Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
2. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan
tulang dari kesatuan sendi.Dislokasi ini dapat hanya
komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat
yang seharusnya (dari mangkuk sendi).Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi
rahangnya terlepas dari tempatnya.
3. Dislokasi yang sering terjadi pada
olahragawan adalah dislokasi sendi
bahu dan sendi pinggul (paha).Karena
terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet.Selain macet,
juga terasa nyeri.Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang
dislokasi lagi.
4. Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan
pertumbuhan
Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan
sekitar sendi.misalnya tumor, infeksi,
atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan
oleh kekuatan tulang yang berkurang.
5. Dislokasi traumatic.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah,
susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat
anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan).Terjadi karena
trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan
disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf,
dan system vaskular.
6. Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan
dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah
raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok
akibat bermain ski, senam, volley. Pemain
basket dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari
karena secara tidak sengaja menangkap bola
dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah
raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan
motor biasanya menyebabkan dislokasi.
7. 3. Terjatuh
a. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat
berdansa diatas lantai yang licin
b. Tidak diketahui
c. Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
d. akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
e. Trauma akibat kecelakaan.
f. Trauma akibat pembedahan
ortopedi(ilmu yang mempelajarin tentang
tulang.
g. Terjadi infeksi disekitar sendi.
8. Dislokasi biasanya disebabkan oleh
jatuh pada tangan .Humerus terdorong
kedepan ,merobek kapsul atau
menyebabkan tepi glenoid
teravulsi.Kadang-kadang bagian
posterolateral kaput hancur.Mesti jarang
prosesus akromium dapat mengungkit
kaput ke bawah dan menimbulkan
9. Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong
lengan itu dengan tangan sebelahnya
dan segan menerima pemeriksaan apa
saja .Garis gambar lateral bahu dapat
rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot
suatu tonjolan dapat diraba tepat di
bawah klavikula.
10. 1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula
dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi
dan dikembalikan ke rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai,
gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi
stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi
dilakukan mobilisasi halus 3-4x sehari yang berguna
untuk mengembalikan kisaran sendi.
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi
selama masa penyembuhan.
11. 1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Identitas Klien
12. 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d
discontinuitas jaringan.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d
deformitas dan nyeri saat mobilisasi.
13. NO Dx. Keperawatan Tujuan Interfensi Rasional
1 Gangguan rasa
nyaman nyeri
berhubungan dengan
discontinuitas
jaringan
Rasa nyeri teratasi
dengan
KH :
Klien tampak tidak
meringis lagi.
Klien tampak rileks
Kaji skala nyeri
Berikan posisi
relaksasi pada
pasien
Ajarkan teknik
distraksi dan
relaksasi
Berikan
lingkungan yang
nyaman, dan
aktifitas hiburan.
Kolaborasi
pemberian
analgesic
Mengetahui
intensitas nyeri.
Posisi relaksasi
pada pasien
dapat
mengalihkan
focus pikiran
pasien pada
nyeri.
Tehnik relaksasi
dan distraksi
dapat mengurangi
rasa nyeri.
Meningkatkan
relaksasi pasien
Analgesic
Mengurangi nyeri
14. NO Dx. Keperawatan Tujuan Interfensi Rasional
2 Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
dengan deformitas
dan nyeri saat
mobilisasi
Memberikan
kenyamanan dan
melindungi sendi
selama masa
penyembuhan.
KH :
melaporkan
peningkatan
toleransi aktivitas
(termasuk aktivitas
sehari-hari)
menunjukkan
penurunan tanda
intolerasi fisiologis,
misalnya nadi,
pernapasan, dan
tekanan darah
masih dalam
rentang normal
Kaji tingkat
mobilisasi pasien
Berikan latihan
ROM
Anjurkan
penggunaan alat
Bantu jika
diperlukan
Monitor tonus otot
Membantu pasien
untuk imobilisasi
menunjukkan
tingkat
mobilisasi
pasien dan
menentukan
intervensi
selanjutnya.
Memberikan
latihan ROM
kepada klien
untuk mobilisasi
Alat bantu
memperingan
mobilisasi
pasien
Gar
mendapatkan
data yang