1. Executive Summary “External Macro Environment Analysis (Scanning Lingkungan dan
Analisisnya dan Analisis Lingkungan Eksternal)”
Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
Mahasiswa : Khoirul Anwar
Pendahuluan
Lingkungan bisnis perlu dianalisis, agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap
kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap
faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning
systems) dan membantu proses manajemen strategi, lebih efektif.
Proses analisis lingkungan dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut:
• Pertama: menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap
lingkungan, yang dapat dipakai seba gai landasan untuk membandingkan strategi yang
sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
• Kedua: menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
• Ketiga: mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang
terhadap lingkungan bisnis.
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan (eksternal) adalah faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat
menimbulkan suatu peluang atau ancaman. Faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan
eksternal, yaitu:
1. Faktor Ekonomi
Kecenderungan konsumsi, tingkat pendapatan bersih, ketersediaan kredit, tingkat inflasi serta
trend pertumbuhan produk nasional bruto.
2. Faktor Sosial dan Demogafi
Sosial : kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup masyarakat yang berkembang dari
kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnis
Demografi : ukuran populasi, sruktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi
pendapatan.
3. Faktor Politik dan Hukum
Faktor politik menentukan parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi.
Faktor politik yang berpengaruh kepada perusahaan berupa keputusan perdagangan, undang-
undang anti monopoli, pengenaan pajak, penentuan upah minimum, kebijakan polusi,
penetapan harga, dan tindakan lain.
4. Faktor Teknologi
2. Kemajuan teknologi dapat menciptakan produk baru, perkembangan produk, serta membuat
barang/jasa menjadi cepat usang. perusahaan yang lebih awal mengadopsi teknologi baru sering
kali mencapai pangsa pasar yang lebih tinggi dan menghasilkan laba yang lebih tinggi pula.
5. Faktor Ekologi
Faktor ekologi merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan makhluk hidup,
udara, tanah dan air yang mendukungnya.
6. Faktor Global
Meliputi pasar global baru yang relevan, pasar global yang sedang berubah, peristiwa-peristiwa
politik yang penting, dan karakteristik kultural dan institusional yang menentukan pasar global.
Analisis lingkungan bisnis adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana strategi
untuk memantau lingkungan bisnis dalam menentukan peluang atau ancaman. Dalam merumuskan
strategi, maka terlebih dahulu harus melakukan analisis lingkungan dengan maksud untuk untuk
menyesuaikan dengan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Analisis lingkungan perlu dilakukan agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan
dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap faktor-faktor
lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning systems). Selain itu
untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis
lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif. Di sisi lain penganalisisan lingkungan bisnis sebagai
upaya untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan bisnis terhadap
perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai informasi dari lingkungan memudahkan
untuk membuat perencanaan jangka panjang.
Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam proses manajemen strategi, sebab
analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat
masa depan organisasi/perusahaan.
Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan dan strategi.
Banyak perusahaan/organisasi menjadi korban perubahan, sedangkan yang lainnya menggunakan
perubahan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Proses analisis lingkungan diawali dengan menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan
tanggapan terhadap lingkungan. Kedua, menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi. Analisis diakhiri
dengan mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang
terhadap lingkungan bisnis.
Analisis PEST (Political, Economic, social, and Technology).
Terhadap faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan eksternal sebagaimana yang dijabarkan
sebelumnya perlu dilakukan analisis. Analisis PEST merupakan susunan kekuatan lingkungan
yang mempengaruhi aktivitas bisnis. Analisis PEST membantu seorang manajer perusahaan
maupun pemimpin organisasi untuk menyusun gambaran yang komprehensif dan logis mengenai
lingkungan mereka dari berbagai aspek.
Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang berkembang semakin keras,
kompleks, dan membuat penafsiran semakin sulit. Untuk menangani data-data lingkungan yang
tidak lengkap dan sering kali ambigu dan untuk meningkatkan pemahaman mereka akan
lingkungan umum, perusahaan melibatkan diri dalam suatu proses yang disebut sebagai analisis
lingkungan eksternal. Proses tersebut yang harus dilakukan secara kontinu terdiri dari empat
aktivitas:
3. a. Pemindaian (Scaning) : studi terhadap semua segmen dalam lingkungan umum. Perusahaan
mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensi dalam lingkungan umum dan
mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi
b. Pengawasan (Monitoring) : mengamati perubahan-perubahan lingkungan untuk melihat
apakah suatu trend yang penting sudah berkembang di antara hal-hal yang diamati dalam
pemindaian. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna
dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang berbeda.
c. Peramalan (Forecasting) : mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang
mungkin terjadi, dan seberapa cepat perubahan-perubahan dan trend-trend itu dideteksi melalui
pemindaian dan pengawasan.
d. Penilaian (Assesing) : menentukan waktu dan signifikansi efek-efek darii perubahan-
perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan
Daftar Pustaka
Ali, Hapzi, Modul Perkuliahan Strategic Mangement : External Macro Environment Analysis.,
Universitas Mercu Buana, Indonesia, 2018
Forum Minggu III:
Implementasi Scanning Lingkungan dan Analisisnya serta Analisis Lingkungan Eksternal di
organisasi tempat kerja (DJBC):
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) adalah instansi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Keuangan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi DJBC:
1. Perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum, pelayanan dan pengawasan, optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penenmaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
4. Implementasi Scaning Lingkungan di Organisasi Tempat Kerja (DJBC) berdasarkan
kondisi SWOT
Strengths:
1. SDM DJBC berjumlah 14.000 pegawai 70 % usia produktif dan lebih dari 50% merupakan
pegawai muda.
2. Pegawai DJBC umumnya berpendidikan diatas SMA (D1, D3 dan Sarjana S1, S2 dan S3)
3. Struktur Organisasi dari Pusat sampai daerah bahkan sebagian di daerah perbatasan .
4. Sistem dan Jaringan tehnologi Informasi berupa CEISA sebagai database dan sarana pelayanan
dan pengawasan kegiatan.
5. Sarana penunjang kegiatan operasi berupa kapal patrol dari ukuran kecil sampai ukuran besar
(60 meter) dengan perlengkapannya ( radar dan persenjataan).
6. Peraturan Perundang-undangan berupa Undang-undang Kepabeanan dan Undang-undang
Cukai serta peraturan turunannya (PP, PerPres, Per MenKeu sd. Per Dirjen).
7. Anggaran kegiatan berupa DIPA untuk membiayai kegiatan yang tersedia melalui perencanaan
penganggaran setiap tahun.
Weaknesses:
1. SDM yang masih muda dan belum punya pengalaman lapangan.
2. Struktur Pusat (Direktorat) dan vertical tingkat Wilayah (Kanwil DJBC) semuanya dibawah
langsung Direktur Jenderal sehinga menjadikan rentang kendali organisasi menjadi terlalu
lebar.
3. Peraturan Perundangan-undangan yang belum mengatur kegiatan pelayanan di bidang
kepabenan akibat tuntutan kebutuhan perekonomian yang berkembang dengan pesat.
4. Belum maksimalnya kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam kegiatan pelayanan
dan pungutan penerimaan bead an cukai dan pajak dalam rangka impor.
5. Belum ada kegiatan kerjasama yang baik pengawasan atas tindak pidana di bidang
kepabeanan.
6. Keterbatasan anggaran kegiatan untuk membiayai program atau proyek yang besar dan
mendesak karena tuntutan perubahan.
Analisis Lingkungan Eksternal
Opportunities:
1. Praktek Kepabenan merupakan kegiatan yang diatur dan berlaku secara internasional dibawah
World Trade Organizatio (WTO) dan World Customs Organization (WCO) dimana praktek
kepabeanan tersebut berkembang sangat dinamis mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
yang berpengaruh pada kegiatan perdagangan internasional.
2. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar merupakan pangsa
pasar yang sangat potensial dalam perdagangan internasional.
3. Sumber daya alam Indonesia yang berlimpah baik didarat maupun dilautan memiliki potensi
ekonomis yang luar biasa untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
5. 4. letak geografis Indonesia sebagai jalur perdagangan internasional yang sangat strategis
menghubungan antara negara dan antara benua.
Threats:
1. lemahnya dukungan aparat penegak hokum dalam pelaksanaan kegiatan pemungutan
penerimaan negara dan pengawasannya.
2. Adanya sebagian pelaku usaha yang belum menjalankan usahanya secara sehat dan melakukan
kegiatan impor ekspor tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Lemahnya keterlibatan masyarakat untuk memberikan informasi atas dugaan terjadinya
pelanggaran pidana di bidang kepabeanan dan cukai.
4. Luas lautan Indonesia dan banyaknya pulau-pulau yang ada menyebabkan kerawanan
penyelundupan sangat tinggi.
Kondisi lingkungan internal dan eksternal tersebut seperti di atas strategi yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Mengirimkan SDM yang berkompeten sebagai delegasi perwakilan customs Indonesia pada
forum-forum internasional yang diadakan oleh WTO maupun WCO.
2. Membuat dan melakukan perubahan peraturan perundangan-undangan yang tidak relevan
dengan tuntutan perdangan internasional dan perkembangan ekonomi untuk peningkatan
pelayanan kepabeanan.
3. Melakukan pengembangan kompetensi di bidang kemaritiman pada pegawai DJBC .
4. Melakukan kerjasama/bersinergi dengan instansi terkait dalam peningkatan pelayanan
kepabeanan.
5. Melakukan kerjasama dalam pengawasan pengamanan hak-hak keuangan negara dengan
aparat penegak hokum lainnya dan membangun kemitmen bersama mengamankan keuangan
negara.
6. Membuat pos-pos pengawasan dengan pemanfaatan teknologi di tempat-tempat strategis dan
rawan penyelundupan.
Daftar Pustaka:
Hapzi, Ali. 2018. Modul Perkuliaha Strategic Management. Universitas Mercubuana
http://www.beacukai.go.id/arsip/abt/tugas-pokok-dan-fungsi.html