SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada
dua macam tumor yaitu:
1. Tumor Jinak
Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Bentuknya bundar dan lonjong.
b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat.
c) Mempunyai simpai atau kapsul.
d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung.
e) Tidak mempunyai anak sebar.
2. Tumor Ganas Atau Kanker
Ciri-cirinya antara lain :
a) Tidak mempunyai bentuk.
b) Pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta melewati batas
anatominya.
c) Tidak mempunyai simpai.
d) Mempunyai anak sebar (metastasis).
7
e) Tumor ganas selalu menimbulkan kematian bila tidak ditangani secara
dini.(E. Oswari, 2005, hal: 232)
Tumor rongga mulut ialah tumor yang terdapat di daerah yang terletak
mulai dari perbaatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke
perbatasan palatum durum-palatum mole di bagian atas.(Efiaty Arsyad, 2006, hal:
153)
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-
kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde,1999).
Tumor lidah adalah sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma sel
skuamosa.. Tersebut muncul dari lapisan yang menutupi otot-otot lidah. Sebuah
tumor ganas yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. Sebagian besar
karsinoma lidah yang cukup atau kurang dibedakan karsinoma sel skuamosa.
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel
gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker
ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat
melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
Jadi dapat disimpulkan tumor lidah adalah suatu tumor yang terjadi pada
permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.
8
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
1. Apek linguae (ujung lidah)
2. Corpus linguae (badan lidah)
3. Radix linguae (akar lidah)
a) Struktur-struktur Superficial Dari Lidah
Membran mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah,
dipinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-
kecil disebut dengan papillae. Dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup
pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada empat macam
9
papillae, yaitu: papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae
circumvallatae dan papillae foliatae.
Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini
bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan
lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat
papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut
yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini
terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.
b) Otot-otot Pada Lidah
Lidah adalah satu organ otot dengan kekenyalan yang baik sekali
sewaktu bergerak, hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Lidah
sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan
semua gerakkan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada
bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakkn-gerakkan kasar yang sangat
penting pada saat mengunyah
dan menelan.
c) Persarafan Pada Lidah
Lidah memiliki persarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat
pensarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf XII). Daya perasaannya dibagi
menjadi ˝perasaan umum˝, yang menyangkut taktil perasa seperti
10
membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan suhu, dan sebagainya, dan
˝rasa pengecap khusus˝.
Implus perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah
dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial
V, sementara implus indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama
saraf lingual, kemudian bersatu dengan sara cranial VII, yaitu nervus saraf
fasialis.
d) Aliran Limfa Pada Lidah
Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan
penyebaran dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi
melalui 4 jalur :
1) Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda
superior dikedua sisi.
2) Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke
cervicalis profunda inferior.
3) Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke
submandibularis
4) Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis
11
C. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat
dikelompokkan atas :
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari
restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
D. PATOFISIOLOGI
Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan.
Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah
oropharing dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring
terangkat, efektif menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air
liur ke dalam kerongkongan hypopharynx dan leher rahim.
Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama
yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah
penutupan yang kedap air dengan laring selama tindakan menelan.
Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan diri ke
12
dalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan
dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan
dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat
merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium
yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan
pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien
akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau
kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.
Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I – IV (Broder). Lesi
yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh
Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferus
pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang
meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan
pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah
bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan
kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup
dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang
kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat
13
terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada
bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat
penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase
haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa yang tidak
dapat sembuh.
2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan peningkatan
sudut.
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,
kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu
darah atau terjadi perbesaran nodus limfe servikal.(Baughman Diane C., 2000,
hal: 295)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter,
dan pilihan pasien. Pembedahan reseksi, terapi kemoterapi, atau kombinasinya
mungkin saja menjadi efektif.
1. Kanker bibir, lesi kecil dieksisi dengan bebas , lesi yang lebih besar mungkin
ditangani dengan terapi radiasi.
14
2. Kanker lidah ditangani secara agresif, angka kekambuhnya tinggi.
3. Diseksi leher radikal untuk metastasis kanker oral ke saluran limfatik pada
region leher.(Baughman Diane C., 2000, hal: 295)
Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi
parsial, hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut
dengan buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher
dengan pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok,
kelenjar submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang
menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi
bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena
berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi
verbal, mengunyah, dan menelan yang membawa perubahan tampilan diri serta
harga diri.(Charlene J. Reeves, 2001, hal: 134)
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.
15
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau
rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya
saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval
yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita
tumor lidah.
e) Riwayat imunisasi
3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)
a) Aktivitas
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
b) Eliminasi
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
16
c) Makanan/cairan
Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat
badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
d) Neurosensori
Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.
e) Nyeri/kenyamanan
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku
di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.
f) Pernapasan
Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan.
g) Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan, demam, ruam kulit.
h) Seksualitas
Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan.
i) Interaksi sosial
Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung
(Doenges, 2000)
17
4. Pemeriksaan Fisik
Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan
tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan
lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara
umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu
terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk
mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas.
a) Bibir
Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,
hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura.
Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
b) Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan
warna. Bau napas juga dicatat.
c) Lidah
Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis,
lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah.
Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah.
Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada
permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk
menekan lidah guna mendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.
18
d) Rongga Oral
Pengkajian rongga oral sangat penting, karena banyak gangguan
seperti kanker, diabetes, dan kondisi imunosupresidari terapi obat atau
AIDS dimanifestasikan oleh perubahan pada rongga oral. Leher
diperiksa terhadap pembesaran nodus limpa.(Smeltzer, Suzanne C.,
2002 : hal 1009)
5. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajian anak umur 4 tahun yaitu kecepatan tumbuh masih sama
dengan kecepatan tumbuh kembang pada tahun sebelumnya, lompat tali dan
lompat satu kaki, menangkap bola dengan baik, melempar bola dari atas
kepala, berjalan menurun tangga dengan kaki kanan-kiri secara bergantian,
menggunakan gunting dengan berhasil untuk memotong gambar dengan
mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu tetapi tidak dapat membuat
simpul, menyebutkan satu warna atau lebih, mnggunakan kalimat yang terdiri
atas empat atau lima kata, menceritakan cerita yang berlebihan.(Wong atau
Donna L. Wong, 2008, hal:500 )
19
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.
b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan
untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor
dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.(Charlene J.
Reeves, 2001, hal: 133)
7
Penurunan neurologi
Dan kemampuan menelan
Gangguan metabolismeSel mengalami nekrosisPertumbuhan sel
Terganggu dan suplai
Nutrisi terganggu
Pengobatan
Tumor JInak/Ganas
Faktor Luar dan Dalam
Asam laktat meningkat dan Ph
menurun
Pertumbuhan sel mulai meluas
Ke jaringan lain
Merusak sel normalTumbuh terus menerus
Mempengaruhi
imunosupiesor
Demam
H. PATHWAYS KEPERAWATAN
Kurang
pengetah
uan
Arsietas Nyeri
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Kerusakan
komunikasi verbal
Resiko
tinggi
infeksi
Hipertermia
7
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari
pembedahan reseksi.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
neurology dan kemampuan menelan.
5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan
6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
J. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal.
KH : suhu tubuh dalam batas normal, badan tidak terasa panas
Intervensi :
a. Kaji suhu dan tanda- tanda vital, keadaan klien.
Rasional : Memantau perubahan suhu tubuh
b. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil.
Rasional : Suhu 38,-41,1’C menunjukan proses penyakit infeksius.
c. Berikan kompres mandi hangat.
8
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Mempertahankan intake.
e. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap
keringat.
Rasional : Menurunkan suhu tubuh
f. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya
hipotalamus
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.
Tujuan : nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : BB sesuai usia
Nafsu makan meningkat
Tidak mual / muntah
Intervensi
a. Timbang BB tiap hari.
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan mengetahui
tingkat perubahan.
9
b. Berdiit makanan yang tidak merangsang (lunak / bubur).
Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus.
c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat.
Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan.
d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : untuk memenuhi asupan makanan.
e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa.
Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.
f. Colaboration pemberian obat antipiretik.
Rasional : untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa mual dan
muntah
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, pembedahan
reseksi.
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
KH : skala nyeri 0
Klien mengatakan nyeri berkurang
Nadi 60 – 90 x / menit
Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri.
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.
10
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
nyaman.
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri.
c. Observasi nyeri berkurang atau tidak.
Rasional : Mengetahui skala nyeri saat ini.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa nyeri
non farmakologi).
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
e. Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien.
Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan
f. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi
dan kemampuan menelan.
Tujuan : tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal.
Kriteria hasil : komunikasi lancar.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan komunikasi klien.
Rasional : Mengetahui kemampuan komunikasi klien.
b. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika
klien
11
tidak dapat berkomunikasi verbal
Rasional : Membantu dalam berkomunikasi.
c. Responsif terhadap bel panggilan dari klien
Rasional : Menjaga kepercayaan dari pasien.
5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor dan fungsion laesa)
TTV normal terutama suhu (36-37 o
C)
Intervensi :
a. Monitor TTV.
Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi
(color).
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan.
Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus.
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat
luka dengan antisep dan antiseptic.
Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme
infeksius.
12
d. Kolaborasi pemberian antibiotic.
Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan : keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit
KH : menyatakan pemahaman proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor
pendukung.
Rasional : Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit
tersebut.
b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit.
Rasional : Menyamakan pola pikir.
c. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien.
Rasional : Memberikan informasi.
d. Diskusikan kembali dengan keluarga
Rasional : Mengetahui sejauhmana informasi yang diterima keluarga

More Related Content

What's hot (20)

4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Pap smear
Pap smearPap smear
Pap smear
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Trauma maksilofasial
Trauma maksilofasialTrauma maksilofasial
Trauma maksilofasial
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 
16606301 hipospadia
16606301 hipospadia16606301 hipospadia
16606301 hipospadia
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Dasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomiDasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomi
 
Patologi ppt
Patologi pptPatologi ppt
Patologi ppt
 
165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi165083643 alat-alat-ekstraksi
165083643 alat-alat-ekstraksi
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Odontogenesis
OdontogenesisOdontogenesis
Odontogenesis
 
Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1Psiikopatologi 1
Psiikopatologi 1
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 

Viewers also liked

Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidahsuhendrina
 
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulut
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulutPpt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulut
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulutPrastuti Kosasih
 
130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnalDian Ratnasari
 
Modul 7 kb 1 asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...
Modul 7 kb 1   asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...Modul 7 kb 1   asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...
Modul 7 kb 1 asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...pjj_kemenkes
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOWawan Akibu
 
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopaguslabioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagussri wahyuni
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartalabiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartaRejeki Lestari
 
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel SagrimBIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrimdr. Rachel Sagrim
 
Cleft lip & Cleft palate
Cleft lip & Cleft palateCleft lip & Cleft palate
Cleft lip & Cleft palateDr. Ali Yaldrum
 

Viewers also liked (18)

Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulut
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulutPpt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulut
Ppt hubungan pengetahuan dengan kanker rongga mulut
 
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
 
Askep dislokasi
Askep dislokasiAskep dislokasi
Askep dislokasi
 
Otalgia kita
Otalgia kitaOtalgia kita
Otalgia kita
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal
 
Modul 7 kb 1 asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...
Modul 7 kb 1   asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...Modul 7 kb 1   asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...
Modul 7 kb 1 asuhan neonatus dan bayi, dengan labioskizis, labio palatoskiz...
 
Sistem Pencernaan.ppt
Sistem Pencernaan.pptSistem Pencernaan.ppt
Sistem Pencernaan.ppt
 
Tkik3
Tkik3Tkik3
Tkik3
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopaguslabioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakartalabiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
 
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel SagrimBIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
 
Cleft lip & Cleft palate
Cleft lip & Cleft palateCleft lip & Cleft palate
Cleft lip & Cleft palate
 

Similar to Ca mulut

Similar to Ca mulut (20)

Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.pptKONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Cleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptxCleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptx
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfKISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
Exo 2
Exo 2Exo 2
Exo 2
 
Lp ameloblastoma
Lp ameloblastomaLp ameloblastoma
Lp ameloblastoma
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Askep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparingAskep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparing
 
Askep ca.nasoparing Akper pemkab muna
Askep ca.nasoparing  Akper pemkab munaAskep ca.nasoparing  Akper pemkab muna
Askep ca.nasoparing Akper pemkab muna
 
Askep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparingAskep ca.nasoparing
Askep ca.nasoparing
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 

Recently uploaded

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 

Ca mulut

  • 1. 6 BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada dua macam tumor yaitu: 1. Tumor Jinak Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Bentuknya bundar dan lonjong. b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat. c) Mempunyai simpai atau kapsul. d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung. e) Tidak mempunyai anak sebar. 2. Tumor Ganas Atau Kanker Ciri-cirinya antara lain : a) Tidak mempunyai bentuk. b) Pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta melewati batas anatominya. c) Tidak mempunyai simpai. d) Mempunyai anak sebar (metastasis).
  • 2. 7 e) Tumor ganas selalu menimbulkan kematian bila tidak ditangani secara dini.(E. Oswari, 2005, hal: 232) Tumor rongga mulut ialah tumor yang terdapat di daerah yang terletak mulai dari perbaatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke perbatasan palatum durum-palatum mole di bagian atas.(Efiaty Arsyad, 2006, hal: 153) Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang- kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999). Tumor lidah adalah sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma sel skuamosa.. Tersebut muncul dari lapisan yang menutupi otot-otot lidah. Sebuah tumor ganas yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. Sebagian besar karsinoma lidah yang cukup atau kurang dibedakan karsinoma sel skuamosa. Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen. Jadi dapat disimpulkan tumor lidah adalah suatu tumor yang terjadi pada permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.
  • 3. 8 B. ANATOMI DAN FISIOLOGI Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni : 1. Apek linguae (ujung lidah) 2. Corpus linguae (badan lidah) 3. Radix linguae (akar lidah) a) Struktur-struktur Superficial Dari Lidah Membran mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah, dipinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil- kecil disebut dengan papillae. Dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada empat macam
  • 4. 9 papillae, yaitu: papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae circumvallatae dan papillae foliatae. Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis. b) Otot-otot Pada Lidah Lidah adalah satu organ otot dengan kekenyalan yang baik sekali sewaktu bergerak, hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakkan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakkn-gerakkan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. c) Persarafan Pada Lidah Lidah memiliki persarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf XII). Daya perasaannya dibagi menjadi ˝perasaan umum˝, yang menyangkut taktil perasa seperti
  • 5. 10 membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan suhu, dan sebagainya, dan ˝rasa pengecap khusus˝. Implus perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial V, sementara implus indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, kemudian bersatu dengan sara cranial VII, yaitu nervus saraf fasialis. d) Aliran Limfa Pada Lidah Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan penyebaran dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur : 1) Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda superior dikedua sisi. 2) Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke cervicalis profunda inferior. 3) Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke submandibularis 4) Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis
  • 6. 11 C. ETIOLOGI Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas : 1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu. 2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari. 3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik D. PATOFISIOLOGI Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan. Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah oropharing dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring terangkat, efektif menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air liur ke dalam kerongkongan hypopharynx dan leher rahim. Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah penutupan yang kedap air dengan laring selama tindakan menelan. Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan diri ke
  • 7. 12 dalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan. Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi. Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I – IV (Broder). Lesi yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferus pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan kanan dan kiri. Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat
  • 8. 13 terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya. E. MANIFESTASI KLINIK 1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa yang tidak dapat sembuh. 2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan peningkatan sudut. 3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi perbesaran nodus limfe servikal.(Baughman Diane C., 2000, hal: 295) F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter, dan pilihan pasien. Pembedahan reseksi, terapi kemoterapi, atau kombinasinya mungkin saja menjadi efektif. 1. Kanker bibir, lesi kecil dieksisi dengan bebas , lesi yang lebih besar mungkin ditangani dengan terapi radiasi.
  • 9. 14 2. Kanker lidah ditangani secara agresif, angka kekambuhnya tinggi. 3. Diseksi leher radikal untuk metastasis kanker oral ke saluran limfatik pada region leher.(Baughman Diane C., 2000, hal: 295) Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial, hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan yang membawa perubahan tampilan diri serta harga diri.(Charlene J. Reeves, 2001, hal: 134) G. PENGKAJIAN FOKUS 1. Identitas Pasien Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.
  • 10. 15 2. Riwayat Kesehatan a) Keluhan utama Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau rumah sakit. b) Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini. c) Riwayat penyakit dahulu d) Riwayat penyakit keluarga Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita tumor lidah. e) Riwayat imunisasi 3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon) a) Aktivitas Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor- faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas. b) Eliminasi Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, perubahan bising usus, distensi abdomen.
  • 11. 16 c) Makanan/cairan Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat badan, perubahan kelembaban/turgor kulit. d) Neurosensori Sakit kepala, tinitus, tuli, juling. e) Nyeri/kenyamanan Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran. f) Pernapasan Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan. g) Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama / berlebihan, demam, ruam kulit. h) Seksualitas Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan. i) Interaksi sosial Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung (Doenges, 2000)
  • 12. 17 4. Pemeriksaan Fisik Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas. a) Bibir Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban, hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura. Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris. b) Gusi Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan warna. Bau napas juga dicatat. c) Lidah Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis, lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah. Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah. Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk menekan lidah guna mendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.
  • 13. 18 d) Rongga Oral Pengkajian rongga oral sangat penting, karena banyak gangguan seperti kanker, diabetes, dan kondisi imunosupresidari terapi obat atau AIDS dimanifestasikan oleh perubahan pada rongga oral. Leher diperiksa terhadap pembesaran nodus limpa.(Smeltzer, Suzanne C., 2002 : hal 1009) 5. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengkajian anak umur 4 tahun yaitu kecepatan tumbuh masih sama dengan kecepatan tumbuh kembang pada tahun sebelumnya, lompat tali dan lompat satu kaki, menangkap bola dengan baik, melempar bola dari atas kepala, berjalan menurun tangga dengan kaki kanan-kiri secara bergantian, menggunakan gunting dengan berhasil untuk memotong gambar dengan mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu tetapi tidak dapat membuat simpul, menyebutkan satu warna atau lebih, mnggunakan kalimat yang terdiri atas empat atau lima kata, menceritakan cerita yang berlebihan.(Wong atau Donna L. Wong, 2008, hal:500 )
  • 14. 19 6. Pemeriksaan Diagnostik a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial. b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.(Charlene J. Reeves, 2001, hal: 133)
  • 15. 7 Penurunan neurologi Dan kemampuan menelan Gangguan metabolismeSel mengalami nekrosisPertumbuhan sel Terganggu dan suplai Nutrisi terganggu Pengobatan Tumor JInak/Ganas Faktor Luar dan Dalam Asam laktat meningkat dan Ph menurun Pertumbuhan sel mulai meluas Ke jaringan lain Merusak sel normalTumbuh terus menerus Mempengaruhi imunosupiesor Demam H. PATHWAYS KEPERAWATAN Kurang pengetah uan Arsietas Nyeri Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kerusakan komunikasi verbal Resiko tinggi infeksi Hipertermia
  • 16. 7 I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral. 3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari pembedahan reseksi. 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurology dan kemampuan menelan. 5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan 6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan J. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL 1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal. KH : suhu tubuh dalam batas normal, badan tidak terasa panas Intervensi : a. Kaji suhu dan tanda- tanda vital, keadaan klien. Rasional : Memantau perubahan suhu tubuh b. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil. Rasional : Suhu 38,-41,1’C menunjukan proses penyakit infeksius. c. Berikan kompres mandi hangat.
  • 17. 8 Rasional : Dapat membantu mengurangi demam. d. Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Mempertahankan intake. e. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Rasional : Menurunkan suhu tubuh f. Kolaborasi pemberian antipiretik Rasional : Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral. Tujuan : nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : BB sesuai usia Nafsu makan meningkat Tidak mual / muntah Intervensi a. Timbang BB tiap hari. Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan mengetahui tingkat perubahan.
  • 18. 9 b. Berdiit makanan yang tidak merangsang (lunak / bubur). Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus. c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat. Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan. d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering. Rasional : untuk memenuhi asupan makanan. e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa. Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup. f. Colaboration pemberian obat antipiretik. Rasional : untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa mual dan muntah 3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, pembedahan reseksi. Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi KH : skala nyeri 0 Klien mengatakan nyeri berkurang Nadi 60 – 90 x / menit Klien nyaman, tenang, rileks Intervensi a. Kaji karakteritas dan letak nyeri. Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.
  • 19. 10 b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling nyaman. Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri. c. Observasi nyeri berkurang atau tidak. Rasional : Mengetahui skala nyeri saat ini. d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa nyeri non farmakologi). Rasional : Mengurangi rasa nyeri. e. Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien. Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan f. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi dan kemampuan menelan. Tujuan : tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal. Kriteria hasil : komunikasi lancar. Intervensi : a. Kaji kemampuan komunikasi klien. Rasional : Mengetahui kemampuan komunikasi klien. b. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien
  • 20. 11 tidak dapat berkomunikasi verbal Rasional : Membantu dalam berkomunikasi. c. Responsif terhadap bel panggilan dari klien Rasional : Menjaga kepercayaan dari pasien. 5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan. Tujuan : Tidak terjadi infeksi. Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor dan fungsion laesa) TTV normal terutama suhu (36-37 o C) Intervensi : a. Monitor TTV. Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi (color). b. Kaji luka pada abdomen dan balutan. Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya pus. c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat luka dengan antisep dan antiseptic. Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme infeksius.
  • 21. 12 d. Kolaborasi pemberian antibiotic. Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. 6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan Tujuan : keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit KH : menyatakan pemahaman proses penyakit Intervensi : a. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung. Rasional : Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit tersebut. b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit. Rasional : Menyamakan pola pikir. c. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien. Rasional : Memberikan informasi. d. Diskusikan kembali dengan keluarga Rasional : Mengetahui sejauhmana informasi yang diterima keluarga