Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pendidikan, meliputi konsep dasar inovasi pendidikan, tujuan dilakukannya inovasi pendidikan, masalah-masalah yang menuntut diadakannya inovasi pendidikan, contoh inovasi dalam bidang pendidikan, dan proses inovasi pendidikan.
2. REFERENSI
Alex Inkels and David H. Smith (1974), Becoming Modern, Individual
Change in six Development Countries. Massachusett:Harvard Universuty
Press Camridge
Boettcher Judith V. (1999), Faculty Guide for Moving Teaching and
Learning to the Web. USA:Leage for Innovation in the Community College
Departemen Pendidikan Nasional. (2002), Pedoman Umum Pelaksanaan
Pendidikan Berbasis Keterampilan Hidup (Life Skill) Melalui Pendidikan
Broad Based Education Dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.
Jakarta: Ditjen PLS dan Pemuda.
Everett M. Rogers (1983). Diffusion of Inovation. New York: The Free Press
A division of Macmillan Publishing Co.Inc.
Heinich Robert, (1996), Instructional Media and Technologies for Learning.
New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Matthew B. Milles (1964). Innovation in Education, Bureu of Publication
Teachers College. Columbia University New York.
Roger M & Shoemaker F. Floyd (1971), Communication of Inovation. New
York: The Free Press A Divison of Macmillan Publishing Co.Inc.
Udin S. Saud. (2010). Inovasi Pendidikan, Alfabeta Bandung.
3. KONSEP DASAR INOVASI
PENDIDIKAN
Inovasi (Innovation ) : Segala hal yang baru
atau pembaharuan.
- Kadang dipakai untuk menyatakan
penemuan (discovery dan Invention)
Perbedaan :
Discovery mempunyai makna penemuan
sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah
ada sebelumnya, tetapi belum diketahui.
Invensi adalah penemuan yang benar-benar
baru sebagai hasil kegiatan manusia
4. DEFINISI INOVASI
Suatu ide, barang, kejadian, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat), baik
berupa hasil invention maupun
discovery.
Inovasi diadakan untuk memecahkan
suatu masalah tertentu.
5. Inovasi Menurut Para Pakar
An innovation is an idea for accomplishing some
recognition social and in a new way or for a means of
accomplishing some social (Donald P. Ely;1982)
An Innovation is any idea, practice, or mate artifact
perceived to be new by relevant unit of adopt. The
innovation is the change object. (Zaltman, Duncan;
1977:12)
Innovation is the creative selection, organization, and
utilization of human and material resources in new
and unique ways which will result in the attainment of
higher level of achievement for the defined goals and
objectives (Huberma; 1973:5)
6. TUJUAN INOVASI
Meningkatkan kualitas
Menciptakan pasar baru
Memperluas jangkauan produk
Mengurangi biaya tenaga kerja
Meningkatkan proses produksi
Mengurangi bahan baku
Mengurangi kerusakan lingkungan
Mengganti produk atau pelayanan
Mengurangi konsumsi energi
Menyesuaikan diri dengan undang-undang
7. INOVASI PENDIDIKAN
Suatu perubahan yang baru dan
kualitatif berbeda dari hal (yang
sebelumnya), serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan.
8. “Baru” : Apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin
bukan baru lagi bagi orang lain.
“Kualitatif” : Memungkinkan adanya reorganisasi atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan.
“Hal”: Meliputi semua komponen dan aspek dalam sub
sistem pendidikan.
“Kesengajaan”: Merupakan unsur perkembangan baru
dalam pemikiran pendidik dewasa ini.
“Meningkatkan kemampuan”: Tujuan utama inovasi
adalah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan
sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
“Tujuan”: Harus dirinci secara jelas tentang sasaran dan
hasil-hasil yang ingin dicapai dan dapat diukur untuk
mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan
sebelum inovasi dilaksanakan.
9. TUJUAN DI LAKUKANNYA INOVASI
PENDIDIKAN
Untuk meningkatkan efesiensi,
relevansi, kualitas dan efektivitas
pendidikan.
10. MASALAH-MASALAH YANG
MENUNUTUT DIADAKANNYA
INOVASI PENDIDIKAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat
Melonjaknya aspirasi masyarakat
Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun.
11. Jadi…..
Inovasi di bidang pendidikan
merupakan segala usaha
mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang
lebih baik dalam bidang pendidikan.
12. Contoh Inovasi Dalam Bidang
Pendidikan
Pembinaan personalia : peningkatan mutu guru, sistem
kenaikan pangkat, dsb.
Fasilitas fisik : perubahan bentuk tempat duduk, perubahan
pengaturan dinding ruangan, media belajar, dsb.
Penggunaan waktu : penggunaan waktu belajar (semester,
cawu, fleksibilitas pemilihan jadual pelajaran bagi
mahasiswa), dsb.
Perumusan tujuan : perubahan tujuan tiap jenis sekolah
(penetapan tujuan disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan tantangan kehidupan), dsb.
Prosedur : penggunaan kurikulum baru, cara membuat
persiapan mengajar, pengajaran individual/kelompok, dsb.
15. Karakteristik Inovasi Pendidikan
(yang mempengaruhi cepat / lambatnya penerimaan
inovasi)
Keuntungan relatif : sejauhmana inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya.
Kompatibel : tingkat kesesuian inovasi dengan nilai,
pengalaman masa lalu, dan kebutuhan dari penerima.
Kompleksitas : tingkat kesukaran untuk memahami
dan menggunakan inovasi bagi penerima.
Trialabilitas : dapat dicoba atau tidaknya suatu
inovasi oleh penerima.
Dapat diamati : mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi.
16. Atribut Inovasi (Zaltman, 1973:32-
52)
Pembiayaan
Balik modal
Efisiensi
Resiko dan ketidakpastian
Mudah dikomunikasikan
Kompatibilitas
Kompleksitas
Status Ilmiah
Kadar keaslian
Dapat dilihat kemanfaatannya
Keterlibatan sasaran perubahan
Hubungan interpersonal
Kepentingan umum atau pribadi
Penyuluh Inovasi
cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan
pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya, karena
pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai
dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi)
inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai
masalah/hambatan.inovasi akan cepat diterima jika mengandung
resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasiInovasi akan cepat diterima bila isinya mudah
dikomunikasikan dan mudah diterima kliencepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuainnya dengan nilai-nilai (value) warga
masyarakatinovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima
akan cepat tersebar dengan cepat
Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses
penyebarannya
warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila
dirasakan itu hal yang baru bagi mereka
suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati
akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan
sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan
lama diterima oleh masyarakat
inovasi dapat mudah diterima apabila
waraga masyarakat dikutsertakan dalam setiap
proses yang dijalani
jika hubungan interpersonal baik, dapat
mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi
Inovasi yang bermanfaat untuk kepentingan
umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi
yang ditujukan pada kepentingan sekelompok
orang saja
Untuk melancarkan hubungan dalam usaha mengenalkan suatu
inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau menerima
inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi
penyuluh inovasi
17. Strategy Inovasi
Salah satu faktor yang ikut
menentukan efektivitas pelaksanaan
program perubahan sosial adalah
ketepatan penggunaan strategi,
tetapi memilih strategi yang tepat
bukan pekerjaan yang mudah
19. Difusi Inovasi
Merupakan proses komunikasi inovasi
antara warga masyarakat (anggota
sistem sosial), dengan menggunakan
saluran tertentu dan dalam waktu
tertentu.
Difusi dapat merupakan salah satu tipe
komunikasi yakni komunikasi yang
mempunyai ciri pokok, pesan yang
dikomunikasikan adalah hal yang baru.
Difusi inovasi terjadi secara spontan
20. Elemen Pokok Difusi Inovasi
Inovasi
Komunikasi dengan saluran tertentu
Waktu
21. Diseminasi Inovasi
Diseminasi adalah proses
penyebaran inovasi yang
direncanakan, diarahkan, dikelola.
Diseminasi terjadi dengan
perencanaan.
22. 5 tahapan Proses Keputusan Inovasi
Tahap pengetahuan : menyadari adanya suatu
inovasi dan ingin tahu inovasi tersebut (membuka
diri)
Tahap bujukan : sikap menyenangi atau tidak
terhadap inovasi
Tahap keputusan : melakukan kegiatan yang
mengarah untuk menetapkan, menerima atau
menolak inovasi
Tahap implementasi : seseorang menerapkan
inovasi
Tahap konfirmasi : seseorang mencari penguatan
terhadap keputusan yang telah diambilnya
23.
24. PROSES INOVASI
PENDIDIKAN
Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
individu atau organisasi, mulai sadar tahu
adanya inovasi sampai menerapkan
(implementasi) inovasi pendidikan.
Proses mengandung arti bahwa aktivitas
itu dilakukan dengan memakan waktu dan
setiap saat tentu terjadi perubahan,
sampai proses itu dinyatakan berakhir.
25. Siklus Proses Inovasi Pendidikan
Idea Creation
Discovering a potential new
product or way to modify an
existing one
Initial Experimentation
Sharing the idea with others &
testing it in prototype form
Final Application
Commercializing the product for
sale to customers or client
Feasibility Determination
Testing the practicality &
financial viability at the new
product
Internal
Organization
Sensitivity
27. INOVASI MANAJEMEN
INOVASI DALAM SISTEM
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
DIJALANKAN DENGAN BAIK (POAC)
MAKRO
28. MIKRO/SEKOLAH
INOVASI DALAM KERANGKA
PENGELOLAAN SEKOLAH
BIDANG GARAPAN DALAM SEKOLAH
(KURIKULUM, SISWA, BIAYA,
FASILITAS, TENAGA, HUSEMAS)
29. INOVASI ORGANISASI
INOVASI DALAM TATA KELOLA
SECARA KELEMBAGAAN
RAMPING STRUKTUR KAYA FUNGSI
PENGEMBANGAN SETIAP FUNGSI
YANG ADA DALAM STRUKTUR
SECARA SKEMATIK
30.
31. Perubahan2:
- sikap dan persepsi,
- penguasaan dan pengintegrasian pengetahuan,
- perluasan dan penghalusan pengetahuan,
- penggunaan pengetahuan secara bermakna,
- kebiasaan-kebiasaan berpikir & berbuat produktif
33. penataan kembali beban, wewenang, tanggung jawab;
- dalam pengajaran atau implementasi kurikulum,
- supervisi,
- tatalaksana kantor,
- pelayanan lainnya
34. -rekayasa alat dan media pembelajaran,
-penataan kembali sarana-prasarana sekolah,
-rekayasa prosedur, metode, teknik kerja
35. KEGAGALAN INOVASI
(1) kepemimpinan yang buruk
(2) organisasi yang buruk
(3) komunikasi yang buruk
(4) pemberdayaan pekerja yang buruk
(5) pengetahuan manajemen yang buruk
Penyebab umum gagalnya suatu proses inovasi
pendidikan, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu:
(1) definisi tujuan yang buruk
(2) buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai
tujuan
(3) buruknya partisipasi anggota tim
(4) buruknya pengawasan produk
(5) buruknya komunikasi dan akses informasi
39. • Inovasi harus berlangsung di sekolah guna
memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik
siswa
• Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah
adalah guru
• Oleh karena itu guru harus mampu menjadi
seorang yang inovatif guna menemukan strategi
atau metode yang efektif untuk mendidik
• Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada
dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di
kelas
• Kunci utama yang harus dipegang guru adalah
bahwa setiap proses atau produk inovatif yang
dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu
kepada kepentingan siswa
40. What Is The School?
A place for
better learning
Or
Better place for
learning
-Tenaga khusus lebih disiapkan
- Program/Kurikulum lebih ditata
- Fasilitas diadakan lebih cocok
- Pembelajaran dirancang lbh sesuai
Pokoknya seluruh sumberdaya
Digerakkan dng sebaik-baiknya.
41. Skematik Inovasi di Sekolah
Sekolah
Bidang Garapan:
Kurikulum
Biaya
Fasilitas
Tenaga
Siswa
Humas
Kepentingan
Siswa Tumbuh dan
Berkembang
melalui
proses belajar
Guru/Inovasi Proses
Transformasi
Strategi,
Metode, Media,
dll
42. penerapan inovasi pada suatu
sekolah
Buatlah rumusan yang jelas tentang
inovasi yang akan diterapkan
Gunakan metode atau cara yang
memberi kesempatan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam
usaha merubah pribadi maupun
sekolah.
43. lanjutan
Gunakan berbagai macam alternatif
pilihan (option) untuk mempermudah
penerapan inovasi.
Gunakan data atau informasi yang
sudah ada untuk bahan
pertimbangan dalam menyusun
perencanaan dan penerapan inovasi.
44. lanjutan
Gunakan tambahan data untuk
mempermudah fasilitas terjadinya
penerapan inovasi.
Gunakan kemanfaatan dari
pengalaman sekolah atau lembaga
yang lain.
Berbuatlah secara positif untuk
mendapatkan kepercayaan
45. lanjutan
Menerima tanggungjawab pribadi.
Usahakan adanya pengorganisasian
kegiatan yang memungkinkan
terjadinya kepemimpinan yang efektif
Mencari jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar tentang inovasi di
sekolah
46. TUGAS LATIHAN
Model Rancangan Inovasi Integratif individual
- identifikasi masalah-masalah krusial
- tetapkan prioritas solusi
- perumusan peta materi ubah
- penjabaran unsur-unsur operasional
Pilih Kasus Sekolah kelompok
- perubahan guru, organisasi, pekerjaan,
pemanfaatan fasilitas pembelajaran
49. RASIONAL
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan dampak positif terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran di berbagai satuan
pendidikan, antara lain mendorong dan mengilhami
lahirnya inovasi dalam pengembangan model-model
pembelajaran yang efektif
Pengembangan inovasi pembelajaran melalui
penerapan berbagai inovasi model-model
pembelajaran yang diadopsi dari pembelajaran
reguler diharapkan memberikan dampak positif pada
peningkatan kualitas belajar peserta didik
50. KONSEP DASAR
Pembelajaran adalah proses interaksi dan
komunikasi yang sistematis antara peserta didik
dengan guru/sumber belajar untuk memfasilitasi
proses belajar peserta didik dengan
menggunakan waktu, materi, dan tempat tertentu
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar
yang disepakati/ditetapkan
Inovasi pembelajaran merupakan suatu proses
pembaharuan terhadap aktivitas pembelajaran
konvensional melalui pengembangan pola-pola
kegiatan maupun pengadopsian teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan, sehingga aktivitas
pembelajaran menjadi lebih atraktif dan
menyenangkan peserta didik
52. PEMBELAJARAN
KUANTUM
Merupakan bentuk inovasi penggubahan bermacam-
macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen
belajar
Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan
partisipasi siswa, melalui penggubahan keadaan,
meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan
daya ingat, meningkatkan rasa kebersamaan,
meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan
perilaku
Pola dasar utama yang digunakan:
1. percepatan proses belajar melalui usaha sengaja
untuk mengikis hambatan-hambatan belajar
tradisional
2. fasilitasi belajar yang dapat mempermudah terjadinya
proses belajar pesera didik
53. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KUANTUM
Segalanya berbicara (seluruh lingkungan kelas hendaknya
dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat
diterima siswa)
Segalanya bertujuan (semua pengubahan pembelajaran harus
mempunyai tujuan)
Pengalaman sebelum pemberian nama (sebelum siswa belajar
memberi nama seperti mendefinisikan, membedakan,
mengkatagorikan sesuatu, hendaknya telah memiliki
pengalaman informasi)
Mengakui setiap usaha (semua usaha belajar siswa, harus
memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya)
Merayakan keberhasilan (setiap usaha belajar siswa dalam
pembelajaran pantas dirayakan)
54. STRATEGI PEMBELAJARAN KUANTUM
(TANDUR)
Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang
cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa termotivasi
untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku
(AMBAK).
Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa
untuk mencoba.
Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus,
strategi dan metode lainnya.
Demonstrasikan, sediakan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan kemampuannya.
Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang
telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan
langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan,
kami bisa bahwa kami memang bisa.
Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang
proporsional
55. Kunci Keberhasilan Model
Pembelajaran Kuantum
Optimalkan minat pada diri peserta
didik
Bertanggung jawab pada diri,
sehingga peserta didik akan memulai
mengupayakan segalanya terlaksana
Hargailah segala tugas yang telah
diselesaikan peserta didik secara
proporsional
56. PEMBELAJARAN BERBASIS
KOMPETENSI
Kompetensi merupakan seperangkat
kemampuan dasar yang dapat dilakukan
oleh para siswa pada tahap pengetahuan,
keterampilan, dan bersikap.
Kemampuan dasar ini akan dijadikan
sebagai landasan melakukan proses
pembelajaran dan penilaian siswa.
Kompetensi merupakan target, sasaran,
standar bahwa menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa penekanannya
pada tercapai sasaran atau tujuan
pembelajaran (instruksional).
57. Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi
lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah
struktur kognitif siswa.
Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus
dipelajari, ada tipe pengetahuan fisis, sosial dan logika
(Bruce Weil, l980).
Pembelajaran dalam konteks kompetensi harus
melibatkan peran lingkungan sosial.
Pembelajaran kompetensi diarahkan agar siswa mampu
mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam
kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki, meliputi : kompetensi
akademik, kompetensi okupasional, kompetensi kultural,
dan kompetensi temporal.
58. Perbedaan Karakteristik Pembelajaran Kompetensi dengan
Bukan Kompetensi
Karakteristik Pembelajaran Kompetensi Pembelajaran Bukan Kompetensi
Apa yang dipelajari Kompetensi yang menunjukkan sasaran-sasaran
belajar yang sudah dirumuskan secara
spesifik, yang memenuhi standar sesuai
dengan tuntutan lapangan
Bahan ajar berupa materi pengetahuan, konsep,
prinsip, prosedur yang dimuat dalam buku,
handout atau silabus
Proses pembelajaran Program pembelajaran yang disusun secara
seksama, berpusat pada siswa, memuat
pengalaman belajar, media dan bahan yang
diarahkan pada penguasaan kompetensi.
Program pembelajaran dirancang untuk
melayani kebutuhan, minat dan kemampuan
peserta didik. Umpan balik digunakan untuk
memberikan perbaikan belajar
Menggunakan pendekatan dan metode
pembelajaran yang bersifat ekspositori seperti
ceramah, diskusi dan demonstrasi. Anak didik
kurang dapat mengatur caea dan kecepatan
belajar sendiri. Umpan balikpun jarang
diberikan.
Waktu Belajar Disediakan waktu yang cukup untuk menguasai
kompetensi, sebelum pindah mempelajari
kompetensi berikutnya.
Sekelompok siswa dalam periode waktu yang sama
mempelajari unit / topik pembelajaran
tertentu. Kelompok tersebut dapat pindah ke
unit/topik berikut setelah waktu yang
disediakan habis.
Kemajuan Individu Tiap siswa dituntut menguasai setiap formasi atau
tugas sesuai dengan standar lapangan,
sebelum dapat menyicil untuk menyelesaikan
fermansi/tugas tersebut.
Penguasaan didasarkan atas hasil ujian tertulis,
tingkat penguasaan menggunakan acuan
norma. Peserta diperbolehkan pindah ke bahan
berikutnya walaupun tingkat penguasaannya
masih minimal.
Makna
pembelajaran
Mempersiapkan anak didik memiliki daya antisipasi
dan aklimasi dalam menghadapi kehidupan
yang penuh tantangan, persaingan, dan
kompleksitas di era globalisasi.
Mempersiapkan anak didik agar memiliki
kecerdasan, sikap dan kepatuhan dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan dan hidup
berkelayakan
59. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Kompetensi
Pembelajaran tematik (Thematic Teaching)
merupakan suatu strategi pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaran
yang relevan dan berkaitan untuk
memberikan pengalaman yang bermakna
kepada siswa
Pembelajaran
bermakna(MeaningfulTeaching)
merupakan kegiatan pembelajaran yang
menitikberatkan pada kegunaan pengalaman
belajar bagi kehidupan nyata siswa
60. PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka, melalui:
1. Proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya
proses belajar berorieantasikan pada proses pengalaman
secara langsung
2. Mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,
3. Mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan
61. Karakteristik Dasar Pelaksanaan
Pembelajaran Kontekstual
Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak
terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang
utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh
dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara
deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari
secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh
bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya
dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang
pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
Memperaktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat
diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan
perilaku siswa.
Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan
penyempurnaan strategi.
62. Prinsip Dasar Pelaksanaan
Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, peserta didik dipandang sebagai
individu yang berkembang. Anak bukanlah orang dewasa kecil, melainkan
mahluk organik yang sedang berada pada tahap-tahap perkembangan.
Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan
dan pengalaman mereka.
Dengan demikian peran guru tidak lagi sebagai instruktur atau pelatih
yang memaksakan kehendak, melainkan sebagai pembimbing dan
fasilitator peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya, sehingga
1. menekankan pada aktivitas peserta didik secara penuh, baik fisik
maupun mental.
2. CTL memandang bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal,
mengingat fakta-fakta, mendemonstrasikan latihan secara berulang-
ulang, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Dalam pembelajaran CTL, belajar di alam terbuka merupakan tempat
untuk memperoleh informasi sehingga menguji data hasil temuannya
dari lapangan tadi baru dikaji di kelas.
4. Peserta didik didorong untuk menemukan sendiri materi pelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya, bukan hasil pemberian
apalagi dibatasi oleh guru.
63. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Adanya Saling Ketergantungan dalam
proses belajar peserta didik
(interdependence)
Menghargai Perbedaan Pola Belajar
Peserta didik (differentiation)
Mendorong Pengorganisasian Belajar
yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik (self organization).
64. Perbedaan Pembelajaran Kontektual dengan
Pembelajaran Konvensional
Konteks Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Konvensional
Hakikat Belajar Konten pembelajaran selalu dikaitkan
dengan kehidupan nyata yang
diperoleh sehari-hari pada
lingkungannya
Isi pelajaran terdiri dari konsep dan teori
yang abstrak tanpa pertimbangan
manfaat bagi siswa
Model Pembelajaran Siswa belajar melalui kegiatan kelompok
seperti kerja kelompok, berdiskusi,
praktikum kelompok, saling
bertukar fikiran, memberi dan
menerima informasi
Siswa melakukan kegiatan pembelajaran
bersifat individual dan komunikasi
satu arah, kegiatan dominan
mencatat, menghafal, menerima
instruksi guru
Kegiatan Pembelajaran Siswa ditempatkan sebagai subjek
pembelajaran dan berusaha
menggali dan menemukan sendiri
materi pelajaran
Siswa ditempatkan sebagai objek
pembelajaran yang lebih berperan
sebagai penerima informasi yang
pasif dan kaku
Kebermaknaan Belajar Mengutamakan kemampuan yang
didasarkan pada pengalaman yang
diperoleh siswa dari kehidupan
nyata
Kemampuan yang didapat siswa
berdasarkan pada latihan-latihan
dan dril yang terus menerus
Tindakan dan Perilaku Siswa Menumbuhkan kesadaran diri pada anak
didik karena menyadari perilaku itu
merugikan dan tidak memberikan
manfaat bagi dirinya dan
masyarakat
Tindakan dan perilaku individu
didasarkan oleh faktor luar dirinya,
tidak melakukan sesuatu karena
takut sangsi, kalaupun melakukan
sekedar memperoleh nilai/ganjaran
Tujuan Hasil Belajar Pengetahuan yang dimiliki bersifat
tentatif karena tujuan akkhir belajar
kepuasan diri
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pembelajaran bersifat final dan
absolut karena bertujuan utk nilai
65. Asas-Asas Penerapan
Pembelajaran Kontekstual
• Konstruktivisme : membangun/menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman
• Inkuiri : proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis
• Bertanya (Questioning) : pada hakikatnya belajar adalah
bertanya dan menjawab
• Masyarakat Belajar (Learning Community) : hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain
• Pemodelan (Modeling) : proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa
• Refleksi (Reflection) : proses pengendapan pengalaman yang
telah dipelajari dan dilakukan dengan mengurutkan kembali
kejadian atau peristiwa pmbelajaran yang telah dilaluinya
• Penilaian Nyata (Authentik Assessment) : Proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa
66. Diagram Tahapan Pembelajaran
Kontekstual
INVITASI
EKSPLORASI
PENJELASAN DAN
SOLUSI
PENGAMBILAN TINDAKAN
Siswa di dorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang dibahas
Siswa diberi
kesempatan untuk
menyelidiki dan
menemukan konsep
melalui
pengumpulan,
pengorganisasian,
penginterpretasikan
data dalam sebuah
kegiatan yang telah
dirancang guru
Siswa memberi
penjelasan,
solusi yang
didasarkan pada
hasil observasi
dengan
penguatan guru,
sehingga siswa
dapat
menyampaikan
gagasan, dan
ringkasan
Siswa dapat membuat keputusan,
berbagi informasi dan gagasan,
mengajukan pertanyaan lanjutan serta
saran
67. INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI
TEKNOLOGI INFORMASI (E-LEARNING)
Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak
pada faktor kecepatan untuk mendapatkan
informasi namun juga fasilitas multi media yang
dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan
interaktif
E-Learning dapat didefinisikan sebagai upaya
menghubungkan pebelajar (peserta didik) dengan
sumber belajar (data base, pakar/guru,
perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau
bahkan berjauhan.
Interaksi peserta didik dan sumber belajar dalam
konteks e-learning dapat dilakukan secara
langsung (synchronous) maupun tidak langsung
(asynchronous).
68. Karakteristik Khas Internet
Sebagai media interpersonal dan juga
sebagai media massa yang
memungkinkan terjadinya komunikasi
one-to-one maupun one-to-many,
Memiliki sifat interaktif
Memungkinkan terjadinya komunikasi
secara sinkron (syncronous) maupun
tertunda (asyncronous), sehingga
memungkinkan terselenggaranya ketiga
jenis dialog komunikasi yang merupakan
syarat terselengaranya suatu proses
belajar mengajar.