SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB 10 
KOLOID 
Standar Kompetensi: 
 Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam 
kehidupan sehari-hari. 
Kompetensi Dasar: 
 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di 
sekitarnya. 
 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam 
kehidupan sehari-hari.
I. SISTEM KOLOID
A. Pengertian Sistem Koloid 
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadannya antara larutan dan 
suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat 
“didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang 
didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) sampai satu mikrometer 
(μm). Koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. 
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang 
digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi.
Perbandingan Sifat larutan, koloid dan Suspensi 
Larutan 
(Dispersi Molekuler) 
Koloid 
(Dispersi Koloid) 
Suspensi 
(Dispersi Kalar) 
Contoh: Larutan gula 
dalam air 
Contoh: campuran susu 
dengan air 
Contoh: Campuran tepung 
terigu dengan air 
1) Homogen, tak dapat 
dibedakan walaupun 
menggunakan 
mikroskop ultra 
2) Semua partikelnya 
berdimensi (panjang, 
lebar, atau tebal) kurang 
dari 1nm 
3) Satu fase 
4) Stabil 
5) Tidak dapat disaring 
1) Secara makroskopis 
bersifat homogen tetapi 
heterogen jika diamati 
dengan mikroskop ultra 
2) Partikelnya berdimensi 
antara 1 nm sampai 100 
nm 
3) Dua fase 
4) Pada umumnya stabil 
5) Tidak dapat disaring 
kecuali dengan 
penyaring ultra 
1) Heterogen 
2) Salah satu atau semua 
dimensi partikelnya lebih 
besar dari 100 nm 
3) Dua fase 
4) Tidak stabil 
5) Dapat disaring
Contoh larutan :larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, 
larutan cuka, air laut, udara yang bersih, dan 
bensin. 
Contoh koloid :sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan 
mayonaise. 
Contoh suspensi :air sungai yang keruh, campuran air dengan 
pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran 
minyak dengan air.
No. Fase 
Terdispersi 
B. Jenis-Jenis Koloid 
Fase 
Pendispersi 
Nama Contoh 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
Padat 
Padat 
Padat 
Cair 
Cair 
Cair 
Cair 
Cair 
Gas 
Cair 
Padat 
Gas 
Cair 
Padat 
Cair 
Padat 
Aerosol 
Sol 
Sol padat 
Aerosol 
Emulasi 
Emulasi 
padat 
Buih 
Buih padat 
Asap (smoke), debu di 
udara 
Sol emas, sol belerang, 
tinta 
Gelas bewarna, intan 
hitam 
Kabut (fog) dan awan 
Susu. Santan, minyak 
ikan 
Jeli, mutiara 
Buih sabun, krim kocok 
Karet busa, batu apung, 
sitrofoam
1. Aerosol 
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas 
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol 
padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. 
contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara. 
contoh aerosol cair : kabut dan awan. 
2. Sol 
sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut 
sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari 
maupun dalam industri. 
contoh sol : Air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, 
sol detergen, sol kanji. Tinta tulis, dan cat.
3. Emulsi 
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain 
disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini bahwa kedua jenis zat cair 
itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua 
bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam 
minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair 
yang tidak bercampur dengan air. 
contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan latek. 
contoh emulsi air dam minyak (A/M): mayonaise, minyak bumi, 
dan minyak 
ikan. 
4. Buih 
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. 
Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat 
pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat 
dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung 
protein. 
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada 
pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan 
lain-lain.
5. Gel 
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. 
Contoh:agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. 
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat 
terdispersinya mengadopsi medium dispersinya 
sehingga terjadi koloid yang agak padat.
II. SIFAT-SIFAT KOLOID
A. Efek Tyndall 
B. Gerak Brown
C. Muatan Koloid 
1. Elektroforosis 
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. 
Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) 
sedangkan koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke arah katode 
(elektrode negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk 
menentukan jenis muatan koloid. 
3. Adsorpsi 
Partikel koloid memilki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada 
permukaannya. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Muatan 
koloid terjadi karena adsorpsi ion-ion tertentu.
Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, antara lain 
Pemutihan gula tebu 
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan 
melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat pewarna dalam gula akan 
diadsorpsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih. 
Norit 
Didalam usus, norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadopsi 
gas atau zat racun. 
Penjernihan air 
Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas 
atau aluminium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk 
Al(OH) yang berupa koloid. Koloid Al(OH) ini dapat mengadsorpsi zat-zat 
warna 3atau zat pencemar dalam air. 3
D. Koagulasi 
Telah disebutkan bahwa koloid distabilkan oleh muatannya. Apabila muatan 
koloid dilucuti, maka kestabilannnya akan berkurang dan dapat menyebabkan 
koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel 
elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid. 
Adapun koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. 
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif 
(kaiton), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan 
menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan 
membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung 
lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan 
menetralkan muatan koloid, sehingga terjadi koagulasi.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri 
1. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat 
(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur 
dengan elektrolit dalam air laut. 
2. Karet dalam air sungai digumpalkan dengan menambahakan asam 
format. 
3. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan 
menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya 
bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas 
(aluminium sulfat). 
4. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat 
koagulasi listrik dari Cottrel.
E. Dialisis 
Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat 
menggangu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggangu ini dapat dihilangkan 
dengan suatu proses yang disebut dialisis.
F. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 
Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang 
cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Koloid Liofob jika 
gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Jika medium dispersi 
yang dipakai adalah air, maka disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. 
Sol Hidrofil Sol Hidrofob 
1. Mengadsorbsi mediumnya. 
2. Dapat dibuat dengan kosentrasi 
yang relatif besar. 
3. Tidak mudah digumpalakan 
dengan penambahan elektrolit. 
4. Viskositas lebih besar daripada 
mediumnya. 
5. Bersifat revesible. 
6. Efek Tyndall lemah. 
1. Tidak mengadsorbsi mediumnya 
2. Hanya stabil pada kosentrasi kecil 
3. Mudah menggumpal pada 
penambahan elektrolit. 
4. Viskositas hampir sama dengan 
mediumnya. 
5. Tidak revesible. 
6. Efek Tyndall lebih jelas.
III. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
A. Cara Kondensasi 
Partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini 
dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, 
reaksi hidrolisis, dan reaksi dekomposisi rangkap, atau dengan 
reaksi pergantian pelarut. 
B. Cara Dispersi 
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi pertikel 
koloid. Dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan 
loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
C. Koloid Asosiasi 
Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak 
membentuk larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas 
bagian yang polar (disebut kepala) dan bagian yang nonpolar (disebut 
ekor).

More Related Content

What's hot

Paper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok IIIPaper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok III
Lisa Pinto
 
KELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOIDKELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOID
Indah Azizah
 

What's hot (17)

Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Paper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok IIIPaper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok III
 
Koloid
Koloid Koloid
Koloid
 
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
 
Presentasi kimia2-koloid
Presentasi kimia2-koloidPresentasi kimia2-koloid
Presentasi kimia2-koloid
 
Presentasi koloid
Presentasi koloidPresentasi koloid
Presentasi koloid
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
KELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOIDKELAS XI SISTEM KOLOID
KELAS XI SISTEM KOLOID
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Bab 10 koloid
Bab 10 koloidBab 10 koloid
Bab 10 koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 

Viewers also liked

Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
sanoptri
 
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
sanoptri
 

Viewers also liked (19)

Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
 
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
Bab4ikatankimiakelasx 141109050103-conversion-gate02
 
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
Bab4larutanasambasakelasxi 141109050118-conversion-gate01
 
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
Bab2reaskiredokselektrokimakelasxii 141109045919-conversion-gate01
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
 
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
 
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
Bab1sifatkoligatifkelasxii 141109045910-conversion-gate01
 
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
Bab6makromulekolkelasxii 141109050217-conversion-gate01
 
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
Bab6larutanpenyanggakelasxi 141109050213-conversion-gate01
 
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
Bab5stoikiometrikelasx 141109050149-conversion-gate01
 
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
Bab5benzenakelasxii 141109050135-conversion-gate02
 
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
Bab8kelarutaandanhasilkelasxi 141109050348-conversion-gate01
 
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
Bab3kesetimbangankimiakelasxi 141109045950-conversion-gate02
 
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
Bab5stoikiometrikelasxi 141109050156-conversion-gate02
 
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
 
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
Bab1pendahuluankelasx 141109045859-conversion-gate01
 
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
 
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
Bab3kimiaunsurkelasxii 141109050000-conversion-gate02
 

Similar to Bab9koloidkelasxi 141109050351-conversion-gate02

Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
azzamazmya02
 
Tugas it dan ict koloid
Tugas it dan ict koloidTugas it dan ict koloid
Tugas it dan ict koloid
siti_aidah
 

Similar to Bab9koloidkelasxi 141109050351-conversion-gate02 (20)

Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Bab v koloid
Bab v koloidBab v koloid
Bab v koloid
 
Pembahasan koloid,,,
Pembahasan  koloid,,,Pembahasan  koloid,,,
Pembahasan koloid,,,
 
Pembahasan koloid,,,1
Pembahasan  koloid,,,1Pembahasan  koloid,,,1
Pembahasan koloid,,,1
 
Sistem koloid (presentasi)
Sistem koloid (presentasi)Sistem koloid (presentasi)
Sistem koloid (presentasi)
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Makalah kimia 2
Makalah kimia 2Makalah kimia 2
Makalah kimia 2
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Sistem koloid
Sistem koloid Sistem koloid
Sistem koloid
 
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
6. Sistem Koloid materi kelas 12 mipa.pptx
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
1_KOLOID REVISI.ppt
1_KOLOID REVISI.ppt1_KOLOID REVISI.ppt
1_KOLOID REVISI.ppt
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
kimia koloid
kimia koloidkimia koloid
kimia koloid
 
Tugas it dan ict koloid
Tugas it dan ict koloidTugas it dan ict koloid
Tugas it dan ict koloid
 
Pembahasan koloid 2
Pembahasan koloid 2Pembahasan koloid 2
Pembahasan koloid 2
 

Bab9koloidkelasxi 141109050351-conversion-gate02

  • 1. BAB 10 KOLOID Standar Kompetensi:  Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar:  Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.  Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • 3. A. Pengertian Sistem Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) sampai satu mikrometer (μm). Koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi.
  • 4. Perbandingan Sifat larutan, koloid dan Suspensi Larutan (Dispersi Molekuler) Koloid (Dispersi Koloid) Suspensi (Dispersi Kalar) Contoh: Larutan gula dalam air Contoh: campuran susu dengan air Contoh: Campuran tepung terigu dengan air 1) Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra 2) Semua partikelnya berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1nm 3) Satu fase 4) Stabil 5) Tidak dapat disaring 1) Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra 2) Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm 3) Dua fase 4) Pada umumnya stabil 5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra 1) Heterogen 2) Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm 3) Dua fase 4) Tidak stabil 5) Dapat disaring
  • 5. Contoh larutan :larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih, dan bensin. Contoh koloid :sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonaise. Contoh suspensi :air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
  • 6. No. Fase Terdispersi B. Jenis-Jenis Koloid Fase Pendispersi Nama Contoh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Padat Padat Padat Cair Cair Cair Cair Cair Gas Cair Padat Gas Cair Padat Cair Padat Aerosol Sol Sol padat Aerosol Emulasi Emulasi padat Buih Buih padat Asap (smoke), debu di udara Sol emas, sol belerang, tinta Gelas bewarna, intan hitam Kabut (fog) dan awan Susu. Santan, minyak ikan Jeli, mutiara Buih sabun, krim kocok Karet busa, batu apung, sitrofoam
  • 7. 1. Aerosol Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara. contoh aerosol cair : kabut dan awan. 2. Sol sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. contoh sol : Air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji. Tinta tulis, dan cat.
  • 8. 3. Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air. contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan latek. contoh emulsi air dam minyak (A/M): mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan. 4. Buih Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung protein. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain.
  • 9. 5. Gel Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh:agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadopsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
  • 11. A. Efek Tyndall B. Gerak Brown
  • 12. C. Muatan Koloid 1. Elektroforosis Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. 3. Adsorpsi Partikel koloid memilki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi ion-ion tertentu.
  • 13. Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, antara lain Pemutihan gula tebu Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat pewarna dalam gula akan diadsorpsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih. Norit Didalam usus, norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadopsi gas atau zat racun. Penjernihan air Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH) yang berupa koloid. Koloid Al(OH) ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna 3atau zat pencemar dalam air. 3
  • 14. D. Koagulasi Telah disebutkan bahwa koloid distabilkan oleh muatannya. Apabila muatan koloid dilucuti, maka kestabilannnya akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid. Adapun koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kaiton), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid, sehingga terjadi koagulasi.
  • 15. Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri 1. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut. 2. Karet dalam air sungai digumpalkan dengan menambahakan asam format. 3. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat). 4. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.
  • 16. E. Dialisis Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat menggangu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggangu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.
  • 17. F. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Koloid Liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Sol Hidrofil Sol Hidrofob 1. Mengadsorbsi mediumnya. 2. Dapat dibuat dengan kosentrasi yang relatif besar. 3. Tidak mudah digumpalakan dengan penambahan elektrolit. 4. Viskositas lebih besar daripada mediumnya. 5. Bersifat revesible. 6. Efek Tyndall lemah. 1. Tidak mengadsorbsi mediumnya 2. Hanya stabil pada kosentrasi kecil 3. Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit. 4. Viskositas hampir sama dengan mediumnya. 5. Tidak revesible. 6. Efek Tyndall lebih jelas.
  • 19. A. Cara Kondensasi Partikel larutan sejati bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dan reaksi dekomposisi rangkap, atau dengan reaksi pergantian pelarut. B. Cara Dispersi Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi pertikel koloid. Dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
  • 20. C. Koloid Asosiasi Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar (disebut kepala) dan bagian yang nonpolar (disebut ekor).