SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ABSTRAK 
Pertumbuhan adalah perubahan panjang dan berat pada suatu individu atau populasi 
yang merupakan respon terhadap makanan yang tersedia. Dalam biologi perikanan, hal - 
hal yang menjadi perhatianya yaitu populasi, pertumbahan, fekunditas, kecepatan 
mortalitas, survival, distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya, pengaruh penangkapan 
ikan, tingkah laku ikan, dan interaksi terhadap spesies lain. 
Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) 
dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, 
berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan 
dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui 
kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad). 
Dalam praktikum ini dilakukan dengan cara menimbang berat ikan, menghitung rumus 
sirip ikan (dorsal, pectoral, ventral, anal, dan caudal), membedah ikan untuk kemudian di 
ambil usus dan gonadnya untuk di ukur dan diawetkan dalam botol film yang diberi 
formalin 4%. 
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 September 2014, pukul 15.00-17.00 
WIB di Laboratorium Budidaya Perikanan, Universitas Lampung.
A. PENDAHULUAN 
A.1 Latar Belakang 
Biologi perikanan adalah studi ilmu 
mengenai ikan dipandang sebagai 
sumber daya yang dapat dimanfaatkan 
oleh manusia. Biologi terapan perikanan 
berkaitan dengan biologi hewan (ikan), 
misal hubungan panjang dan berat, 
kematangan telur, dan pola makan. 
Pertumbuhan secara umum adalah 
perubahan dimensi (panjang, berat, 
volume dan ukuran) per sartuan waktu 
baik individu, stock maupun komunitas. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi 
pertumbuhan, yaitu faktor dalam dan 
faktor luar. Faktor dalam terdiri dari : 
 keturunan 
 jenis kelamin 
 umur 
 parasit 
 penyakit. 
Faktor luar terdiri dari : 
 ukuran makanan 
 jumlah ikan 
 jenis makanan 
 kondisi liingkungan. 
Sedangkan faktor lingkungan yang 
mempengaruhi pertumbuhan dan 
kondisi pakan adalah suhu, oksigen 
terlarut, salinitas dan kadar amoniak 
terlarut. 
Menurut Efendi pertumbuhan terdiri dari 
beberapa macam: 
1. Pertumbuhan mutlak, yaitu ukuran 
rata-rata ikan pada umur tertentu 
seperti panjang rata-rata ikan pada 
umur 1 tahun 
2. Pertumbuhan nisbi, yaitu panjang 
atau berat yang dicapai ikan dalam 
satu periode waktu tertentu 
dihubungkan dengan panjang atau 
berat awal periode tersebut. 
Tujuan utama dalam mengkaji aspek 
umur dan pertumbuhan adalah: 
Mengetahui sebaran klompok umur 
yang menunjang produksi sektor 
perikanan yang bersangkutan, menduga 
laju moralitas yang mempengaruhi stok 
ikan tersebut dan sekaligus menduga 
tingkat pengusahaannya, menilai tingkat 
sustaining power dan ‘potential yield’ 
stock tersebut. 
A.2 Tujuan 
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: 
1. Mengetahui perkembangan 
yang dialami ikan melalui 
analisis parameter panjang, 
berat dan morfologi ikan. 
2. Memprediksi pola pertumbuhan 
ikan, faktor kondisi, kelompok 
umur. 
3. Menduga pola perkembangn 
populasi ikan. 
B. METODELOGI 
B.1 Metode Kerja 
1. Waktu dan tempat 
Praktikum pertumbuhan ikan nila 
(Oreochromis niloticus) dilakukan pada 
hari Selasa tanggal 23 September 2014, 
pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium 
Budidaya Perikanan, Universitas 
Lampung. 
2. Alat dan Bahan 
Pada praktikum ini digunakan beberapa 
alat dan bahan. Alat yang akan 
digunakan antara lain, seperti penggaris, 
kertas label, timbangan bersekala 
minimal 0,01 gram, kain lap dan tissue, 
jarum pentul, botol film, kantong 
palastik/kresek, alat bedah (satu set), 
alat tulis, dan benang jahit. 
Sedangkan, bahan yang digunakan 
adalah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 
dan formalin. 
3. Prosedur Percobaan 
 Disiapkan ikan yang akan diamati di 
atas baki 
 Dikeringkan dengan tisu 
 Diberi nomor pada ikan dengan 
kertas label 
 Diukur panjang total ikan, panjang 
cagak,dan panjang baku (dinyatakan 
dalam satuan mm)
 Ditimbang berat ikan, kemudian 
dicatat (dalam satuan gram) 
 Diperhatikan morfologi ikan yang 
diamati mulai dari bentuk tubuh, 
posisi mulut, kelengkapan sirip (tulis 
rumus sirip-siripnya) 
 Diamati setiap sirip (jari-jari sirip) 
ikan, yaitu dorsal, pectoral, ventral, 
anal dan caudal kemudian dicatat 
rumus dan jumlahnya 
 Organ dibedah dan digambarIkan 
yang dibedah dipegang dengan 
tangan kiri 
 Dibedah dengan menggunakan 
gunting tajam terlebih dahulu 
 Setelah ada celah ganti gunting yang 
tumpul agar tidak merusak organ 
dalam 
 lkan dibedah menggunakan gunting 
yang ujungnya runcing dari anus ke 
bagian depan hingga opperculum 
 Setelah terlihat organ-organ yang di 
dalam, gonad ikan diambil dan 
dilihat/dicocokkan jenis kelaminnya 
 Jenis kelamin ikan dan tingkat 
kematangan gonad ditentukan 
 Gonad disimpan didalam botol film 
yang sudah diberi label 
 Diambil dan direntangkan usus yang 
menggulung. Kemudian kedua ujung 
usus diikat dan panjang usus diukur 
dengan mistar, lalu usus ikan 
dimasukkan didalam botol film. 
 Setelah dilakukan semua, diberi 
formalin 4% pada masing-masing 
botol film sampai gonad dan usus 
tenggelam, ditutup rapat dan 
disimpan. 
B.2 Analisis Data 
1. Pertumbuhan Panjang 
Analysis pertumbuhan panjang model 
yang digunakan adalah model Von 
Bartalanffy plot ( VBP ). Bartalanffy 
mengembangkan model terutama untuk 
mengetahui laju pertumbuhan panjang. 
Setelah diketahui kelompok ukuran 
dengan model Batacharya, maka 
dilakukan pendekatan untuk menduga 
tingkat pertumbuhan. Secara khusus 
data yang dianalisis adalah nilai tengah 
dari kelompok ukuran yang diperoleh. 
Dalam menganalisis pertumbuhan 
panjang, langkah yang harus dilakukan 
adalah : pertama menentukan jumlah 
kelas dengan rumus Σ kelas = 1 + 3,32 
Log n dimana n = jumlah keseluruhan 
data. Kedua menentukan lebar kelas 
dengan rumus : 
Lk = n max – n min 
Σ kelas 
Ketiga buat tabel frekuensi dari selang 
kelas dan ke empat buatlah grafik 
histogram nya 
Langkah–langkah analisis pertumbuhan 
panjang dilakukan dengan model Von 
Bartalanffy ( VBP ) sebagai berikut : 
a. Membuat selang kelas panjang dari 
data N ikan yang didapat kemudian 
menentukan frekuensi setiap selang 
kelas, 
b. Menentukan titik tengah selang, nilai 
Log F, dan Δ Log F pada masing – 
masing selang, dan 
c. Menentukan kelompok ukuran ( 
cohort ) berdasarkan model 
Batacharya dengan melakukan 
pendekatan untuk menduga tingkat 
pertumbuhan. Penurunan Δ Log F 
minimal 3 kali secara berurutan 
disebut 1 cohort. 
2. Pertumbuhan Berat 
Analisis pertumbuhan berat hampir 
sama dengan model pendekatan 
pertumbuhan panjang. Tetapi sebaliknya 
dilakukan pada kelompok ikan yang 
belum memijah secara rutin, karena 
berat ikan yang relative berubah. 
Apabila panjang ikan dengan umur 
tertentu diplotkan dengan panjang ikan 
dengan umur yang lebih muda satu 
tahun akan menghasilkan garis lurus 
dengan sudut yang lebih kecil dari satu. 
Sudut Walford besarnya sama dengan 
e-k , jadi logaritma natural sudut Walford 
dengan tandanya berubah merupakan 
penduga dari koefisien pertumbuhan k. 
Persamaan Walford Ln+1 = L∞ ( 1 – ek ) + 
Lte-k dimana k = - log natural sudut 
Walford, L∞ = intersep / 1 – b. 
Walford, L∞ = intersep / 1 – b. 
3. Hubungan Panjang dan Berat. 
Analisis pertumbuhan dengan 
menggunakan parameter panjang dan 
berat menggunakan rumus : ( Bal dan 
Rao, 1984 )
W = aLb dimana ; W = berat ( garam ) ; L 
= panjang ( mm ) ; a,b = konstanta 
Berdasarkan pola hubungan linier maka 
dapat dilihat bahwa : 
Log W = Log a + b Log L atau Y = a + 
bX 
Korelasi parameter dari hubungan 
panjang dan berat dapat dilihat dari nilai 
konstanta b ( sebagai penduga tingkat 
kedekatan kedua parameter ). 
- Jika b = 3, disebut hubungan yang 
isometrik dimana pola pertambahan 
panjang sama dengan pola 
pertumbuhan berat. 
- Jika b < 3, disebut hubungan 
allometrik negatif, dimana 
pertambahan panjang lebih dominan. 
- Jika b > 3, disebut hubungan 
allometrik positif, dimana 
pertumbuhan berat lebih dominan. 
Untuk mengantisipasi sulit untuk 
memberikan kesimpulan atau ketetapan 
pada nilai yang didapat dilapangan ( 
kelemahan ) tersebut maka perlu 
diadakan uji statistik. Uji yang digunakan 
yaitu uji t. Dimana kita dihadapkan pada 
proses atau usaha untuk melakukan 
penolakan atau penerimaan terhadap 
hipotesis yang kita buat ( Stell and Torie, 
1989 ). Hipotesis : 
Ho : b= 
T hit = b1-b0 
Sb1 
H1 : b ≠ 3 
dimana Sb1 adalah simpangan koefisien 
b yang dapat ditentukan dari rumus 
berikut : 
S2b1 = KTS 
Σx2-1/n (ΣX)2 
Dmna KTS dicari melalui analisa varians 
JKT = ΣY2-1/n (ΣY)2 
JKR = b1 ( Σ XY - ¹/n Σ X Σ Y ) 
JKS = JKT – JKR 
Kaidah keputusan adalah dengan 
membandingkan hasil T hitung dengan 
T Tabel pada Selang Kepercayaan 95 
%. Jika hit > T tabel maka menolak 
hipotesis nol dan jika T hit < T tabel 
maka menerima hipotesis nol. 
4.Faktor Kondisi 
Faktor kondisi adalah keadaan atau 
kemontokan ikan yang dinyatakan 
dalam angka – angka berdasarkan pada 
data panjang dan berat. Dalam 
menganalisa kondisi ikan, terlebih 
dahulu dikelompokkan berdasarkan 
jenis kelaminnya. Ikan dengan jenis 
kelamin yang sama dilihat koefisien 
pertumbuhan (model gabungan panjang 
dan berat). Setelah itu pola 
pertumbuhan panjang dapat diketahui, 
maka baru dapat ditemukan kondisi dari 
ikan tersebut, yaitu : 
K = 105 W 
L3 
Jika pola pertumbuhan yang ditemukan 
adalah allometrik, maka digunakan 
rumus : 
K = W 
aLb 
Keterangan : 
1. K = faktor kondisi 
2. W = berat ikan ( gram ) 
3. L = panjang ikan ( mm ) 
4. a,b = konstanta hasil regresi dari 
log W terdahulu dengan nilai a di 
anti log kan. 
5.Cohort ( kelas ukuran ) 
Kelompok yang tumbuh berkembang 
pada waktu yang sama, mendapat 
pasokan makanan yang sama pula 
disebut kohort. Salah satu cara untuk 
menyeragamkan ukuran pada saat 
panen ikan budidaya adalah dengan 
melakukan penebaran dengan umur 
yang sama, sedangkan untuk ikan laut 
lepas dengan selektifitas alat tangkap. 
Ikan yang berada di perairan terbuka 
sulit sekali ditentukan umurnya. Maka 
alternative yang ditempuh adalah 
dengan membuat pengelompokkan ikan 
berdasarkan ukuran. Metode ini 
dikembangkan oleh Battacharya 
(1967 ) dalam WHO ( 1992 ). Penentuan 
kelas ukuran ini adalah untuk 
menentukan ukuran tangkap dari 
populasi tersebut. Kelompok ukuran ini 
sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan 
panjang ikan. Tahapan kegiatan dalam 
penentuan kohort adalah sebagai 
berikut : 
1. Tentukan selang kelas ukuran 
panjang dari ikan yang diamati 
secara statistik, 
2. Tentukan frekuensi masing – 
masing kelas ukuran tersebut, 
3. Lakukan transformasi nilai panjang 
agar data yang kita pakai lebih baik,
4. Tentukan nilai beda dari hasil 
transformasi tersebut dengan 
mengurangi nilai kedua dengan nilai 
pertama, demikian seterusnya 
sampai proses pengurangan 
selesai, 
5. Buatlah nilai tengah dari kelas 
ukuran panjang tersebut ( X ), 
6. Tentukan dan hitung nilai yang 
mengalami penurunan dari 
transformasi beda frekuensi ( Y ). 
Minimal ada tiga nilai yang menurun 
yang baru bisa dikatakan satu 
kohort. 
7. Lakukan proses regresi linier dari 
nilai X dan Y, 
8. Tentukan rata – rata dari cohort 
Rataan 
L = - b0 
b1 
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 
C.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila 
Tabel 1. Pertumbuhan panjang ikan nila 
N 
O 
SK fi xi log fi 
Δ log fi 
1 95-105 4 100 0,602 0 
2 106-116 9 111 0,954 0,352 
3 117-127 25 122 1,397 0,443 
4 128-138 40 133 1,602 0,205 
5 139-149 24 144 1,380 -0,222 
6 150-160 11 155 1,041 -0,339 
7 161-171 0 166 ∞ - 
8 172-182 1 177 0 0 
60 
40 
20 
0 
fi 
Grafik 1. Pertumbuhan panjang ikan nila 
Dari data diatas diketahui pertumbuhan 
panjang ikan terbanyak terdapat pada 
kelas ke-4 dengan selang kelas 128-138 
dengan frekuensi 40 dan yang paling 
sedikit ada pada kelas ke-7 yaitu 0 ikan. 
Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila 
Jantan 
NO SK fi Xi log fi 
Δ log 
fi 
1 95-106 1 100,5 0 0 
2 107-118 5 112,5 0,698 0,698 
3 119-130 25 124,5 1,397 0,699 
4 131-142 27 136,5 1,431 0,034 
- 
5 143-154 10 148,5 1 
0,431 
6 155-166 1 160,5 0 -1 
7 167-178 0 172,5 ∞ ∞ 
8 179-190 1 184,5 0 0 
40 
20 
0 
fi 
Grafik 2. Pertumbuhan Panjang Ikan 
Nila Jantan 
Dari data di atas dapat ditarik 
kesimpulan bahwa pertumbuhan ikan 
nila jantan paling tinggi yaitu pada 
selang kelas 131 – 142 dengan nilai 
frekuensi 27. Namun pada selang kelas 
167 – 178 frekuensinya menempati 
angka nol. 
-20 
0 5 10 
fi 
-20 
0 5 10 
fi
Tabel. 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila 
Betina 
N 
O 
SK fi xi log fi Δ log fi 
1 100-108 3 104 0,477 0 
2 109-117 5 113 0,698 0,221 
3 118-126 11 122 1,041 0,343 
4 127-135 16 131 1,204 0,163 
5 136-144 3 140 0,477 -0,727 
6 145-153 4 149 0,602 0,125 
7 154-162 2 158 0,301 -0,301 
20 
15 
10 
5 
fi 
Grafik 3. Pertumbuhan panjang ikan nila 
betina 
Berdasarkan pemisahan data jantan dan 
betina, maka diketahui bahwa angka 
pertumbuhan tertinggi pada ikan nila 
betina terletak pada selang kelas 127 – 
135 dengan jumlah frekuensi 16. Ratio 
pertumbuhan panjang jantan dan betina 
berdasakan data tidak terpaut jauh, 
namun pertumbuhan panjang ikan nila 
jantan relatif lebih cepat dibandingkan 
dengan ikan nila betina. 
C.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila 
Tabel. 1 Pertumbuhan Berat Ikan Nila 
N 
SK fi xi log fi 
O 
Δ log 
fi 
1 14-20 2 17 0,30 0 
2 21-27 15 24 1,17 0,87 
3 28-34 33 31 1,518 0,348 
4 35-41 30 38 1,477 
- 
0,041 
5 42-48 22 45 1,342 
- 
0,135 
6 49-55 6 52 0,778 
- 
0,564 
7 56-62 4 59 0,602 
- 
0,176 
8 63-69 2 66 0,30 
- 
0,302 
40 
20 
fi 
Grafik 1. Pertumbuhan berat ikan nila 
Frekuensi tertinggi pada tabel dan grafik 
pertumbuhan berat ikan nila di atas 
adalah 33, dengan selang kelas 28 – 34. 
Berat pada nila jantan maupun betina 
tentunya dipengaruhi oleh faktor genetik 
seperti hormone, kualitas indukan, serta 
kuantitatif pakan yang diberikan pada 
ikan tersebut. Pakan yang kaya akan 
protein lebih tepat guna diperuntukan 
dalam proses penambahan massa ikan. 
Tabel. 2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila 
Jantan 
N 
O 
SK fi xi log fi Δ log fi 
1 14-20 1 17 0 0 
2 21-27 7 24 0,845 0,845 
3 28-34 20 31 1,301 0,456 
4 35-41 17 38 1,230 -0,071 
5 42-48 17 45 1,230 0 
6 49-55 6 52 0,778 -0,452 
7 56-62 1 59 0 -0,778 
8 63-69 1 66 0 0 
0 
0 5 10 
fi 
0 
0 5 10 
fi 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
fi 
0 5 10 
fi
Grafik 2. Pertumbuhan Berat Ikan Nila 
Jantan 
Data menunjukan frekuensi tertinggi 
senilai 20 dicapai pada selang kelas 28 
– 34, sedang berdasarkan grafiknya nilai 
massa ikan nila jantan relaatif meningkat 
pada selang kelas awal sampai dengan 
selang kelas berfrekuensi 20, lalu 
mengalami penurunan pada selang 
kelas berikutnya. 
Tabel. 3 Pertumbuhan Berat Ikan Nila 
Betina 
N 
O 
SK fi xi log fi 
Δ log 
fi 
1 18-24 7 21 0,845 0 
2 25-31 9 28 0,954 0,109 
3 32-38 14 35 1,146 0,192 
4 39-45 8 42 0,903 
-0, 
243 
5 46-52 2 49 0,30 
- 
0,603 
6 53-59 2 56 0,30 0 
7 60-66 1 63 0 -0,30 
8 67-73 1 70 0 0 
15 
10 
5 
fi 
Grafik 3. Pertumbuhan berat ikan nila 
betina 
Diketahui bahwasanya frekuensi 
tertinggi dengan perolehan angka 
sejumlah 14 yaitu pada titik selang kelas 
32 – 38. Hal ini menunjukan bahwa 
perbandingan bobot antara ikan nila 
jantan dan betina lebih cenderung berat 
betinanya. Dikarenakan gonad pada 
betina pun lebih besar ukurannya 
dibanding dengan jantannya. Bobot nila 
jantan dan betina relatif berbeda walau 
pada umur tebar yang sama, ini 
menunjukan bahwa factor asupan pakan 
tidak begitu berpengaruh. Melainkan 
genetiknya seperti hormon progerteron 
pada betinalah yang mampu 
memberikan variasi bobot antara jantan 
dan betina. 
C.3 Hubungan Panjang dan Berat 
Ikan Nila 
Grafik 1. Hubungan Panjang dan Berat 
Ikan Nila 
hubungan panjang dan berat 
ikan Nila (Oreochromis niloticus) 
2.3 
2.25 
2.2 
2.15 
2.1 
2.05 
2 
Hubungan panjang dengan berat hampir 
mengikuti hukum kubik, yaitu bahwa 
berat ikan sebagai pangkat tiga dari 
panjangnya. Hubungan panjang dengan 
berat total ikan nila dapat dilihat dari 
hasil grafiknya seperti diatas bahwa 
pada sumbu X untuk log W dan pada 
sumbu Y untuk panjang ikan. Pada 
grafik dapat dilihat bahwa semakin 
panjang total ikan maka semakin 
bertambah pula berat ikan tersebut , 
sehingga grafik menunjukkan ka atas 
yang berarti grafiknya akan terus naik. 
Pada kisaran panjang 1-2 cm maka 
terlihat sebaran beratnya semakin 
bertambah mulai dari angka 2 hingga 
2,2gram. 
0 
0 5 10 
fi 
y = 
0.3037x + 
1.6462 
R² = 
0.6693 
1.95 
0 1 2 
log W 
log L 
Series1 
Linear 
(Series1)
2.3 
2.2 
2.1 
2 
Grafik 2 Hubungan Panjang Dan Berat 
Ikan Nila Jantan 
Untuk hubungan panjang dengan berat 
ikan nila jantan dapat terlihat bahwa 
semakin panjang total ikan maka berat 
ikan pun akan terus bertambah. Dan 
dapat dilihat pula bahwa b=1,665 
sehinnga korelasi parameternya 
mennjukkan bahwa allometrik positif 
dengan b>1. 
2.25 
2.2 
2.15 
2.1 
2.05 
2 
Grafik 3 Hubungan Panjang Dan Berat 
Ikan Nila Betina 
Dari grafik di atas diketahui bahwa 
sebaran bobot ikan nila betina pada 
panjang tubuh 1,3-1,9 cm ialah 2-2,2 
gram. Menunjukan bahwa ikan nila 
betina berbobot lebih berat 
dibandingkan yang jantan, dan walau 
ratio panjangnya tidak terlampau jauh, 
namun tidak terpungkiri bahwa ukuran 
panjang ikan pejantan lebih panjang 
dibanding betinanya. 
C.4 Faktor Kondisi 
Faktor Kondisi 
0.16 
0.14 
0.12 
0.1 
0.08 
0.06 
0.04 
0.02 
Grafik 1 Faktor Kondisi Ikan Nila 
Dapat dikatakan bahwa rata-rata ikan 
berkondisi kurus karena kondisi 
bobotnya senilai b=0,031. Hanya 
beberapa ikan yang gemuk 
0.15 
0.1 
0.05 
Grafik 2 Faktor Kondisi Ikan Nila Jantan 
Grafik diatas menyatakan bahwa kondisi 
ikan nila jantannya gemuk. Hal tersebut 
dinyatakan dengan sebaran nilai antara 
30 – 50 gram dengan faktor kondisi 0,06 
– 0,1. 
y = 
0.293x + 
1.665 
R² = 
0.603 
1.9 
0 2 
log W 
log L 
S 
e… 
y = 
0.3076x 
+ 1.6348 
R² = 
1.95 0.7654 
0 2 
log W 
log L 
Serie 
s1 
y = 
0.0014x + 
0.0311 
R² = 
0.8443 
0 
0 50 100 
fk 
berat (w) 
FK 
Linear 
(FK) 
y = 
0.0014x + 
0.0303 
R² = … 
0 
0 50 100 
Axis Title 
Axis Title 
Series1 
Linear 
(Series1)
0.16 
0.14 
0.12 
0.1 
0.08 
0.06 
0.04 
0.02 
Grafik 3 Faktor Kondisi Ikan Nila Betina 
Pada betina kondisi ikannya lebih kurus 
dibandingkan jantan yang berkisar pada 
rentang angka 23 – 40 gram dengan 
faktor kondisi 0,06 – 0,1. Dengan 
demikian teori yang menyatakan bahwa 
pada ikan nila bobot ikan jantan lebih 
berat dibandingkan dengan bobot ikan 
betina adalah relevan. Hal tersebut 
dapat dijadikan parameter dalam 
menentukan jenis kelamin pada ikan 
nila. 
D. KESIMPULAN DAN SARAN 
D.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pembahasan diatas 
dapat disimpulkan bahwa : 
a. Pertumbuhan ikan merupakan 
perubahan panjang atau berat 
pada suatu ikan terhadap 
respon terhadap perubahan 
makanan yang tersedia 
b. Pertumbuhan panjang dan berat 
ikan dapat diperoleh dari 
menganalisis dan mengolah 
data panjang dan berat ikan 
c. Pada ikan nila hubungan antara 
panjang dan berat berpengaruh 
pada jenis kelaminnya. Dimana 
pada ikan jantan lebih panjang 
namun lebih kurus bobotnya 
dibandingkan dengan betina 
yang bobotnya lebih besar 
namun lebih pendek 
d. Rata-rata ikan yang diteliti 
dalam konidisi bobot yang 
kurus. Namun, jika dipisah 
bobot betina lebih berat 
D.2 Saran 
Adapun saran yang ingin disampaikan 
guna kelancaran praktikum kedepannya 
adalah sebagai berikut : 
a. Perlunya kedisiplinan pada saat 
praktikum berlangsung. 
Terutama pada saat penjelasan 
mengenai pengholahan data. 
Hal tersebut dinilai kurang efektif 
karena keadaan praktikan yang 
banyak dengan kondisi ruang 
yang cukup sempit serta 
keadaan waktu menyebabkan 
praktikan tidak fokus dalam 
memperhatikan asisten saat 
menjelaskan. 
b. Akan ada baiknya bila posisi 
duduk perkelompok di acak. 
Sehingga tidak terjadi kelompok 
yang melulu duduk di belakang. 
DAFTAR PUSTAKA 
Anonimous, A. 2012. Pembenihan Ikan. 
http://pembenihan ikan/com. 
Diakses pada tanggal 30 Oktober 
2014, pukul 19:34. 
Effendi. 1997. Biologi Perikanan. IPB 
PRESS:Bogor. 
Sarida, munti dkk.2007. Penuntun 
Praktikum Biologi Perikanan, 
Universitas Lampung. 
Lampung 
y = 0.0014x + 0.0316 
R² = 0.8836 
0 
0 20 40 60 80 
FK 
berat (W) 
FK 
Series1 
Linear (Series1)
PERTUMBUHAN IKAN NILA

More Related Content

What's hot

Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurDeden Reinaldi
 
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
pukat kantong
pukat kantongpukat kantong
pukat kantongbachrisb
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanAmos Pangkatana
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananIke Wulanduri
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMIBadiuzzaman
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airlombkTBK
 
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEMustain Adinugroho
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanAmos Pangkatana
 

What's hot (20)

Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telur
 
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
pukat kantong
pukat kantongpukat kantong
pukat kantong
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok IkanDINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Pengkajian Stok Ikan
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Ekosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan MenggenangEkosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan Menggenang
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air
 
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok Ikan
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 

Viewers also liked

Presentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaPresentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaIbnu Sahidhir
 
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaRepository Ipb
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larvaYuga Rahmat S
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Ferdiana Agustin
 
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpal
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpalMicrosoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpal
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpalArie Bonuo™
 
Teknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanTeknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanlombkTBK
 
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013lisa ruliaty 631971
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Buduidaya ikan nila & mujair
Buduidaya ikan nila & mujairBuduidaya ikan nila & mujair
Buduidaya ikan nila & mujairSyara Hanjaya
 
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanMakanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanAriez Jack
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorAsep Walandra
 

Viewers also liked (20)

Presentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaPresentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nila
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras pandaORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
 
Makalah budidaya ikan gurame
Makalah budidaya ikan gurameMakalah budidaya ikan gurame
Makalah budidaya ikan gurame
 
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpal
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpalMicrosoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpal
Microsoft power point-presentasi-ubb-2011-lele-kolam-terpal
 
Teknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanTeknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan Ikan
 
5 bab iv karim
5 bab iv karim5 bab iv karim
5 bab iv karim
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
Pengaruh taurin
Pengaruh taurinPengaruh taurin
Pengaruh taurin
 
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
 
Biofloc bandeng.indo aqua 2012
Biofloc bandeng.indo aqua 2012Biofloc bandeng.indo aqua 2012
Biofloc bandeng.indo aqua 2012
 
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard HatcheryProduksi Udang Sayur  Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatchery
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Buduidaya ikan nila & mujair
Buduidaya ikan nila & mujairBuduidaya ikan nila & mujair
Buduidaya ikan nila & mujair
 
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanMakanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
 
Makalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan airMakalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan air
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogor
 

Similar to PERTUMBUHAN IKAN NILA

Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...Repository Ipb
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan Amos Pangkatana
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiIndaru Meinika Adnin
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanAmos Pangkatana
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
Laporan I Dinamika populasi
Laporan I Dinamika populasiLaporan I Dinamika populasi
Laporan I Dinamika populasiJenLy Hau
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-smmorila mei
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusySafeiMufti1
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
 

Similar to PERTUMBUHAN IKAN NILA (20)

Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
 
Laporan praktikum fix
Laporan praktikum fixLaporan praktikum fix
Laporan praktikum fix
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakulturBDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
 
Laporan I Dinamika populasi
Laporan I Dinamika populasiLaporan I Dinamika populasi
Laporan I Dinamika populasi
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...
 

Recently uploaded

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

PERTUMBUHAN IKAN NILA

  • 1. ABSTRAK Pertumbuhan adalah perubahan panjang dan berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan respon terhadap makanan yang tersedia. Dalam biologi perikanan, hal - hal yang menjadi perhatianya yaitu populasi, pertumbahan, fekunditas, kecepatan mortalitas, survival, distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya, pengaruh penangkapan ikan, tingkah laku ikan, dan interaksi terhadap spesies lain. Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad). Dalam praktikum ini dilakukan dengan cara menimbang berat ikan, menghitung rumus sirip ikan (dorsal, pectoral, ventral, anal, dan caudal), membedah ikan untuk kemudian di ambil usus dan gonadnya untuk di ukur dan diawetkan dalam botol film yang diberi formalin 4%. Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 September 2014, pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Budidaya Perikanan, Universitas Lampung.
  • 2. A. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang Biologi perikanan adalah studi ilmu mengenai ikan dipandang sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Biologi terapan perikanan berkaitan dengan biologi hewan (ikan), misal hubungan panjang dan berat, kematangan telur, dan pola makan. Pertumbuhan secara umum adalah perubahan dimensi (panjang, berat, volume dan ukuran) per sartuan waktu baik individu, stock maupun komunitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari :  keturunan  jenis kelamin  umur  parasit  penyakit. Faktor luar terdiri dari :  ukuran makanan  jumlah ikan  jenis makanan  kondisi liingkungan. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi pakan adalah suhu, oksigen terlarut, salinitas dan kadar amoniak terlarut. Menurut Efendi pertumbuhan terdiri dari beberapa macam: 1. Pertumbuhan mutlak, yaitu ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu seperti panjang rata-rata ikan pada umur 1 tahun 2. Pertumbuhan nisbi, yaitu panjang atau berat yang dicapai ikan dalam satu periode waktu tertentu dihubungkan dengan panjang atau berat awal periode tersebut. Tujuan utama dalam mengkaji aspek umur dan pertumbuhan adalah: Mengetahui sebaran klompok umur yang menunjang produksi sektor perikanan yang bersangkutan, menduga laju moralitas yang mempengaruhi stok ikan tersebut dan sekaligus menduga tingkat pengusahaannya, menilai tingkat sustaining power dan ‘potential yield’ stock tersebut. A.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat dan morfologi ikan. 2. Memprediksi pola pertumbuhan ikan, faktor kondisi, kelompok umur. 3. Menduga pola perkembangn populasi ikan. B. METODELOGI B.1 Metode Kerja 1. Waktu dan tempat Praktikum pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 September 2014, pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Budidaya Perikanan, Universitas Lampung. 2. Alat dan Bahan Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang akan digunakan antara lain, seperti penggaris, kertas label, timbangan bersekala minimal 0,01 gram, kain lap dan tissue, jarum pentul, botol film, kantong palastik/kresek, alat bedah (satu set), alat tulis, dan benang jahit. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan formalin. 3. Prosedur Percobaan  Disiapkan ikan yang akan diamati di atas baki  Dikeringkan dengan tisu  Diberi nomor pada ikan dengan kertas label  Diukur panjang total ikan, panjang cagak,dan panjang baku (dinyatakan dalam satuan mm)
  • 3.  Ditimbang berat ikan, kemudian dicatat (dalam satuan gram)  Diperhatikan morfologi ikan yang diamati mulai dari bentuk tubuh, posisi mulut, kelengkapan sirip (tulis rumus sirip-siripnya)  Diamati setiap sirip (jari-jari sirip) ikan, yaitu dorsal, pectoral, ventral, anal dan caudal kemudian dicatat rumus dan jumlahnya  Organ dibedah dan digambarIkan yang dibedah dipegang dengan tangan kiri  Dibedah dengan menggunakan gunting tajam terlebih dahulu  Setelah ada celah ganti gunting yang tumpul agar tidak merusak organ dalam  lkan dibedah menggunakan gunting yang ujungnya runcing dari anus ke bagian depan hingga opperculum  Setelah terlihat organ-organ yang di dalam, gonad ikan diambil dan dilihat/dicocokkan jenis kelaminnya  Jenis kelamin ikan dan tingkat kematangan gonad ditentukan  Gonad disimpan didalam botol film yang sudah diberi label  Diambil dan direntangkan usus yang menggulung. Kemudian kedua ujung usus diikat dan panjang usus diukur dengan mistar, lalu usus ikan dimasukkan didalam botol film.  Setelah dilakukan semua, diberi formalin 4% pada masing-masing botol film sampai gonad dan usus tenggelam, ditutup rapat dan disimpan. B.2 Analisis Data 1. Pertumbuhan Panjang Analysis pertumbuhan panjang model yang digunakan adalah model Von Bartalanffy plot ( VBP ). Bartalanffy mengembangkan model terutama untuk mengetahui laju pertumbuhan panjang. Setelah diketahui kelompok ukuran dengan model Batacharya, maka dilakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan. Secara khusus data yang dianalisis adalah nilai tengah dari kelompok ukuran yang diperoleh. Dalam menganalisis pertumbuhan panjang, langkah yang harus dilakukan adalah : pertama menentukan jumlah kelas dengan rumus Σ kelas = 1 + 3,32 Log n dimana n = jumlah keseluruhan data. Kedua menentukan lebar kelas dengan rumus : Lk = n max – n min Σ kelas Ketiga buat tabel frekuensi dari selang kelas dan ke empat buatlah grafik histogram nya Langkah–langkah analisis pertumbuhan panjang dilakukan dengan model Von Bartalanffy ( VBP ) sebagai berikut : a. Membuat selang kelas panjang dari data N ikan yang didapat kemudian menentukan frekuensi setiap selang kelas, b. Menentukan titik tengah selang, nilai Log F, dan Δ Log F pada masing – masing selang, dan c. Menentukan kelompok ukuran ( cohort ) berdasarkan model Batacharya dengan melakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan. Penurunan Δ Log F minimal 3 kali secara berurutan disebut 1 cohort. 2. Pertumbuhan Berat Analisis pertumbuhan berat hampir sama dengan model pendekatan pertumbuhan panjang. Tetapi sebaliknya dilakukan pada kelompok ikan yang belum memijah secara rutin, karena berat ikan yang relative berubah. Apabila panjang ikan dengan umur tertentu diplotkan dengan panjang ikan dengan umur yang lebih muda satu tahun akan menghasilkan garis lurus dengan sudut yang lebih kecil dari satu. Sudut Walford besarnya sama dengan e-k , jadi logaritma natural sudut Walford dengan tandanya berubah merupakan penduga dari koefisien pertumbuhan k. Persamaan Walford Ln+1 = L∞ ( 1 – ek ) + Lte-k dimana k = - log natural sudut Walford, L∞ = intersep / 1 – b. Walford, L∞ = intersep / 1 – b. 3. Hubungan Panjang dan Berat. Analisis pertumbuhan dengan menggunakan parameter panjang dan berat menggunakan rumus : ( Bal dan Rao, 1984 )
  • 4. W = aLb dimana ; W = berat ( garam ) ; L = panjang ( mm ) ; a,b = konstanta Berdasarkan pola hubungan linier maka dapat dilihat bahwa : Log W = Log a + b Log L atau Y = a + bX Korelasi parameter dari hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b ( sebagai penduga tingkat kedekatan kedua parameter ). - Jika b = 3, disebut hubungan yang isometrik dimana pola pertambahan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat. - Jika b < 3, disebut hubungan allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih dominan. - Jika b > 3, disebut hubungan allometrik positif, dimana pertumbuhan berat lebih dominan. Untuk mengantisipasi sulit untuk memberikan kesimpulan atau ketetapan pada nilai yang didapat dilapangan ( kelemahan ) tersebut maka perlu diadakan uji statistik. Uji yang digunakan yaitu uji t. Dimana kita dihadapkan pada proses atau usaha untuk melakukan penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis yang kita buat ( Stell and Torie, 1989 ). Hipotesis : Ho : b= T hit = b1-b0 Sb1 H1 : b ≠ 3 dimana Sb1 adalah simpangan koefisien b yang dapat ditentukan dari rumus berikut : S2b1 = KTS Σx2-1/n (ΣX)2 Dmna KTS dicari melalui analisa varians JKT = ΣY2-1/n (ΣY)2 JKR = b1 ( Σ XY - ¹/n Σ X Σ Y ) JKS = JKT – JKR Kaidah keputusan adalah dengan membandingkan hasil T hitung dengan T Tabel pada Selang Kepercayaan 95 %. Jika hit > T tabel maka menolak hipotesis nol dan jika T hit < T tabel maka menerima hipotesis nol. 4.Faktor Kondisi Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dalam angka – angka berdasarkan pada data panjang dan berat. Dalam menganalisa kondisi ikan, terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya. Ikan dengan jenis kelamin yang sama dilihat koefisien pertumbuhan (model gabungan panjang dan berat). Setelah itu pola pertumbuhan panjang dapat diketahui, maka baru dapat ditemukan kondisi dari ikan tersebut, yaitu : K = 105 W L3 Jika pola pertumbuhan yang ditemukan adalah allometrik, maka digunakan rumus : K = W aLb Keterangan : 1. K = faktor kondisi 2. W = berat ikan ( gram ) 3. L = panjang ikan ( mm ) 4. a,b = konstanta hasil regresi dari log W terdahulu dengan nilai a di anti log kan. 5.Cohort ( kelas ukuran ) Kelompok yang tumbuh berkembang pada waktu yang sama, mendapat pasokan makanan yang sama pula disebut kohort. Salah satu cara untuk menyeragamkan ukuran pada saat panen ikan budidaya adalah dengan melakukan penebaran dengan umur yang sama, sedangkan untuk ikan laut lepas dengan selektifitas alat tangkap. Ikan yang berada di perairan terbuka sulit sekali ditentukan umurnya. Maka alternative yang ditempuh adalah dengan membuat pengelompokkan ikan berdasarkan ukuran. Metode ini dikembangkan oleh Battacharya (1967 ) dalam WHO ( 1992 ). Penentuan kelas ukuran ini adalah untuk menentukan ukuran tangkap dari populasi tersebut. Kelompok ukuran ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan panjang ikan. Tahapan kegiatan dalam penentuan kohort adalah sebagai berikut : 1. Tentukan selang kelas ukuran panjang dari ikan yang diamati secara statistik, 2. Tentukan frekuensi masing – masing kelas ukuran tersebut, 3. Lakukan transformasi nilai panjang agar data yang kita pakai lebih baik,
  • 5. 4. Tentukan nilai beda dari hasil transformasi tersebut dengan mengurangi nilai kedua dengan nilai pertama, demikian seterusnya sampai proses pengurangan selesai, 5. Buatlah nilai tengah dari kelas ukuran panjang tersebut ( X ), 6. Tentukan dan hitung nilai yang mengalami penurunan dari transformasi beda frekuensi ( Y ). Minimal ada tiga nilai yang menurun yang baru bisa dikatakan satu kohort. 7. Lakukan proses regresi linier dari nilai X dan Y, 8. Tentukan rata – rata dari cohort Rataan L = - b0 b1 C. HASIL DAN PEMBAHASAN C.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Tabel 1. Pertumbuhan panjang ikan nila N O SK fi xi log fi Δ log fi 1 95-105 4 100 0,602 0 2 106-116 9 111 0,954 0,352 3 117-127 25 122 1,397 0,443 4 128-138 40 133 1,602 0,205 5 139-149 24 144 1,380 -0,222 6 150-160 11 155 1,041 -0,339 7 161-171 0 166 ∞ - 8 172-182 1 177 0 0 60 40 20 0 fi Grafik 1. Pertumbuhan panjang ikan nila Dari data diatas diketahui pertumbuhan panjang ikan terbanyak terdapat pada kelas ke-4 dengan selang kelas 128-138 dengan frekuensi 40 dan yang paling sedikit ada pada kelas ke-7 yaitu 0 ikan. Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan NO SK fi Xi log fi Δ log fi 1 95-106 1 100,5 0 0 2 107-118 5 112,5 0,698 0,698 3 119-130 25 124,5 1,397 0,699 4 131-142 27 136,5 1,431 0,034 - 5 143-154 10 148,5 1 0,431 6 155-166 1 160,5 0 -1 7 167-178 0 172,5 ∞ ∞ 8 179-190 1 184,5 0 0 40 20 0 fi Grafik 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan ikan nila jantan paling tinggi yaitu pada selang kelas 131 – 142 dengan nilai frekuensi 27. Namun pada selang kelas 167 – 178 frekuensinya menempati angka nol. -20 0 5 10 fi -20 0 5 10 fi
  • 6. Tabel. 3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina N O SK fi xi log fi Δ log fi 1 100-108 3 104 0,477 0 2 109-117 5 113 0,698 0,221 3 118-126 11 122 1,041 0,343 4 127-135 16 131 1,204 0,163 5 136-144 3 140 0,477 -0,727 6 145-153 4 149 0,602 0,125 7 154-162 2 158 0,301 -0,301 20 15 10 5 fi Grafik 3. Pertumbuhan panjang ikan nila betina Berdasarkan pemisahan data jantan dan betina, maka diketahui bahwa angka pertumbuhan tertinggi pada ikan nila betina terletak pada selang kelas 127 – 135 dengan jumlah frekuensi 16. Ratio pertumbuhan panjang jantan dan betina berdasakan data tidak terpaut jauh, namun pertumbuhan panjang ikan nila jantan relatif lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. C.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Tabel. 1 Pertumbuhan Berat Ikan Nila N SK fi xi log fi O Δ log fi 1 14-20 2 17 0,30 0 2 21-27 15 24 1,17 0,87 3 28-34 33 31 1,518 0,348 4 35-41 30 38 1,477 - 0,041 5 42-48 22 45 1,342 - 0,135 6 49-55 6 52 0,778 - 0,564 7 56-62 4 59 0,602 - 0,176 8 63-69 2 66 0,30 - 0,302 40 20 fi Grafik 1. Pertumbuhan berat ikan nila Frekuensi tertinggi pada tabel dan grafik pertumbuhan berat ikan nila di atas adalah 33, dengan selang kelas 28 – 34. Berat pada nila jantan maupun betina tentunya dipengaruhi oleh faktor genetik seperti hormone, kualitas indukan, serta kuantitatif pakan yang diberikan pada ikan tersebut. Pakan yang kaya akan protein lebih tepat guna diperuntukan dalam proses penambahan massa ikan. Tabel. 2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan N O SK fi xi log fi Δ log fi 1 14-20 1 17 0 0 2 21-27 7 24 0,845 0,845 3 28-34 20 31 1,301 0,456 4 35-41 17 38 1,230 -0,071 5 42-48 17 45 1,230 0 6 49-55 6 52 0,778 -0,452 7 56-62 1 59 0 -0,778 8 63-69 1 66 0 0 0 0 5 10 fi 0 0 5 10 fi 25 20 15 10 5 0 fi 0 5 10 fi
  • 7. Grafik 2. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan Data menunjukan frekuensi tertinggi senilai 20 dicapai pada selang kelas 28 – 34, sedang berdasarkan grafiknya nilai massa ikan nila jantan relaatif meningkat pada selang kelas awal sampai dengan selang kelas berfrekuensi 20, lalu mengalami penurunan pada selang kelas berikutnya. Tabel. 3 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina N O SK fi xi log fi Δ log fi 1 18-24 7 21 0,845 0 2 25-31 9 28 0,954 0,109 3 32-38 14 35 1,146 0,192 4 39-45 8 42 0,903 -0, 243 5 46-52 2 49 0,30 - 0,603 6 53-59 2 56 0,30 0 7 60-66 1 63 0 -0,30 8 67-73 1 70 0 0 15 10 5 fi Grafik 3. Pertumbuhan berat ikan nila betina Diketahui bahwasanya frekuensi tertinggi dengan perolehan angka sejumlah 14 yaitu pada titik selang kelas 32 – 38. Hal ini menunjukan bahwa perbandingan bobot antara ikan nila jantan dan betina lebih cenderung berat betinanya. Dikarenakan gonad pada betina pun lebih besar ukurannya dibanding dengan jantannya. Bobot nila jantan dan betina relatif berbeda walau pada umur tebar yang sama, ini menunjukan bahwa factor asupan pakan tidak begitu berpengaruh. Melainkan genetiknya seperti hormon progerteron pada betinalah yang mampu memberikan variasi bobot antara jantan dan betina. C.3 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila Grafik 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila hubungan panjang dan berat ikan Nila (Oreochromis niloticus) 2.3 2.25 2.2 2.15 2.1 2.05 2 Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik, yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan panjang dengan berat total ikan nila dapat dilihat dari hasil grafiknya seperti diatas bahwa pada sumbu X untuk log W dan pada sumbu Y untuk panjang ikan. Pada grafik dapat dilihat bahwa semakin panjang total ikan maka semakin bertambah pula berat ikan tersebut , sehingga grafik menunjukkan ka atas yang berarti grafiknya akan terus naik. Pada kisaran panjang 1-2 cm maka terlihat sebaran beratnya semakin bertambah mulai dari angka 2 hingga 2,2gram. 0 0 5 10 fi y = 0.3037x + 1.6462 R² = 0.6693 1.95 0 1 2 log W log L Series1 Linear (Series1)
  • 8. 2.3 2.2 2.1 2 Grafik 2 Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Jantan Untuk hubungan panjang dengan berat ikan nila jantan dapat terlihat bahwa semakin panjang total ikan maka berat ikan pun akan terus bertambah. Dan dapat dilihat pula bahwa b=1,665 sehinnga korelasi parameternya mennjukkan bahwa allometrik positif dengan b>1. 2.25 2.2 2.15 2.1 2.05 2 Grafik 3 Hubungan Panjang Dan Berat Ikan Nila Betina Dari grafik di atas diketahui bahwa sebaran bobot ikan nila betina pada panjang tubuh 1,3-1,9 cm ialah 2-2,2 gram. Menunjukan bahwa ikan nila betina berbobot lebih berat dibandingkan yang jantan, dan walau ratio panjangnya tidak terlampau jauh, namun tidak terpungkiri bahwa ukuran panjang ikan pejantan lebih panjang dibanding betinanya. C.4 Faktor Kondisi Faktor Kondisi 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 Grafik 1 Faktor Kondisi Ikan Nila Dapat dikatakan bahwa rata-rata ikan berkondisi kurus karena kondisi bobotnya senilai b=0,031. Hanya beberapa ikan yang gemuk 0.15 0.1 0.05 Grafik 2 Faktor Kondisi Ikan Nila Jantan Grafik diatas menyatakan bahwa kondisi ikan nila jantannya gemuk. Hal tersebut dinyatakan dengan sebaran nilai antara 30 – 50 gram dengan faktor kondisi 0,06 – 0,1. y = 0.293x + 1.665 R² = 0.603 1.9 0 2 log W log L S e… y = 0.3076x + 1.6348 R² = 1.95 0.7654 0 2 log W log L Serie s1 y = 0.0014x + 0.0311 R² = 0.8443 0 0 50 100 fk berat (w) FK Linear (FK) y = 0.0014x + 0.0303 R² = … 0 0 50 100 Axis Title Axis Title Series1 Linear (Series1)
  • 9. 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 Grafik 3 Faktor Kondisi Ikan Nila Betina Pada betina kondisi ikannya lebih kurus dibandingkan jantan yang berkisar pada rentang angka 23 – 40 gram dengan faktor kondisi 0,06 – 0,1. Dengan demikian teori yang menyatakan bahwa pada ikan nila bobot ikan jantan lebih berat dibandingkan dengan bobot ikan betina adalah relevan. Hal tersebut dapat dijadikan parameter dalam menentukan jenis kelamin pada ikan nila. D. KESIMPULAN DAN SARAN D.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Pertumbuhan ikan merupakan perubahan panjang atau berat pada suatu ikan terhadap respon terhadap perubahan makanan yang tersedia b. Pertumbuhan panjang dan berat ikan dapat diperoleh dari menganalisis dan mengolah data panjang dan berat ikan c. Pada ikan nila hubungan antara panjang dan berat berpengaruh pada jenis kelaminnya. Dimana pada ikan jantan lebih panjang namun lebih kurus bobotnya dibandingkan dengan betina yang bobotnya lebih besar namun lebih pendek d. Rata-rata ikan yang diteliti dalam konidisi bobot yang kurus. Namun, jika dipisah bobot betina lebih berat D.2 Saran Adapun saran yang ingin disampaikan guna kelancaran praktikum kedepannya adalah sebagai berikut : a. Perlunya kedisiplinan pada saat praktikum berlangsung. Terutama pada saat penjelasan mengenai pengholahan data. Hal tersebut dinilai kurang efektif karena keadaan praktikan yang banyak dengan kondisi ruang yang cukup sempit serta keadaan waktu menyebabkan praktikan tidak fokus dalam memperhatikan asisten saat menjelaskan. b. Akan ada baiknya bila posisi duduk perkelompok di acak. Sehingga tidak terjadi kelompok yang melulu duduk di belakang. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, A. 2012. Pembenihan Ikan. http://pembenihan ikan/com. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014, pukul 19:34. Effendi. 1997. Biologi Perikanan. IPB PRESS:Bogor. Sarida, munti dkk.2007. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, Universitas Lampung. Lampung y = 0.0014x + 0.0316 R² = 0.8836 0 0 20 40 60 80 FK berat (W) FK Series1 Linear (Series1)