SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
PENYAKIT 
BULA 
META DWI ARIANTI 
20090310135
Macam penyakit bula 
1. Pemfigus : 
 vulgaris 
 vegetan 
 foliaceus 
 eritematosa 
2. Epidermolisis Bulosa 
 Simplek 
 Distrofik 
 Junctional 
3. Bulous Pemfigoid 
 Toxic Epidermal Necrolysis 
 Steven Johnson Syndrome 
 Chronic Bulous Disease of Childhood 
 Chronic Benign Familial Pemphigus
1. PEMPHIGUS VULGARIS 
 penyakit bula pembentukan bula di atas 
kulit normal dan selaput lendir 
 Etiologi 
belum diketahui, diduga berhubungan 
dengan autoimun 
 DD : 
Dermatitis herpetiformis, Pemfigoid 
bulosa, Sindrom Steven-Johnson
Gejala singkat penyakit : 
 keadaan umum biasanya buruk 
 60% lesi biasanya pada kepala berambut 
dan mukosa mulut 
 Erosi dengan krusta  beberapa bulan 
timbul bula generalisata  bula berdinding 
kendur kulit sekitarnya normal  pecah  
krusta dapat bertahan lama. 
 Tanda Nikolsky selalu (+) 
 gatal dan nyeri
Predileksi : 
 Generalisata 
 mukosa yang diserang : mata, hidung, 
laring, faring, serviks, vulva, uretra 
UKK : 
 bula berdinding kendur dengan kulit 
sekitarnya normal 
 Krusta 
 Erosi 
 hipo/hiperpigmentasi
Bula berdinding kendur, eritem, krusta, 
erosi dan hiperpigmentasi
Pemeriksaan : 
1. Imunologi : 
 tes imunofluoresensi langsung 
Didapatkan antibodi intraseluler tipe IgG 
dan C3 
 tes imunoflourosensi tidak langsung 
Didapatkan antibodi pemphigus pada IgG 
2. Tes Nikolsky selalu (+) 
3. Pemeriksaan sel Tzanck selalu (+)  Giemsa 
(sel akantolitik dari lapisan spinosum, agak 
bulat berinti besar dikelilingi halo)
Penatalaksanaan : 
1. Kortikosteroid 
 prednison 60-150 mg/hari 
 deksametason dosis tinggi IM atau IV 
 Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan 
secara logaritmik. 
2. Antibiotik spektrum luas 
Untuk melindungi dari terhadap infeksi 
3. Alternatif 
 kombinasi kortikosteroid dengan 
imunostatik 
 prednison 50-100 mg/hari dengan 
siklofosfamid 100-500 mg/hari efek 
kotikosteroid tidak terlalu tinggi, efek samping 
dapat dicegah. 
Perhatikan keseimbangan cairan tubuh
2. PEMPHIGUS FOLIACEUS 
 Definisi 
Salah satu bentuk pemfigus yang memberi 
gejala klinik berupa vesikel-vesikel 
berdinding tipis yang mudah pecah. 
 Etiologi 
belum jelas, diduga proses autoimun 
 DD 
 Eritroderma 
 Sindroma Stevens-Johnson 
 Pemfigus vulgaris
Predileksi : kulit kepala, wajah, dada, dan 
daerah seboroik; bersifat smetris 
Gejala 
Vesikel atau bula berukuran kecil berdinding 
tipis dan kendur  pecah  erosi dan eksudatif. 
UKK 
 Eritema menyeluruh disertai skuama kasar. 
 Vesikel atau bula lentikuler berdinding kendur 
hanya sedikit 
 Daerah erosif generalisata. 
Khas 
 eritem menyeluruh dengan banyak skuama 
kasar 
 bula kendur sedikit 
 Penderita mengeluh gatal dan badan berbau 
busuk.
Gambaran histopatologis : 
 Epidermis : 
ditemukan akantolisis dengan bula 
subkorneal 
 Dermis : 
tampak pelebaran masing-masing pembuluh 
darah disertai sebukan sel-sel radang seperti 
eosinofil, limfosit dan sel plasma 
Pemeriksaan Lab : 
 imunologi IgG 
 Tes Niklosky (+) 
 percobaan Tzanck (+)
Penatalaksanaan : 
1. Kortikostreroid 
prednison 60-120 mg/hari 
kortikosteroid lain dengan dosis 
ekuivalen 
Setelah mencapai penyembuhan 
klinis, dosis diturunkan secara perlahan 
2. Antibiotik spektrum luas 
untuk mencegah infeksi sekunder
3. PEMPHIGUS ERITEMATOSUS 
(SENEAR USHER SYNDROME) 
Definisi 
bentuk pemfigus dengan gejala klinik yang 
lebih jinak, serta tidak mempengaruhi 
keadaan umum 
Penyebab 
diduga berkaitan dengan proses 
autoimun 
Predileksi 
 kedua sisi batang hidung dan pipi (mirip 
gambar kupu-kupu) 
 Dada 
 Punggung 
 kulit kepala 
 ekstremitas
Gejala penyakit : 
 Keadaan umum : biasanya baik 
 Lesi mula-mula sedikit 
 Dapat berlangsung berbulan-bulan dan 
mengalami remisi 
 Kelainan kulit berupa bercak eritema 
berbatas tegas dengan skuama tebal 
 Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai 
kupu-kupu, sehingga mirip lupus 
erytematosus, erysipelas dan dermatitis 
seboroika, kelainan dapat juga 
generalisata, 
 Dapat berkembang menjadi pemfigus 
vulgaris atau foliaseus
UKK 
 eritema berbatas tegas 
 skuama tebal 
 Eksudasi 
 krusta yang berwarna kuning coklat 
Gambaran histopatologis : 
1. Epidermis 
 Akantolisis 
 hiperkeratosis folikular 
 bula subkorneal 
2. Dermis 
 papilomatosis 
 pelebaran pembuluh darah di ujung stratum 
papilare
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi : terdapat IgG 
 Tes Nikolsky (+) 
 Pemeriksaan sel Tzanck (+) 
DD 
 SLE 
 Dermatitis herpetiformis 
 Pemfigoid bulosa 
 erysipelas
Penatalaksanaan : 
1. Kortikosteroid 
prednisolon 40-60 mg /hari sampai 
lesi-lesi berkurang 
Setelah penyembuhan klinis, dosis 
diturunkan 
2. Kortikosteroid topikal 
fluosinolon asetonida 0,25% 
klobetasol 0,01% (lotasbat, kloderma 
ointment)
4. PEMPHIGUS VEGETANS 
Definisi 
merupakan bentuk jinak dari pemfigus 
vulgaris 
Penyebab 
diduga autoimun
Predileksi 
 Mulut - perineum 
 Wajah - umbilikus 
 Ketiak - hidung 
 Kelamin - ekstremitas 
 Intertrigo - kulit kepala. 
UKK : 
 bula kendur 
 Erosi 
 Vegetatif 
 proliferatif papilomatosa, sehingga 
permukaan tampak menjadi kasar
DD 
 pemfigus vulgaris 
 dermatitis herpetiformis 
 Pemfigoid bulosa 
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi 
 IgG 
Penatalaksanaan 
sama dengan pemfigus vulgaris
5. BULLOUS PEMPHIGOID 
Definisi 
penyakit kronik yang ditandai dengan 
bula besar berdinding tegang di atas kulit 
yang eritematosa. 
Penyebab 
diduga autoimun 
Predileksi 
ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha 
dan mulut
Gejala penyakit 
• KU = baik 
• sakit ringan, sering disertai rasa gatal 
• kelainan kulit terutama bula 
• dapat bercampur dengan vesikel 
berdinding tegang 
• terkadang hemoragik 
• daerah sekitar merah
UKK 
1. bula numular sampai plakat berisi cairan 
jernih dengan dinding tegang 
2. terkadang hemoragik. 
3. Jika bula pecah terlihat daerah erosif 
numular hingga plakat, bentuk tak teratur
Pemeriksaan Lab : 
 Imunologi 
IgG dan C3 tersusun seperti pita di BMZ 
(besement membran zone) 
 Tes Nikolsky (-) 
 Pemeriksaan sel Tzanck (+) 
DD 
 pemfigus vulgaris 
 Sindrom Stevens-Johnson
Penatalaksanaan : 
 Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat 
perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan 
 Kombinasi kortikosteroid dengan 
imunosupresan dapat mengurangi dosis 
kortikosteroid 
 DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik 
Prognosis 
 kematian jarang bila dibandingkan dengan 
pemfigus vulgaris 
 Dapat terjadi remisi spontan
EPIDERMOLISIS BULOSA 
suatu penyakit kulit herediter, yang 
ditandai dengan timbulnya bula 
baik secara spontan maupun 
akibat trauma. 
Penyebab 
diturunkan secara genetik
Gejala penyakit 
 bula akan timbul pada tempat yang 
mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga 
dewasa 
 Bula berisi cairan jernih dengan dinding 
yang tegang dan terkadang hemoragik 
 Bula juga dapat timbul di selaput lendir, 
pada kuku menyebabkan distrofi kuku 
 Pada tipe distrofi resesif terdapat retardasi 
mental dan pertumbuhan tubuh yang 
terhambat. 
.
Patogenesis : 
 Diduga oleh karena pembentukan 
enzim sitolisis dan mutasi protein yang 
sensitif terhadap perubahan panas 
DD 
 pemfigoid bulosa 
 pemfigus foliaceus 
 dermatits herpetiformis
KLASIFIKASI 
1. Epidermolisis tanpa jaringan parut: 
 Epidermolisis bulosa simplek (EBS) 
 Epidermolisis bulosas impleks setempat 
 Epidermolisis bulosa simpleks menyeluruh 
 Epidermolisis bulosa junctional 
2. Epidermolisis dengan pembentukan jaringan 
parut 
 Epidermolisis bulosa distrofik dominan 
(EBDD) 
 Epidermolisis bulosa distrofik resesif (EBDS) 
 Epidermolisis bulosa didapat
Simpleks
Distrofik
Junctional
 Penatalaksanaan : 
1. Umum 
hindari trauma mekanik 
jangan memakai pakaian yang kaku 
atau sepatu yang keras 
mengawasi anak-anak yang 
merangkak agar jangan terkena 
trauma.
2. Khusus 
Sistemik 
belum ada obat yang memberikan 
hasil yang memuaskan. 
Kortikosteroid pada beberapa 
kasus memberi hasil yang baik, 
tetapi masih dalam penelitian
STEVEN JOHNSON SYNDROME 
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) 
merupakan sindrom yang mengenai kulit, 
selaput lendir di orifisium, dan mata 
dengan keadaan umum bervariasi dari 
ringan sampai berat. 
Sinonim 
Eritema Multiforme Bulosus, Eritema 
Exudativum Multiforme, Ectodermosis 
Erosiva Pluriorificialis
Perjalanan penyakit 
 panas tinggi dan nyeri kontinuErupsi 
timbul mendadak. 
 Gejala bermula di mukosa mulut berupa 
lesi bulosa atau erosi, eritema, disusul 
mukosa mata, kemudian genitalia 
sehingga timbul : stomatitis, konjungtivitis, 
dan uretritis. 
 Gejala prodormal tidak spesifik, dapat 
berlangsung 2 minggu. Keadaan ini dapat 
sembuh dalam 3-4 minggu tanpa sisa, 
beberapa pasien mengalami kerusakan 
mata permanen
Predileksi : Biasanya generalisata, kecuali 
pada kepala yang berambut. 
UKK : 
1. eritema berbentuk cincin (pinggir 
eritema, tengah relatif hiperpigmentasi)  
urtikaria atau lesi papular berbentuk target 
dengan pusat ungu, atau lesi sejenis 
dengan vesikel kecil. 
2. Purpura (petekie), vesikel dan bula, 
numular sampai dengan plakat. 
3. Erosi, eskoriasi, perdarahan dan krusta 
berwarna merah hitam.
DD 
TEN, pemfigus, variola hemoragika 
Pemeriksaan Lab : 
 Pemeriksaan darah untuk menilai 
penyebabnya apakah alergi atau 
infeksi. 
 Imunofluoresensi banyak membantu 
membedakan Sindrom Stevens- 
Johnson dengan penyakit kulit dengan 
lepuh subepidermal lainnya.
Penatalaksanaan : 
Umum: 
mengembalikan keseimbangan cairan 
dan elektrolitdengan pemberian 
cairan intravena 
Jika penderita koma, lakukan tindakan 
darurat terhadap keseimbangan O2 
dan CO2
2. Khusus: 
Sistemik 
kortikosteroid dosis tinggi, prednisone 
80-200 mg (live-saving) secara 
parenteral/per oral, kemudian 
diturunkan perlahan-lahan 
Pada kasus berat diberi deksametason 
IV, dosis 4x5 mg selama 3-10 hari 
Jika KU membaik, penderita dapat 
menelan, maka obat diganti dengan 
prednisone (dosis ekivalen) pada kasus 
ringan diberikan prednisone 4 x 5 mg – 
4 x 20 mg/hari, dosis diturunkan secara 
bertahap jika terjadi penyembuhan
TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS 
suatu penyakit epidermal akut yang ditandai 
dengan epidermolisis menyeluruh 
Sinonim 
LYELL disease 
Penyebab 
tidak diketahui, diduga ada hubungan 
dengan alergi obat
Gejala penyakit 
 penderita tampak sakit berat disertai 
demam tinggi dengan kesadaran 
menurun 
 Lesi kulit berupa eritema menyeluruh 
yang diikuti vesikel dan bula dalam 
jumlah banyak 
 Pada wajah timbul erosi dan ekskoriasi.
Predileksi 
Seluruh tubuh (generalisata) 
UKK 
 Eritema 
 vesikel, dan bula generalisata 
 Erosi dan ekskoriasi mukosa 
 Epidermolisis numular sampai plakat, dan 
purpura yang tersebar di seluruh tubuh.
DD 
 sidrom Stevens Johnson, 
 dermatitis kontak toksik, 
 Staphilococcus scalded skin syndrome 
(Ritter Disease) 
Pemeriksaan Lab 
kimia darah untuk melihat keseimbangan 
cairan tubuh 
Prognosis 
 tergantung luas kelainan 
 Jika meliputi > 50%, prognosis buruk.
 Penatalaksanaan 
Umum : 
 keseimbangan cairan dan elektrolit 
 Diet rendah garam tinggi protein. 
Khusus : 
Kortiosteroid 
deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari 
kemudian diturunkan secara cepat 
Antibiotik 
 gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromisin 20-40 
mg/kgBB/hari selama 7-14 hari 
 Topikal Gentamisin 1% contohnya Rogensin 
Cream, Sagestam Cream, Saltisin Cream, 
Garamicyn Cream 
 KCL 3x500 mg
CHRONIC BULLOUS DISEASE OF 
CHILDHOOD 
CBDC ialah dermatosis autoimun yang 
biasany mengenai anak-anak usia <5 tahun 
yang ditandai dengan adanya bula dan 
terdapat deposit IgA linier yang homogen 
pada epidermal basement membrane 
 Etiologi 
faktor pencetusnya infeksi dan antibiotik 
(penisilin)
UKK 
 Vesikel-bula berdinding tegang diatas kulit 
yang normal/ eritematosa,cenderung 
bergerombol dan generalisata 
 Umumnya tidak didapatkan enteropati 
Gambaran Histopatologi 
 bula subepidermal berisi 
neutrofil/eosinofil/bisa keduanya. 
Pemeriksaan Imunologi 
 Deposit IgA dan C3sepanjang membran 
basalis dari kulit di paralesi
Penatalaksanaan: 
- Sulfapiridin dosis 150 mg/KgBB/hari 
 Kombinasi kortikosteroid dengan 
imunosupresan dapat mengurangi dosis 
kortikosteroid 
 DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik
CHRONIC BENINGN 
FAMILIAL PEMPHIGUS 
Adalah penyakit kulit berlepuh yang 
berhubungan dengan autosomal 
dominan. 
Hampir 2/3 pasien dengan penyakit ini 
mempunyai riwayat keluarga dengan 
penyakit serupa 
Sinonim: 
(HAILEY AND HAILEY DISEASE)
DIAGNOSIS: 
 Sejarah keluarga dengan penyakit serupa 
(+). Umumnya, pasien mungkin tidak 
memiliki gejala sampai usia 30-49 tahun. 
 UKK: vesikel dan plak eritematosa dengan 
krusta di atasnya. 
 Biasanya terjadi di daerah kelamin, serta 
dada, leher, dan daerah ketiak
Penatalaksanaan 
 Kompres (aluminium asetat 1:40 pengenceran) 
diikuti dengan 
 Antibiotik topikal (klindamisin/ Clinium, mediklin, 
Clidacor, opiclam atau eritromisin) 
 Pada pasien dengan refrakter, dapson, 
kortikosteroid sistemik, metotreksat (MTX), retinoid 
(isotretinoin atau acitretin), dan etretinate telah 
dicoba dan telah dilaporkan bermanfaat dalam 
beberapa laporan.
 Salep topikal tacrolimus telah ditemukan 
untuk membantu dalam pemphigus jinak 
kekeluargaan, dan terapi photodynamic 
dengan-aminolevulinic asam 5 telah 
digunakan untuk kasus-kasus bandel. 
 Dosis rendah injeksi toksin botulinum tipe A

More Related Content

What's hot (20)

Ektima
EktimaEktima
Ektima
 
Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
 
Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis as
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
Konjungtiva
KonjungtivaKonjungtiva
Konjungtiva
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Penyakit mata
Penyakit mataPenyakit mata
Penyakit mata
 
Mau diprin anja
Mau diprin anjaMau diprin anja
Mau diprin anja
 
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
 
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNAKeratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
 
Bisulan
BisulanBisulan
Bisulan
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
furunkel
furunkelfurunkel
furunkel
 

Viewers also liked

Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit BulaMeta A
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Professional Pilot November 2016
Professional Pilot November 2016Professional Pilot November 2016
Professional Pilot November 2016Alain Mussely
 
Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Shashi Singh
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
Prosedur poligami
Prosedur poligamiProsedur poligami
Prosedur poligamishahirah44
 
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...Insight Technology, Inc.
 
Ch6project analysis
Ch6project analysisCh6project analysis
Ch6project analysisNisarg Shah
 
Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Andri Ismail
 
Komposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumiKomposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumiTedi Eka
 
Procedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard testProcedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard testMohd Najib Yusof
 
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikar
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikarUnemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikar
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikarshriniwas kashalikar
 
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaron
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaronPráctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaron
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaronAlvarogarcy
 
Multimedia: Making it Happen - Introduction
Multimedia: Making it Happen - IntroductionMultimedia: Making it Happen - Introduction
Multimedia: Making it Happen - Introductionjoelk
 
Hiperplasia suprarrenal
Hiperplasia suprarrenalHiperplasia suprarrenal
Hiperplasia suprarrenaljoanalopez
 
Swtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanukiSwtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanukiIkou Sanuki
 

Viewers also liked (20)

Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit Bula
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Professional Pilot November 2016
Professional Pilot November 2016Professional Pilot November 2016
Professional Pilot November 2016
 
Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1Company Profile- CFMS.-1
Company Profile- CFMS.-1
 
Dear Mr. Kilmer
Dear Mr. KilmerDear Mr. Kilmer
Dear Mr. Kilmer
 
Tm31
Tm31Tm31
Tm31
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
Prosedur poligami
Prosedur poligamiProsedur poligami
Prosedur poligami
 
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...
[data security showcase Sapporo 2015] D27:運用担当者のための OpenSSL 入門 by ユーザーサイド株式会社...
 
Ch6project analysis
Ch6project analysisCh6project analysis
Ch6project analysis
 
Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2
 
Komposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumiKomposisi kimia bumi
Komposisi kimia bumi
 
Procedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard testProcedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard test
 
Wordpress 2
Wordpress 2Wordpress 2
Wordpress 2
 
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikar
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikarUnemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikar
Unemployment and namasmaran dr shriniwas kashalikar
 
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaron
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaronPráctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaron
Práctica3 propiedades mecanicas_alvarogarciacamaron
 
Multimedia: Making it Happen - Introduction
Multimedia: Making it Happen - IntroductionMultimedia: Making it Happen - Introduction
Multimedia: Making it Happen - Introduction
 
Hiperplasia suprarrenal
Hiperplasia suprarrenalHiperplasia suprarrenal
Hiperplasia suprarrenal
 
Sistem gerak jadi
Sistem gerak jadiSistem gerak jadi
Sistem gerak jadi
 
Swtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanukiSwtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanuki
 

Similar to BULA PENYAKIT

CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxAgungBudiLaksono7
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxariSatya2
 
kuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.pptkuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.pptsyadinaali12
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromEncepal Cere
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusDonna Potter
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxSuciMayvera1
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit daruratElyas Andi
 
Infeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInfeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInezTasya3
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisStiawan Akbar
 

Similar to BULA PENYAKIT (20)

CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptx
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
 
Kulit ec Bakteri
Kulit ec BakteriKulit ec Bakteri
Kulit ec Bakteri
 
kuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.pptkuliah vesicobulous 2020.ppt
kuliah vesicobulous 2020.ppt
 
Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom steven AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non Kokus
 
Sindrom steven
Sindrom stevenSindrom steven
Sindrom steven
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit darurat
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Infeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInfeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptx
 
Atopic dermatitis
Atopic dermatitisAtopic dermatitis
Atopic dermatitis
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
 
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
 

BULA PENYAKIT

  • 1. PENYAKIT BULA META DWI ARIANTI 20090310135
  • 2. Macam penyakit bula 1. Pemfigus :  vulgaris  vegetan  foliaceus  eritematosa 2. Epidermolisis Bulosa  Simplek  Distrofik  Junctional 3. Bulous Pemfigoid  Toxic Epidermal Necrolysis  Steven Johnson Syndrome  Chronic Bulous Disease of Childhood  Chronic Benign Familial Pemphigus
  • 3. 1. PEMPHIGUS VULGARIS  penyakit bula pembentukan bula di atas kulit normal dan selaput lendir  Etiologi belum diketahui, diduga berhubungan dengan autoimun  DD : Dermatitis herpetiformis, Pemfigoid bulosa, Sindrom Steven-Johnson
  • 4.
  • 5. Gejala singkat penyakit :  keadaan umum biasanya buruk  60% lesi biasanya pada kepala berambut dan mukosa mulut  Erosi dengan krusta  beberapa bulan timbul bula generalisata  bula berdinding kendur kulit sekitarnya normal  pecah  krusta dapat bertahan lama.  Tanda Nikolsky selalu (+)  gatal dan nyeri
  • 6. Predileksi :  Generalisata  mukosa yang diserang : mata, hidung, laring, faring, serviks, vulva, uretra UKK :  bula berdinding kendur dengan kulit sekitarnya normal  Krusta  Erosi  hipo/hiperpigmentasi
  • 7. Bula berdinding kendur, eritem, krusta, erosi dan hiperpigmentasi
  • 8. Pemeriksaan : 1. Imunologi :  tes imunofluoresensi langsung Didapatkan antibodi intraseluler tipe IgG dan C3  tes imunoflourosensi tidak langsung Didapatkan antibodi pemphigus pada IgG 2. Tes Nikolsky selalu (+) 3. Pemeriksaan sel Tzanck selalu (+)  Giemsa (sel akantolitik dari lapisan spinosum, agak bulat berinti besar dikelilingi halo)
  • 9. Penatalaksanaan : 1. Kortikosteroid  prednison 60-150 mg/hari  deksametason dosis tinggi IM atau IV  Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan secara logaritmik. 2. Antibiotik spektrum luas Untuk melindungi dari terhadap infeksi 3. Alternatif  kombinasi kortikosteroid dengan imunostatik  prednison 50-100 mg/hari dengan siklofosfamid 100-500 mg/hari efek kotikosteroid tidak terlalu tinggi, efek samping dapat dicegah. Perhatikan keseimbangan cairan tubuh
  • 10. 2. PEMPHIGUS FOLIACEUS  Definisi Salah satu bentuk pemfigus yang memberi gejala klinik berupa vesikel-vesikel berdinding tipis yang mudah pecah.  Etiologi belum jelas, diduga proses autoimun  DD  Eritroderma  Sindroma Stevens-Johnson  Pemfigus vulgaris
  • 11. Predileksi : kulit kepala, wajah, dada, dan daerah seboroik; bersifat smetris Gejala Vesikel atau bula berukuran kecil berdinding tipis dan kendur  pecah  erosi dan eksudatif. UKK  Eritema menyeluruh disertai skuama kasar.  Vesikel atau bula lentikuler berdinding kendur hanya sedikit  Daerah erosif generalisata. Khas  eritem menyeluruh dengan banyak skuama kasar  bula kendur sedikit  Penderita mengeluh gatal dan badan berbau busuk.
  • 12.
  • 13. Gambaran histopatologis :  Epidermis : ditemukan akantolisis dengan bula subkorneal  Dermis : tampak pelebaran masing-masing pembuluh darah disertai sebukan sel-sel radang seperti eosinofil, limfosit dan sel plasma Pemeriksaan Lab :  imunologi IgG  Tes Niklosky (+)  percobaan Tzanck (+)
  • 14. Penatalaksanaan : 1. Kortikostreroid prednison 60-120 mg/hari kortikosteroid lain dengan dosis ekuivalen Setelah mencapai penyembuhan klinis, dosis diturunkan secara perlahan 2. Antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder
  • 15. 3. PEMPHIGUS ERITEMATOSUS (SENEAR USHER SYNDROME) Definisi bentuk pemfigus dengan gejala klinik yang lebih jinak, serta tidak mempengaruhi keadaan umum Penyebab diduga berkaitan dengan proses autoimun Predileksi  kedua sisi batang hidung dan pipi (mirip gambar kupu-kupu)  Dada  Punggung  kulit kepala  ekstremitas
  • 16. Gejala penyakit :  Keadaan umum : biasanya baik  Lesi mula-mula sedikit  Dapat berlangsung berbulan-bulan dan mengalami remisi  Kelainan kulit berupa bercak eritema berbatas tegas dengan skuama tebal  Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai kupu-kupu, sehingga mirip lupus erytematosus, erysipelas dan dermatitis seboroika, kelainan dapat juga generalisata,  Dapat berkembang menjadi pemfigus vulgaris atau foliaseus
  • 17. UKK  eritema berbatas tegas  skuama tebal  Eksudasi  krusta yang berwarna kuning coklat Gambaran histopatologis : 1. Epidermis  Akantolisis  hiperkeratosis folikular  bula subkorneal 2. Dermis  papilomatosis  pelebaran pembuluh darah di ujung stratum papilare
  • 18. Pemeriksaan Lab :  Imunologi : terdapat IgG  Tes Nikolsky (+)  Pemeriksaan sel Tzanck (+) DD  SLE  Dermatitis herpetiformis  Pemfigoid bulosa  erysipelas
  • 19. Penatalaksanaan : 1. Kortikosteroid prednisolon 40-60 mg /hari sampai lesi-lesi berkurang Setelah penyembuhan klinis, dosis diturunkan 2. Kortikosteroid topikal fluosinolon asetonida 0,25% klobetasol 0,01% (lotasbat, kloderma ointment)
  • 20.
  • 21. 4. PEMPHIGUS VEGETANS Definisi merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris Penyebab diduga autoimun
  • 22. Predileksi  Mulut - perineum  Wajah - umbilikus  Ketiak - hidung  Kelamin - ekstremitas  Intertrigo - kulit kepala. UKK :  bula kendur  Erosi  Vegetatif  proliferatif papilomatosa, sehingga permukaan tampak menjadi kasar
  • 23. DD  pemfigus vulgaris  dermatitis herpetiformis  Pemfigoid bulosa Pemeriksaan Lab :  Imunologi  IgG Penatalaksanaan sama dengan pemfigus vulgaris
  • 24.
  • 25. 5. BULLOUS PEMPHIGOID Definisi penyakit kronik yang ditandai dengan bula besar berdinding tegang di atas kulit yang eritematosa. Penyebab diduga autoimun Predileksi ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha dan mulut
  • 26. Gejala penyakit • KU = baik • sakit ringan, sering disertai rasa gatal • kelainan kulit terutama bula • dapat bercampur dengan vesikel berdinding tegang • terkadang hemoragik • daerah sekitar merah
  • 27. UKK 1. bula numular sampai plakat berisi cairan jernih dengan dinding tegang 2. terkadang hemoragik. 3. Jika bula pecah terlihat daerah erosif numular hingga plakat, bentuk tak teratur
  • 28. Pemeriksaan Lab :  Imunologi IgG dan C3 tersusun seperti pita di BMZ (besement membran zone)  Tes Nikolsky (-)  Pemeriksaan sel Tzanck (+) DD  pemfigus vulgaris  Sindrom Stevens-Johnson
  • 29. Penatalaksanaan :  Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan  Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis kortikosteroid  DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik Prognosis  kematian jarang bila dibandingkan dengan pemfigus vulgaris  Dapat terjadi remisi spontan
  • 30.
  • 31. EPIDERMOLISIS BULOSA suatu penyakit kulit herediter, yang ditandai dengan timbulnya bula baik secara spontan maupun akibat trauma. Penyebab diturunkan secara genetik
  • 32. Gejala penyakit  bula akan timbul pada tempat yang mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga dewasa  Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang tegang dan terkadang hemoragik  Bula juga dapat timbul di selaput lendir, pada kuku menyebabkan distrofi kuku  Pada tipe distrofi resesif terdapat retardasi mental dan pertumbuhan tubuh yang terhambat. .
  • 33. Patogenesis :  Diduga oleh karena pembentukan enzim sitolisis dan mutasi protein yang sensitif terhadap perubahan panas DD  pemfigoid bulosa  pemfigus foliaceus  dermatits herpetiformis
  • 34. KLASIFIKASI 1. Epidermolisis tanpa jaringan parut:  Epidermolisis bulosa simplek (EBS)  Epidermolisis bulosas impleks setempat  Epidermolisis bulosa simpleks menyeluruh  Epidermolisis bulosa junctional 2. Epidermolisis dengan pembentukan jaringan parut  Epidermolisis bulosa distrofik dominan (EBDD)  Epidermolisis bulosa distrofik resesif (EBDS)  Epidermolisis bulosa didapat
  • 38.  Penatalaksanaan : 1. Umum hindari trauma mekanik jangan memakai pakaian yang kaku atau sepatu yang keras mengawasi anak-anak yang merangkak agar jangan terkena trauma.
  • 39. 2. Khusus Sistemik belum ada obat yang memberikan hasil yang memuaskan. Kortikosteroid pada beberapa kasus memberi hasil yang baik, tetapi masih dalam penelitian
  • 40. STEVEN JOHNSON SYNDROME Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Sinonim Eritema Multiforme Bulosus, Eritema Exudativum Multiforme, Ectodermosis Erosiva Pluriorificialis
  • 41. Perjalanan penyakit  panas tinggi dan nyeri kontinuErupsi timbul mendadak.  Gejala bermula di mukosa mulut berupa lesi bulosa atau erosi, eritema, disusul mukosa mata, kemudian genitalia sehingga timbul : stomatitis, konjungtivitis, dan uretritis.  Gejala prodormal tidak spesifik, dapat berlangsung 2 minggu. Keadaan ini dapat sembuh dalam 3-4 minggu tanpa sisa, beberapa pasien mengalami kerusakan mata permanen
  • 42. Predileksi : Biasanya generalisata, kecuali pada kepala yang berambut. UKK : 1. eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif hiperpigmentasi)  urtikaria atau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau lesi sejenis dengan vesikel kecil. 2. Purpura (petekie), vesikel dan bula, numular sampai dengan plakat. 3. Erosi, eskoriasi, perdarahan dan krusta berwarna merah hitam.
  • 43. DD TEN, pemfigus, variola hemoragika Pemeriksaan Lab :  Pemeriksaan darah untuk menilai penyebabnya apakah alergi atau infeksi.  Imunofluoresensi banyak membantu membedakan Sindrom Stevens- Johnson dengan penyakit kulit dengan lepuh subepidermal lainnya.
  • 44.
  • 45. Penatalaksanaan : Umum: mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolitdengan pemberian cairan intravena Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan O2 dan CO2
  • 46. 2. Khusus: Sistemik kortikosteroid dosis tinggi, prednisone 80-200 mg (live-saving) secara parenteral/per oral, kemudian diturunkan perlahan-lahan Pada kasus berat diberi deksametason IV, dosis 4x5 mg selama 3-10 hari Jika KU membaik, penderita dapat menelan, maka obat diganti dengan prednisone (dosis ekivalen) pada kasus ringan diberikan prednisone 4 x 5 mg – 4 x 20 mg/hari, dosis diturunkan secara bertahap jika terjadi penyembuhan
  • 47.
  • 48. TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS suatu penyakit epidermal akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh Sinonim LYELL disease Penyebab tidak diketahui, diduga ada hubungan dengan alergi obat
  • 49. Gejala penyakit  penderita tampak sakit berat disertai demam tinggi dengan kesadaran menurun  Lesi kulit berupa eritema menyeluruh yang diikuti vesikel dan bula dalam jumlah banyak  Pada wajah timbul erosi dan ekskoriasi.
  • 50. Predileksi Seluruh tubuh (generalisata) UKK  Eritema  vesikel, dan bula generalisata  Erosi dan ekskoriasi mukosa  Epidermolisis numular sampai plakat, dan purpura yang tersebar di seluruh tubuh.
  • 51. DD  sidrom Stevens Johnson,  dermatitis kontak toksik,  Staphilococcus scalded skin syndrome (Ritter Disease) Pemeriksaan Lab kimia darah untuk melihat keseimbangan cairan tubuh Prognosis  tergantung luas kelainan  Jika meliputi > 50%, prognosis buruk.
  • 52.  Penatalaksanaan Umum :  keseimbangan cairan dan elektrolit  Diet rendah garam tinggi protein. Khusus : Kortiosteroid deksametason 4-6x5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian diturunkan secara cepat Antibiotik  gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromisin 20-40 mg/kgBB/hari selama 7-14 hari  Topikal Gentamisin 1% contohnya Rogensin Cream, Sagestam Cream, Saltisin Cream, Garamicyn Cream  KCL 3x500 mg
  • 53.
  • 54. CHRONIC BULLOUS DISEASE OF CHILDHOOD CBDC ialah dermatosis autoimun yang biasany mengenai anak-anak usia <5 tahun yang ditandai dengan adanya bula dan terdapat deposit IgA linier yang homogen pada epidermal basement membrane  Etiologi faktor pencetusnya infeksi dan antibiotik (penisilin)
  • 55. UKK  Vesikel-bula berdinding tegang diatas kulit yang normal/ eritematosa,cenderung bergerombol dan generalisata  Umumnya tidak didapatkan enteropati Gambaran Histopatologi  bula subepidermal berisi neutrofil/eosinofil/bisa keduanya. Pemeriksaan Imunologi  Deposit IgA dan C3sepanjang membran basalis dari kulit di paralesi
  • 56. Penatalaksanaan: - Sulfapiridin dosis 150 mg/KgBB/hari  Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis kortikosteroid  DDS atau klorokuin memberi hasil yang baik
  • 57.
  • 58. CHRONIC BENINGN FAMILIAL PEMPHIGUS Adalah penyakit kulit berlepuh yang berhubungan dengan autosomal dominan. Hampir 2/3 pasien dengan penyakit ini mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit serupa Sinonim: (HAILEY AND HAILEY DISEASE)
  • 59. DIAGNOSIS:  Sejarah keluarga dengan penyakit serupa (+). Umumnya, pasien mungkin tidak memiliki gejala sampai usia 30-49 tahun.  UKK: vesikel dan plak eritematosa dengan krusta di atasnya.  Biasanya terjadi di daerah kelamin, serta dada, leher, dan daerah ketiak
  • 60.
  • 61. Penatalaksanaan  Kompres (aluminium asetat 1:40 pengenceran) diikuti dengan  Antibiotik topikal (klindamisin/ Clinium, mediklin, Clidacor, opiclam atau eritromisin)  Pada pasien dengan refrakter, dapson, kortikosteroid sistemik, metotreksat (MTX), retinoid (isotretinoin atau acitretin), dan etretinate telah dicoba dan telah dilaporkan bermanfaat dalam beberapa laporan.
  • 62.  Salep topikal tacrolimus telah ditemukan untuk membantu dalam pemphigus jinak kekeluargaan, dan terapi photodynamic dengan-aminolevulinic asam 5 telah digunakan untuk kasus-kasus bandel.  Dosis rendah injeksi toksin botulinum tipe A