SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
A. PENGERTIAN KOLOID
Ada kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan
campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/
homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem
koloid.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem
koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan
(air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones,
hairspray, jelly, dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi
dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm.
Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel
dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas
terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung
jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang
mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar
(disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800
s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
B. SISTEM DISPERSI KOLOID
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan
gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
1. Sol (fase terdispersi padat)adalah system koloid dengan fase terdispersi padat dalam
medium pendispersi berwujud cair ,padat dan gas.
3. BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium
pendispersi padat Contoh: Batu apung,
marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium
pendispersi cair Contoh: putih telur yang
dikocok, busa – Untuk pengelompokan
buih, jika fase terdispersi dan medium
pendispersi sama- sama berupa gas,
campurannya tergolong larutan.
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium
pendispersi padat Contoh: Jelly, keju,
mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium
pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim
tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium
pendispersi gas Contoh: hairspray dan obat
nyamuk
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek
tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya
akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-
partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,
pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
C. SIFAT-SIFAT KOLOID
C. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau
senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang
disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan :
Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif
karena permukaannya menyerap ion S2.
D. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif
dan koloid bermuatan negatif.
E. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan
membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti
zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan
dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
G. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai
sifat dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi.
H. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion
pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.contoh nya cuci darah
I. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel
koloid yang bermuatan dengan menggunakan
arus listrik
D. CARA PEMBUATAN KOLOID
Sistem koloid berada di antara larutan sejati dan suspensi. Jadi, susu merupakan
koloid yang berada di antara larutan gula (larutan sejati) dan campuran air dengan
pasir (suspensi). Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati dan
suspensi. Koloid yang berasal dari larutan sejati dibuat dengan cara kondensasi.
Caranya, dengan menggabungkan partikel-partikel dalam larutan sejati hingga
menjadi partikel berukuran koloid. Sementara itu, koloid yang berasal dari
suspensi dibuat melalui cara dispersi. Caranya, dengan menghaluskan partikel-
partikel suspensi hingga berukuran partikel koloid dan men-dispersikannya dalam
medium pendispersi.
Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dibedakan menjadi dua, yaitu
cara kimia dan fisika. Kedua cara ini banyak diterapkan untuk membuat
koloid tipe sol, khususnya sol emas dan sol belerang.
a. Cara Kimia
Pembuatan koloid dari larutan sejati dengan cara reaksi kimia dapat
dilakukan dengan empat macam, yaitu melalui reaksi pengendapan, reaksi
hidrolisis, reaksi pemindahan, dan reaksi redoks.
Reaksi pengendapanPembuatan koloid melalui reaksi pengendapan
dilakukan dengan cara mencampurkan dua macam larutan elektrolit, hingga
menghasilkan endapan yang berukuran koloid, contoh pembuatan sol AgCI.
Sol AgCI dibuat dengan cara mencampurkan larutan AgN03 encer dengan
larutan HCI encer atau NaCI encer. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
AgNO3(aq) + HCl(aq)→AgCl(s) + HNO3(aq)
AgNO3(aq) + NaCI(aq) AgCI(s) + NaN03(aq)
Reaksi hidrolisisKoloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan
mereaksikan garam tertentu dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3
dibuat dengan cara menambahkan larutan FeCI3 ke dalam air mendidih.
Larutan FeCI3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan
mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:
FeCI3(aq) + 3H20(ℓ) → Fe(OH)a(s) + 3HCl(aq).
Reaksi pemindahan/substitusi
Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol As2S3
dibuat dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen(lll)
oksida. Reaksinya:
As203(aq) + 3H2S(g) →As2S3(s) + 3H20(ℓ).
Koloid lain yang dibuat melalui reaksi pemindahan yaitu sol belerang. Sol ini
dibuat dengan menambahkan larutan HCI ke dalam larutan Na2S203.
Campuran ini akan menghasilkan partikel- partikel belerang yang berukuran
partikel koloid. Reaksi pada pembuatan koloid belerang sebagai berikut.
Na2S203(aq) + 2HCI (aq) → 2NaCl(aq) + H2SO 3(aq) + S (s).
Reaksi redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi, misal pada pembuatan sol emas den sol belerang.
 Sol emas (Au)
Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan
reduktor non- elektrolit seperti formaldehid.
Reaksinya: 2AuCI3 (aq) + 3HCHO(aq) + 3H20 (ℓ) → 2Au(s)+ 6HCI
(aq) + 3HCOO H(aq)
 Sol belerang (s)
Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan S02
atau ke dalam larutan H2O2. Reaksi yang terjadi:
2H2S(g) + S02(aq) → 3S(s) + 2H2O(ℓ)
H2S (g) + H202(aq) → S(s) + 2h2O(ℓ)
b. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak
menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita
akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan
zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di
tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil,
maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan
tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian
pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat
padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid,
maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya.
Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Cara Dispersi
Dispersi merupakan cara pembuatan koloid yang berasal dari suspensi. Pembuatan koloid
dengan cara dispersi dapat dilakukan dengan cara busur Bredig, mekanik, peptisasi, dan
homogenisasi.
Cara Busur Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan elektrodispersi. Cara ini
dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase terdispersi dengan menggunakan loncatan bunga
api listrik. Cara ini banyak digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan didispersikan
dipasang sebagai elektrode-elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik bertegangan
tinggi. Loncatan bunga api listrik yang muncul di antara kedua elektrode akan menguapkan
sebagian logam. Uap logam yang terbentuk di dalam medium dispersi akan menyublim dan
membentuk partikel halus. Cara busur Bredig biasa digunakan untuk membuat sol emas dan sol
platina.
Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan cara penggerusan zat padat hingga
halus, kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Namun, pada proses ini fase
terdispersinya kadang-kadang mengalami penggumpalan kembali sehingga perlu ditambahkan
stabilizer atau zat pemantap. Contoh pada pembuatan mentega, tinta, dan cat.
b. Cara Fisika
Cara fisika digunakan untuk membuat koloid dengan cara
mengkondensasikan partikel koloid. Proses ini dilakukan melalui
cara-cara berikut.
Pengembunan uap
Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa
(Hg). Sol raksa dibuat dengan menguapkan raksa. Uap raksa
selanjutnya dialirkan melalui air dingin sehingga mengembun dan
diperoleh partikel raksa berukuran koloid.
Pendinginan
Suatu koloid dapat dibuat melalui proses pendinginan, tujuannya
untuk menggumpalkan suatu larutan sehingga menjadi koloid
karena kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu.
Penggantian pelarut
Penggantian pelarut digunakan untuk mempermudah pembuatan
koloid yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut tertentu, misalnya
pada pembuatan sol belerang. Belerang sukar larut dalam medium
air. Oleh karena itu, air diganti dengan alkohol. Sol belerang dalam
air, dibuat dengan cara melarutkan belerang ke dalam alkohol
hingga diperoleh larutan jenuh. Larutan jenuh ini selanjutnya
diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam air hingga terbentuk sol
belerang.
c) Penjernihan Air
Air mengandung kotoran koloid. Kotoran ini dapat dibersihkan keluar dengan menggunakan elektrolit
seperti Alum. Alum yang bermuatan ion positif Al3+ dapat menarik kotoran koloid yang bermuatan negatif.
Jadi Alum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kotoran berada dalam larutan koloid. Pengolahan
air bersih secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu :
1. Adsorpsi  penyerapan ion pada permukaan koloid
2. Koagulasi  pengendapan/ penggumpalan partikel koloid
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain : tawas (Al2(SO4)3), karbon
aktif, klorin/kaporit, kapur tohor, pasir.
Mekanisme penjernihan air di PDAM:
1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini lumpur
dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang mengendap dibuang dengan pompa. 2.
Kemudian air yang masih mengandung partikel – partikel lumpur yang berukuran sangat kecil sehingga
tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan ke dalam bak
2. Bidang Makanan
a) Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula
ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna
tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
b) Agar-Agar
Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan
system koloid yang disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada
keadaan dingin, sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika
konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan
kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.
c) Pektin
Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan
kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang
kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin biasa digunakan
untuk membuat selai.
d) Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki
binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispersikan di dalam air, terbentuk
suatu sol yang kemudian memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak
digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin
juga digunakan untuk pembuatan makanan, seperti jelly atau permen ng
kenyal (gummy candies).
1. Bidang Industri
a) Mengurangi Polusi Asap Pabrik
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan
partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan
alat yang disebut pengendap cottrel. Metode ini
dikembangkan oleh Frederich Cottrell (1877-1948) dari
Amerika Serikat, dan dikenal dengan metode Cottrell.
Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan
(elektroforesis) dan penggumpalan koloid sehingga gas
yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan
partikel berbahaya
b) Penggumpalan Lateks
Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai
kekuning-kuningan yang diperoleh dengan cara
penyadapan (membuka pembuluh latek) pada kulit
tanaman karet (Havea brasiliensis L). Partikel karet
murni (isoprene) tersuspensi dalam serum lateks dan
bergabung membentuk rantai panjang yang disebut
poliisoprene (C5H8).
E. PENERAPAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
3. Bidang Farmasi
a) Hemodialisis
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari
zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar
tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan
berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara
awam dengan istilah ‘cuci darah’.
Sebenarnya proses pencucian darah dilakukan oleh
tabung di luar mesin yang bernama dialiser. Di
dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip
dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada
dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah
selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai
pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan
tekanan.
b) Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang
bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka
tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+.
Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di
protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
4. Bidang Kosmetik
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Salah satu
kegunaan koloid adalah sebagai bahan kosmetik.
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada
prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu
disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut,
mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut dan sekaligus
mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut.
Macam macam bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :
 Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant
spray, hair spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
 Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan
kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.
 Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka
dan kulit.
 Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan
minyak rambut (jelly).
 Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun
kecantikan.
 Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil
alis dan maskara
c) Penggunaan Arang Aktif
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang
dibuat dengan cara memanaskan arang dalam udara
kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk
menjerap berbagai zat. Obat norit (obat sakit perut)
mengandung zat arang aktif yang berfungsi
menyerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang
aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari es
(untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk
mengikat asap nikotin dan tar)
d) Sebagai Deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang
dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein
dalam keringat.endapan protein ini dapat
menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga
keringat dan potein
yang dihasilkan berkurang.
1. Bagaiman proses sabun atau detergen dalam membersihkan kotoran?
Pembahasan :
Molekul sabun (detergen) mempunyai gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofil dan
gugus ekor yang bersifat nonpolar dan hidrofob. Bila sabun dilarutkan dalam air. Bagian
kepala akan menghadap air dan bagian ekor akan menghadap ke dalam mengelilingi dan
mengikat pengotor.
2. Sebutkan cara pembuatan koloid dengan cara:
a. Kondensasi
b. Dispersi
Pembahasan :
a. Cara kondensasi, melalui:
1. Reaksi redoks
2. Reaksi hidrolisis
3. Dekomposisi rangkap
4. Penjenuhan (penggantian) pelarut
b. Cara dispersi, melalui:
1. Cara mekanik
2. Peptisasi
3. Cara busur bredig

More Related Content

Similar to koloid.pptx (20)

Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
 
kimia koloid
kimia koloidkimia koloid
kimia koloid
 
Pembahasan koloid,,,
Pembahasan  koloid,,,Pembahasan  koloid,,,
Pembahasan koloid,,,
 
Pembahasan koloid,,,1
Pembahasan  koloid,,,1Pembahasan  koloid,,,1
Pembahasan koloid,,,1
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Sistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xiSistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xi
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdfThara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloid
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 

Recently uploaded

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 

Recently uploaded (6)

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 

koloid.pptx

  • 1.
  • 2. A. PENGERTIAN KOLOID Ada kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
  • 3. a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas Contoh: debu di udara, asap pembakaran B. SISTEM DISPERSI KOLOID Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1. Sol (fase terdispersi padat)adalah system koloid dengan fase terdispersi padat dalam medium pendispersi berwujud cair ,padat dan gas.
  • 4. 3. BUIH (fase terdispersi gas) a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair Contoh: putih telur yang dikocok, busa – Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.
  • 5. 2. Emulsi (fase terdispersi cair) a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim tangan c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas Contoh: hairspray dan obat nyamuk
  • 6. a. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel- partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. C. SIFAT-SIFAT KOLOID
  • 7. C. Absorpsi Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. D. Muatan koloid Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif. E. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
  • 8. G. Koloid pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. H. Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.contoh nya cuci darah I. Elektroforesis Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik
  • 9. D. CARA PEMBUATAN KOLOID Sistem koloid berada di antara larutan sejati dan suspensi. Jadi, susu merupakan koloid yang berada di antara larutan gula (larutan sejati) dan campuran air dengan pasir (suspensi). Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati dan suspensi. Koloid yang berasal dari larutan sejati dibuat dengan cara kondensasi. Caranya, dengan menggabungkan partikel-partikel dalam larutan sejati hingga menjadi partikel berukuran koloid. Sementara itu, koloid yang berasal dari suspensi dibuat melalui cara dispersi. Caranya, dengan menghaluskan partikel- partikel suspensi hingga berukuran partikel koloid dan men-dispersikannya dalam medium pendispersi.
  • 10. Cara Kondensasi Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dibedakan menjadi dua, yaitu cara kimia dan fisika. Kedua cara ini banyak diterapkan untuk membuat koloid tipe sol, khususnya sol emas dan sol belerang. a. Cara Kimia Pembuatan koloid dari larutan sejati dengan cara reaksi kimia dapat dilakukan dengan empat macam, yaitu melalui reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi pemindahan, dan reaksi redoks. Reaksi pengendapanPembuatan koloid melalui reaksi pengendapan dilakukan dengan cara mencampurkan dua macam larutan elektrolit, hingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid, contoh pembuatan sol AgCI. Sol AgCI dibuat dengan cara mencampurkan larutan AgN03 encer dengan larutan HCI encer atau NaCI encer. Reaksi yang terjadi sebagai berikut. AgNO3(aq) + HCl(aq)→AgCl(s) + HNO3(aq) AgNO3(aq) + NaCI(aq) AgCI(s) + NaN03(aq) Reaksi hidrolisisKoloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan garam tertentu dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan larutan FeCI3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCI3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi: FeCI3(aq) + 3H20(ℓ) → Fe(OH)a(s) + 3HCl(aq).
  • 11. Reaksi pemindahan/substitusi Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen(lll) oksida. Reaksinya: As203(aq) + 3H2S(g) →As2S3(s) + 3H20(ℓ). Koloid lain yang dibuat melalui reaksi pemindahan yaitu sol belerang. Sol ini dibuat dengan menambahkan larutan HCI ke dalam larutan Na2S203. Campuran ini akan menghasilkan partikel- partikel belerang yang berukuran partikel koloid. Reaksi pada pembuatan koloid belerang sebagai berikut. Na2S203(aq) + 2HCI (aq) → 2NaCl(aq) + H2SO 3(aq) + S (s). Reaksi redoks Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan bilangan oksidasi, misal pada pembuatan sol emas den sol belerang.  Sol emas (Au) Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan reduktor non- elektrolit seperti formaldehid. Reaksinya: 2AuCI3 (aq) + 3HCHO(aq) + 3H20 (ℓ) → 2Au(s)+ 6HCI (aq) + 3HCOO H(aq)  Sol belerang (s) Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan S02 atau ke dalam larutan H2O2. Reaksi yang terjadi: 2H2S(g) + S02(aq) → 3S(s) + 2H2O(ℓ) H2S (g) + H202(aq) → S(s) + 2h2O(ℓ)
  • 12. b. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
  • 13. Cara Dispersi Dispersi merupakan cara pembuatan koloid yang berasal dari suspensi. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dapat dilakukan dengan cara busur Bredig, mekanik, peptisasi, dan homogenisasi. Cara Busur Bredig Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase terdispersi dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini banyak digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan didispersikan dipasang sebagai elektrode-elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan bunga api listrik yang muncul di antara kedua elektrode akan menguapkan sebagian logam. Uap logam yang terbentuk di dalam medium dispersi akan menyublim dan membentuk partikel halus. Cara busur Bredig biasa digunakan untuk membuat sol emas dan sol platina. Cara Mekanik Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan cara penggerusan zat padat hingga halus, kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Namun, pada proses ini fase terdispersinya kadang-kadang mengalami penggumpalan kembali sehingga perlu ditambahkan stabilizer atau zat pemantap. Contoh pada pembuatan mentega, tinta, dan cat.
  • 14. b. Cara Fisika Cara fisika digunakan untuk membuat koloid dengan cara mengkondensasikan partikel koloid. Proses ini dilakukan melalui cara-cara berikut. Pengembunan uap Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat dengan menguapkan raksa. Uap raksa selanjutnya dialirkan melalui air dingin sehingga mengembun dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid. Pendinginan Suatu koloid dapat dibuat melalui proses pendinginan, tujuannya untuk menggumpalkan suatu larutan sehingga menjadi koloid karena kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu. Penggantian pelarut Penggantian pelarut digunakan untuk mempermudah pembuatan koloid yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut tertentu, misalnya pada pembuatan sol belerang. Belerang sukar larut dalam medium air. Oleh karena itu, air diganti dengan alkohol. Sol belerang dalam air, dibuat dengan cara melarutkan belerang ke dalam alkohol hingga diperoleh larutan jenuh. Larutan jenuh ini selanjutnya diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam air hingga terbentuk sol belerang.
  • 15. c) Penjernihan Air Air mengandung kotoran koloid. Kotoran ini dapat dibersihkan keluar dengan menggunakan elektrolit seperti Alum. Alum yang bermuatan ion positif Al3+ dapat menarik kotoran koloid yang bermuatan negatif. Jadi Alum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kotoran berada dalam larutan koloid. Pengolahan air bersih secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu : 1. Adsorpsi  penyerapan ion pada permukaan koloid 2. Koagulasi  pengendapan/ penggumpalan partikel koloid Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain : tawas (Al2(SO4)3), karbon aktif, klorin/kaporit, kapur tohor, pasir. Mekanisme penjernihan air di PDAM: 1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang mengendap dibuang dengan pompa. 2. Kemudian air yang masih mengandung partikel – partikel lumpur yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan ke dalam bak
  • 16. 2. Bidang Makanan a) Pemutihan Gula Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih. b) Agar-Agar Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan system koloid yang disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel. c) Pektin Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk membuat selai. d) Gelatin Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispersikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudian memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk pembuatan makanan, seperti jelly atau permen ng kenyal (gummy candies).
  • 17. 1. Bidang Industri a) Mengurangi Polusi Asap Pabrik Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Metode ini dikembangkan oleh Frederich Cottrell (1877-1948) dari Amerika Serikat, dan dikenal dengan metode Cottrell. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan (elektroforesis) dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya b) Penggumpalan Lateks Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning-kuningan yang diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh latek) pada kulit tanaman karet (Havea brasiliensis L). Partikel karet murni (isoprene) tersuspensi dalam serum lateks dan bergabung membentuk rantai panjang yang disebut poliisoprene (C5H8). E. PENERAPAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
  • 18. 3. Bidang Farmasi a) Hemodialisis Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’. Sebenarnya proses pencucian darah dilakukan oleh tabung di luar mesin yang bernama dialiser. Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan. b) Penggumpalan darah Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
  • 19. 4. Bidang Kosmetik Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Salah satu kegunaan koloid adalah sebagai bahan kosmetik. Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut dan sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut. Macam macam bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :  Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hair spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.  Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.  Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.  Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut (jelly).  Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.  Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan maskara
  • 20. c) Penggunaan Arang Aktif Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat. Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menyerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin dan tar) d) Sebagai Deodoran Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
  • 21. 1. Bagaiman proses sabun atau detergen dalam membersihkan kotoran? Pembahasan : Molekul sabun (detergen) mempunyai gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofil dan gugus ekor yang bersifat nonpolar dan hidrofob. Bila sabun dilarutkan dalam air. Bagian kepala akan menghadap air dan bagian ekor akan menghadap ke dalam mengelilingi dan mengikat pengotor. 2. Sebutkan cara pembuatan koloid dengan cara: a. Kondensasi b. Dispersi Pembahasan : a. Cara kondensasi, melalui: 1. Reaksi redoks 2. Reaksi hidrolisis 3. Dekomposisi rangkap 4. Penjenuhan (penggantian) pelarut b. Cara dispersi, melalui: 1. Cara mekanik 2. Peptisasi 3. Cara busur bredig