SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
NENG ANNIS FATHIA
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
SISTEM INTEGUMEN
DERMATITIS
PSORIASIS
LUPUS ERITEMATOSUS
CA KULIT DAN HEMANGIOMA
TOPIK
DERMATITIS
 Peradangan pada kulit yang akut
atau kronik akibat terpajang iritan
(dermatitis iritan) atau alergen
(dermatitis alergi).
 Lokasi dermatitis sesuai dengan
daerah yang terpajan
 Terjadi ketika sel Langerhans
mengelolah dan menyajikan suatu
alergen ke sel T didekatnya. Sel T
menanggapinya dengan respon
hipersensitiv. Respon tersebut
bersifat lamban dan memerlukan
waktu beberapa jam atau beberapa
hari.
DERMATITIS KONTAK
 Dermatitis iritan terjadi ketika
kulit terpajan zat yang
mengiritasinya.
 Zat – zat tersebut : sabun,
detergen, pembersih rumah, dll.
 Dermatitis iritan tidak
melibatkan sistem imun, hanya
respon peradangan.
 Dermatitis Alergik ditemui pada
poison ivy (zat kimia yang
terdapat pada tumbuhan) dan oak
(bahan – bahan kimia yang
terdapat pada perhiasan)
DERMATITIS KONTAK
Papula – papula (benjolan diatas
kulit) terlokalisasi
Eritema (kemerahan)
Vesikel (daerah kulit yang
mengelembung) basah didaerah
kontak
Pruritus (gatal)
GAMBARAN KLINIS
Dermatitis biasanya mengikuti pola
pajanan
Lesi bundar sekitar pergelangan tangan
(indikasi alergi jam/gelang)
Lesi dibagian bawah umbilikus (alergi
kancing logam)
Tangan kemerahan (alergi
detergen/sabun)
Uji alergi kulit
DIAGNOSIS
Kronis : likenifikasi (penebalan kulit),
fisura (luka terbuka/robekan pada
jaringan kulit), dan skuama (sisik
epidermis/epidermis yang mati).
Infeksi, disebabkan karena garukan
berulang dan kerusakan kulit
Kemerahan dan pembengkakan
(edema), disebabkan karena respon
buruk terhadap poison ivy atau alergen
protein
KOMPLIKASI
 Identifikasi penyebab dermatitis
(hindari pajanan)
 Kompres dingin untuk
mengurangi peradangan
 Obat antihistamin untuk
mengurangi gatal
 Terapi anti-inflamasi topikal
(hati-hati efek sistemik)
 Jangka pendek : steroid (untuk
menghentikan peradang
 Jangka panjang : kortikosteroid
dosis besar
PENATALAKSANAAN
 Peradangan kulit yang
melibatkan perangsangan
berlebihan limfosit T dan sel
Mast.
 Histamin dan sel Mast
menyebabkan rasa gatal dan
eritema
 Sering ditemui pada anak –
anak dan bayi
 Adanya riwayat keturunan
DERMATITIS ATOPIK
Eritema disertai lesi
berkrusta. Bayi : pada
wajah dan bokong, Anak
– Anak, Tua, dan Remaja
: tangan, kaki, belakang
lutut, lipat siku
Pruritus (gatal) hebat dan
menyebabkan radang
berulang dan
pembentukan lesi
GAMBARAN KLINIS
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan riwayat dari
hasil pemeriksaan fisik
Komplikasi, infeksi kulit
oleh bakteri dan virus
(terutama oleh :
Stapylococcus aureus,
herpes simplex)
DIAGNOSIS & KOMPLIKASI
Hindari iritan (alergen)
Pemberian antihistamin untuk
mengurangi rasa gatal
Kompres dingin untuk mengurangi
peradangan
Streoid topikal dosis rendah untuk
mengurangi peradangan dan
memungkinkan penyembuhan
PENATALAKSANAAN
PSORIASIS
 Merupakan penyakit kulit
kronik dan meradang yang di
temukan pada tahun 1841.
 Psoriasis terus mengalami
peningkatan jumlah kunjungan
di pelayanan kesehatan dengan
presentase 17 – 55% kasus,
dengan beragam rentang waktu.
 Ditandai oleh adanya percepatan
pertukaran sel – sel epidermis
sehingga terjadi ploriferasi
abnormal pada epidermis dan
dermis.
PSORIASIS
Disebabkan karena gangguan outoimun.
Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan
sitokinin pro-inflamatori termasuk faktor
nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan
yang merangsang ploriferasi sel abnormal.
Epidermis pada bagian yang terkena berganti 3
– 4 hari sekali.
Pertukaran sel yang cepat meningkatkan laju
metabolisme sehingga menyebabkan eritema.
Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan
peradangan berlebihan sehingga epidermis
menebal dan terbentuk plak
PENYEBAB
Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi
oleh skuama putih keperakan (terutama
pada : lutut, siku, kulit kepala, lipatan
kulit)
Lesi timbul perlahan tanpa diketahui
(awalnya satu atau dua, kemudian
bergabung menjadi banyak lesi)
Sering dijumpai pemisahan kuku (nail pit)
Gejala meningkat pada musim panas dan
membentuk pada musim dingin
GAMBARAN KLINIS
Infeksi kulit yang parah
Artritis deformans
(mirip dengan rematoid
artritis)
Berdampak pada
penurunan harga diri
yang menimbulkan
stress, ansietas,
depresi, marah.
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Apakah psoriasis ringan (<3% dari permukaan
tubuh)?
Apakah pasien menjadi tidak berdaya karena
psoriasis?
Apakah psoriasis memiliki dampak buruk pada
QOL?
TIDAK (SEMUA)
TERAPI
TOPIKAL
Apakah fototerapi kontraindikasi?
Apakah lesi resisten terhadap fototerapi?
Apakah ada psoriasis atritis?
TIDAK (SEMUA)
FOTOTERAPI
TERAPI
SISTEMIK
TERAPI SITEMIK
YA (SATU DIANTARANYA)
YA (SATU DIANTARANYA)
LUPUS
ERITEMATOSUS
Merupakan penyakit autoimun yang
melibatkan jaringan konektif dan pembuluh
darah.
Penyebab belum diketahui, faktor penjamu
(suseptibilitas, hormon) dan faktor
lingkungan menyebabkan hilangnya self-
tolerance dan menginduksi proses autoimun.
Faktor predisposisi : genetik, pajanan faktor
lingkungan (radias UV, infeksi virus, obat,
rokok) memiliki peranan besar dalam
perkembangan LE.
LUPUS ERITEMATOSUS
Adanya lesi malar
atau butterfly rash
Adanya eritematosa
Pigmentasi
(hipopigmentasi
atau
hiperpigmentasi)
GAMBARAN KLINIS
Pemeriksaan Histopatologi
LE Kutan Spesifik :
ditemukan hiperkerotik
(kulit yang mengeras), atropi
epidermal, penebalan edema
pada dermis
Pemeriksaan
Imunofluoresens, teknik pe
meriksaan histokimia ataus
itokimia untuk mendeteksi
dan melokalisasi antigen
yang terdapat pada
sel atau jaringan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Evaluasi adanya keterlibatan sistemik
Hindari sinar UV
Edukasi pasien : untuk menggunakan tabir
surya setiap hari untuk mencegah perluasan
dan eksarsebasi penyakit.
Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid injeksi intralesi
Kortikosteroid sistemik, antimalaria, retinoid,
dan imunosuoresan : diberikan pada LE
Kutan yang luas/tidak berespon terhadap
terapi topikal.
PENATALAKSANAAN
CA KULIT
&
HEMAGIOMA
Neoplasma maligna yang mengandung
melanosit atipikal di dermis dan epidermis.
Penyebab melanoma belum diketahui, tetapi
diduga kuat disebabkan oleh sinar UV.
Tanda Gejala : sering terjadi pada batang
tubuh dan ekstrimitas bawah, lesi melingkar
dengan bagian luar tidak teratur, lesi
tebal/datar saat dipalpasi, dapat muncul
dalam kombinasi warna, adanya nodul.
CA KULIT (MELANOMA MALIGNA)
Spesimen biopsi eksisional
Foto rotgen dada, hitungan sel darah
lengkap, uji fungsi hati, radionuklida atau
CT diprogramkan untuk menentukan
stadium melanoma setelah diagnosis
melanoma ditegakkan.
DIAGNOSTIK
Kemoterapi dan induksi hiperternia
Eksisi bedah : lesi kecil superfisial
Eksisi lokal & tandur kulit : lesi yang lebih
dalam
Diseksi nodus limfe regional : dilakukan
jika dicurigai metastase atau dilakukan
biopsi.
Debulking tumor (pengangkatan tumor)
PENATALAKSANAAN
Tumor jinak vaskuler yang muncul pada
bulan – bulan awal kelahiran dengan sifat
khas : ploriferasi pada awal kemudian
mengalami involusi
Gambaran klinis : tumor berbentuk
kubah/oval/bulat berwarna terang.
Permukaan dapat licin/berlobus, adanya lesi.
Tempat khusus pada perineal dan vulva.
HEMAGIOMA
Biopsi kulit :
memeriksa
hispatologis pada
tahap awal,
ditemukan masa
padat proliferasi sel
endotel dengan
lumen yang tersusun
lobuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kortikosteroid
sistemik
Interferon alfa
sistemik
Kortikosteroid
intralesi
Skleroterapi
Bedah Laser
Bedah Eksisi
Topikal
PENATALAKSANAAN
ASKEP
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
Nyeri (00132)
Gangguan Pola Tidur (KD : 00198)
Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118)
Defisiensi Pengetahuan (00126)
DIAGNOSA
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
1. Mandi dengan air hangat, minimal
penggunaan sabun (gunakan sabun khusus
untuk mencegah iritasi).
2. Keringkan kulit dengan handuk (jangan
digosok, tekan perlahan pada kulit yg basah
untuk menghindari kerusakan lebih lanjut).
3. Gunakan pelembap kulit (emolien, vasselin)
4. Lindungi kulit dari zat – zat yang mengiritasi
(detergen, sabun cuci piring, dsb).
5. Gunakan tabir surya
NURSING CARE PLAN
Nyeri (00132)
1. Jaga kesejukan kulit, hindari penggunaan
pakaian yang terbuat dari wol.
2. Pertahankan kelembapan ruangan, suhu
kamar, gunakan pakaian yang menyerap
keringat.
3. Berikan kompres dingin
4. Terapi rendam 20 – 30 menit (tidak boleh
lebih dari 30 menit dapat menyebabkan
maserasi kulit).
5. Pemberian obat topikal
NURSING CARE PLAN
Gangguan Pola Tidur (KD : 00198)
1. Anjurkan pasien untuk mengikuti jadwal
tidur yang teratur (tidur dan bangun di
jam yang sama/yang telah dijaddwalkan).
2. Anjurkan pasien mengindari minuman
yang mengandung kafein pada malam hari
sebelum tidur.
3. Anjurkan pasien untuk terus latihan
4. Anjurkan pada pasien agar ruangan/kamar
tidur memiliki ventilasi yang baik
NURSING CARE PLAN
Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118)
1. Kaji adanya gangguan pada citra tubuh
(pasien menghindari kontak mata, ucapan –
ucapan merendahkan diri, menutupi area
luka/lesi).
2. Berikan kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaannya.
3. Support pasien untuk memperbaiki citra diri
(membantu pasien berhiasa dan merapihkan
diri)
4. Berikan pasien informasi tentang cara
perawatan diri
NURSING CARE PLAN
Defisiensi Pengetahuan (00126)
1. Kaji sejauh mana pengetahuan pasien
2. Berikan informasi pasien terkait proses
penyakitnya, pengobatan.
3. Demostrasi penerapan terapi (kompres
basah, penggunaan obat topikal)
4. Berikan reinforcement positif.
NURSING CARE PLAN
CASE
Andi mengatakan tanganya terasa gatal. Andi
mengatakan sering menggaruk bagian yang
gatal mengunakan tangan. Rasa gatal sering
muncul ketika andi menggunakan air yang
tidak bersih. Setelah digaruk andi mengatakan
kulitnya terasa panas dan nyeri. Kulit terlihat
terkelupas warnaya menjadi merah disekitar
kulit yang digaruk. Andi mengatakan ini
bukan kali pertamanya mengalami hal seperti
ini. Keluarga andi mengatakan ayah andai
memiliki penyakit yang sama seperti yang
andi alami.
KASUS
1. Kerusakan integritas kulit
2. Gangguan rasanyaman : Nyeri, Gatal
KASUS
Kerusakan integritas kulit
NOC :
• Integritas kulit baik (sensasi,
elastisitas, tempratur, hidrasi,
pigmentasi)
• Tidak ada luka atau lesi
• Pasien dapat menjaga kelembapan
kulit
NURSING CARE PLAN
Kerusakan integritas kulit
NIC:
1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian
yang longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap kering
dan bersih
3. Monitor kulit (kemerahan)
4. Oleskan lotion/baby oil/vaselin/zalf
pada daerah yang tertekan
5. Monitor status nutrisi pasien
NURSING CARE PLAN
Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal
NOC :
• Ketidaknyaman berkurang/hilang
NURSING CARE PLAN
Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal
NIC:
1. Periksa daerah yang terlibat (temukan
penyebab ketidaknyaman yang dirasakan)
2. Pertahankan kelembapan
3. Gunakan sabun yang ringan (khusus untuk
kulit sensitif)
4. Cuci linen tempat tidur
5. Hentikan pemajangan berulang terhadap
deterjen/pembersih/atau sumber alergen
NURSING CARE PLAN

More Related Content

Similar to Dermatitis Asuhan Keperawatan (20)

Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Obat eksim salep
Obat eksim salepObat eksim salep
Obat eksim salep
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Ilmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - DermatitisIlmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - Dermatitis
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
psoriasis.pptx
psoriasis.pptxpsoriasis.pptx
psoriasis.pptx
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
 

More from NengAnnisFathia

2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptxNengAnnisFathia
 
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptxNengAnnisFathia
 

More from NengAnnisFathia (6)

2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptxPRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
 
SISTEM REPRODUKSI.pptx
SISTEM REPRODUKSI.pptxSISTEM REPRODUKSI.pptx
SISTEM REPRODUKSI.pptx
 
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
 
MATERI 1.pptx
MATERI 1.pptxMATERI 1.pptx
MATERI 1.pptx
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

Dermatitis Asuhan Keperawatan

  • 1. NENG ANNIS FATHIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM INTEGUMEN
  • 4.  Peradangan pada kulit yang akut atau kronik akibat terpajang iritan (dermatitis iritan) atau alergen (dermatitis alergi).  Lokasi dermatitis sesuai dengan daerah yang terpajan  Terjadi ketika sel Langerhans mengelolah dan menyajikan suatu alergen ke sel T didekatnya. Sel T menanggapinya dengan respon hipersensitiv. Respon tersebut bersifat lamban dan memerlukan waktu beberapa jam atau beberapa hari. DERMATITIS KONTAK
  • 5.  Dermatitis iritan terjadi ketika kulit terpajan zat yang mengiritasinya.  Zat – zat tersebut : sabun, detergen, pembersih rumah, dll.  Dermatitis iritan tidak melibatkan sistem imun, hanya respon peradangan.  Dermatitis Alergik ditemui pada poison ivy (zat kimia yang terdapat pada tumbuhan) dan oak (bahan – bahan kimia yang terdapat pada perhiasan) DERMATITIS KONTAK
  • 6. Papula – papula (benjolan diatas kulit) terlokalisasi Eritema (kemerahan) Vesikel (daerah kulit yang mengelembung) basah didaerah kontak Pruritus (gatal) GAMBARAN KLINIS
  • 7. Dermatitis biasanya mengikuti pola pajanan Lesi bundar sekitar pergelangan tangan (indikasi alergi jam/gelang) Lesi dibagian bawah umbilikus (alergi kancing logam) Tangan kemerahan (alergi detergen/sabun) Uji alergi kulit DIAGNOSIS
  • 8. Kronis : likenifikasi (penebalan kulit), fisura (luka terbuka/robekan pada jaringan kulit), dan skuama (sisik epidermis/epidermis yang mati). Infeksi, disebabkan karena garukan berulang dan kerusakan kulit Kemerahan dan pembengkakan (edema), disebabkan karena respon buruk terhadap poison ivy atau alergen protein KOMPLIKASI
  • 9.  Identifikasi penyebab dermatitis (hindari pajanan)  Kompres dingin untuk mengurangi peradangan  Obat antihistamin untuk mengurangi gatal  Terapi anti-inflamasi topikal (hati-hati efek sistemik)  Jangka pendek : steroid (untuk menghentikan peradang  Jangka panjang : kortikosteroid dosis besar PENATALAKSANAAN
  • 10.  Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel Mast.  Histamin dan sel Mast menyebabkan rasa gatal dan eritema  Sering ditemui pada anak – anak dan bayi  Adanya riwayat keturunan DERMATITIS ATOPIK
  • 11. Eritema disertai lesi berkrusta. Bayi : pada wajah dan bokong, Anak – Anak, Tua, dan Remaja : tangan, kaki, belakang lutut, lipat siku Pruritus (gatal) hebat dan menyebabkan radang berulang dan pembentukan lesi GAMBARAN KLINIS
  • 12. Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat dari hasil pemeriksaan fisik Komplikasi, infeksi kulit oleh bakteri dan virus (terutama oleh : Stapylococcus aureus, herpes simplex) DIAGNOSIS & KOMPLIKASI
  • 13. Hindari iritan (alergen) Pemberian antihistamin untuk mengurangi rasa gatal Kompres dingin untuk mengurangi peradangan Streoid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinkan penyembuhan PENATALAKSANAAN
  • 14.
  • 16.  Merupakan penyakit kulit kronik dan meradang yang di temukan pada tahun 1841.  Psoriasis terus mengalami peningkatan jumlah kunjungan di pelayanan kesehatan dengan presentase 17 – 55% kasus, dengan beragam rentang waktu.  Ditandai oleh adanya percepatan pertukaran sel – sel epidermis sehingga terjadi ploriferasi abnormal pada epidermis dan dermis. PSORIASIS
  • 17. Disebabkan karena gangguan outoimun. Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan sitokinin pro-inflamatori termasuk faktor nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan yang merangsang ploriferasi sel abnormal. Epidermis pada bagian yang terkena berganti 3 – 4 hari sekali. Pertukaran sel yang cepat meningkatkan laju metabolisme sehingga menyebabkan eritema. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan sehingga epidermis menebal dan terbentuk plak PENYEBAB
  • 18. Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan (terutama pada : lutut, siku, kulit kepala, lipatan kulit) Lesi timbul perlahan tanpa diketahui (awalnya satu atau dua, kemudian bergabung menjadi banyak lesi) Sering dijumpai pemisahan kuku (nail pit) Gejala meningkat pada musim panas dan membentuk pada musim dingin GAMBARAN KLINIS
  • 19. Infeksi kulit yang parah Artritis deformans (mirip dengan rematoid artritis) Berdampak pada penurunan harga diri yang menimbulkan stress, ansietas, depresi, marah. KOMPLIKASI
  • 20. PENATALAKSANAAN Apakah psoriasis ringan (<3% dari permukaan tubuh)? Apakah pasien menjadi tidak berdaya karena psoriasis? Apakah psoriasis memiliki dampak buruk pada QOL? TIDAK (SEMUA) TERAPI TOPIKAL Apakah fototerapi kontraindikasi? Apakah lesi resisten terhadap fototerapi? Apakah ada psoriasis atritis? TIDAK (SEMUA) FOTOTERAPI TERAPI SISTEMIK TERAPI SITEMIK YA (SATU DIANTARANYA) YA (SATU DIANTARANYA)
  • 22. Merupakan penyakit autoimun yang melibatkan jaringan konektif dan pembuluh darah. Penyebab belum diketahui, faktor penjamu (suseptibilitas, hormon) dan faktor lingkungan menyebabkan hilangnya self- tolerance dan menginduksi proses autoimun. Faktor predisposisi : genetik, pajanan faktor lingkungan (radias UV, infeksi virus, obat, rokok) memiliki peranan besar dalam perkembangan LE. LUPUS ERITEMATOSUS
  • 23. Adanya lesi malar atau butterfly rash Adanya eritematosa Pigmentasi (hipopigmentasi atau hiperpigmentasi) GAMBARAN KLINIS
  • 24. Pemeriksaan Histopatologi LE Kutan Spesifik : ditemukan hiperkerotik (kulit yang mengeras), atropi epidermal, penebalan edema pada dermis Pemeriksaan Imunofluoresens, teknik pe meriksaan histokimia ataus itokimia untuk mendeteksi dan melokalisasi antigen yang terdapat pada sel atau jaringan. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 25. Evaluasi adanya keterlibatan sistemik Hindari sinar UV Edukasi pasien : untuk menggunakan tabir surya setiap hari untuk mencegah perluasan dan eksarsebasi penyakit. Kortikosteroid topikal Kortikosteroid injeksi intralesi Kortikosteroid sistemik, antimalaria, retinoid, dan imunosuoresan : diberikan pada LE Kutan yang luas/tidak berespon terhadap terapi topikal. PENATALAKSANAAN
  • 27. Neoplasma maligna yang mengandung melanosit atipikal di dermis dan epidermis. Penyebab melanoma belum diketahui, tetapi diduga kuat disebabkan oleh sinar UV. Tanda Gejala : sering terjadi pada batang tubuh dan ekstrimitas bawah, lesi melingkar dengan bagian luar tidak teratur, lesi tebal/datar saat dipalpasi, dapat muncul dalam kombinasi warna, adanya nodul. CA KULIT (MELANOMA MALIGNA)
  • 28. Spesimen biopsi eksisional Foto rotgen dada, hitungan sel darah lengkap, uji fungsi hati, radionuklida atau CT diprogramkan untuk menentukan stadium melanoma setelah diagnosis melanoma ditegakkan. DIAGNOSTIK
  • 29. Kemoterapi dan induksi hiperternia Eksisi bedah : lesi kecil superfisial Eksisi lokal & tandur kulit : lesi yang lebih dalam Diseksi nodus limfe regional : dilakukan jika dicurigai metastase atau dilakukan biopsi. Debulking tumor (pengangkatan tumor) PENATALAKSANAAN
  • 30. Tumor jinak vaskuler yang muncul pada bulan – bulan awal kelahiran dengan sifat khas : ploriferasi pada awal kemudian mengalami involusi Gambaran klinis : tumor berbentuk kubah/oval/bulat berwarna terang. Permukaan dapat licin/berlobus, adanya lesi. Tempat khusus pada perineal dan vulva. HEMAGIOMA
  • 31. Biopsi kulit : memeriksa hispatologis pada tahap awal, ditemukan masa padat proliferasi sel endotel dengan lumen yang tersusun lobuler. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 33. ASKEP
  • 34. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047) Nyeri (00132) Gangguan Pola Tidur (KD : 00198) Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118) Defisiensi Pengetahuan (00126) DIAGNOSA
  • 35. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047) 1. Mandi dengan air hangat, minimal penggunaan sabun (gunakan sabun khusus untuk mencegah iritasi). 2. Keringkan kulit dengan handuk (jangan digosok, tekan perlahan pada kulit yg basah untuk menghindari kerusakan lebih lanjut). 3. Gunakan pelembap kulit (emolien, vasselin) 4. Lindungi kulit dari zat – zat yang mengiritasi (detergen, sabun cuci piring, dsb). 5. Gunakan tabir surya NURSING CARE PLAN
  • 36. Nyeri (00132) 1. Jaga kesejukan kulit, hindari penggunaan pakaian yang terbuat dari wol. 2. Pertahankan kelembapan ruangan, suhu kamar, gunakan pakaian yang menyerap keringat. 3. Berikan kompres dingin 4. Terapi rendam 20 – 30 menit (tidak boleh lebih dari 30 menit dapat menyebabkan maserasi kulit). 5. Pemberian obat topikal NURSING CARE PLAN
  • 37. Gangguan Pola Tidur (KD : 00198) 1. Anjurkan pasien untuk mengikuti jadwal tidur yang teratur (tidur dan bangun di jam yang sama/yang telah dijaddwalkan). 2. Anjurkan pasien mengindari minuman yang mengandung kafein pada malam hari sebelum tidur. 3. Anjurkan pasien untuk terus latihan 4. Anjurkan pada pasien agar ruangan/kamar tidur memiliki ventilasi yang baik NURSING CARE PLAN
  • 38. Gangguan Citra Tubuh (KD : 00118) 1. Kaji adanya gangguan pada citra tubuh (pasien menghindari kontak mata, ucapan – ucapan merendahkan diri, menutupi area luka/lesi). 2. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya. 3. Support pasien untuk memperbaiki citra diri (membantu pasien berhiasa dan merapihkan diri) 4. Berikan pasien informasi tentang cara perawatan diri NURSING CARE PLAN
  • 39. Defisiensi Pengetahuan (00126) 1. Kaji sejauh mana pengetahuan pasien 2. Berikan informasi pasien terkait proses penyakitnya, pengobatan. 3. Demostrasi penerapan terapi (kompres basah, penggunaan obat topikal) 4. Berikan reinforcement positif. NURSING CARE PLAN
  • 40. CASE
  • 41. Andi mengatakan tanganya terasa gatal. Andi mengatakan sering menggaruk bagian yang gatal mengunakan tangan. Rasa gatal sering muncul ketika andi menggunakan air yang tidak bersih. Setelah digaruk andi mengatakan kulitnya terasa panas dan nyeri. Kulit terlihat terkelupas warnaya menjadi merah disekitar kulit yang digaruk. Andi mengatakan ini bukan kali pertamanya mengalami hal seperti ini. Keluarga andi mengatakan ayah andai memiliki penyakit yang sama seperti yang andi alami. KASUS
  • 42. 1. Kerusakan integritas kulit 2. Gangguan rasanyaman : Nyeri, Gatal KASUS
  • 43. Kerusakan integritas kulit NOC : • Integritas kulit baik (sensasi, elastisitas, tempratur, hidrasi, pigmentasi) • Tidak ada luka atau lesi • Pasien dapat menjaga kelembapan kulit NURSING CARE PLAN
  • 44. Kerusakan integritas kulit NIC: 1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap kering dan bersih 3. Monitor kulit (kemerahan) 4. Oleskan lotion/baby oil/vaselin/zalf pada daerah yang tertekan 5. Monitor status nutrisi pasien NURSING CARE PLAN
  • 45. Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal NOC : • Ketidaknyaman berkurang/hilang NURSING CARE PLAN
  • 46. Gangguan rasa nyaman : Nyeri, Gatal NIC: 1. Periksa daerah yang terlibat (temukan penyebab ketidaknyaman yang dirasakan) 2. Pertahankan kelembapan 3. Gunakan sabun yang ringan (khusus untuk kulit sensitif) 4. Cuci linen tempat tidur 5. Hentikan pemajangan berulang terhadap deterjen/pembersih/atau sumber alergen NURSING CARE PLAN

Editor's Notes

  1. SCALY SKIN : BERSISIK BLISTER : MELEPUH