Dokumen tersebut membahas teori perdagangan internasional pra-klasik khususnya merkantilisme dan kritik David Hume terhadap merkantilisme. Merkantilisme menekankan pentingnya surplus perdagangan dan akumulasi logam mulia sebagai ukuran kekayaan suatu negara, sementara Hume menolak pandangan ini dan mendorong perdagangan bebas serta pertumbuhan melalui produktivitas."
2. Teori perdagangan internasional pra-
klasik merujuk pada pandangan-
pandangan mengenai perdagangan
internasional sebelum terbentuknya
teori ekonomi klasik yang dikenal
melalui karya-karya Adam Smith,
David Ricardo, dan James Mill. Periode
pra-klasik ini mencakup pemikiran
ekonomi sebelum abad ke-18.
3. Pandangan perdagangan
internasional pra-klasik umumnya
lebih terkait dengan keyakinan
tentang kekayaan sebuah negara
terletak pada jumlah emas dan perak
yang dimilikinya. Beberapa
pandangan dalam teori ini mencakup:
Merkantilisme
4. MERKANTILISME
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi
yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad
XVI s.d. XVIII di Eropa Barat.
Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut:
a. Suatu Negara / Raja akan kaya/makmur dan kuat bila
ekspor lebih besar daripada impor(X>M)
b. Surplus yang diperoleh dari selisih (X-M) atau ekspor
neto yang positif tersebut diselesaikan dengan
pemasukan logam mulia(LM), terutama emas dan
perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin
esar ekspor neto, maka akan semakin banyak yang
dimiliki atau diperoleh dari luar negeri
5. c. Pada waktu itu LM (emas maupun perak)
digunakan seabgai alat pembayaran
(uang), sehingga Negara/raja yang
memiliki LM yang banyak akan
kaya/makmur dan kuat.
d.LM yang banyak tersebut digunakan oleh
raja untuk membiayai armada perang
guna memperluas perdagangan luar
negeri ini diikuti dengan kolonialisasi di
Amerika Latin, Afrika, dan Asia terutama
dari abad XVI s.d. XVII
6. Kebijakan Merkantilisme
Untuk melaksanakan ide tersebut di atas,
merkantilisme menjalankan kebijakan
perdagangan (trade policy) sebagai berikut
:
1) Mendorong ekspor sebesar-besarnya ,
kecuali LM
2) Melarang/membatasi impor dengan
ketat, kecuali LM
7. Neo Merkantilisme
Kebijakan merkantilisme di atas, pada saat
ini masih dijalankan oleh banyak Negara
dalam bentuk “Neo Merkantilisme”, yaitu
kebijakan proteksi untuk melindungi dan
mendorong ekonomi industry nasional
dengan menggunakan kebijakan tariff atau
Tariff Barrier (TB) dan kebijakan Non-tariff
Barrier (NTB).
8. Tarif Barier
Tarif barrier adalah istilah yang merujuk pada
hambatan atau restriksi perdagangan
internasional yang diberlakukan oleh suatu
negara melalui pengenaan tarif atau pajak
tambahan terhadap impor barang dari luar negeri.
Tujuan utama dari penerapan tarif barrier ini bisa
bermacam-macam, seperti untuk melindungi
industri dalam negeri, mengurangi defisit
perdagangan, atau meningkatkan pendapatan
pemerintah.
9. Dampak Tarif Barier
Melindungi Industri Dalam Negeri: Tarif barrier
dapat digunakan oleh suatu negara untuk melindungi
industri dalam negeri dari persaingan asing, dengan
membuat produk impor menjadi lebih mahal sehingga
produk lokal lebih kompetitif di pasar domestik.
Meningkatkan Pendapatan Pemerintah: Tarif
barrier dapat menjadi sumber pendapatan tambahan
bagi pemerintah karena negara akan mengenakan
pajak pada impor yang masuk, sehingga
meningkatkan pendapatan dari sektor perdagangan
internasional.
Mengurangi Defisit Perdagangan: Pengenaan tarif
barrier juga dapat digunakan untuk mengurangi
defisit perdagangan suatu negara dengan membatasi
jumlah impor yang masuk ke negara tersebut.
10. Non Tarif Barier
Non-tariff barrier (NTB) atau hambatan
perdagangan non-tarif adalah segala bentuk
hambatan perdagangan internasional selain
tarif, yang dapat menghalangi atau membatasi
aliran barang dan jasa antar negara. NTB dapat
berupa aturan, peraturan, kebijakan, atau
praktik-praktik lain yang dapat mempersulit
akses pasar bagi produk asing. Beberapa
contoh umum NTB antara lain:
11. Bentuk Non Tarif Barier
Quota Impor: Pembatasan kuantitas tertentu dari
suatu produk yang diizinkan untuk diimpor ke suatu
negara selama periode waktu tertentu.
Standar Kualitas dan Keamanan: Persyaratan
spesifik terkait kualitas, keamanan, dan standar
teknis yang harus dipenuhi oleh produk tertentu
sebelum diizinkan masuk ke pasar.
Subsidi dan Bantuan Pemerintah: Subsidi atau
bantuan langsung dari pemerintah kepada industri
dalam negeri yang dapat memberikan keunggulan
kompetitif terhadap produk domestik dibandingkan
produk impor.
12. Bentuk Non Tarif Barier
Hambatan Teknis Non-Tarif: Persyaratan teknis
yang berbeda seperti label, pengujian, dan sertifikasi
yang diperlukan sebelum produk dapat
diperdagangkan di pasar tertentu.
Kuota Ekspor: Pembatasan kuantitas tertentu dari
suatu produk yang diizinkan untuk diekspor ke
negara lain selama periode waktu tertentu.
Boycott dan Embargo: Larangan atau pembatasan
yang diberlakukan terhadap perdagangan dengan
suatu negara atau kelompok negara tertentu.
13. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
David Hume, seorang filsuf Skotlandia
abad ke-18, memiliki kritik yang
signifikan terhadap doktrin-doktrin
merkantilis, yang pada saat itu adalah
pandangan ekonomi yang dominan di
Eropa. Kritik-kritiknya terhadap
merkantilisme meliputi:
14. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Keseimbangan perdagangan yang
dipaksakan: Hume menentang ide bahwa suatu
negara harus berupaya mempertahankan
keseimbangan perdagangan yang positif dengan
cara membatasi impor dan mendorong ekspor.
Dia berpendapat bahwa upaya untuk secara kaku
mempertahankan keseimbangan perdagangan
semacam itu tidak realistis dan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi
15. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Teori Emas dan Perak: Hume menolak
pandangan merkantilis yang menekankan
pentingnya akumulasi emas dan perak
sebagai ukuran kekayaan. Dia berpendapat
bahwa kekayaan sejati suatu negara
terletak pada produktivitas dan kemampuan
untuk memproduksi barang dan jasa yang
bermanfaat.
16. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Perdagangan bebas dan manfaat
spesialisasi: Hume menyuarakan
pentingnya perdagangan bebas dan
spesialisasi ekonomi berdasarkan
keunggulan komparatif. Dia mengakui
manfaat dari pertukaran barang dan jasa
antar negara yang berbeda dalam hal
keahlian dan keunggulan alamiahnya.
17. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Sifat Zero-Sum Game dari Merkantilisme:
Hume menekankan bahwa keyakinan
merkantilis tentang perdagangan internasional
sering kali didasarkan pada pemahaman yang
keliru bahwa keuntungan satu negara selalu
berasal dari kerugian negara lain. Hume
menolak pandangan ini dengan mengajukan
argumen bahwa perdagangan internasional
sebenarnya dapat menguntungkan kedua
belah pihak.
18. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi
Melalui Investasi dan Produksi: Hume
mendorong fokus pada pertumbuhan
ekonomi melalui investasi dalam produksi,
inovasi, dan peningkatan produktivitas. Ia
menggarisbawahi pentingnya memperkuat
sektor ekonomi dalam negeri daripada
hanya bergantung pada akumulasi emas
dan perak dari perdagangan luar negeri.
19. Kritik David Hume Terhadap
Merkantilisme
Pengaruh Harga yang Ditentukan Pasar:
Hume menekankan pentingnya mekanisme
pasar dalam menentukan harga barang dan
jasa, serta pentingnya interaksi pasar
bebas untuk menentukan nilai tukar dan
harga yang sebenarnya mencerminkan
keadaan ekonomi.