Teks tersebut membahas tentang bagaimana sistem informasi dapat digunakan untuk mendukung strategi bisnis perusahaan dalam meraih keunggulan kompetitif. Sistem informasi dapat mendukung lima strategi kompetitif utama yaitu biaya rendah, diferensiasi, inovasi, pertumbuhan, dan aliansi. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan meningkatkan efisiensi, menciptakan peluang baru, dan memelihara
Tugas sim, michael yohanes, yananto mihadi putra, sistem informasi untuk persaingan keunggulan, 2018
1. ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Pemanfaatan Sistem Informasi untuk Meningkatkan
Keunggulan Persaingan”
Disusun Oleh:
MICHAEL YOHANES ( 43216120235)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2. Sistem Informasi Strategis Untuk Keunggulan
Kompetitif
Peran aplikasi aplikasi sisteminformasi dalambisnis adalah untuk memberikan dukungan
yang efektif atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Peran
strategi informasi ini melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk mengembangkan
berbagai produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan perusahaan keunggulan besar
atas tekanan kompetitif dalam pasar global.
image source: thoughtsonbusiness.org
Konsep Dasar Keunggulan Kompetitif
Sistem informasi strategis dapat dimanfaatkan membantu perusahaan agar dapat bertahan
hidup dan berhasil dalam jangka panjang dalam menghadapi tekanan kompetitif yang
membentuk struktur persaingan dalam perusahaan menunjukkan kerangka kerja konseptual
strategi kompetitif. Dalammodel klasik Michael Porter mengenai strategi kompetitif, bisnis
apapun yang ingin mempertahankan hidup dan berhasil haruslah mengembangkan serta
mengimplementasikan berbagai strategi untuk secara efektif mengatasi :
Pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitor)
Ancaman pesaing baru (threat of new entrants)
Ancaman produk subtitusi/pengganti (threat of subtitute product and service)
Kekuatan tawar-menawar dari pelanggan (bargaining power of consumers)
Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)
3. Diilustrasikan pula bahwa bisnis dapat mengatasi berbagai ancaman tekanan kompetitif
yang dihadapi perusahaan dengan mengimplementasikan strategi :
Gambar 1. CompetitiveForcesand Strategies
Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu
menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi
yang lebih tinggi.
Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau
mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan
untuk fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar
yang unik/niche market.
Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan
pengembangan produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /niche
market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk
memproduksi atau mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang
ada.
Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa,
ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke
dalam produk dan jasa terkait.
4. Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan,
dan perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan,
pembentukan “perusahaan virtual,” atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian
distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Investasi didalamteknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut
adalah gambaran peran teknologi informasi dan contoh penerapannya.
Penerapan teknologi informasi akan meminimalkan biaya bisnis proses, baik
dalam hubungannya dengan konsumen maupun supplier.
Meningkatkan service / layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Pemanfaatan teknologi informasi meminimalkan pesaing.
Inovasi produk baru yang melibatkan teknologi informasi sebagai komponennya.
Menciptakan pasar yang baru.
Meningkatkan kualitas dan efisiensi serta mempersingkat waktu layanan
pelanggan,
Menggunakan IT untuk pengembangan bisnis (business development), mengatur
bisnis secara regional dan global.
Membangun systeminformasi yang terhubung dengan internet dan extranet untuk
support hubungan bisnis dengan costumer, supplier, subcontractor, dsb.
5. Gambar 1. Competitive Forces and Strategies
Gambar 2. Strategi Dasar BisnisDengan Memanfaatkan IT
Sedangkan strategi kompetitif lainnya adalah dengan cara investasi di bidang teknologi
informasi yang memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI strategis
sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dalambeberapa kasus, hal ini
terjadi ketika sebuah perusahaan berinvestasi dalam sisteminformasi berbasis komputer
untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis internal. Kemudian, dengan berbekal platform
teknologi strategis, perusahaan dapat memanfaatkan investasi di bidang TI dengan
mengembangkan produk dan layanan baru yang tidak akan mungkin berhasil tanpa
dukungan TI yang kuat. Contohnya saat ini yang penting adalah pengembangan lebih lanjut
jaringan intranet perusahaan dan ekstranet, yang memungkinkan mereka untuk
meningkatkan efek dari investasi sebelumnya dibidang internet browser, PC, server, dan
client / server jaringan.
6. Gambar 2 : Strategi Dasar Bisnis Dengan Memanfaatkan IT
Gambar 3. Building costumer valuevia internet
Jika suatu perusahaan menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan sisteminformasi,
membuat aplikasi, dan memasang jaringan komputer maka hubungan antara biaya IT dan
kinerja perusahaan dapat dinyatakan secara sederhana yaitu: manfaat yg diterima melebihi
biaya yang diinvestasikan, karena IT dinilai dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Nilai investasi TI adalah kemampuan organisasi utk mengidentifikasikan dan mengukur
penambahan dampak manfaat dan positif yang berkaitan dengan penerapan TI dalam
operasi bisnisnya.
7. Gambar 3. Building costumer value via internet
Menurut Porter (dalam McLeod : 2007) perusahaan akan meraih keunggulan kompetitif
dengan menciptaan rantai nilai (value chain), seperti yang tampak dalam gambar yang
terdiri atas aktifitas utama dan pendukung yang memberikan kontribusi kepada margin.
Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya,
seperti yang diterima pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari
meningkatkan rantai nilai. Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan aktifitas
nilai (value activities), Aktifitas nilai terdiri atas dua jenis utama dan pendukung.
8. Aktifitas nilai utama ditunjukkan dalam lapisan bawah gambar yang terdiri dari logistik
input yang mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemasok, Operasi perusahaan
yang merubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang memindahan
barang pada pelanggan, operasi pemasaran dan penjualan yang mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan aktifitas yang mejaga hubungan
pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktifitas nilai utama ini mengelola aliran sumber
daya fisik perusahaan.
Aktifitas nilai pendukung terlihat pada lapisan bagian pada gambar dan mencakup infra
struktur perusahaan - bentuk organisasi yang secara umum akan mempengaruhi seluruh
aktifitas utama. Selain itu, tiga aktifitas akan mempengaruhi aktifitas utama :
manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pengadaan
(pembelian). Setiap aktifitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi.
Contoh : spesialis informasi di dalamunit jasa informasi dapat menggabungkan basis
data pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program
yang dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung bagi para
eksekutif perusahaan.
9. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk mengimplementasikan lima srategi
kompetitif dasar dari Porter tersebut. Perusahaan menggunakan sisteminformasi
strategis, misalnya dengan menggunakan teknologi internet untuk bisnis elektronik dan
aplikasi perdagangan. Dapat diilustrasikan bagaimana upaya perusahaan melalui
pemanfaatan Teknologi informasi untuk meraih peningkatan efisiensi , menciptakan
peluang bisnis baru , memelihara hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok.
Adapun strategi dasar penggunaan teknologi informasi (TI) dalam bisnis adalah :
1. Biaya yang lebih rendah
Gunakan TI untuk mengurangi secara mendasar biaya proses bisnis
Gunakan TI untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok
2. Diferensiasi
Kembangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa
Gunakan berbagai fitur TI untuk mengurangi keunggulan diferensiasi para Pesaing.
Gunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar yang dipilih
3. Inovasi
Buat produk dan jasa baru yang memasukkan berbagai komponen TI
Kembangkan pasar baru atau ceruk pasar baru yang unik dengan bantuan TI
Buat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang secara dramatis akan
memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan, atau
mempersingkat waktu ke pasar
4. Mendukung Pertumbuhan
Gunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global
Gunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan jasa lainnya.
10. 5. Kembangkan Persekutuan
Gunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra bisnis
Kembangkan sisteminformasi antar perusahaan yang dihubungkan oleh
Internet dan ekstranet yang akan mendukung hubungan bisnis strategis dengan para
pelanggan, pemasok, subkontraktor, dan pihak lain.
O’Brien
Menurut O’Brien (2005), peran strategis sistem informasi dalam organisasi adalah
memperbaiki efisiensi operasi, meningkatkan inovasi organisasi dan membangun sumber
daya informasi yang strategis. Ketiga peran strategis ini dapat mendukung organisasi dalam
meningkatkan keunggulan kompetitif dalam bersaing. Dalam sebuah organisasi non-profit,
peran strategis yang dimaksud adalah meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan
dan meningkatkan kinerja dalam melakukan aktivitas pelayanan.
Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat
pula digunakan untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya
sistem informasi, maka perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang karena adanya
perubahan orientasi bisnis. Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan menciptakan
barriers to entry pada kompetitor karena adanya kerumitan teknologi untuk memasuki
persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan
kualitas serta kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat
menciptakan suatu sistem informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di
bidang informasi dan operasi diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini
dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi,
sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan. Sistem
11. informasi secara umum memiliki beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai
berikut.
1. Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada
umumnya resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal
lain yang berada diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia
untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis, seperti forecasting,
financial advisory, planning expert, dan lain-lain. Selain itu, kehadiran teknologi informasi
merupakan sarana bagi manajemen dalam mengelola resiko yang dihadapi.
2. Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya
operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat
empat cara untuk mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni
eliminasi proses yang dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih
cepat dan praktis, serta otomatisasi proses.
3. Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Penciptaan value
ini tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan loyalitas
pelanggan dalam jangka panjang.
4. Create New Realities
Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan di
dunia maya. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan e-commerce, e-loyalty, e-
customer, dan lain-lain dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka
menuntut manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang layak dan mendukung
kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem
12. informasi. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis
sistem informasi. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, peningkatan perencanaan
strategis sisteminformasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali
target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen,
serta memaksimalkan hasil investasi dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang
baik akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk
merealisasikan rencana bisnisnya. Dengan demikian, penerapan teknologi informasi untuk
menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif dalam untuk
meningkatkan performa bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh strategi-strategi
lain yang diterapkan perusahaan dan selalu memiliki konsekuensi. Empat komponen
infrastruktur sistem informasi menjadi kunci strategi sistem informasi (Tabel 1).
Tabel 1. Matriks Strategi Sistem Informasi
What Who Where
Hardware List of physical
components of the
systems
Individuals who use it
Individuals who manage it
Physical location
Software List of programs,
applications and utilities
I Individuals who use it
Individuals who manage it
What hardware it resides
upon and where taht
hardware is located
Networking Diagramof how
hardware and software
components are
connected
Individuals who use it/
Individuals who manage it
Company service obtained
from
Where the nodes are
located, where the wires
and other transport
media are located
Data Bits of information
stored in the system
Individuals who use
itIndividuals who manage
it
Where the information
resides
13. Strategi Kompetitif lainnya
Apakah TI bisa berperan dalam memenangkan persaingan dibawah tekanan yang serba
kompetitif ? Menurut Mc Farlan dan Mc Kenny menjawab pertanyaan tersebut di atas
dengan mengajukan 5 (lima) pertanyaan berikut ini :
1. Dapatkah TI merubah dasar persaingan?
Pertanyaan ini diajukan untuk menjawab ancaman dari pesaing-pesaing yang sudah ada. TI
harus bisa berperan merubah dasar cara bersaing. Contoh terbaik adalah penjualan buku
lewat internet yang dilakukan oleh www.amazon.com yang revolusioner. Dan ketika
perusahaan sejenis mulai bermunculan, amazon.com segera merubah taktik dengan
menjalin kerjasama dengan situs-situs terkemuka di dunia
dengan menempelkan bannernya dan perkembangan yang terjadi kemudian justru kini
banya situs yang mendaftarkan diri ke amazon.com sebagai link dari amazon.com dengan
pembagian keuntungan yang layak.
2. Dapatkah TI membangun halangan untuk masuk bagi pesaing ?
Untuk mengatasi ancaman pesaing-pesaing baru, perusahaan dapat melakukannya dengan
membangun halangan-halangan untuk masuk sebagai mekanisme pertahanan diri. Ada
banyak cara untuk melakukan hal tersebut. Membuat produk skala ekonomis, membuat
biaya berpindah, menguasai akses ke chanel distribusi, membuat produk atau jasa yang
berbeda atau menciptakan biaya yang mahal untuk kompetisi. Dalam bidang ini, TI disebut
sebagai pemampu (enabler) karena memang potensial untuk menciptakan hal tersebut..
3. Dapatkah TI digunakan untuk menghasilkan produk-produkbaru ?
Pertanyaan ini diajukan untuk menjawab ancaman dari produk-produk baru yang biasanya
dimotori oleh bidang Research and Development yang didukung oleh TI yang canggih.
14. 4. Dapatkah TI membangun biaya berpindah ?
Pertanyaan ini berhubungan dengan kekuatan tawar-menawar dari para konsumen atau
pelanggan. Sudah diakui oleh kalangan bisnis jika para pelanggan memiliki kekuatan tawar-
menawar. Untuk menjadikan pelanggan tetap setia dan loyal, kekuatan tawar-menawar
pelanggan tersebut harus dikurangi. Pelanggan harus dikunci untuk tetap setia dan loyal.
Cara yang paling efektif untuk mengunci pelanggan agar tetap loyal adalah dengan
menimbulkan switching costs/biaya berpindah.
Contoh lain adalah dari perusahaan McKesson corp, sebuah perusahaan obat. McKesson
memberikan terminal-terminal kepada para pelanggannya, toko-toko obat dan apotik yang
digunakan untuk pemesanan obat secara online. Pelanggan McKesson mempunyai 2 (dua)
alternatif, memesan obat pada McKesson dengan beberapa keuntungan dengan
menghemat beberapa macam biaya seperti biaya kesalahan, biaya finansial, biaya waktu
dan biaya kenyamanan. Atau memesan ke supplier obat lainnya dengan mengeluarkan biaya
pulsa telepon, biaya kertas faks, resiko kekeliruan dalam pemesanan dan kekurang
nyamanan dalam melakukan pemesanan.
5. Dapatkah TI merubah keseimbangan kekuatan dari hubungan dengan pemasok ?
Pertanyaan ini adalah untuk menjawab ancaman kekuatan tawar-menawar dengan
pemasok/supplier. Pemasok mempunyai kekuatan tawar-menawar untuk menentukan
harga barang dan waktu pengiriman barang terutama untuk barang yang langka atau cepat
terserap habis di pasaran atau barang-barang yang memiliki permintaan yang tinggi dari
konsumennya. Kekuatan pemasok tersebut bisa diimbangi dengan cara menimbulkan
persaingan antar pemasok dan memilih pemasok yang terbaik.
Salah satu contohnya adalah ritel WalMart dan Macro (Indonesia). Perusahaan tersebut
meminta pemasoknya untuk mengontrol sendiri inventorinya masing-masing dan mengecek
faktur pengiriman dan tagihan-tagihan pemasok itu sendiri via web/internet maupun saling
menghubungkan TI dengan para pemasoknya. Dengan cara ini, Wal Mart dan Macro dapat
menghemat biaya persediaan barang dan biaya-biaya administrasi lainnya dan
meningkatkan akurasi data serta efesiensi kerja serta memilih pemasok yang terbaik untuk
memasarkan produk-produk sejenis.
15. DAVID ( 2004 )
Menurut David ( 2004 ) Untuk mencapai tujuan umum manajemen strategis, terdapat
serangkaian tahapan dalam manajemen strategis yaitu sebagai berikut :
Perumusan strategi: Meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi
organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang
organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, serta memilih
strategi tertentu untuk digunakan.
Pelaksanaan strategi: Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber
daya sehingga perumusan strategis dapat dilaksanakan.
Evaluasi strategi: Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen strategis. Tiga
kegiatan pokok dalamevaluasi strategi adalah mengkaji ulang faktor-faktor eksternal
dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang
ini, mengukur kerja, dan melakukan tindakan-tindakan korektif.
HUTAHAEAN ( 2014 )
Sistem informasi dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam fungsionalitas
bisnis yang digunakan oleh semua unit dalam organisasi. Definisi sisteminformasi dijelaskan
oleh Hutahaean (2014) yaitu “sistemdi dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial, dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan mentediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang dibutuhkan.” Tujuan utama sisteminformasi dalam suatu perusahaan adalah
untuk mendukung operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan manajerial, dan
mendukung keunggulan strategis.
Sistem informasi dalam mendukung operasi bisnis dapat ditemukan dalam kegiatan
harian yang berjalan dalam suatu organisasi/perusahaan. Perusahaan dengan tingkat
kegiatan harian yang tinggi, seperti perusahaan retail, sangat terbantu dengan peran sistem
16. informasi dalam perusahaannya dalam mengolah data yang bersifat transaksi harian.
Sedangkan dalam mendukung pengambilan keputusan manajerial dan keunggulan strategis,
sistem informasi membantu menyajikan data yang ada dalam perusahaan secara akurat dan
presisi untuk top level management dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh,
keberhasilan Tokopedia.com dalam lima tahun terakhir mengatur lebih dari 24 juta transaksi
dengan rata-rata tingkat kunjungan situs sebanyak 10 juta pengguna internet setiap bulan.
Tanpa adanya sistem informasi yang diimplementasi dengan baik, raksasa mall online
seperti Tokopedia tidak dapat melayani penggunanya dengan baik selama lebih dari 5
tahun.
Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada
dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, model
delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk
memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Integrasi antara model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan
akan menjadi dasar dari suatu konsep manajemen rantai pasokan (supply chain
management).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan
tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E.
Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan
kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain)
dan sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas
perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi
tersebut untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak,
spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi
memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan
kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan
organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut
pula chief technology officer) memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan
strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan
17. tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun
mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Untuk mengurangi gap (perbedaan) antaraimplementasi antara konsep teoritis dengan
kondisi praktis yang terjadi dilapangan sebagai berikut :
- Untuk mengurangi gap (perbedaan) antara implementasi antara konsep teoritis dengan
kondisi praktis yang terjadi dilapangan , para manajer divisi dan manajer wilayah fungsional
harus saling bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mengembangkan program,
merancang anggaran dan prosedur yang diperlukan untuk mewujudkan apa yang telah
dirumuskan. Hal ini berarti para manajer tersebut harus bekerjasama untuk mencapai
sinergi diantara mereka agar mampu memperoleh dan mempertahankan keunggulan
bersaing bagi perusahaan tersebut.
- memberhentikan orang-orang yang kompetensinya tidak sesuai atau tidak memenuhi
standar, melatih kembali karyawan yang ada dan sebagainya. Dalampembahasan struktur
organisasi kita mengenal “jargon” structure follow strategy, maka dalam penataan staf ini
juga demikian, dalamarti penataan staf mengikuti strategi. Artinya, dalam merekrut
manajer pun perusahaan harus menyesuaikan dengan strategi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa figur manager ataupun CEO yang tepat untuk sebuah perusahaan adalah
bergantung pada arah strategis yang diinginkan oleh perusahaan atau unit bisnis tersebut
- pengarahan staf untuk menggunakan kompetensinya pada tingkat yang paling optimal
untuk mencapai sasaran perusahaan. Tanpa adanya pengarahan, staf cenderung melakukan
pekerjaan sesuai cara pandang mereka. Mereka mungkin melakukan pekerjaan
berdasarkan pengalaman masa lalu atau menekankan pekerjaan pada hal-hal yang paling
mereka senangi – tanpa memperhatikan apakah yang mereka kerjakan sudah sesuai
dengan arah strategis yang baru
18. CONTOH KASUS :
Mengubah Pelanggan Musiman Menjadi Pelanggan Loyal. Agar pelanggan menjadi
loyal, perusahaan perlu mengenal dengan baik, dan perlu dikenal dengan baik juga oleh
target pasar mereka. Caranya adalah dengan memanfaatkan informasi yang tepat untuk
membina hubungan dua arah yang harmonis dengan target pasar. Ada banyak cara yang
bisa dilakukan, salah satunya adalah mendekatkan diri dengan pelanggan dengan memberi
layanan secara individu kepada mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi internet untuk mengunjungi pelanggan satu per satu di tempat mereka masing-
masing. Melalui teknologi ini, perusahaan bisa memperkenalkan berbagai produk, layanan
baru yang ditawarkan perusahaan bagi pelangan, serta berbagai solusi yang diberikan
perusahaan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi pelanggan. Teknologi
internet dengan knowledge management-nya pun bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan
masukan berharga (melalui keluhan, usulan, dan pertanyaan yang disampaikan pelanggan)
untuk memperbaiki kualitas produk dan layanan bagi pelanggan, serta menciptakan produk
dan layanan baru sesuai dengan perubahan selera dan kebutuhan pelanggan yang bisa
diakses dari setiap transaksi yang tercatat. Dengan demikian, baik pelanggan maupun
perusahaan bisa saling mengenal dengan baik karakter masing-masing. Karena sudah saling
kenal, dengan hubungan yang baik, maka loyalitas pun akan lebih mudah tumbuh.
Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan
keterlibatan pelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli
(bukan fitur yang sudah distandarkan dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga
mengandalkan keterlibatan pelanggan dengan konsep ”swalayan” (pelanggan bisa memilih
sendiri buku yang akan dibeli, dengan harga yang paling sesuai dengan kantong masing-
masing), merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pemanfaatkan kekuatan
informasi yang ditunjang dengan teknologi yang tepat untuk memenangkan persaingan.
Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena mereka mampu menggunakan
informasi untuk memenangkan pelanggan dengan cara yang mengubah paradigmanya dari
persaingan dalam produk menjadi persaingan dalam pemanfaatan informasi yang tepat
untuk memenangkan persaingan di pasar.
Berbagai bank di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan kekuatan informasi ini,
misalnya melalui internet banking, di mana pelanggan diberi kepercayaan dan kemudahan
19. untuk mendapatkan akses terhadap berbagai informasi yang mereka perlukan serta
melakukan sendiri transaksi perbankan mereka dengan memanfaatkan internet, misalnya:
transfer ke rekening lain, pembayaran berbagai tagihan. Transaksi yang dilakukan pelanggan
ini akan tercatat dalam sistem dan informasi yang dihasilkan (antara lain: berapa banyak
yang mengakses fasilitas ini, transaksi mana yang paling banyak diminati, masalah apa yang
sering menjadi keluhan pelanggan) akan tercatat sehingga mudah diakses oleh para
pengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas keputusan mereka, serta mengantisipasi
perubahan minat dan kebutuhan pelanggan.
Mengubah Informasi Pasif Menjadi Informasi Aktif Informasi, ditunjang dengan
teknologi komunikasi yang berkembang cepat hanyalah merupakan alat. Alat ini
dikendalikan oleh manusia. Dengan demikian, pelaku bisnis perlu mengelola informasi yang
dapat diaksesnya sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan bersama oleh orang-orang yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di sini, peran knowledge management (KM)
menjadi penting. Dengan KM yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan,
informasi penting dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh pimpinan di kantor pusat, tetapi
juga oleh mereka yang berada di cabang-cabang dan perwakilan perusahaan di seluruh
dunia pada waktu yang bersamaan. Jadi, knowledge management dapat mengubah
informasi pasif yang hanya tersimpan dalam kepala beberapa orang, atau dalam bentuk
cetak, menjadi informasi aktif, yaitu informasi yang di-share sehingga dapat dimanfaatkan
secara aktif untuk mengambil keputusan, melakukan inovasi dalam produk dan proses,
mendukung pembelajaran yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas dari SDM
perusahaan. Sebagai contoh: Perusahaan Nabisco, memanfaatkan information sharing
untuk sarana penyempurnaan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan. Melalui
Journey, sistem yang khusus diciptakan untuk mengakomodasi kegiatan pengelolaan
informasi (knowledge management), seorang manager produk di Malaysia yang ingin
mempromosikan peluncuran makanan ringan baru, bisa mengakses Journey untuk melihat
informasi tentang kegiatan serupa (promosi peluncuran produk baru) yang pernah ataupun
sedang dilakukan di negara lain. Melalui sistem ini, manajer tersebut juga bisa melontarkan
pertanyaan di forum diskusi on-line, untuk mendapatkan masukan (ide, usulan strategi atau
solusi) dari rekan-rekan sesama manajer produk atau direktur pemasaran di berbagai
tempat lain.
20. Upaya pengelolaan informasi juga dilakukan oleh Yamanauchi, perusahaan farmasi
terbesar ketiga di Jepang untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Masalah-masalah
yang terjadi bisa dengan lebih cepat ditangani melalui forum diskusi on-line antarpimpinan
di berbagai divisi dan berbagai daerah. Keputusan yang menyangkut penerapan berbagai
terobosan baru juga bisa segera disosialisasikan untuk mendapat alternatif tindakan yang
terbaik guna merealisasikan terobosan-terobosan tersebut. Rapat-rapat penting yang
melibatkan personel puncak di berbagai daerah menjadi lebih mudah dan efektif dilakukan.
Informasi yang akan didiskusikan di e-mail terlebih dahulu untuk dipelajari, sehingga pada
saat meeting dilaksanakan (tanpa orang-orang tersebut harus secara fisik hadir di satu
tempat), diskusi bisa lebih difokuskan pada analisis alternatif strategi yang disampaikan.
Menurut Bill Gates (Business @ the Speed of Thought), di perusahaan otomotif, Ford,
Jacques Nasser, President Direktur bidang operasional, memanfaatkan kekuatan informasi
untuk membina hubungan dengan karyawan. Setiap hari Jumat, Nasser mengirim email ke
89.000 karyawan di seluruh dunia untuk memberikan ide-ide, informasi tentang
perkembangan terkini di industri otomotif, maupun di perusahaan. Ia juga membaca
masukan dari karyawan, distributor dan pelanggan untuk perbaikan produk dan kualitas
layanan.
21. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar
Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
http://leories-qita.blogspot.com/2012/05/pengertian-sistem-informasi-berbasis.html
David, Fred R. (2014). Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Hutahaean, Japerson. (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Suyanto, M. (2007). STRATEGIC MANAGEMENT: Global Most Admired Companies.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
McLeod, Jr., Raymond & George P. Schell. Management Information System. (terjemahan),
Jakarta: PT. INDEKS, 2007. Edisi 10, 2008
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, sistem Informasi Manajemen, Mengelola Perusahaan
Global, Jakarta, Salemba Empat, Edisi 12, 2008
O’Brien, James A. Introduction to Information Systems. (terjemahan). Jakarta: Salemba
Empat, 2006. Edisi keduabelas
www.itgi.org