2. 2
PENDAHULUAN
• Tujuan: penarikan kesimpulan
(menggeneralisir) nilai yang berasal dari
sampel terhadap keadaan populasi melalui
pengujian hipotesis.
• Keyakinan ini didasarkan pada besarnya
peluang untuk memperoleh hubungan
tersebut secara kebetulan (by chance)
• Semakin kecil peluang tersebut (peluang
adanya by chance), semakin besar keyakinan
bahwa hubungan tersebut memang ada.
3. 3
PRINSIP UJI HIPOTESIS
• melakukan perbandingan antara nilai sampel (data
hasil penelitian) dengan nilai hipotesis (nilai
populasi) yang diajukan.
• Peluang untuk diterima dan ditolaknya suatu
hipotesis tergantung besar kecilnya perbedaan antara
nilai sampel dengan nilai hipotesis.
• Bila perbedaan tersebut cukup besar, maka peluang
untuk menolak hipotesis pun besar pula, sebaliknya
bila perbedaan tersebut kecil, maka peluang untuk
menolak hipotesis menjadi kecil.
• Jadi, makin besar perbedaan antara nilai sampel
dengan nilai hipotesis, makin besar peluang untuk
menolak hipotesis
4. 4
HIPOTESIS
• Berasal dari kata hipo dan thesis. Hipo artinya
sementara/lemah kebenarannya dan thesis
artinya pernyataan/teori.
• Pernyataan sementara yang perlu diuji
kebenarannya. Untuk menguji kebenaran
sebuah hipotesis digunakan pengujian yang
disebut pengujian hipotesis.
• Pengujian hipotesis dijumpai dua jenis
hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha).
5. 5
Hipotesis Nol (Ho)
• Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu
kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu
dengan variabel yang lain.
Contoh:
• Tidak ada perbedaan berat badan bayi antara mereka
yang dilahirkan dari ibu yang merokok dengan mereka
yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
• Tidak ada hubungan merokok dengan berat badan bayi.
6. 6
Hipotesis Alternatif (Ha)
• Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan suatu
kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang
menyatakan ada hubungan variabel satu dengan variabel
yang lain.
Contoh :
• Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang
dilahirkan dari ibu yang merokok dengan mereka yang
dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
• Ada hubungan merokok dengan berat badan bayi.
7. 7
ARAH/BENTUK UJI HIPOTESIS
• Bentuk hipotesis alternatif akan menentukan
arah uji statistik apakah
▫ satu arah (one tail)
▫ dua arah (two tail).
8. 8
One tail (satu sisi)
• bila hipotesis alternatifnyanya menyatakan
adanya perbedaan dan ada pernyataan yang
mengatakan hal yang satu lebih tinggi/rendah
dari hal yang lain.
Contoh :
• Berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok
lebih kecil dibandingkan berat badan bayi dari
ibu hamil yang tidak merokok.
9. 9
Two Tail (dua sisi)
• Merupakan hipotesis alternatif yang hanya
menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah
hal yang satu lebih tinggi/rendah dari hal yang
lain.
Contoh
• Berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok
berbeda dibandingkan berat badan bayi dari
ibu yang tidak merokok. Atau dengan kata lain
: Ada perbedaan berat badan bayi antara
mereka yang dilahirkan dari ibu yang merokok
dibandingkan dari mereka yang tidak
merokok.
10. 10
Contoh penulisan hipotesis
• Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara
jenis kelamin denga tekanan darah, maka
hipotesisnya adalah sbb:
Ho : A = B
▫ Tidak ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-
laki dan perempuan, atau
▫ Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
tekanan darah
Ha : A = B
▫ Ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki
dan perempuan, atau
▫ Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan
darah
11. 11
KESALAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Dalam pengujian hipotesis kita selalu
dihadapkan suatu kesalahan pengambilan
keputusan.
• Ada dua jenis kesalahan pengambilan keputusan
dalam uji statistik, yaitu:
▫ kesalahan tipe alpha
▫ Kesalahan tipe beta
12. 12
Kesalahan Tipe I ()
• Merupakan kesalahan menolak Ho padahal
sesungguhnya Ho benar. Artinya: menyimpulkan
adanya perbedaan padahal sesungguhnya tidak
ada perbedaan.
• Peluang kesalahan tipe satu (I) adalah atau
sering disebut Tingkat signifikansi (significance
level).
• Sebaliknya peluang untuk tidak membuat
kesalahan tipe I adalah sebesar 1-, yang disebut
dengan Tingkat Kepercayaan (confidence level).
13. 13
Kesalahan Tipe II ()
• Merupakan kesalahan tidak menolak Ho
padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya:
menyimpulkan tidak ada perbedaan padahal
sesungguhnya ada perbedaan.
• Peluang untuk membuat kesalahan tipe
kedua (II) ini adalah sebesar .
• Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe
kedua (II) adalah sebesar 1-, dan dikenal
sebagai Tingkat Kekuatan Uji (power of the
test).
15. 15
Meminimalkan kesalahan
• Dalam pengujian hipotesis dikehendaki nilai
dan kecil atau (1-) besar.
• Namun hal ini sulit dicapai karena bila makin
kecil nilai akan semakin besar.
• Berhubung harus dibuat keputusan menolak
atau tidak menolak Ho maka harus diputuskan
untuk memilih salah satu saja yang harus
diperhatikan yaitu atau yang diperhatikan.
• Pada umumnya untuk amannya dipilih nilai .
16. 16
MENENTUKAN TINGKAT KEMAKNAAN (LEVEL OF
SIGNIFICANCE)
• Tingkat kemaknaan, atau sering disebut dengan
nilai , merupakan nilai yang menunjukkan
besarnya peluang salah dalam menolak
hipotesis nol.
• nilai merupakan batas toleransi peluang salah
dalam menolak hipotesis nol.
• nilai merupakan nilai batas maksimal
kesalahan menolak Ho.
• Nilai dapat diartikan pula sebagai batas
maksimal kita salah menyatakan adanya
perbedaan.
17. 17
Penentuan nilai (alpha)
• Tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian.
• Nilai (alpha) yang sering digunakan adalah 10 %, 5 %
atau 1 %.
▫ Bidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai
(alpha) sebesar 5 %.
▫ Pengujian obat-obatan digunakan batas toleransi kesalahan
yang lebih kecil misalnya 1 %, karena mengandung risiko
yang fatal.
• Misalkan seorang peneliti yang akan menentukan apakah
suatu obat bius berkhasiat akan menentukan yang kecil
sekali , peneliti tersebut tidak akan mau mengambil
resiko bahwa ketidak berhasilan obat bius besar karena
akan berhubungan dengan nyawa seseorang yang akan
dibius.
18. Contoh
Seorang bidan desa menyatakan bahwa rata-rata setiap
bulan dia merujuk pasien ke Puskesmas sebanyak 40
orang.
• Pihak Puskesmas ingin menguji pernyataan bidan
tersebut pada derajat kemaknaan 0,05. Untuk itu
diambil sampel secara acak sebanyak 3 bulan dan
diperoleh rata-rata 38 orang dengan varian 4 orang.
19. Tahap Uji Hipotesis
1. Rumuskan hipotesis uji (H0 dan Ha)
H0 ; μ = 40 orang
Ha ; μ ≠ 40 orang
2. Tentukan derajat kemaknaan dan titik kritis
α = 0,05 ; db = n-1 = 2 t(db;α/2) = t(2;0,025)= 4,303
3. Tentukan uji statistik
uji t karena sampel kecil
20. 4. Tentukan daerah penerimaan atau penolakan H0
0
Daerah
Penerimaan
H0
Daerah
penolakan
H0
t(db;α/2)=4,303
Daerah
penolakan
H0
-t(db;α/2)=-4,303
21. 5. Lakukan uji statistik
Diketahui :
n = 3 bulan
μ0 = 40 orang/ hari
v=s2=4 s = √v = 2
_
x = 38 orang /hari
_
t = x - μ0 = 38 - 40 = - 2 = -1,73
s/√n 2/ √3 1,15
22. 6. Buatlah kesimpulan yang tepat pada populasi
bersangkutan menerima atau menolak H0
Hasil uji statistik t = -1,73 > -4,303 (berada di daerah
penerimaan H0) H0 diterima rata-rata pasien
yang dirujuk bidan setiap bulannya 40 orang.
23. Contoh 2
• Majalah A menyebutkan bahwa rata-rata usia direktur utama
bank di sebuah kota 41 tahun. Untuk menguji apakah hal ini
benar, maka dikumpulkanlah data acak dari 11 direktur utama
bank di kota tersebut. Asumsikan bahwa usia direktur utama
bank di kota tersebut terdistribusi normal. Gunakanlah taraf
keterandalan α = 5%.
• Kesimpulan apakah yang dapat ditarik?
• Data: 40, 43, 44, 50, 39, 38, 51, 37, 55, 57, 41
α = 0,05 ; db = n-1 = 10 t(db;α/2) = t(10;0,025)= 2,228
24. Tahap Uji Hipotesis
1. Rumuskan hipotesis uji (H0 dan Ha)
H0 ; μ = 41 tahun
Ha ; μ ≠ 41 tahun
2. Tentukan derajat kemaknaan dan titik kritis
α = 0,05 ; db = n-1 = 10 t(db;α/2) = t(10;0,025)= 2,228
3. Tentukan uji statistik
uji t karena sampel kecil
25. 4. Tentukan daerah penerimaan atau penolakan H0
0
Daerah
Penerimaan
H0
Daerah
penolakan
H0
t(db;α/2)=2,228
Daerah
penolakan
H0
-t(db;α/2)=-2,228
27. Diketahui :
n = 11
μ0 = 41
v=s2=50 s = √v = 7,07
_
x = 495/11 = 45
_
t = x - μ0 = 45 - 41 = 4/2,13 = 1,88
s/√n 7,07/ √11
28. 6. Buatlah kesimpulan yang tepat pada populasi
bersangkutan menerima atau menolak H0
Hasil uji statistik t = 1,88 < 2,228 (berada di daerah
penerimaan H0) H0 diterima rata-rata umur
Direktur Utama Bank di kota tersebut 41
tahun.
29. Latihan 1
• Seorang job-specialist menguji 25 administrator
kesehatan dan mendapatkan bahwa rata-rata
penguasaan pekerjaan administrator kesehatan adalah
22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan
taraf nyata 5% , ujilah :
• Apakah rata-rata penguasaan kerja adminisrator
kesehatan tidak sama dengan 20 bulan?
_
Diketahui : n=25 x = 22 S = 4 bulan α = 0,05
30. Tahap Uji Hipotesis
1. Rumuskan hipotesis uji (H0 dan Ha)
H0 ; μ = 20
Ha ; μ ≠ 20
2. Tentukan derajat kemaknaan dan titik kritis
α = 0,05 ; db = n-1 = 24 t(db;α) = t(24;0,025)= 2,064
3. Tentukan uji statistik
uji t karena sampel kecil
31. 4. Tentukan daerah penerimaan atau penolakan H0
0
Daerah
Penerimaan
H0
Daerah
penolakan
H0
t(db;α/2)=2,064
Daerah
penolakan
H0
-t(db;α/2)=-2,064
32. Diketahui :
n = 25
μ0 = 20
s = 4
_
x = 22
_
t = x - μ0 = 22 - 20 = 10/4 = 2,5
s/√n 4/ √25
5. Lakukan uji statistik
33. 6. Buatlah kesimpulan yang tepat pada populasi
bersangkutan menerima atau menolak H0
Hasil uji statistik t = 2,5 > 2,064 (berada di daerah
penolakan H0) H0 ditolak rata-rata
penguasaan tugas administrator kesehatan
tidak sama dengan 22 bulan.