Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
OPTIMALKAN LAHAN KERING
1. Pengertian Lahan Kering
• Kawasan atau daerah yang memiliki jumlah
evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan
aktual atau daerah yang jumlah curah hujannya
tidak mencukupi untuk usaha pertanian tanpa
irigasi disebut dengan “Daerah Kering”.
• Lahan dengan draenase alamiah lancar dan
bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa,
lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah
alamiah lain istilahnya lahan atasan atau Upland.
• Lahan pertanian yang diusahakan tanpa
penggenangan, istilahnya lahan kering.
2. • Lahan kering adalah hamparan lahan yang
tidak pernah tergenang atau digenangi air
selama periode sebagian besar waktu dalam
setahun (soil Survey Staffs, 1998)
• (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan
yang didayagunakan tanpa penggenangan air,
baik secara permanen maupun musiman
dengan sumber air berupa hujan atau air
irigasi (Suwardji, 2003)
3. Kendala Lahan Kering
• Kekurangan air pada saat musim kemarau
• Kahat unsur hara
• Keadaan tanah yang peka terhadap erosi
• Berstruktur padat kelembapan lapisan tanah atas (top
soil) maupun lapisan tanah bawah (sub soil) rendah
• Sirkulasi udara agak terhambat
• Kemampuan tanah utk menyimpan air relatif rendah
• Kandungan mangan dan besi tinggi mendekati
meracuni
• Fiksasi unsur P tinggi
4. Potensi lahan kering
• Jumlah lahan kering di Indonesia 148 juta ha
102,8 juta ha (69,4%) berupa tanah masam.
• 55,8 juta ha sesuai untuk lahan pertanian.
• Lahan kering tergolong masam bila tanahnya
memiliki pH < 5 dan kejenuhan basa < 50%.
5.
6.
7. Berdasarkan relief/topografi,
tanah masam dikelompokkan
• datar (0-3%) (7,3 juta ha)
• datar agak berombak (3-8%)
• berombak agak bergelombang (8-15%),
• berbukit (15-30%)
• bergunung(>30%) (47 juta ha)
41,9 jutaHa
53,5 juta ha
8. • Reaksi tanah masam curah hujan tinggi sehingga basa-basa
tercuci
• Pencucian (leaching) dan penyerapan ion-ion basa (K, Ca, Mg,
Na) oleh tanaman
• Cara penggunaan tanah
Varietas-varietas/jenis-jenis tanaman yang menyerap basa
dalam jumlah besar.
• Produksi CO2 dalam tanah
Dekomposisi bahan organic
Respirasi akar, CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
-
• Proses pembebasan dan penimbuanan ion-ion masam
Contoh : Si, Al, Fe
Hidrólisis AL3+ ; Al3+ + 3 H2O Al(OH)3 + 3H+
Penyebab dan Masalah Kemasaman Tanah
9. • Penambahan BO
• Pengapuran
• penanaman jenis pohon yang toleran terhadap
Al dan Mn
• Pemupukan
CARA MENGATASI TANAH MASAM
10. • Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
kompos secara langsung pada subsoil masam mampu
menekan aktivitas Al (Afdhalina, 1991; Darmawan, 1991; dan
Samuel, 1991)
• Penelitian Samuel (1991) : pemberian 50 ton/ha kompos
sampah kota pada subsoil Ultisol Sitiung II mampu
menurunkan Al-dd lebih dari 78,5%.
PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK
11. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca
maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah
untuk menaikan pH
Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan
kapur untuk meningkatkan pH tanah yang
bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu
sekitar 6,5 – 7
PENGAPURAN
12. –Tujuan pengapuran untuk memperbaiki sifat
kimia, fisika dan biologi tanah
–Wilayah subtropika : tujuan pengapuran untuk
menaikkan Unsur hara meningkat
–Wilayah tropika : tujuan meniadakan pengaruh
meracun dari Al
TUJUAN PENGAPURAN
13. • meningkatkan pH tanah sehingga mendekati
netral
• menambah unsur Ca dan Mg
• menambah ketersediaan unsur hara, contoh
N,P
• mengurangi keracunan Al, Fe dan Mn
• memperbaiki kehidupan mikroorganisme.
MANFAAT PENGAPURAN
(Buckman& Brady, 1982)
14. • kapur kalsit (CaCO3)
• kapur dolomit (CaMg(CO3)2)
• kapur bakar, quick lime (CaO)
CaCO3 + panas -- CaO + CO2
• kapur hidrat, slaked lime (Ca(OH)2)
CaO + H2O - Ca (OH)2 + panas
BENTUK-BENTUK KAPUR
15. MUTU KAPUR
• Garansi fisik kehalusan
10 mesh 10 lubang penyaringan dalam / inci2
100 mesh 100 lubang penyaringan dalam /
inci2
• Garansi kimia
Kalsium karbonat ekivalen ≈ daya menetralkan % CaCO3,
eqivalen dari CaO murni
=
kemampuan CaO untuk menetralkan tanah adalah 1,786 kali
lebih besar dari CaCO3
BM CaCO3
BM CO3
X 100 %
100
56
X 100 %= = 178,6%
16. Budidaya padi Gogo
Syarat tumbuh
• Iklim
Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU
sampai 450 LS dengan cuaca panas dan
kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
mm/bulan selama 3-4 bulan berturut-turut atau
1500-2000 mm/tahun. Pada ketinggian 0-650 m
dpl dengan temperatur 22-270 C sedangkan di
dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan
temperatur 19-230 C.
17. • Tanaman padi memerlukan penyinaram
matahari penuh tanpa naungan. Di Indonesia
memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam
sehari dengan intensitas radiasi 350
cal/cm2/hari pada musim penghujan.
Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika
dibandinkan dengan daerah sub tropisyang
dapat mencapai 550 cal/cm2/hari.
18. • Tanah
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan
keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu
45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian
air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah
setebal 0 – 30 cm. Struktur tanah yang cocok untuk
tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang
remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari
yang berliat, berdebu halus, berlempung halus
sampai tanah kasar dan air yang tersedia
diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak
berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH)
tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH
tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai
gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al.
sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat
mengalami kekahatan Zn.
19. TEKNIK BUDIDAYA
• Pemilihan Varietas
1. Kesesuaiannya terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian tempat,
iklim),
2. Umur tanaman yang erat kaitannya dengan curah hujan yang ada
dan pola tanam,
3. Ketahanan terhadap hama dan penyakit,
4. Produktivitas yang tinggi
Sedangkan syarat benih yang baik:
a) Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah
dan hama gudang.
b) Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
c) Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya.
d) Daya perkecambahan >80%.
20. Pengolahan Lahan
1. Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan
rumput sambil memperbaiki pematang dan
saluran drainase.
2. Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm,
tanah dibalik.
3.Pemupukan organik diberikan pada waktu
pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
4. Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu
diratakan.
5. Tanah dibiarkan sampai hujan turun.
21. Penanaman
Cara tanam disebar
Cara tanam ini dilakukan dengan menyebar rata diatas
permukaan tanah atau lahan yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak
dibandingkan cara yang lain, yaitu berkisar 60 – 70 kg/ha.
Cara tanam alur
Lahan yang telah dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3 – 4
cm, dengan jarak antar alur 20 – 25 cm. Kemudian dalam alur
tersebut disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih
padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur
sedemikian rupa sehingga benih jatuh dalam alur tersebut
secara merata. Setelah itu benih dalam alur ditutup kembali
dengan tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar
antara 40 – 50 kg/ha, jadi lebih sedikitdibandingkan dengan
sistem sebar.
22. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap
dibuat lubang-lubang tanam dengan
menggunakan tugal. Pada umumnya untuk
pertanaman padi gogo menggunakan jarak
tanam 20 x 20 cm. Setelah lubang bekas tugal
terbentuk kemudian 2-3 butir benih
dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam
dan selanjutnya ditutup kembali dengan
tanah.
23. Pemeliharaan
Penyiraman
Penyulaman Padi Gogo dilakukan pada umur 1-3
minggu setelah tanam.
Penyiangan
• Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil,
sabit atau dengan tangan waktu tanaman
berumur 3-4 minggu dan 8 minggu.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum
muncul malai.
25. • Jenis pupuk yang diberikan berupa 150-200
kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl.
26. Organisme Pengganggu Tanaman
• Gulma
• Gulma yang tumbuh pada pertanaman padi gogo di
lahan kering dapat digolongkan menjadi golongan gulma
berdaun lebar, golongan rumput dan golongan teki.
• Pengendalian gulma dilakukan secara kultur teknis dan
secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Secara
mekanis gulma dapat dikendalikan dengan menggunakan
cangkul atau kored. Pelaksanaannya dilakukan pada saat
tanaman berumur 14 – 28 hari dan 60 hst.
• Pegendalikan gulma secara kimiawi dengan herbisida,
dapat mengikuti petunjuk dari hasil Penelitian
Puslitbangtan Bogor tentang jenis herbisida yang dapat
digunakan untuk pertanaman padi gogo seperti Satunil
60 EC, Ronstar 25 EC dan Gasafax 80 WP
27. Hama tanaman
• Hama lalat bibit (Atherigona oryzae). Larva dari lalat
ini menimbulkan kerusakan pada tanaman muda.
• Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan
dengan penanaman padi gogo pada awal musim hujan.
Penggunaan varietas yang tahan.
• Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan
seed treatment menggunakan Larvin 75 WP atau
Marshall 25 ST.
• Sedangkan setelah tanaman berumur 7 hari dapat
dilakukan penyemprotan dengan Dekasulfan 350 EC.
28. • Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi
berpunggung putih (Sogatella furcifera).
• Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi.
• Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok
tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil.
• Pengendalian:
(1) Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng
seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan
lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan
kumbang lebah;
(2) Penerapan pola tanam, jangan menanam padi lebih dari 2 kali
musim tanam pertahun
(3) pembajakan sisa-sisa panen dengan segera
(4) pemberian pupuk nitrogen secara bertahap.
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan
penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau
Applaud 100 EC dengan dosis sesuai petunjuk pada label
29. • Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu dengan cara
menghisap cairan di dalamannya.
• Gejala: menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah
seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada
daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi
berbintik-bintik hitam.
• Pengendalian:
• (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh
alami seperti jangkrik;
• (2) menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas
500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
30. Penyakit tanaman
• Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae).
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru
tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji
berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi
dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan
kecambah mati.
Pengendalian:
(1) merendam benih di dalam air panas, pemupukan
berimbang, menanam padi tahan penyakit ini,
menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15);
(2) Insektisida Rabcide 50 WP.
31. • Blast
• Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
• Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung
tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku,
tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan
butiran padi menjadi hampa.
• Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam
varietas unggul yang tahan (laut tawar, IR 43, danau atas,
dll);
(2) pemberian pupuk berimbang, khusuasya antara nitrogen
dan fosfat di saaat pertengahan fase vegetative dan fase
pembentukan bulir;
(3)pergiliran varietas (4) menyemprotkan insektisida Fujiwan
400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50
WP.