SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
APLIKASI BUNDLE
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
Ns. Kuraesin,S.Kep
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Kriteria IADP
5. Pencegahan IADP berdasarkan Bundle
6. Kesimpulan
PENDAHULUAN
• Diperkirakan 41.000 infeksi aliran darah (CLABSI) terjadi di
rumah sakit AS setiap tahun. Infeksi ini merupakan masalah
serius biasanya menyebabkan peningkatan LOS, biaya dan
risiko kematian.
• Dalam upaya mengurangi kejadian infeksi aliran darah
terkait kateter (CR-BSI), melibatkan 103 dari 108 ICU di
Michigan menilai dampak dari pelaksanaan pendekatan
bundle terhadap pasien yang terpasang central vena kateter
selama 3 bulan, secara signifikan menurun 2,7/ 1000
kateter-hari
Thank You Notes to NICU Staff
Thank You From Baby Boy
Jones
I have gone 136 days without a
bloodstream infection. Keep up the
good work! My Mom left some “kisses”
for you! XOXOX
Vanderbilt Infection Control & Prevention
Pengertian/ Konsep
• Kolonisasi :
Terdapatnya mikroorganisme dalam darah tetapi tidak disertai dengan
adanya tanda – tanda klinis
• Bacterimia = Infeksi Aliran Darah (IAD):
Hasil kultur darah menunjukan positive adanya mikroorganisme dan
disertai dengan tanda klinis seperti demam, menggigil, hipotensi
• Primary BSI
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai
adanya tanda klinis (merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan,
ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan ) tapi
tidak ada infeksi ditempat lain
• Secondary BSI
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai
adanya tanda klinis, tapi ada infeksi ditempat lain
Termasuk central-line BSI
menurut NHSN
• Superior vena cava ,
• Inferior vena cava ,
• Brachiocephalic veins,
• Internal jugular veins ,
• Subclavian veins,
• External iliac veins ,
• Common iliac veins,
• Femoral veins,
• In neonates :the umbilical artery/vein.
Tujuan
• Tujuan dari program pencegahan yang efektif
adalah untuk mengurangi tingkat kejadian infeksi
aliran darah primer disemua ruang perawatan
pasien dengan menerapkan bundle
Critically ill patient: 2-4 vascular access devices
Infusates/
drugs
hub/lines
hematogeneous
Dressing
skin
catheter
Pathophysiology of Catheter-Related Infection
All sources of infection
are potential targets
for prevention
Populasi yang Berisiko
• Semua pasien yang menggunakan alat intravaskuler dalam
waktu > 2 X 24 jam
• Faktor risiko adalah :
– Lamanya terpasang kateter
– Lamanya hari perawatan
– Kondisi penurunan daya tahan tubuh (immunocompromised)
– Malnutrisi
– Luka bakar
– Luka operasi tertentu
• Intrinsik: terjadi pada cairan infus yang terkontaminasi
mikroorganisme dari pabrik pembuatan. misalnya:
bakteria gram negatif, klebsiela spp, enterobacter.
• Extrinsik : kontaminasi terjadi saat insersi catheter,
persiapan cairan/obat, tangan petugas.misalnya;
coagulasi gram negative staphylococci, staphylococcus
aureus.
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
11
• Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala
berikut: demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi
dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di
tempat lain
dan
• komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. C.
diphtheriae tidak], Bacillus spp. [bukan B. anthracis],
Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif
[termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus,
Aerococcus spp., dan Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau
lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
• Pasien ≤ usia 1 tahun memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala
berikut: demam (> 38oC) hipotermia(<36oC), apnea, atau bradikardi
• dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain
• dan
komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. tidak C.
diphtheriae], Bacillus spp. [tidak B. anthracis], Propionibacterium spp.,
staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S. epidermidis], viridans
kelompok streptokokus, Aerococcus spp., Micrococcus spp.) yang dikultur
dari dua atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
• Infeksi aliran darah primer (BSI) yang dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah
(LCBI) , tidak ada infeksi ditempat lain
• Kejadian BSI , tanggal elemen/kriteria terjadi digunakan ketika untuk dikonfirmasi
laboratorium infeksi aliran darah (LCBI).
Sinonim: Tanggal kriteria , tanggal infeksi.
• Laboratorium-Konfirmasi infeksi aliran darah (LCBI)
a. Terdapatnya kriteria klinis yang spesifik serta lokasi yang jelas.
b. Harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
• Terdapat kuman patogen dari satu atau lebih kultur darah
dan organisme dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain.
Kriteria IADP lain
• Diketahui biakkan darah BSI-LCBI ketika ada infeksi
tempat lain dinyatakan infeksi aliran darah sekunder
(BSI) sekunder
• Kultur ujung kateter tidak digunakan untuk menentukan
BSI primer.
• Ketika positif kultur darah dan klinis atau gejala infeksi
lokal pada tempat pemasangan intravaskular tetapi tidak
ditemukan infeksi lainnya dianggap BSI primer.
• Phlebitis purulen dikonfirmasi dengan kultur
semikuantitatif positif dari ujung kateter, tetapi dengan
biakan darah negatif atau tidak ada kultur darah
dianggap bukan sebagai BSI
PENCEGAHAN IADP
BERDASARKAN BUNDLE
Pencegahan IADP Berdasarkan Bundle
The Institute for Healthcare Improvement (IHI) CVC-BSI
Prevention Bundle-----Evidence-Based Measures to
Reduce Infections Associated with Catheter Insertion.
• Hand hygiene
• Maximal sterile barrier precautions
• Chlorhexidine skin antisepsis
• Optimal site care (device selection and site of
insertion)
• Education
• Catheter removal
• Monitoring of practices
• Leadership
Rekomendasi CDC dalam pencegahan IAD
1) Mendidik dan melatih tenaga profesional dalam pemasangan dan
pemeliharaan kateter,
2) Hand hygiene
3) Selection of Catheters and Sites
4) Menggunakan maksimal barrier precaution selama pemasangan
vena sentral kateter
5) Menggunakan > 0,5% klorheksidin dengan alkohol antisepsis
untuk skin preparasi;
6) Menghindari penggantian rutin kateter vena sentral sebagai
strategi untuk mencegah infeksi,
7) Surveilans BSI
ENAM LANGKAH
KEBERSIHAN TANGAN
HAND HYGIENE
UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN HH
Operator dan asisten
Topi ( non steril ): menutupi seluruh rambut
Maker ( non steril) : menutupi seluruh mulut dan hidung
Gaun ( steril)
Sarung tangan ( steril )
Menutupi seluruh kepala dan badan pasien
dari atas sampai bawah dengan steril drape
• Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit lebih efektif
dibanding dengan antiseptik kulit yang lain seperti povidone-
iodine.
• CDC guidelines
– untuk mencegah intravascular catheter-related infections chlorhexidine lebih
disukai untuk cutaneous antisepsis,
– tincture of iodine, an iodophor, or 70% alcohol merupakan alternatif
• Prepare the skin at the insertion site with chlorhexidine 2% in 70%
isopropyl alcohol.
• Aplikasikan antiseptik paling sedikit 30 detik
• Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih kurang 2
menit
Alcohol Traditional Iodine /
Iodophors
CHG
Rapidity of action Most rapid Intermediate Intermediate
Gram +ve Bacteria Excellent Excellent Excellent
Gram –ve Bacteria Excellent Good Good
Mycobacterium TB Good Good Poor
Fungi Good Good Fair
Virus Good Good Good
Residual activity None Minimal*
Excellent**
Karakteristik 3 jenis cairan antiseptik untuk kulit
pasien pra operasi
• * if not washed away
• ** In repeat applications
Source: Guideline for Prevention of SSI (1999)
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
29
 Area Femoral : risiko infeksi lebih tinggi terutama
pada pasien gemuk
 Area Subclavian : risiko lebih kecil daripada lower
internal jugular vein
 Pertimbangkan risiko infeksi
 Lebih tinggi risiko komplikasi mekanikal
 Dokter harus melihat risiko –keuntungan pada
setiap individu
 Kepatuhan Bundle didokumentasikan
• CDC merekomendasikan subclavian site, daripada
jugular or femoral sites, untuk nontunneled central
venous catheter pada pasien dewasa
• Klinisi sebaiknya mempertimbangkan resiko komplikasi
infeksi, dan komplikasi mekanikal seperti
pneumothorax, hemothorax, thrombosis, air
embolism, catheter misplacement, subclavian artery
puncture, and subclavian vein stenosis or puncture
ketika seleksi area penusukan
Tujuan: menurunkan hari pemakaian kateter sentral
 Setiap hari kaji ulang, keperluan kateter masih indikasi
apa tidak, adanya tanda-tanda infeksi
 Segera lepas jika tidak diperlukan
 Bila pemasangan kateter central dalam situasi emergency
dimana tidak terjamin kesterilannya , maka kateter harus
diganti dalam 48 jam
 Semua kateter harus diganti jika diduga ada infeksi
Central Line Insertion Checklist -Adults
Operator:________________________________________Date:_______________________
RN Assisting:____________________________________ Room/Location:______________
Safety Pause:
 Correct Patient  Correct Procedure
 Correct Site  Verbal agreement from all members of the team.
In order to eliminate central line associated blood stream infections, we will be following the
Central Line Insertion Procedure Checklist based on CDC Guidelines.
Prior to the Procedure:
1. Hand Hygiene done with Chlorhexidine Gluconate (CHG) 2% surgical hand scrub and water or waterless
alcohol based gel before patient contact and before donning sterile gloves.
YES
2. Cleanse Site with 2% CHG with sponge 1.5mL.
YES
3. Disinfect Site with a back and forth friction scrub, utilizing 2% CHG wand 10.5mL for 30 seconds and
allow to dry completely before catheter insertion.
YES
4. Maximum Barriers Did the operator wear:
YES Cap/Bouffant
YES Mask
YES Sterile Gown
YES Sterile Gloves
YES Patient draped with full body sterile sheet.
During the procedure:
5. YES Operator(s) maintained the sterile field.
6. YES Personnel assisting wore a cap, mask and donned gloves appropriately.
After the procedure:
6. Sterile dressing applied immediately by the operator.
YES
QUALITY IMPROVEMENT
THIS FORM IS NOT PART OF THE PATIENT'S PERMANENT RECORD.
Please return the form to your Nurse Manager. If a step has was not followed, please note and
the Nurse Manager will follow up with the physician.
Surveilans Aktif IADP
 Laksanakan surveilans untuk mengetahui adanya kejadian
infeksi
 Raba dengan tangan ( palpasi ) setiap hari lokasi
pemasangan kateter melalui perban untuk mengetahui
adanya pembengkakan
 Pengumpulan data setiap hari
 Perhitungan dan laporan IADP setiap bulan, triwulan,
semester, tahunan
 Insiden rate IADP
Jumlah IADP
----------------------------------------------X 1000 =
Jlh hr pemakaian kateter vena sentral
Intravena Kateter
Pemasangan Kateter
 Jangan menyingkat prosedur pemasangan kateter
yang sudah ditentukan
Perawatan Luka Kateter
 Bersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik yang
sesuai,sebelum pemasangan kateter.
 Biarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum
memasang
• Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit
dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap
daerah steril
• Gunakan kasa steril atau perban transparan untuk
menutup lokasi pemasangan
• Bila dipakai iodine tincture untuk membersihkan
kulit sebelum pemasangan kateter ,maka harus
dibilas dengan alkohol
Intravena Kateter
Pemilihan dan Penggantian Alat Intravaskuler
 Pilih alat yang resiko komplikasinya relatif rendah
dan harganya paling murah yang dapat digunakan
untuk terapi IV dengan jenis dan jangka waktu yang
sesuai, saat ini bahan vialon lebih baik dibanding
teflon
 Lepas semua jenis peralatan intravaskuler bila sudah
tidak ada indikasi klinis .
• Periksa secara visual lokasi pemasangan kateter
untuk mengetahui apakah ada pembengkakan ,
demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau
gejala infeksi lokal atau infeksi bakterimia
• Pada pasien yang memakai perban tebal sehingga
susah diraba atau dilihat, lepas perban terlebih
dahulu ,periksa secara visual setiap hari dan pasang
perban baru
• Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter di
lokasi yang dapat dilihat dengan jelas
Pengganti perlengkapan dan cairan intravena
 Secara umum ,set perlengkapan intravaskuler terdiri
atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang
masuk ke kontainer cairan infus sampai ke hubungan
alat
 Ganti selang penghubung tersebut bila alat vaskuler
diganti. Ganti selang IV, termasuk selang piggyback dan
stopcock, dengan interval yang tidak kurang dari 72 jam,
kecuali bila ada indikasi klinis .
 Ganti selang yang dipakai untuk memasukkan darah,
komponen darah atau emulsi lemak dalam 24 jam dari
diawalinya infus.
Penggantian administrasi set
- Administrasi set : 72 – 96 jam
- Administer blood, produk blood, lipid emulsion : 24 jam
- Intermiten infusion : 24 jam
- Use a midline catheter or peripherally inserted central catheter (PICC), instead of a
short peripheral catheter, when the duration of IV therapy will likely exceed six days
Cairan Parentral
 Infus harus diselesaikan dalam 24 jam untuk satu botol cairan parentral yang
mengandung lemak.
 Bila hanya emulsi lemak yang diberikan, selesaikan infus dalam 12 jam setelah
botol emulsi mulai digunakan .
-
Port Injeksi Intravena
 Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70 % atau povidone -iodine
sebelum mengakses sistem .
 Campurkan seluruh cairan parentral di bagian farmasi dalam
Laminar – air flow hood menggunakan tehnik aseptik
Penggunakan vial multi dosis
 Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang dibuka, bila
direkomendasikan oleh pabrik .
 Bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol
sebelum menusukkan alat ke vial
 Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari
vial multi dosis , dan hindari kontaminasi alat sebelum
menembus karet vial.
 Buang vial multi dosis bila sudah kosong, bila dicurigai atau
terlihat adanya kontaminasi, atau bila telah mencapai
tanggal kadaluarsa.
Profilaksis Antimikroba
• Jangan memberikan antimikroba sebagai
prosedur rutin sebelum pemasangan atau
selama pemakaian alat intravaskuler untuk
mencegah kolonisasi kateter atau infeksi
bakterimia
• Do not use topical antibiotic ointment or
creams on insertion sites, except for dialysis
catheters, because of their potential to
promote fungal infections and antimicrobial
resistance. Category IB
Kesalahan-kesalahan pada pemasangan
kateter intravena
Kesalahan-kesalahan pada pemasangan
kateter intravena
• Pemasangan kateter intra vena tidak dapat dihindari
untuk memberikan terpi dan cairan serta memonitor
hemodinamik
• Pemasangan kateter vena dapat berisiko terjadinya
infeksi, penggunaan hanya jika benar indikasi dan segera
dilepas jika sudah tidak ada indikasi
• Ketrampilan dan kepatuhan individu dalam melaksanakan
tindakan dan perawatan kateter intra vena sangat
diperlukan sehingga infeksi dapat diminimalkan
• Melakukan pencegahan IADP berdasarkan bundle dapat
menurunkan insiden rate infeki
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt

More Related Content

Similar to APLIKASI BUNDLE IADP.ppt

Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptxOverview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
IKFRUNPAD1
 
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
mutianurrahmi1
 

Similar to APLIKASI BUNDLE IADP.ppt (20)

c3t1AmS828ll3vogQmIs1593933636.pptx
c3t1AmS828ll3vogQmIs1593933636.pptxc3t1AmS828ll3vogQmIs1593933636.pptx
c3t1AmS828ll3vogQmIs1593933636.pptx
 
Konsep pasien savety TM 1.ppt
Konsep pasien savety TM 1.pptKonsep pasien savety TM 1.ppt
Konsep pasien savety TM 1.ppt
 
pmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptxpmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptx
 
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdfPPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
 
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptxOverview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
 
Makalah cairan otak
Makalah cairan otakMakalah cairan otak
Makalah cairan otak
 
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
Kajian Jurnal William-Liam. Use of procalcitonin and C-reactive protein in th...
 
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptxAntibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
 
ENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
ENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKITENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
ENAM GOALS KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
BUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptxBUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptx
 
3. BUNDLES HAIS-ppt - Copy.pptx
3. BUNDLES HAIS-ppt - Copy.pptx3. BUNDLES HAIS-ppt - Copy.pptx
3. BUNDLES HAIS-ppt - Copy.pptx
 
General Measures of Infection Control.pptx
General Measures of Infection Control.pptxGeneral Measures of Infection Control.pptx
General Measures of Infection Control.pptx
 
Antibiotika dalam pembedahan
Antibiotika dalam pembedahanAntibiotika dalam pembedahan
Antibiotika dalam pembedahan
 
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.pptcupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
cupdf.com_pemasangan-infus-56609689d2085.ppt
 
BUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptxBUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptx
 
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
 
anestesi pada covid.pptx
anestesi pada covid.pptxanestesi pada covid.pptx
anestesi pada covid.pptx
 
Sepsis 2016
Sepsis 2016Sepsis 2016
Sepsis 2016
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
Meboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
hurufd86
 

Recently uploaded (20)

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 

APLIKASI BUNDLE IADP.ppt

  • 1. APLIKASI BUNDLE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER Ns. Kuraesin,S.Kep
  • 2. POKOK BAHASAN 1. Pendahuluan 2. Pengertian 3. Tujuan 4. Kriteria IADP 5. Pencegahan IADP berdasarkan Bundle 6. Kesimpulan
  • 3. PENDAHULUAN • Diperkirakan 41.000 infeksi aliran darah (CLABSI) terjadi di rumah sakit AS setiap tahun. Infeksi ini merupakan masalah serius biasanya menyebabkan peningkatan LOS, biaya dan risiko kematian. • Dalam upaya mengurangi kejadian infeksi aliran darah terkait kateter (CR-BSI), melibatkan 103 dari 108 ICU di Michigan menilai dampak dari pelaksanaan pendekatan bundle terhadap pasien yang terpasang central vena kateter selama 3 bulan, secara signifikan menurun 2,7/ 1000 kateter-hari
  • 4. Thank You Notes to NICU Staff Thank You From Baby Boy Jones I have gone 136 days without a bloodstream infection. Keep up the good work! My Mom left some “kisses” for you! XOXOX Vanderbilt Infection Control & Prevention
  • 5. Pengertian/ Konsep • Kolonisasi : Terdapatnya mikroorganisme dalam darah tetapi tidak disertai dengan adanya tanda – tanda klinis • Bacterimia = Infeksi Aliran Darah (IAD): Hasil kultur darah menunjukan positive adanya mikroorganisme dan disertai dengan tanda klinis seperti demam, menggigil, hipotensi • Primary BSI Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai adanya tanda klinis (merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan ) tapi tidak ada infeksi ditempat lain • Secondary BSI Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai adanya tanda klinis, tapi ada infeksi ditempat lain
  • 6. Termasuk central-line BSI menurut NHSN • Superior vena cava , • Inferior vena cava , • Brachiocephalic veins, • Internal jugular veins , • Subclavian veins, • External iliac veins , • Common iliac veins, • Femoral veins, • In neonates :the umbilical artery/vein.
  • 7. Tujuan • Tujuan dari program pencegahan yang efektif adalah untuk mengurangi tingkat kejadian infeksi aliran darah primer disemua ruang perawatan pasien dengan menerapkan bundle
  • 8. Critically ill patient: 2-4 vascular access devices Infusates/ drugs hub/lines hematogeneous Dressing skin catheter Pathophysiology of Catheter-Related Infection All sources of infection are potential targets for prevention
  • 9. Populasi yang Berisiko • Semua pasien yang menggunakan alat intravaskuler dalam waktu > 2 X 24 jam • Faktor risiko adalah : – Lamanya terpasang kateter – Lamanya hari perawatan – Kondisi penurunan daya tahan tubuh (immunocompromised) – Malnutrisi – Luka bakar – Luka operasi tertentu
  • 10. • Intrinsik: terjadi pada cairan infus yang terkontaminasi mikroorganisme dari pabrik pembuatan. misalnya: bakteria gram negatif, klebsiela spp, enterobacter. • Extrinsik : kontaminasi terjadi saat insersi catheter, persiapan cairan/obat, tangan petugas.misalnya; coagulasi gram negative staphylococci, staphylococcus aureus.
  • 11. Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat 11
  • 12. • Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala berikut: demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi dan Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain dan • komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. C. diphtheriae tidak], Bacillus spp. [bukan B. anthracis], Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus, Aerococcus spp., dan Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
  • 13. • Pasien ≤ usia 1 tahun memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala berikut: demam (> 38oC) hipotermia(<36oC), apnea, atau bradikardi • dan Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain • dan komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. tidak C. diphtheriae], Bacillus spp. [tidak B. anthracis], Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus, Aerococcus spp., Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
  • 14. • Infeksi aliran darah primer (BSI) yang dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah (LCBI) , tidak ada infeksi ditempat lain • Kejadian BSI , tanggal elemen/kriteria terjadi digunakan ketika untuk dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah (LCBI). Sinonim: Tanggal kriteria , tanggal infeksi. • Laboratorium-Konfirmasi infeksi aliran darah (LCBI) a. Terdapatnya kriteria klinis yang spesifik serta lokasi yang jelas. b. Harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut: • Terdapat kuman patogen dari satu atau lebih kultur darah dan organisme dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain.
  • 15. Kriteria IADP lain • Diketahui biakkan darah BSI-LCBI ketika ada infeksi tempat lain dinyatakan infeksi aliran darah sekunder (BSI) sekunder • Kultur ujung kateter tidak digunakan untuk menentukan BSI primer. • Ketika positif kultur darah dan klinis atau gejala infeksi lokal pada tempat pemasangan intravaskular tetapi tidak ditemukan infeksi lainnya dianggap BSI primer. • Phlebitis purulen dikonfirmasi dengan kultur semikuantitatif positif dari ujung kateter, tetapi dengan biakan darah negatif atau tidak ada kultur darah dianggap bukan sebagai BSI
  • 16.
  • 17.
  • 20. The Institute for Healthcare Improvement (IHI) CVC-BSI Prevention Bundle-----Evidence-Based Measures to Reduce Infections Associated with Catheter Insertion. • Hand hygiene • Maximal sterile barrier precautions • Chlorhexidine skin antisepsis • Optimal site care (device selection and site of insertion) • Education • Catheter removal • Monitoring of practices • Leadership
  • 21. Rekomendasi CDC dalam pencegahan IAD 1) Mendidik dan melatih tenaga profesional dalam pemasangan dan pemeliharaan kateter, 2) Hand hygiene 3) Selection of Catheters and Sites 4) Menggunakan maksimal barrier precaution selama pemasangan vena sentral kateter 5) Menggunakan > 0,5% klorheksidin dengan alkohol antisepsis untuk skin preparasi; 6) Menghindari penggantian rutin kateter vena sentral sebagai strategi untuk mencegah infeksi, 7) Surveilans BSI
  • 24. Operator dan asisten Topi ( non steril ): menutupi seluruh rambut Maker ( non steril) : menutupi seluruh mulut dan hidung Gaun ( steril) Sarung tangan ( steril ) Menutupi seluruh kepala dan badan pasien dari atas sampai bawah dengan steril drape
  • 25.
  • 26. • Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit lebih efektif dibanding dengan antiseptik kulit yang lain seperti povidone- iodine. • CDC guidelines – untuk mencegah intravascular catheter-related infections chlorhexidine lebih disukai untuk cutaneous antisepsis, – tincture of iodine, an iodophor, or 70% alcohol merupakan alternatif • Prepare the skin at the insertion site with chlorhexidine 2% in 70% isopropyl alcohol. • Aplikasikan antiseptik paling sedikit 30 detik • Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih kurang 2 menit
  • 27.
  • 28. Alcohol Traditional Iodine / Iodophors CHG Rapidity of action Most rapid Intermediate Intermediate Gram +ve Bacteria Excellent Excellent Excellent Gram –ve Bacteria Excellent Good Good Mycobacterium TB Good Good Poor Fungi Good Good Fair Virus Good Good Good Residual activity None Minimal* Excellent** Karakteristik 3 jenis cairan antiseptik untuk kulit pasien pra operasi • * if not washed away • ** In repeat applications Source: Guideline for Prevention of SSI (1999)
  • 29. Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat 29
  • 30.  Area Femoral : risiko infeksi lebih tinggi terutama pada pasien gemuk  Area Subclavian : risiko lebih kecil daripada lower internal jugular vein  Pertimbangkan risiko infeksi  Lebih tinggi risiko komplikasi mekanikal  Dokter harus melihat risiko –keuntungan pada setiap individu  Kepatuhan Bundle didokumentasikan
  • 31. • CDC merekomendasikan subclavian site, daripada jugular or femoral sites, untuk nontunneled central venous catheter pada pasien dewasa • Klinisi sebaiknya mempertimbangkan resiko komplikasi infeksi, dan komplikasi mekanikal seperti pneumothorax, hemothorax, thrombosis, air embolism, catheter misplacement, subclavian artery puncture, and subclavian vein stenosis or puncture ketika seleksi area penusukan
  • 32. Tujuan: menurunkan hari pemakaian kateter sentral  Setiap hari kaji ulang, keperluan kateter masih indikasi apa tidak, adanya tanda-tanda infeksi  Segera lepas jika tidak diperlukan  Bila pemasangan kateter central dalam situasi emergency dimana tidak terjamin kesterilannya , maka kateter harus diganti dalam 48 jam  Semua kateter harus diganti jika diduga ada infeksi
  • 33. Central Line Insertion Checklist -Adults Operator:________________________________________Date:_______________________ RN Assisting:____________________________________ Room/Location:______________ Safety Pause:  Correct Patient  Correct Procedure  Correct Site  Verbal agreement from all members of the team. In order to eliminate central line associated blood stream infections, we will be following the Central Line Insertion Procedure Checklist based on CDC Guidelines. Prior to the Procedure: 1. Hand Hygiene done with Chlorhexidine Gluconate (CHG) 2% surgical hand scrub and water or waterless alcohol based gel before patient contact and before donning sterile gloves. YES 2. Cleanse Site with 2% CHG with sponge 1.5mL. YES 3. Disinfect Site with a back and forth friction scrub, utilizing 2% CHG wand 10.5mL for 30 seconds and allow to dry completely before catheter insertion. YES 4. Maximum Barriers Did the operator wear: YES Cap/Bouffant YES Mask YES Sterile Gown YES Sterile Gloves YES Patient draped with full body sterile sheet. During the procedure: 5. YES Operator(s) maintained the sterile field. 6. YES Personnel assisting wore a cap, mask and donned gloves appropriately. After the procedure: 6. Sterile dressing applied immediately by the operator. YES QUALITY IMPROVEMENT THIS FORM IS NOT PART OF THE PATIENT'S PERMANENT RECORD. Please return the form to your Nurse Manager. If a step has was not followed, please note and the Nurse Manager will follow up with the physician.
  • 34.
  • 35. Surveilans Aktif IADP  Laksanakan surveilans untuk mengetahui adanya kejadian infeksi  Raba dengan tangan ( palpasi ) setiap hari lokasi pemasangan kateter melalui perban untuk mengetahui adanya pembengkakan  Pengumpulan data setiap hari  Perhitungan dan laporan IADP setiap bulan, triwulan, semester, tahunan  Insiden rate IADP Jumlah IADP ----------------------------------------------X 1000 = Jlh hr pemakaian kateter vena sentral
  • 36. Intravena Kateter Pemasangan Kateter  Jangan menyingkat prosedur pemasangan kateter yang sudah ditentukan Perawatan Luka Kateter  Bersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik yang sesuai,sebelum pemasangan kateter.  Biarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang
  • 37. • Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap daerah steril • Gunakan kasa steril atau perban transparan untuk menutup lokasi pemasangan • Bila dipakai iodine tincture untuk membersihkan kulit sebelum pemasangan kateter ,maka harus dibilas dengan alkohol Intravena Kateter
  • 38. Pemilihan dan Penggantian Alat Intravaskuler  Pilih alat yang resiko komplikasinya relatif rendah dan harganya paling murah yang dapat digunakan untuk terapi IV dengan jenis dan jangka waktu yang sesuai, saat ini bahan vialon lebih baik dibanding teflon  Lepas semua jenis peralatan intravaskuler bila sudah tidak ada indikasi klinis .
  • 39. • Periksa secara visual lokasi pemasangan kateter untuk mengetahui apakah ada pembengkakan , demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau gejala infeksi lokal atau infeksi bakterimia • Pada pasien yang memakai perban tebal sehingga susah diraba atau dilihat, lepas perban terlebih dahulu ,periksa secara visual setiap hari dan pasang perban baru • Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter di lokasi yang dapat dilihat dengan jelas
  • 40. Pengganti perlengkapan dan cairan intravena  Secara umum ,set perlengkapan intravaskuler terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang masuk ke kontainer cairan infus sampai ke hubungan alat  Ganti selang penghubung tersebut bila alat vaskuler diganti. Ganti selang IV, termasuk selang piggyback dan stopcock, dengan interval yang tidak kurang dari 72 jam, kecuali bila ada indikasi klinis .  Ganti selang yang dipakai untuk memasukkan darah, komponen darah atau emulsi lemak dalam 24 jam dari diawalinya infus.
  • 41. Penggantian administrasi set - Administrasi set : 72 – 96 jam - Administer blood, produk blood, lipid emulsion : 24 jam - Intermiten infusion : 24 jam - Use a midline catheter or peripherally inserted central catheter (PICC), instead of a short peripheral catheter, when the duration of IV therapy will likely exceed six days Cairan Parentral  Infus harus diselesaikan dalam 24 jam untuk satu botol cairan parentral yang mengandung lemak.  Bila hanya emulsi lemak yang diberikan, selesaikan infus dalam 12 jam setelah botol emulsi mulai digunakan . -
  • 42. Port Injeksi Intravena  Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70 % atau povidone -iodine sebelum mengakses sistem .  Campurkan seluruh cairan parentral di bagian farmasi dalam Laminar – air flow hood menggunakan tehnik aseptik
  • 43.
  • 44. Penggunakan vial multi dosis  Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang dibuka, bila direkomendasikan oleh pabrik .  Bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol sebelum menusukkan alat ke vial  Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari vial multi dosis , dan hindari kontaminasi alat sebelum menembus karet vial.  Buang vial multi dosis bila sudah kosong, bila dicurigai atau terlihat adanya kontaminasi, atau bila telah mencapai tanggal kadaluarsa.
  • 45. Profilaksis Antimikroba • Jangan memberikan antimikroba sebagai prosedur rutin sebelum pemasangan atau selama pemakaian alat intravaskuler untuk mencegah kolonisasi kateter atau infeksi bakterimia • Do not use topical antibiotic ointment or creams on insertion sites, except for dialysis catheters, because of their potential to promote fungal infections and antimicrobial resistance. Category IB
  • 48. • Pemasangan kateter intra vena tidak dapat dihindari untuk memberikan terpi dan cairan serta memonitor hemodinamik • Pemasangan kateter vena dapat berisiko terjadinya infeksi, penggunaan hanya jika benar indikasi dan segera dilepas jika sudah tidak ada indikasi • Ketrampilan dan kepatuhan individu dalam melaksanakan tindakan dan perawatan kateter intra vena sangat diperlukan sehingga infeksi dapat diminimalkan • Melakukan pencegahan IADP berdasarkan bundle dapat menurunkan insiden rate infeki