengarkan pembicaraan klien dengan sabar dan antusias, namun tetap
12	
	
rendah hati.
8. Rileks dengan tetap mengendalikan keseimbangan emosi meskipun dalam
situasi kurang menyenangkan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Terapeutik
Pesan atau informasi yang disampaikan dalam suatu komunikasi dapat
tersampaikan dan diterima dengan baik oleh klien ataupun gagal diterima dapat
sangat dipengaruhi oleh perawat sebagai komunikator dan juga klien sebagai
komunikan. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
9. Pendidikan dan Pengetahuan, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan
(perawat-klien) yang diperoleh dari proses belajar maka kemungkinan
semakin terampil dan mudah memberi dan menerima informasi.
10. Lama bekerja, semakin lama bekerja memungkinkan akan semakin banyak
pengalaman dalam berkomunkasi.
11. Kondisi fisik, yang timbul dari perubahan struktur anatomi, fungsi atau
proses organ yang terlibat dalam berkomunikasi, seperti kerusakan pada
lidah atau laring (kotak suara), atau saraf yang memasoknya
12. Keadaan psikologis seperti ketakutan, kecemasan dan stres hospitalisasi
13. Sosiokultural termasuk bahasa, kosa kata, jargon dan gestikulasi
14. Lingkungan, situasi dan suasana, misalnya penerangan yang buruk,
kebisingan atau gangguan membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit
diterima. Oleh karenanya sebelum proses komunikasi dilaksanakan maka
lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa agar lingkungan tenang dan
nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang
kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula
15. Politik-ekonomi, misalnya jenis pekerjaan, lingkungan tempat tinggal
16. Kejelasan pesan, kejelasan pesan sangat mempengaruhi efektifitas
komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh
komunikan
13	
	
6. Fase-fase hubungan terapeutik
Komunikasi dapat berlangsung dengan baik sehingga terbina hubungan
saling percaya perawat-klien diperlukan tahapan tahapan, yakni:
a. Prainteraksi (persiapan)
Fase prainteraksi merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan
perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase
ini, perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta
menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri. Prainteraksi dimulai
sebelum kontrak pertama dengan klien. Perawat mengumpulkan data
tentang klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri dan
membuat rencana pertemuan dengan klien.
Contoh pertanyaan perawat kepada diri sendiri sebagai berikut.
a. Apa yang akan saya tanyakan saat bertemu nanti?
b. Bagaimana respons saya selanjutnya?
c. Adakah pengalaman interaksi yang tidak menyenangkan?
d. Bagaimana tingkat kecemasan saya?
	
b. Fase Orientasi atau Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan klien. Fase awal interaksi antara perawat dan
klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada
fase selanjutnya. Fase ini dimulai ketika perawat dengan klien bertemu
untuk pertama kalinya. Pada saat berkenalan, perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien. Dengan
memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka kepada
klien, ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya. Tahap
orientasi ini bertujuan untuk memvalidasi keakuratan data yang sudah
didapatkan perawat saat fase prainteraksi dan rencana yang telah dibuat
dengan keadaan saat ini.
Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien meminta
pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.
14	
	
Pada fase ini, perawat dapat
a. Memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Hubungan
saling percaya merupaka kunci dari keberhasilan hubungan terapeutik.
Kegiatan ini mengindikasi kesiapan perawat untuk membantu klien.
Pada fase ini perawat harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas menerima
klien apada adanya, menepati janji, dan menghargai klien.
b. Memperjelas dan mengklarifikasi keluhan, masalah, atau kebutuhan
klien dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien. Pada tahap
ini juga peraat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya
dengan memberikan pertanyaan terbuka sehingga perawat dapat
mengidentifikasi masalah klien. Serta yang penting perlu ditekankan
adalah bahwa perawat hanya membantu, sedangkan kekuatan dan
keinginan utuk berubah ada pada diri kien sendiri.
c. Merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan, dan
lama pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan
mengakhir hubungan sementara
Kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase
orientasi ini sebagai berikut:
1) Memberikan salam terapeutik
Contoh: “Assalamualaikum, selamat pagi, Ibu/Bapak saya dengan
perawat Asih yang dinas shift pagi ini siap membantu. Apakah
benar ini dengan Ibu/Bapak A”. dan sebagainya.
2) Evaluasi dan validasi perasaan klien
Contoh: “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah tadi malam bisa
beristirahat?, Ibu tampak segar hari ini”.
3) Melakukan kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak tujuan
interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perawat pada tahap ini adalah:
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri perawat
3) Menanyakan nama klien
15	
	
4) Menyepakati pertemuan (kontrak)
5) Menghadapi kontrak
6) Memulai percakapan awal
7) Menyepakati masalah klien
8) Mengakhiri perkenalan
Contoh komunikasi pada orientasi:
- “Tujuan saya datang ke sini adalah membantu Ibu
menemukan masalah yang membuat Ibu selalu merasa tidak
nyaman selama ini”, “Menurut Ibu, berapa lama waktu yang
akan kita butuhkan untuk tujuan ini? Bagaimana kalau 15
menit?”, “Untuk tempat di dalam ruang ini saja atau di taman
belakang?”
c. Fase Kerja
Tahap kerja ini adalah merupakan tahapan inti dalam keseluruhan
proses komunikasi terapeutik. Pada tahap ini perawat da klien bersama-
sama untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Pada fase kerja dalam
komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan keluhan utama,
memulai kegiatan dengan cara baik, melakukan kegiatan sesuai rencana.
Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan
yang telah diinginkan bersama, tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan
untuk memandirikan klien. Pada fase ini, perawat menggunakan teknik-
teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas
perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.
Perawat membantu mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara
mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan
masalah yang dipilih.
Tugas utama perawat pada tahap kerja, adalah:
a. Mengeksplorasi stressor yang sesuai dan relevan
16	
	
b. Mendorong perkembangan insight klien dan penggunaan
mekanisme koping konstruktif
c. Menangani tingkah laku yang dipertahankan oleh klien / resistance
Contoh kmunikasi fase kerja:
- “Saya akan memasukkan jarum infus ini ke pembuluh darah di
tangan ibu”, “Ibu akan merasakan sakit sedikit dan tidak perlu
khawatir”.
d. Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan
klien. Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi
dan ungkapan perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak
lanjut pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama
klien. Terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi
akhir.
a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-
klien dan akan bertemu kembali pada waktu yang telah ditentukan
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara menyeluruh.
Proses terminasi perawat-klien merupakan aspek penting dalam
asuhan keperawatan, sehingga apabila faseini tidak dilakukan dengan
baik oleh perawat, maka regresi dan kecemasan dapat terjadi pada
klien. Tugas perawat pada terminasi adalah:
a. Mengevevalusi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah
dilaksanakan, baik evaluasi objektif mupun subjektif. Evaluasi
objektif dengan melihat dan mengobservasi hasil tindakan yang
dilakukan perawat misal setelah memasang infus bagaimana
hasilnya, ketepatannya, kelancaran alirannya, dan lain sebagainya.
Evaluasi subjektif dengan menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi, setelah dilakukan tindakan keperawatan, dan lain
17	
	
sebagainya
b. Menyepakati tindak lanjut dari interaksi hari ini dan juga membuat
kontrak untuk pertemuan berikutnya termasuk tempat, waktu, dan
tujuan interaksi.
Contoh komunikasi dalam fase terminasi ini sebagai berikut.
a. Evaluasi subjektif dan objektif
− “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita diskusi tentang
masalah yang Ibu hadapi?”
− “Coba sebutkan masalah yang Ibu hadapi terkait dengan
keluarga Ibu!
b. Rencana tindak lanjut
- ”Baik, Ibu, saya cukupkan pertemuan kita hari ini, tidak
terasa bahwa waktu kita sudah berlangsung 15 menit.
Rencana selanjutnya setelah ini adalah menemukan
alternatif penyelesaian masalah yang Ibu hadapi dan
pengambilan keputusan untuk solusi”.
c. Kontrak yang akan datang:
- “Terkait dengan rencana tersebut, saya akan datang lagi besok
hari Selasa pukul 09.00, saya akan datang di tempat ini lagi.
Selamat istirahat dan assalamualaikum, selamat siang.”
-
	
7. Teknik Pelaksanaan Komunikasi terapeutik
Pada saat melakukan komunikasi terapeutik, maka dibutuhkan berbagai
ketrampilan yang dapat memperlancar pelaksanannya. Penting bagi anda untuk
mengenal teknik komunikasi terapeutik, yakni:
a. Mendengarkan (Listening)
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara
mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan
nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan
dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan dengan sikap berikut: Pandang
klien ketika sedang bicara, Pertahankan kontak mata yang memancarkan
keinginan untuk mendengarkan, Hindarkan gerakan yang tidak perlu,
Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan
umpan Balik, Condongkan tubuh ke arah lawan bicara
b. Menunjukkan Penerimaan
18	
	
Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju.
Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien.
Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan
kepala seakan tidak percaya. Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan
dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut.
1) Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
2) Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3) Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi
verbal.
4) Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan
keraguan, Atau menghindari untuk mengubah pikiran klien.
5) Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya
mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”.
c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik
yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.
d. Mengulang (restating/repeating)
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien
dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa
perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa
pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
Contoh:
K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”
e. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud
ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak
jelas, atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu
19	
	
mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh, “Coba
jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup
f. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya
memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang
penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan
penting.
Contoh:
Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi,
saya pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?”
Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”
g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan
menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah
pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang
ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil
pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas
tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
Contoh: “Ibu tampak sedih.”
“ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”
h. Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka
menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan
kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat
perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan,
perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
i. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisasi pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan
20	
	
keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan
memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan
kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.
j. Identifikasi tema (theme identification)
Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk
membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada
pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum
melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.
Contoh:
“Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak
dewasa dan semua telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait
masalah ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi
masalah?”
k. Memberikan penghargaan (reward)
Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk
menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban
bagi klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk
mendapatkan pujian.
Contoh:
“Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.”
“Selamat, ya. Semoga Ibu dapat segera sembuh” (reward).
l. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan
orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
Sering kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan
teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.
Contoh: “Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”
m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
21	
	
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk
mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan.
Contoh:
“Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?”
“Apakah yang sedang Ibu pikirkan?”
“Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”
n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat
menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik
ini mengindikasikan bahwa perawat sedang mengikuti apa yang sedang
dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya.
Contoh:
“… lanjutkan Ibu ….”
“… dan kemudian …?
“Ceritakan kepada saya tentang itu ….

More Related Content

What's hot

Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan newPowerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan newmateripptgc
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienPenghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienpjj_kemenkes
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primerasadul usud
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger aris munandar
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatAgustin Malianti
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 
Memotong Kuku Pasien
Memotong Kuku PasienMemotong Kuku Pasien
Memotong Kuku Pasienpjj_kemenkes
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitasRini Ambarwati Rachmadi
 
Konsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasKonsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasAmalia Senja
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxssuserc3081c
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
 

What's hot (20)

Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan newPowerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
 
Ruang lingkup keperawatan
Ruang lingkup  keperawatanRuang lingkup  keperawatan
Ruang lingkup keperawatan
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienPenghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
 
Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwaKeperawatan jiwa
Keperawatan jiwa
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primer
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Memotong Kuku Pasien
Memotong Kuku PasienMemotong Kuku Pasien
Memotong Kuku Pasien
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
Ppni
PpniPpni
Ppni
 
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas
68473878 sejarah-keperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas
 
Konsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasKonsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitas
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
Sp 7 diagnosa
Sp 7 diagnosaSp 7 diagnosa
Sp 7 diagnosa
 

Similar to Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik

Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 :  Konsep Dasar KomunikasiMateri M1KB1 :  Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasippghybrid4
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanDiana Ary
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutikppghybrid4
 
Materi I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBIMateri I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBISPADAIndonesia
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Diana Ary
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1vhyapriscilla
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
teory peplau.docx
teory peplau.docxteory peplau.docx
teory peplau.docxDanCxk
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
M2kb4 asuhan keperawatan dan pelayanan prima
M2kb4   asuhan keperawatan dan pelayanan primaM2kb4   asuhan keperawatan dan pelayanan prima
M2kb4 asuhan keperawatan dan pelayanan primappghybrid4
 
M5 kb2 kesehatan keluarga
M5 kb2 kesehatan keluargaM5 kb2 kesehatan keluarga
M5 kb2 kesehatan keluargappghybrid4
 
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfMemelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfpapahku123
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetikyopie21
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Diana Ary
 

Similar to Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 :  Konsep Dasar KomunikasiMateri M1KB1 :  Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
 
Erniyy punyaa
Erniyy punyaaErniyy punyaa
Erniyy punyaa
 
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruanMakalah etikep kel. 7 pembaruan
Makalah etikep kel. 7 pembaruan
 
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 :  Komunikasi TerapeutikMateri 2 M1KB4 :  Komunikasi Terapeutik
Materi 2 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik
 
Materi I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBIMateri I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBI
 
Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7Makalah etikep kel. 7
Makalah etikep kel. 7
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
teory peplau.docx
teory peplau.docxteory peplau.docx
teory peplau.docx
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
M2kb4 asuhan keperawatan dan pelayanan prima
M2kb4   asuhan keperawatan dan pelayanan primaM2kb4   asuhan keperawatan dan pelayanan prima
M2kb4 asuhan keperawatan dan pelayanan prima
 
M5 kb2 kesehatan keluarga
M5 kb2 kesehatan keluargaM5 kb2 kesehatan keluarga
M5 kb2 kesehatan keluarga
 
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfMemelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetik
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

More from ppghybrid4

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTppghybrid4
 

More from ppghybrid4 (20)

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPT
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDF
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPT
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDF
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDF
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPT
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPT
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDF
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPT
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPT
 
BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Materi 1 M1KB4 : Komunikasi Terapeutik

  • 1. No Kode: DAR2/Profesional/575/014/2019 PENDALAMAN MATERI KEPERAWATAN M1KB4 – KOMUNIKASI TERAPEUTIK Penulis Faqih Ruhyanudin KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2019
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3 A. CAPAIAN PEMBELAJARAN ............................................................................... 4 B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN ....................................................................... 4 C. URAIAN MATERI .................................................................................................. 4 1. Definisi Komunikasi Terapeutik ......................................................................... 5 2. Tujuan Komunikasi terapeutik ........................................................................... 6 3. Prinsip Komunikasi Terapeutik .......................................................................... 6 4. Komunikasi sebagai elemen terapi ................................................................... 11 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Terapeutik ......................... 12 6. Fase-fase hubungan terapeutik ......................................................................... 13 7. Teknik Pelaksanaan Komunikasi terapeutik ................................................... 17 D. RANGKUMAN .......................................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. E. TUGAS ....................................................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. F. TES FORMATIF ....................................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. G. DAFTAR PUSTAKA ............................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. H. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. I. TES SUMATIF .......................................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan. J. KUNCI JAWABAN TES SUMATIF ......... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
  • 3. 3 PENDAHULUAN Komunikasi terapeutik adalah penggunaan komunikasi untuk tujuan menciptakan hasil yang bermanfaat bagi klien. Komunikasi terapeutik: 1) Memiliki tujuan dan diarahkan pada tujuan; 2) Memiliki batas yang jelas; 3) Berfokus pada klien; 4) Tidak menghakimi; dan 5) Menggunakan teknik terpilih yang terencana dengan baik. Terlepas dari jenis interaksi, prinsip dan pedoman komunikasi terapeutik digunakan untuk mengarahkan perawat ketika berhubungan dengan klien. Diskusi tentang prinsip-prinsip dasar untuk membimbing komunikasi terapeutik berikut. Rencanakan wawancara pada waktu dan tempat yang tepat, waktu di mana interaksi terjadi mempengaruhi hasil. Misalnya, tidak bijaksana merencanakan untuk berbicara dengan klien selama jam kunjungan, selama pergantian shift, atau ketika klien terganggu oleh rangsangan lingkungan (mis., Klien yang tinggal di rumah. sedang menonton acara televisi favorit). Dalam situasi seperti itu, perawat mungkin tergesa-gesa atau klien mungkin sibuk. Situasi tidak akan kondusif untuk interaksi yang efektif. Pastikan privasi klien, klien berhak atas kerahasiaan sebagaimana hukum dan kewajiban etis bahwa perawat menghormati kepercayaan klien; ini termasuk kata-kata yang diucapkan dan catatan medis. Tidak ada yang mau membahas masalah pribadi kapan atau di mana orang lain mendengarkan. Privasi bisa diatur dengan menyaring tempat tidur klien, menutup pintu ke kamar, atau ditempat khusus yang tenang untuk berbicara. Tetapkan pedoman untuk interaksi terapeutik. Selama kontak awal dengan klien, perawat harus berbagi informasi tertentu seperti nama dan afiliasi perawat, tujuan interaksi, lama kontak yang diharapkan dengan klien, dan jaminan kerahasiaan. Klien perlu memiliki informasi dasar ini, dan berfungsi sebagai pengantar pengembangan hubungan perawat anak terapeutik.
  • 4. 4 A. CAPAIAN PEMBELAJARAN Menguasai teori dan aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian keperawatan yang mencakup: (1) Komunikasi Keperawatan, (2) Konsep Dasar Keperawatan (anatomi fisiologi, promosi kesehatan, dan pelayanan prima), (3) Kebutuhan Dasar Manusia, (4) Keperawatan Medikal Bedah (ilmu penyakit, penunjang diagnostic, dan kegawatdaruratan), (5), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Keperawatan Jiwa dan Keluarga, Keperawatan Geriatrik dan Komunitas, Keperawatan Maternitas, (6) Ketrampilan Dasar Tindakan Keperawatan termasuk advancy materials yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan pembelajaran Modul 1 Kegiatan belajar 4 (M1KB4) ini diharapkan peserta mampu: mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik yang tepat. C. URAIAN MATERI Salam hangat, selamat berjumpa kembali dalam modul pendalaman materi keperawatan dalam materi konsep dan prinsip dasar komunikasi. Saat ini masuk dalam kegiatan belajar 4 (M1KB4) dengan kegiatan belajar komunikasi terapeutik. Apa kabar Anda sekalian? semoga selalu sehat dan penuh semangat dalam mempelajari kegiatan belajar dalam modul ini. Baiklah Sebelum kita melanjutkan pembahasan, sebagaimana subcapaian pembelajaran pada KB4 ini menyajikan indikator esensial secara narasi tentang komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sehingga peserta didik mampu mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik yang tepat. Adapun pokok-pokok materi yang menjadi bahan kajian adalah kita akan membahas tentang: 1) definisi komunikasi terapeutik, 2) tujuan dan kegunaan, 3) prinsip komunikasi terapeutik, 4) komunikasi sebagai elemen terapi, 5) faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik, 6) fase-fase
  • 5. 5 hubungan terapeutik, dan 7) pelaksanaan komunikasi terapeutik Nah, saudara sekalian. Setelah anda memahami tentang konsep umum komunikasi, baiklah untuk selanjutnya mari kita mengenal tentang komunikasi terapeutik. Kita telah memahami bahwa komunikasi merupakan unsur sangat penting dalam menjalin hubungan antara individu dan kelompok dengan yang lainnya. Komunikasi sangat menentukan keterikatan antar individu yang nantinya berpengaruh terhadap pelayanan dan perhatian seseorang kepada yang lainnya. Hal ini juga terjadi dalam hubungan antara perawat sebagai seorang pemberi asuhan dengan kien sebagai penerima layanan. 1. Definisi Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk memberikan manfaat bagi komunikan. Segala informasi yang ditampilkan atau diekspresikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah komunikan. Jadi dapat dikatakan bahwa Istilah komunikasi terapeutik merujuk pada tujuannya yakni untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari komunikan. Dalam pengertian yang lebih konkrit Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan antara perawat dengan klien yang bertujuan untuk mendorong kesembuhan klien. Apabila komunikasi terapeutik antara perawat-klien dapat terjalin dengan baik, berlangsung dengan hangat dan suasana cair maka akan terbangun hubungan saling percaya yang dinamakan Hubungan terapeutik. Hubugan saling percaya terjadi dimana klien percaya terhadap semua tindakan yang dilakukan perawat dan perawat mempercayai informasi yang disampaikan oleh klien. Hubungan terapeutik perawat-klien merupakan sebuah pengalaman belajar yang saling menguntungkan, pengalaman yang berdasarkan kemanusiaan antara perawat dan klien dengan saling menghargai dan saling menerima perbedaan sosial-budaya antara keduanya. Pada hubungan ini, perawat menggunakan dirinya sendiri dan teknik komunikasi dalam asuhan keperawatan yang diberikannya untuk merubah pola fikir dan perubahan perilaku pada klien
  • 6. 6 2. Tujuan Komunikasi terapeutik Berdasarkan definisi komunikasi tersebut diatas maka Tujuan hubungan terapeutik diarahkan untuk mencapai kesembuhan klien dan beberapa dimensi sebagai berikut: 1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi masalah fisik dan psikisnya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal-hal yang diperlukan 2. Mengurangi keraguan dan membantu klien dalam menentukan pilihan tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya 3. Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas memberi dan menerima dalam hubungan profesional perawat-klien dalam rangka membantu penyelesaian masalah klien. 4. Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang realistis Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan terapeutik perawat-klien. Apabila perawat tidak memperhatikan pengertian komunikasi terapeutik sebagaimana tujuan dari komunikasi tersebut, maka hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa 3. Prinsip Komunikasi Terapeutik Nah saudara sekalian selanjutnya agar hubungan terapeutik dapat terjalin dengan baik maka ada beberapa prinsip harus dipegang dan dijalankan oleh seorang perawat pada saat berkomunikasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Terlepas dari jenis interaksi, prinsip dan pedoman komunikasi terapeutik digunakan untuk mengarahkan perawat ketika berhubungan dengan klien. Adapun prinsip-prinsip dasar untuk membimbing komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut: a. Merencanakan wawancara pada waktu yang tepat. Kerangka waktu di mana interaksi terjadi mempengaruhi hasil.
  • 7. 7 Misalnya, tidak bijaksana merencanakan untuk berbicara dengan klien selama jam kunjungan, selama pergantian shift, atau ketika klien terganggu oleh rangsangan lingkungan (mis., Klien yang tinggal di rumah sedang menonton acara televisi favorit). Dalam situasi seperti itu, perawat mungkin tergesa-gesa atau klien mungkin sibuk. Situasi tidak akan kondusif untuk interaksi yang efektif. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien bebas berkembang tanpa rasa takut .Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi b. Menetapkan pedoman untuk interaksi terapeutik. Selama kontak awal dengan klien, perawat harus berbagi informasi tertentu seperti nama dan afiliasi perawat, tujuan interaksi, lama kontak yang diharapkan dengan klien, dan jaminan kerahasiaan. Klien perlu memiliki informasi dasar ini, dan itu berfungsi sebagai pengantar untuk pengembangan hubungan perawat anak terapeutik. c. Memberikan kenyamanan selama interaksi. Ketidaknyamanan bisa mengganggu. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi; dengan demikian, komunikasi menjadi terganggu. Kebutuhan Kenyamanan Klien: 1) Mengatur suhu lingkungan. 2) Duduk di kursi yang nyaman atau bantu posisi klien dengan nyaman di tempat tidur. 3) Berikan ventilasi ruangan yang memadai. 4) Terapkan intervensi untuk mengurangi rasa sakit. 5) Melakukan tindakan keperawatan untuk melindungi privasi d. Menerima klien apa adanya. Persepsi negatif atau prasangka buruk terhadap klien dapat menghalangi
  • 8. 8 komunikasi. Perawat harus mengesampingkan prasangka pribadi, keingin tahuan, perasaan, dan nilai-nilai lebih menerima perasaan dan perilaku klien, terlepas dari konten yang dinyatakan oleh klien. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. Hubungan perawat-klien tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong dengan kliennya tetapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat e. Mendorong spontanitas. Perawat mengumpulkan lebih banyak data saat klien berbicara dengan bebas. Juga, klien mengalami kelegaan dan kebebasan dari kekhawatiran dengan berbicara tanpa hambatan. Perawat harus menghargai keunikan klien. Tiap individu memiliki karakter dan latar belakang budaya yang berbeda sehingga memerlukan perbedaan cara komunikasi yang berbeda beda dalam memenuhi kebutuhan klien baik fisik maupun mental. f. Fokus pada arahan dan isyarat yang disajikan oleh klien. Mengajukan pertanyaan hanya untuk berbicara atau untuk memuaskan keingintahuan sendiri tidak berkontribusi pada wawancara yang efektif. Interaksi terapeutik melibatkan mendiskusikan masalah, kebutuhan, atau masalah klien. Oleh karena itu, izinkan klien untuk memulai topik yang akan dibahas; kemudian, gunakan teknik untuk fokus pada topik itu. Perhatikan isyarat dan sinyal verbal, paraverbal, dan nonverbal klien, dan fokus pada mereka ketika mereka terjadi. g. Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan. Membiarkan klien berbicara tidak mewawancarai. Interaksi terapeutik terjadi ketika klien diizinkan untuk menyuarakan perasaan tentang peristiwa yang menyusahkan atau situasi antarpribadi. Melakukan hal itu membutuhkan perawat untuk mengidentifikasi area-area yang secara emosional dibebankan
  • 9. 9 dan untuk fokus pada mereka. Perawat harus mampu memahami arti empati dan menggunakannya sebagai tindakan yang terapeutik, dan mampu memahami arti simpati yang bukan sebagai tindakan terapeutik h. Mengendalikan perasaan sendiri selama interaksi. Perasaan perawat mempengaruhi interaksi. Misalnya, perawat yang menjadi cemas dapat mengubah topik pembicaraan atau membuat komentar yang menyelesaikan sesi. Perawat harus melakukan upaya sadar untuk mencegah perasaan pribadi menghalangi kemajuan klien. Mengidentifikasi perasaan dan perilaku seseorang dan mengenali cara mereka memengaruhi klien mengarah pada komunikasi yang lebih baik. Perawat harus mampu mengontrol perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan emosional seperti perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan, maupun frustasi i. Memiliki sifat altruisme yang berarti menolong atau membantu permasalahan klien tanpa mengharapkan imbalan apapun dari klien. Selain berpegang pada prinsip-prinsip komuikasi perawat harus memegang teguh pada tiga hal mendasar yang memberi ciri komunikasi terapeutik. Dalam berkomunikasi dengan klien, mulai awal sampai akhir hubungan, perawat harus menunjukkan sikap (kehadiran) secara psikologis dengan cara mempertahankan sikap: 1. Ikhlas (genuiness). perawat menyatakan dan menunjukkan sikap keterbukaan, jujur, tulus, dan berperan aktif dalam berhubungan dengan klien. Perawat merespons tidak dibuat-buat dan mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya secara spontan 2. Empati. Merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu suatu. Rasa empati adalah sikap dimana seorang perawat ikut merasa sebagaimana yang dirasakan dan
  • 10. 10 dipikirkan oleh klien. Perawat memposisikan diri jika seandainya berada pada situasi dan kondisi klien sekarang. Dengan sikap ini hubungan antara perawat-klien tidak ada jarak ataupun sekat. Pada praktiknya, berempati adalah turut merasakan apa yang dirasakan orang yang sedang mengalaminya akan tetapi tidak terlibat pada aspek psikologis. Sehingga, ketika seseorang sedang berempati saat berkomunikasi tidak hanya mampu berkata-kata atau berbicara dengan lembut, namun juga mampu memahami perasaan dan sikap mereka. Sebagai contoh sika empati misalnya adalah kita dapat menungguinya saat dia mengungkapkan perasaan sedihnya tanpa harus ikut menamgis karena cerita sedihnya, berikan tisu atau sapu tangan untuk mengusap air matanya, memegang tangannya (tentu dengan seijinnya) atau anda memberinya waktu untuk tidak bercerita sampai dia sanggup untuk memulainya. Pada dasarnya bahwa empati yang tepat akan melibatkan kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun cara verbal yang tepat untuk mengungkapkan apa yang dipahaminya 3. Kehangatan. Perawat menciptakan suasana komunikasi yang hangat dan tidak kaku dengan menempatkan diri berkedudukan sejajar dengan klien. Penampilan perawat yang tenang, tidak terburu-buru, suara yang meyakinkan, sentuhan yang halus menunjukkan rasa belas kasih. Suasana yang hangat dan tanpa ancaman menunjukkan rasa penerimaan perawat terhadap klien. Kehangatan merupakan kelengkapan yang sangat penting dalam psikoterapi. Kehangatan seorang terapis, sepanjang diikuti dengan empati dan kewajaran, maka akan mendukung keterbukaan klien, yang penuh kedekatan di luar dan di dalam proses terapi. Sentuhan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kehangatan. Mulai dari mengelus pundak sampai memberikan pelukan dengan kedua tangan menunjukkan kehangatan. Kelembutan tangan kita saat kita mengusap/ memegang tangan merupakan ekspresi kehangatan, caring dan kenyamanan. Contoh sifat hangat ditunjukan dengan kenyamanan kontak mata, pupil dilatasi, tatapan mata menetap tidak bergerak-gerak kesana
  • 11. 11 kemari. Mulut tidak kaku dan dikerutkan, menarik bibir simetris dengan senyum yang tidak dipaksakan, dagu rileks dan mudah digerakkan, tidak sambil mengepalkan tinju. 4. Komunikasi sebagai elemen terapi Ketahuilah bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat dapat memberikan efek terapi sebagai penyembuh. Komunikasi sebagai elemen terapi mempunyai makna bahwa komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah mempunyai tujuan terapi atau memberikan efek penyembuhan buat klien. Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat. Dengan komunikasi (verbal ataupun nonverbal), perawat dapat memberikan kesembuhan buat klien. Senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi perilaku klien untuk berbuat lebih baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Dalam upaya membangun hubungan terapeutik juga memerlukan sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan secara fisik oleh seorang perawat kepada klien. Sikap yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan klien adalah: 4. Posisi berhadapan. Ketika berkomunikasi dan memberikan informasi maka perawat harus menghadapkan wajahnya kearah klien dan memperhatikannya dengan posisi berhadap-hadapan, tidak membelakanginya atau membuang muka. Ini menunjukkan kesan bahwa perawat siap dan percaya diri untuk membantu klien. 5. Mempertahankan kontak mata, yakni menatap mata klien saat berkomunikasi. Kontak mata pada tngkat yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. 6. Membungkuk ke arah klien, sebagai bentuk penghormatan dan menunjukkan sikap keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu. 7. Memperlihatkan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan. Mendengarkan pembicaraan klien dengan sabar dan antusias, namun tetap
  • 12. 12 rendah hati. 8. Rileks dengan tetap mengendalikan keseimbangan emosi meskipun dalam situasi kurang menyenangkan 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Terapeutik Pesan atau informasi yang disampaikan dalam suatu komunikasi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh klien ataupun gagal diterima dapat sangat dipengaruhi oleh perawat sebagai komunikator dan juga klien sebagai komunikan. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: 9. Pendidikan dan Pengetahuan, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan (perawat-klien) yang diperoleh dari proses belajar maka kemungkinan semakin terampil dan mudah memberi dan menerima informasi. 10. Lama bekerja, semakin lama bekerja memungkinkan akan semakin banyak pengalaman dalam berkomunkasi. 11. Kondisi fisik, yang timbul dari perubahan struktur anatomi, fungsi atau proses organ yang terlibat dalam berkomunikasi, seperti kerusakan pada lidah atau laring (kotak suara), atau saraf yang memasoknya 12. Keadaan psikologis seperti ketakutan, kecemasan dan stres hospitalisasi 13. Sosiokultural termasuk bahasa, kosa kata, jargon dan gestikulasi 14. Lingkungan, situasi dan suasana, misalnya penerangan yang buruk, kebisingan atau gangguan membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karenanya sebelum proses komunikasi dilaksanakan maka lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa agar lingkungan tenang dan nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula 15. Politik-ekonomi, misalnya jenis pekerjaan, lingkungan tempat tinggal 16. Kejelasan pesan, kejelasan pesan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan
  • 13. 13 6. Fase-fase hubungan terapeutik Komunikasi dapat berlangsung dengan baik sehingga terbina hubungan saling percaya perawat-klien diperlukan tahapan tahapan, yakni: a. Prainteraksi (persiapan) Fase prainteraksi merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini, perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri. Prainteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien. Perawat mengumpulkan data tentang klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri dan membuat rencana pertemuan dengan klien. Contoh pertanyaan perawat kepada diri sendiri sebagai berikut. a. Apa yang akan saya tanyakan saat bertemu nanti? b. Bagaimana respons saya selanjutnya? c. Adakah pengalaman interaksi yang tidak menyenangkan? d. Bagaimana tingkat kecemasan saya? b. Fase Orientasi atau Perkenalan Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau kontak dengan klien. Fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Fase ini dimulai ketika perawat dengan klien bertemu untuk pertama kalinya. Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien. Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka kepada klien, ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya. Tahap orientasi ini bertujuan untuk memvalidasi keakuratan data yang sudah didapatkan perawat saat fase prainteraksi dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan saat ini. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien meminta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.
  • 14. 14 Pada fase ini, perawat dapat a. Memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Hubungan saling percaya merupaka kunci dari keberhasilan hubungan terapeutik. Kegiatan ini mengindikasi kesiapan perawat untuk membantu klien. Pada fase ini perawat harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas menerima klien apada adanya, menepati janji, dan menghargai klien. b. Memperjelas dan mengklarifikasi keluhan, masalah, atau kebutuhan klien dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien. Pada tahap ini juga peraat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya dengan memberikan pertanyaan terbuka sehingga perawat dapat mengidentifikasi masalah klien. Serta yang penting perlu ditekankan adalah bahwa perawat hanya membantu, sedangkan kekuatan dan keinginan utuk berubah ada pada diri kien sendiri. c. Merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan, dan lama pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan mengakhir hubungan sementara Kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase orientasi ini sebagai berikut: 1) Memberikan salam terapeutik Contoh: “Assalamualaikum, selamat pagi, Ibu/Bapak saya dengan perawat Asih yang dinas shift pagi ini siap membantu. Apakah benar ini dengan Ibu/Bapak A”. dan sebagainya. 2) Evaluasi dan validasi perasaan klien Contoh: “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah tadi malam bisa beristirahat?, Ibu tampak segar hari ini”. 3) Melakukan kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh perawat pada tahap ini adalah: 1) Memberi salam 2) Memperkenalkan diri perawat 3) Menanyakan nama klien
  • 15. 15 4) Menyepakati pertemuan (kontrak) 5) Menghadapi kontrak 6) Memulai percakapan awal 7) Menyepakati masalah klien 8) Mengakhiri perkenalan Contoh komunikasi pada orientasi: - “Tujuan saya datang ke sini adalah membantu Ibu menemukan masalah yang membuat Ibu selalu merasa tidak nyaman selama ini”, “Menurut Ibu, berapa lama waktu yang akan kita butuhkan untuk tujuan ini? Bagaimana kalau 15 menit?”, “Untuk tempat di dalam ruang ini saja atau di taman belakang?” c. Fase Kerja Tahap kerja ini adalah merupakan tahapan inti dalam keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Pada tahap ini perawat da klien bersama- sama untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Pada fase kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara baik, melakukan kegiatan sesuai rencana. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama, tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien. Pada fase ini, perawat menggunakan teknik- teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak). Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Perawat membantu mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang dipilih. Tugas utama perawat pada tahap kerja, adalah: a. Mengeksplorasi stressor yang sesuai dan relevan
  • 16. 16 b. Mendorong perkembangan insight klien dan penggunaan mekanisme koping konstruktif c. Menangani tingkah laku yang dipertahankan oleh klien / resistance Contoh kmunikasi fase kerja: - “Saya akan memasukkan jarum infus ini ke pembuluh darah di tangan ibu”, “Ibu akan merasakan sakit sedikit dan tidak perlu khawatir”. d. Fase Terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien. Terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat- klien dan akan bertemu kembali pada waktu yang telah ditentukan b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara menyeluruh. Proses terminasi perawat-klien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga apabila faseini tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan kecemasan dapat terjadi pada klien. Tugas perawat pada terminasi adalah: a. Mengevevalusi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan, baik evaluasi objektif mupun subjektif. Evaluasi objektif dengan melihat dan mengobservasi hasil tindakan yang dilakukan perawat misal setelah memasang infus bagaimana hasilnya, ketepatannya, kelancaran alirannya, dan lain sebagainya. Evaluasi subjektif dengan menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi, setelah dilakukan tindakan keperawatan, dan lain
  • 17. 17 sebagainya b. Menyepakati tindak lanjut dari interaksi hari ini dan juga membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya termasuk tempat, waktu, dan tujuan interaksi. Contoh komunikasi dalam fase terminasi ini sebagai berikut. a. Evaluasi subjektif dan objektif − “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita diskusi tentang masalah yang Ibu hadapi?” − “Coba sebutkan masalah yang Ibu hadapi terkait dengan keluarga Ibu! b. Rencana tindak lanjut - ”Baik, Ibu, saya cukupkan pertemuan kita hari ini, tidak terasa bahwa waktu kita sudah berlangsung 15 menit. Rencana selanjutnya setelah ini adalah menemukan alternatif penyelesaian masalah yang Ibu hadapi dan pengambilan keputusan untuk solusi”. c. Kontrak yang akan datang: - “Terkait dengan rencana tersebut, saya akan datang lagi besok hari Selasa pukul 09.00, saya akan datang di tempat ini lagi. Selamat istirahat dan assalamualaikum, selamat siang.” - 7. Teknik Pelaksanaan Komunikasi terapeutik Pada saat melakukan komunikasi terapeutik, maka dibutuhkan berbagai ketrampilan yang dapat memperlancar pelaksanannya. Penting bagi anda untuk mengenal teknik komunikasi terapeutik, yakni: a. Mendengarkan (Listening) Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan dengan sikap berikut: Pandang klien ketika sedang bicara, Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan, Hindarkan gerakan yang tidak perlu, Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan Balik, Condongkan tubuh ke arah lawan bicara b. Menunjukkan Penerimaan
  • 18. 18 Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut. 1) Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan. 2) Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian. 3) Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal. 4) Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, Atau menghindari untuk mengubah pikiran klien. 5) Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”. c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. d. Mengulang (restating/repeating) Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Contoh: K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.” P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?” e. Klarifikasi (clarification) Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu
  • 19. 19 mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup f. Memfokuskan (focusing) Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting. Contoh: Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?” Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.” g. Merefleksikan (reflecting/feedback) Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: “Ibu tampak sedih.” “ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….” h. Memberi informasi (informing) Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan, perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan. i. Diam (silence) Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan
  • 20. 20 keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara. j. Identifikasi tema (theme identification) Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh: “Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi masalah?” k. Memberikan penghargaan (reward) Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian. Contoh: “Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.” “Selamat, ya. Semoga Ibu dapat segera sembuh” (reward). l. Menawarkan diri Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih. Contoh: “Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.” m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
  • 21. 21 Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan. Contoh: “Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” “Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?” n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Contoh: “… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada saya tentang itu ….