Modul ini membahas tentang pengujian hipotesis untuk menarik kesimpulan terhadap parameter populasi. Pengujian hipotesis berguna untuk membantu pengambilan keputusan terhadap hipotesis yang diajukan, seperti adanya perbedaan atau hubungan antar variabel. Prosedur pengujian hipotesis meliputi penetapan hipotesis nol dan alternatif, pemilihan uji statistik yang sesuai, dan pelaksanaan uji statistik untuk menolak atau menerima hipotesis
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Uji Hipotesis
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Uraian Materi
Baiklah, kini saudara akan belajar ten-tang
penarikan kesimpulan terhadap
parameter populasi melalui pengujian
hipotesis. Pada modul 1, telah dibahas
sedikit tentang hipotesis ini. Dan seka-rang
marilah kita bahas kembali ten-tang
uji hipotesis lebih detail.
Dalam statistik, hipotesis dapat di-artikan
sebagai pernyataan statistik
tentang parameter populasi. Statistik
adalah ukuran-ukuran yang dikenakan
pada sampel ( x = rata-rata; s= standar
deviasi; s2 = varians), dan parameter
adalah ukuran-ukuran yang dikenakan
pada populasi (μ = rata-rata; σ = stan-dar
deviasi; σ2 = varians). Pengujian
hipotesis dapat berguna untuk mem-bantu
tentang pengambilan keputusan
terhadap hipotesis yang diajukan, sep-erti
adanya perbedaan atau hubungan
dua variabel tersebut cukup meyak-inkan
untuk ditolak atau tidak ditolak.
Keyakinan ini didasarkan pada besarn-ya
peluang untuk memperoleh hubun-gan
tersebut secara kebetulan (by
chance). Semakin kecil peluang adan-ya
kebetulan, semakin besar keyakinan
bahwa hubungan tersebut memang
ada. Sebagai contoh, seorang peneliti
masalah tindakan kebidanan, apakah
manajemen aktif kala III memberikan
dampak pada pencegahan perdarahan
post partum? Untuk menjawab per-tanyaan
ini, maka perlu dilakukan pen-gujian
hipotesis. Dengan pengujian hi-potesis
akan diperoleh suatu kesimpu-lan
secara probabilistik tentang apakah
manajemen aktif kala III memberikan
dampak pada pencegahan perdarahan
post partum atau sebaliknya.
Prinsip uji hipotesis adalah melaku-kan
perbandingan antara nilai sampel
(data hasil penelitian) dengan nilai hi-potesis
(nilai populasi) yang diajukan.
Peluang untuk diterima dan ditolaknya
suatu hipotesis tergantung besar ke-cilnya
perbedaan antara nilai sampel
dengan nilai hipotesis. Bila perbedaan
tersebut cukup besar, maka peluang
untuk menolak hipotesis juga besar.
Sebaliknya bila perbedaan tersebut
kecil, maka peluang untuk menolak
hipotesis menjadi kecil. Jadi semakin
besar perbedaan antara nilai sampel
dengan nilai hipotesis, semakin besar
untuk menolak hipotesis. Dan kesim-pulan
yang didapat dari hasil pengu-jian
hipotesis ada dua kemungkinan,
menolak hipotesis dan menerima hi-potesis
(gagal menolak hipotesis).
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 3
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hupo
dan thesis. Hupo artinya semen-tara/
lemah kebenarannya dan
thesis artinya pernyataan/teori.
Dengan demikian hipotesis berarti
pernyataan sementara yang perlu
diuji kebenarannya. Untuk menguji
kebenaran sebuah hipotesis digu-nakan
pengujian yang disebut uji
hipotesis.
Dalam kehidupan kita sehari-hari,
tanpa kita sadari bahwa hipotesis
ini sering kita lakukan. Misalnya
ketika kita akan berangkat kerja
dengan cuaca hujan, dimana daer-ah
yang kita lewati adalah rawan
banjir. Maka kita akan mendu-ga-
duga apakah saat ini tergenang
banjir atau tidak yang dapat
menghambat perjalanan menuju
tempat kerja. Sehingga bila kita in-gin
mengetahui banjir atau tidak,
maka harus di buktikan dengan
mendatangi jalan menuju tempat
kerja tadi. Demikian juga di ke-bidanan,
mungkin saudara pernah
menduga-duga tentang mengapa
sebagian besar ibu hamil mender-ita
anemia. Dan pemikiran sauda-ra
akan berkembang ke arah yang
perlu digali, misalnya apakah kare-na
pola makan yang tidak baik atau
ibu hamil ini tidak mau meminum
zat besi yang diberikan oleh petu-gas.
Pemikiran-pemikiran tersebut
adalah merupakan hipotesis, dan
untuk megetahui jawabannya ha-rus
dibuktikan melalui uji hipotesis.
B. Jenis Hipotesis
Jenis hipotesis dapat dilihat pada
bagan berikut :
Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis
Alternatif (Ha)
Satu sisi
Dua sisi
Gambar 3. Jenis Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis Nol (Ho) adalah hipote-sis
yang menyatakan tidak ada
perbedaan kejadian antara kedua
kelompok. Atau hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan
antara variabel satu dengan vari-abel
lain. Berikut contoh hipotesis
nol:
a. Tidak ada perbedaan berat
badan bayi antara bayi yang
dilahirkan dari ibu yang ane-mia
dengan bayi yang dilahir-kan
dari ibu yang tidak anemia.
b. Tidak ada hubungan berat
badan bayi dengan anemia
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 4
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Hipotesis Alternatif (Ha) merupa-kan
pernyataan terbalik dari hi-potesis
nol, yaitu hipotesis yang
menyatakan ada perbedaan ke-jadian
antara kedua kelompok.
Atau hipotesis yang menyatakan
ada hubungan antara variabel satu
dengan variabel lain. Berikut con-toh
hipotesis alternatif :
a. Ada perbedaan berat badan bayi
antara bayi yang dilahirkan dari
ibu yang anemia dengan bayi
yang dilahirkan dari ibu yang ti-dak
anemia.
b. Ada hubungan berat badan bayi
dengan anemia
Bentuk hipotesis alternatif akan
menentukan arah uji statistik apa-kah
satu arah (one tail) atau dua
arah (two tail). Hipotesis alternatif
satu sisi adalah bila hipotesis alter-natifnya
menyatakan adanya per-bedaan
dan ada pernyataan yang
mengatakan hal yang satu lebih
tinggi/rendah daripada hal yang
lain. Sebagai contoh, berat badan
bayi dari ibu hamil anemia lebih ke-cil
dibandingkan berat badan bayi
dari ibu hamil yang tidak anemia.
Hipotesis alternatif dua sisi ada-lah
hipotesis alternatif yang han-ya
menyatakan perbedaan tanpa
melihat apakah hal yang satu leb-ih
tinggi/rendah dari hal yang lain.
Sebagai contoh, berat badan bayi
dari ibu hamil yang anemia berbe-da
dibandingkan berat badan bayi
dari ibu hamil yang tidak anemia.
C. Kesalahan Pengambilan Keputusan
dan Tingkat Kemaknaan
Dalam pengujian hipotesis kita se-lalu
dihadapkan suatu kesalahan
pengambilan keputusan. Hal ini
disebabkan karena hampir seluruh
penelitian menggunakan sampel
dan sangat sulit bahkan tidak mun-gkin
melakukan observasi pada
seluruh populasi. Ada dua jenis
kesalahan pengambilan keputusan
dalam uji statistik, yaitu kesalahan
tipe I (α) dan kesalahan tipe II (β).
Tabel 2. Kesalahan Pengambilan Keputusan
Keputusan Populasi
Ho benar Ho salah
Tidak menolak Ho
Menolak Ho
Benar (1-α)
Kesalahan Tipe I (α)
Kesalahan Tipe II (β)
Benar (1-β)
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 5
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kesalahan tipe I (α) merupakan
kesalahan menolak Ho, padahal
sesungguhnya Ho benar. Artinya
menyimpulkan adanya perbedaan,
padahal sesungguhnya tidak ada
perbedaan. Peluang kesalahan tipe
I adalah α atau sering disebut ting-kat
signifikansi/tingkat kemaknaan
(significance level). Sebaliknya, pel-uang
untuk tidak membuat kesala-han
tipe I adalah 1-α, yang disebut
dengan tingkat kepercayaan (con-fidence
level). Dalam melakukan uji
hipotesis nilai α (alpha) inilah yang
digunakan untuk menentukan apa-kah
hipotesis nol ditolak atau ga-gal
ditolak. Jadi Tingkat kemaknaan
atau nilai α dapat diartikan sebagai
batas maksimal kita salah menya-takan
adanya perbedaan. Penen-tuan
nilai α tergantung dari tujuan
dan kondisi penelitian. Nilai α yang
sering digunakan adalah 10%, 5%,
atau 1%. Untuk bidang kesehatan
masyarakat biasanya 5%, namun
bila untuk pengujian obat-obatan
atau penelitian klinik batas toler-ansi
kesalahan harus lebih kecil yai-tu
1% karena mengandung risiko
yang fatal.
Kesalahan tipe II (β) merupakan ke-salahan
tidak menolak Ho, padahal
sesungguhnya Ho salah. Artinya
menyimpulkan tidak ada perbe-daan,
padahal sesungguhnya ada
perbedaan. Peluang untuk tidak
membuat kesalahan tipe II adalah
sebesar 1-β, dan dikenal sebagai
tingkat kekuatan uji (power of the
test). Kekuatan uji (power of the test)
merupakan peluang untuk meno-lak
Ho ketika Ho memang salah.
Atau dengan kata lain, kemampuan
untuk mendeteksi adanya per-bedaan
bermakna antara kelom-pok-
kelompok yang diteliti ketika
perbedaan-perbedaan itu memang
ada.
D. Jenis Uji Statistik
Pengujian hipotesis sangat ber-hubungan
dengan distribusi data
populasi yang akan diuji. Bila dis-tribusi
data populasi yang akan
diuji berbentuk normal/simetris,
proses pengujian dapat digunakan
dengan pendekatan uji statistik
parametric. Sebaliknya bila distri-busi
data populasi yang akan diuji
berbentuk tidak normal atau tidak
diketahui distribusinya, dapat digu-nakan
pendekatan uji statistik non
parametric.
Kenormalan suatu data dapat dili-hat
juga dari jenis variabelnya, bila
variabelnya berjenis numeric/kuan-titatif
biasanya distribusi datanya
mendekati normal/simetris, seh-ingga
dapat digunakan statistik
parametric. Sedangkan bila jenis
vatiabelnya katagorik/kualitatif,
bentuk distribusinya tidak normal,
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 6
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
sehingga jenis statistik yang dig-inakan
adalah statistik non para-metric.
Selain itu jumlah data yang
dianalisis juga menentukan jenis uji
statistik yang digunakan, bila jum-lah
datanya besar maka uji statistik
parametric yang digunakan, namun
bila jumlah datanya kecil (<30)
cenderung digunakan uji statistik
non parametrik.
E. Perbedaan substansi/klinis dengan
statistik
Perlu dipahami bagi peneliti bah-wa
berbeda bermakna/signifikan
secara statistik tidak berarti bahwa
perbedaan tersebut juga bermakna
menurut subsatansi/klinik. Seper-ti
diketahui bahwa semakin besar
sampel yang dianalisis akan sema-kin
besar menghasilkan kemungk-inan
berbeda bermakna. Dengan
sampel besar perbedaan-perbe-daan
sangat kecil bahkan tidak
mempunyai manfaat secara sub-stansi/
klinis dapat berubah menja-di
bermakna secara statistik. Oleh
karena itu arti kegunaan dari seti-ap
penemuan jangan hanya dilihat
dari aspek statistik semata, namun
harus juga dinilai kegunaannya dari
segi klinis/substansi. Sebagai con-toh
peneliti melakukan penelitian
tentang pengaruh berat badan ibu
hamil terhadap berat badan bayi
yang dilahirkannya. Secara statistik
hasil uji hipotesis akan mengahsil-kan
hubungan yang signifikan an-tara
berat badan ibu hamil dengan
berat badan bayinya, namun se-cara
substansi/klinis tidak demikian
karena berat badan bayi yang pal-ing
tepat adalah dengan mengukur
tinggi fundus uteri saat hamil, bu-kan
berat badan ibu.
.
F. Prosedur Hipotesis
Langkah-langkah dalam pengujian
hipotesis dapat adalah berikut ini :
1. Menetapkan hipotesis
Sauadara dapat menetapkan
hipotesis nol (Ho) dan hipote-sis
alternatifnya (Ha) berdasar-kan
hipotesis penelitian yang
saudara buat. Sebagai contoh :
Ho : P1 = P2 (Tidak ada per-bedaan
berat
badan bayi an-tara
bayi yang
dilahirkan dari
ibu yang ane-mia
dengan bayi
yang dilahirkan
dari ibu yang ti-dak
anemia)
Ha : P1 ≠ P2 (ada perbedaan
berat badan
bayi antara bayi
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 7
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
yang dilahirkan
dari ibu yang
anemia dengan
bayi yang dila-hirkan
dari ibu
yang tidak ane-mia)
2. Menentukan uji statistik yang
sesuai
Ada beragam jenis uji statistik
yang dapat digunakan. Setiap
uji statistik mempunyai per-syaratan
tertentu yang harus
dipenuhi. Oleh karena itu, ha-rus
digunakan uji statistik yang
tepat sesuai dengan data yang
diuji. Jenis uji statistik sangat
tergantung pada :
a. Jenis variabel yang akan di-analisis
b. Jenis data apakah dependen
atau independen
c. Jenis distribusi data popu-lasinya
Sebagai gambaran, jenis uji
statistik untuk mengetahui per-bedaan
rata-rata akan berbeda
dengan uji statistik yang digu-nakan
untuk mengetahui pro-porsi/
persentase. Uji beda ra-ta-
rata menggunakan uji T atau
anova sedangkan uji statistik
untuk mengetahui perbedaan
proporsi digunakan uji kai
kuadrat.
3. Menentukan tingkat kemak-naan
Seperti telah dibahas di atas,
bahwa penentuan nilai α (al-pha)
tergantung pada tujuan
penelitian. Untuk bidang kes-ehatan
masyarakat termasuk
pelayanan kebidanan biasanya
menggunakan nilai α 5%.
4. Penghitungan uji statistik
Penghitungan uji statistik ada-lah
menghitung data sampel ke
dalam uji hipotesis yang sesuai.
Misalnya, kalau ingin menguji
perbedaan proporsi antara dua
kelompok, data hasil penguku-ran
dimasukkan ke rumus uji kai
kuadrat. Dari hasil perhitungan
tersebut kemudian dibanding-kan
dengan nilai populasi un-tuk
mengetahui apakah ditolak
atau gagal menolak hipotesis.
5. Keputusan Uji Statistik
Hasil pengujian statistik akan
menghasilkan dua kemungk-
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 8
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
inan keputusan, yaitu menolak
hipotesis nol dan gagal meno-lak
hipotesis nol. Keputusan uji
statistik dapat menggunakan
dua pendekatan, yaitu pendeka-tan
klasik dan pendekatan
probablistik.
Pendekatan klasik adalah kepu-tusan
uji statistik yang dilaku-kan
dengan cara membanding-kan
nilai perhitungan uji statis-tik
dengan nilai pada tabel.
Nilai tabel yang dilihat sesuai
dengan jenis distribusi uji yang
kita lakukan. Besarnya nilai ta-bel
sangat tergantung dari nilai
alpha (α) yang kita gunakan
dan juga tergantung pada arah
hipotesisnya, satu sisi (one tail)
atau dua sisi (two tail). Kriteria
dalam memutuskan apakah hi-potesis
nol ditolak atau gagal
ditolak adalah :
• Bila nilai perhitungan
uji statistk lebih besar
dibandingkan nilai tabel
(nilai perhitungan > nilai
tabel), maka keputusan-nya
Ho ditolak.
• Bila nilai perhitungan
uji statistk lebih kecil
dibandingkan nilai tabel
(nilai perhitungan < nilai
tabel), maka keputusan-nya
Ho gagal ditolak.
Pendekatan probabilistik adalah
keputusan uji statistik dengan
cara membandingkan nilai P
dengan nilai alpha (α). Ketentu-an
yang berlaku adalah sebagai
berikut :
• Bila nilai P < nilai α, maka
keputusannya Ho ditolak
• Bila nilai P > nilai α, maka
keputusannya Ho gagal
ditolak
Nilai P merupakan nilai yang
menunjukkan besarnya pelu-ang
salah menolak Ho dari data
penelitian. Harapan kita nilai P
adalah sekecil mungkin. Den-gan
nilai P kecil, kita yakin bah-wa
adanya perbedaan pada ha-sil
penelitian menunjukkan pula
adanya perbedaan di populasi.
G. Aplikasi Uji Hipotesis dengan Kasus
Baiklah, setelah mempelajari kon-sep
uji hipotesis di atas, marilah
kita berlatih menerapkan uji hi-potesis.
Dalam aplikasi uji hipote-sis
ini kita hanya akan membahas
atau melakukan latihan pada uji
beda rata-rata satu sampel. Tujuan
pengujian pada ujian beda rata-ra-ta
satu sampel adalah mengetahui
perbedaan rata-rata populasi den-
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 9
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
gan rata-rata data sampel peneli-tian.
Berdasarkan ada tidaknya nilai
σ (baca : tho), maka jenis uji beda
rata-rata satu sampel dibagi dua
jenis :
1. Bila nilai σ diketahui, digunakan
uji Z, rumusnya :
− μ
n
Z =
x σ
Z=1,96
Bila nilai σ tidak diketahui, digu-nakan
uji t, rumusnya :
− μ
= df ; n-1
n
s
t x
Keterangan :
x = rata-rata data sampel
μ = rata-rata populasi
σ = standar deviasi data pop-ulasi
s = standar deviasi data sam-pel
n = jumlah sampel yang diteliti
Marilah kita berlatih dengan ka-sus
berikut :
Soal 1. Diketahui bahwa tekanan
darah sistolik wanita
dewasa normal ada-lah
120 mmHg den-gan
standar deviasi 30
mmHg. Seorang pe-neliti
telah melakukan
pengukuran tekanan
darah ibu hamil seban-yak
49 orang. Dari hasil
pengukuran tersebut
diperoleh rata-rata
130 mmHg. Peneli-ti
ingin menguji apa-kah
tekanan darah ibu
hamil berbeda dengan
tekanan darah wanita
dewasa normal?
Penyelesaian :
Tekanan darah sistolik normal
(μ) = 120 mmHg
Standar deviasi populasi
(σ) = 30 mmHg
Tekanan darah sistolik sampel
( x ) = 130 mmHg
Jumlah sampel (n) = 49
Proses pengujian :
1) Menetapkan hipotesis
Ho : μ = 120
Tidak ada perbedaan rata-ra-
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 10
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
ta tekanan darah sistolik
wanita dewasa normal den-gan
tekanan darah sistolik
ibu hamil
Ha : μ ≠ 120
Ada perbedaan rata-rata
tekanan darah sistolik wan-ita
dewasa normal dengan
tekanan sistolik darah ibu
hamil
2) Menetepkan tingkat kemak-naan
α = 5%
3) Pemilihan uji statistik
Berdasarkan data pada kasus
maka akan membanding-kan
rata-rata tekanan darah
pada wanita dewasa normal
dengan tekanan darah ibu
hamil dan standar deviasi
populasi diketahui, sehingga
digunakan pendekatan uji Z.
4) Perhitungan uji statistik
− μ
n
Z =
x σ
2,3
130 120 =
49
20
−
Z =
5) Keputusan uji statistik
Setelah diperoleh nilai
statistik, selanjutnya ada-lah
menentukan keputusan
uji statistik yaitu menolak
Ho atau gagal menolak Ho.
Seperti telah dibahas di atas
bahwa ada dua cara untuk
menentukan keputusan uji
statistik tersebut, yaitu den-gan
pendekatan klasik atau
pendekatan probablistik.
Sebelum latihan menggu-nakan
kedua pendekatan
tersebut, saya akan men-jelaskan
tentang kurve distri-busi
normal terlebih dahulu.
Silahkan perhatikan kurve di
bawah ini :
-Z 0,0 Z
Nilai probabilistas/peluang
pada kurve di atas teren-tang
pada 0 – 1 dan memiliki
enam nilai Z yaitu 1Z, 2Z, 3Z,
-1Z, -2Z dan -3Z. Sehingga
setengah kurve nilai proba-bilitasnya
adalah 0,5. Tanda
positif dan minus hanya un-tuk
menunjukkan arah pada
kurve.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 11
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Baiklah marilah kita berlatih
menggunakan kurve dan ta-bel
distribusi normal.
a. Pendekatan klasik
Berdasarkan Ha yang
kita tetapkan, berarti kita
melakukan uji hipotesis dua
sisi (two tail). Sehingga alpha
(α) yang kita tetapkan harus
dibagi dua, yaitu semula
0,05 (5%) menjadi 0,025. Un-tuk
mencari nilai Z di tabel
kurva normal harus diketa-hui
nilai peluangnya, yai-tu
0,05-0,025=0,475, maka
nilai tabel kurva normalnya
adalah Z=1,96. Silahkan lihat
gambar berikut :
Setelah memperoleh nilai
Z tabel (1,96), maka kita
bandingkan dengan nilai Z
hasil perhitungan (Z hitung
= 2,33). Terlihat bahwa Z
hitung lebih besar dari Z ta-bel
(2,33 > 1,96). Maka kepu-tusannya
adalah Ho ditolak,
artinya secara statistik ada
perbedaan yang signifikan
rata-rata tekanan darah sis-tolik
wanita dewasa normal
dengan tekanan darah sisto-lik
ibu hamil.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 12
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
b. Pendekatan probabilistik
Pada pendekatan ini kita
harus mencari nilai P untuk
dibandingkan dengan nilai
α. Caranya hampir sama
dengan di atas yaitu den-gan
melihat tabel kurve
distribusi normal.. Dari nilai
Z hitung = 2,33 kita konver-si
ke nilai peluang menjadi
0,4901. Lihat cara penggu-naan
tabelnya.
Setelah nilai peluang dari
tabel diketahui, maka
nilai p nya adalah 0,5-
0,4901=0,0099. Namun
perlu diketahui bahwa nilai
peluang pada kurva nor-mal
merupakan nilai one
tail. Sehingga pada latihan
ini, karena bentuk Ha yang
ditetapkan adalah two tail,
maka nilai P harus dikalikan
2, dan hasilnya adalah 2 x
0,0099 = 0,0198. Jadi nilai
p = 0,0198. Selanjutnya kita
bandingkan dengan α yang
telah ditetapkan yaitu 0,05.
Karena nilai p lebih kecil
dari α (0,0198 < 0,05), seh-ingga
kita memutuskan Ho
ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa
pada α 5% secara statistik
tekanan darah sistolik pada
ibu hamil berbeda diband-ingkan
dengan tekanan da-rah
wanita dewasa normal.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 13
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Soal 2. Diketahui bahwa tekanan da-rah
sistolik wanita dewasa
normal adalah 120 mmHg.
Peneliti tidak mengetahui
standar deviasi popula-si
serta hanya mengam-bil
25 sampel ibu hamil,
maka standar deviasi pop-ulasi
diperkirakan memakai
standar deviasi sampel, dan
didapatkan standar deviasi
sampel 20 mmHg dan ra-ta-
rata tekanan darah sis-tolik
ibu hamil 130 mmHg.
Lakukan uji hipotesis untuk
data tersebut.
Penyelesaian :
Tekanan darah sistolik normal
(μ) = 120 mmHg
Standar deviasi sampel (s)
= 30 mmHg
Tekanan darah sistolik sampel (
x ) = 130 mmHg
Jumlah sampel (n)
= 25
Proses pengujian :
1) Menetapkan hipotesis
Ho : μ = 120
Tidak ada perbedaan ra-ta-
rata tekanan darah sis-tolik
wanita dewasa normal
dengan tekanan darah sisto-lik
ibu hamil
Ha : μ ≠ 120
Ada perbedaan rata-rata
tekanan darah sistolik wan-ita
dewasa normal dengan
tekanan sistolik darah ibu
hamil
2) Menetapkan tingkat kemak-naan
α = 5%
3) Pemilihan uji statistik
Berdasarkan data pada kasus
maka akan membanding-kan
rata-rata tekanan darah
pada wanita dewasa normal
dengan tekanan darah ibu
hamil dan standar deviasi
populasi tidak diketahui, se-hingga
digunakan pendeka-tan
uji t.
4) Perhitungan uji statistik
− μ
n
s
t x
=
df = n-1 25 – 1 = 24
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 14
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1,67
130 120 =
25
30
−
t =
5) Keputusan uji statistik
Hasil t = 1,67 dan df = 24,
kemudian dicari nilai p den-gan
menggunakan tabel
distribusi t. Lihat cara mem-peoleh
nilai p pada tabel
distribusi t :
Tabel t terdiri dari kolom dan baris.
Baris menunjukkan nilai DF dan ko-lom
menunjukkan nilai alpha (yang
nantinya digunakan untuk men-cari
nilai p. Perhatikan nilai alpha,
semakin ke kanan, semakin kecil.
Angka dalam tabel menunjukkan
nilai t tabel yang digunakan untuk
mengkonversi nilai t hitung. Jadi
berapa nilai p pada soal latihan ini?
Hasil t hitung diperoleh t=1,67, se-hingga
nilai ini bila kita letakkan
pada tabel dengan df 24, terletak
di antara nilai 1,318 dan 1,711. Se-lanjutnya
kita lihat tabel ke atas ke
kolom alpha. Terlihat bahwa nilai
t hitung = 1,67 berada diantara
nilai alpha 0,10 dan 0,05. Sehingga
nilai p nya adalah lebih kecil dari
0,10 dan lebih besar dari 0,05 atau
dapat ditulis 0,05 < p < 0,10.
Karena tabel t merupakan jenis ta-bel
untuk one tail, maka nilai p yang
didapat harus dikalikan dua, seh-ingga
hasilnya adalah = 2 x 0,05 <
p < 0,10 = 0,10 < p < 0,20. Jadi nilai
p > 0,10. Kemudian kita banding-kan
dengan nilai alpha yang trlah
ditetapkan yaitu 0,05, dan terbukti
bahwa nilai p lebih besar dari nilai
alpha. Maka dapat kita simpulkan
bahwa Tidak ada perbedaan yang
bermakna rata-rata tekanan dar-ah
sistolik wanita dewasa normal
dengan tekanan darah sistolik ibu
hamil (p>0,10).
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 15
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Rangkuman
Uji hipotesis merupakan salah
satu cara dalam menarik kesim-pulan
terhadap parameter pop-ulasi.
Sehingga prinsip dari uji
hipotesis ini adalah memband-ingkan
antara nilai sampel (data
hasil penelitian) dengan nilai
hipotesis (nilai populasi) yang
diajukan. Dalam uji hipotesis ini
selalu dihadapkan pada dua ke-salahan,
yaitu kesalahan tipe I
(α) dan kesalahan tipe II (β) dan
tidak mungkin dapat dielakkan,
namun dapat diminimalisir, se-hingga
dalam melakukan uji hi-potesis
harus mengikiti prosedur
atau kaidah secara benar.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tugas Tes Formatif 16