Dokumen tersebut membahas sifat-sifat fisis, kimia, dan karakteristik khas unsur-unsur transisi periode keempat, meliputi jari-jari atom, titik leleh dan didih, energi ionisasi, kemagnetan, tingkat oksidasi, dan warna senyawa. Unsur-unsur tersebut umumnya memiliki sifat logam dan bereaksi lambat dengan air serta oksigen.
1. Membahas Tentang
Unsur Periode
Keempat
Dibagi menjadi 3 bagian , yaitu
:
A. Sifat Fisis Unsur-unsur
Transisi Periode Keempat
B. Sifat Kimia Unsur-unsur
Transisi Periode Keempat
C. Sifat-sifat Karakteristik
Unsur-unsur Transisi
Periode Keempat
3. Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom (Å) 1.44 1.32 1.22 1.18 1.17 1.17 1.16 1.15 1.17 1.25
Jari-jari ion X2+(Å) - 1.00 0.93 0.87 0.81 0.75 0.79 0.83 0.87 0.88
Titik leleh (0C) 1541 1660 1890 1857 1224 1535 1495 1455 1083 420
Titik didih (0C) 2831 3287 3380 2672 1962 2750 2870 2732 2567 907
Massa jenis (g cm-3) 3 4.5 6 7.2 7.2 7.9 8.9 8.9 8.9 7.1
Kekerasan (skala Mohs) - - - 9 5 4.5 - - 3 2.5
Energy ionisasi (kJ mol-1) 631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
Keelektronegatifan 1.3 1.5 1.6 1.6 1.5 1.5 1.8 1.8 1.9 1.6
E0
red X2+(aq)(volt) - - -1.2 -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -0.76
E0
red X3+(aq)(volt) -2.1 -1.2 -0.86 -0.74 -0.28 -0.4 - - - -
A. Sifat Fisis Unsur-unsur Transisi Periode Keempat
Simak kecenderungan sifat-sifat fisis unsur-unsur transisi periode keempat pada tabel berikut
4. Dari tabel sifat keperiodikan tersebut, kita dapat simpulkan
beberapa sifat atomik dan sifat fisis dari logam transisi :
1. Sifat Logam
• Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, sehingga
berbeda dengan unsur-unsur utama yang dapat bersifat
logam maupun non logam. Sifat itu disebabkan semua
unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu
kurang dari 1.000 kJ/mol (sehingga mudah membentuk
ion positif ) dan keelektronegatifannya rendah yaitu
kurang dari 2.
• Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, hal ini terjadi
karena unsure transisi memiliki lebih banyak elektron
tidak berpasangan. Elektron ini bebas bergerak pada kisi
kristalnya sehingga dapat membentuk ikatan logam yang
lebih kuat dibandingkan dengan unsure utama.
Akibatnya, sifat kekerasan dan kerapatan logam-logam
transisi menjadi lebih tinggi. Akibat lainnya, sifat
penghantar listrik lebih baik dibandingkan dengan
logam-logam utama.
• Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya
relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL
relative rendah). Berdasarkan konfigurasi elektron
valensinya terlihat bahwa seng tidak memiliki elektron
tidak berpasangan. Hal ini mengakibatkan titik leleh
seng paling rendah di antara unsur-unsur transisi
periode empat
2. Jari-jari Atom
• Nilai jari-jari atom cenderung berkurang dari Sc ke Ni,
dan bertambah dari Ni ke Zn. Nilai jari-jari atom
dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik antara inti dan
elektron. Pada logam transisi, elektron yang terlibat
tidak hanya dari sub kulit terluar ns, tetapi juga dari
subkulit sebelumnya yakni (n-1)d. Hal ini dikarenakan
tingkat energi subkulit ns dan (n-1)d yang hampir sama.
Penurunan jari-jari atom dari Sc ke Ni terjadi karena
meski terdapat lebih banyak elektron di subkulit 3d,
namun elektron-elektron ini terikat semakin kuat ke inti.
Hal ini dikarenakan muatan inti yang bertambah positif
dari kiri ke kanan. Akan tetapi, penurunan jari-jari dari Cr
ke Ni tidak terlalu signifikan.
• Penjelasannya adalah bahwa elektron-elektron mulai
berpasangan sehingga timbul gaya tolak menolak antara
kedua elektron berpasangan tersebut, dan gaya tolak
menolak ini mampu mengimbangi gaya tarik menarik
antara inti dan elektron-elektron. Sementara itu
kenaikan jari-jari atom dari Cu ke Zn dikarenakan semua
elektron di subkulit 3d telah berpasangan, sehingga gaya
tolak menolak antar-elektron lebih besar.
5. LANJUTANE
3. Energi Ionisasi.
Energi ionisasi cenderung bertambah dari
Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit
fluktuatif, namun secara umum Ionization
Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Hal
ini terjadi karena, dalam upaya mencapai
konfigurasi gas mulia, logam transisi akan
melepas elektron-elektron di subkulit s
dan d-nya. Karena jumlah elektron di
subkulit d yang tergolong banyak, maka
dibutuhkan energi yang lebih besar untuk
melepas elektron-elektron tersebut,
sehingaa kecenderungan nilai energi
ionisaninya secara umum bertambah dari
sc ke Zn.
4. Kekerasan berkurang dari Cr ke Zn. nilai
kekerasan dari Cr ke Zn berkurang dapat
dijelaskan dari kekuatan ikatan logam.
Ingat ! (Semakin banyak elektron yang
tidak berpasangan dalam orbital, semakin
kuat ikatan logamnya). Jadi semakin ke
kanan kekuatan ikatan logam semakin
berkurang karena elektron cenderung
berpasangan.
5. Titik leleh dan titik didih bertambah dari
Sc ke V dan kemudian secara umum
berkurang dari V ke Zn. Kecenderungan
nilai titik leleh dan titik didih menunjukkan
kekuatan ikatan logam yang meningkat
dari Sc dan v dan kemudian berkurang dari
v ke Zn.
6. Daya hantar listrik dan panas secara
umum bertambah dari Sc ke Zn. Daya
hantar listrik dan panas pada logam
dipengaruhi oleh muatan inti dan
6. B. Sifat Kimia Unsur-unsur Transisi Periode Keempat
Unsur-unsur transisi memiliki sifat kimia yaitu kerektifan dan kelarutan. Unsur-
unsur transisi bereaksi lambat dengan air, oksigen dan halogen. Unsur-unsur
transisi periode empat kurang reaktif dibanding alkali dan alkali tanah.
Kereaktifan yang lemah mengakibatkan unsur transisi tahan terhadap korosi.
Korosi terjadi apabila suatu unsur berekasi cepat dengan oksigen dan air.
Sementara itu, sebagian besar transisi bersifat larut dalam asam mineral encer.
Kereaktifan
Secara umum nilai E0 negatif. Hal ini berarti unsur-unsur transisi ini
mudah teroksidasi, berarti bersifat reaktif. Namun, kecenderungan ini secara
umum berkurang dari kiri ke kanan karena nilai E0 yang bertambah besar. Sehingga
kereaktifan cenderung semakin berkurang/rendah. Perkecualian adalah Cu yang
memiliki nilai E0 positif yang menunjukkan Cu tidak mudah teroksidasi.
Kebanyakan logam transisi bersifat inert terhadap asam atau bereaksi
lambat karena adanya lapisan oksida pelindung. Salah satu kasusnya adalah
kromium ; unsur ini secara kimia sangat inert karena pada permukaannya
terbentuk kromium(III) oksida, Cr2O3. Akibatnya, kromium biasa digunakan sebagai
pelindung dan pelapis nonkorosif pada logam lain.
7. C. Sifat-sifat Karakteristik Unsur-unsur Transisi Periode Keempat
Unsure transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat khas yang
membedakannya dari unsure golongan utama. Sifat-sifat khas unsure
transisi berkaitan dengan adanya sub kulit d yang terisi penuh.
1. Sifat Magnet
Berdasarkan sifat kemagnetannya, unsur-unsur transisi mempunyai sifat sebagai
berikut.
1) Diamagnetik yaitu dapat ditolak oleh medan magnet.
Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang seluruh elektron pada
orbitalnya berpasangan.
2) Paramagnetik yaitu sedikit dapat ditarik oleh medan magnet.
Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang memiliki elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya.
8. Tingkat Oksidasi (Bilangan Oksidasi)
Unsur scandium dan seng hanya memilik satu macam bilangan oksidasi. Bilangan
oksidasi scandium = +3 karena melepaskan 3 elektron (2 elektron pada orbital 4s
dan 1 elektron pada orbital 3d) untuk memiliki konfigurasi elektron stabil.
Sementara itu, bilangan oksidasi seng = +2 karena dengan melepaskan 2
elektronnya saja (dari orbital 4s), seng telah mencapai kestabilan tanpa
melepaskan elektron dari subkulit 3d.
Tingkat oksidasi dari unsur-unsur transisi periode keempat diberikan pada Tabel
berikut.
Yang dicetak tebal adalah tingkat oksidasi biasa dan yang diberi bintang adalah tingkat oksidasi
paling stabil.
9. Warna Senyawa unsur transisi periode keempat
Sebagian besar ion-ion logam transisi berwarna. Warna-warna khas dari ion logam dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Unsur Ion Warna Unsur Ion Warna
Sc Sc3+ Tidak berwarna Mn Mn2+
Mn3+
MnO4
-
Merah muda
Merah-coklat
Coklat-ungu
Ti Ti2+
Ti3+
Ti4+
Ungu
Ungu-hijau
Tidak berwarna
Fe Fe2+
Fe3+
Hijau
Jingga
V V2+
V3+
VO2+
VO4
3-
Ungu
Hijau
Biru
Merah
Co Co2+
Co3+
Merah muda
Biru
Ni Ni2+
Ni3+
Hijau
Merah
Cr Cr2+
Cr3+
CrO4
2-
Cr2O7
2-
Biru
Hijau
Kuning
Jingga
Cu Cu+
Cu2+
Tidak berwarna
Biru
Zn Zn2+ Tidak berwarna
Warna yang timbul dari ion-ion
tersebut disebabkan oleh tingkat
energi elektron pada unsur-unsur
transisi hampir sama. Jadi, elektron-
elektron dapat bergerak ke tingkat
yang lebih tinggi dengan mengadsorpsi
sinar tampak.