1. Dokumen tersebut membahas tentang tiga cara pembuatan koloid yaitu cara kondensasi, dispersi, dan asosiasi. Cara kondensasi melibatkan reaksi redoks, hidrolisis, penggaraman, atau substitusi. Cara dispersi melibatkan mekanik, ceptisasi atau busur Bredig.
2. Dokumen juga menjelaskan delapan sifat koloid antara lain efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesis, adsorpsi, koagulasi
2. No.
1.
Larutan
Campuran homogen, tak
dapat dibedakan
walaupun menggunakan
mikroskop ultra
Koloid
Campuran secara mikroskopis
bersifat homogen tetapi
heterogen jika diamati dengan
mikroskop ultra
Suspensi
Campuran heterogen
2.
3.
4.
Ukuran partikel < 1 nm
Terdiri atas satu fase
Campuran stabil, tidak
memisah
Tidak dapat disaring
dengan kertas saring
biasa maupun penyaring
ultra
Ukuran partikel 1 nm – 100 nm
Terdiri dari dua fase
Campuran metastabil, suatu sat
akan memisah
Tidak dapat disaring dengan
kertas saring biasa kecuali
penyaring ultra
Ukuran partikal > 100 nm
Terdiri atas dua fase
Campuran tidak stabil
Berupa dispersi molekul
Contohnya : larutan
garam, larutan gula,
larutan urea, alkohol,
dan cuka
Berupa dispersi padatan
Contohnya : susu, keju, cat,
tinta, kabut, awan, mentega,
dan sabun
Berupa dispersi padatan
Contohnya : campuran air
dan pasir, air kopi
5.
6.
7.
Dapat disaring dengan
kertas saring biasa
3. 1.Cara Kondensasi
Yaitu cara pembuatan koloid dimana larutan sejati (molekul atau
ion) direaksikan, sehingga menghasilkan suatu senyawa yang sukar
larut dan membentuk partikel koloid. Dilakukan melalui :
a. Reaksi Redoks
Adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangn oksidasi, contoh :
Pembuatan sol belerang yaitu dengan mengalirkan gas H 2S ke dalam
larutan SO2.
2 H2S(g) + SO2(aq) 2 H2O(l) + 3 S(s)
Pembuatan sol emas yaitu dengan mereaksikan larutan emas (III) klorida
dengan larutan besi (II) sulfat.
AuCl3(aq) + 3 FeSO4(aq) Au(s) + Fe2(SO4)3(aq) + FeCl3(aq)
4. b. Hidrolisis
Adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh :
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3 dengan menambahkan air
mendidih akan terbentuk Fe(OH)3.
FeCl3 (aq) + 3 H2O(l) 3 HCl(aq) + Fe(OH)3(s)
Pembuatan sol Al(OH)3 dari hidrolisis AlCl3 dengan menambahkan air mendidih
akan terbentuk Al(OH)3.
AlCl3 (aq) + 3 H2O(l) 3 HCl(aq) + Al(OH)3(s)
c. Reaksi Penggaraman
Sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, Pbl2, PbSO4, dan BaSO4 dapat
membentuk partikel koloid dengan larutan encer.
Pembuatan Sol AgCl dari reaksi penggaraman perak nitrat dengan asam
florida.
AgNO3(aq) + HCl(aq) HNO3(aq) + AgCl(s)
5. d. Reaksi Substitusi/ Penggantian
Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan asam arsenit
(H2AsO3) encer melalui reaksi :
2 H2AsO3(aq) + 3H2S (g) As2S3(s) + 6 H2O (l)
6. 2. Cara Dispersi
Yaitu cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel kasar/
ukuran besar menjadi partikel koloid. Dilakukan melalui :
a. Cara Mekanik
adalah pembuatan koloid dengan cara butir-butir kasar digerus dengan
lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan
tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh :
pembuatan sol belerang dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur
serbuk halus itu dengan air.
b. Cara Ceptisasi
adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemecah (pemeptisasi) menjadi partikel koloid.
Contoh :
Agar dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, endapan NiS
dipeptisasi oleh H2S, dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
7. c. Cara Busur Bredig
adalah pembuatan koloid logam, dengan cara logam yang akan dijadikan
koloid berfungsi sebagai elektrode, dicelupkan dalam medium
pendispersi, lalu diberi loncatan listrik diantara kedua ujungnya.
3. Cara Asosiasi
Terjadi pada sabun dan detergen yang mempunyai bagian polar (kepala)
dan bagian nonpolar (ekor).
8.
9. 1. Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan
cahaya oleh partikel-partikel
koloid. Contoh sorot lampu mobil
pada malam yang berkabut,
soreot lampu proyektor dalam
gedung bioskop yang
berasap/berdebu, berkas sinar
matahari melalui celah daun pada
pagi hari yang berkabut, dan
langit tampak biru.
10. 2. Gerak Brown
Adalah gerakan partikel-partikel koloid berbentuk zig-zag. Gerakan
ini terjadi karena partikel koloid mengalami tabrakna dengan
partikel pelarut. Gerak ini merupakan salah astu faktor yang
menstabilkan koloid (koloid tidak mengalami sedimentasi).
3. Elektroforesis
Adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan, dimana koloid
yang bermuatan positif akan bergerak ke arah elektrode negatif dan koloid
yang bermuatan negatif akan bergerak ke arah elektrode bermuatan positif,
sehingga dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Contoh
koloid positif Fe(OH)3 dan koloid negatif As2S3.
4. Adsorbsi
Adalah peristiwa penyerapan ion-ion oleh partikel koloid, sehingga
partyikel-partikel koloid menjadi bermuatan. Adsorbsu merupakan faktor
yang menstabilakn koloid. Contoh Fe(OH)3 dalam air mengadsorbsi ion
positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorbsu ion
negatif sehingga bermuatan negatif. Sifat adsorbsi banyak digunakan pada:
11. a. Pemutihan gula tebu
Gula yang berwarna dilarutkan dalam air kemudian dilarutkan
melalui tanah diatomae. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorbsi,
sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
b. Norit
adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Da dalam usus norit
membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat beracun.
c. Penjernihan
Untuk menjernihan air dapat ditambahkan tawas atau aluminium sulfat
dimana Al(OH)3 yang terbentuk dapat mengadsorbsi zat warna atau zat
pencemar dalam air.
12. 5. Koagulasi
Adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Koloid yang bermuatan
negatif akan digumpalkan di anode sedangkan koloid yang bermuatan
positif akan digumpalkan di katode. Koagulasi terjadi pada elektroforesis
dan panambahan elektrolit ke sistem koloid. Contoh :
a. pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat
dalam sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit
dalam air laut,
b. karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam formiat.
c. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan
menambahkan tawas.
d. Asap/ debu dari pabrik/ industri dapat digumpalkan dengan alat
koagulasi listrik dari cottrel.
13. 6. Dialisis
Adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion pengganggu sehingga
koloid tersebut menjadi stabil. Contoh proses cuci darah bagi penderita
gagal ginjal.
7. koloid pelindung
adalah koloid yang ditambahkan pada koloid lain untuk menjaga agar
koloid tersebut tidak rusak (penstabil koloid). Contoh :
a. pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah
pembentukan kristal besar atau gula.
b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid
pelindung.
c. Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid
pelindung.
14. 8. Koloid Liofob dan Koloid Liofil
Koloid Liofob adalah koloid yang tidak suka terhadap medium
pendispersinya. Dalam koloid liofob tidak ada atau sangat lemah gaya
tarik–menarik antara fase terdispersi dengan medium pendispersinya
(cair). Koloid yang tidak suka air disebut hidrofob. Koloid liofob tidak
akan stabil dalam medium polar tanpa kehadiran zat pengemulsi atau
pelindung. Contoh koloid hidrofob adalah susu, mayones, sol belerang,
dan sol-sol logam.
Koloid Liofil adalah koloid yang suka terhadapa medium
pemdispersinya atau pelarutnya. Terjadi karena adanya gaya tarikmenarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya. Koloid yang suka air disebut hidrofil. Koloid hidrofil
mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya, sehingga
mempunyai interaksi yang baik dengan air, butir-butir koloid iofil dapata
mengadsorbsi molekul mediumnya sehingga membentuk auatu
selubung atau jaket yang disebut solvatasi/ hidrasi. Contoh koloid
hidrofil adalah protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
15.
16. 1. Pengolahan air bersih menggunakan bahan-bahan:
a.
b.
c.
d.
e.
tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga
lebih mudah disaring. Tawas membentuk koloidal Al(OH) 3 yang
dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti
detergen dan pestisida.
Karbon aktif digunakan jika tingkat kekeruhan air terlalu tinggi.
Pasir berfungsisebagai penyaring.
Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan).
Kapur tohor digunakan untuk menaikkan pH, yaitu untuk
menetralkan keasaman yang terjadi karena penggunaan tawas.
2. Pada pencelupan (pewarnaan) bahan tekstil
Menggunakan tawas yang akan membentuk Al(OH) 3 dimana Al(OH)3 akan
mengadsorbsi zat warna sehingga hasilnya tidak mudah luntur.