Bisnis internasional, 2, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ...
1. Nur Alinda, Teori perdagangan international (Bisnis Internasional)
1. Teori Perdagangan International
Author Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM & Nur Alinda
Introduction
Teori konvensional tentang perdagangan internasional telah memperlihatkan bahwa
perdagangan dunia yang bebas dapat meningkatkan kesejahteraan negara-negara yang terlibat
dalam perdagangan tersebut. Teori perdagangan dunia mempunyai thesis dasar yang mengatakan
bahwa setiap negara mempunyai keunggulan komparatif absolut dan relatif dalam menghasilkan
suatu komoditas dibandingkan negara lain. Berdasarkan keunggulan komparatif tersebut, maka
suatu negara akan mengekspor komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif yang lebih
tinggi dan mengimpor komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif yang lebih rendah.
Perdagangan antar negara akan membawa dunia pada penggunaan sumberdaya langka secara
lebih efisien dan setiap negara dapat melakukan perdagangan bebas yang menguntungkan dengan
melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya.
Prinsip sederhana ini merupakan dasar yang tidak tergoyahkan dalam konsep
perdagangan internasional (Samuelson dan Nordhaus, 1992), namun belum dapat menjelaskan
banyak pertanyaan. Teori perdagangan internasional kemudian berkembang lebih jauh seperti
teori keunggulan daya saing yang meletakan harga dunia sebagai mercusuar lalulintas pertukaran
barang-barang antar negara. Melalui mercusuar ini dunia boleh berharap penggunaan sumberdaya
dunia akan lebih efisien dan menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi. Semua
teori perdagangan memperlihatkan bahwa perdagangan bebas membawa manfaat bagi negara
yang berdagang dan dunia.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali
oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini
menekankan adanya “invisble hand” dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh
karenanya peran pemerintah sangat dibatasi karena akan sangat mengganggu proses ini. Konsep
invisible hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai
instrumen utamanya.
Teori perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan arah dan komposisi
perdagangan antar negara serta bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara.
2. Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang
timbul dari adanya keuntungan perdagangan (gain from trade). Teori yang menjelaskan tentang
perdagangan internasional pada dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu: teori praklasik
merkantilis, Teori Klasik, dan teori modern.
Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional antara lain disebabkan dua
alasan berikut. Pertama, negara-negara yang berdagang karena berbeda satu sama lain (berbeda
dalam kepemilikan sumber daya, baik dalam jenis maupun kualitasnya), setiap negara dapat
memperoleh keuntungan dari perbedaan mereka melalui pengaturan dimana setiap pihak
melakukan sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu sama lain
dengan tujuan mencapai skala ekonomi (economies of scale) dalam produksinya. Maksudnya,
Jika setiap negara hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka dapat
menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien
dibandingkan mereka menghasilkan segala jenis barang.
Secara lengkap perkembangan teori perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
1. Teori pra-klasik merkantilisme
2. Teori klasik
a) Keuntungan absolut (absolute advantage) oleh Adam Smith
b) Keuntungan relatif (comparative advantage) oleh John Stuart Mill
c) Biaya relatif (comparative cost) oleh David Ricardo
3. Teori Modern
Literature Review
Teori perdagangan internasional timbul karena adanya perbedaaan harga relative di antara
Negara. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari perbedaan biaya produksi yang diakibatkan oleh :
1. Perbedaan dalam perolehan factor-faktor produksi
3. 2. Perbedaan dalam tingkat teknologi yang menentukan intensitas factor yang digunakan
3. Perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan factor-faktor ini
4. Kurs valuta asing
Meskipun demikian perbedaan selera dan variable permintaaan dapat membalikkan arah
perdagangan yang diramalkan teori.
Teori perdagangan Internasional menunjukkan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh
tingkat kehidupan lebih tinggi ketika melakukan spesialisasi dalam barang-barang di mana
mereka memiliki keunggulan komparaif dan mengimpor barang-barang yng memiliki kerugian
komparatif.
Pada umumnya hambatan-hambatan (restriksi) perdagangan akan memberhentikan
mengalirnya barang-barang dengan bebas dan membahayakan kesejahteraan suatu bangsa.
Ada beberapa alasan pemberlakuan Restriksi perdagangan :
Pertahanan Nasional
Industri-industri tertentu memerlukan proteksi atas impor karena vital bagi pertahanan
nasional, dan harus tetap diberlakukan meski ada kerugian komparatif berkenaan dengan para
pesaing luar negeri.
Melindungi industry yang baru tumbuh (infant industry)
Para pendukung proteksi ini menyatakan bahwa meski dalam jangka panjang industry ini
memiliki keunggulan komparatif, namun perusahaan memerlukan proteksi sampai tenaga kerja
terlatih, teknik produksi dikuasai dan mereka mencapai skala ekonomi. Proteksi dimaksudkan
sementara, namun faktanya jarang perusahaan yang mengakui telah dewasa dan tidak lagi
memerlukan bantuan.
Adanya perlindungan dari persaingan asing dengan bea cukai masuk tinggi, perusahaan
dalm negeri ini memeiliki sedikit alas an meningkatkan efisiensi atas kualitas produk.
Melindungi tenaga kerja domestic dari tenaga asing yang murah
4. Para proteksionis yang menggunakan alasan ini akan membandingkan tingkat upah per
jam tenaga asing yang lebih murah dengan yang mereka bayar di dalam negeri dan
menyimpulakan para eksportir Negara-negara ini akan dapat memasok barang- barang murah dan
mengakibatkan pekerja domestik kehilangan pekerjaannya.
Kekeliruan pertama tentang argumentasi ini ialah biaya upah tidak seluruhnya berupa
biaya produksi maupun biaya tenaga kerja. Selanjutnya produktivitas per pekerja seringkali lebih
tinggi karena lebih banyak modal per pekerja, manajemen yang superior, dan teknologi maju,
sehingga biaya kerja lebih rendah meski upah tinggi.
Tindakan Balasan
Perwakilan-perwakilan industry yang ekspornya telah mendapat hambatan
hambatan impor yang dikenakan pada mereka oelh sebauh Negara lain, meminta
pemerintah mereka membalas dengan hambatan-hambatan yang sama
Dumping
Tindakan balasan berupa hambatan perdagangan juga akan dilakukan terhadap
dumping , yaitu penjualan produk ke luar negeri dengan harga lebih rendah daripada
:
1. Biaya produksi
2. Harga pasar dalam negeri
3. Harga ke Negara ketiga.
Tujuan dumping yaitu untuk menjual kelebihan produksi tanpa mengganggu pasar
domestiknya atau untuk memaksa semua produsen domestic Negara pengimpor
meninggalkan bisnis itu. Eksporti itu mengharap kenaikan harga di pasar begitu
tujuan tercapai ( predatory dumping)
Subsidi
Sebuah pembalasan lain dapat berupa subsidi yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan domestic baik untuk mendorong ekspor maupun melindungi dari impor.
Subsidi adalah sumbangan keuangan, diberikan secara langsung atau tidak
langsung oleh pemerintah tanapa imbalan keuntungan. Termasuk hibah, perlakuan
pajak istimewa dan asumsi pemerintah mengenai pengeluaran bisnis yang normal.
JENIS-JENIS RETRIKSI
5. Hambatan-hambatan Tarif
1. Tarif/bea impor : Pajak atas barang impor dengan tujuan menaikkan harga untuk mengurangi
persaingan bagi produsen lokal
2. Bea ad Valorem: Pajak impor dikenakan sebagaisebuahpresentase darinilai faktur barang-
barang yang diimpor
3. Bea Spesifik :Jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang diimpor
4. Bea Kombinasi :Kombinasi pajak spesifik dan ad valorem
5. Harga Resmi : Harga –harga temasuk dalam tarif bea cukai
6. Pajak Variabel : Pajak impor yang ditetapkan dengan perbedaaan antara harga pasar
dunia dan harga yang didukung pemerintah lokal
7. Bea Lebih Rendah untuk masukan local lebih banyak
Hambatan-HambatanNonTarif
Semuabentukdiskriminasiterhadapimporselainbeaimpor
Kuantitatif
Kuota : Batas Jumlah yang dikenakan atas jenis impor tertentu
Hambatan ekspor sukarela (Voluntary Export Restraints-VER) : Kuota ekspor yang
dikenakan oleh Negara pengkespor
Persetujuan Tertib Pemasaran : Persetujuan resmi antar negara pengekspor dan pengimpor
yang mencantumkan kuota impor atau ekspor yang akan diperoleh tiap Negara untuk
suatu barang
Non Kuantitatif
Partisipasi pemerintah langsung dalam perdagangan misalnya subsidi
6. Prosedur pabean dan administrative lainnya berupa diskriminasi kebijakan
Standar yang rumit dan diskriminatif.
7. Merkantilisme
Suatu falsafah ekonomi berdasarkan keyakinan bahwa :
1. Kemakmuran sebuah Negara bergantung pada kekayaan yang diakumulasikan, biasanya
berupa emas
2. Untuk meningkatkan kemakmuran, hendaknya pemerintah meningkatkan ekspor dan
mengurangi impor.
Merkantilisme merupakan falsafah yang diserang Adam Smith, bahwa penting bagi
kesejahteraan Negara untuk mengakumulasi logam berharga, yaitu emas dan perak. Hal itu
merupakan satu-satunya ukuran kesehjahteraan, Karena itu bagi negara yang tidak memiliki
pertambangan, tujuan perdagangan internasional merkantilisme untuk memasok emas dan perak.
Pemerintah membuat kebijakan ekonomi yang mempromosikan ekspor dan mengurangi impor,
larangan impor seperti bea masuk mengurangi impor, sementara subsudi pemerintah kepada
eksportir meningkatkan ekspor. Tindakan-tindakan ini menciptakan surplus perdagangan.
Meskipun era kaum merkantilisme berakhir tahun 1700an, argument argumennya masih
tetap hidup. Sebuah neraca perdagangan yang memuaskan berarti Negara mengekspor lebih
banyak barang dan jasa daripada yagn diimpornya. Ekspor yang membawa dolar ke Negara
disebut positif sebaliknya impor yang menyebabkan dolar keluar disebut negative.
Sebuah contoh merkantilisme modern disebut dengan nasionalisme ekonomi oleh
sebagian orang. Misalnya yang dilakukan Perancis ketika menasionalisasi industry kunci dan
bank-bank penting agar dapat menggunakan kekuasaan Negara baik sebagai pemegang saham
dna penyandang dana maupun sebagai pelanggan dan pemasar utnuk merevitalisasi basis industry
Negara. Disebut sebagai high tech merchantilisme. Contoh lain adalah Jepang yang sangat
protektif terhadap perdagangan internasional .Jepang merupakan pasar yang tidak bisa ditembus .
Alasan yang dikemukakan adalah melindungi intisari budayanya. Dengan menerapkan
hambatan-hambatan impornya, menekankan tradisonal swasembada, dan mentalitas “kita lawan
mereka”. Jepang merupakan “benteng merkantilisame masa kini”.
Teori Keunggulan Absolut
8. Teori ini memiliki arti kemampuan sebuah bangsa untuk meproduksi suatu barang lebih
banyak dengan jumlah masukan yang sama dengan Negara lain. Adam Smith mengemukakan
kekuatan pasar lah , bukan pemerintah, yang menentukan arah, volume, dan komposisi
perdagangan internasional. Dalam perdagangan yang bebas dan tidak diregulasi , masing-masing
Negara akan mengkhususkan diri meproduksi barang-barang yang dapat diproduksinya dengan
efisien (memiliki keunggulan absolut, baik alamiah maupun yang diperoleh). Sebagian barang
tersebut akan diekspor untuk membayar impor barang-barang yang dapat diproduksi lebih efisien
di tempat lain.
Nilai Tukar Keunggulan Komparatif
Pada tahun 1817 Ricardo memperlihatkan bahwa meskipun sebuah bangsa memegang
keunggulan absolut dalam produksi dua barang, kedua Negara masih dapat berdagang dengan
keunggulan bagi masing-masing sepanjang bangsa yang kurang efisien , tingkat
kekurangefisienannya tidak sama dalam memproduksi kedua barang tersebut.
Sebuah bangsa yang memiliki kelemahan absolut dalam meperoduksi dua barang dari
sudut bangsa lain memiliki satu keunggulan komparatif atau relative dalam memproduksi barang
di mana kelemahan absoluntya berkurang. Perhatikan contoh ini : dibandingkan AS, Jepang
relative efisien dalam pembuatan mobil daripada dalam meproduksi beras. Karenanya ia memiliki
keunggulan relative, atau keunngulan komparatif, menurut Ricardo , dalam memproduksi mobil.
Konsep sederhana mengenai keunggulan komparatif merupakan dasar bagi perdagangan
internasional.
Dalam teori ini mulai diperhitungkan adanya input yaitu tenaga kerja, pada masa itu
tenaga kerja merupakan hal penting dalam meperhitungkan biaya produksi. Barulah pada tahun
1933, Ohlin seorang ahli ekonomi Swedia melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh ahli ekonomi
Heckser,mengembangkan teori perolehan factor (factor endowment).
Teori Faktor Endowment oleh Heckscher-Ohlin
Teori ini menyatakan bahwa Negara-negara mengekspor produk-produk yang
memerlukan sejumlah besar factor produksi mereka yang berlimpah, dan mengimpor peoduk-
produk yang memerlukan sejumlah besar factor produksi mereka yang langka. Barang –barang
yang memerlukan sejumlah besar factor yang berlimpah jadi lebih murah akan memperendah
9. biaya produksi , sehingga memungkinkan dijual lebih murah di pasar internasional. Contohnya :
Cina memiliki tenaga kerja murah dibandingkan Belanda, harus berkonsentrasi pada produksi
barang-barang yang padat tenaga kerja , Belanda dengan modal lebih banyak daripada tenaga
kerja seharusnya menspesialisasikan diri pada baraqng padat modal. Sehingga ketika kedua
Negara berdagang, masing- masing akan memperoleh barang-barang yang memerlukan sejumlah
besar factor yang relative langka dengan harga lebih murah dan keduanya memperoleh
keuntungan.
Memperkenalkan Uang
Untuk mengetahui apakah terdapat lebih banyak keuntungan untuk membeli secara local
atau mengimpor, para pedagang perlu mengetahui harga mata uangnya sendiri. Untuk menukar
dari mata uang asing ke domestic, mereka menggunakan kurs
Kurs
Harga sebuah mata uang yang dinyatakan dari segi mata uang lain. Misalkan kurs yang
berlaku $1 = 250 yen, artinya 1 yen bernilai 0,004 dolar.
Skala Ekonomi dan Kurva Pengalaman
Pada tahun 1920an, mulai mempertimbangkan fakta bahwa kebanyakan industry memperoleh
keuntungan dari skala ekonomi (economiesof scale), yaitu dengan semakin besarnya pabrik dan
meningkatnya output biaya per unit akan menurun. Biaya produksi juga menurun karena curve
pengalaman (experience curve) yaitu begitu perusahaan memproduksi lebih banyak mereka
mempelajari cara meningkatkan efisiensi produksi sehingga biaya perunit produksi lebih rendah.
Skala ekonomi dan kurva pengalaman inti memepengaruhi perdagangan internasional karena
memungkinkan indusri suatu Negara menjadi produsen biaya rendah tanpa memiliki factor
produksi melimpah.
Teori Penggerak Pertama (First Movers Theory)
10. Sebagian ahli teori manajemen menyatakan bahwas perusahaan yang pertama menerobos pasar
(penggerak pertama) akan segera mendominasinya. Sebuah studi menunjukkan kisaran industry
bahwa penggerak pertama menguasai 30% bagian pasar (market share) dibandingkan dengan
hanya 13% untuk pengikut seklanjutnya. Sebuah temuan lain yaitu 70% pemimpin pasar yang
ada sekarang adalah penggerak pertama. Namun studi terakhir menyimpulkan bahwa sukses awal
telah beralih ke perusahaan yang menerobos pasar rata-rata 13 tahun setelah penggerak pertama
Teori Linder Mengenai Permintaan Tumpang Tindih
Teori orientasi permintaannya menyatakan bahwa selera konsumen sangat ditentukan oleh
tingkat pendapatannya, dan oleh karenanya tingkat pendapatan suatu bangsa menentukan jenis-
jenis barang yang akan diproduksi. Sehingga jenis produksi barang mencerminkan tingkat
pendapatan suatu Negara. Barang-barang yang diproduksi untuk pasar domestic akhirnya akan
diekspor.
Teori Lindler berkesimpulan bahwa perdagangan internasional dalam produksi manufaktur antar
Negara dengan pendapatan perkapita yang sama besarnya akan lebih besar, dibandingkan dengan
Negara dengan pendapatan perkapita yang tidak sama besar.
Keunggulan Bangsa-Bangsa dari Porter
Michael Porter, Profesor ilmu ekonomi Harvard, mnyimpulkan bahwa empat jenis variable
memilik dampak atas kemampuan perusahaan-perusahaan local di suatu Negara untuk
menggunakan sumber-sumber Negara itu guna memperoleh keunggulan komparatif.
Kondisi-kondisi permintaan
Merupakan sifat dasar permintaan domestic. Apabila para pelanggan sebuah perusahaan memiliki
permintaan, perusahaan akan berusha memproduksi produk- produk yang berkualitas tinggi dan
inovatif, dan dalam melakukan hal itu memperoleh keunggulan kompetitif atas perusahaan yang
berada di tempat di mana tekanan domestic lebih kecil. Tapi variable ini tak terlalu signifikan di
masa sekarang di mana begitu banyak perusahaan yang memperkenalkan produk baru secara
global
Kondisi-kondisi factor
11. Merupakan level dan komposisi faktor produksi. Porter membedakan antara factor- faktor
dasar (teori Heckscher-Ohlin) dan factor-faktor lanjutan (infra struktur suatu Negara).
Kekurangan sumber daya alam menyebabkan bangsa-bangsa melakukan investasi dalam
penciptaan factor lanjutan seperti pendidikan angkatan kerjanya, pelabuhan bebas, dan system
komunikasi, agar industrinya dapat bersaing secara global
Industri-industri terkait dan pendukung
Yaitu para pemasok dan jasa dukungan industry, berkumpul dalam lokasi yang berdekatan
demi efisiensi.
Strategi, Struktur, dan Persaingan Usaha
Perluasan persaingan domestic, yaitu adanya hambatan-hambatan untuk masuk serta
organisasi dan gaya manajemen perusahaan. Porter mengungkapkan bahwa perusahaan-
perusahaan yang mengalami persaingan berat di pasar-pasar domestic secara konstan akan
meningkatkan efisiensinya, dan lebih kompetitif secara global
12. DAFTAR PUSTAKA
Ebert, Ronald J dan Ricky W Griffin. 2015. Pengantar Bisnis; Penerj. Devri
Barnadi Putra. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/5293/TINJAUAN%20TEORI%
20PERDAGANGAN%20INTERNASIONAL%20DAN%20KEUNGGULAN%20KOOPER
ATIF.pdf?sequence=1&isAllowed=y (17 Maret 2019, jam 22.30)
https://www.kajianpustaka.com/2018/05/teori-perdagangan-internasional.html (17 Maret
2019, jam 23.00)
http://zakiaoktaviana.blogspot.com/2017/12/makalah-tentang-teori-perdagangan.html (17
Maret 2019, jam 22.50)