SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Uraian Materi 
1. Kalimat 
a. Unsur Kalimat, adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa 
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut sebagai peran kata, 
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (ket). 
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, 
yakni S dan P. 
Pengisi S,P,O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa kata, tetapi dapat 
juga berupa frasa. Untuk mengenali “wajah” S, P, O, Pel, Ket secara sekilas 
dan sebelum membahas kelimat fungsi sintaksis itu satu per satu, berikut ini 
ditampilkan lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa, 
yaitu pembawa acara yang kocak (itu). 
(S) Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga. 
S P O 
(P) Indra // (adalah) pembawa acara yang kocak. 
S P 
(O) Madonna // menelepon // pembawa acara yang kocak itu. 
S P O 
(Pel) Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak. 
S P Pel 
(ket) Si Fulan // pergi // dengan pembawa acara yang kocak itu. 
S P Ket 
a. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) 
apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam 
suatu kalimat). Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau 
jati diri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang 
jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian 
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau 
2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini. 
(1) Kuda meringkik. 
(2) Ibu sedang tidur siang. 
(3) Putrinya cantuk jelita. 
(4) Kota Jakarta dalam keadaan aman. 
(5) Kucingku belang tiga. 
(6) Robby mahasiswa baru. 
(7) Rumah Pak Hartawan lima. 
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat (1) – (7) adalah P. kata meringkik 
pada kalimat (1) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur 
siang pada kalimat (2) memberitahukan tindakan ibu; cantik jelita pada kalimat 
(3) memberitahukan keadaan putrinya; dalam keadaan aman pada kalimat (4) 
memberitahukan situasi kota Jakarta; belang tiga pada kalimat (5) memberitahukan 
ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (6) memberitahukan status Robby; 
dan lima pada kalimat (7) memberitahukan jumlah rumah pak Hartawan. Harap 
diperhatikan, P dalam contoh (1) – (7) tidak hanya berbentuk kata (meringkik, 
lima), tetapi juga berbetuk frasa/kelompok kata (sedang tidur siang, cantik jelita, 
dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru). 
Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang 
menunjuk perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya. 
(1) *adik saya yang gendut lagi lucu itu … 
(2) *kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto … 
(3) *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang … 
Seandainya pun contoh (8), (9), (10) ditulis persis seperti lazimnya kalimat 
normal, diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan satu tanda titik, 
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. tidak ada 
jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) 
pada contoh (8); tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan 
kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu 
pada contoh (9) dan (10). Karena tidak ada informasi tentang tidakan, sifat, atau 
keadaan yang dituntut oleh P, maka contoh (8), (9), (10) tidak mengandung P. 
karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (8), (9), (10) itu 
belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
b. Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok (benda), 
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. 
Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa 
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini : 
(1) Ayahku sedang melukis. 
(2) Meja direktur besar. 
(3) Yang berbaju batik dosen saya. 
(4) Berjalan kaki menyehatkan 
badan. 
(5) Membangun jalan layang sangat 
mahal. 
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat (11) – (15) adalah S. Contoh 
S yang diisi oleh kata frasa benda terdapat pada kalimat (11) dan (12); contoh 
S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (13); dan pada contoh S yang 
diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (14) dan (15). 
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk 
s harus selalu merujuk kepada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh 
di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (13), (14), dan 
(15) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. 
Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (13) dan (14), yang berbaju batik 
dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan 
layang yang menjadi S pada kalimat (15), secara implisit juga merujuk pada 
‘hasil membangun’ yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau 
diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap pada awal kalimat 
(13) – (15), yaitu orang pada awal kalimat (13) dan kegiatan pada awal kalimat 
(14) dan (15). 
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan 
memakai kata tanya siapa (yang) … atau apa (yang) … kepada P. kalau ada 
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata 
jawabannya adalah ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai 
S. 
Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada / 
tidak jelas pelaku atau bendanya : 
(1) *Bagi siswa sekolah dilarang masuk. 
(2) *Di sini melayani resep obat generik. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
5 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(3) *Melamun sepanjang malam. 
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh 
(16), jawabannya adalah bagi siswa sekolah; siapa yang melayani resep obat 
generik pada contoh (17), jawabannya adalah disini; dan siapa yang melamun 
sepanjang malam pada contoh (18), jawabannya malah tidak ada. Jawaban 
yang tadipun terasa tidak logis. Contoh (16) baru menjadi kalimat jika bagi 
tidak diikutsertakan; sedangkan contoh (17) dan (18) baru menjadi kalimat jika 
disitu ditempatkan kata benda yang sesuai untuk menjadi S menggantikan 
di sini pada kalimat (17) dan mengisi tempat sebelum kata melamun pada 
kalimat (18). Karena itu, contoh (16) – (18) belum memenuhi syarat sebagai 
kalimat. 
a. Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya 
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P 
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O 
seperti pada contoh di bawah ini. 
a. Nurul menimang … 
b. Arsitek merancang … 
c. Juru masak menggoreng … 
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh 
(19) adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi 
P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba 
intransitif. O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan 
tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam 
contoh (20) tidak menuntut untuk dilengkapi. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
a. Nenek mandi. 
b. Komputerku rusak. 
c. Tamunya pulang. 
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya 
dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang 
dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(1) a. Serena Williams mengalahkan 
Angelique Wijaya [O]. 
b. Angelique Wijaya [S] dikalahkan 
oleh Serena Williams. 
(2) a. Orang itu menipu adik saya [O]. 
b. Adik saya [S] ditipu oleh orang itu. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
(3) a. Ibu Tuti mencubit pipi 
Sandra [O]. 
b.Pipi Sandra [S] dicubit 
oleh Ibu Tuti. 
(4) a. John Smith membeli ba-rang 
antik [ O]. 
b. Barang antik [S] dibeli 
oleh John Smith. 
c. Pelengkap 
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang 
melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi 
seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga 
sama, yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O 
terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini. 
(1) Ketua MPR // membacakan // Pancasila. 
S P O 
(2) Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila 
S P Pel 
Kedua kalimat aktif (25) dan (26) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh 
nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat 
(25) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (25) menjadi 
kalimat pasif adalah (25a). 
(25a) Pancasila // dibacakan // oleh Ketua MPR. 
S P O 
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (26) tidak bisa dipindahkan ke 
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh (26a) adalah kalimat yang tidak 
gramatikal.
7 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(26a) *Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol. 
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain 
diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival 
dan frasa preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalu persis di 
belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. 
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat. 
(1) Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. 
(2) Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. 
(3) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. 
(4) Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru. 
(5) Pamanku membelukan anaknya rumah mungil. 
d. Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai 
hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi 
menerangkan S, P, O dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, 
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa 
preposisional, adverbial, atau klausa. 
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. 
Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998 : 
366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini. Bagian yang dicetak 
tebal adalah keterangan. 
(1) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (Ket. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
tempat) 
(2) Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. alat) 
(3) Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat) 
(4) Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan) 
(5) Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara) 
(6) Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(7) Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif) 
(8) Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban) 
(9) Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan) 
2. Pola Kalimat Dasar 
Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk 
dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pel, Ket. Sejalan dengan batasan 
bahwa struktur kalimat minimal S-P, sedangkan O, Pel, Ket merupakan 
tambahan yang berfungsi melengkapi dan memperjelas arti kalimat, maka 
pola kalimat dasar yang paling sederhana adalah yang bertipe S-P, dan paling 
kompleks adalah yang bertipe S-P-O-Ket. 
a. Kalimat Dasar Tipe S-P 
Dalam kalimat bertipe S-P, verba transitif atau frasa verbal lazim sebagai 
pengisi P. Akan tetapi, ada pula pengisi P itu berupa nomina, adjektiva, 
frasa nominal. Dan frasa adjektival seperti terlahat dalam contoh berikut : 
S P 
(1) a. Lina tesenyum. 
b. Lina, anak Pak Hadi, tersenyum manis. 
c. Kenalan saya dosen filsafat. 
d. Para pengungsi terlantar. 
b. Kalimat Dasar Tipe S-P-O 
Predikat dalam kalimat bertipe S-P-O diisi oleh verba transitif yang 
memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan O (disebelah 
kanan). Jika kedua pendamping itu tidak hadir, kalimat itu tidak gramatikal. 
S P O 
(2) a. AC Milan mengalahkan Barcelona. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
9 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
b. Korea Utara bersedia mematuhi seruan PBB. 
c. Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. 
d. Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal. 
c. Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel 
Seperti halnya kalimat tipe S-P-O, kalimat tipe S-P-Pel mempunyai 
P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelahkiri) dan Pel 
(disebelah kanan). 
S P Pel 
(3) a. Negara kita berlandaskan hukum. 
b. Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa. 
c. Gamelan merupakan ciri kesenian tradisional. 
d. Adik bungsu saya merasa tersisihkan. 
d. Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket 
Predikat kalimat bertipe S-P-Ket menghendaki dua pendamping yang 
berupa S (disebelah kiri) dan Ket(disebelah kanan). 
S P Ket 
(4) a. Amien Rais tinggal di Yogyakarta. 
b. Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya. 
c. Anak tetangga saya mahasiswa di Bandung. 
e. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel 
Predikat kalimat bertipe S-P-O-Pel menuntut kehadiran tiga 
pendamping agar konstriksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang 
dimkasud adalah S (disebelah kiri) O dan Pel (disebelah kanan). 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
S P O Pel 
(5) a. Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. 
b. Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus. 
c. Yanto menghadiahi pacarnya jam tangan Rolex. 
d. Petani menanami sawahnya palawija. 
f. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Ket 
Ada tiga pendamping yang diperlukan oleh P pada kalimat bertipe 
S-P-O-Ket, yakni S(disebelah kiri), O dan Ket (disebelah kanan). 
S P O Ket 
(6) a. Mereka memperlakukan saya dengan sopan. 
b. Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil. 
c. Prof. Harun Alrasyid sedang memberikan kuliah di Fakultas 
Hukum. 
d. Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 1 Juni 2004. 
Dalam contoh kalimat yang mengisi keenam tipe kalimat dasar di atas 
kembali terlihat bahwa satuan bentuk yang mengisi unsur S, P, O, Pel, dan Ket 
bukan hanya kata, melainkan juga frasa dan klausa. Untuk membuktikan hal 
itu, kita ambil satu kalimat dari setiap kelompok/tipe yang mengandung frasa 
dan klausa, di samping tentu saja kita, karena frasa dan klausa merupakan 
gabungan kata. Perhatikan tabel di bawah ini. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Tabel 2 
KATA, FRASA, DAN KLAUSA SEBAGAI PEMBENTUKAN KALIMAT 
Kalimat Kata Frasa Klausa 
(1) Kenalan saya dosen filsafat 
S P 
kenalan saya; dosen 
filsafat 
Kenalan saya dosen 
filsafat 
(2) Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal 
S P 
tamu negara; bertemu 
dengan; tokoh LSM 
terkenal 
bertemu dengan 
tokoh LSM terkenal 
(3) Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa 
S P Pel. 
keputusan hakim; 
sesuai dengan; 
tuntutan jaksa 
Sesuai dengan 
tuntutan jaksa 
(4) Pertengkaran itu terjadi tiga malam yang lalu. 
S P Ket. 
terjadi 
pertengkaran itu; tiga 
malam yang lalu 
terjadi tiga malam 
yang lalu 
(5) Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. 
S P O Pel. 
mahasiswa, 
mengirimi 
jaksa agung; ayam 
betina 
mengirimi jaksa 
agung ayam betina 
(6) Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil 
S P O Ket. 
Melanie, 
memasukkan 
bungkusan itu; ke 
dalam mobil 
memasukkan 
bungkusan itu ke 
dalam mobil
12 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Kita tentu boleh mengatakan kalimat (47) dibangun dengan empat kata, yaitu 
(1) kenalan, (2) saya, (3) dosen, dan (4) filsafat. Tetapi, berdasarkan konstruksinya, 
akan lebih tepat kalau dikatakan kalimat (47) itu dibangun dengan dua frasa 
(kenalan saya) dan (dosen filsafat). Kalimat (52) boleh dirumuskan sebagai 
gabungan dari tujuh kata. Namun, tidak salah juga dan malahan lebih cocok kalau 
dikatakan kalimat (52) adalah gabungan dari dua kata dan dua frasa. Dari hasil 
penggabungan itu terbentuk satu klausa. Bahwa frasa dan klausa di dalam tabel 
itu masih dapat diuraikan, itu merupakan masalah lain lagi. Yang penting, konsep 
pembentukan kalimat jangan hanya bertumpu pada kata, tetapi juga pada frasa 
dan klausa karena frasa dan klausa mempunyai daya tampung makna yang lebih 
besar dari kata. Akan sulit bagi seseorang membuat kalimat luas tanpa mengenal 
konsep frasa dan klausa. 
12 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
3. Jenis Kalimat 
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah 
klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) 
susunan subjek predikatnya . 
a. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya. 
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua 
macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 
1. Kalimat Tunggal 
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. 
Kalimat tunggal hanya mengandung unsur S, P, O, Pel dan Ket. tentu 
saja ke lima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur 
minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur pembentuk 
utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan 
kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat 
tunggal dapat dipilah lagi menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat 
tunggal itu diberi nama sesuai dengan P-nya masing-masing seperti 
yang tampak pada contoh kalimat (53) – (56) di bawah ini. 
S P 
(1) Kami mahasiswa Indonesia. (kalimat nominal)
13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(2) Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat adjektival) 
(3) Sapi-sapi sedang merumput. (kalimat verbal) 
(4) Mobil orang kaya itu ada delapan. (kalimat numeral) 
Kalimat tunggal ada yang dapat dilengkapi atau diperluas 
dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. selain itu, unsur S, O 
dapat pula diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan. 
Jadi, kalimat tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi 
sintaksis utama, yaitu S dan –nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi 
majemuk, nama kalimatnya pun berubah menjadi kalimat majemuk. 
2. Kalimat Majemuk 
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari 
dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tungggal hanya 
terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih 
dari satu klausa. Perhatikan contoh di bawah ii. 
(1) Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan 
S P1 O1 
harus menjunjung tinggi etika profesi 
P2 O2 
(2) Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika 
S1 P1 O1 Ket 
para dosen, karyawan dan mahasiswa menikmati hari libur. 
S2 P2 O2 
Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah bahwa kalimat 
majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang 
sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti contoh (57) 
yakni seorang manajer. Contoh (57) adalah kalimat majemuk setara. 
Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara 
antara lain adalah kata penghubung (konjungsi) dan. Adapun contoh 
(58) adalah kalimat majemuk yang disebut majemuk bertingkat 
karena klausa yang kedua merupakan hasil perluasan klausa pertama. 
Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak 
setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
14 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
a) Kalimat Majemuk Setara 
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua 
atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tuap kalimat sederajat. 
Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat 
rasanya jika kalimat-kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah 
klausa. 
Contoh kalimat majemuk setara : 
(1) a. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. 
b. Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, 
maupun setelah bekeja. 
c. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. 
b) Kalimat Majemuk Bertingkat 
Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan 
kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa 
pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan 
perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtor yang 
menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga 
berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara. 
Contoh kalimat majemuk bertingkat 
(2) a. Dia datang ketika kami sedang rapat. 
b. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin 
tinggi. 
c. Semangat berlajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
lanjut.
15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Jenis Kalimat Menurut Fungsinya 
Di dalam buku Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (1998 : 284) disebutkan 
berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya kalimat dapat dibedakan atas 
empat macam, yaitu (1) kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif), 
(3) kalimat perintah (imperatif), dan (4) kalimat seru (eksklamatif). Pada bahasa 
lisan kalimat-kalimat itu dicirikan oleh intonasi masing-masing yang khas. Pada 
bahasa tulis kalimat itu dicirikan oleh tanda baca akhir. 
1. Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk 
menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Bentuk kalimat berita 
bersifat bebas, boleh inversi atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, 
dan sebagainya. Yang terpenting isinya merupakan pemberitaan. Pada bahasa 
lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimatnya 
bertanda baca titik. Contoh : 
(1) Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi. 
(2) Perayaan HUT RI ke-60 berlangsung meriah. 
(3) Tadi siang terjadi tabrakan mobil di Jalan Layang Tol Cawang. 
(4) Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus. 
(5) Mahasiswa fakultas hukum akan melakukan penyuluhan hukum bulan 
depan. 
2. Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk 
memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra 
komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik dan pada 
bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda tanya. Selain hadirnya tanda 
tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya bagaima, kapan, 
bilamana, dimana, yang mana, siapa, apa(kah). Contoh : 
(1) Apakah barang ini milik Saudara? 
(2) Kapan kakakmu berangkat ke Australia? 
(3) Siapa tokoh pendiri Perguruan Tinggi Siswa? 
Kalimat tanya yang diakhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak disebut 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
16 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
kalimat embelan (Alwi 1998 : 360) Contoh : 
(1) Kakakmu sudah diwisuda, bukan? 
(2) Kamu sudah makan, atau belum? 
(3) PR-mu dapat kau kerjakan, atau tidak? 
3. Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau 
melarang orang berbuat sesuatu. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi 
akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat itu diakhiri dengan tanda seru 
ataupun tanda titik. Kalimat perintah dapat dipilih lagi menjadi kalimat 
perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, 
kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat 
perintah pembiaran (lihat contoh). 
Kalimat perintah halus : 
(1) Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel. 
(2) Silakan kamu pergi ke belakan sekarang. 
(3) Keputusan itu kiranya dapat kamu perhatikan. 
Kalimat perintah langsung : 
(4) Pergilah kamu sekarang! 
(5) Ayo, cari buku itu sampai dapat! 
(6) Mari kita bernyanyi bersama-sama! 
Kalimat perintah larangan langsung : (78) Janganlah kamu pergi sekarang! 
Kalimat perintah larangan halus : (79) Terima kasih karena Anda tidak 
merokok! 
Kalimat perintah permintaan : (80) Minta perhatian, anak-anak! 
Kalimat perintah permintaan/permohonan : (81) Mohon hadiah ini Adik 
terima. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Kalimat perintah ajakan dan harapan : (82) Ayolah, kita belajar! 
Kalimat perintah pembiaran : (83) Biarkan(lah) dia disini sebentar. 
(84) Biarlah dia menemani orang tuanya. 
4. Kalimat Seru (eksklamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan 
perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan 
reaksi spontan. Pada bahasa lisan, kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa 
tulis ditandai dengan tanda seru atau titik pada akhir kalimatnya. 
(1) Aduh, saya terlepas! 
(2) Hai, ini dia orang yang kita cari! 
(3) Wah, pintar sekali anak ini! 
(4) Alangkah besarnya pesawat terbang itu. 
(5) Bukan main lihainya petinju itu. 
5. Kalimat Tak Lengkap (Kalimat Minor) 
Kalimat di dalam bahasa tulis, lebih-lebih dalam bahasa lisan, sering tidak 
lengkap unsurnya. Hal itu terjadi dalam wacana pembicaraan yang konteksnya 
sudah diketahui oleh para pelaku. Kalimat yang tidak ber-P atau ber-S, disebut 
kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsur-unsurnya, disebut 
kalimat mayor. Perhatikan contoh kalimat tak lengkap berikut ini. 
(90) Mila : Ada siapa di dalam 
Maya : Ibu 
Mila : Apa ibu sudah tahu rencana kita? 
Maya : Belum 
Bentuk Ibu dan Belum dalam contoh (90) adalah bagian dari bentuk 
kalimat lengkap Di dalam ada Ibu dan Ibu belum mengetahui rencana kita. 
Tetapi, tanpa diucapkan secara lengkap pun, Mila sudah memahami maksud 
Maya melalui kalimat minim yang Maya ucapkan. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
18 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Kalimat tak lengkap yang lain dapat muncul dalam petunjuk sloga, ucapan/ 
sapaan khas, grafiti. 
(91) a. Dilarang masuk d. Selamat jalan. 
b. Awas! e. Doa ibu 
c. Angkat tangan! f. Kutunggu walau tak pasti 
i. Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendhului S. urutan P-S dipakai 
untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata atau frase tertentu yang pertama 
muncul dalam tuturan akan menkadi kata kunci yang mempengaruhi makna 
dalam hal menimbulkan kesan tertentu. Contoh kalimat inversi : 
Latihan 3 
1. Kalimat tunggal mengandung unsur apa saja ?. Buatlah contoh kalimat tunggal! 
2. Jelaskan ciri kalimat majemuk setara !, Buatlah contoh kalimat majemuk setara! 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
P S 
a. Menangis pacarku karena sedihnya. 
b. Berlari adik mengejar layang putus. 
c. Matikan televisi itu. 
d. Sepakat kamu untuk membantu mereka. 
e. Tidak dikenal bentuk jamak dalam bahasa Cagil. 
f. Bercerita panjang lebar pengarang itu tentang pengalamannya. 
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang klausa, sekarang coba Anda 
kerjakan latihan di bawah ini! 
Setelah mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban 
berikut:
19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Jawaban latihan 
1. Kalimat tunggal mengandung unsur S, P, Pel, dan Ket. Contoh, Mobil orang kaya 
itu ada delapan. 
2. Ciri dari kalimat majemuk setara (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat 
tunggal. (2)kedudukan setiap kalimat sederajat. Contoh, Seorang manajer harus 
mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika profesi. 
Kalimat Efektif 
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewalili pikiran penulis atau pembicara 
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut 
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau 
pembicaranya. 
Untuk dapat mencapai kefektifan tersebut di atas, kalimat efektif harus memenuhi 
paling tidak empat syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) 
keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. 
a. Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan 
satu itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu 
kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dengan 
yang lainnya asalkan ide atuau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak 
boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan 
sama sekali ke dalam sebuah kalimat. 
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya : 
(1) Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank 
yang mendirikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat 
tunggal). 
(2) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 
(memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat 
menjadi kacau). 
(3) Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi 
pengarahan kepada pegawai baru.(tidak jelas siapa yang memberi 
pengarahan). 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
20 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya : 
1) Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
gedung sekolah baru. 
2) Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 
3) Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan memberi 
pengarahan kepada pegawai baru. 
4) Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan memberi 
pengarahan kepada pegawai baru. 
b. Kepaduan (Koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara 
unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat 
adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket 
dalam kalimat. 
Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren : 
1) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. 
(tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas). 
2) Tentang kelengkapan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur 
S-P-O tidak berkaitan erat). 
Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren : 
1) Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. 
2) Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk. 
c. Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama 
derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam 
kalimat. 
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah : 
1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog 
atau diberi label.
21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu 
produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang 
lebih gencar. 
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar : 
1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog 
dan pelabelan buku. 
2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu 
produk, meninggikan frekuensi iklan dan menggencarkan pemasaran. 
d. Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang 
membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan 
pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, 
harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat 
tidak akan ada. Dalam praktik di lapangan, baik dalam wacana lisan maupun 
wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah 
ketepatan pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat 
yang dihasilkan pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus 
dibawah ini. 
Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan : 
1) …bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka. (salah memilih 
kata namun sebagai pasangan kata bukan). 
2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi 
tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia… (salah memakai frasa 
namun demikian). 
Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan : 
1) …bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka. 
2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi 
tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia… 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
22 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
e. Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak 
perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang 
subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. 
Contoh kalimat yang tidak hemat kata : 
1) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa keperawatan 
itu belajar dari pagi sampai petang. 
2) Manajer keperawatan itu dengan segera mengubah rencananya setelah 
dia bertemu dengan direktur rumah sakit. 
Contoh kalimat yang hemat kata : 
1) Saya melihat sendiri mahasiswa perawat itu belajar seharian. 
2) Manajer keperawatan itu segera mengubah rencana setelah bertemu 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
direktur rumah sakit. 
f. Kelogisan. yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat 
yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir 
yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). 
Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. 
1) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa 
hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki). 
2) Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan 
tempat tidak perlu dipersilakan). 
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang kalimat efektif, sekarang coba 
Anda kerjakan latihan di bawah ini! 
Latihan 4 
Coba Anda jelaskan ada berapa syarat-syarat kalimat efektif, sebutkan
23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Setelah mencoba menjawab latihan 4 di atas, selanjutnya cocokkan dengan 
jawaban berikut ini: 
Jawaban latihan 4 
Syarat-syarat kalimat efektif ada minimal 4: 
1. Kesatuan 
2. Kepaduan (koherensi) 
3. Keparalelan 
4. ketepatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Rangkuman 
Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4 mengenai paragraf dan 
pengembangannya, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman 
di bawah iniuntuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi kegiatan 
belajar 3 tentang kalimat dan kalimat efektif. 
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan 
penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan 
kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat 
tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung 
gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari 
tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan 
mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi. 
24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

More Related Content

What's hot

Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selresky r.p
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugMuhammad Zen
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasaHIMTI
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruNuelnuel11
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanZakiyul Mu'min
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
Proposal Usaha Barang Daur Ulang
Proposal Usaha Barang Daur UlangProposal Usaha Barang Daur Ulang
Proposal Usaha Barang Daur UlangAulia Srie Wardani
 
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Reza sri Wahyuni
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 

What's hot (20)

Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan sel
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
Job desk seminar
Job desk seminarJob desk seminar
Job desk seminar
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Proposal Usaha Barang Daur Ulang
Proposal Usaha Barang Daur UlangProposal Usaha Barang Daur Ulang
Proposal Usaha Barang Daur Ulang
 
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 

Viewers also liked

Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelAnalisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelDedi Irawan
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Andrea Camizzwhara
 
Contoh soal kalimat tanya
Contoh soal kalimat tanyaContoh soal kalimat tanya
Contoh soal kalimat tanyaYoung Mikachu
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIAA-ttiitudEd Kuu
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifwahyu islami
 
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015Dedi Irawan
 

Viewers also liked (7)

Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam ArtikelAnalisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
Analisis Penggunaan Preposisi dalam Artikel
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
 
Contoh soal kalimat tanya
Contoh soal kalimat tanyaContoh soal kalimat tanya
Contoh soal kalimat tanya
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015
PEMBAHASAN CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BAHASA INDONESIA SMK 2015
 

Similar to Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif

Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif pjj_kemenkes
 
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifMakalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifNovidLan Arma
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahMila Urmila
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaYuan Dae
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimatIbnu Khoiry
 
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptxnovriwaldi31
 
Bab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatBab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatmudanp.com
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohmantaufiq99
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiasahabatmuslim
 

Similar to Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif (20)

Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifMakalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalah
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Frasa adjektiva Kelas X SMA
Frasa adjektiva Kelas X SMAFrasa adjektiva Kelas X SMA
Frasa adjektiva Kelas X SMA
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
 
Bab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimatBab iv tata kalimat
Bab iv tata kalimat
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Kalimat a. Unsur Kalimat, adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut sebagai peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Pengisi S,P,O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa kata, tetapi dapat juga berupa frasa. Untuk mengenali “wajah” S, P, O, Pel, Ket secara sekilas dan sebelum membahas kelimat fungsi sintaksis itu satu per satu, berikut ini ditampilkan lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa, yaitu pembawa acara yang kocak (itu). (S) Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga. S P O (P) Indra // (adalah) pembawa acara yang kocak. S P (O) Madonna // menelepon // pembawa acara yang kocak itu. S P O (Pel) Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak. S P Pel (ket) Si Fulan // pergi // dengan pembawa acara yang kocak itu. S P Ket a. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 2. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini. (1) Kuda meringkik. (2) Ibu sedang tidur siang. (3) Putrinya cantuk jelita. (4) Kota Jakarta dalam keadaan aman. (5) Kucingku belang tiga. (6) Robby mahasiswa baru. (7) Rumah Pak Hartawan lima. Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat (1) – (7) adalah P. kata meringkik pada kalimat (1) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (2) memberitahukan tindakan ibu; cantik jelita pada kalimat (3) memberitahukan keadaan putrinya; dalam keadaan aman pada kalimat (4) memberitahukan situasi kota Jakarta; belang tiga pada kalimat (5) memberitahukan ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (6) memberitahukan status Robby; dan lima pada kalimat (7) memberitahukan jumlah rumah pak Hartawan. Harap diperhatikan, P dalam contoh (1) – (7) tidak hanya berbentuk kata (meringkik, lima), tetapi juga berbetuk frasa/kelompok kata (sedang tidur siang, cantik jelita, dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru). Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang menunjuk perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya. (1) *adik saya yang gendut lagi lucu itu … (2) *kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto … (3) *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang … Seandainya pun contoh (8), (9), (10) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan satu tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (8); tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (9) dan (10). Karena tidak ada informasi tentang tidakan, sifat, atau keadaan yang dituntut oleh P, maka contoh (8), (9), (10) tidak mengandung P. karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (8), (9), (10) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 3. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini : (1) Ayahku sedang melukis. (2) Meja direktur besar. (3) Yang berbaju batik dosen saya. (4) Berjalan kaki menyehatkan badan. (5) Membangun jalan layang sangat mahal. Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat (11) – (15) adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata frasa benda terdapat pada kalimat (11) dan (12); contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (13); dan pada contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (14) dan (15). Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk s harus selalu merujuk kepada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (13), (14), dan (15) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (13) dan (14), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (15), secara implisit juga merujuk pada ‘hasil membangun’ yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap pada awal kalimat (13) – (15), yaitu orang pada awal kalimat (13) dan kegiatan pada awal kalimat (14) dan (15). Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang) … atau apa (yang) … kepada P. kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya adalah ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada / tidak jelas pelaku atau bendanya : (1) *Bagi siswa sekolah dilarang masuk. (2) *Di sini melayani resep obat generik. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 4. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (3) *Melamun sepanjang malam. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (16), jawabannya adalah bagi siswa sekolah; siapa yang melayani resep obat generik pada contoh (17), jawabannya adalah disini; dan siapa yang melamun sepanjang malam pada contoh (18), jawabannya malah tidak ada. Jawaban yang tadipun terasa tidak logis. Contoh (16) baru menjadi kalimat jika bagi tidak diikutsertakan; sedangkan contoh (17) dan (18) baru menjadi kalimat jika disitu ditempatkan kata benda yang sesuai untuk menjadi S menggantikan di sini pada kalimat (17) dan mengisi tempat sebelum kata melamun pada kalimat (18). Karena itu, contoh (16) – (18) belum memenuhi syarat sebagai kalimat. a. Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini. a. Nurul menimang … b. Arsitek merancang … c. Juru masak menggoreng … Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh (19) adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba intransitif. O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh (20) tidak menuntut untuk dilengkapi. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a. Nenek mandi. b. Komputerku rusak. c. Tamunya pulang. Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
  • 5. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (1) a. Serena Williams mengalahkan Angelique Wijaya [O]. b. Angelique Wijaya [S] dikalahkan oleh Serena Williams. (2) a. Orang itu menipu adik saya [O]. b. Adik saya [S] ditipu oleh orang itu. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (3) a. Ibu Tuti mencubit pipi Sandra [O]. b.Pipi Sandra [S] dicubit oleh Ibu Tuti. (4) a. John Smith membeli ba-rang antik [ O]. b. Barang antik [S] dibeli oleh John Smith. c. Pelengkap Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini. (1) Ketua MPR // membacakan // Pancasila. S P O (2) Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila S P Pel Kedua kalimat aktif (25) dan (26) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat (25) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (25) menjadi kalimat pasif adalah (25a). (25a) Pancasila // dibacakan // oleh Ketua MPR. S P O Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (26) tidak bisa dipindahkan ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh (26a) adalah kalimat yang tidak gramatikal.
  • 6. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (26a) *Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol. Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalu persis di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat. (1) Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. (2) Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. (3) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. (4) Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru. (5) Pamanku membelukan anaknya rumah mungil. d. Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbial, atau klausa. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998 : 366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini. Bagian yang dicetak tebal adalah keterangan. (1) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (Ket. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif tempat) (2) Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. alat) (3) Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat) (4) Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan) (5) Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara) (6) Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
  • 7. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (7) Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif) (8) Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban) (9) Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan) 2. Pola Kalimat Dasar Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pel, Ket. Sejalan dengan batasan bahwa struktur kalimat minimal S-P, sedangkan O, Pel, Ket merupakan tambahan yang berfungsi melengkapi dan memperjelas arti kalimat, maka pola kalimat dasar yang paling sederhana adalah yang bertipe S-P, dan paling kompleks adalah yang bertipe S-P-O-Ket. a. Kalimat Dasar Tipe S-P Dalam kalimat bertipe S-P, verba transitif atau frasa verbal lazim sebagai pengisi P. Akan tetapi, ada pula pengisi P itu berupa nomina, adjektiva, frasa nominal. Dan frasa adjektival seperti terlahat dalam contoh berikut : S P (1) a. Lina tesenyum. b. Lina, anak Pak Hadi, tersenyum manis. c. Kenalan saya dosen filsafat. d. Para pengungsi terlantar. b. Kalimat Dasar Tipe S-P-O Predikat dalam kalimat bertipe S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan O (disebelah kanan). Jika kedua pendamping itu tidak hadir, kalimat itu tidak gramatikal. S P O (2) a. AC Milan mengalahkan Barcelona. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 8. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Korea Utara bersedia mematuhi seruan PBB. c. Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. d. Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal. c. Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel Seperti halnya kalimat tipe S-P-O, kalimat tipe S-P-Pel mempunyai P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelahkiri) dan Pel (disebelah kanan). S P Pel (3) a. Negara kita berlandaskan hukum. b. Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa. c. Gamelan merupakan ciri kesenian tradisional. d. Adik bungsu saya merasa tersisihkan. d. Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket Predikat kalimat bertipe S-P-Ket menghendaki dua pendamping yang berupa S (disebelah kiri) dan Ket(disebelah kanan). S P Ket (4) a. Amien Rais tinggal di Yogyakarta. b. Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya. c. Anak tetangga saya mahasiswa di Bandung. e. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel Predikat kalimat bertipe S-P-O-Pel menuntut kehadiran tiga pendamping agar konstriksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang dimkasud adalah S (disebelah kiri) O dan Pel (disebelah kanan). Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 9. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan S P O Pel (5) a. Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. b. Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus. c. Yanto menghadiahi pacarnya jam tangan Rolex. d. Petani menanami sawahnya palawija. f. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Ket Ada tiga pendamping yang diperlukan oleh P pada kalimat bertipe S-P-O-Ket, yakni S(disebelah kiri), O dan Ket (disebelah kanan). S P O Ket (6) a. Mereka memperlakukan saya dengan sopan. b. Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil. c. Prof. Harun Alrasyid sedang memberikan kuliah di Fakultas Hukum. d. Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 1 Juni 2004. Dalam contoh kalimat yang mengisi keenam tipe kalimat dasar di atas kembali terlihat bahwa satuan bentuk yang mengisi unsur S, P, O, Pel, dan Ket bukan hanya kata, melainkan juga frasa dan klausa. Untuk membuktikan hal itu, kita ambil satu kalimat dari setiap kelompok/tipe yang mengandung frasa dan klausa, di samping tentu saja kita, karena frasa dan klausa merupakan gabungan kata. Perhatikan tabel di bawah ini. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 10. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tabel 2 KATA, FRASA, DAN KLAUSA SEBAGAI PEMBENTUKAN KALIMAT Kalimat Kata Frasa Klausa (1) Kenalan saya dosen filsafat S P kenalan saya; dosen filsafat Kenalan saya dosen filsafat (2) Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal S P tamu negara; bertemu dengan; tokoh LSM terkenal bertemu dengan tokoh LSM terkenal (3) Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa S P Pel. keputusan hakim; sesuai dengan; tuntutan jaksa Sesuai dengan tuntutan jaksa (4) Pertengkaran itu terjadi tiga malam yang lalu. S P Ket. terjadi pertengkaran itu; tiga malam yang lalu terjadi tiga malam yang lalu (5) Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. S P O Pel. mahasiswa, mengirimi jaksa agung; ayam betina mengirimi jaksa agung ayam betina (6) Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil S P O Ket. Melanie, memasukkan bungkusan itu; ke dalam mobil memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil
  • 11. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kita tentu boleh mengatakan kalimat (47) dibangun dengan empat kata, yaitu (1) kenalan, (2) saya, (3) dosen, dan (4) filsafat. Tetapi, berdasarkan konstruksinya, akan lebih tepat kalau dikatakan kalimat (47) itu dibangun dengan dua frasa (kenalan saya) dan (dosen filsafat). Kalimat (52) boleh dirumuskan sebagai gabungan dari tujuh kata. Namun, tidak salah juga dan malahan lebih cocok kalau dikatakan kalimat (52) adalah gabungan dari dua kata dan dua frasa. Dari hasil penggabungan itu terbentuk satu klausa. Bahwa frasa dan klausa di dalam tabel itu masih dapat diuraikan, itu merupakan masalah lain lagi. Yang penting, konsep pembentukan kalimat jangan hanya bertumpu pada kata, tetapi juga pada frasa dan klausa karena frasa dan klausa mempunyai daya tampung makna yang lebih besar dari kata. Akan sulit bagi seseorang membuat kalimat luas tanpa mengenal konsep frasa dan klausa. 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3. Jenis Kalimat Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek predikatnya . a. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya. Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya mengandung unsur S, P, O, Pel dan Ket. tentu saja ke lima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah lagi menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama sesuai dengan P-nya masing-masing seperti yang tampak pada contoh kalimat (53) – (56) di bawah ini. S P (1) Kami mahasiswa Indonesia. (kalimat nominal)
  • 12. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (2) Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat adjektival) (3) Sapi-sapi sedang merumput. (kalimat verbal) (4) Mobil orang kaya itu ada delapan. (kalimat numeral) Kalimat tunggal ada yang dapat dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. selain itu, unsur S, O dapat pula diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan. Jadi, kalimat tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi sintaksis utama, yaitu S dan –nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi majemuk, nama kalimatnya pun berubah menjadi kalimat majemuk. 2. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tungggal hanya terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh di bawah ii. (1) Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan S P1 O1 harus menjunjung tinggi etika profesi P2 O2 (2) Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika S1 P1 O1 Ket para dosen, karyawan dan mahasiswa menikmati hari libur. S2 P2 O2 Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah bahwa kalimat majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti contoh (57) yakni seorang manajer. Contoh (57) adalah kalimat majemuk setara. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain adalah kata penghubung (konjungsi) dan. Adapun contoh (58) adalah kalimat majemuk yang disebut majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan hasil perluasan klausa pertama. Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 13. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a) Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tuap kalimat sederajat. Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat rasanya jika kalimat-kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah klausa. Contoh kalimat majemuk setara : (1) a. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. b. Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekeja. c. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. b) Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtor yang menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara. Contoh kalimat majemuk bertingkat (2) a. Dia datang ketika kami sedang rapat. b. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi. c. Semangat berlajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif lanjut.
  • 14. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jenis Kalimat Menurut Fungsinya Di dalam buku Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (1998 : 284) disebutkan berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya kalimat dapat dibedakan atas empat macam, yaitu (1) kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif), (3) kalimat perintah (imperatif), dan (4) kalimat seru (eksklamatif). Pada bahasa lisan kalimat-kalimat itu dicirikan oleh intonasi masing-masing yang khas. Pada bahasa tulis kalimat itu dicirikan oleh tanda baca akhir. 1. Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Bentuk kalimat berita bersifat bebas, boleh inversi atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Yang terpenting isinya merupakan pemberitaan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimatnya bertanda baca titik. Contoh : (1) Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi. (2) Perayaan HUT RI ke-60 berlangsung meriah. (3) Tadi siang terjadi tabrakan mobil di Jalan Layang Tol Cawang. (4) Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus. (5) Mahasiswa fakultas hukum akan melakukan penyuluhan hukum bulan depan. 2. Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik dan pada bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda tanya. Selain hadirnya tanda tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya bagaima, kapan, bilamana, dimana, yang mana, siapa, apa(kah). Contoh : (1) Apakah barang ini milik Saudara? (2) Kapan kakakmu berangkat ke Australia? (3) Siapa tokoh pendiri Perguruan Tinggi Siswa? Kalimat tanya yang diakhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak disebut Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 15. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan kalimat embelan (Alwi 1998 : 360) Contoh : (1) Kakakmu sudah diwisuda, bukan? (2) Kamu sudah makan, atau belum? (3) PR-mu dapat kau kerjakan, atau tidak? 3. Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat itu diakhiri dengan tanda seru ataupun tanda titik. Kalimat perintah dapat dipilih lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran (lihat contoh). Kalimat perintah halus : (1) Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel. (2) Silakan kamu pergi ke belakan sekarang. (3) Keputusan itu kiranya dapat kamu perhatikan. Kalimat perintah langsung : (4) Pergilah kamu sekarang! (5) Ayo, cari buku itu sampai dapat! (6) Mari kita bernyanyi bersama-sama! Kalimat perintah larangan langsung : (78) Janganlah kamu pergi sekarang! Kalimat perintah larangan halus : (79) Terima kasih karena Anda tidak merokok! Kalimat perintah permintaan : (80) Minta perhatian, anak-anak! Kalimat perintah permintaan/permohonan : (81) Mohon hadiah ini Adik terima. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 16. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kalimat perintah ajakan dan harapan : (82) Ayolah, kita belajar! Kalimat perintah pembiaran : (83) Biarkan(lah) dia disini sebentar. (84) Biarlah dia menemani orang tuanya. 4. Kalimat Seru (eksklamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Pada bahasa lisan, kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru atau titik pada akhir kalimatnya. (1) Aduh, saya terlepas! (2) Hai, ini dia orang yang kita cari! (3) Wah, pintar sekali anak ini! (4) Alangkah besarnya pesawat terbang itu. (5) Bukan main lihainya petinju itu. 5. Kalimat Tak Lengkap (Kalimat Minor) Kalimat di dalam bahasa tulis, lebih-lebih dalam bahasa lisan, sering tidak lengkap unsurnya. Hal itu terjadi dalam wacana pembicaraan yang konteksnya sudah diketahui oleh para pelaku. Kalimat yang tidak ber-P atau ber-S, disebut kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsur-unsurnya, disebut kalimat mayor. Perhatikan contoh kalimat tak lengkap berikut ini. (90) Mila : Ada siapa di dalam Maya : Ibu Mila : Apa ibu sudah tahu rencana kita? Maya : Belum Bentuk Ibu dan Belum dalam contoh (90) adalah bagian dari bentuk kalimat lengkap Di dalam ada Ibu dan Ibu belum mengetahui rencana kita. Tetapi, tanpa diucapkan secara lengkap pun, Mila sudah memahami maksud Maya melalui kalimat minim yang Maya ucapkan. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 17. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kalimat tak lengkap yang lain dapat muncul dalam petunjuk sloga, ucapan/ sapaan khas, grafiti. (91) a. Dilarang masuk d. Selamat jalan. b. Awas! e. Doa ibu c. Angkat tangan! f. Kutunggu walau tak pasti i. Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendhului S. urutan P-S dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata atau frase tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menkadi kata kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu. Contoh kalimat inversi : Latihan 3 1. Kalimat tunggal mengandung unsur apa saja ?. Buatlah contoh kalimat tunggal! 2. Jelaskan ciri kalimat majemuk setara !, Buatlah contoh kalimat majemuk setara! Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif P S a. Menangis pacarku karena sedihnya. b. Berlari adik mengejar layang putus. c. Matikan televisi itu. d. Sepakat kamu untuk membantu mereka. e. Tidak dikenal bentuk jamak dalam bahasa Cagil. f. Bercerita panjang lebar pengarang itu tentang pengalamannya. Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang klausa, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Setelah mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut:
  • 18. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jawaban latihan 1. Kalimat tunggal mengandung unsur S, P, Pel, dan Ket. Contoh, Mobil orang kaya itu ada delapan. 2. Ciri dari kalimat majemuk setara (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal. (2)kedudukan setiap kalimat sederajat. Contoh, Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika profesi. Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewalili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Untuk dapat mencapai kefektifan tersebut di atas, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak empat syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. a. Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dengan yang lainnya asalkan ide atuau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali ke dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya : (1) Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang mendirikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal). (2) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau). (3) Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.(tidak jelas siapa yang memberi pengarahan). Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 19. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya : 1) Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif gedung sekolah baru. 2) Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 3) Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. 4) Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. b. Kepaduan (Koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat. Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren : 1) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas). 2) Tentang kelengkapan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat). Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren : 1) Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. 2) Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk. c. Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah : 1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog atau diberi label.
  • 20. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar : 1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog dan pelabelan buku. 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan dan menggencarkan pemasaran. d. Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Dalam praktik di lapangan, baik dalam wacana lisan maupun wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah ketepatan pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat yang dihasilkan pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus dibawah ini. Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan : 1) …bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka. (salah memilih kata namun sebagai pasangan kata bukan). 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia… (salah memakai frasa namun demikian). Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan : 1) …bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka. 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia… Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 21. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan e. Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Contoh kalimat yang tidak hemat kata : 1) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa keperawatan itu belajar dari pagi sampai petang. 2) Manajer keperawatan itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direktur rumah sakit. Contoh kalimat yang hemat kata : 1) Saya melihat sendiri mahasiswa perawat itu belajar seharian. 2) Manajer keperawatan itu segera mengubah rencana setelah bertemu Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif direktur rumah sakit. f. Kelogisan. yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. 1) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki). 2) Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan). Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang kalimat efektif, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Latihan 4 Coba Anda jelaskan ada berapa syarat-syarat kalimat efektif, sebutkan
  • 22. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Setelah mencoba menjawab latihan 4 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut ini: Jawaban latihan 4 Syarat-syarat kalimat efektif ada minimal 4: 1. Kesatuan 2. Kepaduan (koherensi) 3. Keparalelan 4. ketepatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Rangkuman Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4 mengenai paragraf dan pengembangannya, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah iniuntuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi kegiatan belajar 3 tentang kalimat dan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi. 24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif