Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
PATOLOGI 2
Suyanto
MODUL
KEGIATAN BELAJAR I
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI KELAIANAN
STRUKTUR & FUNGSI TUBUH MANUSIA
Tahap Kematian Jaringan dan Nekrosis Sel, Kelainan Kongenital
dan Keturunan Kelainan Sirkulasi, Cairan Tubuh dan Asam Basa
SEMESTER 3
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Patologi 2.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
3. 1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar Istilah
Bagian Distal : Bagian yang lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh:
Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
Diferensiasi sel : Proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus.
berubah dari sel sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis
sel yang rumit.
Drainage : Pengaliran cairan keluar tubuh, seperti cairan eksudat atau nanah
Mongoloid : Kelainan kromosom ditandai tubuh pendek, mental terbelakang,
mata sipit, lidah tebal.
Permeabilitas : Sifat atau kemampuan dari membrane untuk dapatdilewati oleh
suatu zat.
Skizofrenia : Gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya perasaan afektif
atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi.
Sitotoksik : Senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk
menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan
sel tumor yang ada di dalam tubuh.
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh...
Gambar : cairan
A. Rasional dan Deskripsi singkat
Berikut ini kita akan mempelajari materi yang sama penting dan menariknya dibanding
materi yang telah lalu. Kita akan membahas tentang tahap kematian jaringan dan nekrosis
sel. Akan kita bahas bagaimana sebuah jaringan atau sel tubuh manusia menjadi mati dan
kemudian rusak.
Jika Saudara perhatikan beberapa pasien yang mendapat pelayanan kesehatan,sering
dijumpai memilikikelainan kongenital dan penyakit keturunan. Kelainan kongenital yang
diperoleh sejak dalam kandungan dan penyakit yang diperoleh karena faktor herediter
begitu banyak jenisnya. Oleh karena itu Saudara harus mempelajari dan memahaminya
dengan baik.
Kemudian dalam modul ini juga dibahas tentang kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa. Materi ini juga begitu komplek dan dilapangan banyak dialami oleh pasien seperti
pengerasan pembuliuh darah, edema, dehidrasi dan kejadian peningkatan keasaman tubuh
(acidosis).
5. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
Baiklah para mahasiswa yang budiman
Untuk memudahkan Saudara dalam mempelajari modul ini, maka alokasikan untuk waktu yang
disediakan yaitu minggu ke 5 s.d minggu ke 8 semester II yang dikemas dalam 3 kegiatan
belajar sebagai berikut:
Kegiatan belajar 1: Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kegiatan belajar 2: Kelainan kongenital dan keturunan
Kegaitan belajar 3: Kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
Saudara para mahasiswa...
Kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini sangat diperlukan bagi Saudara agar
dapat memberikan perawatan pada pasien dengan sebaik baiknya.Begitu banyak kejadi
kematian jaringan dan nekrosis sel yang dialami pasien kita jumpai sehari. Begitu juga
kelainan kongenital dan penyakit keturunan serta kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa.
Ilmu dan kompeten yang akan Saudara peroleh dari modul ini merupakan salah satu modal
dasar bagi seorang perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Sebab pelayanan
keperawatan berupa asuhan keperawatan pada kasus kelainan kelainan tersebut pasti
menggunakan dasar dasar ilmu patologi agar tindakan yang diberikan pada pasien
dipertanggung jawabkan.
Hal penting lainnya yaitu, selain Saudara akan mampumerawat pasien dengan dasar
ilmu yang kuat, Saudara juga akan mampu melakukan tindakan kolaboratif dengan tim
kesehatan lain seperti dokter dan petugas laboartorium.
Gambar : merawat pasien
Setelah mempelajari modul ini saudara akan dapat:
1. Memahami proses kematian jaringan dan nekrosisi sel
2. Membedakan kelainan kogenital dan penyakit keturunan
3. Mengenal kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk belajar
Saudara sekarang sudah mengetahui hal hal penting yang akan diperoleh dari modul ini. Maka
agar dapat menghasilkan pembelajaran yang maksimal perhatikanlah petunjuk belajarnya.
Saat mempelajari modul ini diharapkan Saudara memperhatikan langkah langkah belajar
berikut ini:
1. Kenali dan fahami berbagai istilah yangdigunakan
2. carilah contoh kejadian atau penyakit yang ada disekitar Saudara
3. Jika ada kegiatan praktikum ikuti dengan baik.
4. Kerjakan latihan dan praktikum secara mandiri atau berkelompok
5. Hubungi dosen yang mengajar mata kuliah Patologi ketika menemukan kesulitan.
Semoga saudara diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini dansemoga modul ini dapat
difahami dengan baik untuk bekal menjadi perawat yang professional, Amin...
7. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1
Saudara diharapkan mampu:
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kegiatan
Belajar 1
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan belajar 1 yang Saudara pelajari ini akan mengulas pokok pokok materi tentang
a. Pengertian kematian jaringan
b. Patofisiologi nekrosis dan apoptosis
c. Jenis nekrosis
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 Saudara diharapkan mampu:
a. Memahami pengertian kematian jaringan
b. Menguraikan patofisiologi kematian jaringan : nekrosis& apoptosis
c. Membedakan berbagai jenis nekrosis
Gambar : Necrosis dan apoptosis
Pokok-pokok Materi
TAHAP KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS SEL
Saudara para mahasiswa yang budiman,...
Saudara para mahasiswa yang saya banggakan,...
Sebelum kita mulai membahas kegiatan belajar 1 ini sebaiknya Saudara baca dulu tujuannya
agar apa saja dan bagaimanakah kita mempelajari materi perkuliahan ini dapat Saudara
fahami.
Mari kita mulai membahas materi kegiatan perkuliahan ini...
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
1. Nekrosis
a. Pengertian
Nekrosis adalah keadaan terjadinya perubahan biokimia dan morfologik (tampilan) sel
akibat cidera yang fatal pada sel tersebut sehingga tidak dapat pulih kembali (Ireversible).
Nekrosis juga disebut kematian sel (celluler death) yang dapat terjadi pada seluruh tubuh
(somatic death) atau terbatas mengenai suatu jaringan hanya pada sel-sel tertentu saja.
b. Etilogi
Nekrosis disebabkan oleh
Ishkemi yaitu suplai oksigen dan makanan untuk sel atau jaringan terputus. Sebagai
contoh decubitus yang terjadi akibat terhambatnya aliran darah karena adanya tekanan
dari tubuh pasien terhadap pembuluh darah saat berbaring lam (bed rest). Jika tekanan
tersebut berlangsung selama 2 jam maka aliran darah didaerah tersebut tidak lancar
sehingga daerah tidak dapat disuplai. Akibatnya muncul tanda tanda iskemia.
Perhatikan perkembangan kulit yang mengalami iskemia (tanda panah hijau) dan
akhirnya nekrosis (tanda panah kuning) pada gambar berikut ini
Uraian
Materi
Pengertian kematian jaringan atau nekrosis
adalah: Kematian sekelompok sel atau
jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh.
Kematian sel terjadi karena adanya jejas,
cidera atau kejadian yang bersifat patologis.
Selain itu kematian sel dapat dilakukan oleh
dirinya sendiri, seperti pada sel yang telah
mencapai masa hidup tertentu akan mati
dengan cara menghancurkan dirinya sendiri
(bunuh diri/suicide). Kematian sel seperti ini
disebut apoptosis
A. Kematian Jaringan
Gambar : kematian jaringan
Para mahasiswa...
Kita sekarang kita uraikan apa dan bagaimana kematian jaringan terjadi
1.
9. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : komunikasi
Agens biologik. Nekrosis dapat terjadi akibat toksin bakteri yang membuat kerusakan
dinding pembuluh darah dan thrombosis.
Agens Kimia. Kejadian diawali dengan adanya gangguan osmotik sel yang akhirnya
berakibat nekrosis. Agen kimia bersumber dari luar/ eksogen dan dari dalam/ endogen.
Sebagai contoh agen kimia endogen yaitu pada wanita hamil yang mengalami keracunan
kehamilan (toxemia gravidarum). Contoh lain pasien gagal ginjal dapat mengami
keracunan ureum yang disebut uremi. Sedangkan untuk agen eksogen contohnya gas
chloroform, jika dihirup tidak merusak paru-paru tetapi setelah diserap tubuh dapat
merusak hati. Contoh lain premium jika terkena kulit tidak akan merusaknya, tapi jika
diserap oleh kulit akan mengganggu sel darah merah yang berakibat anemia.
Agen fisik: Kerusakan sel terjadi karena protoplasma mengalami kerusaakan, sehingga
timbul kekacauan tata kimia sel. Jenis agen fisik antara lain: Trauma, suhu ekstrim baik
panas atau dingin, listrik, cahaya matahari dan radiasi.
Kerentanan (Hypersensitif) : Reaksi imunologik yang terjadi pada tubuh akan
menimbulkan kerentanan jaringan akibatnya akan mengalami kematian jaringan atau
sel.
2.
3.
4.
5.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1. Berikan contoh agen kimia endogen dan eksogen penyebab nekrosis selain yang ada
dimodul ini.
2. Sebutkan 3 etiologi nekrosis serta contohnya
Tugas
Mandiri 1
11. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c. Patofisiologi nekrosis
Lisososm sel yang mengalami cidera akan hancur dan menghasilkan enzim katalitik yang
akan mencerna sel itu sendiri yang disebut autolisis. Sel yang matidapat juga dicerna oleh
enzim yang berasal dari lisosom sel leukosit yang datang kedaerah dan disebut heterolisis.
Selain itu nekrosis juga dapat terjadi akibat denaturasi protein(perubahan protein) dalam
sel sehingga sel mati.
d. Jenis nekrosis
Morfologi / tampilan nekrosis tergantung dari proses yang berperan. Jika denaturasi
protein lebih berperan, terjadilah nekrosis koagulativa. Sebaliknya, jika enzim katalitik lebih
berperan maka terjadi nekrosis liquefaktif atau nekrosis koliquativa.
Kita lanjutkan uraian tentang nekrosis
Virus herpes Herpes pada kulit
Berikut ini diuraikan beberapa jenis nekrosis:
a. Nekrosis Koagulativa
Bentuk sel normal dan susunan jaringan masih jelas sedikit lunak. Sebagai contoh Gumma
yang terbentuk pada sipilis stadium III.
b. Nekrosis liquefaktif:
Pada nekrosis ini terlihat jaringan mencair seperti pada nekrosis otak atau nekrosis kista.
Ciri- Ciri/ Tanda-Tanda Nekrosis Liquefaktif.
1. Piknosis (pyknosis) : Inti sel menyusut hingga mengkerut dan berwarna gelap.
2. Karioreksis(karyorrhexis)Membrannukleusrobek,intiselhancursehinggamembentuk
fragmen-fragmen yang tersebar dalam sel.
3. Kariolisis (karyolisis) : Inti sel tercerna sehingga hilang.
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
2. Apoptosis
c. Nekrosis Lemak
yaitu nekrosis yang terjadi akibat trauma pada jaringan lemak
d. Nekrosis Gangrenosa
Gangren adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit. Jaringan
pada nekrosis menjadi busuk akibat kuman saprofit tersebut. Kuman saprofit Clostridium
perfringenshanya tumbuh baik pada jaringan yang mati, maka gangren hanya dapat
terjadi pada bagian nekrotik. Gangren dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu
: Gangren kering, Gangren basah, Gangren gas dan . Gangren diabetik
Gangren kering dimulai pada bagian distal ekstremitas yang mengalami iskemia. Lokasi
yang sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia karena arteriosklerosis.Ganggren
kering terjadi bila pada jaringan hanya terdapat sedikit cairan,jugadi tempat-tempat yang
mudah terjadi penguapan atau tempat dengan drainage yang baik.Bagian yang terkena
kering, menyusut dan gelap hitam.Warna gelap itu adalah karena pembebasan hemogloblin
sel darah merah.Coba Saudara perhatikan perbedaan antara gangren basah dan gangren
kering pada gambar di bawah ini
Sakit kepala sebagai gejala penyakit
e. Nekrosis Kaseosa:
Paling sering ditemukan pada infeksi tuberculosis. Istilah kaseosa berasal dari gambaran
makroskopik yaituwarna putih, seperti keju di daerah nekrotik. Sel-sel nekrotik akanhancur
tetapi pecahan-pecahan sel nya tetap ada selama betahun-tahun.
Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu: Apoptosis adalah kematian sel per sel,
sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang melibatkan sekelompok sel. Pada apoptosis
sel akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan
beberapa makrofag, sedangkan pada nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
13. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a. Penyebab Fisiologik seperti yang terjadi pada kematian sel jaringan endometrium
dan prostat pasien usia lanjut.
b. Penyebab Patologik misalnya radiasi atau obat sitotoksik yang menyebabkan sel
membunuh dirinya sendiri melalui apoptosis dan dapat mengakibatkan malformasi
berupa keganasan ( maligna).
Berikut ini adalah gambaran terjadinya nekrosis dan apoptosis.
Gambar : Proses apoptosis
Nah, ...Agar lebih jelas lagi, berikut ini dijabarkan lebih detail perbedaannya
Apoptosis
Kematian diprogram oleh sel
Sel tetap ukurannya
Pembersihan berlangsung cepat
Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada
sinyal dari sel
Non-lisis
Sel tetangga tetap hidup normal
Baiklah Saudara para mahasiswa,.. Berikut ini tugas mandiri yang harus saudara kerjakan agar
dapat memahami materi ini lebih baik lagi.
Nekrosis
Kematian oleh faktor luar sel
Sel membengkak
Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem
imun sulit
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun
sistem imun
Lisis sel
Merusak sel tetangga (inflamasi)
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Berbagai jenis nekrosis dapat dijumpai. Tugas Saudara adalah carilah pasien kemudian
amati nekrosis yang ditemukan, catat tanda tandanya dan tentukan jenis nekrosisnya.
Tugas
Mandiri 2
Pasien Tanda tanda Jenis nekrosis
1.
2.
3.
15. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c. Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian dan mencapai
puncaknya setelah 6 hingga 10 jam.Lebam mayat akan mudah terlihat pada tubuh bagian
bawah sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar : Livor Mortis (Lebam Mayat)
Setelahmengalamikematian,makakematianbukanlahakhirdariprosesdalamtubuh.Tubuh
akan terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh :Suhu lingkungan sekitar,suhu
tubuh saat terjadi kematian dan ada tidaknya infeksi umum.
Berikut ini adalah perubahan sel yang terjadi setelah kematian
a. Autolisis yaitu sebuah proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim
dari lisosom. Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau
pendinginan.
b. Rigor Mortis (kaku mayat). Terjadi 2 sampai 4 jam setelah kematian dan mencapai
puncak setelah 48 jam selanjutnya menghilang selama 3 sampai 4 hari. Gambar berikut
ini memperlihatkan sesosok mayat yang mengalami rigor mortis.
3. Postmortal
Gambar : Rigor mortis (kaku mayat)
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
d. Algor Mortis: Terjadi 24 sampai 48 jam setelah kematian dimana suhu tubuh menjadi
dingin sesuai suhu lingkungan akibat proses metabolisme terhenti. Di lingkungan yang
dingin maka akan lebih cepat dingin, tetapi dilingkungan yang panas akan lebih lambat.
e. Pembusukan : Terjadi 1 sampai 2 minggu setelah kematian. Ditandai kulit kehijauan
dan jaringan tubuh hancur karena invasi bakteri.
Para mahasiswa yang budiman,..
Untuk mengakhiri uraian materi kegiatan belajar 1 ini, kerjakanlah tugas mandiri berikut agar
Saudara menjadi lebih faham.
17. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1. Jelaskan tanda tanda postmortal algor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
2. Jelaskan tanda tanda postmortal livor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
3. Jelaskan tanda tanda postmortal rigor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
Tugas
Mandiri 3
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Pengertian kematian jaringan atau nekrosis adalah: Kematian sekelompok sel atau jaringan
pada lokasi tertentu dalam tubuh. Adapun jenis nekrosis terdiri dari: Nekrosis koagulativa,
nekrosis liquefaktif , nekrosis lemak , nekrosis gangrenosa, nekrosis Kaseosa:
Nekrosis dan apoptosis berbeda. Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu:
Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis adalah kematian yang melibatkan
sekelompok sel.
Tahapan posmortal yaitu:Autolisis, Rigor Mortis (kaku mayat); Terjadi 2 s/d 4 jam setelah
kematian, Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian , Algor Mortis yaitu
kondisi suhu mayat menjadi dingin setelah 24 s.d 48 jam setelah kematian, Pembusukan yang
terjadi setelah 1 s.d 2 minggu setelah kematian.
Rangkuman
19. 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah mempelajari tugas belajar 2, kerjakanlah soal di bawah ini secara mandiri agar
diketahui penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari.
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal 10 jam yang lalu karena pada tubuhnya ditemukan tanda
postmortal:
a. Livor mortis
b. Rigor mortis
c. Autolisis
d. Algor mortis
e. Pembusukan
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal antara 24 jam yang lalu karena pada tubunya ditemukan
tanda postmortal:
a. Livor mortis
b. Rigor mortis
c. Autolisis
d. Algor mortis
e. Pembusukan
ematian sel terjadi satu persat. Kemudian sel yang telah mati akan dimakan oleh sel
yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag
adalah definisi dari:
a. Apoptosis
b. Nekrosis
c. Postmortal
d. Gangren
e. Piknosis
Piknosis, Karioreksis dan Kariolisis adalah tanda tanda nekrosis:
a. Kaseosa
b. Lemak
c. Gangrenosa
d. Koagulativa
e. Liquefaktif
Proses morfologi nekrosis tergantung dari proses yang berperan, jika denaturasi
protein lebih berperan, terjadilah proses nekrosis yang disebut nekrosis koagulativa.
Sebaliknya, jika pencernaan oleh enzim katalitik lebih berperan maka yang terjadi
adalah nekrosis
a. Kaseosa
b. Lemak
c. Gangrenosa
d. Koagulativa
e. Liquefaktif
Test
Formatif
1.
2.
3.
4.
5.
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir., 1995, Dasar Dasar Patologi – seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, Mikrobiologi dan Patologi Modern – untuk perawat , EGC, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
Himawan sutisna.1996. Kumpulan Ku liah Patologi. Bagian Patologi Anatomik FKUI Jakar-
ta
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Pen-
yakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
21. 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
TES FORMATIF MODUL 2
KEGIATAN BELAJAR 1
1. A
2. D
3. A
4. E
5. E
Kunci Jawaban
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Daftar
Gambar
http://farm4.static.flickr.com/3153/2331528304_e8b023abe9.jpg
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/09/Pleksus-Meissner-S-100.png
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/05/nekrosis-lemak-dengan-
ghost-cell.jpg
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi%20Go-
fur/Water.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-ZyZPlWEq29U/UqSI3KYhdKI/AAAAAAAAAB4/8e9ElLuSb-
gw/s1600/3709313.jpg
http://i.ytimg.com/vi/4wPlw_Bdz7Q/maxresdefault.jpg
http://2.bp.blogspot.com/_F1w6HVvyob4/S0_hHD1sp0I/AAAAAAAAABE/cWTE-_
fq1h8/s1600-h/mutation.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dd/Bone_marrow_embolus.jpg
http://i.ytimg.com/vi/W1EepJM8MkM/maxresdefault.jpg
23. 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015