Aktiva tetap dan aktiva tetap tidak berwujud merupakan aset perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap berwujud meliputi mesin, kendaraan, dan bangunan sedangkan aktiva tetap tidak berwujud meliputi hak paten dan merek dagang. Dokumen ini menjelaskan pengertian, jenis perolehan, dan pencatatan akuntansi terkait aktiva tetap dan aktiva tetap tidak berwujud.
1. AKTIVA TETAP
DAN AKTIVA TETAP TIDAK
BERWUJUD
Elis Karlina
Friska Apriliani S
Ita Fathul A
Meri Meriyani
Rini Oktapiana
2. PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Menurut PernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK) Nomor16 paragraf5
menyebutkan bahwa:
“Aktivatetap adalahaktivaberwujudyang diperolehdalambentuksiappakaiatau
dibangun
lebihdahulu,yangdigunakandalam operasi
perusahaan,tidakdimaksudkanuntuk dijual
dalamrangkakegiatannormalperusahaan dan
mempunyaimasamanfaatlebihdarisatu tahun”
3. Jenis Perolehannya
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengan cara perusahaan mengeluarkan
sejumlah uang tunai aset yang dicatat dalam perkiraan akuntansi
adalah senilai kas yang dibayarkan.
Bila pembelian aset tetap dilakukan secara tunai, bank akan membayara sebesar harga perolehan.
Pembelian terebut bisa dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor cabang bank.
2. Pembelian dengan Kontrak Jangka Panjang
Pembelian-pembelian atas aset tetap dan seringkali meliputi pembelian
dengan pembayaran cicilan, baik seluruh harga aktiva maupun sebagian. Dalam keadaan seperti ini
nilai aset tetap adalah sebesar nilai tunai yang dibayarkan apabila aset tersebut dibeli secara tunai.
Nilai Net Present Value (NPV) berdasarkan tingkat bunga yang berlaku.
4. 3. Diperoleh Secara Pertukaran
Menurut Soemarso S.R. (2005:45), apabila suatu aset tetap sudah berkurang masa
manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Dalam
pertukaran ini aset harus terlebih dahulu ditentukan nilai tukarnya.
Selisih antara aset lama dan baru merupakan nilai yang harus dibayar.
Selisih antara nilai tukar dan nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari
pertukaran.
Jenis pertukaran aset dapat dilakukan dalam dua kasus yaitu :
a. Pertukaran Aset Tidak Sejenis
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pertukaran aset tidak sejenis adalah
sebagai berikut :
- Aset yang dipertukarkan tidak sejenis.
- Cost kedua aset tersebut diketahui nilai pasarnya.
5. Pertukaran aktiva dengan aktiva yang berbeda jenis artinya aktiva yang berbeda
fungsinya, selain sekuritas.
Perbedaan yang bukan dilihat dari fisiknya.
Perlakukan akuntansinya adalah pertukaran aset tetap dinilai sebesar nilai wajar
dari aktiva yang diperoleh.
Atau aktiva yang diserahkan tergantung mana yang lebih layak berdasarkan bukti
atau data yang tersedia.
Perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yang
digunakan pada tanggal transaksi harus dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran.
b. Pertukaran Aset Sejenis
Syarat yang harus dipenuhi dalam pertukaran aset sejenis adalah sebagai berikut:
- Nilai pasar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui.
- Aset tetap yang ditukarkan adalah sejenis.
Pencatatan untuk transaksi pertukaran aset tetap sejenis ini adalah keuntungan dikurangkan
pada harga aset baru, sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan
6. Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan cara mengeluarkan
obligasi atau sahamnya sendiri. Pertukaran aset tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan
dicatat dalam akun modal saham atau utang obligasi perusahaan, akan dicatat dalam akuntansi
modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisihnya nilai pertukarannya dengan
nilai nominal dicatat dalam akuntansi agio atau disagio.
4. Penerbitan Surat-surat Berharga
5. Diperoleh dari sumbangan
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan atau donasi akan dicatat
sebesar harga pasarnya dalam menerima donasi mungkin dikeluarkan biaya- biaya yang jauh
lebih kecil dari nilai aset yang diterima, sehingga jika dicatat sebesar biaya yang sudah
dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aset terlalu kecil, juga beban depresiasi
terlalu kecil.
7. 6. Perolehan Aset Tetap dengan cara membangun sendiri
Pada saat suatu aset tetap dirakit atau dibangun oleh suatu perusahaan
untuk dibangun sendiri, maka biaya perolehan (cost) aset tetap tersebut. Biaya- biaya tersebut dapat
berupa biaya konstruksi selama masa pembangunan dan biaya administrasi, biaya asuransi selama masa
pembangunan dan biaya kontraktor, jika menggunakan jasa kontraktor.
Yang perlu diperhatikan adalah adanya konsep conservatism, dalam akuntansi.
7. Perolehan dengan cara Sewa Guna Usaha (leasing)
Pencatatan cara perolehan ini tergantung dari jenis leasing yang diambil oleh perusahaan. Ada dua
cara sewa guna usaha, yaitu :
1.Capital Lease
Aset yang diperoleh dengan cara ini dicatat sebagai aset tetap dalam
kelompok tersendiri dan juga harus diamortisasikan. Kewajiban sewa guna usahanya pun disajikan
terpisah dari kewajiban lainnya. Biasanya cara ini diambil bila aset disewa lebih dari dua tahun.
8. 2.Operating Lease
Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak dianggap sebagai
aset tetap tetapi langsung merupakan biaya sewa aset yang diakui dan dicatat berdasarkan metode
garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayarannya dilakukan dalam jumlah
yang tidak sama setiap periodenya.
9. Beban penyusutan dan pencatatan
fiskalnya
Apa itu Penyusutan?
Secara Umum
Penyusutan merupakan cadangan
yang nantinya digunakan untuk
membeli aktiva baru untuk
menggantikan aktiva lama.
Secara Akuntansi:
Penyusutan adalah harga
perolehan aktiva tetap yang di
alokasikan ke dalam harga pokok
produksi atau biaya operasional
akibat penggunaan aktiva tetap
tersebut.
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
penyusutan
1. Harga perolehan(Acquisition cost)
2. Nilai Residu(Salvage value)
3. Umur Ekonomis Aktiva(Economial life time)
4. Pola penggunaan aktiva
11. Metode Penyusutan Aktiva Tetap dalam
akutansi:
1. Metode penyusutan Garis Lurus(Straight ine Method)
2. Metode penyusutan saldo menurun(Double Declining Balance Method)
3. Metode Penyusutan Jumlah angkantahun(Su Of The Year Digit Method)
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis
Depresiasi=(sisa umur penggunaan / jumlah angka tahun) x (harga
perolehan - nilai residu)
Depresiasi= %penyusutan x (harga perolehan-akumulasi pnyusutan)
12. 4. Metode peyusutan satuan jam kerja(Service hours method)
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : n
n=taksiran jam jasa
5. Metode Penyusutan satuan hasil produksi(Productive Output
Method)
Deperesiasi= (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Taksiran Hasil Produksi
13. Pencatatan fiskal beban penyusutan
terkait dengan masalah penghitungan penyusutan dan amortisasi fiskal ini,
ketentuan pajak atau ketentuan fiskal tidak seluruhnya mengadopsi ketentuan-
ketentuan yang ada dalam prinsip akuntansi umum (Standar Akuntansi
Keuangan/SAK).
Secara khusus, otoritas pajak telah menetapkan beberapa ketentuan khusus yang
diatur dalam peraturan-peraturan berikut (yang masih berlaku sampai saat artikel
ini ditulis):
1. Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh;
2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.03/2009; dan
3. PMK Nomor 249/PMK.03/2008 stdd PMK Nomor 126/PMK.03/2012.
14. Metode penyusutan yang diperbolehkan oleh UU PPh hanya ada dua,
yaitu Metode Garis Lurus/GL (Straight Line Method) dan Metode Saldo
Menurun/SM (Declining Balance Method).
Khusus untuk asset atau aktiva berupa bangunan, metode
penyusutan yang diperkenankan oleh UU PPh hanyalah Metode
Garis Lurus/GL.
Pasal 11 maupun Pasal 11A UU PPh. Dalam kedua pasal ini, usia atau
masa manfaat harta ditetapkan sebagai berikut:
15. Metode Garis Lurus
biaya penyusutan untuk setiap tahun dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
perolehan asset dengan masa manfaat asset yang sudah ditentukan oleh Pasal 11 UU
PPh.
Contoh soal:
membeli komputer dengan total harga perolehan Rp 10.000.000,-. Kemudian jika
misalnya komputer itu menurut PMK 96/PMK.03/2009 tergolong sebagai asset
Kelompok 1 dengan masa manfaat 4 tahun
maka dengan menggunakan Metode Garis Lurus,
biaya penyusutan per tahunnya = Rp 10.000.000,00/4 tahun
= Rp 2.500.000,00/tahun.
16. Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
Harga
perolehan
150.000.000,00
2000 50% 75.000.000,00 75.000.000,00
2001 50% 37.500.000,00 37.500.000,00
2002 50% 18.750.000,00 18.750.000,00
2003 Disusutkan sekaligus 18.750.000,00 0
Contoh soal
Sebuah mesin dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2000 dengan harga perolehan Rp 150.000.000,00.
Masa manfaat mesin tersebut adalah 4 tahun (tarif penyusutannya 50%). Maka perhitungan penyusutannya
adalah sbb :
dihitung dengan Metode Saldo Menurun (SM)
maka besarnya penyusutan untuk masing-masing tahun akan berbeda. Penyusutan pada awal-
awal tahun akan lebih besar dibandingkan dengan akhir tahun.
18. Memahami jurnal terkait aktiva tetap
1. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Tunai
Contoh Kasus
Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang terkait meliputi,
PPN sebesar Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya
pemasangan mesin sebesar Rp. 1.450.000. maka harga perolehannya dapat
dihitung :
Mesin pabrik 62.500.000
Kas 62.500.000
Jurnalnya:
19. 2. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menerbitkan Saham
Contoh Kasus
Pada tanggal 1 mei, PT Abadi mengeluarkan saham sebanyak 5.000 lembar, nilai pari
@10.000 untuk membeli tanah yang mempunyai harga pasar wajar saham @8.000.
maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:
Tanah 40.000.000
Disago saham 10.000.000
Saham biasa 50.000.000
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah
20. pertukaran untuk asset yang serupa (situasi kerugian)
Contoh Kasus
PT. Esa mendapatkan mesin baru seharga Rp. 160.000.000,- dengan cara menukar mesin
lama yang dimiilki PT. Jaka Purnama. Mesin lama terhitung mempunyai nilai buku Rp.
80.000.000 dengan harga pokok Rp. 120.000.000, akumulasi penyusutan sebesar Rp.
40.000.000. harga pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000 dan tombokan penukaran
disetujui sebesar Rp. 90.000.000.:
Jurnal yang dibuat adalah :
Mesin Baru 130.000.000
Ak. Peny. Mesin 40.000.000
Kerugian Pelep.
Mesin
20.000.000
Peralatan 120.000.000
Kas 70.000.000
21. pertukaran untuk asset yang serupa (situasi keuntungan tetapi tak ada kas
yang diterima)
Pertukaran asset yang menimbulkan keuntungan biasanya lebih rumit, karena jika pertukaran ini
belum menyelesaikan proses pencarian laba maka setiap keuntungan harus ditangguhkan
Contoh Kasus
PT. Abadi menukar mobil lama dengan nilai buku Rp. 135.000.000 dari harga pokok sebesar
Rp. 150.000.000. akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000 dan harga pasar wajar mobil lama
sebesar Rp. 160.000.000 dan harus membayar uang kas sebesar Rp. 10.000.000 yang
ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar wajar Rp. 170.000.000.
Jurnalnya adalah
Mobil Baru 145.000.000
Ak. Peny. Mobil
Lama
15.000.000
Mobil Lama 150.000.000
Kas 10.000.000
22. Pertukaran asset tetap yang tidak serupa
Contoh Kasus
PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi
dengan mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT. Cendekia
menerima kas sebanyak Rp. 20.000.000.:
Mobil 200.000.000
Kas 20.000.000
Tanah 220.000.000
Jurnal yang dibuat adalah
23. Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak
mempunyai bentuk fisik.
Aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari
satu tahun.
Aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba
perusahaan.
Penilaian Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud yang dimiliki dicatat dalam rekening sebesar harga perolehannya.
Harga perolehan ini tergantung pada CARA PEROLEHAN aktiva tetap tidak berwujud tersebut.
Bila aktiva tetap tidak berwujud diperoleh tanpa ada pengeluaran maka tidak diperbolehkan
untuk mencantumkan aktiva tetap tidak berwujud dalam neraca.
24. Karakteristik Aktiva Tidak Berwujud
Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva tidak berwujud, yaitu:
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan
kepada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk menerima kas
atau ekuivalen kas di masa mendatang.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam kurun waktu
bertahun-tahun.
25. Jenis perolehan aktiva tetap tidak
berwujud1. Patent
Patent adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan sesuatu hal baru
untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuanya selama jangka waktu tertentu.
Kalau patent itu tidak dapat diperpanjang maka penemuan tadi akan diperbarui atau diubah
sehingga akan diperoleh patent baru.
Patent bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain dengan
perjanjian – perjanjian tertentu.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap hak patent maka biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menjaga hak ini akan dikapitalisir.
Patent akan diamortisasi selama umur kegunaannya selama periode tertentu. Umur patent
bisa dihitung atas dasar unit produk yang akan dibuat.
Amortisasi patent dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Amortisasi Patent xx
Patent ( atau Akumulasi Amortisasi Patent) xx
26. 2. Hak Cipta (Copy Right)
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau artis untuk menerbitkan, menjual, atau
mengawasi hasil karyanya yang berupa musik atau pekerjaan pementasan.
Jika hak cipta itu dibeli maka harga perolehannya adalah jumlah uang yang dibayarkan.
3. Merk Dagang
Merk dagang bisa didaftarkan sehingga akan dilindungi oleh undang-undang. Hak untuk
menggunakan suatu merk dagang adalah tidak terbatas.
Merk dagang bisa juga diperoleh dari suatu pembelian.
Bila merk dagang ini dibuat sendiri maka harga perolehannya adalah biaya-biaya untuk
merencanakan dan mendaftarkan
4. Franchises
Franchises adalah hak yang diberikan oleh suatu pihak (disebut franchisor) kepada pihak
lain untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh franchisor.
Pihak yang memberikan hak (franchisor) bisa badan pemerintah atau perusahaan swasta.
Ada 2 jenis kelompok franchises yaitu :
1. Sisem franchise untuk produk dan jasa
2. Sistem franchise lisensi untuk merk dagang
27. 5. Leasehold
Leasehold adalah hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva aktiva tetap dalam suatu
perjanjajian sewa menyewa.
Bila sewa dibayar setiap periode maka biaya sewa tadi dibebankan dalam periode terjadinya.
Jika sewa dibayar dimuka untuk beberapa tahun maka ada dua perlakuan yaitu sebagai berikut :
1. Diperlakukan sebagai sewa dibayar dimuka yang termasuk dalam aktiva lancar.
Perlakuan seperti ini bila biaya sewa tadi dibayar untuk beberapa periode yang relatif tidak
lama.
2. Biaya sewa yang dibayar dimuka yang dikategorikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tetap
tidak berwujud harus dialokasikan sebagai beban periodik selama jangka waktu sewa.
6. Goodwill
Goodwill adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak
perusahaan yang baik, nama yang terkenal dan pimpinan yang ahli.
Secara akuntansi, goodwill definisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba di atas keadaan normal yang diakibatkan oleh adanya faktor-faktor yang
disebutkan dalam paragraf di atas.
28. Laba di atas keadaan normal adalah suatu tingkat pendapatan dari investasi yang
melebihi jumlah yang akan dapat menarik investor dalam bidang usaha tersebut.
Goodwill dicatat dalam pembukuan bila timbul dari :
1. Pembelian
2. Transaksi-transaksi perusahaan seperti merger, reorganisasi, perubahan bentuk
perusahaan, pembelian sebagian perusahaan atau perubahan pemilikan dalam
firma
Goodwill yang diperkirakan umurnya tidak terbatas akan dicatat dengan dasar harga
perolehannya.
Jika goodwill umurnya terbatas maka dilakukan amortisasi setiap periode.
29. 7. Beban Yang Ditangguhkan
Beban yang ditangguhkan juga merupakan aktiva tetap tidak berwujud.
Bedanya dengan aktiva tetap tidak berwujud yang telah disebutkan di atas adalah bahwa aktiva
tidak berwujud itu mempunyai nilai karena merupakan hak yang diharapkan dapat membantu
mendapatkan laba.
Sedangkan beban yang ditangguhkan itu mempunyai nilai karena merupakan pembayaran di
muka untuk beberapa periode yang relatif lama.
Karena pembayaran biaya di muka ini dilakukan untuk beberapa periode maka setiap periode
dilakukan amortisasi.
Yang termasuk dalam beban yang ditangguhkan adalah biaya pendirian perusahaan.
Biaya-biaya yang terjadi dalam mendirikan perusahaan seperti izin, pajak biaya cetak saham, dan
formulir dikapitalisasi dalam rekening Biaya Pendirian.
30. 8. Biaya Penelitian dan Pengembangan
Di perusahaan-perusahaan besar ada divisi yang khusus melakukan penelitian dan
percobaan untuk memperbaiki dan mengembangkan proses produksi maupun
produknya.
Biaya penelitian dan pengembangan dapat dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya atau dikapitalisir dan dikelompokkan dalam aktiva tidak berwujud.
Pemilihan salah satu cara ini didasarkan pada kemungkinan sukses tidaknya penelitian
atau pengembangan tersebut.
Pencatatan Aset Tak Berwujud
Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud secara sederhana adalah sebagai
berikut:
Pembelian Amortisasi
(D)
Aset Tak
Berwujud
(D)
Biaya
Amortisasi
(K) Kas (K)
Aset Tak
Berwujud
31. Contoh soal!!!
Amortisasi hak paten
Adil mengeluarkan tunai untuk hak patent atas suatu penemuan baru
pembuatan produk handphone sebesar Rp. 6 juta. Taksiran umur patent 15 th.
Patent diperoleh pada tanggal 1 April 2019.
Jawaban:
Untuk mencatat perolehan hak patent:
(D) Patent Rp. 6 juta
(K) Kas Rp. 6 juta
Besarnya beban amortisasi patent 2019:
Umur patent 15 th
Selama 2019
=(9/180) * Rp. 6 juta
= Rp. 300.000
Penyesuaian amortisasi patent 31/12 /2019:
(D) Beban amortisasi Rp. 300.000
(K) Patent Rp. 300.000
32. Memahami pertukaran,penghentian dan
revaluasi aktiva tetap
Pertukaran aktiva tetap disini maksudnya adalah aktiva yang telah dimiliki ditukarkan
dengan aktiva yang dimiliki oleh pihak (perusahaan/orang) lain.
Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang
lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva yang sejenis (misalnya
mobil dengan mobil), atau dapat juga dilakukan dengan aktiva yang tidak sejenis
(misalnya mobil dengan mesin).
Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap, yakni
:
a. Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian
dibebankan dalam tahun berjalan
b. Untuk penukaran aktiva sejenis, keuntungan dikurangkan pada harga
aktiva baru, sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
33. Penghentian Aktiva Tetap
Penghentian atau penyingkiran aktiva tetap adalah usaha untuk menghapuskan
atau menghilangkan aktiva tetap dari catatan perusahaan.
Penyingkiran aktiva tetap bisa karena keusangannya,kebakaran,kecelakaan,dijual
atau ditukar dengan aktiva lain yang sejenis ataupun yang tidak sejenis.
Ada tiga cara penghentian pemakaian aktiva tetap, diantaranya adalah :
1. Dibuang;
2. Dijual;
3. Ditukarkan dengan aktiva yang baru.
34. 1. Penghentian pamakaian aktiva tetap dengan cara dibuang
Contoh :
Suatu mesin dengan harga perolehan Rp. 94.000.000,00 rusak berat sehingga harus dihentikan
pemakiannya. Akumulasi penyusutan berjumlah Rp. 92.000.000,00. Biaya untuk pemindahan
sebesar Rp. 1.000.000,00 dibayar tunai.
Maka jurnalnya :
Akumulasi penyusutan mesin (debet) Rp. 92.000.000,00
Rugi penghentian aktiva tetap (debet) Rp. 3.000.000,00
Mesin (kredit) Rp. 95.000.000,00
2. Penghentian pemakaian aktiva tetap dengan cara Dijual
Contoh :
Kendaraan angkutan dengan harga perolehan Rp. 144.000.000,00 telah disusutkan
sebesar Rp. 37.000.000,00. Pada tanggal 5 Januari 2011 dijual tunai dengan harga Rp.
110.000.000,00.
Maka jurnalnya :
Kas (debet) Rp. 110.000.000,00
Akumulasi penyusutan (debet) Rp. 37.000.000,00
Kendaraan (kredit) Rp. 144.000.000,00
35. 3. Penghentian pemakaian aktiva tetap dengan cara ditukar dengan yang baru
Ada dua jenis penghentian pemakaian aktiva tetap dengan cara ditukan dengan yang baru,
diantaranya adalah :
1. Aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis
Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis maka laba atas pertukaran tidak
diakui, sedangkan jika timbul rugi atas pertukaran, maka kerugian tersebut harus diakui.
2. Aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap tidak sejenis
Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap tidak sejenis maka laba atau rugi atas
pertukaran diakui.
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan.
Aset yang dapat direvaluasi adalah aset tetap berwujud yang terletak di Indonesia, serta
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak. Contohnya adalah aset properti. Yang jelas, revaluasi aset harus
dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut.
36. Besaran Tarif untuk Revaluasi Aset Tetap
Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final. Adapun
besaran tarif tersebut adalah:
• 3% untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali selesai
paling lambat 31 Desember 2016.
• 4% untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan penilaian
kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
• 6% untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
Hubungan Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Pajak
Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak tunduk pada peraturan perpajakan, yang diantaranya
mengatur bahwa revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu
lima tahun, dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset tetap, masa manfaat aset tetap
setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi manfaat penuh untuk kelompok aset tersebut, dan
dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset tetap.
37. Manfaat Revaluasi Aset Tetap
1. Meringankan Kewajiban Perpajakan
Dengan seiring berjalannya waktu nilai aset bertambah, maka biaya penyusutan juga ikut
bertambah. Naiknya biaya penyusutan setelah revaluasi yang dibebankan dalam laporan keuangan
perusahaan dapat membantu meringankan kewajiban perpajakan perusahaan Anda pada tahun-
tahun selanjutnya.
2. Mengontrol Permodalan
Adanya revaluasi aset mampu membantu Anda mengontrol permodalan. Dengan begitu, rasio utang
terhadap ekuitas atau debt-to-equity ratio akan turun. Selaku nasabah, perusahaan non-bank pun
bisa meminjam lebih banyak dana dari bank. Menariknya, keuntungan ini sejalan dengan manfaat
yang akan didapatkan bank. Apabila modal meningkat, maka rasio kecukupan modal atau Capital
Adequacy Ratio juga ikut meningkat.3. Menarik Minat Investor terhadap Perusahaan
Pada dasarnya, revaluasi aset dapat membantu meningkatkan performa keuangan
perusahaan. Hal ini tentu akan sangat berguna untuk menarik minat investor terhadap
perusahaan Anda. Berbekal modal kuat, perusahaan Anda bisa menjaring dana dari
penawaran saham atau penerbitan obligasi. Kepercayaan kreditur pun juga meningkat berkat
dampat baik beberapa rasio keuangan perusahaan, khususnya yang ditunjukkan oleh debt-to-
assets ratio dan debt-to-equity ratio.