4. Peradangan pada kulit yang akut
atau kronik akibat terpajang iritan
(dermatitis iritan) atau alergen
(dermatitis alergi).
Lokasi dermatitis sesuai dengan
daerah yang terpajan
Terjadi ketika sel Langerhans
mengelolah dan menyajikan suatu
alergen ke sel T didekatnya. Sel T
menanggapinya dengan respon
hipersensitiv. Respon tersebut
bersifat lamban dan memerlukan
waktu beberapa jam atau beberapa
hari.
DERMATITIS KONTAK
5. Dermatitis iritan terjadi ketika
kulit terpajan zat yang
mengiritasinya.
Zat – zat tersebut : sabun,
detergen, pembersih rumah, dll.
Dermatitis iritan tidak
melibatkan sistem imun, hanya
respon peradangan.
Dermatitis Alergik ditemui pada
poison ivy (zat kimia yang
terdapat pada tumbuhan) dan oak
(bahan – bahan kimia yang
terdapat pada perhiasan)
DERMATITIS KONTAK
7. Dermatitis biasanya mengikuti pola
pajanan
Lesi bundar sekitar pergelangan tangan
(indikasi alergi jam/gelang)
Lesi dibagian bawah umbilikus (alergi
kancing logam)
Tangan kemerahan (alergi
detergen/sabun)
Uji alergi kulit
DIAGNOSIS
8. Kronis : likenifikasi (penebalan kulit),
fisura (luka terbuka/robekan pada
jaringan kulit), dan skuama (sisik
epidermis/epidermis yang mati).
Infeksi, disebabkan karena garukan
berulang dan kerusakan kulit
Kemerahan dan pembengkakan
(edema), disebabkan karena respon
buruk terhadap poison ivy atau alergen
protein
KOMPLIKASI
10. Peradangan kulit yang
melibatkan perangsangan
berlebihan limfosit T dan sel
Mast.
Histamin dan sel Mast
menyebabkan rasa gatal dan
eritema
Sering ditemui pada anak –
anak dan bayi
Adanya riwayat keturunan
DERMATITIS ATOPIK
11. Eritema disertai lesi
berkrusta. Bayi : pada
wajah dan bokong, Anak
– Anak, Tua, dan Remaja
: tangan, kaki, belakang
lutut, lipat siku
Pruritus (gatal) hebat dan
menyebabkan radang
berulang dan
pembentukan lesi
GAMBARAN KLINIS
12. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan riwayat dari
hasil pemeriksaan fisik
Komplikasi, infeksi kulit
oleh bakteri dan virus
(terutama oleh :
Stapylococcus aureus,
herpes simplex)
DIAGNOSIS & KOMPLIKASI
13. Hindari iritan (alergen)
Pemberian antihistamin untuk
mengurangi rasa gatal
Kompres dingin untuk mengurangi
peradangan
Streoid topikal dosis rendah untuk
mengurangi peradangan dan
memungkinkan penyembuhan
PENATALAKSANAAN
16. Merupakan penyakit kulit
kronik dan meradang yang di
temukan pada tahun 1841.
Psoriasis terus mengalami
peningkatan jumlah kunjungan
di pelayanan kesehatan dengan
presentase 17 – 55% kasus,
dengan beragam rentang waktu.
Ditandai oleh adanya percepatan
pertukaran sel – sel epidermis
sehingga terjadi ploriferasi
abnormal pada epidermis dan
dermis.
PSORIASIS
17. Disebabkan karena gangguan outoimun.
Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan
sitokinin pro-inflamatori termasuk faktor
nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan
yang merangsang ploriferasi sel abnormal.
Epidermis pada bagian yang terkena berganti 3
– 4 hari sekali.
Pertukaran sel yang cepat meningkatkan laju
metabolisme sehingga menyebabkan eritema.
Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan
peradangan berlebihan sehingga epidermis
menebal dan terbentuk plak
PENYEBAB
18. Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi
oleh skuama putih keperakan (terutama
pada : lutut, siku, kulit kepala, lipatan
kulit)
Lesi timbul perlahan tanpa diketahui
(awalnya satu atau dua, kemudian
bergabung menjadi banyak lesi)
Sering dijumpai pemisahan kuku (nail pit)
Gejala meningkat pada musim panas dan
membentuk pada musim dingin
GAMBARAN KLINIS
19. Infeksi kulit yang parah
Artritis deformans
(mirip dengan rematoid
artritis)
Berdampak pada
penurunan harga diri
yang menimbulkan
stress, ansietas,
depresi, marah.
KOMPLIKASI
20. PENATALAKSANAAN
Apakah psoriasis ringan (<3% dari permukaan
tubuh)?
Apakah pasien menjadi tidak berdaya karena
psoriasis?
Apakah psoriasis memiliki dampak buruk pada
QOL?
TIDAK (SEMUA)
TERAPI
TOPIKAL
Apakah fototerapi kontraindikasi?
Apakah lesi resisten terhadap fototerapi?
Apakah ada psoriasis atritis?
TIDAK (SEMUA)
FOTOTERAPI
TERAPI
SISTEMIK
TERAPI SITEMIK
YA (SATU DIANTARANYA)
YA (SATU DIANTARANYA)
22. Merupakan penyakit autoimun yang
melibatkan jaringan konektif dan pembuluh
darah.
Penyebab belum diketahui, faktor penjamu
(suseptibilitas, hormon) dan faktor
lingkungan menyebabkan hilangnya self-
tolerance dan menginduksi proses autoimun.
Faktor predisposisi : genetik, pajanan faktor
lingkungan (radias UV, infeksi virus, obat,
rokok) memiliki peranan besar dalam
perkembangan LE.
LUPUS ERITEMATOSUS
23. Adanya lesi malar
atau butterfly rash
Adanya eritematosa
Pigmentasi
(hipopigmentasi
atau
hiperpigmentasi)
GAMBARAN KLINIS
24. Pemeriksaan Histopatologi
LE Kutan Spesifik :
ditemukan hiperkerotik
(kulit yang mengeras), atropi
epidermal, penebalan edema
pada dermis
Pemeriksaan
Imunofluoresens, teknik pe
meriksaan histokimia ataus
itokimia untuk mendeteksi
dan melokalisasi antigen
yang terdapat pada
sel atau jaringan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
25. Evaluasi adanya keterlibatan sistemik
Hindari sinar UV
Edukasi pasien : untuk menggunakan tabir
surya setiap hari untuk mencegah perluasan
dan eksarsebasi penyakit.
Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid injeksi intralesi
Kortikosteroid sistemik, antimalaria, retinoid,
dan imunosuoresan : diberikan pada LE
Kutan yang luas/tidak berespon terhadap
terapi topikal.
PENATALAKSANAAN
27. Neoplasma maligna yang mengandung
melanosit atipikal di dermis dan epidermis.
Penyebab melanoma belum diketahui, tetapi
diduga kuat disebabkan oleh sinar UV.
Tanda Gejala : sering terjadi pada batang
tubuh dan ekstrimitas bawah, lesi melingkar
dengan bagian luar tidak teratur, lesi
tebal/datar saat dipalpasi, dapat muncul
dalam kombinasi warna, adanya nodul.
CA KULIT (MELANOMA MALIGNA)
28. Spesimen biopsi eksisional
Foto rotgen dada, hitungan sel darah
lengkap, uji fungsi hati, radionuklida atau
CT diprogramkan untuk menentukan
stadium melanoma setelah diagnosis
melanoma ditegakkan.
DIAGNOSTIK
29. Kemoterapi dan induksi hiperternia
Eksisi bedah : lesi kecil superfisial
Eksisi lokal & tandur kulit : lesi yang lebih
dalam
Diseksi nodus limfe regional : dilakukan
jika dicurigai metastase atau dilakukan
biopsi.
Debulking tumor (pengangkatan tumor)
PENATALAKSANAAN
30. Tumor jinak vaskuler yang muncul pada
bulan – bulan awal kelahiran dengan sifat
khas : ploriferasi pada awal kemudian
mengalami involusi
Gambaran klinis : tumor berbentuk
kubah/oval/bulat berwarna terang.
Permukaan dapat licin/berlobus, adanya lesi.
Tempat khusus pada perineal dan vulva.
HEMAGIOMA
31. Biopsi kulit :
memeriksa
hispatologis pada
tahap awal,
ditemukan masa
padat proliferasi sel
endotel dengan
lumen yang tersusun
lobuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
34. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
Nyeri (00132)
Gangguan Pola Tidur (KD : 00198)
Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118)
Defisiensi Pengetahuan (00126)
DIAGNOSA
35. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
1. Mandi dengan air hangat, minimal
penggunaan sabun (gunakan sabun khusus
untuk mencegah iritasi).
2. Keringkan kulit dengan handuk (jangan
digosok, tekan perlahan pada kulit yg basah
untuk menghindari kerusakan lebih lanjut).
3. Gunakan pelembap kulit (emolien, vasselin)
4. Lindungi kulit dari zat – zat yang mengiritasi
(detergen, sabun cuci piring, dsb).
5. Gunakan tabir surya
NURSING CARE PLAN
36. Nyeri (00132)
1. Jaga kesejukan kulit, hindari penggunaan
pakaian yang terbuat dari wol.
2. Pertahankan kelembapan ruangan, suhu
kamar, gunakan pakaian yang menyerap
keringat.
3. Berikan kompres dingin
4. Terapi rendam 20 – 30 menit (tidak boleh
lebih dari 30 menit dapat menyebabkan
maserasi kulit).
5. Pemberian obat topikal
NURSING CARE PLAN
37. Gangguan Pola Tidur (KD : 00198)
1. Anjurkan pasien untuk mengikuti jadwal
tidur yang teratur (tidur dan bangun di
jam yang sama/yang telah dijaddwalkan).
2. Anjurkan pasien mengindari minuman
yang mengandung kafein pada malam hari
sebelum tidur.
3. Anjurkan pasien untuk terus latihan
4. Anjurkan pada pasien agar ruangan/kamar
tidur memiliki ventilasi yang baik
NURSING CARE PLAN
38. Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118)
1. Kaji adanya gangguan pada citra tubuh
(pasien menghindari kontak mata, ucapan –
ucapan merendahkan diri, menutupi area
luka/lesi).
2. Berikan kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaannya.
3. Support pasien untuk memperbaiki citra diri
(membantu pasien berhiasa dan merapihkan
diri)
4. Berikan pasien informasi tentang cara
perawatan diri
NURSING CARE PLAN
39. Defisiensi Pengetahuan (00126)
1. Kaji sejauh mana pengetahuan pasien
2. Berikan informasi pasien terkait proses
penyakitnya, pengobatan.
3. Demostrasi penerapan terapi (kompres
basah, penggunaan obat topikal)
4. Berikan reinforcement positif.
NURSING CARE PLAN
41. Andi mengatakan tanganya terasa gatal. Andi
mengatakan sering menggaruk bagian yang
gatal mengunakan tangan. Rasa gatal sering
muncul ketika andi menggunakan air yang
tidak bersih. Setelah digaruk andi mengatakan
kulitnya terasa panas dan nyeri. Kulit terlihat
terkelupas warnaya menjadi merah disekitar
kulit yang digaruk. Andi mengatakan ini
bukan kali pertamanya mengalami hal seperti
ini. Keluarga andi mengatakan ayah andai
memiliki penyakit yang sama seperti yang
andi alami.
KASUS
43. Kerusakan integritas kulit
NOC :
• Integritas kulit baik (sensasi,
elastisitas, tempratur, hidrasi,
pigmentasi)
• Tidak ada luka atau lesi
• Pasien dapat menjaga kelembapan
kulit
NURSING CARE PLAN
44. Kerusakan integritas kulit
NIC:
1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian
yang longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap kering
dan bersih
3. Monitor kulit (kemerahan)
4. Oleskan lotion/baby oil/vaselin/zalf
pada daerah yang tertekan
5. Monitor status nutrisi pasien
NURSING CARE PLAN
45. Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal
NOC :
• Ketidaknyaman berkurang/hilang
NURSING CARE PLAN
46. Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal
NIC:
1. Periksa daerah yang terlibat (temukan
penyebab ketidaknyaman yang dirasakan)
2. Pertahankan kelembapan
3. Gunakan sabun yang ringan (khusus untuk
kulit sensitif)
4. Cuci linen tempat tidur
5. Hentikan pemajangan berulang terhadap
deterjen/pembersih/atau sumber alergen
NURSING CARE PLAN