SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
File_Imamgun_Statistik Inferensial
1
SOAL PELATIHAN 1
1. Jelaskan pengertian hipotesis?
2. Seorang peneliti biasanya tertarik menguji satu hipotesis dari enam alternatif
hipotesis. Sebutkan enam alternatif hipotesis tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan pengujian hipotesis?
4. Jelaskan prosedur lima langkah dalam pengujian hipotesis?
5. Jelaskan dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis?
6. Seorang kepala sekolah mengeluh motivasi mengajar guru di sekolahnya
sangat rendah. Rekap mengajar guru yang terdapat di sekolah menunjukkan
bahwa rata-rata ketidakhadiran guru (guru masuk kelas) adalah 12 jam
pelajaran sebulan, dengan simpangan baku 2,5. Untuk mengatasi rendahnya
motivasi mengajar tersebut, kepala sekolah memberikan insentif Rp. 25.000,-
per jam pelajaran. Setelah diberlakukan kebijakan insentif rata-rata
ketidakhadiran 40 guru di sekolah tersebut 10 jam pelajaran sebulan dengan
simpangan baku 1,5. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, dapatkah
kita menyimpulkan bahwa penurunan ketidakhadiran tersebut signifikan?
File_Imamgun_Statistik Inferensial
2
JAWAB
1. Hipotesis adalah sesuatu yang masih kurang dari sebuah kesimpulan pendapat.
Suatu jawaban juga yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi
jawaban yang benar. Hipotesis merupakan pernyataan dugaan mengenai
hubungan dua atau lebih variabel. Hipotesis sebagai jawaban sementara yang
dipilih oleh peneliti untuk masalah yang sedang diteliti kemudian dicek
kebenarannya secara empirik melalui penelitian.
2. Enam alternatif pengujian hipotesis:
a. Pengujian proporsi populasi
Hal ini didasarkan bahwa suatu pernyataan yang dibuat bahwa proporsi
atau sebagian dari populasi mempunyai sifat tertentu. Misalnya 25 % siswa yang
bolos sekolah pergi ke supermarket. Untuk menjelaskan persoalan tersebut dapat
menggunakan uji proporsi, dengan uji statistik yaitu:
z =
 
n
π
1
π
π
n
X


Keterangan:
X = Banyaknya amatan yang memiliki sifat yang diselidiki,
n = Ukuran sampel,
π = Proporsi populasi yang memiliki sifat yang diselidiki.
Uji di atas dapat digunakan apabila baik nπ maupun n (1 – π) sama dengan
5 atau lebih. Juga sampel yang diambil harus dipilih secara independen dan
memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
b. Pengujian proporsi dua populasi
Beberapa masalah berkaitan dengan dua populasi, yaitu apakah kedua
populasi tersebut sama. Untuk melakukan pengujian demikian, pertama-tama
memilih sebuah sampel dari masing-masing populasi. Kemudian jika kedua
sampel tersebut memenuhi persyaratan, yaitu nπ dan n (1 – π) sama dengan 5 atau
lebih, sehingga dapat menggunakan uji sampel. Statistik uji z mengikuti distribusi
normal standar, dengan rumus:
File_Imamgun_Statistik Inferensial
3
z =
  










2
2
2
2
1
1
n
1
n
1
p
1
p
n
X
n
X
Keterangan:
X1 = Jumlah individu yang memiliki sifat yang diselidiki pada sampel pertama,
X2 = Jumlah individu yang memiliki sifat yang diselidiki pada sampel kedua,
n1 = Jumlah sampel pertama,
n2 = Jumlah sampel kedua,
p = Proporsi pemilikan sifat dari kedua sampel, dihitung dengan rumus:
p =
sampel
kedua
total
jumlah
sukses
total
jumlah =
2
1
2
1
n
n
X
X


c. Karakteristik distribusi t
Distribusi t dalam beberapa hal sama dengan distribusi z, tetapi sangat
berbeda dalam beberapa hal lainnya. Karakteristik utama distribusi t adalah:
1) Merupakan distribusi kontinu, sama seperti distribusi z,
2) Berbentuk lonceng dan simetris, sama seperti distribusi z,
3) Hanya ada satu distribusi normal standar z, tetapi terdapat suatu hubungan
distribusi t. Setiap kali ukuran sampel berubah, harus membuat distribusi t
yang baru,
4) Distribusi t lebih menyebar dari pusat (jadi lebih datar) daripada distribusi z.
Karena distribusi t lebih menyebar dibanding distribusi z, nilai kritis t
untuk taraf signifikansi tertentu akan lebih besar daripada nilai distribusi z yang
bersesuaian. Jika ukuran sampel membesar, nilai t akan mendekati nilai z untuk
taraf signifikansi tertentu.
d. Pengujian hipotesis mean satu populasi
Distribusi t digunakan untuk menguji hipotesis tentang mean populasi jika
standar deviasi populasi tidak diketahui dan ukuran sampelnya kecil. Statistik
ujinya adalah:
t =
n
s
µ
X 
File_Imamgun_Statistik Inferensial
4
Keterangan:
X = Mean sampel,
µ = Mean populasi yang dihipotesiskan,
s = Standar deviasi sampel,
n = Banyaknya item dalam sampel.
e. Membandingkan dua mean populasi
Uji t dapat digunakan untuk membandingkan dua mean populasi, dengan
asumsi setiap populasi berdistribusi normal, standar deviasi populasi sama tetapi
tidak diketahui, dan kedua sampel berhubungan (independen). Statistik t untuk
kasus dua sampel adalah sama dengan untuk statistik z dua sampel. Tambahan
perhitungan yang diperlukan adalah standar deviasi kedua sampel digabungkan
untuk mendapatkan penduga standar deviasi populasi. Uji ini digunakan untuk
sampel yang berkurang dari 30. Rumus untuk t adalah:
t =
2
1
p
2
1
n
1
n
1
s
X
X


Keterangan:
1
X = Mean sampel pertama,
2
X = Mean sampel kedua,
n1 = Banyaknya observasi pada sampel pertama,
n2 = Banyaknya observasi pada sampel kedua,
p
s = Penduga standar deviasi populasi yang dihitung dari kedua standar deviasi
sampel. Rumusnya adalah:
p
s =
     
2
n
n
s
1
n
s
1
n
2
1
2
2
2
2
1
1





Dengan:
s1 = Standar deviasi sampel pertama,
s2 = Standar deviasi sampel kedua.
f. Pengujian observasi berpasangan
Beberapa hal peneliti tertarik pada perbedaan pasangan-pasangan hasil
pengamatan. Misalnya siswa yang mengikuti les dilakukan evaluasi nilainya
sebelum dan sesudah mengikuti les. Tujuan dari percobaan adalah untuk
File_Imamgun_Statistik Inferensial
5
mengetahui efektivitas les dalam meningkatkan nilai siswa. Jadi uji t digunakan
untuk mengetahui berapa nilai meningkat, bukan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata nilai. Dalam kasus ini, uji t yang digunakan berdasarkan pada perbedaan
nilai pasangan observasi, bukan pada nilai observasi setiap individu. Distribusi
populasi perbedaan data berpasangan ini diasumsikan berdistribusi normal dengan
standar deviasi tidak diketahui. Rata-rata populasi perbedaan dinyatakan dengan
µd. Karena peneliti tidak mungkin mengetahui perbedaan untuk seluruh populasi,
maka perlu mengambil sampel. Simbol d digunakan untuk menyatakan perbedaan
untuk suatu sampel dan d menyatakan rata-rata perbedaan dalam sampel tersebut.
Rumus t adalah:
t =
n
s
d
d
Keterangan:
d = Rata-rata perbedaan antara pasangan-pasangan amatan,
sd = Standar deviasi perbedaan antara pasangan-pasangan amatan,
n = Jumlah pasangan amatan.
3. Pengujian hipotesis adalah penyelidikan apakah suatu hipotesis tersebut benar
atau salah. Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan mempelajari sejauh
mana suatu data sampel mendukung kebenaran hipotesis tersebut. Hipotesis
harus dapat diuji, maksudnya adalah harus ada kemungkinan dinyatakan
kembali dalam bentuk operasional yang selanjutnya dapat dinilai atas dasar
data.
4. Prosedur dalam pengujian hipotesis:
Langkah 1 : Menyatakan hipotesis nol. Bersamaan dengan itu juga
menyatakan hipotesis alternatifnya. Hipotesis alternatif
diterima jika hipotesis nol ditolak.
Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansinya. Terdapat pilihan taraf
signifikan (misalnya 5 % atau 1 %) yang disesuaikan dengan
bidang penelitian, biasanya untuk penelitian eksak taraf
signifikansinya harus rendah yaitu 1 % dan sosial 5 %. Taraf
signifikansi adalah peluang dalam membuat kesalahan (Tipe I
File_Imamgun_Statistik Inferensial
6
kesalahan yang terjadi karena menolak hipotesis nol yang
benar).
Langkah 3 : Menentukan statistik ujinya. Statistik uji adalah kuantitas yang
dihitung dari informasi sampel. Nilai-nilai tersebut akan
digunakan pada Langkah 4 dan 5, agar sampai pada kesimpulan
tentang hipotesis nol.
Langkah 4 : Menentukan aturan untuk mengambil keputusan berdasarkan
taraf signifikansi yang telah ditetapkan pada Langkah 2 dan
distribusi sampling dari statistik uji (dari Langkah 3).
Langkah 5 : Memilih sampelnya, kemudian dengan menggunakan sampel
tersebut, dihitung nilai statistik uji. Akhirnya menggunakan
aturan pengambilan keputusan seperti yang telah ditentukan
pada Langkah 4 untuk membuat keputusan, yaitu apakah
menolak hipotesis nol atau tidak menolak hipotesis nol.
5. Dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis:
Melakukan penelitian umumnya langkah pertama yang dilakukan adalah
membentuk sebuah hipotesis yang menuntun peneliti dalam melakukan pengujian.
Dalam statistik peneliti menetapkan sepasang hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho)
dan hipotesis alternatif (Ha). Ho bisa ditolak atau diterima, jika cukup bukti untuk
menolak Ho, maka Ha diterima.
Dua kesalahan dalam pengujian hipotesis, yakni kesalahan Tipe I dan Tipe
II. Kesalahan Tipe I (α), yaitu menolak Ho, padahal Ho yang benar. Makin besar
α, makin besar kemungkinannya bahwa Ho akan ditolak secara keliru. Artinya
makin banyak kemungkinannya kesalahan Tipe I akan dibuat. Kesalahan Tipe II
(β), yaitu tidak menolak Ho padahal Ho adalah salah. Nilai spesifik α dan β
seharusnya ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Dalam hal
ini besar α dan β menentukan besarnya n (sampel) yang dianalisis secara statistik.
Kesalahannya dalam praktik α dan β ditentukan lebih dahulu, sehingga untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi caranya dengan memperbesar
jumlah n (sampel). Dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis seperti pada
Gambar 1.
File_Imamgun_Statistik Inferensial
7
Tindakan
Gagal menolak Ho Menolak Ho
Ho benar Kesalahan Tipe I
Ho salah Kesalahan Tipe II
Gambar 1 Dua Tipe Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Keputusan atas pengujian Ho yang dikemudikan diformulasikan ke dalam
H1 itu ada dua yaitu rejected (ditolak) atau not-rejected (tak ditolak). Dalam
terminologi riset sebenarnya tidak ada istilah “diterima” yang diadopsi dari istilah
not-rejected. Padahal istilah diterima itu dalam bahasa inggris adalah accepted,
yang sama sekali beda maksudnya dari istilah not-rejected. Berkaitan dengan
ilustrasi yang telah disebutkan di atas, bila suatu hipotesis itu disimpulkan
“diterima”, maka selesailah pencarian kebenaran ilmiah. Sebaliknya bila
disimpulkan “ditolak” atau “tak ditolak”, maka sebenarnya terbukalah peluang
untuk menguji lebih jauh dan berkali-kali hingga hipotesis itu akhirnya menjadi
dalil.
Analisis lebih lanjut terhadap kesalahan uji hipotesis dapat dicermati pada
Tabel 1.
Tabel 1 Analisis Kesalahan Uji Hipotesis
H1 yang telah diuji Realitas betul Realitas salah
Keputusan tak ditolak Keputusan yang benar Beta eror (Tipe II - β)
Keputusan ditolak Alpha eror (Tipe I – α) Keputusan yang benar
6. Mencari pengaruh dari adanya perlakuan (treatment) terhadap penurunan
ketidakhadiran guru signifikan:
Langkah 1 : Menyatakan hipotesis, yaitu:
Ho : µ  12
Ha : µ < 12
Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansi yaitu 5 %
Langkah 3 : Menggunakan uji statistik, yaitu:
z =
n
σ
µ
X 
File_Imamgun_Statistik Inferensial
8
Langkah 4 : Karena yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah bahwa
perlakuan (treatment) yang diberikan menurunkan nilai rata-rata,
maka uji yang sesuai adalah uji satu-pihak, yaitu uji satu-pihak
arah negatif. Jadi nilai kritis z terletak pada sisi kiri kurva. Nilai
kritis untuk taraf signifikansi 5 % adalah – 1,96. Aturan
pengambilan keputusan adalah menolak Ho apabila nilai z hitung
terletak di sebelah kiri – 1,96. Jika sebaliknya, maka menerima Ho.
Langkah 5 : Menghitung nilai z, dengan rumus:
z =
n
σ
µ
X 
=
40
2,5
2
1
10
= – 5,063
Nilai z hitung –5,063 tidak terletak pada daerah penolakan, maka
penelitian tidak menolak Ho pada taraf signifikansi 5 %. Perbedaan antara 10 dan
12 jam pelajaran dapat dipandang sebagai kesalahan pengambilan sampel.
Disimpulkan bahwa perlakuan (treatment) dengan memberikan insentif Rp.
25.000,- per jam pelajaran kepada guru tidak dapat mengurangi ketidakhadiran
guru (guru masuk kelas).
File_Imamgun_Statistik Inferensial
9
SOAL PELATIHAN 2
1. Telah dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang menyatakan
bahwa daya tahan berdiri pramuniaga (pelayan toko) di Madiun adalah 3,5
jam/hari. Berdasarkan sampel 30 orang yang diambil secara random terhadap
toko, datanya adalah sebagai berikut:
3, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 5, 3, 4, 5, 6, 6, 7, 8, 8, 5, 3, 4, 5, 6, 2, 3, 4, 5, 6, 3, 2, 4
Selidiki apakah benar hipotesis tersebut?
2. Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecepatan memasuki dunia kerja
antara lulusan SMA dan SMK. Berdasarkan 20 responden lulusan SMA dan
SMK diperoleh data bahwa lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan
adalah sebagai berikut:
Lama menunggu
(dalam bulan)
Responden
SMA SMK
1 6 2
2 5 1
3 4 4
4 3 5
5 2 6
6 1 7
7 7 4
8 5 8
9 4 9
10 8 2
11 6 3
12 3 4
13 1 6
14 5 5
15 4 4
16 8 9
17 3 5
18 7 6
19 6 1
20 2 4
Berdasarkan data di atas, apakah terdapat perbedaan lama menunggu untuk
mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK?
File_Imamgun_Statistik Inferensial
10
JAWAB
1. Menguji hipotesis bahwa daya tahan berdiri pramuniaga di Madiun adalah 3,5
jam/hari dengan jumlah sampel 30 orang.
Langkah 1 : Menyatakan hipotesis, yaitu:
Ho : µ  3,5
Ha : µ > 3,5
Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansi yaitu 5 %
Langkah 3 : Memilih statistik uji yang sesuai. Distribusi t digunakan karena
standar deviasi populasi tidak diketahui dan ukuran sampelnya
kecil (30 orang). Rumus distribusi t adalah:
t =
n
s
µ
X 
Langkah 4 : Menentukan derajat kebebasan (dk) untuk aturan pengambilan
keputusan. Banyak sampel 30 orang maka dk = 30 – 1 = 29. Nilai
kritis untuk dk = 29 dan signifikansi 5 % untuk uji satu-pihak
adalah 1,699 atau lebih.
Langkah 5 : Menentukan keputusan statistik, rata-rata daya tahan berdiri
pramuniaga di Madiun adalah 3,5 jam/hari dan standar deviasi
1,799. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
s =
 
1
n
n
X
Σ
X
Σ
2
2


=
 
29
30
142
766
2

=
29
133
,
672
766 
= 237
,
3
= 1,799
File_Imamgun_Statistik Inferensial
11
Nilai t hitung adalah 3,759 yang diperoleh dari perhitungan:
t =
n
s
µ
X 
=
30
1,799
3,5
4,733
=
328
,
0
233
,
1
= 3,759
Membandingkan nilai t hitung 3,759 dengan nilai kritis 1,699;
disimpulkan bahwa penelitian menolak Ho. Perbedaan antara mean yang
dihipotesiskan (3,5) dan mean sampel (4,733) tidak mungkin hanya kebetulan atau
kesalahan pengambilan sampel. Jadi penelitian memiliki cukup bukti statistik
untuk membantah bahwa daya tahan berdiri pramuniaga (pelayan toko) di Madiun
adalah 3,5 jam/hari.
2. Mencari perbedaan lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara
lulusan SMA dan SMK. Ho menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
rata skor kedua kelompok sedangkan Ha menyatakan terdapat perbedaan rata-
rata skor kedua kelompok, yang dilambangkan secara simbolik:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1  µ2
Berdasarkan Ha, diketahui bahwa uji yang digunakan merupakan uji dua-
pihak. Aturan pengambilan keputusan bergantung pada dk. Dari penelitian
tersebut diketahui dk = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 – 2 = 38. Nilai kritis untuk taraf
signifikansi 5 % dan uji dua-pihak adalah 2,021. Untuk menghitung nilai t
dilakukan tiga langkah yakni:
a. Menghitung standar deviasi setiap sampel,
b. Mengumpulkan kedua standar deviasi tersebut untuk mendapatkan penduga
standar deviasi populasi,
c. Menghitung nilai t.
File_Imamgun_Statistik Inferensial
12
Langkah 1 : Menghitung standar deviasi setiap sampel seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Perhitungan Standar Deviasi Sampel
SMA SMK
X1
2
1
X X2
2
2
X
6 36 2 4
5 25 1 1
4 16 4 16
3 9 5 25
2 4 6 36
1 1 7 49
7 49 4 16
5 25 8 64
4 16 9 81
8 64 2 4
6 36 3 6
3 9 4 16
1 1 6 36
5 25 5 25
4 16 4 16
8 64 9 81
3 9 5 25
7 49 6 36
6 36 1 1
2 4 4 16
90 494 95 557
s1 =
 
1
n
n
X
Σ
X
Σ
1
1
2
1
2
1


=
1
20
20
90
494
2


= 2,164
s2 =
 
1
n
n
X
Σ
X
Σ
2
2
2
2
2
2


=
1
20
20
95
557
2


= 2,359
Langkah 2 : Mengumpulkan kedua standar deviasi
sp =
     
2
n
n
s
1
n
s
1
n
2
1
2
2
2
2
1
1





=
     
2
20
20
2,359
1
20
2,164
1
20
2
2





= 124
,
5 = 2,264
File_Imamgun_Statistik Inferensial
13
Langkah 3 : Menghitung t, dengan rumus:
t =
2
1
p
2
1
n
1
n
1
s
X
X


=
20
1
20
1
2,264
75
,
4
5
,
4


= –
715
,
0
25
,
0
= – 0,35
Nilai t hitung – 0,35 terletak pada interval antara – 2,021 dan 2,021 maka
Ho tidak dapat ditolak (diterima). Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kedua rata-rata skor lulusan SMA dan SMK dalam menunggu
untuk mendapatkan pekerjaan. Perbedaan yang ada (4,5 dan 4,75) tersebut
kemungkinan hanya disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel.

More Related Content

What's hot

Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsJudianto Nugroho
 
Uji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfUji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfAnaFNisa
 
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahui
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahuiPengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahui
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahuiM Agphin Ramadhan
 
Uji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rataUji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rataSriut_16
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Awal Akbar Jamaluddin
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataAvidia Sarasvati
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda RindyArini
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensialPhe Phe
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrikHafiza .h
 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)reno sutriono
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rataRatih Ramadhani
 
Bab x uji hipotesis satu rata rata
Bab x uji hipotesis satu rata rataBab x uji hipotesis satu rata rata
Bab x uji hipotesis satu rata ratalinda_rosalina
 
Regresi nonlinear&amp;ganda
Regresi nonlinear&amp;gandaRegresi nonlinear&amp;ganda
Regresi nonlinear&amp;gandalennygoru
 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearRizky Wulansari
 

What's hot (20)

Rumus hipotesis
Rumus hipotesisRumus hipotesis
Rumus hipotesis
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Uji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfUji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdf
 
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahui
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahuiPengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahui
Pengujian hipotesis rata rata populasi jika diketahui
 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rataUji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rata
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensial
 
proses poisson
proses poissonproses poisson
proses poisson
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Bab x uji hipotesis satu rata rata
Bab x uji hipotesis satu rata rataBab x uji hipotesis satu rata rata
Bab x uji hipotesis satu rata rata
 
Regresi nonlinear&amp;ganda
Regresi nonlinear&amp;gandaRegresi nonlinear&amp;ganda
Regresi nonlinear&amp;ganda
 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
 

Similar to Analisis Statistik Inferensial

5 UJI HIPOTESIS.pptx
5 UJI HIPOTESIS.pptx5 UJI HIPOTESIS.pptx
5 UJI HIPOTESIS.pptxBaladewaCxii
 
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata ratayositria
 
Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrikScott Cracer
 
Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par Fuhr Heri
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfimampajri1
 
uji hipotesis satu rata rata
uji hipotesis satu rata   ratauji hipotesis satu rata   rata
uji hipotesis satu rata rataRatih Ramadhani
 
Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisGhian Velina
 
UJI HIPOTESIS.pptx
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptxWan Na
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisPrima37
 
Bab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBayu Bayu
 
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptx
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptxSlide-INF207-uji-hipotesa.pptx
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptxMuhammadHamdisyah
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docxLaruiHania
 
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.pptWindi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.pptmhusyaiin36
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssFajar Istiqomah
 
uji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisheruji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisherkacangtom
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaatin111
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalahghavinomum
 

Similar to Analisis Statistik Inferensial (20)

5 UJI HIPOTESIS.pptx
5 UJI HIPOTESIS.pptx5 UJI HIPOTESIS.pptx
5 UJI HIPOTESIS.pptx
 
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
 
Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrik
 
Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par Bahan ajar stat non par
Bahan ajar stat non par
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
 
uji hipotesis satu rata rata
uji hipotesis satu rata   ratauji hipotesis satu rata   rata
uji hipotesis satu rata rata
 
Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian Hipotesis
 
UJI HIPOTESIS.pptx
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptx
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Bab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesis
 
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptx
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptxSlide-INF207-uji-hipotesa.pptx
Slide-INF207-uji-hipotesa.pptx
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docx
 
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.pptWindi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spss
 
uji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisheruji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisher
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesia
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalah
 
T test
T testT test
T test
 
Lap41
Lap41Lap41
Lap41
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

Analisis Statistik Inferensial

  • 1. File_Imamgun_Statistik Inferensial 1 SOAL PELATIHAN 1 1. Jelaskan pengertian hipotesis? 2. Seorang peneliti biasanya tertarik menguji satu hipotesis dari enam alternatif hipotesis. Sebutkan enam alternatif hipotesis tersebut? 3. Apa yang dimaksud dengan pengujian hipotesis? 4. Jelaskan prosedur lima langkah dalam pengujian hipotesis? 5. Jelaskan dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis? 6. Seorang kepala sekolah mengeluh motivasi mengajar guru di sekolahnya sangat rendah. Rekap mengajar guru yang terdapat di sekolah menunjukkan bahwa rata-rata ketidakhadiran guru (guru masuk kelas) adalah 12 jam pelajaran sebulan, dengan simpangan baku 2,5. Untuk mengatasi rendahnya motivasi mengajar tersebut, kepala sekolah memberikan insentif Rp. 25.000,- per jam pelajaran. Setelah diberlakukan kebijakan insentif rata-rata ketidakhadiran 40 guru di sekolah tersebut 10 jam pelajaran sebulan dengan simpangan baku 1,5. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, dapatkah kita menyimpulkan bahwa penurunan ketidakhadiran tersebut signifikan?
  • 2. File_Imamgun_Statistik Inferensial 2 JAWAB 1. Hipotesis adalah sesuatu yang masih kurang dari sebuah kesimpulan pendapat. Suatu jawaban juga yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar. Hipotesis merupakan pernyataan dugaan mengenai hubungan dua atau lebih variabel. Hipotesis sebagai jawaban sementara yang dipilih oleh peneliti untuk masalah yang sedang diteliti kemudian dicek kebenarannya secara empirik melalui penelitian. 2. Enam alternatif pengujian hipotesis: a. Pengujian proporsi populasi Hal ini didasarkan bahwa suatu pernyataan yang dibuat bahwa proporsi atau sebagian dari populasi mempunyai sifat tertentu. Misalnya 25 % siswa yang bolos sekolah pergi ke supermarket. Untuk menjelaskan persoalan tersebut dapat menggunakan uji proporsi, dengan uji statistik yaitu: z =   n π 1 π π n X   Keterangan: X = Banyaknya amatan yang memiliki sifat yang diselidiki, n = Ukuran sampel, π = Proporsi populasi yang memiliki sifat yang diselidiki. Uji di atas dapat digunakan apabila baik nπ maupun n (1 – π) sama dengan 5 atau lebih. Juga sampel yang diambil harus dipilih secara independen dan memiliki peluang yang sama untuk terpilih. b. Pengujian proporsi dua populasi Beberapa masalah berkaitan dengan dua populasi, yaitu apakah kedua populasi tersebut sama. Untuk melakukan pengujian demikian, pertama-tama memilih sebuah sampel dari masing-masing populasi. Kemudian jika kedua sampel tersebut memenuhi persyaratan, yaitu nπ dan n (1 – π) sama dengan 5 atau lebih, sehingga dapat menggunakan uji sampel. Statistik uji z mengikuti distribusi normal standar, dengan rumus:
  • 3. File_Imamgun_Statistik Inferensial 3 z =              2 2 2 2 1 1 n 1 n 1 p 1 p n X n X Keterangan: X1 = Jumlah individu yang memiliki sifat yang diselidiki pada sampel pertama, X2 = Jumlah individu yang memiliki sifat yang diselidiki pada sampel kedua, n1 = Jumlah sampel pertama, n2 = Jumlah sampel kedua, p = Proporsi pemilikan sifat dari kedua sampel, dihitung dengan rumus: p = sampel kedua total jumlah sukses total jumlah = 2 1 2 1 n n X X   c. Karakteristik distribusi t Distribusi t dalam beberapa hal sama dengan distribusi z, tetapi sangat berbeda dalam beberapa hal lainnya. Karakteristik utama distribusi t adalah: 1) Merupakan distribusi kontinu, sama seperti distribusi z, 2) Berbentuk lonceng dan simetris, sama seperti distribusi z, 3) Hanya ada satu distribusi normal standar z, tetapi terdapat suatu hubungan distribusi t. Setiap kali ukuran sampel berubah, harus membuat distribusi t yang baru, 4) Distribusi t lebih menyebar dari pusat (jadi lebih datar) daripada distribusi z. Karena distribusi t lebih menyebar dibanding distribusi z, nilai kritis t untuk taraf signifikansi tertentu akan lebih besar daripada nilai distribusi z yang bersesuaian. Jika ukuran sampel membesar, nilai t akan mendekati nilai z untuk taraf signifikansi tertentu. d. Pengujian hipotesis mean satu populasi Distribusi t digunakan untuk menguji hipotesis tentang mean populasi jika standar deviasi populasi tidak diketahui dan ukuran sampelnya kecil. Statistik ujinya adalah: t = n s µ X 
  • 4. File_Imamgun_Statistik Inferensial 4 Keterangan: X = Mean sampel, µ = Mean populasi yang dihipotesiskan, s = Standar deviasi sampel, n = Banyaknya item dalam sampel. e. Membandingkan dua mean populasi Uji t dapat digunakan untuk membandingkan dua mean populasi, dengan asumsi setiap populasi berdistribusi normal, standar deviasi populasi sama tetapi tidak diketahui, dan kedua sampel berhubungan (independen). Statistik t untuk kasus dua sampel adalah sama dengan untuk statistik z dua sampel. Tambahan perhitungan yang diperlukan adalah standar deviasi kedua sampel digabungkan untuk mendapatkan penduga standar deviasi populasi. Uji ini digunakan untuk sampel yang berkurang dari 30. Rumus untuk t adalah: t = 2 1 p 2 1 n 1 n 1 s X X   Keterangan: 1 X = Mean sampel pertama, 2 X = Mean sampel kedua, n1 = Banyaknya observasi pada sampel pertama, n2 = Banyaknya observasi pada sampel kedua, p s = Penduga standar deviasi populasi yang dihitung dari kedua standar deviasi sampel. Rumusnya adalah: p s =       2 n n s 1 n s 1 n 2 1 2 2 2 2 1 1      Dengan: s1 = Standar deviasi sampel pertama, s2 = Standar deviasi sampel kedua. f. Pengujian observasi berpasangan Beberapa hal peneliti tertarik pada perbedaan pasangan-pasangan hasil pengamatan. Misalnya siswa yang mengikuti les dilakukan evaluasi nilainya sebelum dan sesudah mengikuti les. Tujuan dari percobaan adalah untuk
  • 5. File_Imamgun_Statistik Inferensial 5 mengetahui efektivitas les dalam meningkatkan nilai siswa. Jadi uji t digunakan untuk mengetahui berapa nilai meningkat, bukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai. Dalam kasus ini, uji t yang digunakan berdasarkan pada perbedaan nilai pasangan observasi, bukan pada nilai observasi setiap individu. Distribusi populasi perbedaan data berpasangan ini diasumsikan berdistribusi normal dengan standar deviasi tidak diketahui. Rata-rata populasi perbedaan dinyatakan dengan µd. Karena peneliti tidak mungkin mengetahui perbedaan untuk seluruh populasi, maka perlu mengambil sampel. Simbol d digunakan untuk menyatakan perbedaan untuk suatu sampel dan d menyatakan rata-rata perbedaan dalam sampel tersebut. Rumus t adalah: t = n s d d Keterangan: d = Rata-rata perbedaan antara pasangan-pasangan amatan, sd = Standar deviasi perbedaan antara pasangan-pasangan amatan, n = Jumlah pasangan amatan. 3. Pengujian hipotesis adalah penyelidikan apakah suatu hipotesis tersebut benar atau salah. Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan mempelajari sejauh mana suatu data sampel mendukung kebenaran hipotesis tersebut. Hipotesis harus dapat diuji, maksudnya adalah harus ada kemungkinan dinyatakan kembali dalam bentuk operasional yang selanjutnya dapat dinilai atas dasar data. 4. Prosedur dalam pengujian hipotesis: Langkah 1 : Menyatakan hipotesis nol. Bersamaan dengan itu juga menyatakan hipotesis alternatifnya. Hipotesis alternatif diterima jika hipotesis nol ditolak. Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansinya. Terdapat pilihan taraf signifikan (misalnya 5 % atau 1 %) yang disesuaikan dengan bidang penelitian, biasanya untuk penelitian eksak taraf signifikansinya harus rendah yaitu 1 % dan sosial 5 %. Taraf signifikansi adalah peluang dalam membuat kesalahan (Tipe I
  • 6. File_Imamgun_Statistik Inferensial 6 kesalahan yang terjadi karena menolak hipotesis nol yang benar). Langkah 3 : Menentukan statistik ujinya. Statistik uji adalah kuantitas yang dihitung dari informasi sampel. Nilai-nilai tersebut akan digunakan pada Langkah 4 dan 5, agar sampai pada kesimpulan tentang hipotesis nol. Langkah 4 : Menentukan aturan untuk mengambil keputusan berdasarkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan pada Langkah 2 dan distribusi sampling dari statistik uji (dari Langkah 3). Langkah 5 : Memilih sampelnya, kemudian dengan menggunakan sampel tersebut, dihitung nilai statistik uji. Akhirnya menggunakan aturan pengambilan keputusan seperti yang telah ditentukan pada Langkah 4 untuk membuat keputusan, yaitu apakah menolak hipotesis nol atau tidak menolak hipotesis nol. 5. Dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis: Melakukan penelitian umumnya langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk sebuah hipotesis yang menuntun peneliti dalam melakukan pengujian. Dalam statistik peneliti menetapkan sepasang hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Ho bisa ditolak atau diterima, jika cukup bukti untuk menolak Ho, maka Ha diterima. Dua kesalahan dalam pengujian hipotesis, yakni kesalahan Tipe I dan Tipe II. Kesalahan Tipe I (α), yaitu menolak Ho, padahal Ho yang benar. Makin besar α, makin besar kemungkinannya bahwa Ho akan ditolak secara keliru. Artinya makin banyak kemungkinannya kesalahan Tipe I akan dibuat. Kesalahan Tipe II (β), yaitu tidak menolak Ho padahal Ho adalah salah. Nilai spesifik α dan β seharusnya ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Dalam hal ini besar α dan β menentukan besarnya n (sampel) yang dianalisis secara statistik. Kesalahannya dalam praktik α dan β ditentukan lebih dahulu, sehingga untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi caranya dengan memperbesar jumlah n (sampel). Dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis seperti pada Gambar 1.
  • 7. File_Imamgun_Statistik Inferensial 7 Tindakan Gagal menolak Ho Menolak Ho Ho benar Kesalahan Tipe I Ho salah Kesalahan Tipe II Gambar 1 Dua Tipe Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis Keputusan atas pengujian Ho yang dikemudikan diformulasikan ke dalam H1 itu ada dua yaitu rejected (ditolak) atau not-rejected (tak ditolak). Dalam terminologi riset sebenarnya tidak ada istilah “diterima” yang diadopsi dari istilah not-rejected. Padahal istilah diterima itu dalam bahasa inggris adalah accepted, yang sama sekali beda maksudnya dari istilah not-rejected. Berkaitan dengan ilustrasi yang telah disebutkan di atas, bila suatu hipotesis itu disimpulkan “diterima”, maka selesailah pencarian kebenaran ilmiah. Sebaliknya bila disimpulkan “ditolak” atau “tak ditolak”, maka sebenarnya terbukalah peluang untuk menguji lebih jauh dan berkali-kali hingga hipotesis itu akhirnya menjadi dalil. Analisis lebih lanjut terhadap kesalahan uji hipotesis dapat dicermati pada Tabel 1. Tabel 1 Analisis Kesalahan Uji Hipotesis H1 yang telah diuji Realitas betul Realitas salah Keputusan tak ditolak Keputusan yang benar Beta eror (Tipe II - β) Keputusan ditolak Alpha eror (Tipe I – α) Keputusan yang benar 6. Mencari pengaruh dari adanya perlakuan (treatment) terhadap penurunan ketidakhadiran guru signifikan: Langkah 1 : Menyatakan hipotesis, yaitu: Ho : µ  12 Ha : µ < 12 Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansi yaitu 5 % Langkah 3 : Menggunakan uji statistik, yaitu: z = n σ µ X 
  • 8. File_Imamgun_Statistik Inferensial 8 Langkah 4 : Karena yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah bahwa perlakuan (treatment) yang diberikan menurunkan nilai rata-rata, maka uji yang sesuai adalah uji satu-pihak, yaitu uji satu-pihak arah negatif. Jadi nilai kritis z terletak pada sisi kiri kurva. Nilai kritis untuk taraf signifikansi 5 % adalah – 1,96. Aturan pengambilan keputusan adalah menolak Ho apabila nilai z hitung terletak di sebelah kiri – 1,96. Jika sebaliknya, maka menerima Ho. Langkah 5 : Menghitung nilai z, dengan rumus: z = n σ µ X  = 40 2,5 2 1 10 = – 5,063 Nilai z hitung –5,063 tidak terletak pada daerah penolakan, maka penelitian tidak menolak Ho pada taraf signifikansi 5 %. Perbedaan antara 10 dan 12 jam pelajaran dapat dipandang sebagai kesalahan pengambilan sampel. Disimpulkan bahwa perlakuan (treatment) dengan memberikan insentif Rp. 25.000,- per jam pelajaran kepada guru tidak dapat mengurangi ketidakhadiran guru (guru masuk kelas).
  • 9. File_Imamgun_Statistik Inferensial 9 SOAL PELATIHAN 2 1. Telah dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga (pelayan toko) di Madiun adalah 3,5 jam/hari. Berdasarkan sampel 30 orang yang diambil secara random terhadap toko, datanya adalah sebagai berikut: 3, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 5, 3, 4, 5, 6, 6, 7, 8, 8, 5, 3, 4, 5, 6, 2, 3, 4, 5, 6, 3, 2, 4 Selidiki apakah benar hipotesis tersebut? 2. Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecepatan memasuki dunia kerja antara lulusan SMA dan SMK. Berdasarkan 20 responden lulusan SMA dan SMK diperoleh data bahwa lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan adalah sebagai berikut: Lama menunggu (dalam bulan) Responden SMA SMK 1 6 2 2 5 1 3 4 4 4 3 5 5 2 6 6 1 7 7 7 4 8 5 8 9 4 9 10 8 2 11 6 3 12 3 4 13 1 6 14 5 5 15 4 4 16 8 9 17 3 5 18 7 6 19 6 1 20 2 4 Berdasarkan data di atas, apakah terdapat perbedaan lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK?
  • 10. File_Imamgun_Statistik Inferensial 10 JAWAB 1. Menguji hipotesis bahwa daya tahan berdiri pramuniaga di Madiun adalah 3,5 jam/hari dengan jumlah sampel 30 orang. Langkah 1 : Menyatakan hipotesis, yaitu: Ho : µ  3,5 Ha : µ > 3,5 Langkah 2 : Menentukan taraf signifikansi yaitu 5 % Langkah 3 : Memilih statistik uji yang sesuai. Distribusi t digunakan karena standar deviasi populasi tidak diketahui dan ukuran sampelnya kecil (30 orang). Rumus distribusi t adalah: t = n s µ X  Langkah 4 : Menentukan derajat kebebasan (dk) untuk aturan pengambilan keputusan. Banyak sampel 30 orang maka dk = 30 – 1 = 29. Nilai kritis untuk dk = 29 dan signifikansi 5 % untuk uji satu-pihak adalah 1,699 atau lebih. Langkah 5 : Menentukan keputusan statistik, rata-rata daya tahan berdiri pramuniaga di Madiun adalah 3,5 jam/hari dan standar deviasi 1,799. Standar deviasi dihitung dengan rumus: s =   1 n n X Σ X Σ 2 2   =   29 30 142 766 2  = 29 133 , 672 766  = 237 , 3 = 1,799
  • 11. File_Imamgun_Statistik Inferensial 11 Nilai t hitung adalah 3,759 yang diperoleh dari perhitungan: t = n s µ X  = 30 1,799 3,5 4,733 = 328 , 0 233 , 1 = 3,759 Membandingkan nilai t hitung 3,759 dengan nilai kritis 1,699; disimpulkan bahwa penelitian menolak Ho. Perbedaan antara mean yang dihipotesiskan (3,5) dan mean sampel (4,733) tidak mungkin hanya kebetulan atau kesalahan pengambilan sampel. Jadi penelitian memiliki cukup bukti statistik untuk membantah bahwa daya tahan berdiri pramuniaga (pelayan toko) di Madiun adalah 3,5 jam/hari. 2. Mencari perbedaan lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK. Ho menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata- rata skor kedua kelompok sedangkan Ha menyatakan terdapat perbedaan rata- rata skor kedua kelompok, yang dilambangkan secara simbolik: Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1  µ2 Berdasarkan Ha, diketahui bahwa uji yang digunakan merupakan uji dua- pihak. Aturan pengambilan keputusan bergantung pada dk. Dari penelitian tersebut diketahui dk = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 – 2 = 38. Nilai kritis untuk taraf signifikansi 5 % dan uji dua-pihak adalah 2,021. Untuk menghitung nilai t dilakukan tiga langkah yakni: a. Menghitung standar deviasi setiap sampel, b. Mengumpulkan kedua standar deviasi tersebut untuk mendapatkan penduga standar deviasi populasi, c. Menghitung nilai t.
  • 12. File_Imamgun_Statistik Inferensial 12 Langkah 1 : Menghitung standar deviasi setiap sampel seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Perhitungan Standar Deviasi Sampel SMA SMK X1 2 1 X X2 2 2 X 6 36 2 4 5 25 1 1 4 16 4 16 3 9 5 25 2 4 6 36 1 1 7 49 7 49 4 16 5 25 8 64 4 16 9 81 8 64 2 4 6 36 3 6 3 9 4 16 1 1 6 36 5 25 5 25 4 16 4 16 8 64 9 81 3 9 5 25 7 49 6 36 6 36 1 1 2 4 4 16 90 494 95 557 s1 =   1 n n X Σ X Σ 1 1 2 1 2 1   = 1 20 20 90 494 2   = 2,164 s2 =   1 n n X Σ X Σ 2 2 2 2 2 2   = 1 20 20 95 557 2   = 2,359 Langkah 2 : Mengumpulkan kedua standar deviasi sp =       2 n n s 1 n s 1 n 2 1 2 2 2 2 1 1      =       2 20 20 2,359 1 20 2,164 1 20 2 2      = 124 , 5 = 2,264
  • 13. File_Imamgun_Statistik Inferensial 13 Langkah 3 : Menghitung t, dengan rumus: t = 2 1 p 2 1 n 1 n 1 s X X   = 20 1 20 1 2,264 75 , 4 5 , 4   = – 715 , 0 25 , 0 = – 0,35 Nilai t hitung – 0,35 terletak pada interval antara – 2,021 dan 2,021 maka Ho tidak dapat ditolak (diterima). Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua rata-rata skor lulusan SMA dan SMK dalam menunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Perbedaan yang ada (4,5 dan 4,75) tersebut kemungkinan hanya disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel.