SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas pendidikan yang 
fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur 
hidup / Ife long edu cation. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah 
berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan anak, 
remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum bekerja maupun mereka 
yang telah bekerja. 
Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan pada umumnya 
dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni sistem pendidikan sekolah disatu 
pihak dan system pendidikan luar sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan 
seumur hidup, sistem pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam 
penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang 
1.2 Permasalahan 
Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka sasaran pendidikan 
luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa 
permasalahan dalam makalah ini diantaranya adalah. 
1 Apa pengertian manajemen PLS ? 
2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah? 
1.3 Tujuan 
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut: 
1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda. 
2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa. 
ii
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah 
Secara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah 
adalah: 
1 Alasan dari Segi Faktual-Historis 
a. Kesejarahan 
Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan masalah 
pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan guru dengan murid. 
Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid, anak-anak telah 
memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh keluarganya terutama ayah dan ibunya 
Anak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana dan kapan saja 
serta menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di dalam petumbuhannya ke arah 
sempurna 
Hal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam keluargalah anak 
pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini 
merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak”. 
Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran 
terhadap kenyataan yang ada 
Di samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab moral terhadap 
pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang desa yang tidak tercela 
b. Kebutuhan Pendidikan 
Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas seiring dengan 
munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala kekurangannya akibat 
penjajahan di masa lampau yang berlangsung berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus 
tahun 
Sisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini adalah kemajuan ilmu 
dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan politik, yang melanda hampir di 
semua belahan dunia 
Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong 
kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki 
berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian 
ii
Hal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang dilaksanakan 
seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan system pendidikan luar sekolah 
serta ada bentuk pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal 
c. Keterbatasan Sistem Persekolahan 
Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam bentuk menyeluruh dan 
kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing dari pengetahuan dan keahlian lain 
Kekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan kegiatan pendidikan 
luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah pengetahuan dan keahlian yang selama ini 
dirasakan sebagai kekurangan. 
d. Potensi Sumber Belajar 
Di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak terbilang banyaknya dan 
sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk hidup maupun benda-benda mati 
Orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terampil penuh 
pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat manusiawi sedangkan kepustakaan 
desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar 
yang bisa memperoleh ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang. 
Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan pendidikan luar 
sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini belum mereka dapatkan dan alami 
e. Keterlantaran Pendidikan Luar Sekolah 
Pada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan yang pada 
hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan dilaksanakan bersamaan denga 
pendidikan sekolah biasa, namun kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang 
1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan 
2 Adult Enducation 
a. Pendidikan Lanjutan 
b. Pendidikan Pembaruan 
c. Pendidikan Kader Organisasi 
d. Pendidikan Populer 
3 Fundamental Education 
 Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga 
 Kecakapan kerajinan dan kesenian 
ii 
 Kecakapan kejujuran 
 Pengetahuan tentang Lingkungan alam 
 Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan
ii 
4 Pendidikan Masyarakat 
 Kursus dan Latihan 
 Kumpulan Belajar 
 Kelas Bebas 
 Pama dan Pami 
 Sekolah Keliling 
5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat 
6 Extention Education 
 Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University 
Extention Departement 
 Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies 
2 Alasan dari segi Analisa-Perspektif 
a. Palestarian Indentitas Bangsa 
Perubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan yang 
berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan nasional dari satu 
generasi ke generasi selanjutnya 
Tujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan bangsa yang 
bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini sehingga bangsa tersebut dapat 
hidup dan berperan aktif di dunia 
Perubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui langkah-langkah 
dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan 
tercapainya tujuan yang diinginkan 
b. Kecenderungan Belajar Individual-Madiri 
Kecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan keinginan untuk 
belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar 
belakang pendidikan, tempat tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan 
ilmu dan teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan komunikasi 
antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih propesional semakin dapat memenuhi 
keinginan belajar mendiri. 
3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakan 
a. Undang-undang Dasar 1945 
1 Pembukaan UUD 1945 menyebutkan
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk 
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan 
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. 
2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula: 
Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. 
Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pengajaran 
nasional, yang diatur dengan undang-undang”. 
b. Garis-garis Besar Haluan Negara 
1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah 
tangga, sekolah, dan masyarakat 
2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu pendidikan yang bersifat 
kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan 
buta huruf dengan mendaya gunakan sarana dan prasarana yang ada 
c. Pelita Ketiga 
PLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan nasional, yang turut 
membentuk manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. 
Kedua subsistem pendidikan sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling 
melengkapi 
2.2 Definisi Pendidikan Luar Sekolah 
Penbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena: 
1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan 
pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah ada 
2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama pentingnya bila 
dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti: bentuk pendidikan, tujuannya, 
sasarannya, pelaksanaannya dan sebagainya. 
3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure yang disyaratkan oleh 
sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem 
pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / 
fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi system 
pendidikan formal. 
4 Mengajar bagaimana caranya belajar 
5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar 
6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing 
dari masyarakat 
ii
7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam hubungannya 
dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem pendidikan di sekolah disebut multi 
ezit etry system ”. Sebab dalam asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja 
disebutkan sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah 
dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya dengan sistem 
pendidikan. 
2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah 
1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes 
2. The boundary is a skifting one between what many be considered as formal education and 
these many complementary types of education. 
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di bagi oleh 
pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya. 
4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat tehadap waktu 
pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan 
5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai 
kualifikasi professional di mana tidak termasuk identitas guru 
6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan 
luar sekolah 
7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang 
diberikan kredensial. 
2.4 Sasaran Pendidikan Luar Sekolah 
Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu: 
1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda 
a. Sebab-sebab timbulnya 
1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup 
2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional 
3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan 
4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari 
masyarakat. 
b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain 
1) Klub Pemuda 
2) Klub-klub Pemuda tani 
3) Kelompok Pergaulan 
ii
2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa 
Pendidikan ini timbul oleh karena: 
a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja. 
b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian. 
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui: 
1) Khursus-khursus Pendek 
2) In Service-training 
3) Surat-menyurat 
Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat 
meliputi: 
 Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa: 
1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun) 
Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan 
Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan 
lingkungan keluarga. 
2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun) 
Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan kepramukaan yang 
diselenggarakan secara sesame dan terpadu 
3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun) 
Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti 
pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah program pendidikan bagi mereka 
4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun) 
Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui pemberian berbagai 
keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk 
usaha mandiri 
 Ditinjau dari Jenis Kelamin 
Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar 
dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan eferiensi kerja maka pendidikan 
luar sekolah membanntu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya 
 Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya 
Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa: 
1) Masyarakat Pendesaan 
Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program diarahkan pada 
program-program mata pencarian dan projgran pendayagunaan sumber-sumber alam 
ii
2) Masyarakat Perkotaan 
Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga 
masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pemberian informasi dan khursus-khursus 
ii 
kilat 
3) Masyarakat Terpencil 
Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang 
mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional 
 Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar 
1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu 
2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program 
pendidikan persekolahan 
 Berdasarkan Pranata 
Dalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam seperti: pendidikan 
keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan pendidikan keterampilan 
 Berdasarkan Sistem Pengajaran 
Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar 
sekolah meliputi: 
1) Kelompok, organisasi dan lembaga 
2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan 
3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, 
radio, film, dan sebagaimana 
4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan 
kerja. 
 Berdasarkan Segi Pelembangan Program 
Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian anhtara program 
pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat 
1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS. 
2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan 
3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa 
2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah 
1 Kursus 
Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar, sumber belajar, 
program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa ceramah,
diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk 
menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB 
2 Kelompok Belajar 
Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka 
waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket 
belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar 
3 Pusat Pemagangan 
Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang merupakan pusat 
kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja 
Dalam hal ini ada 2 macam 
a) Apprenti peship 
b) Internaship 
4 Pusat Kegiatan Belajar 
PKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, 
took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembega-lembaga tersebut para peserta 
dapat memperoleh proses belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan 
5 Keluarga 
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses 
belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program 
ini meliputi: nilai-nilai sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan 
keamanan. 
6 Belajar Sendiri 
Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku 
bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya 
7 Kegiatan-kegiatan Lain 
Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan 
sebgainya 
ii
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat 
keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling berhungan dan diorganisir untuk mencapai 
tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan 
oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan 
Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan 
pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / 
fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan 
pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak 
lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada 
anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem 
yang terbuka bagi anak-anak 
3.2 Saran 
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke 
waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari 
perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen 
sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar, sara dan 
prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan 
mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi 
Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap 
perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam 
keseluruhan proses belajar. 
ii
MAKALAH 
MANAJEMEN ORGANISASI PLS 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : ZAMRIA 
NIM : 21215114 
SEMESTER : III 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
KENDARI KELAS RAHA 
ii
2013 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya 
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan kami harapkan kiranya 
makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang 
membutuhkan informasi dalam makalah Manajemen Organisasi PLS. 
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu 
kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga 
tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia 
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. 
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam 
teknik penyusunannya. 
ii 
Raha, November 2013 
Penyusun
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar..................................................................................................................... i 
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang................................................................................................................ 1 
2 Permasalahan................................................................................................................. 1 
BAB II PEMBAHASAN 
A. filsafat administrasi ...................................................................................................... 2 
B. Manajemen...................................................................................................................... 3 
C. Kepemimpinan...........................,.................................................................................. 4 
D. Homan relation.................................................................................................................. 5 
E. administrasi dan manajemen sebagai pemecahan............................................................. 6 
F. Pengertian pendidikan luar sekolah.................................................................................. 6 
BAB III PENUTUP 
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11 
3.2 SARAN............................................................................................................................11 
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12 
ii
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar..................................................................................................................... i 
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang................................................................................................................ 1 
2 Permasalahan................................................................................................................. 1 
BAB II PEMBAHASAN 
1. Devinisi pendidikan luar sekolah .................................................................................. 2 
2. Dasar pendidikan luar sekolah......................................................................................... 2 
3. Ciri-ciri PLS...........................,.................................................................................. 5 
4. Persamaan dan perbedaan PLS.................................................................................... 6 
5. Sasaran PLS...................................................................................................................... 7 
BAB III PENUTUP 
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9 
3.2 SARAN............................................................................................................................9 
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10 
ii

More Related Content

What's hot

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIAPotpotya Fitri
 
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupNovia Senja
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)YENI ISNAENI SUNARDI
 
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)pohtee
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis MasyarakatPendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis Masyarakatasnawidm
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysia
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysiaTakrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysia
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysiaDorma Jn
 
Nota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam pptNota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam pptMma Mma
 
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959Andri Pradinata
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
11 sistem-pendidikan-nasional indonesia
11 sistem-pendidikan-nasional indonesia11 sistem-pendidikan-nasional indonesia
11 sistem-pendidikan-nasional indonesiafaizah12
 

What's hot (14)

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
 
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)
Nota guru dan cabaran semasa (edu 3093)
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis MasyarakatPendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis Masyarakat
 
Keciciran
KeciciranKeciciran
Keciciran
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysia
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysiaTakrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysia
Takrifan ketaksamaan peluang pendidikan dalam konteks malaysia
 
Nota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam pptNota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam ppt
 
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959
Sejarah pendidikan pendidikan di indonesia 1945-1950 / 1950-1959
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
 
11 sistem-pendidikan-nasional indonesia
11 sistem-pendidikan-nasional indonesia11 sistem-pendidikan-nasional indonesia
11 sistem-pendidikan-nasional indonesia
 

Viewers also liked

Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurSeptian Muna Barakati
 
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiMakalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiSeptian Muna Barakati
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalAdyax
 

Viewers also liked (20)

Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidup
 
Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12Makalah globalisasi12
Makalah globalisasi12
 
Makalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidananMakalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidanan
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Tugas fitri
Tugas fitriTugas fitri
Tugas fitri
 
Makalah hasni
Makalah hasniMakalah hasni
Makalah hasni
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah maful maah
Makalah maful maahMakalah maful maah
Makalah maful maah
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
 
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawatiMakalah macam macam imunoglobulin lisnawati
Makalah macam macam imunoglobulin lisnawati
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
Makalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budayaMakalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budaya
 
Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan hadits
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
La mobilité dans Drupal
La mobilité dans DrupalLa mobilité dans Drupal
La mobilité dans Drupal
 
Véhicules électriques
Véhicules électriquesVéhicules électriques
Véhicules électriques
 

Similar to PLS

Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahWarnet Raha
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxLandasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxDheaDilla
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Erik Kuswanto
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanzaza29
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikanNamaku Merah
 
Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatPendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatM N Habibah
 
Presentation pengantar pendidikan
Presentation pengantar pendidikanPresentation pengantar pendidikan
Presentation pengantar pendidikanyelti
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsusfery_antini
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanHoshi Hikaru
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalirmasonghyekyo
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 

Similar to PLS (20)

Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptxLandasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan (4).pptx
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikan
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikan
 
Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayatPendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayat
 
Presentation pengantar pendidikan
Presentation pengantar pendidikanPresentation pengantar pendidikan
Presentation pengantar pendidikan
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

PLS

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum bekerja maupun mereka yang telah bekerja. Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang 1.2 Permasalahan Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam makalah ini diantaranya adalah. 1 Apa pengertian manajemen PLS ? 2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah? 1.3 Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda. 2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa. ii
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah Secara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah adalah: 1 Alasan dari Segi Faktual-Historis a. Kesejarahan Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan masalah pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan guru dengan murid. Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid, anak-anak telah memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh keluarganya terutama ayah dan ibunya Anak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana dan kapan saja serta menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di dalam petumbuhannya ke arah sempurna Hal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam keluargalah anak pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak”. Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran terhadap kenyataan yang ada Di samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab moral terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang desa yang tidak tercela b. Kebutuhan Pendidikan Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala kekurangannya akibat penjajahan di masa lampau yang berlangsung berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus tahun Sisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini adalah kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan politik, yang melanda hampir di semua belahan dunia Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian ii
  • 3. Hal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang dilaksanakan seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan system pendidikan luar sekolah serta ada bentuk pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal c. Keterbatasan Sistem Persekolahan Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam bentuk menyeluruh dan kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing dari pengetahuan dan keahlian lain Kekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan kegiatan pendidikan luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah pengetahuan dan keahlian yang selama ini dirasakan sebagai kekurangan. d. Potensi Sumber Belajar Di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk hidup maupun benda-benda mati Orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat manusiawi sedangkan kepustakaan desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang. Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan pendidikan luar sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini belum mereka dapatkan dan alami e. Keterlantaran Pendidikan Luar Sekolah Pada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan yang pada hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan dilaksanakan bersamaan denga pendidikan sekolah biasa, namun kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang 1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan 2 Adult Enducation a. Pendidikan Lanjutan b. Pendidikan Pembaruan c. Pendidikan Kader Organisasi d. Pendidikan Populer 3 Fundamental Education  Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga  Kecakapan kerajinan dan kesenian ii  Kecakapan kejujuran  Pengetahuan tentang Lingkungan alam  Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan
  • 4. ii 4 Pendidikan Masyarakat  Kursus dan Latihan  Kumpulan Belajar  Kelas Bebas  Pama dan Pami  Sekolah Keliling 5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat 6 Extention Education  Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University Extention Departement  Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies 2 Alasan dari segi Analisa-Perspektif a. Palestarian Indentitas Bangsa Perubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan yang berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan nasional dari satu generasi ke generasi selanjutnya Tujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan bangsa yang bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini sehingga bangsa tersebut dapat hidup dan berperan aktif di dunia Perubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui langkah-langkah dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan tercapainya tujuan yang diinginkan b. Kecenderungan Belajar Individual-Madiri Kecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan keinginan untuk belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar belakang pendidikan, tempat tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan ilmu dan teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan komunikasi antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih propesional semakin dapat memenuhi keinginan belajar mendiri. 3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakan a. Undang-undang Dasar 1945 1 Pembukaan UUD 1945 menyebutkan
  • 5. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. 2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula: Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”. b. Garis-garis Besar Haluan Negara 1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat 2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan mendaya gunakan sarana dan prasarana yang ada c. Pelita Ketiga PLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi 2.2 Definisi Pendidikan Luar Sekolah Penbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena: 1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah ada 2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama pentingnya bila dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti: bentuk pendidikan, tujuannya, sasarannya, pelaksanaannya dan sebagainya. 3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure yang disyaratkan oleh sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi system pendidikan formal. 4 Mengajar bagaimana caranya belajar 5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar 6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat ii
  • 6. 7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam hubungannya dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem pendidikan di sekolah disebut multi ezit etry system ”. Sebab dalam asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja disebutkan sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya dengan sistem pendidikan. 2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah 1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes 2. The boundary is a skifting one between what many be considered as formal education and these many complementary types of education. 3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di bagi oleh pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya. 4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat tehadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan 5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk identitas guru 6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan luar sekolah 7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang diberikan kredensial. 2.4 Sasaran Pendidikan Luar Sekolah Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu: 1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda a. Sebab-sebab timbulnya 1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup 2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional 3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan 4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat. b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain 1) Klub Pemuda 2) Klub-klub Pemuda tani 3) Kelompok Pergaulan ii
  • 7. 2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa Pendidikan ini timbul oleh karena: a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja. b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian. Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui: 1) Khursus-khursus Pendek 2) In Service-training 3) Surat-menyurat Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:  Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa: 1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun) Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga. 2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun) Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu 3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun) Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah program pendidikan bagi mereka 4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun) Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri  Ditinjau dari Jenis Kelamin Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan eferiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membanntu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya  Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa: 1) Masyarakat Pendesaan Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program diarahkan pada program-program mata pencarian dan projgran pendayagunaan sumber-sumber alam ii
  • 8. 2) Masyarakat Perkotaan Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pemberian informasi dan khursus-khursus ii kilat 3) Masyarakat Terpencil Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional  Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar 1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu 2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan  Berdasarkan Pranata Dalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam seperti: pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan pendidikan keterampilan  Berdasarkan Sistem Pengajaran Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi: 1) Kelompok, organisasi dan lembaga 2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan 3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana 4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.  Berdasarkan Segi Pelembangan Program Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian anhtara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat 1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS. 2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan 3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa 2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah 1 Kursus Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar, sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa ceramah,
  • 9. diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB 2 Kelompok Belajar Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar 3 Pusat Pemagangan Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja Dalam hal ini ada 2 macam a) Apprenti peship b) Internaship 4 Pusat Kegiatan Belajar PKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan 5 Keluarga Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan keamanan. 6 Belajar Sendiri Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya 7 Kegiatan-kegiatan Lain Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebgainya ii
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak 3.2 Saran Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar. ii
  • 11. MAKALAH MANAJEMEN ORGANISASI PLS DISUSUN OLEH : NAMA : ZAMRIA NIM : 21215114 SEMESTER : III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI KELAS RAHA ii
  • 12. 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan kami harapkan kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Manajemen Organisasi PLS. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam teknik penyusunannya. ii Raha, November 2013 Penyusun
  • 13. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang................................................................................................................ 1 2 Permasalahan................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. filsafat administrasi ...................................................................................................... 2 B. Manajemen...................................................................................................................... 3 C. Kepemimpinan...........................,.................................................................................. 4 D. Homan relation.................................................................................................................. 5 E. administrasi dan manajemen sebagai pemecahan............................................................. 6 F. Pengertian pendidikan luar sekolah.................................................................................. 6 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11 3.2 SARAN............................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12 ii
  • 14. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang................................................................................................................ 1 2 Permasalahan................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN 1. Devinisi pendidikan luar sekolah .................................................................................. 2 2. Dasar pendidikan luar sekolah......................................................................................... 2 3. Ciri-ciri PLS...........................,.................................................................................. 5 4. Persamaan dan perbedaan PLS.................................................................................... 6 5. Sasaran PLS...................................................................................................................... 7 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9 3.2 SARAN............................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10 ii