TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
AUDIT AKTIVA
1. AUDITING II
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Budi Proyaga, SE., MM AUDITING II 1
2009
Program Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi
Program Kelas Karyawan
Universitas Mercubuana Jakarta
Modul 5
Mata kuliah : Auditing II
Hari/Jam kuliah : Minggu, 13.30 – 16.00 WIB
Dosen : Budi Prayogi,SE,MM
AUDIT AKTIVA TETAP
Pada bab ini diuraikan perancangan substantif terhadap aktiva tetap. Aktiva tetap
memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar, sehingga hal ini berdampak
terhadap pengujian substtantif terhadap tipe aktiva ini. Oleh karena itu, dalam deskripsi
aktiva tetap diuraikan perbedaan karakteristik aktiva tetap dibandingkan dengan aktiva
lancer dan dampaknya terhadap pengujian substantif terhadap aktiva tetap.
Konsep Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali
aktiva tetap disebut dengan akiva tetap berwujud. Aktiva tetap dalam perusahaan
manufaktur umumnya di golongankan menjadi :
1. Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan ekuipmen pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
Empat jenis transaksi yang khususnya terdapat dalam transaksi aktiva tetap adalah :
• Perolehan aktiva modal secara tunai dengan alat nonmoneter lainnya
• Penghapusan aktiva modal melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian,
pemakaian, atau pembuangan
• Penyusutan aktiva modal selama umur ekonomisnya
2. AUDITING II
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Budi Proyaga, SE., MM AUDITING II 2
2009
• Penyewaan aktiva modal
Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi
akumulasi yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
1. Transaksi pemerolahan aktiva tetap. Tranksaksi ini dicatat sebagai berikut :
Aktiva tetap xx
Kas xx
2. Transaksi Pengeluaran modal (capital expenditure). Transaksi ini dicatat sebagai
berikut :
Aktiva Tetap xx
Kas xx
3. Transaksi depresiasi aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut :
Biaya Depresiasi xx
Depresiasi Akumulasi aktiva tetap xx
4. Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap. Transaksi ini dicatat sebagai berikut
:
Depresiasi akumulasian aktiva tetap xx
Rugi penghentian pemakaian aktiva tetap xx
Aktiva tetap xx
5. Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, yang di jurnal sebagai berikut :
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap xx
Kas xx
Sediaan suku cadang xx
Gaji dan upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan xx
3. AUDITING II
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Budi Proyaga, SE., MM AUDITING II 3
2009
Gambaran umum Proses Manajemen Aktiva tetap (Property Management)
4. AUDITING II
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Budi Proyaga, SE., MM AUDITING II 4
2009
Penentuan Risiko Bawaan – Proses Aktiva Tetap
Berikut ini adalah tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai karakteristik
operasi memerlukan pertimbangan dari auditor :
1. Isu akuntansi yang kompleks
Beragam jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks,
akuntansi sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang
dikapitalisasi merupakan contoh dari isu tersebut.
2. Transaksi yang sulit untuk di audit
Sebagian besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk di audit. Jika aktiva dibeli
langsung dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber
aktiva. Tetapi, transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan, pertukaran
nonmoneter, dan aktiva yang dibangun sendiri lebih sulit untuk diaudit.
3. Salah saji yang terdeteksi di audit tahun lalu
Jika auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lalu, penentuan risiko
bawaan harus ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit atau tidak
ada salah saji telah ditemukan di masa lalu.
Penentuan Risiko Pengendalian – Proses Manajemen Aktiva Tetap
Meskipun auditor umumnya mengikuti strategi substantive ketika mengaudit proses
manajemen aktiva tetap, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
Keterjadian dan otorisasi
Transaksi aktiva modal besar mungkin menjadi subjek dari prosedur pengendalian di luar
proses pembelian. Sebagai contoh, peralatan teknik yang sangat khusus kemungkinan
kemungkinan akan dibeli hanya setelah proses penganggaran modal khusus, yang
mungkin mensyaratkan bahwa pembelian peralatan telah memenuhi criteria tingkat
pengembalian yang telah ditentukan. Pembelian peralatan juga mensyaratkan bahwa
insinyur berkeahlian tinggi telah menyetujui spesifikasi teknis bagi peralatan. Untuk
transaksi ini, auditor mungkin perlu memeriksa lebih dari faktur vendor untuk menguji
validitas. Review atas dokumentasi tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan
spesifikasi rekayasa, mungkin diperlukan.
Kebanyakan entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi
aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa otorisasi untuk
membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Sebagai contoh, prosedur
pengendalian harus menyebutkan batas dolar untuk tiap tingkat manajerial guna
5. AUDITING II
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Budi Proyaga, SE., MM AUDITING II 5
2009
memastikan bahwa proyek yang lebih besar diperhatikan oleh manajemen dengan tingkat
yang lebih tinggi untuk persetujuan sebelum komitmen dibuat. Transaksi sewa guna
usaha harus diberlakukan pengendalian yang serupa. Entitas juga perlu memiliki prosedur
pengendalian untuk mengotorisasi atau penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus
termasuk tingkat otorisasi di atas departemen yang memiliki penghapusan aktiva tetap.
Prosedur pengendalian juga harus mengindentifikasikan aktiva yang tidak digunakan lagi
dalam operasi karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Terakhir, semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus diotorisasi secara
tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.
Kelengkapan
Kebanyakan entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian
catatab property. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan
informasi berikut untuk tiap aktiva modal :
• Deskripsi, lokasi dan nomor identitas
• Tanggal perolehan dan biaya instalasi
• Metode penyusutan untuk tujuan buku dan pajak, nilai sisa dan estimasi masa
manfaat
Prosedur pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan
kelengkapan memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal
tercatat di buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Satu prosedur
yang membantu menyakinkan bahwa asersi ini dipernuhi adalah rekonsiliasi berkala
buku besar pembantu aktiva tetap kea kun buku besar pengendali.
Prosedur lain untuk memastikan bahwa semua aktiva modal telah di catat adalah
perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan aktiva
modal yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Klien dapat
melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau menurut
rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar pembantu aktiva tetap.
Alternatifnya, pemeriksaan fisik dapat di batasi pada aktiva modal utama atau aktiva
yang mungkin mengalami kerugian. Pada kedua contoh auditor internal entitas dapat
menguji keandalan buku besar pembantu.
Pemisahan Tugas
Adanya pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen property
tergantung pada volume dan signifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika