Dokumen tersebut membahas tentang unsur transisi periode keempat. Unsur-unsur ini memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh, kecuali Seng. Hal ini memberikan sifat-sifat khas seperti sifat magnetik, warna ion, dan kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur-unsur ini digunakan sebagai katalis, paduan logam, pewarna, dan komponen penting dalam berbagai aplikasi.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak reaksi kimia yang menggunakan katalis untuk
mempercepat terbentuknya produk. Untuk mensintesis bahan kimia
esensial, seperti asam sulfat, asam nitrat, dan amonia diperlukan
bantuan katalis. Unsur-unsur transisi banyak diaplikasikan secara
komersial sebagai katalis, terutama dalam reaksi kimia. Selain itu,
unsur-unsur transisi berperan penting dalam proses alami
biomolekul (hemoglobin) dan katalis dalam reaksi biokimia (enzim-
enzim). Unsur-unsur transisi dalam sistem periodik dikelompokkan
sebagai unsur-unsur golongan B. Unsur-unsur ini berada pada
periode keempat mulai dari skandium hingga tembaga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian unsur transisi periode keempat?
2. Di mana keberadaan unsur transisi periode keempat di alam?
3. Bagaimana sifat-sifat dan karakteristik unsur transisi periode
keempat?
4. Apa kegunaan unsur transisi periode keempat?
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Unsur Transisi Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan
dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat
umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum
terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa
sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalistik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn),
keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun
menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur)
serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi
periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa.
Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan
sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
4. B. Keberadaan Unsur Transisi Periode Keempat di Alam
Unsur-unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu),
seng (Zn), skadium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), dan nikel (Ni). Unsur transisi dapat
ditemukan dikerak bumi terutama sebagai bijih mineral (bijih logam)
dengan kadar tertentu. Bijih besi merupakan mineral terbanyak di alam
se
telah O, Si, dan Al.
1. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
2. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO2) yang terdapat dalam bijih
besi sebagai ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat
dalam karang, silikat, bauksit batu bara, dan tanah liat.
3. Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat)
[(K2(UO2)2 (VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
5. 4. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan
sejumlah kecil dalam kromoker.
5. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit
(MnCO3) dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar
lautan.
6. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar
6,2% massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan
bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral
(bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan
magnetite (Fe3O4).
7. Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan
dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit
Co3(AsO4)2.8H2O.
8. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini:
Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)
9. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam
6. 10. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng
blende (ZnS), sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan
senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
C. Sifat-sifat Kimia dan Karakteristik Unsur Transisi Periode
Keempat
1. Sifat-sifat Fisis
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi
pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn)
pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
2. Sifat-sifat Kimia
a. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam
sifat kimia maupun dalam sifat fisis.
b. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya biloks lebih dari satu ini
karena mudahnya melepaskan elektron valensinya.
7. c. Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik
ke dalam medan magnet).
d. Membentuk Senyawa-senyawa Berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan
bermacam warna baik padatan maupun larutannya.
e. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai
beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung
pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
f. Membentuk Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya
ion logam transisi) yang meningkat beberapa anion atau molekul
netral.
8. Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor
sepasang elektron pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis,
sedangkan ion pusat sebagai asam Leuwis. Ligan dapat berupa ion
monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion halida ; berupa anion,
seperti CN- dan NO2-,berupa molekul sederhana, seperti NH3 dan
H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti piridin (C5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4]2+ = Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]2+ = Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ → atom pusat : Cr3+
9. Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)
Ion kompleks negatif :
[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2- → atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)
g. Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu
kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam
tubuh.
10. D. Kegunaan Unsur Transisi Periode Keempat
1. Skandium = SC
Untuk menghasilkan cahaya berintensitas tinggi.
Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi.
Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna.
2. Titanium = Ti
Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali.
Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk
pembuatan peralatan kapal yang langsung bersentuhan dengan laut,
seperti kipas bodi kapal dan sebagainya.
3. Vanadium = V
Reaktor nuklir.
Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan
tinggi.
Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
4. Kromium = Cr
Paduan logam untuk pembuatan baja.
Pewarna logam dan gelas.
Sebagai katalisator.
11. 5. Mangan = Mn
Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,
dan ketahanannya tinggi.
Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh.
KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan.
6. Besi = Fe
Sebagai logam utama pada pembuatan baja.
Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulang
beton.
Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Kobal = Co
Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka
sering digunakan untuk menyepuh logam lain.
Pewarna biru pada porselen, kaca, genting.
Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan.
12. 8. Nikel = Ni
Paduan logam baja dan logam lain.
Pelapis permukaan logam.
Sebagai katalisator.
Pewarna hijau pada keramik/porselen.
Komponen pada baterai.
9. Tembaga = Cu
Peralatan kelistrikan, sebagai rangkaian dan kawat kabel.
Logam paduan pada kuningan dan perunggu.
10. Seng = Zn
Komponen paduan pada huruf mesin cetak.
Sebagai logam patri.
ZnO untuk industri cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
Zns untuk sinar X dan layar TV.
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron
pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-
unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki
elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur
Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi
periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi
periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
B. Saran
Manfaatkanlah unsur transisi periode keempat yang ada di bumi
dengan sebaik-baiknya dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan
dampak negatif juga serta jangan disalahgunakan dalam penggunaannya.