SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
Download to read offline
irttp lr*ob
LAPORAN ASSESMENT
I
SISTEM REKRUTMEN JAKSA
KERIASAMA
KOMISI HUKUM NASIONAL
Dan
MASYARAKAT PEMANTAU PERADII.AN INDONESIA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
200s
M"Pft
A1 b a
o
| ..
I
I
a
I
if
DAFTAR ISI
BAB T
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan dan Sasaran
D. Kerangka Konsepsional
6
6
7
E. Pendekatan dan Metode pengkajian
9
9
11
11
11
F. Kerangka Fenulisan penelitian
G. Jadwal
H. Pelaksana
I. Anggaran Dan Sumber Dana
BAB II
REKRUTI{EN SEBAGAI SEEUAH PEREil CAT{AA}T MAITAITilIEN SU}{BER DAYA MfiNUSIA
i
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
L2
LZ
13
1B
23
23
B. Proses Rekrutmen Dalam organisasi publik
C' Proses Seleksi Sebagai Bagian Dari Proses Perencanaan SDMi
BAB III
REKRUTMEN JAKSA
A. Sistem Rekrutmen
B. Tujuan Rekrutmen
27
2B
2B
1. Pendidikan pembentukan Jaksa Biaya Negara
1. 1. Persyaratan peserta
29
30
L.2. Ujian Penyaringan
1'3. Penentuan Kelulusn Ujian Kenaikan Pangkat penyesuaian
2. Pendidikan pembentukan Jaksa Crash program
7.L. Persyaratan peserta
2.2. Panitia Petaksana Seleksi Pengadaan CPNS Kejaksaan
7.4. Pelaksanaan Seleksi CpNS Kejaksaan
2.5. Pengurnuman Hasir seleksi cpNS Kejaksaan
2.6. Pengangkatan Menjadi pegawai Negeri sipil (PNS)
Pelatihan Kerja
Pendidikan Pembentukan Jaksa (ppJ)
Pendidikan Pernbentukan laksa Biaya
1.1. Per:syaratan Mengikuti ppJ
L.2. Pelaksanaan dan Tempat Seleksi
Negara
1'3. Tim seleksi peserta ppJ Biaya Negara
1.4. Penentuan caron peserta ppl Biaya Negara
2. Pendidikan pembentukan Jaksa crash program
2.L. Persyaratan lr4engikuti ppJ crash program
2.2. TiT seleksi peserta ppr crash program
31
32
32
32
35
35
37
41
47
43
E.
F,
43
4L
1.
2.3. Tahapan Seleksi
2,4. Penentuan Calon iPesgrta PPJ Crash Program . t r r . . . . . r r r t r. r r . . . t , . . ,i. . . . . . r . . . . .. . . .. . r r . i r . . . . ..
4L
47
46
46
49
s0
50
52
50
51
52
55
t
I
BAB IV
ANALISIS DAN REKOMENDASI
A. Mekanisme peraksanaan Rekrutmen
B. Persyaratan dan ujian penyaringan Masuk ppJ
]
.4t'r
t
D. Minat Mahastswa Fakuttas Hukum Untuk Menjadi laksa ........
56
5B
'
tr
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
,
Daftar Pustaka
,
I
!t
60
60
62
Pengantar
Kejaksaan memiliki peraq yang sangat penting daram proses penegakan hukum. Tugasdan wewenang seorang iaksa dalam proses tersebut melingkupi bidang hukum pidana,hukum perdata, dan tata usaha negara. Dinamika masyarakat dan perkemoangan
hukum yang tengah berjalan secara cepa! tak jarang kecepatan perkembangan
tersebut tidak disertai dengan pengembangan dan penguatan sumber daya manusia.
' Permasalahan sumber daya masnusia tidak hanya dihadapi oleh Kejaksaan namun oleh' hampir seruruh organisasi, baik organisasi pubrik maupun organisasi privat.
' selama ini Kejaksaan dinilai lemah dalam har daram organisasi maupun sumber dayamanusia sehingga perlu upaya pembaruan yang rebih sistematis dan komprehensif.
Untuk menghadapi perubahan'masyarakat yang cepat tersebut maka diperrukan sumberdaya manusia' dalarn hal in jaksa, yang berkualitas dan berintegritas. undang-undang
No' 16 Tahun 2004 Tentang Kejakaan Republik Indonesia menyatakan bahwa jaksamerupakan jabatan fungsional yang memiliki keahrian khusus untuk menjarankan tugasdan wewenangnya' Keahlian yang dimiliki tentunya harus merupakan keahtian di bidanghukum baik dari segiteoritis maupun dari segi praktis.
salah satu persyaratan untuk menjadijaksa adalah pegawai negbri. persyaratan
ini tidakcukup melainkan harus lulus pelatihan dan pendidikan pembentukan jaka. Meskipunjaka adalah pegawai negeri, namun persyaratan dan proses rekrutmen harus berbedadengan pegawai negeri pada umumnya. pada kenyataannya percyaratan dan prosesrekrutmen m6sih mengacu pada piora rekrutmen pegawai nege{ sipir secara.umumnya.
Proses rekrurtmen laksa nengsunar*n sistem dua pintu ;;;; #,.,;l.r;, terseburmengikutsertakan pegawai kejaksaan yang sejak awal nremiliki ijazah sarjana hukumdan memiriki nomor pegawai (Nrp) yang diawati dengan angka 6 serta pegawaikejaksaan yang memiliki ijazah sarjana hukum merarui program penyesuaian. prosesyang tengah berjalan saat ini rnasih belum dapat menghasirkan Jaka yang berkuatitasxhingga perru ada terobosan baru daram proses tersebut.
I.t
Komisi Hukum Nasional (KHN) sesuai dengan mandat yang dimilikinya, terpanggil untuk
turut berperan dalam proses pembaruan di Kejaksaan terufama dalam bidang sumber.
daya manusia. Peran yang diambil KHN dalam mendukung ,proses tersebut adalah
dengan melakukan assesrient terhadap proses rekrutmen Jaksa.
Assesment ini diselenggarakan dalam waktu tiga bulan sesuai dengan dana yang dimiliki
KHN yang berasal dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) 2005. Dalam
melakukan assesment ini, KHN mengikutsertakan Masyarakat Pemantau peradilan
Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI FH|..,D'yang memilikik program
pemantauan atas kinerja Kejaksaan. Keterkaitan Sekretariat Negara dalam assesmentini
dikarenakan anggaran bagi KHN secara administratif keuangan diperoleh dari
Departemen keuangan rnelalui Sekretariat negara.
Komisi Hukum Nasional dan MaPPI FHUI berharap hasil assesmenf ini mempunyai
manfaat bagi lembaga Kejaksaan, serta bagi pembangunan hukum yang sedang
berlangsung di tanah air.
lakatta, Juli 2005
Komisi Hukum Nasional
Republik Indonesia
i.-r
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejaksaan merupakan salah satu sub sistem dalam peradilan pidana; disamping itu
juga mempunyai peranan lain dalam hukum perdata dan tata usaha negara,
yaitu dapat mewakili negara dan pemerintah dalam perkara perdata dan tata usaha
negara, bahkan dapat mewakili kepentingan umum.
Peran yang demikian krusial dalarn sistem hukum Indonesia tersebut menuntut
seorang Jaksa tidak hanya menguasai disiplin hukum pidana, tetapi juga
disiplin hukum perdata dan tata usaha negara. Jaksa tidak hanya dituntut
menguasai hukum positif.yang bersifat umum (lex generalrs), tetapi juga yang
bersifat khusus {tex ryiatisfl yang banyak lahir akhir-akhir ini.
Untuk melaksanakan peranan yang demikian itu tentunya diperlukan kualifikasi
tertentu bagi seseorang untuk bisa mengemban tugas sebagai Jaksa.
Disamping kualifikasi umum (pemegang ijazah sarjana hukum), juga dipertukan
kualifikasi khusus yang pada umumnya tidak dimiliki oleh sarjana hukum karena tidak
diperoleh di perguruan tinggi hukum.
i'"
undang-undang Kejaksaan No. 16 Tahun 2004 (uu No. 16 rahun zoa4) daram
Pasal 1 angka 4 menyatakan bahwa Jaksa sebagai pejabat fungsional yaitu
"jabatan yang bersifat keahlian teknis,'. Dengan demikian tidak semua pegawai
negeri yang bekerja di lembaga Kejaksaan dan memegang ijasah sarjana hukum
adalah Jaksa atau dapat diangkat sebagai Jaksa. Seorang Jaksa harus memenuhi
kualifikasi sebagai pegawai negeri, disamping itu juga harus memenuhi kualifikasi
khusus yang bersifat keahlian teknis hukum sebagaimana diryaralon oleh
undang-undang tersebut. Kualifikasi khusus yang dimaksud sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 9 UU No 16 Tahun 2004 antara lain: warga negara Indonesia, berijazah
pallng rendah sarjana hikum, berumur paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 35
tahun, pegawai negeri iipil, dan harus lulus Pendidikan Pembentukan Jaksa (ppJ).
Mengingat kedudukannya sebagai pegawai negeri sipil, maka undang-undang
mengklasifikasikan Jaksa sebagai jabatan fungsional. Klasifikasi fungsional diberikan
karena jabatan tersebut memerlukan keahlian yang bersifat teknis. Keahlian
yang dimaksud disini tentunya adalah kemampuan prima dalam melaksanakan
tugas wewenangnya. Hanya seorang profesional yang dapat melakukan hal itu
dan profesionalisme laksa inilah yang menjadi dasar bahwa laksa diberi
kualifikasi jabatan fungsional dan rnendapatkan fasilitas lebih dibanding dengan
pegawai negeri bukan Jaksa, misalnya usia pensiun 62 tahun, tunjangan fungsional
dan kesempatan menduduki jabatan struktural.
Memasuki era reforrnasi dimana berkembang ide-ide demokrasi, keterbukaan,
akuntabilitas publik, dan profesionalisme. Kejaksaan memperoleh sorotan tajam
karena dipandang kurang dapat memenuhi ide-ide tersebut dan aspirasi masybrakat
luas.
Kinerja Kejakaan dinilai lemah dan jauh dari harapan untuk rrlenjawab masalah yang
timbul masa kini dan masa mendatang. Masalah dan tantangan bagi Kejaksaan
dimasa yang akan datang diperkirakan akan lebih komphks dan rumit sehingga
menuntut kemampuan lebih dari hanya sekedar menguasai teknis hukum. Salah satu
tkik lemah Kejaksaan terdapat di bidang sumber daya manusia yang semakin hari
dinilai semakin menurun kualitasnya. Permasalahan tersebut. tidak dapat dilepaskan
dari proses rekrutmen yang menjadi titik tolak dalam mendapatkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sebagai sebuah proses, sistem rekrutmen yang berlaku di
Kejaksaan mengikuti pola rekrutrnen pegawai negeri pada umumnya. Belum terdapat
suatu proses untuk rnendapatkan sumber daya manusia yang secara khusus
sebagaimana ditetapkan dalam Pasalg UU No. 16 Tahun 2004.
Pada saat ini, tujuan dari rekrutmen calon laksa adalah untuk mengisi formasi Jaksa
yang kosong di Kejaksaan. Kekosongan formasi biasanya ditimbulkan oleh sebab-
sebab yang rutin da,ri terukur, seperti adanya tenaga Jaksa yang pensiun,
dibentuknya Kejaksajn baru (perluasan organisasi), atau sebab-sebab yang
insidental, seperti adahya Jaksa yang berhenti atau meninggall.
Sistem rekrutmen jaksa yang berlaku di Kejaksaan adalah rekrutmen pegawai negeri
pada umumnya. Setelah menjadi pegawai Kejaksaan dengan status sebagai pegawai
negeri, beberapa tahun kemudian mereka bisa mengikuti tes seleksi untuk mengikuti
PPl. Rekrutmen laksa hanya bisa diikuti oleh pegawai negeri Kejaksaan dan tertutup
kemungkinan bagi pegawai negeri dari lembaga pemerintah lain atau lulusan
universitas untuk langsung ikut serta dalam proses tersebut. Tidak ada rekrutmen
Jaksa yang bersifat khusus dan terbuka; yang ada hanya rekrutrnen umum untuk
menjadi pegawai negeri di Kejaksaan. Sistem tersebut lebih dikenal dengan sistem
karir tertutup. Sudah barang tentu persyaratan yang berlaku adalah persyaratan bagi
pegawai negeri pada umumnya, bukan persyaratan khusus bagi Jaksa yang diberi
status sebagai "jabatan fungsional yang bersifat keahlian teknis" oleh UU No. 16
Tahun 2004.
Rekrutmen Jaksa merupakan suatu upaya untuk mendapatkan sumber daya jaksa
yang dapat mewujudkan visi dan misi Kejaksaan sefta dapat melaksanakan fungsi,
tugas, dan wewenang Kejaksaan sebagai lembaga penuntut. Prasyarat dan kriteria
dalam sebuah proses rekrutmen sebagai upaya mendapatkan sumber daya jaksa
harus diarahkan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Kejaksaan sebagai sebuah
organisasi besar memiliki visi2:
I
Terwujudkan kepastian hukum yang berintikan kebeharan dan keadilan yang
dilandasi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dengn didukung
oleh aparatur yang profesional, memiliki integritas moral yang tangguh dan
disiplin yang tinggi untuk turut menegakkan supremasi hukum dengan
memperhatikan rasa keadilan yang tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat sefta memperhatikan hak asasi manusia.
tKomisi Hukum Nasional, Masyarakat Pemanbu Peradilan Indonesia, dan Kejaksaan Agung, Pernbaharuan
Kejaksaan:Pembentukan standar Minimum Pmfesi .laksa, (Jalorta: 2904.) hal. 111'
2http.://www.kejaksaan.go diakses pada tanggal 8 Februari 2005
Misi yang
adalah3:
diemban kejaksaan sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan
Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa terhadap usaha-usaha yang dapat menggoyahkan sendi-sendi
kehidupan bermas yarakat, berbangsa dan bernegara.
Mampu rnewujudkan hukum, ketertiban hukum, keqdilan dan kebenaran
berdasarkan hukum serta mengindahkan norma-nonna keagamaan,
kesopanan dan kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan,
hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara lain turut
menciptakan kondisi dan prasarana yang mendukung dan mengamankan
pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan flancasila.
Menjaga dan rnenegakkan kewibawaan pemerintah dan negara.
Melindungi kepentingan rakyat melalui penegakan hukum.
Rekrutmen, tentu bukan satu-satunya jalan untuk mewujudkan visi dan misi menjadi
sebuah kenyataan namun harus didukung oleh fungsi manajemen lainnya yang terdiri
dari perencanaan (planning) yang matang, pengorganisasian (organizing) yang
cermat pelaksanaan (actuating) yang tepat sasaran, dan pengawasan (antroting)
yang terkendali.
!
Namun dalam kenyataannya masih banyak kekurangan yang mengakibatkan tujuan--
rekrutmen untuk mendapatkan iaksa yang berkualitas menjadi terabaikan. Banyak
faktor'yang menjadi penyebabnya, salah satu diantaranya adalah unsur korupsi,
kolusi dan nepotisme yang di$nyalir telah merasuk dalam proses. rekrutmen di
Kejaksaan. i
Seorang pegawai negeri yang telah memiliki ijasah sarjana hukum harus mengikuti
PPJ untuk dapat menjadi Jaka. Tdak semua pegawai negeri Kejaksaan yang bergelar
sarjana hukum dapat mengikuti PPJ, mereka harus melalui tahap seleksi baik
oleh.
1.
2.
3.
4.
5.
3lbid.
administratif, kesehatan, maupun prsikologi. Proses seleksi ini disinyalir memiliki
banyak kelemahan antara lain kriteria yang kurang jelas, praktik yang tidak obyektif
dan tidak sehat. Reglwai negeri Kejaksaan banyak "berebut,, ingin menjadi Jaksa
bukan karena motif menjadi penuntut umum yang profesional, tetapi semata-mata
untuk bisa memperoleh tunjangan jabatan fungsional dan terbuka kemungkinan
menduduki jabatan struktural yang juga mendapatkan tunjangan jabatan struktural,
sefta usia pensiun yang lebih panjang yaitu 62 tahun.
Mutu profesionalisme Jaksa yang tidak terjamin itu dimungLinLun karena setiap kali
ada PPJ maka 100Vo calon dinyatakan lulus dengan tujuan agar dapat memenuhi
target kebutuhan laksa baru dan rnemenuhi anggaran yang tersedia. program ppJ
yang dilakukan tersebr-t seUdaknya dilakukan melalui dua jalur sesuai dengan asal
sumber dana rekrutmen yang terdiri dari jalur biaya negara (Dana Isian proybk/Dlp)4
dan swadana (aash prqram)s. Pegawai Kejaksaan yang diterima berbasis sarjana
hukum dapat mengiku$ PPJ tanpa tes dan didanai oleh biaya negara. program ppJ
jalur swadana diikuti oleh pegawai Kejaksaan yang mendapatkan gelar sarjana hukum
melalui progEm penyesuaian, karena gelar sarjana hukum tersebut diperoleh setelah
diterima menjadi pgawai negeri Kejaksaan. Agar dapat mengikuti ppJ jalur swadana,
setiap calon pesefta harus lulus tes yang diselenggarakan khusus untuk program
penyesuaian6.
!
Proses rekrutmen yang berjalan selama ini perlu dikaji kembali perihal efektifitas
pelaksanaannya di lapangan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa proses yang
telah dijalankan oleh Kejaksaan dalam melakukan rekrutmen masih belum dapat
menghasilkan sumber daya Jaka dengan kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Baik masyarakat maupun pimpinan Kejaksaan merasa[<an menurunnya kinerja
Kejaksaan berkaitan dengan menurunnya tingkat profesionalisme Jaksa. proses
?rogram pendidikan pembenh*an jaksa (PPJ) biay.a negara dau dikenal juga dengan sebutan program
?]m Li- Proyek (DIP) rnerupakan program pembenurtian ja'tsa ying aiaanai Jen arggaran negara yang termasuk
9:1.*,-Ir::::.1, I_T!:fon dan Belanja Nesara (APtsN),- wanrun itain otaanii orcl- Rpsr,r,
-ppl
i""Euui a.p"t
o[aKuKan rnetatui prognrm swadana yang dikenal juga dengan sebutan cradr program.
SPPJ
swadana {cn$ proonm) dilakanakan sesuai dengan Petrnjuk pelaksanaan l,lomor: Juklak-
0049Cp,21412002, dan setelah tahun ZOO2 tiOat< pemah dilakanakan ligi.
6Hamzah
Flatrik, Re-evaluasi dan Re-refornasi Rekrutrnen Surnber daya Manusia furrci feberhasitan
Ftqy:n feiaksaal RepuHik Indoneria, dalam kumpulan Makalah Feserta Dengaipendapat kmbaruan Kejakaan
Republik lrdonesia, diselenggar*an oleh Komisi Hukum Nasional, Hotel Sahid lafrlakaru,zq-25 Juni 2003.
t'.
rekrutmen melalui program PPI tidak jarang menimbulkan kritik karena dipandang
tidak transparan dan penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisrne. untuk itu proses
rekrutmen antara lain harus dilaksanakanT:
a. Secara obyektif;
b. Prosesnya transparan;
c. Didasarkan pada merit atau kemampuan;
d. Adanya evaluasi dan monitoring secara berkala;
Enam kriteria pelaksanaan rekrutmen diatas perlu mendapatkan perhatian sebagai
bahan masukan dalam upaya pembenahan sistem rekrutmen yang selama ini dinilai
masih belum bisa menghasilkan jaksa yang berkualitas. Untut< mencegah keadaan
yang tidak diharapkan, perlu dilakukan evaluasi dan penyempurnaan. yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka menjawab tuntutan jaman.
Penyempurnaan tersebut tentunya harus dapat menjamin ditampungnya ide-ide
tentang profesionalitas, integritas, transparansi, akuntabilitas publi( sederhana,
eftsien, efektif dan tidak terlepas dari sistem lain yang terkait dan berlaku dalam
tubuh lembaga Kejaksaan.
B. Permasatahan
Permasalahan yang timbul dan perlu dikaji lebih lanjut antara lain:
1. Bagaimana sistem rekrutmen yang telah berjalan saat ini? Apakah sistem
rekrutmen yang ada sekarang mampu menjadi sarana untuk menjaring
sumber daya manusia (SDM) Jaksa yang berkualitas?
2. Sistem apakah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan sDM Jaksa yang
berkualitas dan profesional dan dapat berjalan secara harmonis dengan sistem
lain yang berlaku di Kejaksaan? i
7na*ristutl Harkrisnorrvo, lr4embangun strategi Kinerja Kejakaan Bagi peningkatan produktivitas,
Profesionalisme, dan akuntabilitas Publik suitu Usulan.-Petkiran, rnaialatr- aiui*'p.it n pada seminar strategi
leni1gfata1 K-'neda l(eial$aan_ Dalam Rargka Mewujudkan supreriras nrirr,-v".i disetenggaraiin oi.t
-pur.t
Penelitian dan Pengenrbangan Kejaksaan lgung di Jakirta, zz ngustus zoor.
selain.enpat point tersebut madh terdapat dua hat yarg pelu menaapat perhatian dari lGjaksaan yaitr sistern
remrard and punbhtnent dan career planning yang ieds. oergan aOanva feiefasan LrseOut ai''t arapf..i mln"t p"r.
calon pegatrrai Kejalaaan akan semakin teraritr.
-s6lain
itu rrereta ;u!a oaiai ,"oncang karir ylng al12n difina
sepanJang bekerja di Kejakaan.
i. -r
a
3. Apabila harus dibuat sistem rekrutmen baru
berjalan selama ini, apa yang akan menjadi
tersebut?
yang berbeda dengan sistem yang
unsur pembeda dalam sistem baru
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
1. Melakukan eraluasi terhadap sistem rekrutmen yang ada dan berlaku saat ini .
2. Menyempurnakan sistem yang ada untuk dapat memenuhi kebutuhan
nyata saat ini dan jauh kedepan yang menjamin tertampungnya ide-ide
tersebut diatas.
3. Sistem baru tersebut harus terpadu dengan sistem lain yang berlaku dalam
hmbagn Kejaksaan, sehingga dapat berdaya guna seca* optimar.
2. Sasaran
Sasaran pengkajian ini adalah suatu rekomendasi yang dituangkan dalam bentuk
konsep Keputusan Jaksa Agung tentang sistem Rekrutmen Jaksa
D. Kerangka Konsepsional
1. Jaksa
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang
unfuk bertindak sebagai penuntut umurn dan pelaksana putusan pengndilan
yang telah rnemperoleh kekuatan hukum tetap sefta wewenang lain
. berdasarkan undang-undang8.
2. Rekrutmen
Rekrutmen merupakan proses mencari dan menarik para pelamar untuk
menjadi pegawai pada dan oleh organisasi tertentu. Selain itu rekrutmen juga
dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas mencari dan memikat
pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
8
Indonesia, Urdangtndang fejalaaan Republik Indonesia, uu No. 15, LN No. 67 Tahun 2004, TLN No.4.l0l.Pasal 1 butir 1
3.
diperlukan guna menutupi kekurangan yang teridentifikasi dalam perencanaan
kepegawaians.
Pembentukan Pendidikan Jaksa (PPJ)
Pembentukah pndidikan Jaksa merupakan salah satu bentuk pendidikan dan
latihan bagi jabatan fungsional serta menjadi prasyarat utama agar seorang
pegawai negeri diangkat menjadi seorang jaksa. Teknis pelaksanaan
pendidikan pembentukan jaksa tersebut ditetapkan oleh laksa Agung10.
Pegawai negeri
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlakull.
5. Jabatan karir
Jabahn Karier adalah jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintah yang
hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang
telah beralih status sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Jabatan Karier dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis yaitu jabatan struktural
dan iabafan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas
ada dalam struktur organisasi. Jabatan fungsional adalah jabatan yang.tidak
secara tegas disebutkan dalam struktur organissi, tetapi dari sudut fungsinya
diperlukan oleh organisasi, seperti Peneliti, DoKer, Pustakawan, dan lain-lain
yang serupa dengan itur2.
i
eAmbar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manaiemen Sumber Daya Manusia (lbnsep,Teori dan
Pengembangan dalam lGnteks Organisasi Publik), Yogyakarta: Graha llmu, 2003. hal. 134
ltndonesia, UU No. 16 Tahun ZX)4, op ciL Pasal 9 ayat (2) dan (3)
rndonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Tenhng Fokok-
Pokok Kepegawaian, UU No. 43, LN No. 169 Tahun 1999, TLN No. 3890 Pasal I Angka 1 Pasal t hunrf (a).
4.
12lbid, Penjelasan Pasl 17 ayat t1).
3
'ri
F
.;
.
E. Pendekatan dan Metode Pengkajian
Penelitian ini mengg,unukan metode penelitian normatif
,'
normatif dimaksudkan untuk dapat mengumpulkan data
bahan peraturan perundang-undangan antara lain UU No.
Kejaksaan Republik Indonesia, Keputusan Presiden No.
keputusan dan instruksi laksa Agung yang berlaku, bahan
dengan obyek penelitian, bibliografi, kamus, dan lain-lain.
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan dan Sasaran
D. Kerangka Teoritis
E. Pendekatan dan Metode Pengkajian
F. Kerangka Penulisan Penelitian
G. Jadwal
H. Pelaksana
BAB II Rekrutmen Sebagai Langkah Awal
Manusia
:
Perencanaan Sumber daya
dan empiris. Penelitian
sekunder yang meliputi
16 Tahun 2004 tentang
86 Tahun 1999, serta
pustaka yang berkaitan
Penelitian empiris dilakukan dengan mencari data konkrit di lapangan untuk dapat
menemukan informasi yang akurat mengenai pelaksanaan Sistem Rekrutmen laksa
yang telah terwadahi dalam bentuk Keputusan Jaksa Agung tersebut. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan interview.'
F. Kerangka Penulisan Laporan Asessment
BAB I Pendahuluan .
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
B, Proses Rekrutmen Dalam Organisasi Publik
C. Proses Seleksi Sebagai Bagian Dari Perencanaan SDM
BAB III Rekrutmen Jaksa
A. Sistem Rekrutmen
B. Tujuan Rekrutrnen
C. Persyaratan Menjadi Jaksa
D. Pelaksanaafl Rekiutmen laksa
a'
1. Internal
1. 1. Persyaratan Peserta
1.2. Ujian Penyaringan
1.3, Penentuan Kelulusan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian
2. Eksternal .
2.1. Persyaratan Peserta
2.2. Panitia Pelaksana Penyaringan Pengadaan CPNS Kejaksaan
2.3. Materi Ujian Penyaringan
2,4. Pelaksanaan Seleksi CPNS Kejaksaan
2.5. Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Kejaksaan
2.6. Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
E. Pendidikan Pembentukan laksa
1. Pendidikan Pembentukan laksa Biaya Negara
1.1. Persyaratan Mengikuti PPI
L.Z. Pelaksanaan dan Ternpat Seleksi ,
1.3. Tirn Seleksi Pesefta PPI Biaya Negara
1,4" Penentuan Calon Peserta PPI Biaya Negara
2. PPI CRASH PROGRAM i
2.1,. Persyaratan Mengikuti PPI Crash Prryram
2,2. Pelaksanaa n Seleksi
. 2.3. Penentuan Calon Pesefta PPI Crash Program
BAB IV Analisis Dan Rekomendasi
A. Mekanisme Pelaksanaan Rekrutmen i
B. Persyaratan'dan Ujian Penyaringan Masuk PPI i
C. Materi dan bentuk ujia n penyaringan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B, Saran
10
I
r
t
G.Iadwal
penelitian akan dilakukan mulai pada mingrgu peftama bulan April 2005 dan berakhir
pada minggu ketiga bulan luni 2005 sebagraimana jadwalterlampir.
-:
H. Pelaksana
penelitian ini dilakukan secara swakelola dengan melibatkan tim auditor yang terdiri
dari 3 (tiga) orang auditor, 2 (dua) orang tenaga ahli, dan 2 {dua) orang staf
adminlstrasi.
I. Anggaran dan Sumber Dana
Anggaran kegiatan ini bersurnber dari dana Anggaran
Negar:a (APBN) tahun 2005 yang diperoleh Komisi
Sekretariat Negara.
Dan Pendapatan Belanja
Hukurn Nasional Mdialui
t1
pRosEs *.**u*rN
'EBAGA,
HrI*
'EREN.AI{AAN
MANATEMEN
SUMEER DAYA !4ANUSIA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajernen memiliki beberapa pengertian sebagaimana drajukan oleh para ahli,
antara lain Stoner dan Freeman menyatakan bahwa manajemen adalah proses
pereflcanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan proses periggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk
tercapainya tujuan orga nisasi ya ng telah ditetapkanr3.
Sr.rmber daya manusia diaftikan sebagai potensi manusiawi yang melekat
keberadaannya pada seseorang yang meliputi potensi fisik dan non fisik.
Dalam konteks organisasi publik dipahami sebagai potensi manusiawi yang
melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri dari atas potensi
fisik dan non fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi
pada seorang pegawai, sedangkan potensi non fisik adalah kemampuan
seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan,
intelegensia, keahlian, keterampilan, dan human relatiorcLa.
Berdasarkan pengertian manajemen dan sumber daya manusia tersebut, maka
manajemen sumber daya manusia atau dengan kata lain disebut sebagai manajemen
personalia dapat diartikan sebagai i
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengernbangan, pemberian
kompensasi, penginteErasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya
manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat.
t3Ambar Teguh, Rosidah, op.cit, hal 7.
L4rbid,hal 7.
L2
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa manajemen sumber
daya rnanusia merupakan rangkaian aktifitas yang terintegrasi dan saring
berhubungan antara satu proses dengan proses yang rainnya. proses pengadaan
pegawai diawari dengan tahap perencanaan sumber daya manusia. Terdapat empat
langkah pokok dalam perencanaan sumber daya manusia15:
a. Perencanaan
b. Perencanaan
c, Perencanaan
sementara;
d. Perencanaan
untuk kebutuhan masa depan;
untuk keseimbangan masa depan;
untuk perekrutan dan seleksi atau untuk pernberhentian
untuk pengembangan.
Setiap langkah tersebut akan sangat berpengaruh pada
yang akan datang. Terkait dengan asessment ini,
perekrutan dan seleksi akan menjadi tolok ukur dalarn
Kejaksaan sebagai organisasi publ ik.
B' Proses Rekrutmen Dalam organisasi publik
kondisi organisasi pada masa
maka perencanaan untuk
menilai proses rekrutmen di
1. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen memegang peranan yang cukup penting bagi sebuah organisasi,
terutama organisasi pemerintahan seperti Kejaksaan. pegawai, daram har ini Jaksa,
merupakan sumber daya yang paring penting dan menentukan bagi keberhasilan
Kejaksaan meraksanakan tugas yang diembannya sebagai penegak hukum. untuk
mendapatkan sumber daya yang berkualitas, maka proses rekrutmen harus
dilakukan secara efektif dan efisien.
Pada prinsipnya yang disebut dengan rekrutmen adarah proses mencari danmenarik para peramar, untuk menjadi peg?w€i pada d'an oreh organisasiteftentu. Selanjutnya rekrutmen iugi aa&tlidefinisikan seuagai serangkaianaktivitas mencari dan memik.t p"6ruiia; d;ffi;oTffi,, kemampuan,
lsAmbar
Teguh, Rosidah,op.cit, hal. 101.
13
keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang
teridentifikasi dalam perencanaan kepegawaian, 16
Beberapa pakar bidang manajemen sumber daya manusia menyatakan bahwa
rekrutmen adalah proses mencari dan menarik orang yang diinginkan oleh organisasi
untuk mengisi suatu lowongan tertentu.lT Eugene Mc Kenna memiliki pendapat yang
tak jauh berbeda bahwa rekrutmen merupakan proses penarikan sekelompok
kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.18 Sedangkan Edwin B. Flippo
mengungkapkan perekrutan adalah proses mencari calon karyawan dan merangsang
mereka untuk m elamar pekerjaan dalam organisasi ya ng bersangkutanle.
pengertian lain yang kurang lebih sama menyatakan bahwa rekrutmen adalah
suatu proses ataupun kegiatan mencari, dan menemukan serta menarik para
pelamar untuk mengisi posisi ataupun jabatan tertentu dalam suatu organisasi baik
itu organisasi publik maupun swastam. Untuk dapat memperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang memadai, dibutuhkan suatu
metode rekrutmen yang efektif dan efisien serta dilandasi perencanaan yang
matang.
2. Tujuan Rekrutmen
Rekrutmen diadakan dengan tujuan untuk menarik pegawai baru maupun pegawai
lama untuk menduduki posisi ataupun jabatan yang lowong. Hal ini juga bertujuan
untuk meningkatkan karier pegawai lama dan bagi pegawai baru merupakan
kesempatan mendapatkan pekerjaan serta dapat menyumbangkan kreativitas,
tenaga, pikiran/ide, dan keterampilan yang dimiliki kepada organisasitersebut.
i
Tujuan lain dari rekrutmen menurut Cardosd dapat diuraikan dengan
16lbid, hal. 134.
1'B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003)'
!s Ambar Teguh, ed., Memahami Good Gorremance Dalam Perspekif Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
Gava Media, 2004), hal. 134.
le
Ambar Teguh, ed., 'rbid.
25ri yuliani, Rekutmen Pegawai di Lingkungan Birokrasi, dalanr t"ternahami Good Gorernance Dalam
Perspektif Sumber OaVa Manusia, Rrn$r Teguh gdistiyani, ed, (Yogyakarta: Gava Media, 20ffi), hal' 13*'
L4
beragam alasan, antara lain:
a. Berdirinya organisasi baru;
b. Adanya perluasan kegiatan organisasi;
c. Terciptanya pEkerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru;
d. Adanya pekeija yang pindah ke organisasi lain;
e. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan
hormat sebbgai tindakan Punitive;
Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki pensiun; dan
Adanya pekerja yang meninggal.
3. Metode Rekrutmen
Metode rekrutmen yang tertuang dalam sebuah program rekrutmen hendaknya
dapat menarik sejumlah pelamar yang berkualitas dan menerima posisi jabatan
tertentu yang dilakukan dengan cara yang sangat efisien. Dasar program
rekrutmen yang baik mencakup faktor-faktor berikutzl:
a. Program rekrutmen memikat banyak pelamar yang memenuhi
f.
g.
b.
C.
d.
persyaratan;
Program rekrutmen tidak pernah mengkompromikan
inovatif.
standar seleksi";
Beriangsung atas dasar kesinambungan;
Prograrn rekrutmen itu kreatif, imajinatif, dan
Sebuah program rekrutmen sudah selayaknya menghasilkan pegawai yang memiliki
kualitas tinggi melalui proses yang baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang baik dan berkualitas maka sebuah program rekrutmen dapat dilakukan
melalui dua pendekatan.
Menurut Sondang P. Siagian, rekrutmen dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yailu pendekatan internal dan pendekatan eksternal.
pendekatan internal yang dimaksud adalah denggn melakukan rekrutmen
yang memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang sudah ada dalam
Lirofrasi. Rekrutmen secara eksternal adalah rekrutmen yang benar-benar
menarik SDM dari luar organisasi untuk bergabung atau melamar sebagai
calon pegawai23.
21funbar Teguh, op,cit, hal, 136.
2hogram rekrutmen tidak pernah ,engkorp.omikan standar seleksi dalam arti bahwa panitia seleksi saat
melakukan tugisnya tidak pemah menurunkan abupun menaikkan standar yang telah ditetapkan meskjpun dengan
alasan untuk mernenuhi kebutuhan atau kuota yang telah ditehpkan.
ts Sondang p. Siagian, Mministrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi dan Sffategisnya, Oakarh: Bumi
15
i.r
Dua pendekatan, internal mapun eksternal, yang digunakan dalam sebuah program
rekrutmen memiliki beberapa kelemahan yang harus diwaspadai. Pendekatan
internal dalam relirutmen dapat dilakukan dengan cara mutasi, baik yang bersifat
vertikal maupun horizontal2a. Beberapa keleblhan dan kelemahan rekrutmen dari
kalangan internal antara lain2s:
Kelebihan:
1. Biaya-biaya penarikan hbih kecil;
2. Perilaku karyawannya telah diketahui;
3. Karyawannya telah berpengalaman;
4. Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi;
5. Memotivasi semangat kerja karyawan;
6. Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik;
Kelemahan:
1. Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan
menimbulkan lowongan yang kosong kembali;
2. Pelaksanaan sistem kerja hanya tetap begitu-begitu sajab;
3. Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang;
4. Promosinya sering didasarkan atas nepotisme;
Kelebihan dan kelemahan tersebut pada kenyataanya tentunya lebih dari yang
telah disebutkan sebelumnya. Pada dasarnya kecenderungan rekrutmen pegawai
dengan mengandalkan sumber daya manusia dari lingkungan internal akan
menghadapi kendala yang tak jauh berbeda. Kondisi tersebut dapat diatasi apabila
organisasi menerapkan seleksi yang ketat dalarn proses rekrutmen semacam ini.
Aksara) dalam Sri Yuliani, op. cit. hal. 142.
2{Penelitian
ini menpakan penelitian atas proses rekrufinen jaksa sebagai tenaga fungsional yang memiliki
wewenang rnelakukan penunhJtan dan mdaksanakan puhis pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, Dalam
proses rekrutmen yang berjalan selama ini, calon jaksa diperoleh dari kalangan pegawai tata usaha nelalui program
penyesuaian dan calon jaksa yang diperoleh dari hasil rekrutmen sarjana hukum yang baru lulus. Berdasarkan
pemb€daan itulah maka diambil kesimpulan bahwa di Kejaksaan terdapat rekrutmen dari kalangan intemal dan
ekstemal mekipun rekrutrnen tersebut pada dsaranya berasal dari pegawai negeri di Kejakaan.
EMalayu S.P. Hasibuan, Manajenren (Dasar, Pengertian, dan Masalah),(Jakafti, Bumi Aksara, 2001),
ha|.175.
26Maksrd pernyataan ini adalah bih pegawai yarq direkrut berasal dari kalangan intemal maka budaya
kerja tidak akan mengalami perubahan yang ct*up berarti bahkan cenderung sttgnan.
16
d
:i
I
I
I
l1
4. Hambatan dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Berkualltas Di
Lembaga Birokrasi
Sebuah proses rekru'tmen tidak selamanya berjalan dengan lancar tanpa suatu
hambatan, khususnya rekrutmen yang dilakukan oleh lembaga birokrasi. Sudah
menjadi rahasia ,*r* apabila proses rekrutmen yang dilakukan selalu sarat
dengan praktik menyimpang seperti kolusi, korupsi dan nepotisme. Pada saat yang
bersamaan, profesionalisme dari aparat birokrasi sangat dinanti oleh masyarakat.
Masyarakat sangat menantikan prinsip good governance di lingkungan birokrasi
agar diterapkan dalam proses rekrutmen pegawai. Apabila prinsip tersebut dapat
diterapkan secara baik, diharapkan mampu menarik tenaga kerja yang memenuhi
kualifikasi minimal dan punya tanggung jawab, komitmen tinggi terhadap tugas,
jujur dan transparan, akuntabel, mampu berperan aktif (partisipatif) dan lain-lain.
Dengan ciri pegawai seperti ini maka birokrasi menjadi lebih dinamis.
Standar rekrutmen di lingkungan birokrasi merupakan salah satu permasalahan
yang kerap kali terjadi dalam proses pengadaaan pegawai. Hambatan nyata dalam
upaya menghasilkan sumber daya manusia yang baik antara lain adalah
persyaratan rekrutmen yang bersifat umum dalam setiap proses rekrutmen di
lingkungan birokrasi, artinya persyaratan yang diberikan kepada pelamar tidak
sulit. Selain itu ada persyaratan yang dapat dikatakan berat dan tidak s_emua orang
mampu mencapainya, yaitu bagi sarjana, ada batas nilai,atau IPK (Indeks Prestasi
Kumulatif). Pada dasarnya hal demikian memang harus diberlakukan dalam
rekrutmen di lingkungan birokrasi. Selama itu proses rekrutmen yang terjadi dalam
lingkungan birokrasi hanya u..mum, statis, dan tidak mengalami perubahan dan
peningkatan atas tuntutan mutu. Dapat dikatakan proses rekrutmen kurang
ditopang oleh kualifikasi yang standar dan bersifat disfungsional,sqhingga tidak
memenuhi kualifikasi pekerjaan yang semestinya. Dengan pertimbangan ini maka
rekrutmen harus memperhatikan job analysis dan job description yang seharusnya
telah ada dan dapat dijadikan pedoman penarikan pegawai2T.
2'Sri Yuliani, ibid.hal. L47,
L7
a
'i i'F
"i
t
c. Proses sereksi sebagai Bagian Dari perencanaan sDM
1. Pengertian Seleksi
Tahap selanjutnya dari sebuah proses rekrutmen adalah tahap seleksi. Melalui
tahap seleksi inilah biasanya calon yang berhasil dijaring melalui proses rekrutmen
diuji sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Seleksi dapat dipandang sebagai
sebuah proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon
pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal maupun
eksternalzs. Pendapat lain menyatakan bahwa seleksi adalah serangkaian langkah
kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang pelamar diterima
atau ditolak, dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang
dilaksanakan2e. Berdasarkan dua pengeftian tersebut dapat dinyatakan bahwa
seleksi memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu rangkaian proses
rekrutmen dan kelangsungan suatu organisasi. Seleksi atas pegawai merupakan
langkah penting bagi sebuah organisasi untuk mendapatkan pegawai atau
karyawan yang tidak hanya dapat bekerja secara efektif namun juga untuk
mendapatkan pegawai yang memiliki kualitas moral baik, berintegritas tinggi dan
profesional.
2. Standar Seleksi
Tes seleksi merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi' Tes seleksi merupakan standar bagi suatu organisasi, baik
swasta maupun publik. Namun demikian terdapat perbedaan yang cukup signifikan
perihal standar tes seleksi antara organisasi publik dan organisasi swasta.
Proses rekrutmen dan seleksi pada organisasi swasta mengutamakan kualitas
sumber daya manusia dengan tujuan untuk meningkatkari kualitas organisasi serta
mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam organisasi publik khususnya di
lingkungan birokrasi, biasanya hanya didasarkan pada standar yang sangat umum
dengan kualifikasi yang kurang dapat menjelaskan secara rinci akan persyaratan
2sfr4arihot'6p.cit,
hal. 125.
zeAmbar
Teguh, loc.cit, ha|.150.
18
khusus pada setiaB jabatan dan formasi yang akan diisis.
Perbedaan standar seieksi tersebut akan memberikan hasil akhir yang berbeda.
Ketiadaan kualifikasi yang diberikan secara rinci hanya akan mendapatkan pegawai
tanpa keahlian yang khusus. Selain standar kriteria oagi calon pegawai, proses
seleksi sebagai sarana uji kelayakan harus memenuhi standar kualitas seleksi yang
baik. Sebagai langkah awal dalam suatu proses seleksi adalah penetapan
persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka pelaksanaan seleksi antara lain3l:
Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan,
spesialisasi jabatan dan standar prestasi yang seharusnya ada dalam
setiap jabatan tersebut.
Rencana-rencana sumber daya manusia yang memberikan informasi
kepada manajer tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai dalam
suatu instansi.
c. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan nrenjamin manajer bahwa
tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dipenuhi sebagai dasar pelaksanaan seleksi
pegawai, diharapkan akan dapat menyaring pegawai sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3, Metode Seleksi
Metode sebuah seleksi tidak dapat dipisahkan dari jenis jabatan yang akan
diduduki. Setiap metode seleksi memiliki keunggulannya masing-masing sesuai
dengan kebutuhannya. Biasanya organisasi publik menggunakan metode secara
kombinasi sehingga dapat mengeliminir kekurangan atau kelemahan metode
tertentu. Teknik seleksi menurut Eugene, adalah sebagai berikut32:
3oMarihot
Tua Efendi, op.cit.
31lbid,
hal. 152.
32sri
Yuliani, loc.cit, hal. 151.
a.
b.
19
l -$.
a. Interyiew
Interview merupakan teknik seleksi yang umum digunakan, baik itu one-
to-on€; interview ataupun interuiew panel. Namun pendapat lain
menyatakan bahwa interview tersebut dipandang tidak relevan. Aspek
yang salah dalam interview, adalah:
1. Penilaian subjektif oleh interuieweryang tidak terlatih;
2- Terdapat kecenderurrgan bagi interviewer untuk memberikan
penilaian sebelum interur?w. Hal ini dapat dirasakan dengan melalui
kesan atau melihat pesan, sifat pertanyaan, dan bahasa tubuh;
3 Ketika interuiewer mempunyai prasangka buruk sebelumnya
mengenai interuiewee, maka terdapat bahaya bahwa interuiewer
akan rnenyoroti data negatif kandidat sehingga akan menjadi sesuai
dengan prasangka interuiewer.
4. sering terjadi tidak ada persetujuan dari interuiew panel, hal ini
karena interuiewer melihat sesuatu yang berbeda pada interuiewee
yang sama.
5. sebaiknya interuiew tidak dilakukan oleh tenaga spesialis yang
mendapat tugas mewawancdrai pelamar, akan lebih baik apabila
calon atasan langsung juga ikut mewawancarai33.
b. Tes psikologi
!
Ada dua tes yang merupakan bagian dari tes psikologi dan sering
digunakan dalam proses seleksi yaitu tes intelegensia dan tes
kepribadian
1. Tes Intelegensia
Tes Intelegensia berupa tes berbentuk. kemampuan. numerik dan
verbal.
2. Tes Kepribadian
Ada pengakuan bahwa kepribadian berhubungan dengan
kompetensi individu untuk merakukan pekeflaan secara efektif, dan
bahwa kepribadian yang buruk dapat menghapuskan atau
^^^^.
3Sondaq P. Siagian, Adn*nistrasi Pernbarpunan; lGnsep, Dimensi dan Sffieginya, (Bumi Aksara, Jakarta,
2000), hal. 18.{.
2A
J
ir
'i i'I
.t
l
rnengurangi keuntungan yang diperoleh.
c. Tes mengenai hal-hal yang b€rhubungan dengan pekerjaan
Tes yang'iberhubungan dengan pekerjaan dapat dilakukan dengan cara
tes behavioral atau tes in-trafa. Caranya adalah para kandidat diminta
mempresentasikan sampel pekerjaan seandainya mereka diterima.
Dengan demikian dapat diketahui rencana apa yang nantinya akan
dilakukan seandainya mereka diterima.
d. Pusat penilaian
Pusat penilaian diperlukan dalam hal penilaian menggunakan beragam
rnetode seleksi untuk mendapatkan pengambilan keputusan yang baik
dari panitia seleksi. Semakin banyak metode seleksi yang digunakan
kualitas pegawai yang dihasilkan akan semakin baik. Metode ini
termasuk interview, tes psikomotorik, dan pelatihan individual atau
kelompok, seperti memainkan simulasi tugas/pekerjaan, termasuk juga
latihan intray.
e. Biodata
Merupakan data-data yang ada dalam surat lamaran yang diajukan oleh
pelamar atau calon, yang didalamnya berisi narna, umur, pendidikan,
alamat, pengalaman, dan lain-lainnya atau lebih dikenal dengan daftar
riwayat hidup.
f. Referensi
Referensi merupakan input penting bagi proses seleksi ybng
memposisikan kejujuran dan sikap moral sangat diperhatikan. Bentuk
referensi yang bisa diandalkan adalah referensi yang telah disiapkan
secara khusus dalam merespon daftar pertanyaan relevan yang
diajukan.
tes behavioral atau tes in tray nrerupakan salah satr tes yang bersifat simulasi. Para calon diberikan
simulasi rnengenai pekerjaan yang akan dihadapinya saat bertugas nanti apabila diterima sebagai,pegawai. Dalam tes
ini akan dilihat perfwma calon dalam berbagai kondisi sehingga akan t€dihat kemamprrannya dalam mdakukan
proHem solving. Tes ini dilakukan dalam jangka wakfu tertentr.
2L
Sebuah metode seleksi terkait dengan prosedur yang meliputi beberapa langkah.
Setiap langkah dalan prosedur tersebut secara sistematis akan menyisihkan jumlah
pegawai yang mdiu ke langkah selanjutnya. Setidaknya terdapat beberapa
pendapat mengeriai tangkah yang harus ditempuh, salah satunya sebagaimana
dikemukakan oleh Henry Simamora. Langkah yang digunakan dalam organisasi
publik yaitu3s:
a. Wawancara Pendahuluan;
b. Pengisian formulir larnaran;
c. Wawancara seleksi;
d. Tes seleksi;
e. Pemeriksaan referensi dan latar belakang;
f . Pemeriksaan fisik;
g. Wawancara dengan Penyelia;
h. Keputusan Pengangkatan.
Langkah sebagaimana telah disebutkan sebelumnya tidak menutup kemungkinan
untuk dilakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam merekrut
pegawai. Selain itu setiap tahapan yang dllakukan tidak lepas dari faktor biaya
yang harus ditanggung oleh sebuah lembaga, dalam hal ini adalah Kejaksaan
Agung sebagai sebuah lembaga pemerintahan. Keterbatasan dana bagi lembaga
pemerintah untuk melakukan proses rekrutmen secara baik seharusnya dapat
diatasi melalui perencanaan yang tepat dalam penyusunan anggaran agar dapat
menghasilkan pegawai yang berkualitas.
3s
[bid, hal 163.
22
8&B III
Proses Rekrutmen faksa
A. Sistem Rekrutmen Jaksa
Kejaksaan merupakan bmbaga pemerinhhan yang melaksanakan kekuasaan negara
di bidang penuntutans. sebagai sebuah hmbaga pmerintahan, pegawai kejaksaan
diberi status sebagai pegawai negeri sipil yang tunduk pada ketentuan undang-
Undang No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian jo Undang-undang No
43 tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang pokok-
Pokok Kepegawaian3T. status pegawai negeri juga dlsandang oleh pegawai yang
memegang jabatan fungsional sebagai jaksa. Status tersebut menimbulkan
konsekuensi yang berdampak pada masalah rekrutrnen. Sistem rekrutmen pegawai
Kejaksaan yang berlaku saat ini masih mengatu pada ketentuan Badan Kepegawaian
Negara (BKN). Kejaksaan tidak dapat melakukan proses rekrutmen tanpa melakukan
koordinasi dengan BKN sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam manajemen
kepegawaian di Indonesias.
Seorang pegawai negeri di Kejakaan dapat memegang jabatan fungsional sebagai
jaksa sepanjang telah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 9
UU No. 16 Tahun 2004. Persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang calon
jaksa adalah memiliki ijasah paling rendah sarjana hukum dan telah.lulus program
pelatihan dan pendidikan pembentukan iaksa.
36
Indonesia,Uu No. 16 Tahun 2OO+, op,cit, pasal 2 ayat (1).
3TUndang-undang
No. 8 Tahun 1974 Tentarts Pokok-Pokok Kepegawaian. yang telah diubah dengan
Undang-undang No 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atis Undang-Undang'No-. 8 Tahun ts7+ rentang potot-polfot
Kepegawaian.
* Badan kepegawaian Negara (8KN) rrcrupaftm organisasi non departemen yang berkedrdukan di bawah
dan bertarggungjawab langsung pada preiden dan bertrgas melaksanakan tuges peqaintahan di bidang
manaprnen kepqawaian atas seluJuh fegawai neg€ri di Indonesia. Pada tahun 2g0a proses rekrutmen pegawai
negeridilakukan secara terpusatolefi BKN, termasrkjuga di dalamnya reknrtnen pegawai Kejaksaan. Sebelum Lhun
2004 Kejaksaan nrelakukan proses rekrutmen sendiri brpa rrelalui BiiN rneskipun malih tetap bertoordinasi.
23
Rekrutmen merupakan proses atau tahapan penting dalam menjaring sumber daya
manusia yang berkualilis. Beberapa pendapat sebagian anggota mmyarakat menilai
bahwa kualitas sumber daya Jaksa lemah. Salah satu faktor penyebabnya adalah
profesi ini belum mampu menarik minat lulusan sarjana hukum terbaik, selain
beberapa faktor yang turut berpengaruh seperti sistem rekrutmen. Berbagai upaya
telah dilakukan dalam rangka menarik minat para lulusan perguruar tinggi terbaik.
Upaya tersebut antara lain merekrut mahasiswa yang berkualitps dan potensial untuk
menjadi Jaksa yang berasal dari perguruan tinggi hukum yang memiliki akreditasi
baik, tetapi kebijakan tersebut dinilai diskriminatiP. Sistem rekutmen yang berjalan
di Kejaksaan saat ini dinilai memiliki kelemahan sehingga kualitas sumber daya
manusia yang dihasilkan belum dapat memenuhi kualifikasi standar rninimum profesi
jaksa. Untuk itu perlu diambil suatu langkah sebagai upaya memperbaiki kelemahan
dari sistem yang berjalan saat ini.
Langkah pertama yang harus ditempuh oleh manajemen personalia dalam proses
rekrutmen adalah menciptakan landasan atau pedoman bagi perrerimaan dan
penempatan pegawai.ao Pelakanaan rekrutmen pegawai, khususnya Jaksa, harus
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang didukung oleh data kepegawaian
yang tersusun secara baik. Analisis kebutuhan dalam sebuah pmses rekrutmen
merupakan kegiatan untuk mendapatkan landasan guna pengrimaan dan penempatan
para pegawai yang didalamnya mengandung deskripsi jabatan dan spesifikasi
jabatan.al Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap; jenis
pkerjaan, sifat pekeijaan, beban kerja dari masing-masing sduan organisasi,
prinsip pelakanaan pekerjaan , peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan
tersedia dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok. Faktor lain yang
s Wawancara dengan Bambang Waluyo S.H, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Kejakaan Agung pada
hari Selasa tanggal 5 April 2005.
4 Alex S. Nitisemito, l,tanajemen Personalia (Manajernen Surnber Daya l"hrxia), Oakarta: Ghalia
Irdonesia,1982), hal. 20.
41
funbar Teguh, ed., op.cit., hal. 159,
24
l
t
I
I
harus diperhitungkan dalam penyusunan formasi pegawai Negeri Sipil adalah
kemampuan keuangan negara.o2
.j
Sistem rekrutmen yang baik merupakan langkah awal untuk mendapatkan sumber
daya Jaksa yang berkualitas, profesional, dan berintegritas tinggi. Jaksa yang dicita-
citakan ini hanya bisa didapat melalui proses rekrutmen yang mengedepankan prinsip
transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan obyektifitas, serta diikuti oleh pembinaan
yang berkelanjutan. Ilmu psikologi menggunakan tiga aspeK untuk melihat
kompetensi seorang pelamar dalam melaksanakan tugas yang akan diembannya,
yaitu pengretahuan, keterampilan (skitl), dan kemampuan (abitity).43 Melalui ketiga
aspek ini akan diperoleh sumber daya manusia yang tepat (ffie ight man on the right
place). Ketiga aspek tersebut akan dapat diperoleh melalui suatu tahapan rekrutmen
yang terdiri darifi:
1. Pengumuman
Pengurnuman pelaksanaan rekrutmen memiliki fungsi penting untuk memberitahukan
proses penerimaan calon PNS kepada masyarakat. Dengan adanya peflgumuman,
pihak-pihak yang rnemiliki minat untuk menjadi pNs, khususnya jaksa, dapat
mengikuti proses rekrutmen dan memberikan lebih banyak kemungkinan kepada
Kejakaan untuk memilih tenaga yang dipandang cakap dalam melaksanakan
tugasnya. Pengumuman tersebut harus disebarluaskan Eecara merata ke seluruh
lapisan masyarakat termasuk perguruan tinggi. Namun pengumuman penerimaan
pegawai di Kejaksaan selama ini terkesan tertutup karena hanya diumumkan di
kantor kejaksaan yang dapat diakses oleh masyarakat secara tertatas.
2. Pendaftaran dan seleksi administratif i
Pendaftaran adrninistrasi adalah tahap pelamar harus menyerahkan seluruh
persyarabn administratif yang telah ditetapkan. Pada tahap seleksi administratif,
-. ^-: $Oqryqt Kepala Badan lGpegawaian Negara Tentang Ketentuan Pelaksanaan peraturan pemerinbh
Nornor 97 Tahun 2fi)0 Tentang Formasi pegawai ttegeri sipil, Lampirin I, Nomor : 09 Tahun 2001.
'3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Inun Sukirman, Lembaga psikologi Terapan Fakultas psikologi
Universt'tas Indonesia, 20 luli 2@4, pengetahuan Jaksa dapat diut<ui dengan-can meniuji p"riget hlJ; hrru, vilgsifaffrya umum kepada calon-calon Jaksa dan kenumpuaniability lebitr diarahkan tepaij aspel fogniuf atau m;ntai
pemikiran.
nlbid.
25
setiap berkas yang masuk diperiksa dengan teliti
syarat yang telah ditentukan dalam pengumuman,
kea bsa ha nnya.
apakah telah memenuhi syarat-
baik dari segi kelengkapan dan
3. Uji akademis
Uji akademis atau lebih dikenal dengan uji tertulis
kemampuan pelamar dalarn menguasai pengetahuan
dan pengeta huan lainnya yang dipandang perlu. uji
terpenting dari proses rekrutmerl.
dilakukan untuk mengetahui
umuffi, pengetahuan hukum
akademis merlrpakan bagian
4. Uji kepribadian dan wawancara
Ujian kepribadian dan wawancara merupakan ujian yang dilakukan secara lisan
sebaEai pelengkap hasil uji tertulis. Uji lisan ini bertujuan untuk rneyakinkan hasil
ujian teftulis dan menjadi salah satu usaha untuk lebih mengetahui kecakapan
pelamar. Aspek yang ditekankan dalam pengujian ini meliputi kejujuran, integritas,
tanggung jawab, ketelitian, dan keserasian antara pikiran dan tindakan.as
5. Pemeriksaan hasil akhir
Penentuan kelulusan biasanya dilakukan secara tertutup dengan alasan untuk
menjaga kerahasiaan. Pemerikaan ujian tertulis hendaknya terdiri dari sekurang-
kurangnya dua orang pemerika yang ditunjuk oleh panitia ujian dan jika ada
perbedaan nilai antara pemeriksa yang satu dengan pemeriksa yang lain, maka nilai
peserta ujian adalah hasil bagijumlah nilai yang diberikan masing-masing pemeriksa
ujian.. Pada setiap tahapan rekrutmen diberlakukan sistem gugur sehingga hanya
pelamar yang memenuhi syarat saja yang dapat mengikuti tanap setanlutnya sampai
tahap akhir.
:
6. Pengumuman ujian/seleksi
Pengumuman hasil ujian hendaknya mencantumkan kriGria penentuan kelulusan
yang kredibel, sehingga tidak menimbulkan dugaan yang bermacam-rnacam.
as
Menurut keterangan Iman Sukirman dari tembaga Bikologi Terapan Fakultas R;ikoli)gl Universitas
Indoneia; sudah pernah dilakukan kerjasama antara Kelaksaai agrrq d;n Ler["g. psikotogi roapan universitas
Indonesia untuk Uji kepn'badian dan wiwanora calon pelawai Kejaksaan namun tidak berlanjui.
26
7. Pendidikan dan pelatihan laksa.
Pendidikan dan pelatihan untuk menjadi laksa diberikan dalam Pendidikan
Pembentukan :aksa (FR:).
B. Tujuan Rekrutmen Jaksa
Tujuan rekrutmen pegawai negeri
lowong, demikian juga halnya
ditimbulkan oleh sebab yang rutin
atau dipindahkdft, berhenti, baik
pensiun atau rneninggal duniaaT.
sipil pada d4sarnya untuk mengisi formasi yang
dengan Jaksaa6. Kekosongan formasi biasanya
dan terukur, seperti adanya pekerja yang pindah
dengan hormat maupun tidak hormat, karena
Rekrutmen yang didasar*an pada formasi merupakan hal lazirn dalam pola
perencanaan dan pengelolaan sDM di suatu organisasi. Namun, penetapan tujuan
rekrutmen yang hanya mengedepankan aspek pengisian formasi saja, cenderung
menjadikan fungsi rekrutmen hanya menjadi prCIses administratif biasa. Padahal,
tujuan hakikidari proses rekrutmen adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berintegritasa8 sehingga K-ejaksaan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan pada publik. Fungsi rekrutmen yang hanya bersifat administratif akan
menimbulkan implikasi negatif, berupa perubahan tolok ukur rekrutmen, yang pada
awalnya mencari calon Jaksa untuk dididik menjadi laksa yang profesional,
berkualitas, dan berintegritas menjadi hanya sekedar mencari sumber daya manusia
untuk mengisi formasi yang kosong.
Reftrutmen yang bertujuan untuk mendapatkan laka yang profesional, berkualitas
dan berintegritas pada kenyahannya belum dapat dilotakan telah mencapai tujuan,
karena sebagian besar rnasrlarakat menilai bahwa kualitas laka saat ini masih belum
memadai untuk menjalankan tugasnya. Hal tersebut disebabkan oleh praKek
{ Pengertian Fqrnasi menurut PP Nonror 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah
penenuran jumlah dan susunan pangl<at satuan PNS yang diperlukan deh suatu satuan organisasi unhJk mampu
rnelaksanakan tugas pokolq untuk jarygka wakhr tertenfu yarq dit€tapkan oleh yang benvenang.
a7
Faustino Cardco Gonres, Manajenrcn Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
Gava Media, 2004), hal.145.
27
rekrutmen yang berjalan saat ini dapat dikatakan tidak berhasil4s. Melihat kondisi
demikian perlu suatu kajian penilaian atas proses rekrutmen calon Jaksa di lembaga
Kejaksaan, apakah sisiem yang ada telah memenuhi standar dalam menghasilkan
Jaksa ideal dan profesional?
C. Persyaratan Menjadi Jaksa
Persyaratan untuk menjadi Jaksa diatur dalam pasal 9 ayat (1) UU No. 16 Tahun
2004, yaitu sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia;
b. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
c. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
d. Berijazah paling rendah sarjana
e. Berumur paling rendah 25 (dua
lima) tahun;
t. Sehat jasmani dan rohani;
g. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidaktercela; dan
h. Pegawai negeri sipil.
Selanjutnya dalam Pasal 9 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004 ditetapkan bahwa selain
syarat sebagairnana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan h, untuk dapat
diangkat nrenjadi Jaksa, harus lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan laksa
(PPJ) sebagai tahap akhir dalam proses rekutmen Jaka.
D. Pelaksanaan Rekrutmen Jaksa
Rekrutmen Jaksa di Indonesia memanfaatkan sumber daya manusia dari unsur
pegawai negeri Kejaksaan yang telah memiliki ijazah sarJana hukum. Setidaknya
terdapat dua jalur rekrutmen jaksa yang terdiri dari jalur pegawai yang telah
berijazah sarjana hukum saat pertama kali melamar menjadi pegawai Kejaksaan dan
ae
Menurut grhadbroto dalam tulisanrrya yarq berjudul sfatqi knhEkabn Kineja Kefiksaan futam
laneka Mewuiudkan Supremasi Hukun pada bnggal zo egisats zMt, fukatah iisampaikan-dalam acara diskusi
eanet.!i Kgigkaan Agung Pada Talgsal 20 Agustus 2001. dalam trtisan tersebut dinyatakan bahwa banyak Jika
tlQualified dan sdrarusnya disqualified, bahkan praktek rekruUnen di Kejakaan harus ditinggalkan,secara'total dan
diiad-ikan sebagai "f"lonunren Kegagalan". lGterangan yang sama t6rdapat dalam..hrli-sin a""g." judrl ir-gofsimalissi Kineria Keialaaan diakse dari www.komisihukum.co.id paaa ianggat p:januad 200,{.-
hukum;
puluh lima) tahun dan pating tinggi 35 (tiga puluh
l. -r
28
memiliki NrP yang diawali dengan angka 6. Kedua adalah jalur penyesuaian ijazah,
aftinyaketika masuk Kejaksaan PNS yang bersangkutan belurn memiliki ijazah sarjana
hukum kemudian -.:imbil bekerja, yang bersangkutan belajar dan berhasil memiliki
ijazah sarjana hukum. Selanjutnya mereka diberi kesempatan untr"rk ikut serta dalam
rekrutmen jaksa' Metode yang digunakan oleh Kejaksaan dalam rnerekrut SDM Jaksa
baru ini dikenal juga dengan"sistem dua pinh!,. Rekrutmen dua pintu artinya peserta
rekrutmen dapat berasal dari pegawai yang memiliki Nrp yang diawali angka 6 atau
dari jalur penyesuaian ijazah.
Peserta rekrutmen dari kedua jalur tersebut harus mengikuti ppJ agar dapat diangkat
sebagi jaksa. Untuk mengikuti PPJ, peserta yang lulus dibiayai oleh negara. Namun
dalarn kondisi yang mendesak karena kebutuhan jaksa yang banyak maka Kejaksaan
Agung pernah membuai crash program dalam pengadaan tenaga jaksa. Kedua
program tersebut diatur sebagai berikut:
1. Pendidikan pembentukan Jaksa Biaya Negara
Glon Jaka yang berasaldari internal lembaga Kejaksaan adalah pegawai negeri sipil
di Kejakaan yang dapat diangkat menjadr Jaka setelah yang bersangkutan
mengikuti program penyesuaian dan ppJ. program penyesuaian ditujukan bagi
pegawai tata usaha Kejaksaan yang ketika masuk belum memiliki ijazah sarjana
hukum kemudian pendidikan di fakultas hukum dan rnemperoleh ijazah sarjana
hukum' Mereka akan diusutkan untuk mengikuti ujian kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah dari pangkat IIlb (lulusan sMA) menjadi III/a yang selanjutnya dapat diusulkan
untuk mengikuti PPJ. Namun pemanfaatan sumber daya internal ini menimbulkan
permasalahan tersendiri yaitu kurangnya pegawai tata usaha di Kejaksaan khususnya
di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri karena pegapaai tata usaha Kejakaan
kemudian menjadi Jaka.50 Biasanya setelah menjadi jaksa enggan untuk melakukan
tugas administrasi.
pada hari #,flYm'lnf
dergan Kabag Tata usaha Kejaksaan Tinsgi Eali dan K@ata teidcaan ilegeri De@asar
29
I -r
1.1. Persyaratan Pesefta
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi pegawai tata usaha agar
dapat mengikuti program penyesuaian. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikutst:
a. Persyaratan urnuri:
1. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
pengetahuan atau keahlian yang diperlukan oleh Kejaksaan berdasarkan
ijazah yang diperoleh dan dibuktikan dengan surat keterangan dari:
a. Sekretaris laksa Agung atau Kepala Pusat bagi pegawai negeri sipil yang
bertugas di Kejaksaan Agung.
b. Kepala Kejaksaan Tinggi bagi pegawai negeri sipil yang bertugas pada
wilayah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan
2. Memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas yang tinggi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang setiap unsur
sekurang-kUtangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir.
3. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin PNS yang dibuktikan oleh
Clearane kePegawaian.
4. Sehat rohani dan jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
yang ditunjuk dan bebas dari NARKOBA yang dibuktikan dengan hasil
laboratorium meliputi :
a. Golongan OPiat
b. Stimulant
c. Barbiturat
Mengikuti psikotes
Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Panitia Ujian Kenaikan Pangkat
Penyesuaian ljazah.
b. Percyaratan Khususr :
1. Untuk penyesuaian Ijazah sarjana (S1) sekurang-kurangnya telah
menduduki pangkat IIle; bagi mereka yang pengangkatannya sebagai
CPNS dalam golongan ruang II/b.
s1
Berdasarkan Surat Edaran laksa Agung RI No. SE-0OilNJ,NWlZfflL enang pedbman Pelaksanaan
Uiian lGnaikan pangkat Penye$aian Iiarah Pegawai N#ti Sl D( Ungkungan Kdaksaan Republik Indonesia.
5.
6.
30
l-.
2. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya satu tahun dalam pangkat
yang terakhir.
1.2. Ujian Penyariirgan
Ujian penyaringan "program penyesuaian pegawai tata usaha yang berijazah sarjana
hukum diadakan satu tahun sekali. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian 'tjazah bagi
calon peserta sarjana hukum meliputis2:
a. Pemeriksaan administrasi yaitu pemeriksaan terhadap kelengkapan data
kepegawaian yang harus dipenuhi oleh para calon peserta ujian, baik persyaratan
umum maupun persyaratan khusus.
b. tfjian akademik, meliputi:
1. Pengetahuan umum, mencakup:
1.tr. Pancasila
1.2. Undang-Undang Dasar 1945
1.3. Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1.4. Sejarah Indonesia
1.5. Kebijaksanaan Pemerintah
2.' Pengetahuan baha sa, mencakup:
2.1 Bahasa Indonesia
2.2 Bahasa Inggris
3. Pengetahuan hukum, mencakup:
i
3.1. Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana
3.2. Hukum Perdata, Hukum Acara Perdata dan Hukum Tata Usaha Negara.
Psikotes
Wawancara oleh eselon I yang ditunjuks3
Pemeriksaan kesehatan secara lengkap pada Rumah Sakit Umum Pemerintah
setempat atau yang ditunjuk oleh Tim Dokter Kejaksab,p Agung.
s2
Surat Edaran Jaksa Agung R.I No. SE-001/A0.Iy'09l2001, Ibid'
sBerdasarkan hasil wawancara dengan bebempa orang Jaksa pada bnggal 30 Mel2005 di Kejari Palu,
ryawaocara yang dilakukan, baik bagi CFNS Kejalsaan dan bagi kelompok peny€suaian Uazah, belum berdasarkan
pedornan ryawancara yarq tidak jelas metodenya rneskipun telah terdapat @oman Benilaian wawancara.
c,
d:
g.
31
t ..r
1.3. Penentuan Kelulusan ujian Kenaikan pangkat penyesuaian
Penentuan kelulusan pegawai tata usaha negara yang mengikuti ujian penyaringan
penyesuaian didasarkln pada hasil akhir nilai ujian. Hasil akhir tersebut merupakan
perpaduan hasil ujidn akademik dan nilai wawancara dengan batas nilai kelulusan
serendah-rendahnyi 70 (tujuh puluh), hasil psikotes sefta hasil tes kesehatan. Bagi
calon peserta yang dinyatakan tidak lulus ujian, diberikan kesempatan untuk
mengulang dan wajib menempuh semua materi ujian.sa Seorang pegawai tata usaha
yang lulus dalam ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah tidak secara otomatis
dapat mengikuti PPJ.ss Untuk dapat mengikuti PPJ mereka harus terlebih dahulu lulus
ujian seleksi masuk PPJ yang diadakan oleh panitia selekimasuk PPl.
2. Pendidikan pembentulofi Jaksa Crash Program
Proses rekrutmen Jaksa darisumber eksternal dilakukan dengan mencari SDM yang
berasal dari luar lembaga Kejaksaan. Proses Rekrutmen ini dimulai se jak saat seoranE
pelamar yang sudah bergelar sarjana hukum mendaftarkan diri sebagai Pegawai .
Negeri Sipil (PNS) dan mengikutitahap penyaringan dalam pengadaan PNS
Kejaksaan.
2.1. Persyaratan Pesefta
Proses seleksi adalah serangkaian langkah khusus yang digunakan untuk
memutuskan pelamar mana yang selanjutnya akan diterirqa. Proses seleksi dimulai
ketika seorang pelamar mengajukan lamaran dan berakhir dengan keputusan
penerimaan.s6 Petsyaratan untuk menjadi pegawai negeri di lingkungan Kejaksaan
meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus.
YBerdasarkan
Butir V Surat Edaran Jaksa Agung R.I No. SE-00UA/I.A/09/2001 tentarg Pedornan
Pelakanaan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kejaksaan Repblik
Indoneia jo Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: 5E-002/N),N0312W2 tentang Perubahan Surat
Edaran Jaka Agung R.I No. SE-001/A/l.N09lZ00t tentang pedqnan pelaksanaan. Ujian Kenaikan pangkat
Penyesuaian Ijazah Pegawai Neged Sipil Di Ungkungan Kejaksaan Republik lrdonesia.
ssBerdasarkan
Butir V arEka 3 Surat Edaran laksa Agury R.I No. SE-@U!i[.I/09/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian ljazah Pegawai NegEd Sipil Di Ungkurgan Kejaksaan RepuHik
Indonesia.
s Moekijat, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Mantsia, (Bandurg: Mandar Maju, 1995), hal. 49,
32
a. Persyaratan Umum
Persyaratan umum untuk menjadi pegawai negeri di ringkungan Kejaksaan disamping
mengacu pada ketentuan peraturan pemerintah No. 11 Tahun 2o0z tentang
Perubahan atas pp lto. gg Tahun 2000 tentang pengadaan pNS, juga harus
memenuhi persyiratan yang ditentukan daram i(eputusan Jaksa Agung No. Kep-
505/Afi.Al}Brz0o4 tentang Tata cara penyaringan daram pengadaan pNS Kejaksaan,
Dalam Pasal I angka 1 PP No. 11 Tahun 2002 jo pasal 6 pp No. gB Tahun 2000
dinyatakan bahwa syarat yang harus dipenuhi oreh setiap peramar adarah :
Warga Negara Indonesia;
Berusia serendah-rendahnya 1g tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun;
Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
pengadiran yang sudah mqnpunyai kekuatan hukum tetap karena merakukan
suatu tindakan pidana kejahatan;
Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
tidak dengan hormat sebagai pNS atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagaipgawai negeri;
Tidak berkedudukan sebagai calon/pegawa i negeri;
Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahrian, dan keterampiran
diperlukan;
Berkelakuan baik;
Sehat jasmani dan rohani;
Bersedia ditempatkan di seruruh wilayah Negara Kesatuan Repubrik Indonesia
atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah;
Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan;
Bersedia melepaskan jabatan pengurus dan atau anggota partar poritik pada
saat dinyatakan lurus ujian penyaringan, apabira yang bersangkutan pada saat
melamar menjadi pengurus dan atau anggota partaipolitik.
1.
2,
3.
4.
t -r 5,
6.
7.
B.
9.
10.
11.
yang
b. Persyaratan Khusus
Keputusan Jaksa Agung
persyaratan urluffi, juga
ditentukan dalarn pasal 4
No. Kep-505lA1J.NAB1aA14 selain mernuat persyaratan-
memuat persyaratan-persyaratan khusus . sebagaimana
jo Petunjuk Pelaksanaan No. aurctcp.2tL0t2004 tentang
33
Tata Cara Penyaringan dalam
pelamar Calon pegawai Negeri
berikut:
a. Pelamar Pascasarjana (S-Z)
1. Berusia se$nggi-tingginya 29 tahun pada saailamaran diajukan;
2. Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan diangkat
sebagai pNS;
3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm,uotuk pria dan 155 cm
untuk wanita;
Tidak buta warna, tidak cacat ftsik, tidak bedato, dan bebas narkoba, sefta
memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
Berijazah komputer;
Menguasai bahasa Inggris;
Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IpK) 3.00 (tiga koma nol nol) dan IpK
Strata l,nya minimal 2,7 S.
b. Pelamar Sarjana (S-1) dan Sarjana Muda/Diploma III:
1" Berusia setinggi-tingginyazT tahun pada saat lamaran diajukan;
2' Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan diangkat
sebagai PNS;
3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm
untuk wanita;
Tidak buta warna, tidak cacat fisik, tidak bertato, dan bebas narkoba, sefta
memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
Berijazah komputer;
Menguasai bahasa Inggris;
Memiliki Indek Prestasi Kumulatif 2,r5 (duakoma tujuh lima).
c. Pelamar Lulusan sekolah Menengah umum/sMK atau seder{at
1. Berusia serendah-rendahnya 1g tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun;
2- Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm
untuk wanita:.
3. Tidak buta warna, tidark cacat fisik, tidak beftato, dan bebas narkoba, serta
memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
Pengadaan pNs Kejaksaan. persyaratan khusus bagi
Sipil (CPNS) Kejaksaan Republik Indonesia sebagai
4.
5.
6.
7.
l. -r
4.
5,
6.
7.
34
4. Berijazah mengetik atau komputer atau sertifikat keterampilan teftentu sesuai
kebutuhan;
5. Memiliki nilai dbbm ijazah/STTB/STK
(NEM) rata-ru[u 5,00 atau Daftar. Nilai
rata-rata 7,00 atau Nilai Ebtanas Murni
Ujian Nasional (Danun) rata-rata 6,00.
2.2. Panitia Pelaksana Penyaringan pengadaan calon pegawai Negeri sipil
Kejaksaan
Penyaringan CPNS Kejaksaan dilaksanakan oleh Panitia Tirlgkat Kejaksaan Agung
yang berwenang menentukan pelamar yang lulus dalam ujian penyaringan. panitia
Tingkat Kejaksaan Agung bertanggung jawab langsung kepada Jaksa Agung. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Panitia Tingkat Kejaksaan Agung dibantu oleh panitia
Pembantu Tingkat Kejaksaan Agung dan Panitia Tingkat Kejaksaan Tinggi. panitia
Tingkat Kejaksaan Tinggi bertugas membantu pelaksanaan penyaringan cpNS di
daerah masing-masingsT.
2.3. Materi Ujian Penyaringan
Setelah pelamar mernenuhi. persyaratan baik persyaratan urnum maupun khusus,
pelamar berhak untuk mengikuti ujian penyaringan. Adapun jenis materi ujian
penyaringan yang akan diberikan menurut pasal 8 Kepja No. 505/A/l.A/09lzoo4,
meliputi :
a. uiian akademiks, kesehatan, assesmen psikologi, wpwancara, dan tes bebas
nad<oba bagi pelamar lulusan pascasarjana (s-2) dan lulusan sarjana (s-1)
s7
Kepja Nomor : Kep-505lAlJ.N0S/2004, Ibid., pasal 5 dan 6.
$ MaEri ujian akademik pada penerirnaan pengadaan PNS akhir tahun 2004 lalu ditentukan ohh Badan
Kepegawaian tl€gara (instami panbina/pengerdali kepegawaian), kecuali tes pengetahuan teknis, m€lalui Keputusan
Blfl t'lo. 35 teilbng Pedoman Pelaksanaan Pengadaan PNS Tahun Anggaran 200+. ldapun lampiran teput san
tersebut dalam butjr II A 4. disebutkan jenis materi ujian akademik, yailu :
-
1. Tes pengetahuan urum, meliputi bahasa Indonesia, Pancasila (UUD 1945), Tata Negara, Sejarah, dan
kebijakan pernerintah;
2. Tes Bakat Skolastik diguna*an untuk nrengukur potensi s€seorang dalam belaJar berdasarkan penalar:an
verbal, kuantitatif, dan analisis;
3. Tes Pengetahuan subetansi ini benrpa pengetahuan dan ketranpilan yang berkaitan dengan kompentemi
khusus yang dibuhrhlon untuk jabatan bersangkutan;
4. Tes bahasa lrqgris;
5. Tes perqetahuan lainnya yang r-onunfut ketrampilan khusus seperti operator komputer dan pekerjaan yang
menuntlt kemamg.lan berbahasa asing.
35
l. -r
b' ujian akademik, kesehatan, ketrampilan, wawancrra. dan tes bebas narkoba
bagi pelamar lulusan sarjana muda/diploma III, lulusan SMU/SMK atau
sederajat dan lulusan SLTp atau sederajat.
Adapun ujian penyaringan cpNS Kejaksaan diraksanakan daram 2 tahap
sistem gugur, yaitu se:
1. Tahap pertama tes potensiakademik, meliputi :
- pengetahuan umum;
- Fengetahuan bahasa;
- pengetahuan teknis (khusus untuk S_1, S_2, dan D III).
2. Tahap kedua, meliputi :
- Tes kesehatan;
- Tes as*sment psikologi(khusus S_2 dan S_1);
- Tes ketrampilan (khusus D III dan SMU/SMK);
- Wawancara.
dengan
sedangkan khusus untuk peramar dari program s-1, materi muatan ujian akademik,
meliputim :
1. Pengetahuan umum :
_ pancasila
- UUD 1945 beserta amandemennya
- GBHN/Propenas I
- Sejarah Indonesia
- Kebijakanaan pemerintah
Tata negara Indonesia
2. Pengetahuan bahasa:
- Bahasa Indonesia i
- Bahasa Inggris
3. Pengetahuan Teknis (khusus S_1 hukum) :
- Hukum pidana
- Hukum acara pidana
- Hukum perdata
*nr r"ril.Htffitrti*1i
Pehrnjuk Pelaksanaan Nrynor: 00u9cp .2llulzwa:tentans rara ca# penyadnsan
e Berdasarkan pehrnjuk p€lakanaan Nomor: OOVgCp .U$iZff!',IHd., paol 12 ayat 2.
36
- Hukum acara perdata
- Hukumtata usaha negara
2.4. Pelaksanaan ieleksi CpNS Kejaksaan
Pelamar yung ,"t*nuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dan lulus ujian
seleksi maka pelamar tersebut dapat diterima dan selanjutnya diangkat menjadi
CPNS' Pelakanaan seleksi CPNS di lingkungan Kejaksaan akan melewati beberapa
tahapan seleksi, yaitu :
1. Penerimaan berkas lamaran
Tahap ini merupakan penyaringan untuk menentukan para peramar yang
mernenuhi persyaratan administrasi guna dapat mengikuti tahap/proses ujian
seleksi. Tahap ini para peramar dapat mengirimkan ramarannya baik di
Kejaksaan Agung maupun Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia, kecuaii
untuk wilyah Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dapat dikirimkam langsung ke
Kejaksaan Agung. seruruh caron pesefta harus memenuhi persyaratan_
persyaratan yang ditentukan daram Keputusan Jaksa Agung (Kepja) dan
petunjuk pelaksanaannya. Adapun peisyaratan-persyaratan
untuk tingkat
sarjana hukum (S-1) adalah sebagai berikut 6r:
- Berijazah S-1 sarjana hukum;
- Berusia setinggi_tingginya2T tahun; ,
- Berum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan
diangkat sebagai pNS;
- Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan r55
cm untuk wanita
- Tidak buta warna, tidak cacat fisik, tidak bertato, bebas narkoba, dan
memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter
- Berijazah komputer
- Menguasai bahasa Inggris
- Memiliki indek prestasi kumulatif 2,75 (dua koma tujuh lima)
61
Kepja Nomor: Kep-50slNJ,N0g/2004, op. cit., pasar 4 b.
37
t-.
Dalam seleksi awal berkas lamaran (berkas administrasi) diperiksa
kelengkapan berkas dengan terutama memperhatikan persyaratan-
persyaratan berikut62 :
a. Usia, penerituan usia ini dapat diketahui dari tanggal lahir yang tercantum
dalam ija2ah dengan menyesuaikan pada tanggal saat pengumurnan
pendaftaran.
b. Surat lamaran ditulis tangan sendiri dan ditujukan kepada Panitia Ujian
Penyaringan CPNS Kejaksaan cq Kepala Biro Kepegawaian Kejaksaan
Agung RI.
c. Daftar RiwaYat HiduP singkat.
d. Pas photo hibm-putih ukuran 3 X 4 cm sebanyak B lembar-
e. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh :
- Dekan bagi Perguruan Tinggi Negeri
- Koordinator/sekretaris pelaksana Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta
(KOPERTIS) bagi Perguruan Tinggi swasta (PTS) yang disamakan
negeri
- Dekan/rektor bagi PTS yang terakreditasi
- Untuk ijazah pendidikan dari luar negeri harus dilampirkan surat
penetapan pengakuan sederajat dari menteri yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan setelah terlebih dahulu dinilai oleh tim penilai
Uazah tuar negeri di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Menteri
Agama/DireKur Keagam aan.
f. Fobkopi transkrip nilai IPK yang telah dilegalisir oleh pejabat yang
benruenang.
g. surat pernyataan belum menikah oleh Kepala Desa/Lurah setqmpat.
h. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter.
i. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK ) dari kepolisian setempat.
j. Kartu pencarikerja dari Depnaker (AK-l).
K. Fotokopi sertipikat tentang keahlian komputer yang telah dilegalisir oleh
pimpinan lem baga/sekolah.
62
Keplan$in Norpr: luklak-q, Ltqcp.zlLylzfJH+Pasal 6, jo Pengumuman No. : Pelrc-fu/gcp.2/10/2004
tenarg Penya*ngran kngndaan CPNS Kejaksaan Tahun Anggaran 2(M, hal' 5'
38
I '.r
2. Pelaksanaan Ujian Seleksi
Tahap ini nprupakan lanjutan bagi pelamar yang telah lulus seleksi berkas
administratif dan berhak menjadi peserta ujian. seperti yang terah dijeraskan
seberumnyi bahwa tahap ujian sehksi menurut pasar 11 petunjuk
Pelaksanaan Nomor: oalrctcp.2r10l2004 tentang penyaringan pengadaan
CPNS Kejaksaan terdiridari 2 tahap, yaitu :
a. Tahap pertama
Dalarn tahap ujian tahap pertama ini menyangkut tes potensi akademik
yang materinya meriputi : tes pengetahuan umum, tes kemampuan bahasa,
dan tes pengetahuan teknis.63 Adapun naskah ujian akademik beserta
lembar jawaban dibuat dan dipersiapkan oreh panitia tingkat Kejaksaan
Agung yang kemudian diserahkan kepada panitia tingkat Kejaksaan ringgi
disertai berita acara serah terima naskah ujian. Apabira ujian terah seresai
dilaksanakan, semua rembar jawaban ujian akademik dari peserta ujian
oleh panitia tingkat Kejaksaan Tinggi dikirim kembari daram kedaaan
terbungkus dan diseget ditujukan kepada Jairsa Agung Muda pembinaan
selaku Ketua panitia Tngkat Kejaksian Agung untuk dirakukan peniraian.
Khusus praksanaan proses rekrutmen pegawai Kejaksaan tahun 2004 raru,
materi soar akademik seruruhnya dibuat oreh Badan Kepegawaian Negara
(BKN) bekerja sama dengan Depaternen pendidikbn Nasionar (Depdiknas).
Hal ini pun berraku juga pada rembaga pemerintah rainnya baik rembaga
departemen maupun nondepartemen yang saat itu ujian sereksinya
dilaksanakan secara serentak di seruruh Indonesia. Akan tetapi, karena
keterlarnbataR proses, bagicaton pegawai Kejaksaan dengan pendidikan s_
1 sarjana hukum tidak di berikan psikotes dan wawancara.e
B tGplambin Nomor: Juklak_oO1/ge .4l}l2B4,Ibid., pasal 13.
** o**x*.TffiTj,i##r"ffi?ofl?*t' Farella, Kepala Basian Pensembansan pesawai tGjaksaan Asuns
39
I -r
,;
b. Tahap Kedua

Dalam ujian tahap kedua ini dapat diikuti oreh peserta yang dinyatakan
lulus dalim ujian tahap pedama6s. Dalam ujian tahap kedua ini terdiri dari
beberaia ujian, meliputi :
1. Tes kesehatan diraksanakan oreh dokter rumah sakit umum pemerintah
atau rumah sakit rainnya yang ditunjuk baik di pusat maupun di daerah
di bawah pengawasan panitia tingkat Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
Tinggi. Hasir tes setiap pesefta dituangkan ke dalam formurir hasir tes
kesehatan yang diberi penilaian: sehat/Memenuhi syarat (MS) atau
Tidak sehatrridak Memenuhi syarat (TMs) yang ditandatangani oleh
dokter pemeriksa dan diketahui oreh Kepara Kejaksaan Tinggi masing_
masing. Kemudian hasil tes ter:sebut dikirim oleh Kepala Kejakaan
Tinggi kepada Jaksa Agung Muda pembinaan seraku Ketua panitia
tingkat Kejaksaan Agungtr.
2. Psikotes diraksanakan oreh Dinas psikorogi Angkatan Dar:at yang
ditunjuk ohh panitia tingkat Kejakaan Agung atau paniua tingkat
Kejaksaan Tinggi67. Hasir psikotds dari setiap peserta dinyabkan daram
tiga kategori yaitu: Memenuhi Syarat (MS), Masih Memenuhi syarat
(MMs), atau Tidak Memenuhi syarat (TMs). Kemudian hasil tes dari
seluruh peserta dituangkan daram bentuk rekap seca. urut
berdasarkan rangking yang dihndatangani oreh penanggung jawab
dinas psikorogi perakana seranjutnya dikirim kepada Jaksa Agung
Muda Pembinaan6s
3. Wawancara, pada
pejabat eselon I
tahap ini setiap peserta akan diwawancarai oleh
(Jaksa Agung Muda) dan/atau pejabat eselon II
6s
Kepjambin Nomor ; Juktak-001/C/Cp .ZtLOtZOO4,op.cit., pasal 11 ayat 2.
tr Kepjambin Nomor : Juktak-00l/gCp .2l LO|ZW4, Ibid., pasal 14.
67
Pelaksanaan D6ikgtes dilakukan bekerjasama dengan bmbaga khusus seperti Lembaga psikologi rerapanFakultas Psikologi uI dan Angkata" o.iit ; erili,";.'il.tot ruit ot", y.ang akan uiuji tenrr diarahkan sesuai dengankebutuhan surnber dava Jaka yarq.diingr*an oretl"pltrat< t<eiasaan.'x",i.*r* iliigan tembaga khusrs yang ahlidalam psikotes ini terganhmg' paoa xijalsaan arh- i*"d,xiuun
"ngg"iin.-
Kdrangan didapatkan dari hasilwawancara dengan Bambang waluyo s'H, Kepala pusat penduikan 0." &utrJir i"i}"."n Agung pada ha6 selasatanggal 5 Aprit 2005.
s Kepjambin Nornor : Juklak{0UgCp .2lLOl2W,q,Op.ciL, pasal 15.
4A
l. -r
(Kepara Kejaksaan Tinggi) yang ditunjuk berdasarkan surat perintah
Jaksa Agung6s
semua biaya yang.timbur daram tes pemerikaan kesehatan, psikotes, dan tes bebas
narkoba ditanggung ohh masing-masing peserta. setiap pesefta yang dinyatakan
lulus ujian tahap kedua diwajibkan untuk mengikuti tes atau pemeriksaan bebas
narkobaT0' Apabila dalam tes pemeriksaan narkoba peserta dinyatakan bebas narkoba
maka peserta akan diusulkan ke BKN untuk memperoleh Nomor Identitas pegawai
(NIP) dan berstatus CpNS KejaksaanTr.
2.5. Pengurnuman Hasil Seleksi CPNS Kejaksaan
Pengumuman hasir tes cpNS Kejaksaan diumumkan per tahapan ,ji"n y.ng terdiri
dari tiga kali pengumurnan yaitu pengumunan tes tahap pertama, pengumunan tes
tahap kedua, dan pengumunan tes bebas narkoba. setiap peserta sereksi yang
dinyatakan lulus untuk tiap-tiap tahapan ujian penyaringan tersebut akan diurnumkan
di papan pengumuman pada Kejaksaan Agung untuk peramar di Kejakaan Agung
dan pada Kejalaaan Tinggi untuk peramar dari masing-masing daerah72. sedangkan
untuk pengadaan cpNS Kejaksaan pada tahun anggaran 2004 raru pengumuman hasir
tes hanya dilakukan untuk tes tahap I. Hal ini disebabkan Kejaksaan tidak sempat
melaksanakan tes tahap II karena keterrambatan atau penundaan jadwar
pengumuman hasir tes tahap II dari sub tim sereksi rim ke6a Kepegawaian BKN
sebagai lembaga yang berwenang memeriksa hasil lembar jawaban peserta tes.?
Pemeriksaan rembar jawaban hasir sereksi tahap I, tahap II, dan narkoba guna
menyusun daftar peringkat nirai dirakukan oreh Tim Kerja Kepegawaian yang
disakikan oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat rain yang ditunjuk panitia
dari Kejaksaan. seterah menerima daftar peringkat nirai i:eserta ujian, kemudian
pejabat pembina kepegawaian menetapkan nama peserta dan nomor serek,i yang
a Kepjambin Nomor: Juklak-00l/gCp .2/LOIZtn,4,Op.cit., paol 17.
70
Kepjarnbin Nonpr : Juklak_O0UeCp .ZlLOl2OO4,Op.cit., pasal 22 ayat(2).
7r
Kepiarnbin Nomor: Juklak-001/ClCp .Ztt6pmq,Op.ciL, pasal 23.
72
Kepjamt{n Nomor : tuklak-00UgCp .ULOlZfn}',Op.ciL, pasal 22 ayat (1).
'3 Berdasarkan Kefl'Ihlsan Kepala Badan KeDegawaian l,legar€ Nomor : 3st2oo4tarqgal 15 Septenber2004 Tentang pedoman paaGnaan n-fi;;#:rilffNegeri sipilrahun Amggaran 2004, har. 15.
4L
l. -r
dinyatakan lulus dan diterima berdasarkan standar kelulusan dan jumlah lowongan
formasi yang dibutuhkan, serta ditetapkan sesuai urutan perjngkat nilainya.
.j
2.6. Pengangkat3n Menjadi Pegawai Negeri Sipil (pHS)
Setelah seorang pelamar diterima dan berstatus CPNS dengan memperoleh nomor
identitas pegawai dari BKN, pelamar yang bersangkutan wajib diikutsertakan dalam
diklat prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai
salah satu syarat pengangkatan seseorang sebagai pNS.7{ Adapun syarat yang harus
dipenuhioleh CPNS yang akan mengikuti diklat prajabatan, adalah sebagai berikutTs:
1. CPNS di lingkungan Kejaksaan yang dibuktikan dengan foto copy sK cpNS
rangkap 2 dan telah dilegalisir oleh serendah-rendahnya pejabat eselon IV
pengelola kepegawaian dilampiri fotocopi ijazah rangkap dua sesuai tingkat
pendidikan dan golongannya sefta dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
2. Memiliki masa kerja sekurang-kuranya 6 bulan yang dibuktikan dengan surat
pernyataan menjalankan tugas;
3. Berkelakuan tidak tercela;
4. Sehat jasmani dan rohani sefta bebas narkoba, dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang ditunjuk;
5. Memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai PNS
berdasarkan surat keterangan dari atasan langsung yang dibuktikan dengan
fotocopy DP3 rangkap 2 dengan nilai setiap unsumya tidak kurang dan 77 dan
dilegalisir sererdah-rendahnya oleh pejabat eselon IV pengelola kepegawaian
serta dilengkapi clearance kepegawaian dan pengawasan.
Setelah ses@rang menernpuh diklat prajabatan, maka ia dapat diangkat rnenjadi PNS
oleh pejabat pembina kepqawaian, untuk di Kejaksaan fliangkat ohh Jaksa Agung,
dalam jabatan dan pangkat tertentu apabilai6:
1. Telah mehwati atau menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 1
tahun dan paling lama 2 tahun;
74
Lihat Pasal 3 dan d K€pia No. OM1NJNOL|2W2 tentang persyaratan Peserta Diklat Pegawai Keiaksaan
jo Pasal 6 PP No. 10U2000 tentang Diklat jababn pfiS.
7s
Pasal 11 ayat (1) Kepja No. @4tN).NOLt2(f]2 jo pasat 5 Juklak{Ug1U1996
re
Pasal 14 PP No. S/2qrO tentarq Pengadaan pegawai Negeri Sipil.
42
setiap unsur peniraian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernitai baik;
Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi
PNS; ,;
Telah lulus Diklat pr{abatan.
Selanjutnya setelah
untuk mengikuti ppl
seorang pelamar resmi menjadi PNS maka ia dapat diusulkan
biaya negara.
E. Pelatihan Kerja
Pelatlhan kerja atau magang adalah program penempatan seorang calon laksa di
bidang teknis teftentu, dalam waktu setidak-tidaknya selama dua tahun. selama
pelatihan k'erja, calon Jaksa mengikuti pelaksanaan sidang di pengadilan negeri dalam
perkara pidana, perdata, dan'tata usaha negera. caron Jaksa yang mengikuti
pelatihan kerja diharuskan membuat raporan yang akan diraporkan ke Kejaksaan
Agung'77 Pada saat ini program pelatihan kerja sudah ditakanakan bagi calon jaka
namun har ini tidak terpubrikasi.Ts Tujuan diadakannya program peratihan kerja agar
calon jaka dapat lebih memahami pelaksanaan praktik hukum, peraturan perundang-
undangan dan administrasi perkara karena pada dasarnya selain pemahaman dari
sudut teori seorang jaksa juga dituntut untuk memahami praktik. Semakin banyak
Pengalaman praktik seorang calon jaka akan semakin baik karena dengan demikian
calon Jaksa ditempa untuk memahami perkara, berpikir sistematis, terampl, dan
mempunyai kestabilan emosi, kemampuan menganarisis fakta hukum, membuat
kosdtruksi hukum, dan tain-lainnya.
F. P.sndidikan pembentukan Jaksa
Mengikuti dan lulus PPJ adalah salah satu persyaratan yang wajib diikuti oteh setiap
PNs di lingkungan Kejaraaan yang akan menjadi Jaka, sekarigus merupakan tahap
terakhir dalam proses rekrutmen Jaraa. ppJ dirakanakan dengan tujuan untuk
menciptakan Jaksa yang memitiki kemampuan profesional, berintegritas tinggi,dan
disiplin guna meraksanakan tugas dan wewenang penegakan hukum serta misi
,r r", roJi*twancara
dengan Muh' Amin &rrdang, s.H., Asisten pembinaan Kejakaan lingEi Kalimantan selatan,
Agustus rfif;u*tnttt
dengan R' Dondy K. sudirman, s.H, Asisten Pengawasan Kejaksaan ringgi Jawa Timur, 23
2.
3.
4.
43
keadilan' Pelaksanaan PPJ dilakukan oleh pusat pendidikan
dan Latihan (pusdikrat)Kejaksaan Agung.
,J
Terdapat dua macam ppJ ditinjau dari segi pendanaan, yaitu ppJ biaya negara danPPJ crash progrr-. pada ppJ biaya negara atau disebut juga ppJ Dana IsianProyek (DIp) biava penyerenggaraannya di bebankan kepada Anggaran Beranja RutinKejaksaan. sedangkan pada ppJ cnsh programbiaya sepenuhnya dibebankankepada masing-masing calon peserta.
1. Pendidikan pembentukan
Jaksa Biaya Negara
1.1. Persyaratan Mengikuti ppJ
Peserta PpJ adarah pegawai Kejaksaan yang terah memenuhi persyaratan yangditentukan dan ditunjuk oreh Jaksa Agung Muda pembinaanTe
berdasarkan dataperorangan dengan memperhatikan kemampuan pegawai Kejaksaan itu sendiri.Persyaratan tersebut adala h sebagai berikut&:
t ..
a' Pegawai Kejaksaan dengan masa kerja sekurang-kurangnya Z
calon peserta yang mempunyai Nrp dengan diawari angka 6
sesuai kebijaksanaan pimpinan. 8t
. Sarjana hukurn
Berpangkat serendah-rendahnya Penata Muda/golongan iII/a.
(dua) tahun, kecuali
dengan masa kerja
b
C.
,,o,o,'."#J,11,'fi,1'?-TJ.,:li.jlf#T,ililffi#y#Tl:il"*i:L1H:f.ilifiTjl,.
lH,li5li
[#x'ffi tffi :ffi.'ifl ffi ,Tffi [u*r*,,:.&H:fl x1'ff ?eg,,"g-il;,Kdr;;i;,,s
ffi..,#*:#ff 's:ili*r.];'#i%1s*;:itrHil.T#e;H;1ffiff i;:;ffiglffiiIffi :
*nffiffi'ffi,*ftff*;-ffiffiffi
o*,r, o,Trffl1'ff[lr, iiTl.,ll,,?i:",1?] ffil,i:H #Jr?.1*1.3g'5",.'Jr.."ffi,,]iffi:,,,:"x
ffi B;##,ffi rui-:r,:ffi"fi"H.li.rHffia*xffi *,#tr#gdrd$-;
44
umur setinggi-tingginya 35 tahun pada saat mengikuti seleksi masuk ppJ.
Berlaku tidak tercela.
Sehat jasmani, qofrani, tidak buta warna dibuktikan
kesehatan secara lengkap pada rumah sakit yang
narkoba yang OiUuktikan dengan hasil ;aboratorium.
Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 untuk wanita.
Memiliki potensi/kemampuan yang diperrukan bagi seorang Jaksa, berdasarkan
surat keterangan dari atasannya langsung.
Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Tim seleksi peserta Diklat pegawai
Kejaksaan.
1.2. Pela*sanaan dan Tempat Seleksi
a. Taftapanseleksi
Tahapan seleksi calon pesefta ppJ, terdiri dari dua tahap seleksi yaitu82:
1. Tahap pertama, berupa penelitian administrasi yang meliputi surat-surat:
L. clarance kepegawaian terbaru, yang ditandatangani oleh Inspektur
Kepegawaian dan Tugas umum untuk pegawai yang bertugas pada unit kerja
sekretaris Jaksa Agung Muda (sesjant) atau Kepala pusat di lingkungan
Kejaksaan Agung RI ; ditandatangani oreh Kepala Kejaksaan Tinggi setempat
untuk pegawai yang bertugas didaerah.
2. Daftar Penilaian peraksanaan pekerjaan (Dp3)s3 dua tahun terakhir, dengan
nilai unsur kesetiaan serendah-rendahnya 91 dan nilai setiap unsur lainya
serendah-rendahnya lg, yang dilegalisisr serendah-rendahnya oleh pejabat
. eselon Iv pengerora kepegawaian di unit kerja masing-masing.
3. Foto kopi ijazah sarjana hukum dan transkrip nilai indeks prestasi yang
dilegalisir oleh dekan fakultas hukum setempat bagi alumni pergur:uan tinggi
negeri dan perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, serta oleh
KOPERTIS bagi alumni perguruan tinggi swasta yang belum terakreditasi.
82 Eerdasarkan ba$a1 v -Fd 4-Fgnjuk Pelakanaan ilornor: luKl3K-oollgcp.2l4t2@2 tentangPendidikan Pernbentukan :aka Baya Nes"'" (DlplGffin .ng,gar"n 2002 tanggar 17 Aprir 2002.
Daftar Penilaian
l,:F-ffi1 l:lgriaS.tofO diaturdalam perah,rran pernerinrah No. 10 Tahun 1979 (ppNo' 10/1979) nEnsenai knl!*T peta*sanaan P"6i";" ksTa l"gg.g'- ya'ng r<emudian diatur tebih tanjutdalam surat Edaran Kepala Adn*nistasi r"p"g""ii*-iegan Ho. oZ-sVrgdo. iGdnuran-ketenuan ini mengahrrtenbng tata cara pelaksanaan penilaian terhiap pelakanaan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pNs secaraindividual, termasuk Jaksa.
d.
e.
f.
dengan hasil pemeriksaan
dltunjuk, sefta bebas dari
g.
h.
t -r
45
4. Foto kopi surat keputusan (SK)
difegalisisr serendah-rendahnya oleh
di unit kerja mising-masing.
,.'
5' Surat keterangan/rekomendasi yang menyatakan bahwa calon peserta tersebut
memiliki potLnsi yang diperrukan bagi seorang Jaksa yang dikeruarkan oreh
SesjamlKepala Pusat di lingkungan Kejaksaan Agung RI; dikeluarkan oleh
Kepala Kejaksaan Tingrgi setempat bagi pegawai yang bertugas di Kejaksaan
daerah.
6. surat pernyataan pada kertas seger atau kertas bermaterai Rp. 6000,- (enam
ribu rupiah), yang menyatakan apabila yang bersangkutan dapat mengikuti ppJ
dan dinyatakan lulus serta dilantik sebagai Jaksa, bersedia untuk ditempatkan
pada Kejaksaan diluar pulau Jawa, dan keberangkatan ke tempat tugas untuk
pertama kalinya atas biaya sendiri.
I -r
2. Tahap kedua
setelah calon peserta ppl dinyatakan
calon pese{ta berhak untuk mengikuti
seleksi calon pesefta ppl terdiri atas:
1. pemeriksaan kesehatan, dan
2, tes bebas dari narkoba
CPNS, PNS dan pangkat terakhir, yang
pejabat eselon IV pengelola kepegawaian
lulus tahap peftama seleksi masuk pp], maka
tahap
Yru
seleksi masuk ppJ. Tahap kedua
Pada tahap seleksi, terdapat perbedaan antara calon peserta ppJ yang berlatar
belakang dari sejak awal masuk CPNS Kejakaan berijazah S-1 sarjana hukum dengan
NrPr Yang diawali dengan angka 6 dan bagi peserta yang berlatar belakang pegawai
tata usaha (kelompok penyesuaian gazah). Bagi caron peserta ppJ yang sejak awal
masuk cPNs Kejaksaan berijazah s-l sarjana hukum; dengan Nrp. 6. hanya
diterapkan persyaratan administratif, tes pemeriksaan kesehatan dan tes bebas
narkoba, sedangkan calon peserta PPJ dari kelompok penyeuaian disamping melalui
persyaratan admistratif, tes pemeriksaan kesehatan dan tes bebas narkoba juga
harus menempuh tes ujian akademi( psikotes, dan wawancara. Dasar pelakanaan
tes ujian akademik bagi program penyesuaian masih merujuk pada aturan petunjuk
Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Jaka Agung Muda pembinaan No. 0.2/g11 lLgg6
pada tanggal 28 Nopember 1996 tentang Petaksanaan persyaratan peserta
46
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan, karena petunjuk petaksanaan baru
untuk melaksanakan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Kep-

004lAlJ.AlOLl2002 tanEgal 7 Januari 2002 tentang Persyaratan Peserta Pendidikan
Dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan sampai saat ini belum dibuat.e
Dalam Pasal 12 ayat (1), (2), (5), (7), (8), dan (9) Petunjuk Pelaksanaan No.
02lclnl$96 tentang Pelaksanaan Persyaratan Peserta Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Kejaksaan diatur mengenai tahapan ujian penyaringan atau seleksi masuk
PPJ bagi calon peserta PPJ yang berasal dari program penyesuaianss, yaitu sebagai
berikut:
Penyaringan tahap I adalah penyaringan administrasi, yaitu penreriksaan terhadap
kelengkapan dokumen kepegawaian yang harus dipenuhi oleh calon peserta PPI
baik persyaratan umum rnaupun persyaratan khusus.
Penyaringan tahap II adalah penyaringan melalui psikotes yang harus diikuti oleh
calon peserta PPJ dan calon peserta Diklat spama yang telah lulus dalam
penyaringan tahap I.
Penyaringan tahap III adalah penyaringan'tes akademik yang harus diikuti oteh
calon peserta PPJ yang telah lulus psikotes dalam tahap tI. Adapun materi tes
akademiknya yaitu :
a. Hukum pidana; i
b. Hukum acara pidana meliputi tindak pidana umum, tindak pidana khusus,
tindak pidana ekonomi, tindak pidana subversif dan narkotika;
. c. Hukum perdata dan tata usaha negara;
d. Hukum acara perdata dan tata usaha negara;
e. Administrasi perkara; ,
f. Administrasi intelijen;
g. Administrasi perdata dan tata usaha negara;
s Berdasa*an hasil wawancara dengan Amir Yanto, Kepala Subbagian Pengadaan Pegawai pada Kejaksaan
Agung yang dilakukan pada Selasa 28 luni 2005.
85
Betdasarlon hasil wawarrcara dengan lbu Farirla, staf subbagian lGrir kjaksaan Agung pada bulan t"taret
2005 yang rrengatakan bahwa aturan lu(akO2lQlll1996 tentang Pelaksanaan Persyaratan Peserta Pendidit<an dan
klaUhan Pegawai (ejal$aan, mengrenai tahapan ujian seleksi yang dhhfi dalam Juklak tersdut masih berlaku karena
belum dkahrt oleh akran tahun XD2, sehinggi bagi calori peserta pp: dari penye*aian rcftka a&an mergikut
selekd PPJ hann meletvati tahap-bhap ujian seperti tes akademk (pengeahuan hukum), psikdes, wawancna
disampirE rnelalui tahapan ujian dalam tes kenaikan panglGt (penyesuaian ijazah).
47
h. Administrasi umum;
i, Bahasa Inggris.
Penyaringan taiap IV adalah
*'
diikuti oleh calon peserta Ppl
dilakukan oleh pejabat eselon I
penyaringan dalam hentuk wawancara yang harus
yang telah lulus dalam tes akadernik. Wawancara
atau pejabat lain yang ditunjuk.
b.
1.
2.
Tempat Seleksiso
seleksi berkas administrasi dilaksa nakan di sentra pusat/Kejaksaan Agung.
Pemerikaan kesehatan dan tes bebas narkoba dilaksanakan di87:
a. sentra Diklat Medan, untuk calon peserta yang berasal dari Kejakaan Tinggi
Nanggroe Aceh Darusalam, Kejaksaan Tinggi sumatera utara,Kejaksaan Tinggi
Sumatera Barat dan Kejaksaan Tinggi Riau.
b. sentra Diklat Palernbang, untuk calon peserta yang berasal dari Kejaksaan
Tinggi Jambi, Kejaksaan Tinggi sumatera selatan, Kejaksaan Tinggi Bengkulu
dan Kejaksaan Tinggi Lampung.
c. sentra Diklat surabaya, untuk calon peserta yang berasal dari Kejaksaan
Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi D.I yogyakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa
Tirnur, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat daru
Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur.
d. sentra Diklat Makassar, untuk calon peserta yang berasal dari Kejakaan
Tinggi sulawesi utara, Kejaksaan Tinggi sulawesi rengah, Kejaksaan Tinggi
sulawesi renggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi selatan, Kejaksaan Tinggi
Maluku dan Kejakaan Tinggi papua.
1.3. Tim Seleksi Pesefta ppJ Biaya Negara
Pesefta yang telah memenuhi seluruh persyaraen berhak mengikuti ujian
penyaringan masuk PPJ yang diadakan oleh Tim Seieki Peserta Diklat pegawai
s Berdasarkan bagial v huruf B Petr"rnjuk Pelaksanaan Nomor: JUKLAKtottCtCp.Zt4tzOAZ tentang
Pendidikan penrbehrlon Jaka Biaya Negara (DIP) bhun anggaran 2002 tangpl v a6ii iooz;'rj.ram petrniut
Pelaksanaan ini wakhr pelaksanaan seleksi adalah piaa butan M-Jret sampai oenffi Mei 2002.
.
t' pj;ay9 penrerikaan kesehatan dan tes narkoba serta akomodasi nrcngikuti tes pada sentra-sentra diklat
:epgnulYg dibebankan kepada.nrasirg-msing calon peserta yarq bersangkub;. Keterangn aiaapat ueroasa*an
lpq_vt huruf
4 Fetunjuk Felaksanaan Nomor: ruKLAKfittg6.U+tzoizt"nt"ng p.noioil6fl pehbetukan jarca
Biaya Negara (DIP) tahun .lnggaran 2@2 tanggal 17 Afil 2002.
t. -r
4B
Kejaksaan. Tim seleksi ini terdiri atas Tim Seleksi Pusat, Tim pembantu Tim Seleksi
Pusat dan Tim Seleksi Daerah.88
,J
Tim Seleksi Pusat bertugas menetapkan pedoman ujian, pemeriksaan kesehatan, dan
berwenang untuk memberikan keputusan terakhir dalam ujian pnyaringan peserta
PPJ. Tugas Tim Pembantu Tim Seleksi Pusat adalah menyiapkan bahan ujian
penyaringan dan memeriksa atau menyusun hasil seleksi para calon peserta ppJ. Tim
Seleksi Daerah bertugas melaksanakan seleksi administratif kepegawaian dan
menyampaikan daftar nama calon peserta PPJ untuk diusulkan sebagai peserta ujian
penyaringan PPJ kepada Tim Seleksi Pusats. Dalam melaksanakan tugasnya Tim
Seleksi Pusat bertanggung jawab kepada Jaksa Agung sedangkan Tim pembantu Tim
seleksi Pusat dan Tim seleksi Daerah bertanggung jawab kepada Jaka Agung Muda
Pembinaanm
1.4. Penentuan Calon peserta ppf Biaya Negara
Penentuan calon pesefta yang dapat mengikuti Diklat PPJ ditentukan berdasarkan
hasil seleki administrasi kepegawaian dan hasil pemeriksaan kesehatan serta tes
bebas narkoba. Calon peserta Diklat PPJ biaya negara (DIp) yang telah dinyatakan
lulus seleki diterima sebagai peserta diklat, adalah pesefta yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Jaksa Agung Muda Pembinaan.el Khusus untuk calon peserta wanita
Diklat PPJ yang berdasarkan keterangan dokter dinyataan sedang hamil atau telah
melahirkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, calon pesefta yang
bersangkutan tidak dapat dikutserGkan pada diklat ppJ.
2. Pendidikan Pembentukan Jaksa Crash program
Pendidikan Pembentukan Jaksa Cnsh Program dengan pendanaan bukan dari biaya
negara melainkan berasal dari swadana yang berafti ditdnggung sendiii oleh masing-
sBerdasarkan
Keputusan
-Jaksa
AgurE Republik Indonesia Nomor:KEp-100[.A/g/lgsg tentang
Pembentukan Panitia kmbanly_ulian Penyaringan uasrr ienaiaimn pernbentlkan Jaka 1o x"grtlj.n jrr,r.-egupg
Republik Indonesia Nomor: KEP{0S1NS.NOL?WZ Tentang pembentukan Tim Seleki pusa! Tim pembantu Tim
seleki Pusat dan llm Seleki Daerah, Bagi peserta otruer p&awai x+rr"un n"proni truonesia.
8e
Kepla Nonpr : Kep-005#fi.{0L!ZCfl2,lbid., diktum Keempat,
s lepla Nonpr : Kep-005#il.I/0 LIZcf/Z, lffi., dildum Ketima.
. . .er Berdasatkan bagian wI PetunJuk Pelaksanaan l{ornor: JUKl-AK-00Ugc+.Uctzo;ztentar€ perdidikan
pemb€tukan Jalsa Biaya Negara (DIp) tahun anggaran 2$2 tanggal V nnZ(/lJ;i.-'-'
.:"
t:
fr
xi
49
t...
masing peserta PPI' Pendidikan pembentukan iak* crash prqrambersifat tidak rutin
::::i"::11 'Tr.
diadakan sesuai kebutuhan jumrah sumber dava Jaksa di setiap
wrrayah yang dinirai kurang. Sebagai contoh, pernekaran wirayah di beberapa daerah
berakibat pada pembentukan Kejaksaan Negeri dan Kejakaan Tinggidi propinsi baru.
Kondisi tersebut Lerdampak pada peningkatan kebutuhan jumrah Jaksa yang tidak
dapat dipenuhi oleh program ppJ biaya negara.
2.1. Persyaratan Mengikuti ppt Crash program
PPJ crash prryram diperuntukan bagi pegawai rata usaha Kejaksaan yang
mempunyai Nrp yang diawaridengan angka 6 (kerompok penyesuaian ijazah). untuk
dapat mengikuti PPJ crash prryram calon peserta harus terrebih dahuru memenuhi
persyaratan urnum dan persyaratan khusus. persyaratan umum sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 ayat (9) Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEp-004/A[ .A(OLiZIJO2.
sedangkan, persyaratan khusus untuk mengikuti ppJ crash prqramsebagai berikutsz:
1' Pegawai Kejakaan yang terah memiriki masa kerja di Kejaksaan sekurang_
kurangnya enam tahun.
Nilai indek prestasi kumutatif rulus sarjana hukum serendah_rendahnya 2.5.
umur setinggi-tingginya 52 (rima puruh dua'tahun) pada saat mengikuti serek.i.
2.2. Tim Seleksi peserta ppl Cnsh ptogram
Berbeda dengan pengaturan sehrsipeserta ppJ biaya negarb, daram keputusan Jaksa
Agung mengenai crash program tidak diatur mengenai keberadaan panitia seleski
tersebut' Dengan demikian dapat diartikan bahwa peserta ppJ crash program tidak
diselekisecara ketat sebagaimana ppJ biaya negara.
Terdapat dua tahap seren,i yang diberrakukan pada caron peserta ppJ crash program,
yaitu tahap peftama, penelitian administrasi yang berupa pemeriksaan administrasi
seperti pada tahap seteksi administrasi caron peserta ppJ biaya negara. sereki tahap
kedua adalah tes akademik, wawancara eselon l0aksa Agung Muda dan pemerikaan
2.
3.
e2
Eerdasarkan diqym
[E[gA Keputusan Jaksa rgung Repubrik Indonesia Nornor: Kep-i8 L/NJ.N.3.2N2tentans Fendidikan dan petatihan p"'',b"ri,lH:;*,; H" fC;.;;;#;H, 2oo2 tanes't zs rutaret z00i io
ffi'.lif;fftsnaan
Nornor: :'kii+ozlcl4.W, tentars penau*an'iilLLt,ron
raksa crash prosram
50
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA
REKRUTMEN JAKSA

More Related Content

What's hot

Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018
Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018
Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018Sari Kusuma Dewi
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KEREN
PPT SEMINAR PROPOSAL KERENPPT SEMINAR PROPOSAL KEREN
PPT SEMINAR PROPOSAL KERENhamid madani
 
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti  riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti  riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK Dadang DjokoKaryanto
 
Pengembangankarierpns
PengembangankarierpnsPengembangankarierpns
Pengembangankarierpnsnoenx
 
Rakernas PA - 2010 versi B
Rakernas PA - 2010 versi BRakernas PA - 2010 versi B
Rakernas PA - 2010 versi BBeryl Syamwil
 
Rekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixRekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixMohammad Subhan
 
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021HarisFadhil
 
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agamaKurniawan Sukawangi
 
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhRenstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhpamuaralabuh
 
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Azka Aldrich
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaianDian Oktavia
 
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)Dadang DjokoKaryanto
 

What's hot (18)

Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018
Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018
Laporan Panitia Angket DPR RI dalam Rapur 14 Februari 2018
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KEREN
PPT SEMINAR PROPOSAL KERENPPT SEMINAR PROPOSAL KEREN
PPT SEMINAR PROPOSAL KEREN
 
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti  riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti  riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK
LATIHAN BA GAKKUM POLAIR ;Henti riksa-adm riksa kpl; AKBP DADANG DK
 
Laporan Penelitian - Pembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
Laporan Penelitian - Pembaruan Sistem Pengawasan JaksaLaporan Penelitian - Pembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
Laporan Penelitian - Pembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
 
Pembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
Pembaruan Sistem Pengawasan JaksaPembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
Pembaruan Sistem Pengawasan Jaksa
 
Pengembangankarierpns
PengembangankarierpnsPengembangankarierpns
Pengembangankarierpns
 
Rakernas PA - 2010 versi B
Rakernas PA - 2010 versi BRakernas PA - 2010 versi B
Rakernas PA - 2010 versi B
 
Rekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixRekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fix
 
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
Peraturan Polri Nomor 15 tahun 2021
 
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama
2009 50 perubahan kedua tentang peradilan agama
 
14 p-hum-2009
14 p-hum-200914 p-hum-2009
14 p-hum-2009
 
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhRenstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2
 
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian
 
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 

Similar to REKRUTMEN JAKSA

IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAMuhamad Yogi
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfDediWahyudi41
 
Contoh proyek perubahan datun
Contoh proyek perubahan  datunContoh proyek perubahan  datun
Contoh proyek perubahan datunInald Bembo
 
problematika implementasi lelang jabatan asn
problematika  implementasi lelang jabatan asnproblematika  implementasi lelang jabatan asn
problematika implementasi lelang jabatan asnMAHMUN SYARIF
 
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUM
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUMPEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUM
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUMRiasNara
 
377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rhefaamalia
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANGDadang DjokoKaryanto
 
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptx
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptxPPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptx
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptxpiterjuliansyah83
 
Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanBab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanAprili yanti
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai067nuryani
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptjosen sembiring
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptjosen sembiring
 

Similar to REKRUTMEN JAKSA (20)

IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Disertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy NurdinDisertasi Boy Nurdin
Disertasi Boy Nurdin
 
dsy
dsydsy
dsy
 
Upaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesiaUpaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesia
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdf
 
Manajemen ASN
Manajemen ASNManajemen ASN
Manajemen ASN
 
01. laporan pkm magang
01. laporan pkm magang01. laporan pkm magang
01. laporan pkm magang
 
Contoh proyek perubahan datun
Contoh proyek perubahan  datunContoh proyek perubahan  datun
Contoh proyek perubahan datun
 
problematika implementasi lelang jabatan asn
problematika  implementasi lelang jabatan asnproblematika  implementasi lelang jabatan asn
problematika implementasi lelang jabatan asn
 
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUM
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUMPEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUM
PEMBANGUNAN HUKUM DNA PEMBINAAN HUKUM
 
377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
 
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptx
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptxPPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptx
PPT LAP Piter Juliansyah copy ok ok.pptx
 
Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilanBab 7 penegakan hukum berkeadilan
Bab 7 penegakan hukum berkeadilan
 
PKN.pptx
PKN.pptxPKN.pptx
PKN.pptx
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.ppt
 

More from MAPPI FHUI - Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia

More from MAPPI FHUI - Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (20)

Pembaruan Sistem Pembinaan Karir Jaksa
Pembaruan Sistem Pembinaan Karir JaksaPembaruan Sistem Pembinaan Karir Jaksa
Pembaruan Sistem Pembinaan Karir Jaksa
 
Menunggu Perubahan dari Balik Jeruji
Menunggu Perubahan dari Balik JerujiMenunggu Perubahan dari Balik Jeruji
Menunggu Perubahan dari Balik Jeruji
 
Panduan Pemantauan Peradilan
Panduan Pemantauan PeradilanPanduan Pemantauan Peradilan
Panduan Pemantauan Peradilan
 
Penelitian Maladministrasi di Lembaga Pengadilan
Penelitian Maladministrasi di Lembaga PengadilanPenelitian Maladministrasi di Lembaga Pengadilan
Penelitian Maladministrasi di Lembaga Pengadilan
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Tindak Pidana ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Tindak Pidana ...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Tindak Pidana ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Tindak Pidana ...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Gugatan Harta ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Gugatan Harta ...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Gugatan Harta ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Tentang Gugatan Harta ...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Mengenai Cerai Talak A...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Mengenai Cerai Talak A...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Mengenai Cerai Talak A...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Mengenai Cerai Talak A...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 1679-P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 1679-P...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 1679-P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 1679-P...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Gugatan Nona Nani Nura...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Gugatan Nona Nani Nura...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Gugatan Nona Nani Nura...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tingkat Banding Gugatan Nona Nani Nura...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Korupsi Atas PT Bank BNI Tbk (...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Korupsi Atas PT Bank BNI Tbk (...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Korupsi Atas PT Bank BNI Tbk (...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Korupsi Atas PT Bank BNI Tbk (...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 203-Pd...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 203-Pd...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 203-Pd...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perkara Perceraian (No. 203-Pd...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Kasus Pembunuhan Berencana di ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Kasus Pembunuhan Berencana di ...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Kasus Pembunuhan Berencana di ...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Kasus Pembunuhan Berencana di ...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal LogingLaporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Gugatan Sengketa Tata Usaha Ne...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Gugatan Sengketa Tata Usaha Ne...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Gugatan Sengketa Tata Usaha Ne...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Gugatan Sengketa Tata Usaha Ne...
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Mengenai Cerai Gugat Antara Ratih Citr...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Mengenai Cerai Gugat Antara Ratih Citr...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Mengenai Cerai Gugat Antara Ratih Citr...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Mengenai Cerai Gugat Antara Ratih Citr...
 
Anotasi Putusan No Perkara 73-PID-2007-PT.DKI
Anotasi Putusan No Perkara 73-PID-2007-PT.DKIAnotasi Putusan No Perkara 73-PID-2007-PT.DKI
Anotasi Putusan No Perkara 73-PID-2007-PT.DKI
 
Fiat Justitia ed.2 Juni 2013
Fiat Justitia ed.2 Juni 2013Fiat Justitia ed.2 Juni 2013
Fiat Justitia ed.2 Juni 2013
 
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
 
Ringkasan Eksekutif KIP MaPPI
Ringkasan Eksekutif KIP MaPPIRingkasan Eksekutif KIP MaPPI
Ringkasan Eksekutif KIP MaPPI
 

Recently uploaded

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 

Recently uploaded (8)

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 

REKRUTMEN JAKSA

  • 1. irttp lr*ob LAPORAN ASSESMENT I SISTEM REKRUTMEN JAKSA KERIASAMA KOMISI HUKUM NASIONAL Dan MASYARAKAT PEMANTAU PERADII.AN INDONESIA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 200s M"Pft A1 b a o | .. I I a I if
  • 2. DAFTAR ISI BAB T PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Permasalahan C. Tujuan dan Sasaran D. Kerangka Konsepsional 6 6 7 E. Pendekatan dan Metode pengkajian 9 9 11 11 11 F. Kerangka Fenulisan penelitian G. Jadwal H. Pelaksana I. Anggaran Dan Sumber Dana BAB II REKRUTI{EN SEBAGAI SEEUAH PEREil CAT{AA}T MAITAITilIEN SU}{BER DAYA MfiNUSIA i A. Manajemen Sumber Daya Manusia L2 LZ 13 1B 23 23 B. Proses Rekrutmen Dalam organisasi publik C' Proses Seleksi Sebagai Bagian Dari Proses Perencanaan SDMi BAB III REKRUTMEN JAKSA A. Sistem Rekrutmen B. Tujuan Rekrutmen 27 2B 2B
  • 3. 1. Pendidikan pembentukan Jaksa Biaya Negara 1. 1. Persyaratan peserta 29 30 L.2. Ujian Penyaringan 1'3. Penentuan Kelulusn Ujian Kenaikan Pangkat penyesuaian 2. Pendidikan pembentukan Jaksa Crash program 7.L. Persyaratan peserta 2.2. Panitia Petaksana Seleksi Pengadaan CPNS Kejaksaan 7.4. Pelaksanaan Seleksi CpNS Kejaksaan 2.5. Pengurnuman Hasir seleksi cpNS Kejaksaan 2.6. Pengangkatan Menjadi pegawai Negeri sipil (PNS) Pelatihan Kerja Pendidikan Pembentukan Jaksa (ppJ) Pendidikan Pernbentukan laksa Biaya 1.1. Per:syaratan Mengikuti ppJ L.2. Pelaksanaan dan Tempat Seleksi Negara 1'3. Tim seleksi peserta ppJ Biaya Negara 1.4. Penentuan caron peserta ppl Biaya Negara 2. Pendidikan pembentukan Jaksa crash program 2.L. Persyaratan lr4engikuti ppJ crash program 2.2. TiT seleksi peserta ppr crash program 31 32 32 32 35 35 37 41 47 43 E. F, 43 4L 1. 2.3. Tahapan Seleksi 2,4. Penentuan Calon iPesgrta PPJ Crash Program . t r r . . . . . r r r t r. r r . . . t , . . ,i. . . . . . r . . . . .. . . .. . r r . i r . . . . .. 4L 47 46 46 49 s0 50 52 50 51 52 55 t I BAB IV ANALISIS DAN REKOMENDASI A. Mekanisme peraksanaan Rekrutmen B. Persyaratan dan ujian penyaringan Masuk ppJ
  • 4. ] .4t'r t D. Minat Mahastswa Fakuttas Hukum Untuk Menjadi laksa ........ 56 5B ' tr BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran , Daftar Pustaka , I !t 60 60 62
  • 5. Pengantar Kejaksaan memiliki peraq yang sangat penting daram proses penegakan hukum. Tugasdan wewenang seorang iaksa dalam proses tersebut melingkupi bidang hukum pidana,hukum perdata, dan tata usaha negara. Dinamika masyarakat dan perkemoangan hukum yang tengah berjalan secara cepa! tak jarang kecepatan perkembangan tersebut tidak disertai dengan pengembangan dan penguatan sumber daya manusia. ' Permasalahan sumber daya masnusia tidak hanya dihadapi oleh Kejaksaan namun oleh' hampir seruruh organisasi, baik organisasi pubrik maupun organisasi privat. ' selama ini Kejaksaan dinilai lemah dalam har daram organisasi maupun sumber dayamanusia sehingga perlu upaya pembaruan yang rebih sistematis dan komprehensif. Untuk menghadapi perubahan'masyarakat yang cepat tersebut maka diperrukan sumberdaya manusia' dalarn hal in jaksa, yang berkualitas dan berintegritas. undang-undang No' 16 Tahun 2004 Tentang Kejakaan Republik Indonesia menyatakan bahwa jaksamerupakan jabatan fungsional yang memiliki keahrian khusus untuk menjarankan tugasdan wewenangnya' Keahlian yang dimiliki tentunya harus merupakan keahtian di bidanghukum baik dari segiteoritis maupun dari segi praktis. salah satu persyaratan untuk menjadijaksa adalah pegawai negbri. persyaratan ini tidakcukup melainkan harus lulus pelatihan dan pendidikan pembentukan jaka. Meskipunjaka adalah pegawai negeri, namun persyaratan dan proses rekrutmen harus berbedadengan pegawai negeri pada umumnya. pada kenyataannya percyaratan dan prosesrekrutmen m6sih mengacu pada piora rekrutmen pegawai nege{ sipir secara.umumnya. Proses rekrurtmen laksa nengsunar*n sistem dua pintu ;;;; #,.,;l.r;, terseburmengikutsertakan pegawai kejaksaan yang sejak awal nremiliki ijazah sarjana hukumdan memiriki nomor pegawai (Nrp) yang diawati dengan angka 6 serta pegawaikejaksaan yang memiliki ijazah sarjana hukum merarui program penyesuaian. prosesyang tengah berjalan saat ini rnasih belum dapat menghasirkan Jaka yang berkuatitasxhingga perru ada terobosan baru daram proses tersebut.
  • 6. I.t Komisi Hukum Nasional (KHN) sesuai dengan mandat yang dimilikinya, terpanggil untuk turut berperan dalam proses pembaruan di Kejaksaan terufama dalam bidang sumber. daya manusia. Peran yang diambil KHN dalam mendukung ,proses tersebut adalah dengan melakukan assesrient terhadap proses rekrutmen Jaksa. Assesment ini diselenggarakan dalam waktu tiga bulan sesuai dengan dana yang dimiliki KHN yang berasal dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) 2005. Dalam melakukan assesment ini, KHN mengikutsertakan Masyarakat Pemantau peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI FH|..,D'yang memilikik program pemantauan atas kinerja Kejaksaan. Keterkaitan Sekretariat Negara dalam assesmentini dikarenakan anggaran bagi KHN secara administratif keuangan diperoleh dari Departemen keuangan rnelalui Sekretariat negara. Komisi Hukum Nasional dan MaPPI FHUI berharap hasil assesmenf ini mempunyai manfaat bagi lembaga Kejaksaan, serta bagi pembangunan hukum yang sedang berlangsung di tanah air. lakatta, Juli 2005 Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia
  • 7. i.-r BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejaksaan merupakan salah satu sub sistem dalam peradilan pidana; disamping itu juga mempunyai peranan lain dalam hukum perdata dan tata usaha negara, yaitu dapat mewakili negara dan pemerintah dalam perkara perdata dan tata usaha negara, bahkan dapat mewakili kepentingan umum. Peran yang demikian krusial dalarn sistem hukum Indonesia tersebut menuntut seorang Jaksa tidak hanya menguasai disiplin hukum pidana, tetapi juga disiplin hukum perdata dan tata usaha negara. Jaksa tidak hanya dituntut menguasai hukum positif.yang bersifat umum (lex generalrs), tetapi juga yang bersifat khusus {tex ryiatisfl yang banyak lahir akhir-akhir ini. Untuk melaksanakan peranan yang demikian itu tentunya diperlukan kualifikasi tertentu bagi seseorang untuk bisa mengemban tugas sebagai Jaksa. Disamping kualifikasi umum (pemegang ijazah sarjana hukum), juga dipertukan kualifikasi khusus yang pada umumnya tidak dimiliki oleh sarjana hukum karena tidak diperoleh di perguruan tinggi hukum. i'" undang-undang Kejaksaan No. 16 Tahun 2004 (uu No. 16 rahun zoa4) daram Pasal 1 angka 4 menyatakan bahwa Jaksa sebagai pejabat fungsional yaitu "jabatan yang bersifat keahlian teknis,'. Dengan demikian tidak semua pegawai negeri yang bekerja di lembaga Kejaksaan dan memegang ijasah sarjana hukum adalah Jaksa atau dapat diangkat sebagai Jaksa. Seorang Jaksa harus memenuhi kualifikasi sebagai pegawai negeri, disamping itu juga harus memenuhi kualifikasi khusus yang bersifat keahlian teknis hukum sebagaimana diryaralon oleh
  • 8. undang-undang tersebut. Kualifikasi khusus yang dimaksud sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 UU No 16 Tahun 2004 antara lain: warga negara Indonesia, berijazah pallng rendah sarjana hikum, berumur paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 35 tahun, pegawai negeri iipil, dan harus lulus Pendidikan Pembentukan Jaksa (ppJ). Mengingat kedudukannya sebagai pegawai negeri sipil, maka undang-undang mengklasifikasikan Jaksa sebagai jabatan fungsional. Klasifikasi fungsional diberikan karena jabatan tersebut memerlukan keahlian yang bersifat teknis. Keahlian yang dimaksud disini tentunya adalah kemampuan prima dalam melaksanakan tugas wewenangnya. Hanya seorang profesional yang dapat melakukan hal itu dan profesionalisme laksa inilah yang menjadi dasar bahwa laksa diberi kualifikasi jabatan fungsional dan rnendapatkan fasilitas lebih dibanding dengan pegawai negeri bukan Jaksa, misalnya usia pensiun 62 tahun, tunjangan fungsional dan kesempatan menduduki jabatan struktural. Memasuki era reforrnasi dimana berkembang ide-ide demokrasi, keterbukaan, akuntabilitas publik, dan profesionalisme. Kejaksaan memperoleh sorotan tajam karena dipandang kurang dapat memenuhi ide-ide tersebut dan aspirasi masybrakat luas. Kinerja Kejakaan dinilai lemah dan jauh dari harapan untuk rrlenjawab masalah yang timbul masa kini dan masa mendatang. Masalah dan tantangan bagi Kejaksaan dimasa yang akan datang diperkirakan akan lebih komphks dan rumit sehingga menuntut kemampuan lebih dari hanya sekedar menguasai teknis hukum. Salah satu tkik lemah Kejaksaan terdapat di bidang sumber daya manusia yang semakin hari dinilai semakin menurun kualitasnya. Permasalahan tersebut. tidak dapat dilepaskan dari proses rekrutmen yang menjadi titik tolak dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai sebuah proses, sistem rekrutmen yang berlaku di Kejaksaan mengikuti pola rekrutrnen pegawai negeri pada umumnya. Belum terdapat suatu proses untuk rnendapatkan sumber daya manusia yang secara khusus sebagaimana ditetapkan dalam Pasalg UU No. 16 Tahun 2004.
  • 9. Pada saat ini, tujuan dari rekrutmen calon laksa adalah untuk mengisi formasi Jaksa yang kosong di Kejaksaan. Kekosongan formasi biasanya ditimbulkan oleh sebab- sebab yang rutin da,ri terukur, seperti adanya tenaga Jaksa yang pensiun, dibentuknya Kejaksajn baru (perluasan organisasi), atau sebab-sebab yang insidental, seperti adahya Jaksa yang berhenti atau meninggall. Sistem rekrutmen jaksa yang berlaku di Kejaksaan adalah rekrutmen pegawai negeri pada umumnya. Setelah menjadi pegawai Kejaksaan dengan status sebagai pegawai negeri, beberapa tahun kemudian mereka bisa mengikuti tes seleksi untuk mengikuti PPl. Rekrutmen laksa hanya bisa diikuti oleh pegawai negeri Kejaksaan dan tertutup kemungkinan bagi pegawai negeri dari lembaga pemerintah lain atau lulusan universitas untuk langsung ikut serta dalam proses tersebut. Tidak ada rekrutmen Jaksa yang bersifat khusus dan terbuka; yang ada hanya rekrutrnen umum untuk menjadi pegawai negeri di Kejaksaan. Sistem tersebut lebih dikenal dengan sistem karir tertutup. Sudah barang tentu persyaratan yang berlaku adalah persyaratan bagi pegawai negeri pada umumnya, bukan persyaratan khusus bagi Jaksa yang diberi status sebagai "jabatan fungsional yang bersifat keahlian teknis" oleh UU No. 16 Tahun 2004. Rekrutmen Jaksa merupakan suatu upaya untuk mendapatkan sumber daya jaksa yang dapat mewujudkan visi dan misi Kejaksaan sefta dapat melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang Kejaksaan sebagai lembaga penuntut. Prasyarat dan kriteria dalam sebuah proses rekrutmen sebagai upaya mendapatkan sumber daya jaksa harus diarahkan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Kejaksaan sebagai sebuah organisasi besar memiliki visi2: I Terwujudkan kepastian hukum yang berintikan kebeharan dan keadilan yang dilandasi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dengn didukung oleh aparatur yang profesional, memiliki integritas moral yang tangguh dan disiplin yang tinggi untuk turut menegakkan supremasi hukum dengan memperhatikan rasa keadilan yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat sefta memperhatikan hak asasi manusia. tKomisi Hukum Nasional, Masyarakat Pemanbu Peradilan Indonesia, dan Kejaksaan Agung, Pernbaharuan Kejaksaan:Pembentukan standar Minimum Pmfesi .laksa, (Jalorta: 2904.) hal. 111' 2http.://www.kejaksaan.go diakses pada tanggal 8 Februari 2005
  • 10. Misi yang adalah3: diemban kejaksaan sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa terhadap usaha-usaha yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan bermas yarakat, berbangsa dan bernegara. Mampu rnewujudkan hukum, ketertiban hukum, keqdilan dan kebenaran berdasarkan hukum serta mengindahkan norma-nonna keagamaan, kesopanan dan kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat. Mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara lain turut menciptakan kondisi dan prasarana yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan flancasila. Menjaga dan rnenegakkan kewibawaan pemerintah dan negara. Melindungi kepentingan rakyat melalui penegakan hukum. Rekrutmen, tentu bukan satu-satunya jalan untuk mewujudkan visi dan misi menjadi sebuah kenyataan namun harus didukung oleh fungsi manajemen lainnya yang terdiri dari perencanaan (planning) yang matang, pengorganisasian (organizing) yang cermat pelaksanaan (actuating) yang tepat sasaran, dan pengawasan (antroting) yang terkendali. ! Namun dalam kenyataannya masih banyak kekurangan yang mengakibatkan tujuan-- rekrutmen untuk mendapatkan iaksa yang berkualitas menjadi terabaikan. Banyak faktor'yang menjadi penyebabnya, salah satu diantaranya adalah unsur korupsi, kolusi dan nepotisme yang di$nyalir telah merasuk dalam proses. rekrutmen di Kejaksaan. i Seorang pegawai negeri yang telah memiliki ijasah sarjana hukum harus mengikuti PPJ untuk dapat menjadi Jaka. Tdak semua pegawai negeri Kejaksaan yang bergelar sarjana hukum dapat mengikuti PPJ, mereka harus melalui tahap seleksi baik oleh. 1. 2. 3. 4. 5. 3lbid.
  • 11. administratif, kesehatan, maupun prsikologi. Proses seleksi ini disinyalir memiliki banyak kelemahan antara lain kriteria yang kurang jelas, praktik yang tidak obyektif dan tidak sehat. Reglwai negeri Kejaksaan banyak "berebut,, ingin menjadi Jaksa bukan karena motif menjadi penuntut umum yang profesional, tetapi semata-mata untuk bisa memperoleh tunjangan jabatan fungsional dan terbuka kemungkinan menduduki jabatan struktural yang juga mendapatkan tunjangan jabatan struktural, sefta usia pensiun yang lebih panjang yaitu 62 tahun. Mutu profesionalisme Jaksa yang tidak terjamin itu dimungLinLun karena setiap kali ada PPJ maka 100Vo calon dinyatakan lulus dengan tujuan agar dapat memenuhi target kebutuhan laksa baru dan rnemenuhi anggaran yang tersedia. program ppJ yang dilakukan tersebr-t seUdaknya dilakukan melalui dua jalur sesuai dengan asal sumber dana rekrutmen yang terdiri dari jalur biaya negara (Dana Isian proybk/Dlp)4 dan swadana (aash prqram)s. Pegawai Kejaksaan yang diterima berbasis sarjana hukum dapat mengiku$ PPJ tanpa tes dan didanai oleh biaya negara. program ppJ jalur swadana diikuti oleh pegawai Kejaksaan yang mendapatkan gelar sarjana hukum melalui progEm penyesuaian, karena gelar sarjana hukum tersebut diperoleh setelah diterima menjadi pgawai negeri Kejaksaan. Agar dapat mengikuti ppJ jalur swadana, setiap calon pesefta harus lulus tes yang diselenggarakan khusus untuk program penyesuaian6. ! Proses rekrutmen yang berjalan selama ini perlu dikaji kembali perihal efektifitas pelaksanaannya di lapangan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa proses yang telah dijalankan oleh Kejaksaan dalam melakukan rekrutmen masih belum dapat menghasilkan sumber daya Jaka dengan kualitas sebagaimana yang diharapkan. Baik masyarakat maupun pimpinan Kejaksaan merasa[<an menurunnya kinerja Kejaksaan berkaitan dengan menurunnya tingkat profesionalisme Jaksa. proses ?rogram pendidikan pembenh*an jaksa (PPJ) biay.a negara dau dikenal juga dengan sebutan program ?]m Li- Proyek (DIP) rnerupakan program pembenurtian ja'tsa ying aiaanai Jen arggaran negara yang termasuk 9:1.*,-Ir::::.1, I_T!:fon dan Belanja Nesara (APtsN),- wanrun itain otaanii orcl- Rpsr,r, -ppl i""Euui a.p"t o[aKuKan rnetatui prognrm swadana yang dikenal juga dengan sebutan cradr program. SPPJ swadana {cn$ proonm) dilakanakan sesuai dengan Petrnjuk pelaksanaan l,lomor: Juklak- 0049Cp,21412002, dan setelah tahun ZOO2 tiOat< pemah dilakanakan ligi. 6Hamzah Flatrik, Re-evaluasi dan Re-refornasi Rekrutrnen Surnber daya Manusia furrci feberhasitan Ftqy:n feiaksaal RepuHik Indoneria, dalam kumpulan Makalah Feserta Dengaipendapat kmbaruan Kejakaan Republik lrdonesia, diselenggar*an oleh Komisi Hukum Nasional, Hotel Sahid lafrlakaru,zq-25 Juni 2003.
  • 12. t'. rekrutmen melalui program PPI tidak jarang menimbulkan kritik karena dipandang tidak transparan dan penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisrne. untuk itu proses rekrutmen antara lain harus dilaksanakanT: a. Secara obyektif; b. Prosesnya transparan; c. Didasarkan pada merit atau kemampuan; d. Adanya evaluasi dan monitoring secara berkala; Enam kriteria pelaksanaan rekrutmen diatas perlu mendapatkan perhatian sebagai bahan masukan dalam upaya pembenahan sistem rekrutmen yang selama ini dinilai masih belum bisa menghasilkan jaksa yang berkualitas. Untut< mencegah keadaan yang tidak diharapkan, perlu dilakukan evaluasi dan penyempurnaan. yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka menjawab tuntutan jaman. Penyempurnaan tersebut tentunya harus dapat menjamin ditampungnya ide-ide tentang profesionalitas, integritas, transparansi, akuntabilitas publi( sederhana, eftsien, efektif dan tidak terlepas dari sistem lain yang terkait dan berlaku dalam tubuh lembaga Kejaksaan. B. Permasatahan Permasalahan yang timbul dan perlu dikaji lebih lanjut antara lain: 1. Bagaimana sistem rekrutmen yang telah berjalan saat ini? Apakah sistem rekrutmen yang ada sekarang mampu menjadi sarana untuk menjaring sumber daya manusia (SDM) Jaksa yang berkualitas? 2. Sistem apakah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan sDM Jaksa yang berkualitas dan profesional dan dapat berjalan secara harmonis dengan sistem lain yang berlaku di Kejaksaan? i 7na*ristutl Harkrisnorrvo, lr4embangun strategi Kinerja Kejakaan Bagi peningkatan produktivitas, Profesionalisme, dan akuntabilitas Publik suitu Usulan.-Petkiran, rnaialatr- aiui*'p.it n pada seminar strategi leni1gfata1 K-'neda l(eial$aan_ Dalam Rargka Mewujudkan supreriras nrirr,-v".i disetenggaraiin oi.t -pur.t Penelitian dan Pengenrbangan Kejaksaan lgung di Jakirta, zz ngustus zoor. selain.enpat point tersebut madh terdapat dua hat yarg pelu menaapat perhatian dari lGjaksaan yaitr sistern remrard and punbhtnent dan career planning yang ieds. oergan aOanva feiefasan LrseOut ai''t arapf..i mln"t p"r. calon pegatrrai Kejalaaan akan semakin teraritr. -s6lain itu rrereta ;u!a oaiai ,"oncang karir ylng al12n difina sepanJang bekerja di Kejakaan.
  • 13. i. -r a 3. Apabila harus dibuat sistem rekrutmen baru berjalan selama ini, apa yang akan menjadi tersebut? yang berbeda dengan sistem yang unsur pembeda dalam sistem baru C. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan 1. Melakukan eraluasi terhadap sistem rekrutmen yang ada dan berlaku saat ini . 2. Menyempurnakan sistem yang ada untuk dapat memenuhi kebutuhan nyata saat ini dan jauh kedepan yang menjamin tertampungnya ide-ide tersebut diatas. 3. Sistem baru tersebut harus terpadu dengan sistem lain yang berlaku dalam hmbagn Kejaksaan, sehingga dapat berdaya guna seca* optimar. 2. Sasaran Sasaran pengkajian ini adalah suatu rekomendasi yang dituangkan dalam bentuk konsep Keputusan Jaksa Agung tentang sistem Rekrutmen Jaksa D. Kerangka Konsepsional 1. Jaksa Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang unfuk bertindak sebagai penuntut umurn dan pelaksana putusan pengndilan yang telah rnemperoleh kekuatan hukum tetap sefta wewenang lain . berdasarkan undang-undang8. 2. Rekrutmen Rekrutmen merupakan proses mencari dan menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan oleh organisasi tertentu. Selain itu rekrutmen juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang 8 Indonesia, Urdangtndang fejalaaan Republik Indonesia, uu No. 15, LN No. 67 Tahun 2004, TLN No.4.l0l.Pasal 1 butir 1
  • 14. 3. diperlukan guna menutupi kekurangan yang teridentifikasi dalam perencanaan kepegawaians. Pembentukan Pendidikan Jaksa (PPJ) Pembentukah pndidikan Jaksa merupakan salah satu bentuk pendidikan dan latihan bagi jabatan fungsional serta menjadi prasyarat utama agar seorang pegawai negeri diangkat menjadi seorang jaksa. Teknis pelaksanaan pendidikan pembentukan jaksa tersebut ditetapkan oleh laksa Agung10. Pegawai negeri Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakull. 5. Jabatan karir Jabahn Karier adalah jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintah yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang telah beralih status sebagai Pegawai Negeri Sipil. Jabatan Karier dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis yaitu jabatan struktural dan iabafan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Jabatan fungsional adalah jabatan yang.tidak secara tegas disebutkan dalam struktur organissi, tetapi dari sudut fungsinya diperlukan oleh organisasi, seperti Peneliti, DoKer, Pustakawan, dan lain-lain yang serupa dengan itur2. i eAmbar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manaiemen Sumber Daya Manusia (lbnsep,Teori dan Pengembangan dalam lGnteks Organisasi Publik), Yogyakarta: Graha llmu, 2003. hal. 134 ltndonesia, UU No. 16 Tahun ZX)4, op ciL Pasal 9 ayat (2) dan (3) rndonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.8 Tahun 1974 Tenhng Fokok- Pokok Kepegawaian, UU No. 43, LN No. 169 Tahun 1999, TLN No. 3890 Pasal I Angka 1 Pasal t hunrf (a). 4. 12lbid, Penjelasan Pasl 17 ayat t1).
  • 15. 3 'ri F .; . E. Pendekatan dan Metode Pengkajian Penelitian ini mengg,unukan metode penelitian normatif ,' normatif dimaksudkan untuk dapat mengumpulkan data bahan peraturan perundang-undangan antara lain UU No. Kejaksaan Republik Indonesia, Keputusan Presiden No. keputusan dan instruksi laksa Agung yang berlaku, bahan dengan obyek penelitian, bibliografi, kamus, dan lain-lain. A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Tujuan dan Sasaran D. Kerangka Teoritis E. Pendekatan dan Metode Pengkajian F. Kerangka Penulisan Penelitian G. Jadwal H. Pelaksana BAB II Rekrutmen Sebagai Langkah Awal Manusia : Perencanaan Sumber daya dan empiris. Penelitian sekunder yang meliputi 16 Tahun 2004 tentang 86 Tahun 1999, serta pustaka yang berkaitan Penelitian empiris dilakukan dengan mencari data konkrit di lapangan untuk dapat menemukan informasi yang akurat mengenai pelaksanaan Sistem Rekrutmen laksa yang telah terwadahi dalam bentuk Keputusan Jaksa Agung tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan interview.' F. Kerangka Penulisan Laporan Asessment BAB I Pendahuluan . A. Manajemen Sumber Daya Manusia B, Proses Rekrutmen Dalam Organisasi Publik C. Proses Seleksi Sebagai Bagian Dari Perencanaan SDM BAB III Rekrutmen Jaksa A. Sistem Rekrutmen
  • 16. B. Tujuan Rekrutrnen C. Persyaratan Menjadi Jaksa D. Pelaksanaafl Rekiutmen laksa a' 1. Internal 1. 1. Persyaratan Peserta 1.2. Ujian Penyaringan 1.3, Penentuan Kelulusan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian 2. Eksternal . 2.1. Persyaratan Peserta 2.2. Panitia Pelaksana Penyaringan Pengadaan CPNS Kejaksaan 2.3. Materi Ujian Penyaringan 2,4. Pelaksanaan Seleksi CPNS Kejaksaan 2.5. Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Kejaksaan 2.6. Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) E. Pendidikan Pembentukan laksa 1. Pendidikan Pembentukan laksa Biaya Negara 1.1. Persyaratan Mengikuti PPI L.Z. Pelaksanaan dan Ternpat Seleksi , 1.3. Tirn Seleksi Pesefta PPI Biaya Negara 1,4" Penentuan Calon Peserta PPI Biaya Negara 2. PPI CRASH PROGRAM i 2.1,. Persyaratan Mengikuti PPI Crash Prryram 2,2. Pelaksanaa n Seleksi . 2.3. Penentuan Calon Pesefta PPI Crash Program BAB IV Analisis Dan Rekomendasi A. Mekanisme Pelaksanaan Rekrutmen i B. Persyaratan'dan Ujian Penyaringan Masuk PPI i C. Materi dan bentuk ujia n penyaringan BAB V Penutup A. Kesimpulan B, Saran 10
  • 17. I r t G.Iadwal penelitian akan dilakukan mulai pada mingrgu peftama bulan April 2005 dan berakhir pada minggu ketiga bulan luni 2005 sebagraimana jadwalterlampir. -: H. Pelaksana penelitian ini dilakukan secara swakelola dengan melibatkan tim auditor yang terdiri dari 3 (tiga) orang auditor, 2 (dua) orang tenaga ahli, dan 2 {dua) orang staf adminlstrasi. I. Anggaran dan Sumber Dana Anggaran kegiatan ini bersurnber dari dana Anggaran Negar:a (APBN) tahun 2005 yang diperoleh Komisi Sekretariat Negara. Dan Pendapatan Belanja Hukurn Nasional Mdialui t1
  • 18. pRosEs *.**u*rN 'EBAGA, HrI* 'EREN.AI{AAN MANATEMEN SUMEER DAYA !4ANUSIA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajernen memiliki beberapa pengertian sebagaimana drajukan oleh para ahli, antara lain Stoner dan Freeman menyatakan bahwa manajemen adalah proses pereflcanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses periggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan orga nisasi ya ng telah ditetapkanr3. Sr.rmber daya manusia diaftikan sebagai potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seseorang yang meliputi potensi fisik dan non fisik. Dalam konteks organisasi publik dipahami sebagai potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri dari atas potensi fisik dan non fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi non fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan, intelegensia, keahlian, keterampilan, dan human relatiorcLa. Berdasarkan pengertian manajemen dan sumber daya manusia tersebut, maka manajemen sumber daya manusia atau dengan kata lain disebut sebagai manajemen personalia dapat diartikan sebagai i Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengernbangan, pemberian kompensasi, penginteErasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat. t3Ambar Teguh, Rosidah, op.cit, hal 7. L4rbid,hal 7. L2
  • 19. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya rnanusia merupakan rangkaian aktifitas yang terintegrasi dan saring berhubungan antara satu proses dengan proses yang rainnya. proses pengadaan pegawai diawari dengan tahap perencanaan sumber daya manusia. Terdapat empat langkah pokok dalam perencanaan sumber daya manusia15: a. Perencanaan b. Perencanaan c, Perencanaan sementara; d. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan; untuk keseimbangan masa depan; untuk perekrutan dan seleksi atau untuk pernberhentian untuk pengembangan. Setiap langkah tersebut akan sangat berpengaruh pada yang akan datang. Terkait dengan asessment ini, perekrutan dan seleksi akan menjadi tolok ukur dalarn Kejaksaan sebagai organisasi publ ik. B' Proses Rekrutmen Dalam organisasi publik kondisi organisasi pada masa maka perencanaan untuk menilai proses rekrutmen di 1. Pengertian Rekrutmen Rekrutmen memegang peranan yang cukup penting bagi sebuah organisasi, terutama organisasi pemerintahan seperti Kejaksaan. pegawai, daram har ini Jaksa, merupakan sumber daya yang paring penting dan menentukan bagi keberhasilan Kejaksaan meraksanakan tugas yang diembannya sebagai penegak hukum. untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas, maka proses rekrutmen harus dilakukan secara efektif dan efisien. Pada prinsipnya yang disebut dengan rekrutmen adarah proses mencari danmenarik para peramar, untuk menjadi peg?w€i pada d'an oreh organisasiteftentu. Selanjutnya rekrutmen iugi aa&tlidefinisikan seuagai serangkaianaktivitas mencari dan memik.t p"6ruiia; d;ffi;oTffi,, kemampuan, lsAmbar Teguh, Rosidah,op.cit, hal. 101. 13
  • 20. keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang teridentifikasi dalam perencanaan kepegawaian, 16 Beberapa pakar bidang manajemen sumber daya manusia menyatakan bahwa rekrutmen adalah proses mencari dan menarik orang yang diinginkan oleh organisasi untuk mengisi suatu lowongan tertentu.lT Eugene Mc Kenna memiliki pendapat yang tak jauh berbeda bahwa rekrutmen merupakan proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.18 Sedangkan Edwin B. Flippo mengungkapkan perekrutan adalah proses mencari calon karyawan dan merangsang mereka untuk m elamar pekerjaan dalam organisasi ya ng bersangkutanle. pengertian lain yang kurang lebih sama menyatakan bahwa rekrutmen adalah suatu proses ataupun kegiatan mencari, dan menemukan serta menarik para pelamar untuk mengisi posisi ataupun jabatan tertentu dalam suatu organisasi baik itu organisasi publik maupun swastam. Untuk dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang memadai, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang efektif dan efisien serta dilandasi perencanaan yang matang. 2. Tujuan Rekrutmen Rekrutmen diadakan dengan tujuan untuk menarik pegawai baru maupun pegawai lama untuk menduduki posisi ataupun jabatan yang lowong. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan karier pegawai lama dan bagi pegawai baru merupakan kesempatan mendapatkan pekerjaan serta dapat menyumbangkan kreativitas, tenaga, pikiran/ide, dan keterampilan yang dimiliki kepada organisasitersebut. i Tujuan lain dari rekrutmen menurut Cardosd dapat diuraikan dengan 16lbid, hal. 134. 1'B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003)' !s Ambar Teguh, ed., Memahami Good Gorremance Dalam Perspekif Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Gava Media, 2004), hal. 134. le Ambar Teguh, ed., 'rbid. 25ri yuliani, Rekutmen Pegawai di Lingkungan Birokrasi, dalanr t"ternahami Good Gorernance Dalam Perspektif Sumber OaVa Manusia, Rrn$r Teguh gdistiyani, ed, (Yogyakarta: Gava Media, 20ffi), hal' 13*' L4
  • 21. beragam alasan, antara lain: a. Berdirinya organisasi baru; b. Adanya perluasan kegiatan organisasi; c. Terciptanya pEkerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru; d. Adanya pekeija yang pindah ke organisasi lain; e. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebbgai tindakan Punitive; Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki pensiun; dan Adanya pekerja yang meninggal. 3. Metode Rekrutmen Metode rekrutmen yang tertuang dalam sebuah program rekrutmen hendaknya dapat menarik sejumlah pelamar yang berkualitas dan menerima posisi jabatan tertentu yang dilakukan dengan cara yang sangat efisien. Dasar program rekrutmen yang baik mencakup faktor-faktor berikutzl: a. Program rekrutmen memikat banyak pelamar yang memenuhi f. g. b. C. d. persyaratan; Program rekrutmen tidak pernah mengkompromikan inovatif. standar seleksi"; Beriangsung atas dasar kesinambungan; Prograrn rekrutmen itu kreatif, imajinatif, dan Sebuah program rekrutmen sudah selayaknya menghasilkan pegawai yang memiliki kualitas tinggi melalui proses yang baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas maka sebuah program rekrutmen dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Menurut Sondang P. Siagian, rekrutmen dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yailu pendekatan internal dan pendekatan eksternal. pendekatan internal yang dimaksud adalah denggn melakukan rekrutmen yang memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang sudah ada dalam Lirofrasi. Rekrutmen secara eksternal adalah rekrutmen yang benar-benar menarik SDM dari luar organisasi untuk bergabung atau melamar sebagai calon pegawai23. 21funbar Teguh, op,cit, hal, 136. 2hogram rekrutmen tidak pernah ,engkorp.omikan standar seleksi dalam arti bahwa panitia seleksi saat melakukan tugisnya tidak pemah menurunkan abupun menaikkan standar yang telah ditetapkan meskjpun dengan alasan untuk mernenuhi kebutuhan atau kuota yang telah ditehpkan. ts Sondang p. Siagian, Mministrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi dan Sffategisnya, Oakarh: Bumi 15
  • 22. i.r Dua pendekatan, internal mapun eksternal, yang digunakan dalam sebuah program rekrutmen memiliki beberapa kelemahan yang harus diwaspadai. Pendekatan internal dalam relirutmen dapat dilakukan dengan cara mutasi, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal2a. Beberapa keleblhan dan kelemahan rekrutmen dari kalangan internal antara lain2s: Kelebihan: 1. Biaya-biaya penarikan hbih kecil; 2. Perilaku karyawannya telah diketahui; 3. Karyawannya telah berpengalaman; 4. Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi; 5. Memotivasi semangat kerja karyawan; 6. Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik; Kelemahan: 1. Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan menimbulkan lowongan yang kosong kembali; 2. Pelaksanaan sistem kerja hanya tetap begitu-begitu sajab; 3. Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang; 4. Promosinya sering didasarkan atas nepotisme; Kelebihan dan kelemahan tersebut pada kenyataanya tentunya lebih dari yang telah disebutkan sebelumnya. Pada dasarnya kecenderungan rekrutmen pegawai dengan mengandalkan sumber daya manusia dari lingkungan internal akan menghadapi kendala yang tak jauh berbeda. Kondisi tersebut dapat diatasi apabila organisasi menerapkan seleksi yang ketat dalarn proses rekrutmen semacam ini. Aksara) dalam Sri Yuliani, op. cit. hal. 142. 2{Penelitian ini menpakan penelitian atas proses rekrufinen jaksa sebagai tenaga fungsional yang memiliki wewenang rnelakukan penunhJtan dan mdaksanakan puhis pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, Dalam proses rekrutmen yang berjalan selama ini, calon jaksa diperoleh dari kalangan pegawai tata usaha nelalui program penyesuaian dan calon jaksa yang diperoleh dari hasil rekrutmen sarjana hukum yang baru lulus. Berdasarkan pemb€daan itulah maka diambil kesimpulan bahwa di Kejaksaan terdapat rekrutmen dari kalangan intemal dan ekstemal mekipun rekrutrnen tersebut pada dsaranya berasal dari pegawai negeri di Kejakaan. EMalayu S.P. Hasibuan, Manajenren (Dasar, Pengertian, dan Masalah),(Jakafti, Bumi Aksara, 2001), ha|.175. 26Maksrd pernyataan ini adalah bih pegawai yarq direkrut berasal dari kalangan intemal maka budaya kerja tidak akan mengalami perubahan yang ct*up berarti bahkan cenderung sttgnan. 16
  • 23. d :i I I I l1 4. Hambatan dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Berkualltas Di Lembaga Birokrasi Sebuah proses rekru'tmen tidak selamanya berjalan dengan lancar tanpa suatu hambatan, khususnya rekrutmen yang dilakukan oleh lembaga birokrasi. Sudah menjadi rahasia ,*r* apabila proses rekrutmen yang dilakukan selalu sarat dengan praktik menyimpang seperti kolusi, korupsi dan nepotisme. Pada saat yang bersamaan, profesionalisme dari aparat birokrasi sangat dinanti oleh masyarakat. Masyarakat sangat menantikan prinsip good governance di lingkungan birokrasi agar diterapkan dalam proses rekrutmen pegawai. Apabila prinsip tersebut dapat diterapkan secara baik, diharapkan mampu menarik tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi minimal dan punya tanggung jawab, komitmen tinggi terhadap tugas, jujur dan transparan, akuntabel, mampu berperan aktif (partisipatif) dan lain-lain. Dengan ciri pegawai seperti ini maka birokrasi menjadi lebih dinamis. Standar rekrutmen di lingkungan birokrasi merupakan salah satu permasalahan yang kerap kali terjadi dalam proses pengadaaan pegawai. Hambatan nyata dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang baik antara lain adalah persyaratan rekrutmen yang bersifat umum dalam setiap proses rekrutmen di lingkungan birokrasi, artinya persyaratan yang diberikan kepada pelamar tidak sulit. Selain itu ada persyaratan yang dapat dikatakan berat dan tidak s_emua orang mampu mencapainya, yaitu bagi sarjana, ada batas nilai,atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Pada dasarnya hal demikian memang harus diberlakukan dalam rekrutmen di lingkungan birokrasi. Selama itu proses rekrutmen yang terjadi dalam lingkungan birokrasi hanya u..mum, statis, dan tidak mengalami perubahan dan peningkatan atas tuntutan mutu. Dapat dikatakan proses rekrutmen kurang ditopang oleh kualifikasi yang standar dan bersifat disfungsional,sqhingga tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan yang semestinya. Dengan pertimbangan ini maka rekrutmen harus memperhatikan job analysis dan job description yang seharusnya telah ada dan dapat dijadikan pedoman penarikan pegawai2T. 2'Sri Yuliani, ibid.hal. L47, L7
  • 24. a 'i i'F "i t c. Proses sereksi sebagai Bagian Dari perencanaan sDM 1. Pengertian Seleksi Tahap selanjutnya dari sebuah proses rekrutmen adalah tahap seleksi. Melalui tahap seleksi inilah biasanya calon yang berhasil dijaring melalui proses rekrutmen diuji sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Seleksi dapat dipandang sebagai sebuah proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal maupun eksternalzs. Pendapat lain menyatakan bahwa seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang pelamar diterima atau ditolak, dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan2e. Berdasarkan dua pengeftian tersebut dapat dinyatakan bahwa seleksi memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu rangkaian proses rekrutmen dan kelangsungan suatu organisasi. Seleksi atas pegawai merupakan langkah penting bagi sebuah organisasi untuk mendapatkan pegawai atau karyawan yang tidak hanya dapat bekerja secara efektif namun juga untuk mendapatkan pegawai yang memiliki kualitas moral baik, berintegritas tinggi dan profesional. 2. Standar Seleksi Tes seleksi merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi' Tes seleksi merupakan standar bagi suatu organisasi, baik swasta maupun publik. Namun demikian terdapat perbedaan yang cukup signifikan perihal standar tes seleksi antara organisasi publik dan organisasi swasta. Proses rekrutmen dan seleksi pada organisasi swasta mengutamakan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan untuk meningkatkari kualitas organisasi serta mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam organisasi publik khususnya di lingkungan birokrasi, biasanya hanya didasarkan pada standar yang sangat umum dengan kualifikasi yang kurang dapat menjelaskan secara rinci akan persyaratan 2sfr4arihot'6p.cit, hal. 125. zeAmbar Teguh, loc.cit, ha|.150. 18
  • 25. khusus pada setiaB jabatan dan formasi yang akan diisis. Perbedaan standar seieksi tersebut akan memberikan hasil akhir yang berbeda. Ketiadaan kualifikasi yang diberikan secara rinci hanya akan mendapatkan pegawai tanpa keahlian yang khusus. Selain standar kriteria oagi calon pegawai, proses seleksi sebagai sarana uji kelayakan harus memenuhi standar kualitas seleksi yang baik. Sebagai langkah awal dalam suatu proses seleksi adalah penetapan persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka pelaksanaan seleksi antara lain3l: Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan dan standar prestasi yang seharusnya ada dalam setiap jabatan tersebut. Rencana-rencana sumber daya manusia yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai dalam suatu instansi. c. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan nrenjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih. Apabila ketiga hal tersebut dapat dipenuhi sebagai dasar pelaksanaan seleksi pegawai, diharapkan akan dapat menyaring pegawai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3, Metode Seleksi Metode sebuah seleksi tidak dapat dipisahkan dari jenis jabatan yang akan diduduki. Setiap metode seleksi memiliki keunggulannya masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya organisasi publik menggunakan metode secara kombinasi sehingga dapat mengeliminir kekurangan atau kelemahan metode tertentu. Teknik seleksi menurut Eugene, adalah sebagai berikut32: 3oMarihot Tua Efendi, op.cit. 31lbid, hal. 152. 32sri Yuliani, loc.cit, hal. 151. a. b. 19
  • 26. l -$. a. Interyiew Interview merupakan teknik seleksi yang umum digunakan, baik itu one- to-on€; interview ataupun interuiew panel. Namun pendapat lain menyatakan bahwa interview tersebut dipandang tidak relevan. Aspek yang salah dalam interview, adalah: 1. Penilaian subjektif oleh interuieweryang tidak terlatih; 2- Terdapat kecenderurrgan bagi interviewer untuk memberikan penilaian sebelum interur?w. Hal ini dapat dirasakan dengan melalui kesan atau melihat pesan, sifat pertanyaan, dan bahasa tubuh; 3 Ketika interuiewer mempunyai prasangka buruk sebelumnya mengenai interuiewee, maka terdapat bahaya bahwa interuiewer akan rnenyoroti data negatif kandidat sehingga akan menjadi sesuai dengan prasangka interuiewer. 4. sering terjadi tidak ada persetujuan dari interuiew panel, hal ini karena interuiewer melihat sesuatu yang berbeda pada interuiewee yang sama. 5. sebaiknya interuiew tidak dilakukan oleh tenaga spesialis yang mendapat tugas mewawancdrai pelamar, akan lebih baik apabila calon atasan langsung juga ikut mewawancarai33. b. Tes psikologi ! Ada dua tes yang merupakan bagian dari tes psikologi dan sering digunakan dalam proses seleksi yaitu tes intelegensia dan tes kepribadian 1. Tes Intelegensia Tes Intelegensia berupa tes berbentuk. kemampuan. numerik dan verbal. 2. Tes Kepribadian Ada pengakuan bahwa kepribadian berhubungan dengan kompetensi individu untuk merakukan pekeflaan secara efektif, dan bahwa kepribadian yang buruk dapat menghapuskan atau ^^^^. 3Sondaq P. Siagian, Adn*nistrasi Pernbarpunan; lGnsep, Dimensi dan Sffieginya, (Bumi Aksara, Jakarta, 2000), hal. 18.{. 2A
  • 27. J ir 'i i'I .t l rnengurangi keuntungan yang diperoleh. c. Tes mengenai hal-hal yang b€rhubungan dengan pekerjaan Tes yang'iberhubungan dengan pekerjaan dapat dilakukan dengan cara tes behavioral atau tes in-trafa. Caranya adalah para kandidat diminta mempresentasikan sampel pekerjaan seandainya mereka diterima. Dengan demikian dapat diketahui rencana apa yang nantinya akan dilakukan seandainya mereka diterima. d. Pusat penilaian Pusat penilaian diperlukan dalam hal penilaian menggunakan beragam rnetode seleksi untuk mendapatkan pengambilan keputusan yang baik dari panitia seleksi. Semakin banyak metode seleksi yang digunakan kualitas pegawai yang dihasilkan akan semakin baik. Metode ini termasuk interview, tes psikomotorik, dan pelatihan individual atau kelompok, seperti memainkan simulasi tugas/pekerjaan, termasuk juga latihan intray. e. Biodata Merupakan data-data yang ada dalam surat lamaran yang diajukan oleh pelamar atau calon, yang didalamnya berisi narna, umur, pendidikan, alamat, pengalaman, dan lain-lainnya atau lebih dikenal dengan daftar riwayat hidup. f. Referensi Referensi merupakan input penting bagi proses seleksi ybng memposisikan kejujuran dan sikap moral sangat diperhatikan. Bentuk referensi yang bisa diandalkan adalah referensi yang telah disiapkan secara khusus dalam merespon daftar pertanyaan relevan yang diajukan. tes behavioral atau tes in tray nrerupakan salah satr tes yang bersifat simulasi. Para calon diberikan simulasi rnengenai pekerjaan yang akan dihadapinya saat bertugas nanti apabila diterima sebagai,pegawai. Dalam tes ini akan dilihat perfwma calon dalam berbagai kondisi sehingga akan t€dihat kemamprrannya dalam mdakukan proHem solving. Tes ini dilakukan dalam jangka wakfu tertentr. 2L
  • 28. Sebuah metode seleksi terkait dengan prosedur yang meliputi beberapa langkah. Setiap langkah dalan prosedur tersebut secara sistematis akan menyisihkan jumlah pegawai yang mdiu ke langkah selanjutnya. Setidaknya terdapat beberapa pendapat mengeriai tangkah yang harus ditempuh, salah satunya sebagaimana dikemukakan oleh Henry Simamora. Langkah yang digunakan dalam organisasi publik yaitu3s: a. Wawancara Pendahuluan; b. Pengisian formulir larnaran; c. Wawancara seleksi; d. Tes seleksi; e. Pemeriksaan referensi dan latar belakang; f . Pemeriksaan fisik; g. Wawancara dengan Penyelia; h. Keputusan Pengangkatan. Langkah sebagaimana telah disebutkan sebelumnya tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam merekrut pegawai. Selain itu setiap tahapan yang dllakukan tidak lepas dari faktor biaya yang harus ditanggung oleh sebuah lembaga, dalam hal ini adalah Kejaksaan Agung sebagai sebuah lembaga pemerintahan. Keterbatasan dana bagi lembaga pemerintah untuk melakukan proses rekrutmen secara baik seharusnya dapat diatasi melalui perencanaan yang tepat dalam penyusunan anggaran agar dapat menghasilkan pegawai yang berkualitas. 3s [bid, hal 163. 22
  • 29. 8&B III Proses Rekrutmen faksa A. Sistem Rekrutmen Jaksa Kejaksaan merupakan bmbaga pemerinhhan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutans. sebagai sebuah hmbaga pmerintahan, pegawai kejaksaan diberi status sebagai pegawai negeri sipil yang tunduk pada ketentuan undang- Undang No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian jo Undang-undang No 43 tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang pokok- Pokok Kepegawaian3T. status pegawai negeri juga dlsandang oleh pegawai yang memegang jabatan fungsional sebagai jaksa. Status tersebut menimbulkan konsekuensi yang berdampak pada masalah rekrutrnen. Sistem rekrutmen pegawai Kejaksaan yang berlaku saat ini masih mengatu pada ketentuan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Kejaksaan tidak dapat melakukan proses rekrutmen tanpa melakukan koordinasi dengan BKN sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam manajemen kepegawaian di Indonesias. Seorang pegawai negeri di Kejakaan dapat memegang jabatan fungsional sebagai jaksa sepanjang telah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 9 UU No. 16 Tahun 2004. Persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang calon jaksa adalah memiliki ijasah paling rendah sarjana hukum dan telah.lulus program pelatihan dan pendidikan pembentukan iaksa. 36 Indonesia,Uu No. 16 Tahun 2OO+, op,cit, pasal 2 ayat (1). 3TUndang-undang No. 8 Tahun 1974 Tentarts Pokok-Pokok Kepegawaian. yang telah diubah dengan Undang-undang No 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atis Undang-Undang'No-. 8 Tahun ts7+ rentang potot-polfot Kepegawaian. * Badan kepegawaian Negara (8KN) rrcrupaftm organisasi non departemen yang berkedrdukan di bawah dan bertarggungjawab langsung pada preiden dan bertrgas melaksanakan tuges peqaintahan di bidang manaprnen kepqawaian atas seluJuh fegawai neg€ri di Indonesia. Pada tahun 2g0a proses rekrutmen pegawai negeridilakukan secara terpusatolefi BKN, termasrkjuga di dalamnya reknrtnen pegawai Kejaksaan. Sebelum Lhun 2004 Kejaksaan nrelakukan proses rekrutmen sendiri brpa rrelalui BiiN rneskipun malih tetap bertoordinasi. 23
  • 30. Rekrutmen merupakan proses atau tahapan penting dalam menjaring sumber daya manusia yang berkualilis. Beberapa pendapat sebagian anggota mmyarakat menilai bahwa kualitas sumber daya Jaksa lemah. Salah satu faktor penyebabnya adalah profesi ini belum mampu menarik minat lulusan sarjana hukum terbaik, selain beberapa faktor yang turut berpengaruh seperti sistem rekrutmen. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menarik minat para lulusan perguruar tinggi terbaik. Upaya tersebut antara lain merekrut mahasiswa yang berkualitps dan potensial untuk menjadi Jaksa yang berasal dari perguruan tinggi hukum yang memiliki akreditasi baik, tetapi kebijakan tersebut dinilai diskriminatiP. Sistem rekutmen yang berjalan di Kejaksaan saat ini dinilai memiliki kelemahan sehingga kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan belum dapat memenuhi kualifikasi standar rninimum profesi jaksa. Untuk itu perlu diambil suatu langkah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dari sistem yang berjalan saat ini. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh manajemen personalia dalam proses rekrutmen adalah menciptakan landasan atau pedoman bagi perrerimaan dan penempatan pegawai.ao Pelakanaan rekrutmen pegawai, khususnya Jaksa, harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang didukung oleh data kepegawaian yang tersusun secara baik. Analisis kebutuhan dalam sebuah pmses rekrutmen merupakan kegiatan untuk mendapatkan landasan guna pengrimaan dan penempatan para pegawai yang didalamnya mengandung deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan.al Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap; jenis pkerjaan, sifat pekeijaan, beban kerja dari masing-masing sduan organisasi, prinsip pelakanaan pekerjaan , peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok. Faktor lain yang s Wawancara dengan Bambang Waluyo S.H, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Kejakaan Agung pada hari Selasa tanggal 5 April 2005. 4 Alex S. Nitisemito, l,tanajemen Personalia (Manajernen Surnber Daya l"hrxia), Oakarta: Ghalia Irdonesia,1982), hal. 20. 41 funbar Teguh, ed., op.cit., hal. 159, 24
  • 31. l t I I harus diperhitungkan dalam penyusunan formasi pegawai Negeri Sipil adalah kemampuan keuangan negara.o2 .j Sistem rekrutmen yang baik merupakan langkah awal untuk mendapatkan sumber daya Jaksa yang berkualitas, profesional, dan berintegritas tinggi. Jaksa yang dicita- citakan ini hanya bisa didapat melalui proses rekrutmen yang mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan obyektifitas, serta diikuti oleh pembinaan yang berkelanjutan. Ilmu psikologi menggunakan tiga aspeK untuk melihat kompetensi seorang pelamar dalam melaksanakan tugas yang akan diembannya, yaitu pengretahuan, keterampilan (skitl), dan kemampuan (abitity).43 Melalui ketiga aspek ini akan diperoleh sumber daya manusia yang tepat (ffie ight man on the right place). Ketiga aspek tersebut akan dapat diperoleh melalui suatu tahapan rekrutmen yang terdiri darifi: 1. Pengumuman Pengurnuman pelaksanaan rekrutmen memiliki fungsi penting untuk memberitahukan proses penerimaan calon PNS kepada masyarakat. Dengan adanya peflgumuman, pihak-pihak yang rnemiliki minat untuk menjadi pNs, khususnya jaksa, dapat mengikuti proses rekrutmen dan memberikan lebih banyak kemungkinan kepada Kejakaan untuk memilih tenaga yang dipandang cakap dalam melaksanakan tugasnya. Pengumuman tersebut harus disebarluaskan Eecara merata ke seluruh lapisan masyarakat termasuk perguruan tinggi. Namun pengumuman penerimaan pegawai di Kejaksaan selama ini terkesan tertutup karena hanya diumumkan di kantor kejaksaan yang dapat diakses oleh masyarakat secara tertatas. 2. Pendaftaran dan seleksi administratif i Pendaftaran adrninistrasi adalah tahap pelamar harus menyerahkan seluruh persyarabn administratif yang telah ditetapkan. Pada tahap seleksi administratif, -. ^-: $Oqryqt Kepala Badan lGpegawaian Negara Tentang Ketentuan Pelaksanaan peraturan pemerinbh Nornor 97 Tahun 2fi)0 Tentang Formasi pegawai ttegeri sipil, Lampirin I, Nomor : 09 Tahun 2001. '3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Inun Sukirman, Lembaga psikologi Terapan Fakultas psikologi Universt'tas Indonesia, 20 luli 2@4, pengetahuan Jaksa dapat diut<ui dengan-can meniuji p"riget hlJ; hrru, vilgsifaffrya umum kepada calon-calon Jaksa dan kenumpuaniability lebitr diarahkan tepaij aspel fogniuf atau m;ntai pemikiran. nlbid. 25
  • 32. setiap berkas yang masuk diperiksa dengan teliti syarat yang telah ditentukan dalam pengumuman, kea bsa ha nnya. apakah telah memenuhi syarat- baik dari segi kelengkapan dan 3. Uji akademis Uji akademis atau lebih dikenal dengan uji tertulis kemampuan pelamar dalarn menguasai pengetahuan dan pengeta huan lainnya yang dipandang perlu. uji terpenting dari proses rekrutmerl. dilakukan untuk mengetahui umuffi, pengetahuan hukum akademis merlrpakan bagian 4. Uji kepribadian dan wawancara Ujian kepribadian dan wawancara merupakan ujian yang dilakukan secara lisan sebaEai pelengkap hasil uji tertulis. Uji lisan ini bertujuan untuk rneyakinkan hasil ujian teftulis dan menjadi salah satu usaha untuk lebih mengetahui kecakapan pelamar. Aspek yang ditekankan dalam pengujian ini meliputi kejujuran, integritas, tanggung jawab, ketelitian, dan keserasian antara pikiran dan tindakan.as 5. Pemeriksaan hasil akhir Penentuan kelulusan biasanya dilakukan secara tertutup dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan. Pemerikaan ujian tertulis hendaknya terdiri dari sekurang- kurangnya dua orang pemerika yang ditunjuk oleh panitia ujian dan jika ada perbedaan nilai antara pemeriksa yang satu dengan pemeriksa yang lain, maka nilai peserta ujian adalah hasil bagijumlah nilai yang diberikan masing-masing pemeriksa ujian.. Pada setiap tahapan rekrutmen diberlakukan sistem gugur sehingga hanya pelamar yang memenuhi syarat saja yang dapat mengikuti tanap setanlutnya sampai tahap akhir. : 6. Pengumuman ujian/seleksi Pengumuman hasil ujian hendaknya mencantumkan kriGria penentuan kelulusan yang kredibel, sehingga tidak menimbulkan dugaan yang bermacam-rnacam. as Menurut keterangan Iman Sukirman dari tembaga Bikologi Terapan Fakultas R;ikoli)gl Universitas Indoneia; sudah pernah dilakukan kerjasama antara Kelaksaai agrrq d;n Ler["g. psikotogi roapan universitas Indonesia untuk Uji kepn'badian dan wiwanora calon pelawai Kejaksaan namun tidak berlanjui. 26
  • 33. 7. Pendidikan dan pelatihan laksa. Pendidikan dan pelatihan untuk menjadi laksa diberikan dalam Pendidikan Pembentukan :aksa (FR:). B. Tujuan Rekrutmen Jaksa Tujuan rekrutmen pegawai negeri lowong, demikian juga halnya ditimbulkan oleh sebab yang rutin atau dipindahkdft, berhenti, baik pensiun atau rneninggal duniaaT. sipil pada d4sarnya untuk mengisi formasi yang dengan Jaksaa6. Kekosongan formasi biasanya dan terukur, seperti adanya pekerja yang pindah dengan hormat maupun tidak hormat, karena Rekrutmen yang didasar*an pada formasi merupakan hal lazirn dalam pola perencanaan dan pengelolaan sDM di suatu organisasi. Namun, penetapan tujuan rekrutmen yang hanya mengedepankan aspek pengisian formasi saja, cenderung menjadikan fungsi rekrutmen hanya menjadi prCIses administratif biasa. Padahal, tujuan hakikidari proses rekrutmen adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritasa8 sehingga K-ejaksaan dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada publik. Fungsi rekrutmen yang hanya bersifat administratif akan menimbulkan implikasi negatif, berupa perubahan tolok ukur rekrutmen, yang pada awalnya mencari calon Jaksa untuk dididik menjadi laksa yang profesional, berkualitas, dan berintegritas menjadi hanya sekedar mencari sumber daya manusia untuk mengisi formasi yang kosong. Reftrutmen yang bertujuan untuk mendapatkan laka yang profesional, berkualitas dan berintegritas pada kenyahannya belum dapat dilotakan telah mencapai tujuan, karena sebagian besar rnasrlarakat menilai bahwa kualitas laka saat ini masih belum memadai untuk menjalankan tugasnya. Hal tersebut disebabkan oleh praKek { Pengertian Fqrnasi menurut PP Nonror 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah penenuran jumlah dan susunan pangl<at satuan PNS yang diperlukan deh suatu satuan organisasi unhJk mampu rnelaksanakan tugas pokolq untuk jarygka wakhr tertenfu yarq dit€tapkan oleh yang benvenang. a7 Faustino Cardco Gonres, Manajenrcn Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset, 1995. Gava Media, 2004), hal.145. 27
  • 34. rekrutmen yang berjalan saat ini dapat dikatakan tidak berhasil4s. Melihat kondisi demikian perlu suatu kajian penilaian atas proses rekrutmen calon Jaksa di lembaga Kejaksaan, apakah sisiem yang ada telah memenuhi standar dalam menghasilkan Jaksa ideal dan profesional? C. Persyaratan Menjadi Jaksa Persyaratan untuk menjadi Jaksa diatur dalam pasal 9 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2004, yaitu sebagai berikut: a. Warga negara Indonesia; b. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa; c. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; d. Berijazah paling rendah sarjana e. Berumur paling rendah 25 (dua lima) tahun; t. Sehat jasmani dan rohani; g. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidaktercela; dan h. Pegawai negeri sipil. Selanjutnya dalam Pasal 9 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004 ditetapkan bahwa selain syarat sebagairnana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan h, untuk dapat diangkat nrenjadi Jaksa, harus lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan laksa (PPJ) sebagai tahap akhir dalam proses rekutmen Jaka. D. Pelaksanaan Rekrutmen Jaksa Rekrutmen Jaksa di Indonesia memanfaatkan sumber daya manusia dari unsur pegawai negeri Kejaksaan yang telah memiliki ijazah sarJana hukum. Setidaknya terdapat dua jalur rekrutmen jaksa yang terdiri dari jalur pegawai yang telah berijazah sarjana hukum saat pertama kali melamar menjadi pegawai Kejaksaan dan ae Menurut grhadbroto dalam tulisanrrya yarq berjudul sfatqi knhEkabn Kineja Kefiksaan futam laneka Mewuiudkan Supremasi Hukun pada bnggal zo egisats zMt, fukatah iisampaikan-dalam acara diskusi eanet.!i Kgigkaan Agung Pada Talgsal 20 Agustus 2001. dalam trtisan tersebut dinyatakan bahwa banyak Jika tlQualified dan sdrarusnya disqualified, bahkan praktek rekruUnen di Kejakaan harus ditinggalkan,secara'total dan diiad-ikan sebagai "f"lonunren Kegagalan". lGterangan yang sama t6rdapat dalam..hrli-sin a""g." judrl ir-gofsimalissi Kineria Keialaaan diakse dari www.komisihukum.co.id paaa ianggat p:januad 200,{.- hukum; puluh lima) tahun dan pating tinggi 35 (tiga puluh l. -r 28
  • 35. memiliki NrP yang diawali dengan angka 6. Kedua adalah jalur penyesuaian ijazah, aftinyaketika masuk Kejaksaan PNS yang bersangkutan belurn memiliki ijazah sarjana hukum kemudian -.:imbil bekerja, yang bersangkutan belajar dan berhasil memiliki ijazah sarjana hukum. Selanjutnya mereka diberi kesempatan untr"rk ikut serta dalam rekrutmen jaksa' Metode yang digunakan oleh Kejaksaan dalam rnerekrut SDM Jaksa baru ini dikenal juga dengan"sistem dua pinh!,. Rekrutmen dua pintu artinya peserta rekrutmen dapat berasal dari pegawai yang memiliki Nrp yang diawali angka 6 atau dari jalur penyesuaian ijazah. Peserta rekrutmen dari kedua jalur tersebut harus mengikuti ppJ agar dapat diangkat sebagi jaksa. Untuk mengikuti PPJ, peserta yang lulus dibiayai oleh negara. Namun dalarn kondisi yang mendesak karena kebutuhan jaksa yang banyak maka Kejaksaan Agung pernah membuai crash program dalam pengadaan tenaga jaksa. Kedua program tersebut diatur sebagai berikut: 1. Pendidikan pembentukan Jaksa Biaya Negara Glon Jaka yang berasaldari internal lembaga Kejaksaan adalah pegawai negeri sipil di Kejakaan yang dapat diangkat menjadr Jaka setelah yang bersangkutan mengikuti program penyesuaian dan ppJ. program penyesuaian ditujukan bagi pegawai tata usaha Kejaksaan yang ketika masuk belum memiliki ijazah sarjana hukum kemudian pendidikan di fakultas hukum dan rnemperoleh ijazah sarjana hukum' Mereka akan diusutkan untuk mengikuti ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dari pangkat IIlb (lulusan sMA) menjadi III/a yang selanjutnya dapat diusulkan untuk mengikuti PPJ. Namun pemanfaatan sumber daya internal ini menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu kurangnya pegawai tata usaha di Kejaksaan khususnya di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri karena pegapaai tata usaha Kejakaan kemudian menjadi Jaka.50 Biasanya setelah menjadi jaksa enggan untuk melakukan tugas administrasi. pada hari #,flYm'lnf dergan Kabag Tata usaha Kejaksaan Tinsgi Eali dan K@ata teidcaan ilegeri De@asar 29
  • 36. I -r 1.1. Persyaratan Pesefta Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi pegawai tata usaha agar dapat mengikuti program penyesuaian. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikutst: a. Persyaratan urnuri: 1. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan atau keahlian yang diperlukan oleh Kejaksaan berdasarkan ijazah yang diperoleh dan dibuktikan dengan surat keterangan dari: a. Sekretaris laksa Agung atau Kepala Pusat bagi pegawai negeri sipil yang bertugas di Kejaksaan Agung. b. Kepala Kejaksaan Tinggi bagi pegawai negeri sipil yang bertugas pada wilayah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan 2. Memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas yang tinggi sebagaimana tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang setiap unsur sekurang-kUtangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir. 3. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin PNS yang dibuktikan oleh Clearane kePegawaian. 4. Sehat rohani dan jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang ditunjuk dan bebas dari NARKOBA yang dibuktikan dengan hasil laboratorium meliputi : a. Golongan OPiat b. Stimulant c. Barbiturat Mengikuti psikotes Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Panitia Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian ljazah. b. Percyaratan Khususr : 1. Untuk penyesuaian Ijazah sarjana (S1) sekurang-kurangnya telah menduduki pangkat IIle; bagi mereka yang pengangkatannya sebagai CPNS dalam golongan ruang II/b. s1 Berdasarkan Surat Edaran laksa Agung RI No. SE-0OilNJ,NWlZfflL enang pedbman Pelaksanaan Uiian lGnaikan pangkat Penye$aian Iiarah Pegawai N#ti Sl D( Ungkungan Kdaksaan Republik Indonesia. 5. 6. 30
  • 37. l-. 2. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya satu tahun dalam pangkat yang terakhir. 1.2. Ujian Penyariirgan Ujian penyaringan "program penyesuaian pegawai tata usaha yang berijazah sarjana hukum diadakan satu tahun sekali. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian 'tjazah bagi calon peserta sarjana hukum meliputis2: a. Pemeriksaan administrasi yaitu pemeriksaan terhadap kelengkapan data kepegawaian yang harus dipenuhi oleh para calon peserta ujian, baik persyaratan umum maupun persyaratan khusus. b. tfjian akademik, meliputi: 1. Pengetahuan umum, mencakup: 1.tr. Pancasila 1.2. Undang-Undang Dasar 1945 1.3. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1.4. Sejarah Indonesia 1.5. Kebijaksanaan Pemerintah 2.' Pengetahuan baha sa, mencakup: 2.1 Bahasa Indonesia 2.2 Bahasa Inggris 3. Pengetahuan hukum, mencakup: i 3.1. Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana 3.2. Hukum Perdata, Hukum Acara Perdata dan Hukum Tata Usaha Negara. Psikotes Wawancara oleh eselon I yang ditunjuks3 Pemeriksaan kesehatan secara lengkap pada Rumah Sakit Umum Pemerintah setempat atau yang ditunjuk oleh Tim Dokter Kejaksab,p Agung. s2 Surat Edaran Jaksa Agung R.I No. SE-001/A0.Iy'09l2001, Ibid' sBerdasarkan hasil wawancara dengan bebempa orang Jaksa pada bnggal 30 Mel2005 di Kejari Palu, ryawaocara yang dilakukan, baik bagi CFNS Kejalsaan dan bagi kelompok peny€suaian Uazah, belum berdasarkan pedornan ryawancara yarq tidak jelas metodenya rneskipun telah terdapat @oman Benilaian wawancara. c, d: g. 31
  • 38. t ..r 1.3. Penentuan Kelulusan ujian Kenaikan pangkat penyesuaian Penentuan kelulusan pegawai tata usaha negara yang mengikuti ujian penyaringan penyesuaian didasarkln pada hasil akhir nilai ujian. Hasil akhir tersebut merupakan perpaduan hasil ujidn akademik dan nilai wawancara dengan batas nilai kelulusan serendah-rendahnyi 70 (tujuh puluh), hasil psikotes sefta hasil tes kesehatan. Bagi calon peserta yang dinyatakan tidak lulus ujian, diberikan kesempatan untuk mengulang dan wajib menempuh semua materi ujian.sa Seorang pegawai tata usaha yang lulus dalam ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah tidak secara otomatis dapat mengikuti PPJ.ss Untuk dapat mengikuti PPJ mereka harus terlebih dahulu lulus ujian seleksi masuk PPJ yang diadakan oleh panitia selekimasuk PPl. 2. Pendidikan pembentulofi Jaksa Crash Program Proses rekrutmen Jaksa darisumber eksternal dilakukan dengan mencari SDM yang berasal dari luar lembaga Kejaksaan. Proses Rekrutmen ini dimulai se jak saat seoranE pelamar yang sudah bergelar sarjana hukum mendaftarkan diri sebagai Pegawai . Negeri Sipil (PNS) dan mengikutitahap penyaringan dalam pengadaan PNS Kejaksaan. 2.1. Persyaratan Pesefta Proses seleksi adalah serangkaian langkah khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang selanjutnya akan diterirqa. Proses seleksi dimulai ketika seorang pelamar mengajukan lamaran dan berakhir dengan keputusan penerimaan.s6 Petsyaratan untuk menjadi pegawai negeri di lingkungan Kejaksaan meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus. YBerdasarkan Butir V Surat Edaran Jaksa Agung R.I No. SE-00UA/I.A/09/2001 tentarg Pedornan Pelakanaan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kejaksaan Repblik Indoneia jo Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: 5E-002/N),N0312W2 tentang Perubahan Surat Edaran Jaka Agung R.I No. SE-001/A/l.N09lZ00t tentang pedqnan pelaksanaan. Ujian Kenaikan pangkat Penyesuaian Ijazah Pegawai Neged Sipil Di Ungkungan Kejaksaan Republik lrdonesia. ssBerdasarkan Butir V arEka 3 Surat Edaran laksa Agury R.I No. SE-@U!i[.I/09/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian ljazah Pegawai NegEd Sipil Di Ungkurgan Kejaksaan RepuHik Indonesia. s Moekijat, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Mantsia, (Bandurg: Mandar Maju, 1995), hal. 49, 32
  • 39. a. Persyaratan Umum Persyaratan umum untuk menjadi pegawai negeri di ringkungan Kejaksaan disamping mengacu pada ketentuan peraturan pemerintah No. 11 Tahun 2o0z tentang Perubahan atas pp lto. gg Tahun 2000 tentang pengadaan pNS, juga harus memenuhi persyiratan yang ditentukan daram i(eputusan Jaksa Agung No. Kep- 505/Afi.Al}Brz0o4 tentang Tata cara penyaringan daram pengadaan pNS Kejaksaan, Dalam Pasal I angka 1 PP No. 11 Tahun 2002 jo pasal 6 pp No. gB Tahun 2000 dinyatakan bahwa syarat yang harus dipenuhi oreh setiap peramar adarah : Warga Negara Indonesia; Berusia serendah-rendahnya 1g tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun; Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadiran yang sudah mqnpunyai kekuatan hukum tetap karena merakukan suatu tindakan pidana kejahatan; Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai pNS atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagaipgawai negeri; Tidak berkedudukan sebagai calon/pegawa i negeri; Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahrian, dan keterampiran diperlukan; Berkelakuan baik; Sehat jasmani dan rohani; Bersedia ditempatkan di seruruh wilayah Negara Kesatuan Repubrik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah; Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan; Bersedia melepaskan jabatan pengurus dan atau anggota partar poritik pada saat dinyatakan lurus ujian penyaringan, apabira yang bersangkutan pada saat melamar menjadi pengurus dan atau anggota partaipolitik. 1. 2, 3. 4. t -r 5, 6. 7. B. 9. 10. 11. yang b. Persyaratan Khusus Keputusan Jaksa Agung persyaratan urluffi, juga ditentukan dalarn pasal 4 No. Kep-505lA1J.NAB1aA14 selain mernuat persyaratan- memuat persyaratan-persyaratan khusus . sebagaimana jo Petunjuk Pelaksanaan No. aurctcp.2tL0t2004 tentang 33
  • 40. Tata Cara Penyaringan dalam pelamar Calon pegawai Negeri berikut: a. Pelamar Pascasarjana (S-Z) 1. Berusia se$nggi-tingginya 29 tahun pada saailamaran diajukan; 2. Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan diangkat sebagai pNS; 3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm,uotuk pria dan 155 cm untuk wanita; Tidak buta warna, tidak cacat ftsik, tidak bedato, dan bebas narkoba, sefta memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; Berijazah komputer; Menguasai bahasa Inggris; Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IpK) 3.00 (tiga koma nol nol) dan IpK Strata l,nya minimal 2,7 S. b. Pelamar Sarjana (S-1) dan Sarjana Muda/Diploma III: 1" Berusia setinggi-tingginyazT tahun pada saat lamaran diajukan; 2' Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan diangkat sebagai PNS; 3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita; Tidak buta warna, tidak cacat fisik, tidak bertato, dan bebas narkoba, sefta memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; Berijazah komputer; Menguasai bahasa Inggris; Memiliki Indek Prestasi Kumulatif 2,r5 (duakoma tujuh lima). c. Pelamar Lulusan sekolah Menengah umum/sMK atau seder{at 1. Berusia serendah-rendahnya 1g tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun; 2- Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita:. 3. Tidak buta warna, tidark cacat fisik, tidak beftato, dan bebas narkoba, serta memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; Pengadaan pNs Kejaksaan. persyaratan khusus bagi Sipil (CPNS) Kejaksaan Republik Indonesia sebagai 4. 5. 6. 7. l. -r 4. 5, 6. 7. 34
  • 41. 4. Berijazah mengetik atau komputer atau sertifikat keterampilan teftentu sesuai kebutuhan; 5. Memiliki nilai dbbm ijazah/STTB/STK (NEM) rata-ru[u 5,00 atau Daftar. Nilai rata-rata 7,00 atau Nilai Ebtanas Murni Ujian Nasional (Danun) rata-rata 6,00. 2.2. Panitia Pelaksana Penyaringan pengadaan calon pegawai Negeri sipil Kejaksaan Penyaringan CPNS Kejaksaan dilaksanakan oleh Panitia Tirlgkat Kejaksaan Agung yang berwenang menentukan pelamar yang lulus dalam ujian penyaringan. panitia Tingkat Kejaksaan Agung bertanggung jawab langsung kepada Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Panitia Tingkat Kejaksaan Agung dibantu oleh panitia Pembantu Tingkat Kejaksaan Agung dan Panitia Tingkat Kejaksaan Tinggi. panitia Tingkat Kejaksaan Tinggi bertugas membantu pelaksanaan penyaringan cpNS di daerah masing-masingsT. 2.3. Materi Ujian Penyaringan Setelah pelamar mernenuhi. persyaratan baik persyaratan urnum maupun khusus, pelamar berhak untuk mengikuti ujian penyaringan. Adapun jenis materi ujian penyaringan yang akan diberikan menurut pasal 8 Kepja No. 505/A/l.A/09lzoo4, meliputi : a. uiian akademiks, kesehatan, assesmen psikologi, wpwancara, dan tes bebas nad<oba bagi pelamar lulusan pascasarjana (s-2) dan lulusan sarjana (s-1) s7 Kepja Nomor : Kep-505lAlJ.N0S/2004, Ibid., pasal 5 dan 6. $ MaEri ujian akademik pada penerirnaan pengadaan PNS akhir tahun 2004 lalu ditentukan ohh Badan Kepegawaian tl€gara (instami panbina/pengerdali kepegawaian), kecuali tes pengetahuan teknis, m€lalui Keputusan Blfl t'lo. 35 teilbng Pedoman Pelaksanaan Pengadaan PNS Tahun Anggaran 200+. ldapun lampiran teput san tersebut dalam butjr II A 4. disebutkan jenis materi ujian akademik, yailu : - 1. Tes pengetahuan urum, meliputi bahasa Indonesia, Pancasila (UUD 1945), Tata Negara, Sejarah, dan kebijakan pernerintah; 2. Tes Bakat Skolastik diguna*an untuk nrengukur potensi s€seorang dalam belaJar berdasarkan penalar:an verbal, kuantitatif, dan analisis; 3. Tes Pengetahuan subetansi ini benrpa pengetahuan dan ketranpilan yang berkaitan dengan kompentemi khusus yang dibuhrhlon untuk jabatan bersangkutan; 4. Tes bahasa lrqgris; 5. Tes perqetahuan lainnya yang r-onunfut ketrampilan khusus seperti operator komputer dan pekerjaan yang menuntlt kemamg.lan berbahasa asing. 35
  • 42. l. -r b' ujian akademik, kesehatan, ketrampilan, wawancrra. dan tes bebas narkoba bagi pelamar lulusan sarjana muda/diploma III, lulusan SMU/SMK atau sederajat dan lulusan SLTp atau sederajat. Adapun ujian penyaringan cpNS Kejaksaan diraksanakan daram 2 tahap sistem gugur, yaitu se: 1. Tahap pertama tes potensiakademik, meliputi : - pengetahuan umum; - Fengetahuan bahasa; - pengetahuan teknis (khusus untuk S_1, S_2, dan D III). 2. Tahap kedua, meliputi : - Tes kesehatan; - Tes as*sment psikologi(khusus S_2 dan S_1); - Tes ketrampilan (khusus D III dan SMU/SMK); - Wawancara. dengan sedangkan khusus untuk peramar dari program s-1, materi muatan ujian akademik, meliputim : 1. Pengetahuan umum : _ pancasila - UUD 1945 beserta amandemennya - GBHN/Propenas I - Sejarah Indonesia - Kebijakanaan pemerintah Tata negara Indonesia 2. Pengetahuan bahasa: - Bahasa Indonesia i - Bahasa Inggris 3. Pengetahuan Teknis (khusus S_1 hukum) : - Hukum pidana - Hukum acara pidana - Hukum perdata *nr r"ril.Htffitrti*1i Pehrnjuk Pelaksanaan Nrynor: 00u9cp .2llulzwa:tentans rara ca# penyadnsan e Berdasarkan pehrnjuk p€lakanaan Nomor: OOVgCp .U$iZff!',IHd., paol 12 ayat 2. 36
  • 43. - Hukum acara perdata - Hukumtata usaha negara 2.4. Pelaksanaan ieleksi CpNS Kejaksaan Pelamar yung ,"t*nuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dan lulus ujian seleksi maka pelamar tersebut dapat diterima dan selanjutnya diangkat menjadi CPNS' Pelakanaan seleksi CPNS di lingkungan Kejaksaan akan melewati beberapa tahapan seleksi, yaitu : 1. Penerimaan berkas lamaran Tahap ini merupakan penyaringan untuk menentukan para peramar yang mernenuhi persyaratan administrasi guna dapat mengikuti tahap/proses ujian seleksi. Tahap ini para peramar dapat mengirimkan ramarannya baik di Kejaksaan Agung maupun Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia, kecuaii untuk wilyah Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dapat dikirimkam langsung ke Kejaksaan Agung. seruruh caron pesefta harus memenuhi persyaratan_ persyaratan yang ditentukan daram Keputusan Jaksa Agung (Kepja) dan petunjuk pelaksanaannya. Adapun peisyaratan-persyaratan untuk tingkat sarjana hukum (S-1) adalah sebagai berikut 6r: - Berijazah S-1 sarjana hukum; - Berusia setinggi_tingginya2T tahun; , - Berum menikah dan bersedia tidak akan menikah sampai dengan diangkat sebagai pNS; - Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan r55 cm untuk wanita - Tidak buta warna, tidak cacat fisik, tidak bertato, bebas narkoba, dan memiliki berat badan ideal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter - Berijazah komputer - Menguasai bahasa Inggris - Memiliki indek prestasi kumulatif 2,75 (dua koma tujuh lima) 61 Kepja Nomor: Kep-50slNJ,N0g/2004, op. cit., pasar 4 b. 37
  • 44. t-. Dalam seleksi awal berkas lamaran (berkas administrasi) diperiksa kelengkapan berkas dengan terutama memperhatikan persyaratan- persyaratan berikut62 : a. Usia, penerituan usia ini dapat diketahui dari tanggal lahir yang tercantum dalam ija2ah dengan menyesuaikan pada tanggal saat pengumurnan pendaftaran. b. Surat lamaran ditulis tangan sendiri dan ditujukan kepada Panitia Ujian Penyaringan CPNS Kejaksaan cq Kepala Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung RI. c. Daftar RiwaYat HiduP singkat. d. Pas photo hibm-putih ukuran 3 X 4 cm sebanyak B lembar- e. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh : - Dekan bagi Perguruan Tinggi Negeri - Koordinator/sekretaris pelaksana Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) bagi Perguruan Tinggi swasta (PTS) yang disamakan negeri - Dekan/rektor bagi PTS yang terakreditasi - Untuk ijazah pendidikan dari luar negeri harus dilampirkan surat penetapan pengakuan sederajat dari menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan setelah terlebih dahulu dinilai oleh tim penilai Uazah tuar negeri di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Menteri Agama/DireKur Keagam aan. f. Fobkopi transkrip nilai IPK yang telah dilegalisir oleh pejabat yang benruenang. g. surat pernyataan belum menikah oleh Kepala Desa/Lurah setqmpat. h. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter. i. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK ) dari kepolisian setempat. j. Kartu pencarikerja dari Depnaker (AK-l). K. Fotokopi sertipikat tentang keahlian komputer yang telah dilegalisir oleh pimpinan lem baga/sekolah. 62 Keplan$in Norpr: luklak-q, Ltqcp.zlLylzfJH+Pasal 6, jo Pengumuman No. : Pelrc-fu/gcp.2/10/2004 tenarg Penya*ngran kngndaan CPNS Kejaksaan Tahun Anggaran 2(M, hal' 5' 38
  • 45. I '.r 2. Pelaksanaan Ujian Seleksi Tahap ini nprupakan lanjutan bagi pelamar yang telah lulus seleksi berkas administratif dan berhak menjadi peserta ujian. seperti yang terah dijeraskan seberumnyi bahwa tahap ujian sehksi menurut pasar 11 petunjuk Pelaksanaan Nomor: oalrctcp.2r10l2004 tentang penyaringan pengadaan CPNS Kejaksaan terdiridari 2 tahap, yaitu : a. Tahap pertama Dalarn tahap ujian tahap pertama ini menyangkut tes potensi akademik yang materinya meriputi : tes pengetahuan umum, tes kemampuan bahasa, dan tes pengetahuan teknis.63 Adapun naskah ujian akademik beserta lembar jawaban dibuat dan dipersiapkan oreh panitia tingkat Kejaksaan Agung yang kemudian diserahkan kepada panitia tingkat Kejaksaan ringgi disertai berita acara serah terima naskah ujian. Apabira ujian terah seresai dilaksanakan, semua rembar jawaban ujian akademik dari peserta ujian oleh panitia tingkat Kejaksaan Tinggi dikirim kembari daram kedaaan terbungkus dan diseget ditujukan kepada Jairsa Agung Muda pembinaan selaku Ketua panitia Tngkat Kejaksian Agung untuk dirakukan peniraian. Khusus praksanaan proses rekrutmen pegawai Kejaksaan tahun 2004 raru, materi soar akademik seruruhnya dibuat oreh Badan Kepegawaian Negara (BKN) bekerja sama dengan Depaternen pendidikbn Nasionar (Depdiknas). Hal ini pun berraku juga pada rembaga pemerintah rainnya baik rembaga departemen maupun nondepartemen yang saat itu ujian sereksinya dilaksanakan secara serentak di seruruh Indonesia. Akan tetapi, karena keterlarnbataR proses, bagicaton pegawai Kejaksaan dengan pendidikan s_ 1 sarjana hukum tidak di berikan psikotes dan wawancara.e B tGplambin Nomor: Juklak_oO1/ge .4l}l2B4,Ibid., pasal 13. ** o**x*.TffiTj,i##r"ffi?ofl?*t' Farella, Kepala Basian Pensembansan pesawai tGjaksaan Asuns 39
  • 46. I -r ,; b. Tahap Kedua Dalam ujian tahap kedua ini dapat diikuti oreh peserta yang dinyatakan lulus dalim ujian tahap pedama6s. Dalam ujian tahap kedua ini terdiri dari beberaia ujian, meliputi : 1. Tes kesehatan diraksanakan oreh dokter rumah sakit umum pemerintah atau rumah sakit rainnya yang ditunjuk baik di pusat maupun di daerah di bawah pengawasan panitia tingkat Kejaksaan Agung atau Kejaksaan Tinggi. Hasir tes setiap pesefta dituangkan ke dalam formurir hasir tes kesehatan yang diberi penilaian: sehat/Memenuhi syarat (MS) atau Tidak sehatrridak Memenuhi syarat (TMs) yang ditandatangani oleh dokter pemeriksa dan diketahui oreh Kepara Kejaksaan Tinggi masing_ masing. Kemudian hasil tes ter:sebut dikirim oleh Kepala Kejakaan Tinggi kepada Jaksa Agung Muda pembinaan seraku Ketua panitia tingkat Kejaksaan Agungtr. 2. Psikotes diraksanakan oreh Dinas psikorogi Angkatan Dar:at yang ditunjuk ohh panitia tingkat Kejakaan Agung atau paniua tingkat Kejaksaan Tinggi67. Hasir psikotds dari setiap peserta dinyabkan daram tiga kategori yaitu: Memenuhi Syarat (MS), Masih Memenuhi syarat (MMs), atau Tidak Memenuhi syarat (TMs). Kemudian hasil tes dari seluruh peserta dituangkan daram bentuk rekap seca. urut berdasarkan rangking yang dihndatangani oreh penanggung jawab dinas psikorogi perakana seranjutnya dikirim kepada Jaksa Agung Muda Pembinaan6s 3. Wawancara, pada pejabat eselon I tahap ini setiap peserta akan diwawancarai oleh (Jaksa Agung Muda) dan/atau pejabat eselon II 6s Kepjambin Nomor ; Juktak-001/C/Cp .ZtLOtZOO4,op.cit., pasal 11 ayat 2. tr Kepjambin Nomor : Juktak-00l/gCp .2l LO|ZW4, Ibid., pasal 14. 67 Pelaksanaan D6ikgtes dilakukan bekerjasama dengan bmbaga khusus seperti Lembaga psikologi rerapanFakultas Psikologi uI dan Angkata" o.iit ; erili,";.'il.tot ruit ot", y.ang akan uiuji tenrr diarahkan sesuai dengankebutuhan surnber dava Jaka yarq.diingr*an oretl"pltrat< t<eiasaan.'x",i.*r* iliigan tembaga khusrs yang ahlidalam psikotes ini terganhmg' paoa xijalsaan arh- i*"d,xiuun "ngg"iin.- Kdrangan didapatkan dari hasilwawancara dengan Bambang waluyo s'H, Kepala pusat penduikan 0." &utrJir i"i}"."n Agung pada ha6 selasatanggal 5 Aprit 2005. s Kepjambin Nornor : Juklak{0UgCp .2lLOl2W,q,Op.ciL, pasal 15. 4A
  • 47. l. -r (Kepara Kejaksaan Tinggi) yang ditunjuk berdasarkan surat perintah Jaksa Agung6s semua biaya yang.timbur daram tes pemerikaan kesehatan, psikotes, dan tes bebas narkoba ditanggung ohh masing-masing peserta. setiap pesefta yang dinyatakan lulus ujian tahap kedua diwajibkan untuk mengikuti tes atau pemeriksaan bebas narkobaT0' Apabila dalam tes pemeriksaan narkoba peserta dinyatakan bebas narkoba maka peserta akan diusulkan ke BKN untuk memperoleh Nomor Identitas pegawai (NIP) dan berstatus CpNS KejaksaanTr. 2.5. Pengurnuman Hasil Seleksi CPNS Kejaksaan Pengumuman hasir tes cpNS Kejaksaan diumumkan per tahapan ,ji"n y.ng terdiri dari tiga kali pengumurnan yaitu pengumunan tes tahap pertama, pengumunan tes tahap kedua, dan pengumunan tes bebas narkoba. setiap peserta sereksi yang dinyatakan lulus untuk tiap-tiap tahapan ujian penyaringan tersebut akan diurnumkan di papan pengumuman pada Kejaksaan Agung untuk peramar di Kejakaan Agung dan pada Kejalaaan Tinggi untuk peramar dari masing-masing daerah72. sedangkan untuk pengadaan cpNS Kejaksaan pada tahun anggaran 2004 raru pengumuman hasir tes hanya dilakukan untuk tes tahap I. Hal ini disebabkan Kejaksaan tidak sempat melaksanakan tes tahap II karena keterrambatan atau penundaan jadwar pengumuman hasir tes tahap II dari sub tim sereksi rim ke6a Kepegawaian BKN sebagai lembaga yang berwenang memeriksa hasil lembar jawaban peserta tes.? Pemeriksaan rembar jawaban hasir sereksi tahap I, tahap II, dan narkoba guna menyusun daftar peringkat nirai dirakukan oreh Tim Kerja Kepegawaian yang disakikan oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat rain yang ditunjuk panitia dari Kejaksaan. seterah menerima daftar peringkat nirai i:eserta ujian, kemudian pejabat pembina kepegawaian menetapkan nama peserta dan nomor serek,i yang a Kepjambin Nomor: Juklak-00l/gCp .2/LOIZtn,4,Op.cit., paol 17. 70 Kepjarnbin Nonpr : Juklak_O0UeCp .ZlLOl2OO4,Op.cit., pasal 22 ayat(2). 7r Kepiarnbin Nomor: Juklak-001/ClCp .Ztt6pmq,Op.ciL, pasal 23. 72 Kepjamt{n Nomor : tuklak-00UgCp .ULOlZfn}',Op.ciL, pasal 22 ayat (1). '3 Berdasarkan Kefl'Ihlsan Kepala Badan KeDegawaian l,legar€ Nomor : 3st2oo4tarqgal 15 Septenber2004 Tentang pedoman paaGnaan n-fi;;#:rilffNegeri sipilrahun Amggaran 2004, har. 15. 4L
  • 48. l. -r dinyatakan lulus dan diterima berdasarkan standar kelulusan dan jumlah lowongan formasi yang dibutuhkan, serta ditetapkan sesuai urutan perjngkat nilainya. .j 2.6. Pengangkat3n Menjadi Pegawai Negeri Sipil (pHS) Setelah seorang pelamar diterima dan berstatus CPNS dengan memperoleh nomor identitas pegawai dari BKN, pelamar yang bersangkutan wajib diikutsertakan dalam diklat prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai salah satu syarat pengangkatan seseorang sebagai pNS.7{ Adapun syarat yang harus dipenuhioleh CPNS yang akan mengikuti diklat prajabatan, adalah sebagai berikutTs: 1. CPNS di lingkungan Kejaksaan yang dibuktikan dengan foto copy sK cpNS rangkap 2 dan telah dilegalisir oleh serendah-rendahnya pejabat eselon IV pengelola kepegawaian dilampiri fotocopi ijazah rangkap dua sesuai tingkat pendidikan dan golongannya sefta dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; 2. Memiliki masa kerja sekurang-kuranya 6 bulan yang dibuktikan dengan surat pernyataan menjalankan tugas; 3. Berkelakuan tidak tercela; 4. Sehat jasmani dan rohani sefta bebas narkoba, dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang ditunjuk; 5. Memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai PNS berdasarkan surat keterangan dari atasan langsung yang dibuktikan dengan fotocopy DP3 rangkap 2 dengan nilai setiap unsumya tidak kurang dan 77 dan dilegalisir sererdah-rendahnya oleh pejabat eselon IV pengelola kepegawaian serta dilengkapi clearance kepegawaian dan pengawasan. Setelah ses@rang menernpuh diklat prajabatan, maka ia dapat diangkat rnenjadi PNS oleh pejabat pembina kepqawaian, untuk di Kejaksaan fliangkat ohh Jaksa Agung, dalam jabatan dan pangkat tertentu apabilai6: 1. Telah mehwati atau menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 1 tahun dan paling lama 2 tahun; 74 Lihat Pasal 3 dan d K€pia No. OM1NJNOL|2W2 tentang persyaratan Peserta Diklat Pegawai Keiaksaan jo Pasal 6 PP No. 10U2000 tentang Diklat jababn pfiS. 7s Pasal 11 ayat (1) Kepja No. @4tN).NOLt2(f]2 jo pasat 5 Juklak{Ug1U1996 re Pasal 14 PP No. S/2qrO tentarq Pengadaan pegawai Negeri Sipil. 42
  • 49. setiap unsur peniraian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernitai baik; Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi PNS; ,; Telah lulus Diklat pr{abatan. Selanjutnya setelah untuk mengikuti ppl seorang pelamar resmi menjadi PNS maka ia dapat diusulkan biaya negara. E. Pelatihan Kerja Pelatlhan kerja atau magang adalah program penempatan seorang calon laksa di bidang teknis teftentu, dalam waktu setidak-tidaknya selama dua tahun. selama pelatihan k'erja, calon Jaksa mengikuti pelaksanaan sidang di pengadilan negeri dalam perkara pidana, perdata, dan'tata usaha negera. caron Jaksa yang mengikuti pelatihan kerja diharuskan membuat raporan yang akan diraporkan ke Kejaksaan Agung'77 Pada saat ini program pelatihan kerja sudah ditakanakan bagi calon jaka namun har ini tidak terpubrikasi.Ts Tujuan diadakannya program peratihan kerja agar calon jaka dapat lebih memahami pelaksanaan praktik hukum, peraturan perundang- undangan dan administrasi perkara karena pada dasarnya selain pemahaman dari sudut teori seorang jaksa juga dituntut untuk memahami praktik. Semakin banyak Pengalaman praktik seorang calon jaka akan semakin baik karena dengan demikian calon Jaksa ditempa untuk memahami perkara, berpikir sistematis, terampl, dan mempunyai kestabilan emosi, kemampuan menganarisis fakta hukum, membuat kosdtruksi hukum, dan tain-lainnya. F. P.sndidikan pembentukan Jaksa Mengikuti dan lulus PPJ adalah salah satu persyaratan yang wajib diikuti oteh setiap PNs di lingkungan Kejaraaan yang akan menjadi Jaka, sekarigus merupakan tahap terakhir dalam proses rekrutmen Jaraa. ppJ dirakanakan dengan tujuan untuk menciptakan Jaksa yang memitiki kemampuan profesional, berintegritas tinggi,dan disiplin guna meraksanakan tugas dan wewenang penegakan hukum serta misi ,r r", roJi*twancara dengan Muh' Amin &rrdang, s.H., Asisten pembinaan Kejakaan lingEi Kalimantan selatan, Agustus rfif;u*tnttt dengan R' Dondy K. sudirman, s.H, Asisten Pengawasan Kejaksaan ringgi Jawa Timur, 23 2. 3. 4. 43
  • 50. keadilan' Pelaksanaan PPJ dilakukan oleh pusat pendidikan dan Latihan (pusdikrat)Kejaksaan Agung. ,J Terdapat dua macam ppJ ditinjau dari segi pendanaan, yaitu ppJ biaya negara danPPJ crash progrr-. pada ppJ biaya negara atau disebut juga ppJ Dana IsianProyek (DIp) biava penyerenggaraannya di bebankan kepada Anggaran Beranja RutinKejaksaan. sedangkan pada ppJ cnsh programbiaya sepenuhnya dibebankankepada masing-masing calon peserta. 1. Pendidikan pembentukan Jaksa Biaya Negara 1.1. Persyaratan Mengikuti ppJ Peserta PpJ adarah pegawai Kejaksaan yang terah memenuhi persyaratan yangditentukan dan ditunjuk oreh Jaksa Agung Muda pembinaanTe berdasarkan dataperorangan dengan memperhatikan kemampuan pegawai Kejaksaan itu sendiri.Persyaratan tersebut adala h sebagai berikut&: t .. a' Pegawai Kejaksaan dengan masa kerja sekurang-kurangnya Z calon peserta yang mempunyai Nrp dengan diawari angka 6 sesuai kebijaksanaan pimpinan. 8t . Sarjana hukurn Berpangkat serendah-rendahnya Penata Muda/golongan iII/a. (dua) tahun, kecuali dengan masa kerja b C. ,,o,o,'."#J,11,'fi,1'?-TJ.,:li.jlf#T,ililffi#y#Tl:il"*i:L1H:f.ilifiTjl,. lH,li5li [#x'ffi tffi :ffi.'ifl ffi ,Tffi [u*r*,,:.&H:fl x1'ff ?eg,,"g-il;,Kdr;;i;,,s ffi..,#*:#ff 's:ili*r.];'#i%1s*;:itrHil.T#e;H;1ffiff i;:;ffiglffiiIffi : *nffiffi'ffi,*ftff*;-ffiffiffi o*,r, o,Trffl1'ff[lr, iiTl.,ll,,?i:",1?] ffil,i:H #Jr?.1*1.3g'5",.'Jr.."ffi,,]iffi:,,,:"x ffi B;##,ffi rui-:r,:ffi"fi"H.li.rHffia*xffi *,#tr#gdrd$-; 44
  • 51. umur setinggi-tingginya 35 tahun pada saat mengikuti seleksi masuk ppJ. Berlaku tidak tercela. Sehat jasmani, qofrani, tidak buta warna dibuktikan kesehatan secara lengkap pada rumah sakit yang narkoba yang OiUuktikan dengan hasil ;aboratorium. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 untuk wanita. Memiliki potensi/kemampuan yang diperrukan bagi seorang Jaksa, berdasarkan surat keterangan dari atasannya langsung. Lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Tim seleksi peserta Diklat pegawai Kejaksaan. 1.2. Pela*sanaan dan Tempat Seleksi a. Taftapanseleksi Tahapan seleksi calon pesefta ppJ, terdiri dari dua tahap seleksi yaitu82: 1. Tahap pertama, berupa penelitian administrasi yang meliputi surat-surat: L. clarance kepegawaian terbaru, yang ditandatangani oleh Inspektur Kepegawaian dan Tugas umum untuk pegawai yang bertugas pada unit kerja sekretaris Jaksa Agung Muda (sesjant) atau Kepala pusat di lingkungan Kejaksaan Agung RI ; ditandatangani oreh Kepala Kejaksaan Tinggi setempat untuk pegawai yang bertugas didaerah. 2. Daftar Penilaian peraksanaan pekerjaan (Dp3)s3 dua tahun terakhir, dengan nilai unsur kesetiaan serendah-rendahnya 91 dan nilai setiap unsur lainya serendah-rendahnya lg, yang dilegalisisr serendah-rendahnya oleh pejabat . eselon Iv pengerora kepegawaian di unit kerja masing-masing. 3. Foto kopi ijazah sarjana hukum dan transkrip nilai indeks prestasi yang dilegalisir oleh dekan fakultas hukum setempat bagi alumni pergur:uan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, serta oleh KOPERTIS bagi alumni perguruan tinggi swasta yang belum terakreditasi. 82 Eerdasarkan ba$a1 v -Fd 4-Fgnjuk Pelakanaan ilornor: luKl3K-oollgcp.2l4t2@2 tentangPendidikan Pernbentukan :aka Baya Nes"'" (DlplGffin .ng,gar"n 2002 tanggar 17 Aprir 2002. Daftar Penilaian l,:F-ffi1 l:lgriaS.tofO diaturdalam perah,rran pernerinrah No. 10 Tahun 1979 (ppNo' 10/1979) nEnsenai knl!*T peta*sanaan P"6i";" ksTa l"gg.g'- ya'ng r<emudian diatur tebih tanjutdalam surat Edaran Kepala Adn*nistasi r"p"g""ii*-iegan Ho. oZ-sVrgdo. iGdnuran-ketenuan ini mengahrrtenbng tata cara pelaksanaan penilaian terhiap pelakanaan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pNs secaraindividual, termasuk Jaksa. d. e. f. dengan hasil pemeriksaan dltunjuk, sefta bebas dari g. h. t -r 45
  • 52. 4. Foto kopi surat keputusan (SK) difegalisisr serendah-rendahnya oleh di unit kerja mising-masing. ,.' 5' Surat keterangan/rekomendasi yang menyatakan bahwa calon peserta tersebut memiliki potLnsi yang diperrukan bagi seorang Jaksa yang dikeruarkan oreh SesjamlKepala Pusat di lingkungan Kejaksaan Agung RI; dikeluarkan oleh Kepala Kejaksaan Tingrgi setempat bagi pegawai yang bertugas di Kejaksaan daerah. 6. surat pernyataan pada kertas seger atau kertas bermaterai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah), yang menyatakan apabila yang bersangkutan dapat mengikuti ppJ dan dinyatakan lulus serta dilantik sebagai Jaksa, bersedia untuk ditempatkan pada Kejaksaan diluar pulau Jawa, dan keberangkatan ke tempat tugas untuk pertama kalinya atas biaya sendiri. I -r 2. Tahap kedua setelah calon peserta ppl dinyatakan calon pese{ta berhak untuk mengikuti seleksi calon pesefta ppl terdiri atas: 1. pemeriksaan kesehatan, dan 2, tes bebas dari narkoba CPNS, PNS dan pangkat terakhir, yang pejabat eselon IV pengelola kepegawaian lulus tahap peftama seleksi masuk pp], maka tahap Yru seleksi masuk ppJ. Tahap kedua Pada tahap seleksi, terdapat perbedaan antara calon peserta ppJ yang berlatar belakang dari sejak awal masuk CPNS Kejakaan berijazah S-1 sarjana hukum dengan NrPr Yang diawali dengan angka 6 dan bagi peserta yang berlatar belakang pegawai tata usaha (kelompok penyesuaian gazah). Bagi caron peserta ppJ yang sejak awal masuk cPNs Kejaksaan berijazah s-l sarjana hukum; dengan Nrp. 6. hanya diterapkan persyaratan administratif, tes pemeriksaan kesehatan dan tes bebas narkoba, sedangkan calon peserta PPJ dari kelompok penyeuaian disamping melalui persyaratan admistratif, tes pemeriksaan kesehatan dan tes bebas narkoba juga harus menempuh tes ujian akademi( psikotes, dan wawancara. Dasar pelakanaan tes ujian akademik bagi program penyesuaian masih merujuk pada aturan petunjuk Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Jaka Agung Muda pembinaan No. 0.2/g11 lLgg6 pada tanggal 28 Nopember 1996 tentang Petaksanaan persyaratan peserta 46
  • 53. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan, karena petunjuk petaksanaan baru untuk melaksanakan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Kep- 004lAlJ.AlOLl2002 tanEgal 7 Januari 2002 tentang Persyaratan Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan sampai saat ini belum dibuat.e Dalam Pasal 12 ayat (1), (2), (5), (7), (8), dan (9) Petunjuk Pelaksanaan No. 02lclnl$96 tentang Pelaksanaan Persyaratan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan diatur mengenai tahapan ujian penyaringan atau seleksi masuk PPJ bagi calon peserta PPJ yang berasal dari program penyesuaianss, yaitu sebagai berikut: Penyaringan tahap I adalah penyaringan administrasi, yaitu penreriksaan terhadap kelengkapan dokumen kepegawaian yang harus dipenuhi oleh calon peserta PPI baik persyaratan umum rnaupun persyaratan khusus. Penyaringan tahap II adalah penyaringan melalui psikotes yang harus diikuti oleh calon peserta PPJ dan calon peserta Diklat spama yang telah lulus dalam penyaringan tahap I. Penyaringan tahap III adalah penyaringan'tes akademik yang harus diikuti oteh calon peserta PPJ yang telah lulus psikotes dalam tahap tI. Adapun materi tes akademiknya yaitu : a. Hukum pidana; i b. Hukum acara pidana meliputi tindak pidana umum, tindak pidana khusus, tindak pidana ekonomi, tindak pidana subversif dan narkotika; . c. Hukum perdata dan tata usaha negara; d. Hukum acara perdata dan tata usaha negara; e. Administrasi perkara; , f. Administrasi intelijen; g. Administrasi perdata dan tata usaha negara; s Berdasa*an hasil wawancara dengan Amir Yanto, Kepala Subbagian Pengadaan Pegawai pada Kejaksaan Agung yang dilakukan pada Selasa 28 luni 2005. 85 Betdasarlon hasil wawarrcara dengan lbu Farirla, staf subbagian lGrir kjaksaan Agung pada bulan t"taret 2005 yang rrengatakan bahwa aturan lu(akO2lQlll1996 tentang Pelaksanaan Persyaratan Peserta Pendidit<an dan klaUhan Pegawai (ejal$aan, mengrenai tahapan ujian seleksi yang dhhfi dalam Juklak tersdut masih berlaku karena belum dkahrt oleh akran tahun XD2, sehinggi bagi calori peserta pp: dari penye*aian rcftka a&an mergikut selekd PPJ hann meletvati tahap-bhap ujian seperti tes akademk (pengeahuan hukum), psikdes, wawancna disampirE rnelalui tahapan ujian dalam tes kenaikan panglGt (penyesuaian ijazah). 47
  • 54. h. Administrasi umum; i, Bahasa Inggris. Penyaringan taiap IV adalah *' diikuti oleh calon peserta Ppl dilakukan oleh pejabat eselon I penyaringan dalam hentuk wawancara yang harus yang telah lulus dalam tes akadernik. Wawancara atau pejabat lain yang ditunjuk. b. 1. 2. Tempat Seleksiso seleksi berkas administrasi dilaksa nakan di sentra pusat/Kejaksaan Agung. Pemerikaan kesehatan dan tes bebas narkoba dilaksanakan di87: a. sentra Diklat Medan, untuk calon peserta yang berasal dari Kejakaan Tinggi Nanggroe Aceh Darusalam, Kejaksaan Tinggi sumatera utara,Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat dan Kejaksaan Tinggi Riau. b. sentra Diklat Palernbang, untuk calon peserta yang berasal dari Kejaksaan Tinggi Jambi, Kejaksaan Tinggi sumatera selatan, Kejaksaan Tinggi Bengkulu dan Kejaksaan Tinggi Lampung. c. sentra Diklat surabaya, untuk calon peserta yang berasal dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi D.I yogyakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa Tirnur, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat daru Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur. d. sentra Diklat Makassar, untuk calon peserta yang berasal dari Kejakaan Tinggi sulawesi utara, Kejaksaan Tinggi sulawesi rengah, Kejaksaan Tinggi sulawesi renggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi selatan, Kejaksaan Tinggi Maluku dan Kejakaan Tinggi papua. 1.3. Tim Seleksi Pesefta ppJ Biaya Negara Pesefta yang telah memenuhi seluruh persyaraen berhak mengikuti ujian penyaringan masuk PPJ yang diadakan oleh Tim Seieki Peserta Diklat pegawai s Berdasarkan bagial v huruf B Petr"rnjuk Pelaksanaan Nomor: JUKLAKtottCtCp.Zt4tzOAZ tentang Pendidikan penrbehrlon Jaka Biaya Negara (DIP) bhun anggaran 2002 tangpl v a6ii iooz;'rj.ram petrniut Pelaksanaan ini wakhr pelaksanaan seleksi adalah piaa butan M-Jret sampai oenffi Mei 2002. . t' pj;ay9 penrerikaan kesehatan dan tes narkoba serta akomodasi nrcngikuti tes pada sentra-sentra diklat :epgnulYg dibebankan kepada.nrasirg-msing calon peserta yarq bersangkub;. Keterangn aiaapat ueroasa*an lpq_vt huruf 4 Fetunjuk Felaksanaan Nomor: ruKLAKfittg6.U+tzoizt"nt"ng p.noioil6fl pehbetukan jarca Biaya Negara (DIP) tahun .lnggaran 2@2 tanggal 17 Afil 2002. t. -r 4B
  • 55. Kejaksaan. Tim seleksi ini terdiri atas Tim Seleksi Pusat, Tim pembantu Tim Seleksi Pusat dan Tim Seleksi Daerah.88 ,J Tim Seleksi Pusat bertugas menetapkan pedoman ujian, pemeriksaan kesehatan, dan berwenang untuk memberikan keputusan terakhir dalam ujian pnyaringan peserta PPJ. Tugas Tim Pembantu Tim Seleksi Pusat adalah menyiapkan bahan ujian penyaringan dan memeriksa atau menyusun hasil seleksi para calon peserta ppJ. Tim Seleksi Daerah bertugas melaksanakan seleksi administratif kepegawaian dan menyampaikan daftar nama calon peserta PPJ untuk diusulkan sebagai peserta ujian penyaringan PPJ kepada Tim Seleksi Pusats. Dalam melaksanakan tugasnya Tim Seleksi Pusat bertanggung jawab kepada Jaksa Agung sedangkan Tim pembantu Tim seleksi Pusat dan Tim seleksi Daerah bertanggung jawab kepada Jaka Agung Muda Pembinaanm 1.4. Penentuan Calon peserta ppf Biaya Negara Penentuan calon pesefta yang dapat mengikuti Diklat PPJ ditentukan berdasarkan hasil seleki administrasi kepegawaian dan hasil pemeriksaan kesehatan serta tes bebas narkoba. Calon peserta Diklat PPJ biaya negara (DIp) yang telah dinyatakan lulus seleki diterima sebagai peserta diklat, adalah pesefta yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Jaksa Agung Muda Pembinaan.el Khusus untuk calon peserta wanita Diklat PPJ yang berdasarkan keterangan dokter dinyataan sedang hamil atau telah melahirkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, calon pesefta yang bersangkutan tidak dapat dikutserGkan pada diklat ppJ. 2. Pendidikan Pembentukan Jaksa Crash program Pendidikan Pembentukan Jaksa Cnsh Program dengan pendanaan bukan dari biaya negara melainkan berasal dari swadana yang berafti ditdnggung sendiii oleh masing- sBerdasarkan Keputusan -Jaksa AgurE Republik Indonesia Nomor:KEp-100[.A/g/lgsg tentang Pembentukan Panitia kmbanly_ulian Penyaringan uasrr ienaiaimn pernbentlkan Jaka 1o x"grtlj.n jrr,r.-egupg Republik Indonesia Nomor: KEP{0S1NS.NOL?WZ Tentang pembentukan Tim Seleki pusa! Tim pembantu Tim seleki Pusat dan llm Seleki Daerah, Bagi peserta otruer p&awai x+rr"un n"proni truonesia. 8e Kepla Nonpr : Kep-005#fi.{0L!ZCfl2,lbid., diktum Keempat, s lepla Nonpr : Kep-005#il.I/0 LIZcf/Z, lffi., dildum Ketima. . . .er Berdasatkan bagian wI PetunJuk Pelaksanaan l{ornor: JUKl-AK-00Ugc+.Uctzo;ztentar€ perdidikan pemb€tukan Jalsa Biaya Negara (DIp) tahun anggaran 2$2 tanggal V nnZ(/lJ;i.-'-' .:" t: fr xi 49
  • 56. t... masing peserta PPI' Pendidikan pembentukan iak* crash prqrambersifat tidak rutin ::::i"::11 'Tr. diadakan sesuai kebutuhan jumrah sumber dava Jaksa di setiap wrrayah yang dinirai kurang. Sebagai contoh, pernekaran wirayah di beberapa daerah berakibat pada pembentukan Kejaksaan Negeri dan Kejakaan Tinggidi propinsi baru. Kondisi tersebut Lerdampak pada peningkatan kebutuhan jumrah Jaksa yang tidak dapat dipenuhi oleh program ppJ biaya negara. 2.1. Persyaratan Mengikuti ppt Crash program PPJ crash prryram diperuntukan bagi pegawai rata usaha Kejaksaan yang mempunyai Nrp yang diawaridengan angka 6 (kerompok penyesuaian ijazah). untuk dapat mengikuti PPJ crash prryram calon peserta harus terrebih dahuru memenuhi persyaratan urnum dan persyaratan khusus. persyaratan umum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (9) Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEp-004/A[ .A(OLiZIJO2. sedangkan, persyaratan khusus untuk mengikuti ppJ crash prqramsebagai berikutsz: 1' Pegawai Kejakaan yang terah memiriki masa kerja di Kejaksaan sekurang_ kurangnya enam tahun. Nilai indek prestasi kumutatif rulus sarjana hukum serendah_rendahnya 2.5. umur setinggi-tingginya 52 (rima puruh dua'tahun) pada saat mengikuti serek.i. 2.2. Tim Seleksi peserta ppl Cnsh ptogram Berbeda dengan pengaturan sehrsipeserta ppJ biaya negarb, daram keputusan Jaksa Agung mengenai crash program tidak diatur mengenai keberadaan panitia seleski tersebut' Dengan demikian dapat diartikan bahwa peserta ppJ crash program tidak diselekisecara ketat sebagaimana ppJ biaya negara. Terdapat dua tahap seren,i yang diberrakukan pada caron peserta ppJ crash program, yaitu tahap peftama, penelitian administrasi yang berupa pemeriksaan administrasi seperti pada tahap seteksi administrasi caron peserta ppJ biaya negara. sereki tahap kedua adalah tes akademik, wawancara eselon l0aksa Agung Muda dan pemerikaan 2. 3. e2 Eerdasarkan diqym [E[gA Keputusan Jaksa rgung Repubrik Indonesia Nornor: Kep-i8 L/NJ.N.3.2N2tentans Fendidikan dan petatihan p"'',b"ri,lH:;*,; H" fC;.;;;#;H, 2oo2 tanes't zs rutaret z00i io ffi'.lif;fftsnaan Nornor: :'kii+ozlcl4.W, tentars penau*an'iilLLt,ron raksa crash prosram 50