SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
www.kemenkopukm.go.id | Call Center 1500 587
H.09
Kemasan Bangun
Citra Produk UKM
H.16
Mengabdi dengan
Cinta untuk Koperasi
H.12
Koperasi (Bukan)
Rasa Perbankan
@KemenkopUKM
KEMENKOPUKM
Jalan Panjang
ruu koperasi
Edisi No. 07 / September 2019
Penanggung Jawab: Hardiyanto Redaktur: Darmono Redaktur Pelaksana: Bambang
Sunaryo, Penyunting/Editor: M. Maulana, Rendy Desain: Muhammad Ali, Adhiguna
Suryadi, Mulyadi, Fotografer: Topik, Kurniawan, Sekretariat: Nurlailah, Fira Desiana Nasril,
Suhandi, Imam Ahmad Al Hushori, Sutarsono, Ali Imron Rasidi, Rr. Dwitya Suci, Pradityo
Ariwibowo, Nur Sholeh, M. Kamal, Wira Suanda.
Kemanakah Rancangan Undang-Undang
(RUU) Perkoperasian mengarah? Pertanyaan
ini menjadi dasar bagi sejumlah pihak
termasuk pemerintah dan parlemen untuk
mengambil langkah masak-masak sebelum
regulasi ini kemudian ditetapkan.
RUU Perkoperasian telah menempuh jalan
yang terjal dan panjang setelah UU Nomor 17
Tahun 2012 dicabut. Kiblat koperasi Indonesia
kembali pada payung hukum lama yakni UU
Nomor 25 Tahun 1992. Mereka bilang UU ini
sudah terlalu jadul untuk bisa diterapkan di
era revolusi industri 4.0.
Pemerintah dan DPR tampak terlihat
masih saja gamang untuk menjadikan tahap
pembahasan ke titik final. Begitu panjangnya
daftar inventarisasi masalah dalam draf
RUU ini menjadikan kedua pihak berpikir
dalam-dalam untuk tidak mengatakannya
sebagai trauma agar kelak regulasi ini tidak
dihadapkan kembali ke meja Mahkamah
Konstitusi untuk judicial review.
Sebab bila hal itu terjadi ada begitu banyak
hal yang dikorbankan dan betapa mahal
harga yang harus dibayar saat sebuah UU
dicabut dan dibatalkan. Faktanya memang
UU Nomor 25 Tahun 1992 belum sepenuhnya
mampu mengakomodasi keseluruhan
persoalan baru kekinian yang timbul
belakangan. Termasuk aturan mengenai
digitalisasi bahkan payung hukum koperasi
syariah.
Namun kecermatan dalam memutuskan
tetaplah harus menjadi perhitungan. RUU
Perkoperasian sejatinya harus menjadi
payung hukum yang kuat yang melindungi
badan hukum koperasi tidak saja dari sisi
ekonomi namun juga sosialnya.
Maka saat semua bertanya quo vadis RUU
Perkoperasian? Maka jawabannya hanya satu
bahwa regulasi tersebut layaknya sedang
melakukan transformasi untuk memenuhi
tuntutan perkembangan zaman. Seiring agar
aturan di dalamnya tetap patuh dan taat
pada asas, prinsip, dan jati diri koperasi yang
berlaku universal.
Bersabarkan koperasi Indonesia, untuk sebuah
payung hukum yang ideal bagi semua.
Quo Vadis RUU Perkoperasian?
DAFTAR ISI
2	 Daftar Isi
3	 Laporan Utama
7	 Koperasi Sektor Riil
	 Menjadi Andalan
8	 Wirausaha Pemula Bentuk
	 “New Entrepreneurs Society”
10	Pelaku KUMKM Harus
	 Manfaatkan Teknologi Digital
18	Uniknya Peti Mati
	 Ramah Lingkungan
20	Keripik Kripsi Yammy Tembus
Pasar Luar Negeri
2
M
emang, saat ini ada UU Nomor
25 Tahun 1992 yang sifatnya
sementara setelah UU Nomor 17
Tahun 2012 dicabut. Tapi, UU Nomor 25 itu
sudah perlu banyak penyesuaian, terlebih di
era sekarang.
Meski begitu, Menteri Koperasi dan UKM
AAGN Puspayoga berharap DPR dapat
membahas RUU Perkoperasian dengan
sangat matang, sehingga tidak akan
berujung pada gugatan ke Mahkamah
Konstitusi (MK).
“RUU ini memang harus disahkan segera.
Di penghujung tugas saya, tentu saya sangat
berkepentingan. Tapi, saya juga tidak ingin
ini dibawa ke Mahkamah Konstitusi karena
ada celah. Malu kita semua di sini,” ucap
Puspayoga.
Ia pun tidak berkeberatan jika akhirnya
RUU Perkoperasian baru bisa disahkan pada
periode selanjutnya. “Jadi, jangan grusa-
grusu. Yang penting matang sempurna,”
tegas Puspayoga.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan
UKM Prof Rully Indrawan menambahkan
bahwa kehadiran UU Perkoperasian amat
penting dan strategis. Bagi pemerintah, UU
itu bisa menjadi pemandu dan landasan
dalam menggulirkan kebijakan-kebijakan
yang berpihak khususnya pada koperasi di
Indonesia.
“Bagi koperasi sendiri, kehadiran UU
Perkoperasian merupakan payung hukum
sehingga memiliki kepastian hukum dalam
menjalankan usaha koperasinya, ketimbang
tidak ada UU,” kata Rully.
Sementara itu, Ketua Komisi VI DPR RI
Teguh Juwarno mengatakan, sebagian besar
fraksi memandang poin-poin dalam RUU
Perkoperasian sudah cukup baik dan sudah
memperhatikan jati diri dan prinsip-prinsip
koperasi. “Salah satu poin utama dalam RUU
yang disusun untuk menggantikan UU 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah
dimasukkannya prinsip-prinsip syariah yang
sudah banyak diterapkan koperasi di Tanah
Air,” kata Teguh.
Sebagaimana diketahui, pada UU
perkoperasian lama tidak mencakup
tentang prinsip-prinsip perkoperasian
syariah. “Jika RUU tidak segera disahkan,
penyelenggaraan koperasi syariah tidak akan
memiliki payung hukum,” kata Teguh.
Pengesahan RUU Perkoperasian juga akan
menguatkan koperasi sebagai sokoguru
perekonomian nasional. Pemerintah
Perjalanan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian sudah
mencapai tahap final. Setelah pembahasan RUU Perkoperasian di
pengambilan keputusan tingkat pertama pemerintah dan Komisi VI DPR RI,
maka proses berikutnya yakni pembahasan akhir di tingkat paripurna DPR RI.
Jalan Panjang ruu koperasi
LAPORAN UTAMA
3SEPTEMBER 2019
nantinya akan mampu menghalau para
renterir berkedok koperasi yang berlindung
dalam topeng ekonomi kerakyatan.
“Dengan begitu, koperasi yang beroperasi
di masa mendatang adalah koperasi yang
sehat, sesuai jati diri Indonesia berasaskan
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi,” kata
Teguh.
Kendati demikian, Teguh mengakui,
masih terdapat beberapa catatan yang
perlu digarisbawahi Komisi VI terkait RUU
Perkoperasian. Salah satu catatan yang
dikemukakan adalah terkait keberadaan
Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang
dianggap sebagai gerakan tunggal wadah
gerakan koperasi.
Anggota Komisi VI Nasim Khan
mengatakan bahwa klausul itu
menyalahi asas demokrasi karena
memberi keistimewaan pada Dekopin
yang berpotensi menghambat tumbuh
kembangnya wadah gerakan koperasi lain.
Nasim juga tidak menyetujui adanya
alokasi APBN dan APBD untuk gerakan
koperasi karena tidak sesuai dengan asas
kemandirian.
Selain itu, Nasim juga tidak setuju terkait
pendirian koperasi yang harus melalui
penyuluhan dan rekomendasi pemerintah.
“Lebih jauh, koperasi juga harus
melaporkan perkembangan kelembagaan,
usaha, dan keuangan. Hal itu tidak sesuai
dengan prinsip otonomi dan kemandirian
koperasi dan dikhawatirkan mengganggu
berkembangnya koperasi,” ujar Nasim.
Sementara Ketua Panja RUU Perkoperasian
Inas Nasrullah Zubir menegaskan, dengan
adanya perubahan RUU tersebut diharapkan
semakin memperkuat peran koperasi
sebagai suatu badan usaha berbadan hukum
di dalam sistem perekonomian Indonesia.
“Dan dapat meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran anggota koperasi dan
masyarakat”, ujar Inas.
Dalam kesempatan lain, Ketua Harian
Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin)
Agung Sudjatmoko menyayangkan dalam
pembahasan tersebut wakil rakyat tidak
mengambil keputusan bulat atas RUU
yang ada. “Padahal, RUU Perkoperasian
merupakan benteng terakhir pertahanan
ekonomi rakyat dan pembangunan
kemandirian ekonomi bangsa,” tegas Agung.
Bagi Agung, ini fakta politik yang ada
bahwa memperjuangkan ekonomi rakyat
mempunyai banyak tantangan, mulai dari
landasan hukum, kebijakan, program,
maupun kegiatan. “Sebagai penggerak
koperasi hal ini harus menjadi kekuatan kita
untuk berjuang tanpa lelah menghadapi
berbagai dinamika yang ada”, ucap Agung.
Menurut Agung, sikap pro dan kontra atas
RUU Perkoperasian yang ada, merupakan
pertarungan kepentingan baik yang
tersirat maupun tersurat. “Alibi atas RUU
Perkoperasian tidak demokratis, mengebiri
kebebasan berserikat, bahkan persepsi
yang keji tentang premanisme dalam RUU
Perkoperasian merupakan bunga demokrasi
yang harus disikapi dengan dingin,” ujar
Agung.
Kelompok yang memberikan labeling
seperti itu, ungkap Agung, pasti mempunyai
agenda tertentu secara sendiri atau titipan
pihak lain yang berkepentingan atas RUU
yang ada.
“Sebagai produk politik, wajar itu ada
dan itu bagian dari proses negosiasi politik
4
Di Jepang, lanjut Suroto, ketika petani
mau membuka lahan pertanian, maka
koperasi mengambil peran sebagai pihak
yang akan membukanya. Bahkan, sampai
hasil panen gagal pun, koperasi yang akan
mengurus asuransinya. “Di Jepang tidak
dikenal bail-out bagi perbankan. Tapi, bila
koperasi petani gagal panen, itu yang akan
dibailout,” kata Suroto.
Tak heran bila semangat petani di Jepang
untuk berkoperasi begitu tingii karena
mendapatkan keberpihakan khusus dari
negara. Petani di negara itu pun termotivasi
untuk terus menanam, tak peduli isu
ekonomi makro termasuk gonjang-ganjing
kurs mata uang.
Hal yang pasti, Suroto menekankan
bahwa substansi UU Perkoperasian ini
harus untuk kepentingan rakyat dan bukan
untuk kepentingan yang lain. “Isi UU itu
harus mengandung filosofi rekognisi, yaitu
nilai-nilai dan prinsip koperasi. Kedua,
distingsi, yaitu ada pembedaan dibanding
bentuk usaha lain. Misalnya, soal pengenaan
pajak yang justru tidak ada dalam RUU. Di
Singapura, koperasi menikmati kebijakan
bebas pajak dan bebas bea cukai untuk
produk pangan,” ucap Suroto.
Yang tak kalah penting, kata Suroto,
adalah filosofi proteksi yang berguna untuk
kepentingan publik dan jati diri koperasi itu
sendiri. “UU itu hanya mengatur yang boleh
dan tidak boleh. Atau, lebih baik tidak ada UU.
Toh, negara lain juga tidak ada UU koperasi
seperti di Indonesia. Tapi, koperasi di negara
lain bisa berkembang secara alami. Ada
yang tidak punya UU seperti Norwegia dan
Denmark tapi koperasinya berkembang pesat
karena diberikan pengakuan otonomi yang
kuat,” ungkap Suroto.
Bagi Suroto, bila ada UU Perkoperasian
tapi tidak bisa menarik minat orang untuk
berbadan hukum koperasi, maka bisa
dipastikan bahwa UU tersebut buruk.
“Padahal, koperasi adalah lembaga
pelindung ekonomi rakyat dan lembaga
yang membangun keadilan ekonomi dan
memupus kesenjangan,” kata Suroto.
Suroto tak menampik bahwa proses UU
memang harus cepat namun juga harus
berkualitas. “UU Perkoperasian harus
memberikan pilihan atau alternatif bagi
berkembangnya ekonomi rakyat,” katanya.
untuk menghasilkan kompromi. Kompromi
merupakan jalan damai untuk membangun
kesepadanan kepentingan semua pihak,”
papar Agung.
Agung berharap bahwa RUU
Perkoperasian ini segera diputuskan dan
diundangkan. Sebab koperasi membutuhkan
kepastian hukum atas UU yang ada, dasar
landasan pembangunan koperasi yang lebih
kuat dan lengkap, serta arah penyusunan
berbagai kebijakan dan program untuk
mengembangkan koperasi. “Koperasi juga
butuh harmonisasi pembangunan koperasi
dengan berbagai sektor,” kata Agung.
Selain itu, lanjut Agung, dinamika
ekonomi dan bisnis saat ini mengalami
perubahan yang sangat cepat. Globalisasi
yang menghasilkan opimalisasi pemanfaatan
ilmu dan teknologi telah memberikan
kontribusi perubahan dinamika bisnis.
“Pola, model, dan strategi bisnis mengalami
perubahan yang cepat. Koperasi di negara
ini berada pada posisi yang relatif tertinggal
dibanding pelaku usaha lain,” jelas Agung.
Untuk itu, dengan UU yang baru
nanti maka penataan ulang strategi
pembangunan koperasi harus dilakukan.
“Koperasi harus berani melakukan adaptasi
atas perubahan tuntutan bisnis tersebut.
Koperasi harus mampu membangun SDM
unggul, menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta mempunyai kepastian
hukum,” kata Agung.
Setelah RUU ini diundangkan nanti,
Agung mengajak seluruh stakeholder
membangun koperasi yang lebih baik dan
lebih modern. “Sudah tidak saatnya lagi kita
terlalu banyak pendapat untuk membangun
koperasi, karena yang dibutuhkan anggota
koperasi meningkatkan pendapatan,” kata
Agung.
Rumit
Dalam perspektif lain, pengamat
perkoperasian Suroto menyoroti begitu rumit
dan ‘njlimet’ draft RUU Perkoperasian. Padahal,
di negara seperti Jepang dan Korea, aturan
main tentang koperasi cukup dua lembar
saja. “Isinya pun sangat sederhana, namun
mengena. Isi aturan di Jepang adalah segala
privilege mengenai usaha koperasi. Misalnya,
sektor pertanian hanya bisa dilakukan oleh
koperasi, titik,” kata Suroto.
5SEPTEMBER 2019
SEKRETARIAT
K
operasi di Indonesia bisa diibaratkan
sebagai singa tidur yang memiliki
segudang potensi besar untuk
merajai sektor ekonomi sekaligus menjadi
sokoguru perekonomian namun masih saja
belum tergarap optimal.
Alasan itulah yang melatarbelakangi
Kementerian Koperasi dan UKM untuk
menggaungkan program reformasi total
koperasi sejak lima tahun silam. Kini ketika
satu periode pemerintahan hampir berlalu,
program itu kembali menjadi perhatian.
Sudah sejauh mana reformasi total
koperasi beranjak. Sekuat apa program itu
membawa koperasi di Tanah Air menjadi
Harapan bagi Bangkitnya
“Sang Sokoguru Perekonomian”
kian sehat dan mampu bersaing di level
bisnis yang sama dengan pelaku usaha
lainnya.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM
Prof. Rully Indrawan mengatakan dalam
lima tahun terakhir, reformasi total koperasi
sudah mencapai langkah yang maju untuk
membangun koperasi yang lebih sehat.
“Demikian juga UMKM hingga sudah
menggeliat dengan berbagai indikator,”
katanya.
Sejumlah indikator nyata yang layak
diperhitungkan di antaranya dari sisi
kontribusi koperasi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat.
Lima Tahun Reformasi Total Koperasi
6
Tercatat kontribusi koperasi terhadap
PDB pada 2014 sebesar 1,71 persen dan
pada 2018 angkanya melonjak menjadi 5,1
persen. “Kita harapkan pada tahun-tahun
mendatang akan terus meningkat karena
koperasinya sudah ditanamkan dasar
reformasi total selama 5 tahun ini,” katanya.
Di kalangan masyarakat, kebiasaan
berkoperasi pun semakin membudaya
dimana rasio kewirausahaan di Tanah Air
juga semakin ideal. Pada 2014 misalnya,
rasio kewirausahaan di Indonesia berada
pada angka 1,65 dan saat ini sudah
mencapai angka yang cukup signifikan yakni
3,47 persen.
“Banyak hal yang dilakukan untuk
membantu mendukung iklim berusaha yang
lebih sehat adanya kebijakan yang sudah
kita saksikan, kita rasakan juga manfaatnya
bagi masyarakat kecil dengan kebijakan
yang terus kita kawal,” kata Prof. Rully.
Sejumlah kebijakan yang dianggap
berpihak pada kemajuan koperasi dan UKM
di antaranya kemudahan dalam mengakses
sumber pembiayaan sekaligus pemangkasan
suku bunga kredit yakni pada program KUR.
Dalam KUR, tingkat suku bunga diturunkan
secara sistematis dari 22 persen pada
2014 terus menurun dan tahun ini hanya 7
persen pertahun. “Ini menunjukkan sebuah
keberpihakan yang jelas bagi pelaku usaha,”
katanya.
Demikian juga dari sisi pajak yang juga
dipangkas dari 1 persen menjadi 0,5 persen
yang diharapkan bisa mengurangi beban
usaha bagi para pelaku koperasi dan UKM.
Iklim usaha yang kian kondusif itu yang
disebutkan Prof. Rully menjadi salah satu
faktor pendorong koperasi di Indonesia
mampu memberikan kontribusi konkret
secara makro. Bahkan sejumlah koperasi
mulai masuk bursa efek, demikian juga
masuknya koperasi Indonesia ke dalam
deretan koperasi dunia. “Ini memberikan
sebuah indikasi bahwa koperasi kita semakin
membaik,” katanya.
Sinergi Erat
Prof. Rully Indrawan mengakui bukan
mudah untuk mencapai titik dan tujuan
akhir reformasi total koperasi. Menurut
dia, masih begitu banyak hal yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan lebih banyak
profil koperasi ideal di Indonesia.
Meski begitu sejumlah pencapaian
dalam lima tahun terakhir tetaplah layak
mendapatkan apresiasi. “Tentu saja ini bukan
capaian Kementerian Koperasi dan UKM
saja, ini melibatkan bersama dengan dinas-
dinas di daerah, gerakan-gerakan koperasi,
maupun juga masyarakat dunia usaha pada
umumnya yang membuat ini bisa berjalan
dengan baik,” katanya.
Kepemimpinan seorang menteri juga
menurut Prof. Rully sangat berpengaruh
terhadap kemajuan sektor koperasi
dan UKM di Tanah Air. Ia menilai dalam
lima tahun terakhir, Indonesia memiliki
sosok Menteri Koperasi dan UKM yang
memelopori jalan menuju reformasi total
koperasi.
Ia berharap langkah tersebut terus
dilanjutkan hingga tahun-tahun mendatang
sehingga cita-cita koperasi sebagai
sokoguru perekonomian nasional terwujud.
Reformasi total koperasi merupakan
program yang diinisiasi di era Menteri
Koperasi dan UKM Puspayoga. Ia ingin
pembangunan koperasi dilakukan secara
berkualitas, bukan membangun banyaknya
jumlah koperasi.
Reformasi dilakukan melalui reorientasi
koperasi, rehabilitasi, dan pengembangan
sumber daya manusia (SDM). Program
Reformasi Total Koperasi itu nyatanya
telah membawa perubahan paradigma
dalam dunia koperasi Indonesia, utamanya
untuk mewujudkan koperasi modern yang
berkualitas serta berdaya saing tinggi
dengan jumlah anggota aktif yang terus
meningkat.
Selain juga meningkatkan kapasitas
koperasi sebagai badan usaha berbasis
anggota yang sehat, kuat, mandiri dan
tangguh serta setara dengan badan usaha
lainnya melalui regulasi yang kondusif,
perkuatan SDM, kelembagaan, pembiayaan,
pemasaran, dan kemajuan teknologi.
Dengan demikian tekad untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
tercapai, lapangan kerja meningkat,
pengangguran menurun, kemiskinan
menurun, dan gini ratio menurun.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi pun
terjadi disertai pemerataan kesejahteraan
masyarakat.
7SEPTEMBER 2019
W
aktu menunjukkan pukul 08.30 WIB, I Gusti
Ayu Bintang Darmawati tampak anggun
mengenakan busana adat Bali. Kebaya hijau
dipadu sarung batik yang dipercantik dengan selendang
melingkar di pinggang dan rambutnya digulung yang
memancarkan pesona seorang perempuan Bali.
Pagi itu, di awal pekan Senin, 16 September 2019,
menjadi hari yang berbeda bagi Bintang Puspayoga.
Begitu ia dikenal. Ia laksana menjadi bintang.
Perempuan penggemar olah raga tenis meja itu akan
meluncurkan buku “Sinergi untuk Negeri”. Sebuah
buku yang memotret kegiatannya dalam perannya
sebagai istri Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung
Gede Ngurah Puspayoga selama lima tahun menjabat.
Berperan sebagai istri menteri, adalah titik baru dalam
perjalanan hidupnya. Bintang sesungguhnya tidak pernah
membayangkan apalagi mengimpikan suaminya menjadi
menteri. Meski sebelumnya pernah bertahun-tahun
menjalani peran sebagai istri Walikota Denpasar dan
Wakil Gubernur Bali, Bintang tetap merasa was-was
untuk mengemban amanah baru itu.
Tetapi, sifatnya yang selalu aktif, cekatan, dan gesit
membuatnya bersemangat. Bintang memang tidak bisa
berdiam diri, selalu ada yang ia lakukan baik kegiatan sosial,
pribadi, maupun kaitan dengan pekerjaannya. Jika sudah
tenggelam dalam kesibukan, ia seolah tidak kenal lelah dan
tidak kenal waktu.
Sebagai istri menteri, Bintang Puspayoga mengemban
banyak tugas dan jabatan. Ia mengemban jabatan Penasihat
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi
dan UKM, Ketua II Tim Penggerak PKK Pusat, Ketua Bidang
Peningkatan Kualitas Keluarga OASE-KK, dan Ketua Bidang
Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).
Bintang memang sosok yang bisa amat cepat menyesuaikan
diri. Sifatnya yang selalu ingin tahu dan suka bertanya,
membuatnya dalam waktu singkat mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan sebagai seorang istri menteri. Tekadnya
adalah mendukung dan melakukan peran terbaiknya selama
lima tahun sebagai istri seorang Menteri Koperasi dan UKM.
Walau tugasnya tak pernah jauh dari kegiatan sebagai istri
Sinergi untuk
Negeri
Bintang Puspayoga
TOKOH
8
menteri, Bintang berprinsip tidak akan
melakukan intervensi baik dari sisi kerja
maupun program di kementerian yang
dipimpin suaminya itu. Ia menekankan
bahwa meskipun ia sebagai istri Menteri
Koperasi dan UKM, namun dalam banyak
kesempatan formal dirinya tidak berhak
mewakili menteri.
Meski faktanya dunia koperasi dan
UKM bukan hal baru bagi Bintang. Saat
mendampingi sang suami sebagai Walikota
Denpasar dan Wakil Gubernur Bali, ia sudah
sering terlibat langsung dengan aktivitas
UKM dan koperasi. Ia kerap mendatangi
langsung sentra-sentra UKM di Bali. Di sana
ia banyak belajar tentang pengembangan
koperasi dan UKM. Namun datang ke ibu
kota dan tinggal di dalamnya kemudian
beradaptasi dengan peran barunya
merupakan tantangan tersendiri.
Sinergi
Awalnya Bintang tak tahu apa yang harus
dilakukan namun di benaknya kemudian
muncul ide dan terobosan sebagai cara
terbaik untuk menjalankan perannya.
Tampaknya memang sulit untuk melakukan
semuanya sendiri, maka Bintang pun
berpikir bahwa sinergi adalah jalan terbaik
untuk mengoptimalkan peran dan tugas-
tugasnya. Maka dalam setiap kesempatan
Bintang menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak untuk mengimplementasikan
program yang sedang dikerjakan.
Bintang bisa disebut sebagai pendobrak.
Pertama kali mengemban tugas sebagai
Penasihat Dharma Wanita Persatuan
(DWP) Kementerian Koperasi dan UKM, ia
mengembangkan program pemberdayaan
bagi para purnabhakti dan keluarganya.
Selama ini, kegiatan DWP tidak melibatkan
pensiunan, hanya untuk istri ASN yang
masih aktif, istri pensiunan, dan para
janda ASN. Bintang ingin kegiatan DWP
juga memberikan perhatian kepada para
purnabhakti yang telah mendharmabaktikan
sebagian hidupnya bagi Kementerian
Koperasi dan UKM.
Berbagai kegiatan digagas mulai
dari penyelenggaraan pasar murah,
bakti sosial di panti asuhan dan jompo,
khitanan massal, pasar rakyat, seminar
parenting, pemeriksaan kesehatan, seminar
pencegahan kanker serviks dan payudara,
penyaluran zakat UPZ Baznas, bazaar
Ramadan, hingga memberi bantuan bagi
korban bencana alam di Indonesia. Semua
itu dilakukan bersinergi dengan kementerian
atau lembaga lainnya.
Bencana alam yang terjadi beruntun
di tanah air juga turut menggerakan
kepedulian Bintang Puspayoga. Bersama
Dharma Wanita Persatuan Kementerian
Koperasi dan UKM dan Dekranas, ia hadir
di daerah bencana tidak hanya untuk
memberikan bantuan sosial.
Tetapi, baginya bantuan itu bisa juga
berupa momentum pemberdayaan. Prinsip
itu benar-benar diwujudkan Bintang ketika
berkunjung ke daerah tertimpa bencana
alam di Indonesia. Tidak heran kemudian
diberikan program pelatihan kepada para
korban bencana, khususnya perempuan.
Pelatihan disesuaikan dengan minat
dan usaha sebelumnya dari para korban
bencana.
Korban bencana Gunung Agung Bali,
Palu, Lombok, Lampung, Banten mendapat
sentuhan pemberdayaan melalui pelatihan
kerajinan anyaman, kuliner, dan berbagai
jenis pelatihan lain sesuai kebutuhan
mereka.
Bintang berpendapat pelatihan membuat
pengungsi memiliki waktu yang produktif
selama berada di tenda-tenda pengungsian
dan tidak hanya diam menunggu waktu pagi
hingga malam.
Pengalaman Bintang saat berkeliling
Indonesia melihat langsung UKM di tanah
air membuatnya sadar kekayaan potensi
UKM Indonesia demikian hebat. Hanya saja
potensi itu belum dikelola secara tepat.
Ia melihat koperasi dan UKM menjadi
bagian dari kekayaan tradisi dan budaya
nusantara. Koperasi dan UKM hidup dalam
perjalanan sejarah bangsa dan mewarnai
perekonomian nasional. Variasi keindahan
produk UKM ditemuinya, sekaligus juga
aneka permasalahan yang meliputinya.
Bintang berharap sinergi program akan
terus berjalan. Bintang Puspayoga pernah
mengatakan sebuah program akan lebih
efektif jika dijalankan bersama-sama.
Mencapai tujuan akan lebih mudah jika
dilakukan bersama. Itulah makna sinergi
yang sesungguhnya.
9SEPTEMBER 2019
K
etika pada masa lalu Belu di Nusa
Tenggara Timur (NTT) kondang
sebagai kabupaten bertanah tandus
dan jauh dari kata subur maka tanaman
kelor faktanya menjadi jawaban lain atas
fakta tersebut. Tanaman segudang manfaat
yang berasal dari suku Moringaceae itu
nyatanya tumbuh liar di berbagai sudut dan
pelosok Kabupaten Belu.
Bahkan ketika diketahui kemudian kelor
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi
dan asam amino lengkap dan seimbang
yang jarang ditemukan pada kebanyakan
tanaman, maka Belu ibarat mendapatkan
janji dan jalan kesejahteraan yang baru.
Saat ini tanaman kelor digunakan untuk
mengatasi masalah mal nutrisi sehingga
tanaman kelor sering disebut sebagai
tanaman kehidupan. Masyarakat di Belu
memanfaatkan kelor sebagai sumber
sayuran dan dikonsumsi secara rutin bila
sumber sayuran yang lain tidak tersedia,
di samping itu juga dimanfaatkan sebagai
sumber pakan.
Janji Kesejahteraan Baru dari Daun
Kelor di Perbatasan Belu
Meskipun sudah lama digunakan,
potensi tanaman ini baik potensi produksi,
keragaman genetis dan nilai nutrisi belum
dikelola secara baik. Karena itu, pemerintah
daerah bersinergi dengan Kementerian
Koperasi dan UKM menggelar pelatihan
vocational bidang pengolahan daun kelor di
Kabupaten Belu. Penyelenggaraan pelatihan
ini sebagai upaya memberikan peluang
baru bagi para pelaku usaha khususnya
para UKM yang masih kurang di dalam
bidang pengolahan daun kelor.
“Jadi memang harapan kami ke depan
dengan adanya pelatihan pengolahan daun
kelor ini masyarakat sudah bisa memikirkan
bagaimana daun kelor ini bisa diolah
sehingga punya nilai ekonomi yang tinggi,
daripada selama ini sekadar dikonsumsi
menjadi sayuran saja,” kata Kepala Dinas
Koperasi dan UKM Kabupaten Belu, Hasan
Mukin.
Pelatihan tentang pengolahan daun
kelor ini diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat khususnya ibu
SINERGI PUSAT-DAERAH
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Belu
10
rumah tangga yang tidak bekerja melalui
pembuatan berbagai jenis makanan
yang nantinya dapat dijual. Selain itu,
meningkatkan kesadaran masyarakat
bahwa barang yang dianggap tidak bernilai
jual apabila diolah menjadi sesuatu yang
bermanfaat akan tinggi nilai jualnya.
“Kelor termasuk hasil produk yang
diekspor ke Jepang dalam bentuk bubuk.
Jadi tidak semata-mata untuk kuliner saja,
tapi juga untuk kosmetik dan sudah ada
kerja sama NTT dengan Jepang. Bulan
kemarin diekspor 1 ton ke Jepang. Ada juga
permintaan dari Korea, namun belum bisa
direalisasikan karena masih dalam proses
pembudidayaan,” katanya.
Selain sangat banyak manfaat bagi
kesehatan dan kecantikan, daun kelor ini
juga merupakan salah satu program dari
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat
yang sedang menggalakkan masyarakat
untuk membudidayakan daun kelor dan
menanamnya di lahan-lahan kosong
sebagai salah satu upaya peningkatan
ekonomi keluarga.
Sejak awal pemerintahannya Viktor mulai
mendorong pengembangan tanaman kelor
secara besar-besaran untuk peningkatan
gizi masyarakat maupun dijual sebagai
sumber pendapatan.
“Daun kelor sendiri kalau di NTT hampir
sama dengan lagi Koes Plus tongkat, kayu
dan batu ditanam pun jadi tumbuh. Kelor
pun demikian. Dilepas saja tumbuh. Jadi
mudah menanamnya sehingga tidak terlalu
sulit, dan hampir setiap rumah penduduk
pasti ada daun kelor,” ujar Hasan.
Dirinya juga berterima kasih kepada
Kementerian Koperasi dan UKM dengan
diselenggarakannya kegiatan pelatihan
pengolahan daun kelor bagi masyarakat
yang ada di wilayah perbatasan karena bisa
menambah pengetahuan. Untuk ke depan
diharapkan pelatihan seperti ini dapat terus
dilakukan bukan hanya pelatihan dengan
menggunakan bahan dasar daun kelor saja
melainkan dengan menggunakan bahan-
bahan dasar lainnya.
Ditegaskan bahwa dalam rangka
meningkatkan daya saing UKM diperlukan
dukungan dari semua pihak, baik pelaku
usaha, pemerintah, maupun masyarakat
yang bersinergi dalam membangun
ekonomi kemasyarakatan, menumbuh
kembangkan kebanggaan, dan kecintaan
terhadap produk tradisional lokal dengan
selera internasional.
“Program Kementerian Koperasi dan UKM
ini setiap tahun dilaksanakan Rakernas yang
tujuannya untuk menyinergikan seluruh
program Kementerian Koperasi dan UKM
sampai ke tingkat kabupaten/kota. Selama
ini yang telah dilaksanakan adalah sinergi
dalam bentuk pelatihan, baik pelatihan
tenun ikat, maupun pelatihan pengolahan
daun kelor dan pakan ternak,” tutur Kadis.
11SEPTEMBER 2019
B
atik bukan sekadar warisan budaya
namun juga identitas dan ciri khas
bangsa Indonesia. Maka wajar
jika pesona batik bukan hanya membius
bangsa Indonesia tetapi juga wisatawan
mancanegara. Tidak mengherankan jika
kemudian batik banyak yang menggemari
bahkan dijadikan sebagai koleksi bagi
mereka yang suka memburu berbagai
macam kain nusantara.
Mengingat kian banyak orang yang
menggemari batik baik dari kalangan
tua dan muda, kini perkembangan
fesyen terutama pada model baju batik
dikembangkan agar makin pesat. Salah
satunya di Kabupaten Pamekasan, Madura.
Pamekasan adalah salah satu sentra batik
terbesar di Jawa Timur. Hampir di setiap
kecamatannya terdapat sentra perajin
batik seperti misalnya di Candi Burung,
Toket, Nong Tangis, Podhek, Klampar,
Banyumas, Kowel, Bedung, Toroan, Parteker,
dan Pandemawu. Masing-masing daerah
Batik Pamekasan,
Bersiap Jadi Bagian
Fesyen Kekinian
menghasilkan batik dengan karakter yang
berbeda-beda sesuai dengan geografi
budayanya.
“Batik kami sudah diapresiasi oleh
Kementerian Koperasi dan UKM
melalui pagelaran para desainer yang
mengkombinasikan batik dengan fesyen
kekinian. Saya senang sekali batik Pamekasan
sudah bisa diakui tingkat nasional dan mudah-
mudahan di tingkat internasional bisa diakui
lagi. Betapa bagusnya coraknya, ragam dan
warnanya juga sangat menyenangkan,” kata
Achmad Sjaifudin, Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Pamekasan.
“Kami ingin mengkombinasikan antara
pariwisata, kebudayaan, dan kegiatan
UMKM. Contoh nyatanya tadi fesyen. Itu
bagian dari bagaimana mempromosikan
sebuah batik dan bagian dari usaha UMKM,
tapi bisa ditampilkan menjadi sebuah
fesyen yang sangat menarik,” ujarnya
menambahkan.
Batik Pamekasan mendapat posisi
SINERGI PUSAT-DAERAH
Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan
12
tersendiri di jagad batik nusantara. Dalam
ragam batik klasiknya, warna-warna yang
tersaji cenderung mengarah kepada soga
(coklat). Begitu pula dengan motif-motifnya,
seperti Per Keper (kupu kupu) dan Tong
Centong (alat untuk mengambil nasi),
Melate Seto’or (rangkaian melati), Sabet
Rantai, Kar Jagad (sekar jagad), dan Ngai
sungai.
Mereka juga memiliki motif isen (motif
isian pendukung motif) yang dengan
tampilan berbeda seperti Isen mo’ ramo’
(akar-akaran) dan bek tebek (berudu).
Secara istilah atau kosakata khas, mereka
pun memiliki istilah khusus seperti gurik,
yaitu teknik membatik lebih dari satu kali
lorod.
Posisinya unik dalam jejak batik di
Madura. Motif dan corak yang disajikan
batik Pamekasan mempunyai kekhasan
dan keunikan tersendiri. Motifnya bebas,
ekspresif, dan tidak dibatasi oleh patokan
yang mengikat, sehingga batik Pamekasan
berbeda dengan batik-batik pada umumnya.
Beberapa motif batik Pamekasan yang
sudah didaftarkan patennya adalah Keraben
Sapeh, Sakereh, Kempeng Saladerih, Padih-
kepa, dan Manik-manik.
“Batik Pamekasan, motif segala macam
ada banyak yang bisa diberikan dengan
khas, tapi saya inginkan khasnya itu benar-
benar dipertahankan jangan sampai, karena
faktor kadang-kadang motif dan desain
macam-macam akhirnya gak kelihatan, ini
batik mana. Saya harapkan dipertahankan
dan ditingkatkan sehingga batik Pamekasan
menjadi khas sendiri,” ujar Achmad.
Batik Pamekasan terus menggeliat dan
merupakan salah satu potensi batik di
Indonesia yang dapat dikembangkan lebih
baik.
Menyadari akan hal itu, Pemerintah
Kabupaten Pamekasan menginisiasi
pembangunan pasar batik yang terletak di
Pasar 17 Agustus di Jalan Pintu Gerbang,
Kelurahan Bugih, Pamekasan. Rencana
pembangunan pasar khusus batik ini
terwujud melalui kerja sama dengan
Kementerian Koperasi dan UKM.
“Kami mengajukan usulan pembangunan
pasar batik di Pasar 17 Agustus khusus
untuk pasar batik yang nanti mudah-
mudahan bisa dibantu oleh Kementerian
Koperasi dan UKM, sehingga memberikan
akses kepada masyarakat yang datang ke
Pamekasan untuk membeli batik sehingga
lebih nyaman dan aman, tidak campur
aduk dengan para pengunjung lain,” kata
Achmad.
Tak bisa dipungkiri, potensi dan
karya yang menitis di zaman terdahulu,
batik Pamekasan banyak menginspirasi
manusia-manusia pada setiap zaman. Dari
hasil imajinasi mereka, terbukti mampu
membawa identitas bagi masyarakat
Indonesia. Dan batik Pamekasan menjadi
bagian dari itu. Warna-warni khas batik
Pamekasan menarik mata. Warna-warna
berani yang ditampilkan dalam warna yang
kuat, tegas, dan tidak malu-malu.
“Ke depan, selain aspek pembinaan juga
bagaimana mempromosikan batik supaya
bisa go internasional. Melalui kegiatan seni
dan budaya. Itu rencana kami ke depan
sehingga batik itu tidak hanya dikenal di
wilayah Pamekasan dan Jawa Timur saja,
tapi sudah me-nasional dan mungkin juga
internasional,” tutur Achmad.
“Karena apapun yang dilakukan masing-
masing semata-mata untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Saya harapkan
sinergitas lebih ditingkatkan dan saling
mengisi sehingga apa yang menjadi tujuan
program kegiatan itu bisa terisi. Kalau tidak
ada koordinasi pasti tidak ada yang terisi,”
sambungnya.
Motifnya bebas,
ekspresif, dan tidak
dibatasi oleh patokan
yang mengikat,
sehingga batik
Pamekasan berbeda
dengan batik-batik
pada umumnya
13SEPTEMBER 2019
P
urun tikus yang semula dianggap
tanaman gulma bagi masyarakat
Suku Banjar di Kabupaten Barito
Kuala (Batola) Kalimantan Selatan nyatanya
mendatangkan berkah tersendiri.
Tanaman dengan nama latin Eleocharis
dulcis itu jika diolah menjadi anyaman dan
kerajinan tangan ternyata hasilnya amat
digemari wisatawan. Potensi itulah yang
kemudian ingin digarap secara sinergi
antara Kementerian Koperasi dan UKM
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten
Batola.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS
berupaya membangun upaya sinergi
termasuk untuk mengembangkan purun
tikus sebagai kerajinan khas Batola. Ia
Harmoninya Pengembangan
Kerajinan Purun Tikus dari Batola
bahkan mengubah terminal bisnis agrikultur
yang dalam perkembangannya tidak bisa
dimanfaatkan secara maksimal oleh para
petani, untuk dimanfatkan sebagai Rumah
UMKM setelah dilakukan renovasi melalui
dana APBD 2018.
“Rumah UMKM ini, diharapkan bakal
menjadi sarana seluruh pelaku usaha
untuk berkumpul, berkoordinasi dan
melaksanakan pelatihan dalam rangka
meningkatkan mutu produk-produk serta
inovasi lainnya,” katanya.
Kepala Diskoperindag Batola Purkan
mengatakan selain kebijakan diperlukan
sinergi yang lebih teknis dan implementatif
khususnya dalam mengembangkan produk
unggulan Kabipaten Batola dalam hal ini
SINERGI PUSAT-DAERAH
Diskoperindag Kab. Barito Kuala
14
kerajinan anyaman purun tikus.
Sebagai contoh sinergitas dalam
pelaksanaan pemagangan atau latihan
pembuatan tas dari bahan purun tikus
kombinasi bahan kulit. Pihaknya berharap
terus ada bantuan dari berbagai pihak untuk
penyelenggaraan pelatihan demi semakin
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) setempat.
Selain itu diharapkan juga untuk
dukungan pemasaran melalui sinergi
program antara Pemerintah pusat dengan
Pemerintah Daerah (Pemda).
“Jadi ada kolaborasi program antara
Kementerian Koperasi dan UKM dengan
Dinas Kopperindag Kabupaten Batola,”
katanya.
Ia mengatakan, saat ini jumlah koperasi di
Batola ada 120 unit dengan jumlah anggota
31.607 orang. Sementara jumlah usaha
mikro 988 unit, usaha kecil 488 unit, dan
usaha menengah 70 unit.
Purun tikus merupakan peninggalan
leluhur di Batola yang diwariskan secara
turun-temurun. Karena seratnya yang kuat,
purun tikus kemudian cocok digunakan
sebagai bahan baku utama a­nyaman.
Tanaman ini serupa rumput yang banyak
tumbuh di daerah lahan basah bahkan
dianggap gulma atau tanaman pengganggu
bagi petani padi.
Di Kalimantan Selatan, purun banyak
tersebar di kawasan lahan rawa sejumlah
daerah, seperti Kabupaten Barito Kuala,
Banjar, Tapin, Hulu Su­ngai Selatan, dan Hulu
Sungai Utara.
Anyaman purun tikus dapat dibuat
menjadi bahan dasar tas, tikar, bakul,
topi, kopiah, dompet, tempat tisu, tempat
minuman air mineral, dan masih banyak lagi.
Harga jualnya pun terbilang murah mulai
Rp10ribu hingga Rp50ribu.
Berkat purun tikus kini nama Batola
makin dikenal sekaligus dianggap sebagai
pelopor daerah ramah lingkungan karena
dinilai sukses menekan penggunaan
kantong plastik di pasar modern. Hal itu
juga membawa berkah bagi para pengrajin
anyaman purun tikus. Pesanan tas dan bakul
purun tikus terus meningkat seiring waktu.
15SEPTEMBER 2019
B
agi masyarakat Provinsi Aceh,
koperasi dianggap sebagai wadah
yang paling sesuai untuk mencapai
kesejahteraan hidup secara bersama-sama.
Wajar jika kemudian, koperasi banyak
berkembang di Bumi Serambi Mekkah.
Sayangnya, kurangnya pemahaman
terhadap prinsip dan jati diri koperasi yang
tepat membuat lebih banyak koperasi di
wilayah itu sulit berkembang.
Keandalan sumber daya manusia (SDM)
pun tergolong masih amat rendah terlebih
Digitaliasi Koperasi Syariah
di Bumi Serambi Mekkah
dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Tercatat dari sekitar 6 ribu koperasi di Aceh,
hanya 69 persen koperasi yang aktif.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM) Aceh, Dr. Wildan, saat
membuka Hari Koperasi ke-72 tingkat
Provinsi di Aceh Timur, belum lama ini
mengatakan koperasi masih diharapkan
sebagai sokoguru perekonomian di Provinsi
Aceh, sayangnya hal itu belum secara optimal
terwujud. “Masih banyak koperasi yang
perlu dibina dan didampingi agar usahanya
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Aceh
SINERGI PUSAT-DAERAH
16
berkembang dan maju,” jelas Dr Wildan.
Sementara sejumlah koperasi yang tidak
aktif di Aceh, lanjut Wildan, perlu dicari
tahu penyebab mandeknya. “Setelah itu
kita carikan solusinya agar dapat diaktifkan
kembali,” jelas Wildan.
Pemerintah Aceh bersama sejumlah pihak
terkait, jelas Wildan, pihaknya akan terus
melakukan pembinaan demi terwujudnya
koperasi berkualitas dan mandiri. Sinergi
dengan Kementerian Koperasi dan UKM,
sejauh ini berjalan dengan baik dan
pihaknya berharap terus ada dukungan
penguatan SDM agar pelaku koperasi dan
UKM di Provinsi Aceh semakin andal.
“Di Aceh masih memerlukan SDM andal
terutama untuk koperasi berbasis syariah.
Kami memerlukan Dewan Pengawas Syariah
sehingga perlu pelatihan dan sertifikasi bagi
SDM Aceh untuk kepentingan ini,” katanya.
Selama ini penganggaran dan
kesempatan untuk uji kompetensi bagi SDM
yang bergerak pada koperasi berplatform
syariah di wilayahnya masih terbatas.
Padahal sudah semakin banyak potensi alam
yang bisa digarap koperasi termasuk ada
koperasi di Aceh Tengah misalnya yang bisa
memberdayakan petani kopi hingga mampu
secara rutin mengekspor produk ke pasar
luar negeri.
Wildan meyakini koperasi di Aceh bisa
semakin berkembang jika mendapatkan
dukungan dan keberpihakan dari banyak
pihak. “Saya yakin koperasi bisa menjadi
sokoguru perekonomian rakyat, ini
lembaga yang bisa menggerakkan ekonomi
rakyat. Kalau usaha lain murni bisnis tapi
koperasi itu disadari benar oleh masyarakat
Aceh sebagai badan usaha dengan
kegotongroyongan, kepedulian sosial, dan
keanggotaan yang sangat tinggi. Koperasi
itu Indonesia asli,” katanya.
Ia mengatakan, masyarakat Aceh sepakat
untuk mewujudkan cita-cita satu desa
satu koperasi sebagai salah satu program
yang dikembangkan Pemerintah Provinsi
Aceh. Terlebih kata dia, saat ini dengan
adanya kucuran dana desa setiap tahun,
diharapkan koperasi bisa menjadi solusi
bagi masyarakat untuk menggarap potensi
desa secara bersama-sama.
Wildan juga menekankan digitalisasi
dalam upaya pengembangan koperasi
syariah. Pihaknya mengupayakan agar
koperasi dan UKM di Provinsi Aceh melek
digital hingga mampu memperluas jaringan
pemasarannya ke pasar global.
“Ini perlu kerja sama seluruh pihak
termasuk Kementerian Koperasi dan UKM.
Perlu juga saat ini dilakukan sinkronisasi
data sehingga program dan kebijakan
bisa dilaksanakan dengan baik. Ke depan
diharapkan terwujud program follow
evidence,” katanya.
17SEPTEMBER 2019
P
rovinsi Jawa Timur mengapresiasi
sinergi program Kementerian
Koperasi dan UKM di bawah Menteri
Koperasi dan UKM Puspayoga dengan
pemerintah daerah. Banyak program
Kementerian yang terealisasi di Jawa Timur
dan berdampak terhadap peningkatan
koperasi dan UKM.
“Saya pikir sinergi yang dilakukan
Kementerian Koperasi dan UKM berjalan
sesuai rencana. Program-program
Kementerian sampai ke kecamatan dan
desa-desa. Itu sangat luar biasa,” kata
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Jawa Timur Mas Purnomo Hadi.
Berbagai program seperti revitalisasi
pasar rakyat, pembangunan PLUT KUMKM,
pelatihan, magang, fasilitasi workshop
langsung sampai ke pelaku koperasi dan UKM.
Hal ini, ditegaskannya, perlu berlanjut
Tingkatkan Sinergi,
Cegah Tumpang Tindih Regulasi
ke depan. Sinergi sangat penting agar ada
keselarasan kebijakan sehingga tujuan
penguatan koperasi dan UKM tercapai.
Di samping mengapresiasi, Purnomo
juga mengakui perlu peningkatan sinergi
di pemerintah. Menurutnya sinergi tidak
hanya berwujud pada program dan kegiatan
semata, namun sinergi juga harus dilakukan
dalam regulasi atau kebijakan.
Ia merujuk adanya peraturan menteri
di Kementerian Koperasi dan UKM yang
dianggap tumpang tindih. Peraturan sangat
penting sebagai payung hukum untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah sampai
ke daerah.
“Ada satu hal yang perlu lebih ditingkatan
ke depan dalam rangka memantapkan
sinergi, yakni pola pembinaan koperasi dan
UMKM. Regulasi pembinaan perlu lebih jelas
dan tidak tumpang tindih. Kalau di satu sisi
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur
SINERGI PUSAT-DAERAH
18
kalau peraturan itu tumpang tindih yang
bingung pelaksana di lapangan,” katanya.
Ia mencontohkan aturan tentang modal
penyertaan. Terkait hal ini, dikatakan, ada
dua peraturan Menteri Koperasi dan UKM
yang mengaturnya. Salah satu peraturan
menyatakan modal penyertaan disebutkan
sebagai ekuitas, sementara peraturan
lainnya sebagai utang jangka panjang.
“Mana yang harus dilakukan atau diikuti?”
tegas Purmono.
Selain itu, aturan tentang pembukaan
kantor cabang koperasi. Menurutnya
ada peraturan menteri yang baru
tentang pembukaan kantor cabang yang
menyatakan tidak perlu persetujuan
atau rekomendasi dari kantor dinas
setempat. Padahal di sisi lain, kantor dinas
koperasi dan UKM diwajibkan melakukan
pemeriksaan dan persetujuan.
Terlebih lagi, lanjutnya, semua aturan
perizinan koperasi sudah dilakukan secara
online atau beralih ke Kemenhumham.
Pendirian koperasi tidak perlu pengantar
atau diketahui pejabat. Pendirian koperasi
akan diketahui oleh Pemda jika ada laporan
dari koperasi tersebut.
“Kita tidak tahu kalau tidak ada laporan.
Walau sebetulnya, harapan kami dari para
kepala dinas pendirian dan perubahan
tetap ada pemberitahuan. Koperasi adalah
perkumpulan orang-orang, bukan PT, CV,
atau firma. Jangan sampai koperasi hanya
jadi kedok. Jangan muncul lagi koperasi
pedati. Pengurus harus tahu mereka harus
menjadi koperasi sejati,” katanya.
Ia mengharapkan kantor dinas koperasi
dan UKM baik di kabupaten/kota dapat
memberikan regulasi sebagai bentuk
perlindungan dan memberikan fasilitas bagi
koperasi. Menurutnya, sinergi akan semakin
kuat jika regulasi yang dihasilkan juga tidak
menimbulkan kebingungan pelaksana di
lapangan.
“Harapan saya para deputi juga sinergi
antar mereka, antar deputi harus sinkron
apalagi untuk penerbitan peraturan
menteri,” kata Purnomo.
Ia menegaskan, pihaknya sangat
menghargai upaya Menteri Koperasi dan
UKM selama ini. Menurutnya Menteri
Koperasi dan UKM sudah memberikan
upaya terbaiknya selama lima tahun terakhir.
19SEPTEMBER 2019
INSPIRASI KOPERASI
K
operasi yang hanya menggarap
usaha kelas pinggiran barangkali
hanya cerita masa lalu sebab kini
sudah banyak koperasi berekspansi bisnis
hingga membangun pabrik yang menyerap
banyak tenaga kerja.
Koperasi perikanan Mina Bahari di
Indramayu misalnya. Dengan menggandeng
PT Aruna Industri Bintan, koperasi
yang bergerak di usaha perikanan ini
memperluas usaha membangun pabrik
tepung protein ikan berkapasitas produksi
20 ton perbulan.
Koperasi Mina Bahari sepakat berinvestasi
membangun pabrik dengan nilai Rp11,9
miliar, menyediakan bahan baku, dan
tenaga kerja. Adapun PT Aruna bertindak
sebagai penjamin pemasaran, penyedia
teknologi, dan pendampingan.
Sekretaris Koperasi Mina Bahari,
Miliaran Ekspansi
Bisnis ke Pabrik Tepung
Royani, mengatakan pihaknya optimistis
dengan rencana pembangunan pabrik
tersebut. Koperasi beranggotakan
325 orang yang berprofesi nelayan itu
sangat menantikan pabrik dapat segera
terealisasi. Pembangunan pabrik dinilai
akan meningkatkan pendapatan nelayan
sekaligus mendorong pengembangan
koperasi.
Royani mengemukakan koperasi sudah
menyiapkan lahan untuk pabrik. Mereka
juga menjamin ketersediaan ikan untuk
kebutuhan bahan baku tepung protein ikan.
“Jenis ikan yang dibutuhkan untuk
membuat tepung protein ikan adalah ikan
pirik. Ikan kecil yang tidak ada insangnya.
Harganya juga sangat murah,” kata Royani.
Koperasi Mina Bahari sebagai pengelola
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Kulon
menerima jenis ikan pirik hasil tangkapan
Koperasi Mina Bahari Indramayu
20
nelayan setiap hari dalam jumlah yang
sangat banyak. Bahkan, ikan pirik kerap
tidak terserap habis jika hasil tangkapan
melimpah, akhirnya kadang terbuang atau
dijadikan ikan asin. Harga ikan ini relatif
sangat murah, sekitar Rp1.500-Rp3000
perkg. Menurutnya jika pabrik terealisasi,
harga ikan bisa terjamin yang pada akhirnya
meningkatkan pendapatan nelayan.
“Nelayan akan mendapat jaminan harga
yang lebih baik dan ikan terserap habis
oleh pabrik. Ini akan mendorong semangat
nelayan menangkap ikan dan kesejahteraan
nelayan,” kata Royani.
Mitra Sejajar
Dirut PT Aruna Industri Bintan Yogi
Arrie mengatakan dalam kerja sama
antara koperasi dan perusahaan adalah
mitra sejajar. Kemitraan ditargetkan akan
mendorong pengembangan koperasi
dalam merintis industri perikanan.
“Dalam kemitraan ini, perusahaan akan
menjadi bertindak sebagai menajemen
operasional, penyedia teknologi,
manajamen cash flow, dan menjamin
pasar,” kata Yogi.
Seluruh produksi tepung protein ikan
tersebut akan diserap seluruhnya oleh
Aruna. Seluruh produk tepung protein ikan
tersebut akan dipasok ke Kimia Farma.
Pihaknya sudah mengadakan MoU dengan
Kimia Farma untuk memasok 80 ton protein
ikan perbulan.
Yogi menjelaskan, jenis ikan yang
dibutuhkan untuk bahan baku tepung
protein ikan adalah harus memiliki
kandungan minyak rendah, isi perut
sedikit dan harganya murah atau “low
cost economy”. Jenis ikan ini jumlah
tangkapannya banyak tapi tidak terserap.
Ia memperkirakan, untuk produksi 20 ton
tepung protein ikan memerlukan 70 ton
bahan baku ikan.
Tepung protein ikan sangat dibutuhkan
sebagai makanan yang kaya gizi. Aruna
sendiri sudah memproduksi tepung protein
ikan, namun jumlahnya sangat terbatas.
Produk hilir tepung protein ikan berupa
biskuit, mie instan, penyedap rasa dan susu
yang dapat menambah massa otot dan
mengurangi berat badan.
Untuk itu, Yogi akan menjajaki kemitraan
dengan koperasi perikanan lainnya, antara
lain di Subang, Pekalongan, Cilacap,
Rokan Hilir, dan Tanjung Jabung Timur
agar produksi tepung protein ikan dapat
terpenuhi.
Data Kementerian Koperasi dan UKM
menunjukkan ada 1.988 koperasi di
seluruh Indonesia yang bergerak di
sektor perikanan dan kelautan. Dengan
membangun industri, potensi kelautan dan
perikanan lokal dapat tergarap optimal
lewat koperasi.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran
Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria
br. Simanungkalit menyampaikan bahwa
dalam meningkatkan nilai tambah dan
kesejahteraan anggota koperasi perlu
terobosan baru, yaitu membangun
industrialisasi berbasis koperasi dengan
model kemitraan inklusif. Kemitraan yang
saling menguntungkan.
“Arah kebijakan ke depan menumbuh
kembangkan investasi usaha koperasi,
koperasi tidak dimanja lagi dengan pola-
pola lama seperti bantuan yang bersifat
sosial tetapi mendorong membangun
industri yang berkelanjutan.
“Hal ini sejalan dengan program prioritas
nasional sesuai RKP 2019 membangun
korporasi model koperasi melalui
kemitraan,” kata Victoria.
Dalam kesempatan yang sama Asisten
Deputi Perikanan dan Peternakan
Kementerian Koperasi dan UKM Budi
Mustopo menyampaikan pentingnya
kemitraan yang saling menguntungkan
dimana koperasi yang mempunyai sumber
bahan baku dan industri dalam hal ini PT
Aruna Indutri Bintan yang mempunyai
teknologi pengolahan dan kepastian
serapan pasar. “Dan tidak kalah penting
adalah pendampingan dalam proses
operasional”.
Budi mengatakan jalinan kemitraan
antara koperasi dan swasta dapat
mengatasi hambatan-hambatan koperasi
menjadi sebuah industri. Selama ini aspek
pembiayaan, operasional dan teknologi
adalah kendala utama koperasi.
“Kemitraan ini membuka peluang
untuk mencari akses pembiayaan yang
lebih mudah, ada transfer teknologi dan
peningkatan kompetensi SDM,” kata Budi.
21SEPTEMBER 2019
INSPIRASI KOPERASI
S
ampah memang selalu menjadi
momok yang menakutkan bagi
setiap warga. Tak terkecuali, bagi
warga RT06/010 Kelurahan Pela Mampang,
Jakarta Selatan. Dan pada setiap musim
hujan, wilayah tersebut menjadi lautan
sampah.
Terlebih, letak geografis RT06/010 berada
di dataran rendah yang dilalui enam RT
lainnya. “Dengan kondisi seperti itu, maka
kami mencari solusi agar warga peduli
dengan sampah dan lingkungan tidak banjir
lagi,” kata Ketua RT06/010 Kelurahan Pela
Mampang Jakarta Selatan Asep Setiawan.
Atas inisiatif Asep, warga pun sepakat
untuk membentuk bank sampah yang
dinamakan Bank Sampah Mawar 10 (BSM
10). Tujuannya, selain menumbuhkan
kepedulian masyarakat pada pentingnya
pengelolaan sampah, juga mengubah
Dari Bank Sampah
Menuju Koperasi
sampah menjadi material yang memiliki
nilai ekonomi. “Tak kalah penting adalah
meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam
mendaur ulang sampah,” ucap Asep.
Lebih dari itu, Asep menjelaskan bahwa
warga dapat menambah penghasilan
berkat hadirnya BSM 10. “Karena, saat
mereka menukarkan sampah mereka akan
mendapatkan imbalan berupa uang yang
dikumpulkan dalam rekening yang mereka
miliki,” kata Asep dengan bangga.
Usianya memang baru masih seumur
jagung. Namun, kinerja BSM 10 yang
berdiri pada Februari 2018 dan berlokasi di
Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan,
sudah mulai terlihat bagus. Saat ini, BSM 10
sudah memiliki nasabah sekitar 120 orang.
Bahkan, hanya dalam tempo tujuh bulan
saja, BSM 10 mampu mengumpulkan uang
nasabah dari penjualan sampah non organik
BSM 10
22
(plastik dan sejenisnya) sebesar Rp12 juta.
Lebih dari itu, dua kali penghargaan
bergengsi pun sudah mampu dicapai BSM
10 yaitu, Juara 1 se-Jabodetabek sebagai
penggerak Bank Sampah dan penghargaan
dari Bank BNI sebagai Bank Sampah Terbaik.
“Community Go Green dan PT Unilever pun
pernah mendatangi BSM 10. Dan ditunjuk
dari Unilever untuk integrasi dengan
program Smart Drop Box. Bahkan Sekolah
Global School Bintaro juga pernah studi
banding masalah sampah ke BSM 10,” kata
Asep.
Ke depan, setelah sukses membangun
bank sampah hingga program Baitul
Musibah (santunan untuk anggota yang
terkena musibah), BSM 10 berencana untuk
membentuk sebuah badan hukum koperasi.
“Kami memilih koperasi karena sebagian
nasabah atau anggota BSM 10 adalah
para pedagang keliling seperti pedagang
gorengan, cilok, dan sebagainya. Saya
melihat, untuk permodalan mereka
itu sangat mengandalkan pembiayaan
dari bank keliling dengan bunga
tinggi. Makanya, saya terpikir untuk
mengembangkan BSM 10 menjadi sebuah
koperasi,” ungkap Asep.
Dua Ton Sampah
Asep menambahkan, BSM 10 setiap
bulannya mampu mengumpulkan sampah
murni nonorganik (plastik) sebesar dua
ton. “Sampah sebanyak itu ada hitungan
bisnisnya, dan dijadikan tabungan anggota.
Bahkan, ada anggota yang mengambil
uangnya setahun sekali. Ada juga yang
untuk tabungan umroh di BSM 10,” ujar
Asep.
Dengan pesatnya pertumbuhan BSM 10
tersebut, Asep mengatakan bahwa dana
anggota sebaiknya diputar untuk membantu
permodalan para pedagang termasuk
pedang warung-warung mie instan dan
kopi yang ada di sekitar Pela Mampang.
“Jadi, tidak ada dana mengendap di BSM 10,
diputar ke permodalan pedagang kecil, agar
dana nasabah BSM 10 pun ikut meningkat,”
ujar Asep.
Sebetulnya, lanjut Asep, meski pendirian
Bank Sampah memiliki keuntungan secara
ekonomi, namun ada filosofi sosial yang
juga bisa diraih. Yaitu, menjaga lingkungan
tetap bersih dan sehat, dan terbebas dari
timbunan sampah yang bisa menjadi
sumber penyakit. “Tugas kita adalah
mengurangi timbunan sampah dan juga
bisa memperoleh penghasilan bagi warga,
khususnya nasabah atau anggota BSM 10,”
jelas Asep.
Bagi Asep, dengan filosofi mengubah
sampah menjadi berkah, sama artinya
dengan kita peduli dengan sampah
hingga bisa meningkatkan nilai ekonomi
masyarakat. “Sisi lain, kita juga membantu
program pemerintah dalam rangka
menanggulangi sampah,” ucap Asep.
Untuk masalah kampanye sampah di
tengah masyarakat, Asep berkolaborasi
dengan Kedai Daur Ulang milik Nursalam
yang ada di Pela Mampang. “Kami sosialisasi
ke sekolah-sekolah mengenai pengolahan
sampah. Karena, masalah sampah ini
sebaiknya dikenalkan di jenjang pendidikan
formal sejak usia dini, agar peduli terhadap
sampah. Bahkan, BSM 10 memiliki jadwal rutin
setiap hari Rabu khusus menampung sampah
plastik dari para pelajar,” ujar jelas Asep.
Untuk itu, Asep berharap, seluruh pihak
terus memberikan dukungan. “Jangan hanya
bila ada lomba Adipura saja bank sampah
baru digalakkan. Seharusnya bank sampah
dibina terus-menerus. Karena, kami adalah
ujung tombak masalah kebersihan, termasuk
masalah sampah,” pungkas Asep.
23SEPTEMBER 2019
GALERI FOTO
SEPTEMBER 2019
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga memberikan
Pembekalan Kewirausahaan kepada Mahasiswa pada acara
Sinergi Program Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM
dengan IKIP PGRI Bali, seusai menandatangani nota
kesepahaman bersama dengan Rektor IKIP PGRI Bali I
Made Suarta terkait Pengembangan Kewirausahaan di
Kalangan Mahasiswa. Sabtu (21/9/2019).
Menteri Koperasi dan UKM Puspyoga melakukan pemu-
taran kunci menandai Peluncuran Perdana Ekspor Kopi
Ke Korea dalam acara Smesco Rembug Kopi Nusantara di
Gedung Smesco Indonesia. Jakarta, Jum’at(20/09/2019).
Turut mendampingi Sekretaris Kementerian Koperasi dan
UKM Prof. Rully Indrawan dan Direktur Utama LLP-KUKM
Emilia Suhaimi.
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga meninjau perajin
emas seusai melounching Koperasi Perajin Emas Nusantara,
di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur,
Rabu (4/9/2018). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj,
pengasuh Ponpes Mukmin Mandiri Prof Dr KH Muhammad
Zakki, dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
24

More Related Content

What's hot

PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIPEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIronaldonatus
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA Anton Riyanto
 
inovasi birokrasi
inovasi birokrasiinovasi birokrasi
inovasi birokrasinumbelz
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiNasruddin Asnah
 
Cita Cita Dodi Reza Alex
Cita Cita Dodi Reza AlexCita Cita Dodi Reza Alex
Cita Cita Dodi Reza Alextimmerdeka
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Tri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (8)

PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIPEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
 
inovasi birokrasi
inovasi birokrasiinovasi birokrasi
inovasi birokrasi
 
Ekonomi Koperasi
Ekonomi KoperasiEkonomi Koperasi
Ekonomi Koperasi
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
 
Cita Cita Dodi Reza Alex
Cita Cita Dodi Reza AlexCita Cita Dodi Reza Alex
Cita Cita Dodi Reza Alex
 
Mencari celah inovasi birokrasi
Mencari celah inovasi birokrasiMencari celah inovasi birokrasi
Mencari celah inovasi birokrasi
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
 

Similar to E magz september Kemenkop 2019

PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxBrian801227
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...WennaSustiany
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaSeputarIlmuku
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Teguh Prayogo
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialAbie Hassan Shadily
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, power point, executive summary
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany,  hapzi ali, power point, executive summaryTm 7, 4, hbl, wenna sustiany,  hapzi ali, power point, executive summary
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, power point, executive summaryWennaSustiany
 
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...intandwik_
 
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...Kanaidi ken
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjaPeluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjahenra saragih
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnissoki leonardi
 
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Makalah tentang Hukum Industri di Indonesia
Makalah tentang Hukum Industri di IndonesiaMakalah tentang Hukum Industri di Indonesia
Makalah tentang Hukum Industri di IndonesiaWahyu Rizky Priyatama
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7WennaSustiany
 
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...Hefti Juliza
 
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxPPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxDaraDamayanti1
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...anindiaputri762
 

Similar to E magz september Kemenkop 2019 (20)

PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, hukum pe...
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
 
Revitalisasi UU No 1 th 1970.pptx
Revitalisasi UU No 1 th 1970.pptxRevitalisasi UU No 1 th 1970.pptx
Revitalisasi UU No 1 th 1970.pptx
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, power point, executive summary
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany,  hapzi ali, power point, executive summaryTm 7, 4, hbl, wenna sustiany,  hapzi ali, power point, executive summary
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, power point, executive summary
 
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
HBL, 7,Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perburuhan, Universitas Mercu ...
 
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...
Omnibus Law: Koperasi Garda Depan Investasi & Penciptaan Lapangan Kerja di In...
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjaPeluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis
 
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
 
Makalah tentang Hukum Industri di Indonesia
Makalah tentang Hukum Industri di IndonesiaMakalah tentang Hukum Industri di Indonesia
Makalah tentang Hukum Industri di Indonesia
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, excecutive summary tm 7
 
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...
Tugas 3 artikel hukum bisnis dan lingkungan, Hefti Juliza, Hapzi Ali, Univers...
 
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxPPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
 
Pendahuluan Hukum Bisnis
Pendahuluan Hukum BisnisPendahuluan Hukum Bisnis
Pendahuluan Hukum Bisnis
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, anti monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat,...
 

Recently uploaded

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (20)

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

E magz september Kemenkop 2019

  • 1. www.kemenkopukm.go.id | Call Center 1500 587 H.09 Kemasan Bangun Citra Produk UKM H.16 Mengabdi dengan Cinta untuk Koperasi H.12 Koperasi (Bukan) Rasa Perbankan @KemenkopUKM KEMENKOPUKM Jalan Panjang ruu koperasi Edisi No. 07 / September 2019
  • 2. Penanggung Jawab: Hardiyanto Redaktur: Darmono Redaktur Pelaksana: Bambang Sunaryo, Penyunting/Editor: M. Maulana, Rendy Desain: Muhammad Ali, Adhiguna Suryadi, Mulyadi, Fotografer: Topik, Kurniawan, Sekretariat: Nurlailah, Fira Desiana Nasril, Suhandi, Imam Ahmad Al Hushori, Sutarsono, Ali Imron Rasidi, Rr. Dwitya Suci, Pradityo Ariwibowo, Nur Sholeh, M. Kamal, Wira Suanda. Kemanakah Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian mengarah? Pertanyaan ini menjadi dasar bagi sejumlah pihak termasuk pemerintah dan parlemen untuk mengambil langkah masak-masak sebelum regulasi ini kemudian ditetapkan. RUU Perkoperasian telah menempuh jalan yang terjal dan panjang setelah UU Nomor 17 Tahun 2012 dicabut. Kiblat koperasi Indonesia kembali pada payung hukum lama yakni UU Nomor 25 Tahun 1992. Mereka bilang UU ini sudah terlalu jadul untuk bisa diterapkan di era revolusi industri 4.0. Pemerintah dan DPR tampak terlihat masih saja gamang untuk menjadikan tahap pembahasan ke titik final. Begitu panjangnya daftar inventarisasi masalah dalam draf RUU ini menjadikan kedua pihak berpikir dalam-dalam untuk tidak mengatakannya sebagai trauma agar kelak regulasi ini tidak dihadapkan kembali ke meja Mahkamah Konstitusi untuk judicial review. Sebab bila hal itu terjadi ada begitu banyak hal yang dikorbankan dan betapa mahal harga yang harus dibayar saat sebuah UU dicabut dan dibatalkan. Faktanya memang UU Nomor 25 Tahun 1992 belum sepenuhnya mampu mengakomodasi keseluruhan persoalan baru kekinian yang timbul belakangan. Termasuk aturan mengenai digitalisasi bahkan payung hukum koperasi syariah. Namun kecermatan dalam memutuskan tetaplah harus menjadi perhitungan. RUU Perkoperasian sejatinya harus menjadi payung hukum yang kuat yang melindungi badan hukum koperasi tidak saja dari sisi ekonomi namun juga sosialnya. Maka saat semua bertanya quo vadis RUU Perkoperasian? Maka jawabannya hanya satu bahwa regulasi tersebut layaknya sedang melakukan transformasi untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Seiring agar aturan di dalamnya tetap patuh dan taat pada asas, prinsip, dan jati diri koperasi yang berlaku universal. Bersabarkan koperasi Indonesia, untuk sebuah payung hukum yang ideal bagi semua. Quo Vadis RUU Perkoperasian? DAFTAR ISI 2 Daftar Isi 3 Laporan Utama 7 Koperasi Sektor Riil Menjadi Andalan 8 Wirausaha Pemula Bentuk “New Entrepreneurs Society” 10 Pelaku KUMKM Harus Manfaatkan Teknologi Digital 18 Uniknya Peti Mati Ramah Lingkungan 20 Keripik Kripsi Yammy Tembus Pasar Luar Negeri 2
  • 3. M emang, saat ini ada UU Nomor 25 Tahun 1992 yang sifatnya sementara setelah UU Nomor 17 Tahun 2012 dicabut. Tapi, UU Nomor 25 itu sudah perlu banyak penyesuaian, terlebih di era sekarang. Meski begitu, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berharap DPR dapat membahas RUU Perkoperasian dengan sangat matang, sehingga tidak akan berujung pada gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). “RUU ini memang harus disahkan segera. Di penghujung tugas saya, tentu saya sangat berkepentingan. Tapi, saya juga tidak ingin ini dibawa ke Mahkamah Konstitusi karena ada celah. Malu kita semua di sini,” ucap Puspayoga. Ia pun tidak berkeberatan jika akhirnya RUU Perkoperasian baru bisa disahkan pada periode selanjutnya. “Jadi, jangan grusa- grusu. Yang penting matang sempurna,” tegas Puspayoga. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan menambahkan bahwa kehadiran UU Perkoperasian amat penting dan strategis. Bagi pemerintah, UU itu bisa menjadi pemandu dan landasan dalam menggulirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak khususnya pada koperasi di Indonesia. “Bagi koperasi sendiri, kehadiran UU Perkoperasian merupakan payung hukum sehingga memiliki kepastian hukum dalam menjalankan usaha koperasinya, ketimbang tidak ada UU,” kata Rully. Sementara itu, Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno mengatakan, sebagian besar fraksi memandang poin-poin dalam RUU Perkoperasian sudah cukup baik dan sudah memperhatikan jati diri dan prinsip-prinsip koperasi. “Salah satu poin utama dalam RUU yang disusun untuk menggantikan UU 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah dimasukkannya prinsip-prinsip syariah yang sudah banyak diterapkan koperasi di Tanah Air,” kata Teguh. Sebagaimana diketahui, pada UU perkoperasian lama tidak mencakup tentang prinsip-prinsip perkoperasian syariah. “Jika RUU tidak segera disahkan, penyelenggaraan koperasi syariah tidak akan memiliki payung hukum,” kata Teguh. Pengesahan RUU Perkoperasian juga akan menguatkan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Pemerintah Perjalanan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian sudah mencapai tahap final. Setelah pembahasan RUU Perkoperasian di pengambilan keputusan tingkat pertama pemerintah dan Komisi VI DPR RI, maka proses berikutnya yakni pembahasan akhir di tingkat paripurna DPR RI. Jalan Panjang ruu koperasi LAPORAN UTAMA 3SEPTEMBER 2019
  • 4. nantinya akan mampu menghalau para renterir berkedok koperasi yang berlindung dalam topeng ekonomi kerakyatan. “Dengan begitu, koperasi yang beroperasi di masa mendatang adalah koperasi yang sehat, sesuai jati diri Indonesia berasaskan kekeluargaan dan demokrasi ekonomi,” kata Teguh. Kendati demikian, Teguh mengakui, masih terdapat beberapa catatan yang perlu digarisbawahi Komisi VI terkait RUU Perkoperasian. Salah satu catatan yang dikemukakan adalah terkait keberadaan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang dianggap sebagai gerakan tunggal wadah gerakan koperasi. Anggota Komisi VI Nasim Khan mengatakan bahwa klausul itu menyalahi asas demokrasi karena memberi keistimewaan pada Dekopin yang berpotensi menghambat tumbuh kembangnya wadah gerakan koperasi lain. Nasim juga tidak menyetujui adanya alokasi APBN dan APBD untuk gerakan koperasi karena tidak sesuai dengan asas kemandirian. Selain itu, Nasim juga tidak setuju terkait pendirian koperasi yang harus melalui penyuluhan dan rekomendasi pemerintah. “Lebih jauh, koperasi juga harus melaporkan perkembangan kelembagaan, usaha, dan keuangan. Hal itu tidak sesuai dengan prinsip otonomi dan kemandirian koperasi dan dikhawatirkan mengganggu berkembangnya koperasi,” ujar Nasim. Sementara Ketua Panja RUU Perkoperasian Inas Nasrullah Zubir menegaskan, dengan adanya perubahan RUU tersebut diharapkan semakin memperkuat peran koperasi sebagai suatu badan usaha berbadan hukum di dalam sistem perekonomian Indonesia. “Dan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran anggota koperasi dan masyarakat”, ujar Inas. Dalam kesempatan lain, Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko menyayangkan dalam pembahasan tersebut wakil rakyat tidak mengambil keputusan bulat atas RUU yang ada. “Padahal, RUU Perkoperasian merupakan benteng terakhir pertahanan ekonomi rakyat dan pembangunan kemandirian ekonomi bangsa,” tegas Agung. Bagi Agung, ini fakta politik yang ada bahwa memperjuangkan ekonomi rakyat mempunyai banyak tantangan, mulai dari landasan hukum, kebijakan, program, maupun kegiatan. “Sebagai penggerak koperasi hal ini harus menjadi kekuatan kita untuk berjuang tanpa lelah menghadapi berbagai dinamika yang ada”, ucap Agung. Menurut Agung, sikap pro dan kontra atas RUU Perkoperasian yang ada, merupakan pertarungan kepentingan baik yang tersirat maupun tersurat. “Alibi atas RUU Perkoperasian tidak demokratis, mengebiri kebebasan berserikat, bahkan persepsi yang keji tentang premanisme dalam RUU Perkoperasian merupakan bunga demokrasi yang harus disikapi dengan dingin,” ujar Agung. Kelompok yang memberikan labeling seperti itu, ungkap Agung, pasti mempunyai agenda tertentu secara sendiri atau titipan pihak lain yang berkepentingan atas RUU yang ada. “Sebagai produk politik, wajar itu ada dan itu bagian dari proses negosiasi politik 4
  • 5. Di Jepang, lanjut Suroto, ketika petani mau membuka lahan pertanian, maka koperasi mengambil peran sebagai pihak yang akan membukanya. Bahkan, sampai hasil panen gagal pun, koperasi yang akan mengurus asuransinya. “Di Jepang tidak dikenal bail-out bagi perbankan. Tapi, bila koperasi petani gagal panen, itu yang akan dibailout,” kata Suroto. Tak heran bila semangat petani di Jepang untuk berkoperasi begitu tingii karena mendapatkan keberpihakan khusus dari negara. Petani di negara itu pun termotivasi untuk terus menanam, tak peduli isu ekonomi makro termasuk gonjang-ganjing kurs mata uang. Hal yang pasti, Suroto menekankan bahwa substansi UU Perkoperasian ini harus untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk kepentingan yang lain. “Isi UU itu harus mengandung filosofi rekognisi, yaitu nilai-nilai dan prinsip koperasi. Kedua, distingsi, yaitu ada pembedaan dibanding bentuk usaha lain. Misalnya, soal pengenaan pajak yang justru tidak ada dalam RUU. Di Singapura, koperasi menikmati kebijakan bebas pajak dan bebas bea cukai untuk produk pangan,” ucap Suroto. Yang tak kalah penting, kata Suroto, adalah filosofi proteksi yang berguna untuk kepentingan publik dan jati diri koperasi itu sendiri. “UU itu hanya mengatur yang boleh dan tidak boleh. Atau, lebih baik tidak ada UU. Toh, negara lain juga tidak ada UU koperasi seperti di Indonesia. Tapi, koperasi di negara lain bisa berkembang secara alami. Ada yang tidak punya UU seperti Norwegia dan Denmark tapi koperasinya berkembang pesat karena diberikan pengakuan otonomi yang kuat,” ungkap Suroto. Bagi Suroto, bila ada UU Perkoperasian tapi tidak bisa menarik minat orang untuk berbadan hukum koperasi, maka bisa dipastikan bahwa UU tersebut buruk. “Padahal, koperasi adalah lembaga pelindung ekonomi rakyat dan lembaga yang membangun keadilan ekonomi dan memupus kesenjangan,” kata Suroto. Suroto tak menampik bahwa proses UU memang harus cepat namun juga harus berkualitas. “UU Perkoperasian harus memberikan pilihan atau alternatif bagi berkembangnya ekonomi rakyat,” katanya. untuk menghasilkan kompromi. Kompromi merupakan jalan damai untuk membangun kesepadanan kepentingan semua pihak,” papar Agung. Agung berharap bahwa RUU Perkoperasian ini segera diputuskan dan diundangkan. Sebab koperasi membutuhkan kepastian hukum atas UU yang ada, dasar landasan pembangunan koperasi yang lebih kuat dan lengkap, serta arah penyusunan berbagai kebijakan dan program untuk mengembangkan koperasi. “Koperasi juga butuh harmonisasi pembangunan koperasi dengan berbagai sektor,” kata Agung. Selain itu, lanjut Agung, dinamika ekonomi dan bisnis saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi yang menghasilkan opimalisasi pemanfaatan ilmu dan teknologi telah memberikan kontribusi perubahan dinamika bisnis. “Pola, model, dan strategi bisnis mengalami perubahan yang cepat. Koperasi di negara ini berada pada posisi yang relatif tertinggal dibanding pelaku usaha lain,” jelas Agung. Untuk itu, dengan UU yang baru nanti maka penataan ulang strategi pembangunan koperasi harus dilakukan. “Koperasi harus berani melakukan adaptasi atas perubahan tuntutan bisnis tersebut. Koperasi harus mampu membangun SDM unggul, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mempunyai kepastian hukum,” kata Agung. Setelah RUU ini diundangkan nanti, Agung mengajak seluruh stakeholder membangun koperasi yang lebih baik dan lebih modern. “Sudah tidak saatnya lagi kita terlalu banyak pendapat untuk membangun koperasi, karena yang dibutuhkan anggota koperasi meningkatkan pendapatan,” kata Agung. Rumit Dalam perspektif lain, pengamat perkoperasian Suroto menyoroti begitu rumit dan ‘njlimet’ draft RUU Perkoperasian. Padahal, di negara seperti Jepang dan Korea, aturan main tentang koperasi cukup dua lembar saja. “Isinya pun sangat sederhana, namun mengena. Isi aturan di Jepang adalah segala privilege mengenai usaha koperasi. Misalnya, sektor pertanian hanya bisa dilakukan oleh koperasi, titik,” kata Suroto. 5SEPTEMBER 2019
  • 6. SEKRETARIAT K operasi di Indonesia bisa diibaratkan sebagai singa tidur yang memiliki segudang potensi besar untuk merajai sektor ekonomi sekaligus menjadi sokoguru perekonomian namun masih saja belum tergarap optimal. Alasan itulah yang melatarbelakangi Kementerian Koperasi dan UKM untuk menggaungkan program reformasi total koperasi sejak lima tahun silam. Kini ketika satu periode pemerintahan hampir berlalu, program itu kembali menjadi perhatian. Sudah sejauh mana reformasi total koperasi beranjak. Sekuat apa program itu membawa koperasi di Tanah Air menjadi Harapan bagi Bangkitnya “Sang Sokoguru Perekonomian” kian sehat dan mampu bersaing di level bisnis yang sama dengan pelaku usaha lainnya. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan mengatakan dalam lima tahun terakhir, reformasi total koperasi sudah mencapai langkah yang maju untuk membangun koperasi yang lebih sehat. “Demikian juga UMKM hingga sudah menggeliat dengan berbagai indikator,” katanya. Sejumlah indikator nyata yang layak diperhitungkan di antaranya dari sisi kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat. Lima Tahun Reformasi Total Koperasi 6
  • 7. Tercatat kontribusi koperasi terhadap PDB pada 2014 sebesar 1,71 persen dan pada 2018 angkanya melonjak menjadi 5,1 persen. “Kita harapkan pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat karena koperasinya sudah ditanamkan dasar reformasi total selama 5 tahun ini,” katanya. Di kalangan masyarakat, kebiasaan berkoperasi pun semakin membudaya dimana rasio kewirausahaan di Tanah Air juga semakin ideal. Pada 2014 misalnya, rasio kewirausahaan di Indonesia berada pada angka 1,65 dan saat ini sudah mencapai angka yang cukup signifikan yakni 3,47 persen. “Banyak hal yang dilakukan untuk membantu mendukung iklim berusaha yang lebih sehat adanya kebijakan yang sudah kita saksikan, kita rasakan juga manfaatnya bagi masyarakat kecil dengan kebijakan yang terus kita kawal,” kata Prof. Rully. Sejumlah kebijakan yang dianggap berpihak pada kemajuan koperasi dan UKM di antaranya kemudahan dalam mengakses sumber pembiayaan sekaligus pemangkasan suku bunga kredit yakni pada program KUR. Dalam KUR, tingkat suku bunga diturunkan secara sistematis dari 22 persen pada 2014 terus menurun dan tahun ini hanya 7 persen pertahun. “Ini menunjukkan sebuah keberpihakan yang jelas bagi pelaku usaha,” katanya. Demikian juga dari sisi pajak yang juga dipangkas dari 1 persen menjadi 0,5 persen yang diharapkan bisa mengurangi beban usaha bagi para pelaku koperasi dan UKM. Iklim usaha yang kian kondusif itu yang disebutkan Prof. Rully menjadi salah satu faktor pendorong koperasi di Indonesia mampu memberikan kontribusi konkret secara makro. Bahkan sejumlah koperasi mulai masuk bursa efek, demikian juga masuknya koperasi Indonesia ke dalam deretan koperasi dunia. “Ini memberikan sebuah indikasi bahwa koperasi kita semakin membaik,” katanya. Sinergi Erat Prof. Rully Indrawan mengakui bukan mudah untuk mencapai titik dan tujuan akhir reformasi total koperasi. Menurut dia, masih begitu banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan lebih banyak profil koperasi ideal di Indonesia. Meski begitu sejumlah pencapaian dalam lima tahun terakhir tetaplah layak mendapatkan apresiasi. “Tentu saja ini bukan capaian Kementerian Koperasi dan UKM saja, ini melibatkan bersama dengan dinas- dinas di daerah, gerakan-gerakan koperasi, maupun juga masyarakat dunia usaha pada umumnya yang membuat ini bisa berjalan dengan baik,” katanya. Kepemimpinan seorang menteri juga menurut Prof. Rully sangat berpengaruh terhadap kemajuan sektor koperasi dan UKM di Tanah Air. Ia menilai dalam lima tahun terakhir, Indonesia memiliki sosok Menteri Koperasi dan UKM yang memelopori jalan menuju reformasi total koperasi. Ia berharap langkah tersebut terus dilanjutkan hingga tahun-tahun mendatang sehingga cita-cita koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional terwujud. Reformasi total koperasi merupakan program yang diinisiasi di era Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga. Ia ingin pembangunan koperasi dilakukan secara berkualitas, bukan membangun banyaknya jumlah koperasi. Reformasi dilakukan melalui reorientasi koperasi, rehabilitasi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Program Reformasi Total Koperasi itu nyatanya telah membawa perubahan paradigma dalam dunia koperasi Indonesia, utamanya untuk mewujudkan koperasi modern yang berkualitas serta berdaya saing tinggi dengan jumlah anggota aktif yang terus meningkat. Selain juga meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh serta setara dengan badan usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM, kelembagaan, pembiayaan, pemasaran, dan kemajuan teknologi. Dengan demikian tekad untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tercapai, lapangan kerja meningkat, pengangguran menurun, kemiskinan menurun, dan gini ratio menurun. Peningkatan pertumbuhan ekonomi pun terjadi disertai pemerataan kesejahteraan masyarakat. 7SEPTEMBER 2019
  • 8. W aktu menunjukkan pukul 08.30 WIB, I Gusti Ayu Bintang Darmawati tampak anggun mengenakan busana adat Bali. Kebaya hijau dipadu sarung batik yang dipercantik dengan selendang melingkar di pinggang dan rambutnya digulung yang memancarkan pesona seorang perempuan Bali. Pagi itu, di awal pekan Senin, 16 September 2019, menjadi hari yang berbeda bagi Bintang Puspayoga. Begitu ia dikenal. Ia laksana menjadi bintang. Perempuan penggemar olah raga tenis meja itu akan meluncurkan buku “Sinergi untuk Negeri”. Sebuah buku yang memotret kegiatannya dalam perannya sebagai istri Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga selama lima tahun menjabat. Berperan sebagai istri menteri, adalah titik baru dalam perjalanan hidupnya. Bintang sesungguhnya tidak pernah membayangkan apalagi mengimpikan suaminya menjadi menteri. Meski sebelumnya pernah bertahun-tahun menjalani peran sebagai istri Walikota Denpasar dan Wakil Gubernur Bali, Bintang tetap merasa was-was untuk mengemban amanah baru itu. Tetapi, sifatnya yang selalu aktif, cekatan, dan gesit membuatnya bersemangat. Bintang memang tidak bisa berdiam diri, selalu ada yang ia lakukan baik kegiatan sosial, pribadi, maupun kaitan dengan pekerjaannya. Jika sudah tenggelam dalam kesibukan, ia seolah tidak kenal lelah dan tidak kenal waktu. Sebagai istri menteri, Bintang Puspayoga mengemban banyak tugas dan jabatan. Ia mengemban jabatan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi dan UKM, Ketua II Tim Penggerak PKK Pusat, Ketua Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga OASE-KK, dan Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Bintang memang sosok yang bisa amat cepat menyesuaikan diri. Sifatnya yang selalu ingin tahu dan suka bertanya, membuatnya dalam waktu singkat mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai seorang istri menteri. Tekadnya adalah mendukung dan melakukan peran terbaiknya selama lima tahun sebagai istri seorang Menteri Koperasi dan UKM. Walau tugasnya tak pernah jauh dari kegiatan sebagai istri Sinergi untuk Negeri Bintang Puspayoga TOKOH 8
  • 9. menteri, Bintang berprinsip tidak akan melakukan intervensi baik dari sisi kerja maupun program di kementerian yang dipimpin suaminya itu. Ia menekankan bahwa meskipun ia sebagai istri Menteri Koperasi dan UKM, namun dalam banyak kesempatan formal dirinya tidak berhak mewakili menteri. Meski faktanya dunia koperasi dan UKM bukan hal baru bagi Bintang. Saat mendampingi sang suami sebagai Walikota Denpasar dan Wakil Gubernur Bali, ia sudah sering terlibat langsung dengan aktivitas UKM dan koperasi. Ia kerap mendatangi langsung sentra-sentra UKM di Bali. Di sana ia banyak belajar tentang pengembangan koperasi dan UKM. Namun datang ke ibu kota dan tinggal di dalamnya kemudian beradaptasi dengan peran barunya merupakan tantangan tersendiri. Sinergi Awalnya Bintang tak tahu apa yang harus dilakukan namun di benaknya kemudian muncul ide dan terobosan sebagai cara terbaik untuk menjalankan perannya. Tampaknya memang sulit untuk melakukan semuanya sendiri, maka Bintang pun berpikir bahwa sinergi adalah jalan terbaik untuk mengoptimalkan peran dan tugas- tugasnya. Maka dalam setiap kesempatan Bintang menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengimplementasikan program yang sedang dikerjakan. Bintang bisa disebut sebagai pendobrak. Pertama kali mengemban tugas sebagai Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi dan UKM, ia mengembangkan program pemberdayaan bagi para purnabhakti dan keluarganya. Selama ini, kegiatan DWP tidak melibatkan pensiunan, hanya untuk istri ASN yang masih aktif, istri pensiunan, dan para janda ASN. Bintang ingin kegiatan DWP juga memberikan perhatian kepada para purnabhakti yang telah mendharmabaktikan sebagian hidupnya bagi Kementerian Koperasi dan UKM. Berbagai kegiatan digagas mulai dari penyelenggaraan pasar murah, bakti sosial di panti asuhan dan jompo, khitanan massal, pasar rakyat, seminar parenting, pemeriksaan kesehatan, seminar pencegahan kanker serviks dan payudara, penyaluran zakat UPZ Baznas, bazaar Ramadan, hingga memberi bantuan bagi korban bencana alam di Indonesia. Semua itu dilakukan bersinergi dengan kementerian atau lembaga lainnya. Bencana alam yang terjadi beruntun di tanah air juga turut menggerakan kepedulian Bintang Puspayoga. Bersama Dharma Wanita Persatuan Kementerian Koperasi dan UKM dan Dekranas, ia hadir di daerah bencana tidak hanya untuk memberikan bantuan sosial. Tetapi, baginya bantuan itu bisa juga berupa momentum pemberdayaan. Prinsip itu benar-benar diwujudkan Bintang ketika berkunjung ke daerah tertimpa bencana alam di Indonesia. Tidak heran kemudian diberikan program pelatihan kepada para korban bencana, khususnya perempuan. Pelatihan disesuaikan dengan minat dan usaha sebelumnya dari para korban bencana. Korban bencana Gunung Agung Bali, Palu, Lombok, Lampung, Banten mendapat sentuhan pemberdayaan melalui pelatihan kerajinan anyaman, kuliner, dan berbagai jenis pelatihan lain sesuai kebutuhan mereka. Bintang berpendapat pelatihan membuat pengungsi memiliki waktu yang produktif selama berada di tenda-tenda pengungsian dan tidak hanya diam menunggu waktu pagi hingga malam. Pengalaman Bintang saat berkeliling Indonesia melihat langsung UKM di tanah air membuatnya sadar kekayaan potensi UKM Indonesia demikian hebat. Hanya saja potensi itu belum dikelola secara tepat. Ia melihat koperasi dan UKM menjadi bagian dari kekayaan tradisi dan budaya nusantara. Koperasi dan UKM hidup dalam perjalanan sejarah bangsa dan mewarnai perekonomian nasional. Variasi keindahan produk UKM ditemuinya, sekaligus juga aneka permasalahan yang meliputinya. Bintang berharap sinergi program akan terus berjalan. Bintang Puspayoga pernah mengatakan sebuah program akan lebih efektif jika dijalankan bersama-sama. Mencapai tujuan akan lebih mudah jika dilakukan bersama. Itulah makna sinergi yang sesungguhnya. 9SEPTEMBER 2019
  • 10. K etika pada masa lalu Belu di Nusa Tenggara Timur (NTT) kondang sebagai kabupaten bertanah tandus dan jauh dari kata subur maka tanaman kelor faktanya menjadi jawaban lain atas fakta tersebut. Tanaman segudang manfaat yang berasal dari suku Moringaceae itu nyatanya tumbuh liar di berbagai sudut dan pelosok Kabupaten Belu. Bahkan ketika diketahui kemudian kelor memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan asam amino lengkap dan seimbang yang jarang ditemukan pada kebanyakan tanaman, maka Belu ibarat mendapatkan janji dan jalan kesejahteraan yang baru. Saat ini tanaman kelor digunakan untuk mengatasi masalah mal nutrisi sehingga tanaman kelor sering disebut sebagai tanaman kehidupan. Masyarakat di Belu memanfaatkan kelor sebagai sumber sayuran dan dikonsumsi secara rutin bila sumber sayuran yang lain tidak tersedia, di samping itu juga dimanfaatkan sebagai sumber pakan. Janji Kesejahteraan Baru dari Daun Kelor di Perbatasan Belu Meskipun sudah lama digunakan, potensi tanaman ini baik potensi produksi, keragaman genetis dan nilai nutrisi belum dikelola secara baik. Karena itu, pemerintah daerah bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan vocational bidang pengolahan daun kelor di Kabupaten Belu. Penyelenggaraan pelatihan ini sebagai upaya memberikan peluang baru bagi para pelaku usaha khususnya para UKM yang masih kurang di dalam bidang pengolahan daun kelor. “Jadi memang harapan kami ke depan dengan adanya pelatihan pengolahan daun kelor ini masyarakat sudah bisa memikirkan bagaimana daun kelor ini bisa diolah sehingga punya nilai ekonomi yang tinggi, daripada selama ini sekadar dikonsumsi menjadi sayuran saja,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Belu, Hasan Mukin. Pelatihan tentang pengolahan daun kelor ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya ibu SINERGI PUSAT-DAERAH Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Belu 10
  • 11. rumah tangga yang tidak bekerja melalui pembuatan berbagai jenis makanan yang nantinya dapat dijual. Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa barang yang dianggap tidak bernilai jual apabila diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat akan tinggi nilai jualnya. “Kelor termasuk hasil produk yang diekspor ke Jepang dalam bentuk bubuk. Jadi tidak semata-mata untuk kuliner saja, tapi juga untuk kosmetik dan sudah ada kerja sama NTT dengan Jepang. Bulan kemarin diekspor 1 ton ke Jepang. Ada juga permintaan dari Korea, namun belum bisa direalisasikan karena masih dalam proses pembudidayaan,” katanya. Selain sangat banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan, daun kelor ini juga merupakan salah satu program dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang sedang menggalakkan masyarakat untuk membudidayakan daun kelor dan menanamnya di lahan-lahan kosong sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi keluarga. Sejak awal pemerintahannya Viktor mulai mendorong pengembangan tanaman kelor secara besar-besaran untuk peningkatan gizi masyarakat maupun dijual sebagai sumber pendapatan. “Daun kelor sendiri kalau di NTT hampir sama dengan lagi Koes Plus tongkat, kayu dan batu ditanam pun jadi tumbuh. Kelor pun demikian. Dilepas saja tumbuh. Jadi mudah menanamnya sehingga tidak terlalu sulit, dan hampir setiap rumah penduduk pasti ada daun kelor,” ujar Hasan. Dirinya juga berterima kasih kepada Kementerian Koperasi dan UKM dengan diselenggarakannya kegiatan pelatihan pengolahan daun kelor bagi masyarakat yang ada di wilayah perbatasan karena bisa menambah pengetahuan. Untuk ke depan diharapkan pelatihan seperti ini dapat terus dilakukan bukan hanya pelatihan dengan menggunakan bahan dasar daun kelor saja melainkan dengan menggunakan bahan- bahan dasar lainnya. Ditegaskan bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing UKM diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pelaku usaha, pemerintah, maupun masyarakat yang bersinergi dalam membangun ekonomi kemasyarakatan, menumbuh kembangkan kebanggaan, dan kecintaan terhadap produk tradisional lokal dengan selera internasional. “Program Kementerian Koperasi dan UKM ini setiap tahun dilaksanakan Rakernas yang tujuannya untuk menyinergikan seluruh program Kementerian Koperasi dan UKM sampai ke tingkat kabupaten/kota. Selama ini yang telah dilaksanakan adalah sinergi dalam bentuk pelatihan, baik pelatihan tenun ikat, maupun pelatihan pengolahan daun kelor dan pakan ternak,” tutur Kadis. 11SEPTEMBER 2019
  • 12. B atik bukan sekadar warisan budaya namun juga identitas dan ciri khas bangsa Indonesia. Maka wajar jika pesona batik bukan hanya membius bangsa Indonesia tetapi juga wisatawan mancanegara. Tidak mengherankan jika kemudian batik banyak yang menggemari bahkan dijadikan sebagai koleksi bagi mereka yang suka memburu berbagai macam kain nusantara. Mengingat kian banyak orang yang menggemari batik baik dari kalangan tua dan muda, kini perkembangan fesyen terutama pada model baju batik dikembangkan agar makin pesat. Salah satunya di Kabupaten Pamekasan, Madura. Pamekasan adalah salah satu sentra batik terbesar di Jawa Timur. Hampir di setiap kecamatannya terdapat sentra perajin batik seperti misalnya di Candi Burung, Toket, Nong Tangis, Podhek, Klampar, Banyumas, Kowel, Bedung, Toroan, Parteker, dan Pandemawu. Masing-masing daerah Batik Pamekasan, Bersiap Jadi Bagian Fesyen Kekinian menghasilkan batik dengan karakter yang berbeda-beda sesuai dengan geografi budayanya. “Batik kami sudah diapresiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui pagelaran para desainer yang mengkombinasikan batik dengan fesyen kekinian. Saya senang sekali batik Pamekasan sudah bisa diakui tingkat nasional dan mudah- mudahan di tingkat internasional bisa diakui lagi. Betapa bagusnya coraknya, ragam dan warnanya juga sangat menyenangkan,” kata Achmad Sjaifudin, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pamekasan. “Kami ingin mengkombinasikan antara pariwisata, kebudayaan, dan kegiatan UMKM. Contoh nyatanya tadi fesyen. Itu bagian dari bagaimana mempromosikan sebuah batik dan bagian dari usaha UMKM, tapi bisa ditampilkan menjadi sebuah fesyen yang sangat menarik,” ujarnya menambahkan. Batik Pamekasan mendapat posisi SINERGI PUSAT-DAERAH Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan 12
  • 13. tersendiri di jagad batik nusantara. Dalam ragam batik klasiknya, warna-warna yang tersaji cenderung mengarah kepada soga (coklat). Begitu pula dengan motif-motifnya, seperti Per Keper (kupu kupu) dan Tong Centong (alat untuk mengambil nasi), Melate Seto’or (rangkaian melati), Sabet Rantai, Kar Jagad (sekar jagad), dan Ngai sungai. Mereka juga memiliki motif isen (motif isian pendukung motif) yang dengan tampilan berbeda seperti Isen mo’ ramo’ (akar-akaran) dan bek tebek (berudu). Secara istilah atau kosakata khas, mereka pun memiliki istilah khusus seperti gurik, yaitu teknik membatik lebih dari satu kali lorod. Posisinya unik dalam jejak batik di Madura. Motif dan corak yang disajikan batik Pamekasan mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri. Motifnya bebas, ekspresif, dan tidak dibatasi oleh patokan yang mengikat, sehingga batik Pamekasan berbeda dengan batik-batik pada umumnya. Beberapa motif batik Pamekasan yang sudah didaftarkan patennya adalah Keraben Sapeh, Sakereh, Kempeng Saladerih, Padih- kepa, dan Manik-manik. “Batik Pamekasan, motif segala macam ada banyak yang bisa diberikan dengan khas, tapi saya inginkan khasnya itu benar- benar dipertahankan jangan sampai, karena faktor kadang-kadang motif dan desain macam-macam akhirnya gak kelihatan, ini batik mana. Saya harapkan dipertahankan dan ditingkatkan sehingga batik Pamekasan menjadi khas sendiri,” ujar Achmad. Batik Pamekasan terus menggeliat dan merupakan salah satu potensi batik di Indonesia yang dapat dikembangkan lebih baik. Menyadari akan hal itu, Pemerintah Kabupaten Pamekasan menginisiasi pembangunan pasar batik yang terletak di Pasar 17 Agustus di Jalan Pintu Gerbang, Kelurahan Bugih, Pamekasan. Rencana pembangunan pasar khusus batik ini terwujud melalui kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. “Kami mengajukan usulan pembangunan pasar batik di Pasar 17 Agustus khusus untuk pasar batik yang nanti mudah- mudahan bisa dibantu oleh Kementerian Koperasi dan UKM, sehingga memberikan akses kepada masyarakat yang datang ke Pamekasan untuk membeli batik sehingga lebih nyaman dan aman, tidak campur aduk dengan para pengunjung lain,” kata Achmad. Tak bisa dipungkiri, potensi dan karya yang menitis di zaman terdahulu, batik Pamekasan banyak menginspirasi manusia-manusia pada setiap zaman. Dari hasil imajinasi mereka, terbukti mampu membawa identitas bagi masyarakat Indonesia. Dan batik Pamekasan menjadi bagian dari itu. Warna-warni khas batik Pamekasan menarik mata. Warna-warna berani yang ditampilkan dalam warna yang kuat, tegas, dan tidak malu-malu. “Ke depan, selain aspek pembinaan juga bagaimana mempromosikan batik supaya bisa go internasional. Melalui kegiatan seni dan budaya. Itu rencana kami ke depan sehingga batik itu tidak hanya dikenal di wilayah Pamekasan dan Jawa Timur saja, tapi sudah me-nasional dan mungkin juga internasional,” tutur Achmad. “Karena apapun yang dilakukan masing- masing semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saya harapkan sinergitas lebih ditingkatkan dan saling mengisi sehingga apa yang menjadi tujuan program kegiatan itu bisa terisi. Kalau tidak ada koordinasi pasti tidak ada yang terisi,” sambungnya. Motifnya bebas, ekspresif, dan tidak dibatasi oleh patokan yang mengikat, sehingga batik Pamekasan berbeda dengan batik-batik pada umumnya 13SEPTEMBER 2019
  • 14. P urun tikus yang semula dianggap tanaman gulma bagi masyarakat Suku Banjar di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalimantan Selatan nyatanya mendatangkan berkah tersendiri. Tanaman dengan nama latin Eleocharis dulcis itu jika diolah menjadi anyaman dan kerajinan tangan ternyata hasilnya amat digemari wisatawan. Potensi itulah yang kemudian ingin digarap secara sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batola. Bupati Batola Hj Noormiliyani AS berupaya membangun upaya sinergi termasuk untuk mengembangkan purun tikus sebagai kerajinan khas Batola. Ia Harmoninya Pengembangan Kerajinan Purun Tikus dari Batola bahkan mengubah terminal bisnis agrikultur yang dalam perkembangannya tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani, untuk dimanfatkan sebagai Rumah UMKM setelah dilakukan renovasi melalui dana APBD 2018. “Rumah UMKM ini, diharapkan bakal menjadi sarana seluruh pelaku usaha untuk berkumpul, berkoordinasi dan melaksanakan pelatihan dalam rangka meningkatkan mutu produk-produk serta inovasi lainnya,” katanya. Kepala Diskoperindag Batola Purkan mengatakan selain kebijakan diperlukan sinergi yang lebih teknis dan implementatif khususnya dalam mengembangkan produk unggulan Kabipaten Batola dalam hal ini SINERGI PUSAT-DAERAH Diskoperindag Kab. Barito Kuala 14
  • 15. kerajinan anyaman purun tikus. Sebagai contoh sinergitas dalam pelaksanaan pemagangan atau latihan pembuatan tas dari bahan purun tikus kombinasi bahan kulit. Pihaknya berharap terus ada bantuan dari berbagai pihak untuk penyelenggaraan pelatihan demi semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) setempat. Selain itu diharapkan juga untuk dukungan pemasaran melalui sinergi program antara Pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah (Pemda). “Jadi ada kolaborasi program antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dinas Kopperindag Kabupaten Batola,” katanya. Ia mengatakan, saat ini jumlah koperasi di Batola ada 120 unit dengan jumlah anggota 31.607 orang. Sementara jumlah usaha mikro 988 unit, usaha kecil 488 unit, dan usaha menengah 70 unit. Purun tikus merupakan peninggalan leluhur di Batola yang diwariskan secara turun-temurun. Karena seratnya yang kuat, purun tikus kemudian cocok digunakan sebagai bahan baku utama a­nyaman. Tanaman ini serupa rumput yang banyak tumbuh di daerah lahan basah bahkan dianggap gulma atau tanaman pengganggu bagi petani padi. Di Kalimantan Selatan, purun banyak tersebar di kawasan lahan rawa sejumlah daerah, seperti Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Su­ngai Selatan, dan Hulu Sungai Utara. Anyaman purun tikus dapat dibuat menjadi bahan dasar tas, tikar, bakul, topi, kopiah, dompet, tempat tisu, tempat minuman air mineral, dan masih banyak lagi. Harga jualnya pun terbilang murah mulai Rp10ribu hingga Rp50ribu. Berkat purun tikus kini nama Batola makin dikenal sekaligus dianggap sebagai pelopor daerah ramah lingkungan karena dinilai sukses menekan penggunaan kantong plastik di pasar modern. Hal itu juga membawa berkah bagi para pengrajin anyaman purun tikus. Pesanan tas dan bakul purun tikus terus meningkat seiring waktu. 15SEPTEMBER 2019
  • 16. B agi masyarakat Provinsi Aceh, koperasi dianggap sebagai wadah yang paling sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidup secara bersama-sama. Wajar jika kemudian, koperasi banyak berkembang di Bumi Serambi Mekkah. Sayangnya, kurangnya pemahaman terhadap prinsip dan jati diri koperasi yang tepat membuat lebih banyak koperasi di wilayah itu sulit berkembang. Keandalan sumber daya manusia (SDM) pun tergolong masih amat rendah terlebih Digitaliasi Koperasi Syariah di Bumi Serambi Mekkah dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Tercatat dari sekitar 6 ribu koperasi di Aceh, hanya 69 persen koperasi yang aktif. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Aceh, Dr. Wildan, saat membuka Hari Koperasi ke-72 tingkat Provinsi di Aceh Timur, belum lama ini mengatakan koperasi masih diharapkan sebagai sokoguru perekonomian di Provinsi Aceh, sayangnya hal itu belum secara optimal terwujud. “Masih banyak koperasi yang perlu dibina dan didampingi agar usahanya Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Aceh SINERGI PUSAT-DAERAH 16
  • 17. berkembang dan maju,” jelas Dr Wildan. Sementara sejumlah koperasi yang tidak aktif di Aceh, lanjut Wildan, perlu dicari tahu penyebab mandeknya. “Setelah itu kita carikan solusinya agar dapat diaktifkan kembali,” jelas Wildan. Pemerintah Aceh bersama sejumlah pihak terkait, jelas Wildan, pihaknya akan terus melakukan pembinaan demi terwujudnya koperasi berkualitas dan mandiri. Sinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, sejauh ini berjalan dengan baik dan pihaknya berharap terus ada dukungan penguatan SDM agar pelaku koperasi dan UKM di Provinsi Aceh semakin andal. “Di Aceh masih memerlukan SDM andal terutama untuk koperasi berbasis syariah. Kami memerlukan Dewan Pengawas Syariah sehingga perlu pelatihan dan sertifikasi bagi SDM Aceh untuk kepentingan ini,” katanya. Selama ini penganggaran dan kesempatan untuk uji kompetensi bagi SDM yang bergerak pada koperasi berplatform syariah di wilayahnya masih terbatas. Padahal sudah semakin banyak potensi alam yang bisa digarap koperasi termasuk ada koperasi di Aceh Tengah misalnya yang bisa memberdayakan petani kopi hingga mampu secara rutin mengekspor produk ke pasar luar negeri. Wildan meyakini koperasi di Aceh bisa semakin berkembang jika mendapatkan dukungan dan keberpihakan dari banyak pihak. “Saya yakin koperasi bisa menjadi sokoguru perekonomian rakyat, ini lembaga yang bisa menggerakkan ekonomi rakyat. Kalau usaha lain murni bisnis tapi koperasi itu disadari benar oleh masyarakat Aceh sebagai badan usaha dengan kegotongroyongan, kepedulian sosial, dan keanggotaan yang sangat tinggi. Koperasi itu Indonesia asli,” katanya. Ia mengatakan, masyarakat Aceh sepakat untuk mewujudkan cita-cita satu desa satu koperasi sebagai salah satu program yang dikembangkan Pemerintah Provinsi Aceh. Terlebih kata dia, saat ini dengan adanya kucuran dana desa setiap tahun, diharapkan koperasi bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk menggarap potensi desa secara bersama-sama. Wildan juga menekankan digitalisasi dalam upaya pengembangan koperasi syariah. Pihaknya mengupayakan agar koperasi dan UKM di Provinsi Aceh melek digital hingga mampu memperluas jaringan pemasarannya ke pasar global. “Ini perlu kerja sama seluruh pihak termasuk Kementerian Koperasi dan UKM. Perlu juga saat ini dilakukan sinkronisasi data sehingga program dan kebijakan bisa dilaksanakan dengan baik. Ke depan diharapkan terwujud program follow evidence,” katanya. 17SEPTEMBER 2019
  • 18. P rovinsi Jawa Timur mengapresiasi sinergi program Kementerian Koperasi dan UKM di bawah Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga dengan pemerintah daerah. Banyak program Kementerian yang terealisasi di Jawa Timur dan berdampak terhadap peningkatan koperasi dan UKM. “Saya pikir sinergi yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM berjalan sesuai rencana. Program-program Kementerian sampai ke kecamatan dan desa-desa. Itu sangat luar biasa,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Mas Purnomo Hadi. Berbagai program seperti revitalisasi pasar rakyat, pembangunan PLUT KUMKM, pelatihan, magang, fasilitasi workshop langsung sampai ke pelaku koperasi dan UKM. Hal ini, ditegaskannya, perlu berlanjut Tingkatkan Sinergi, Cegah Tumpang Tindih Regulasi ke depan. Sinergi sangat penting agar ada keselarasan kebijakan sehingga tujuan penguatan koperasi dan UKM tercapai. Di samping mengapresiasi, Purnomo juga mengakui perlu peningkatan sinergi di pemerintah. Menurutnya sinergi tidak hanya berwujud pada program dan kegiatan semata, namun sinergi juga harus dilakukan dalam regulasi atau kebijakan. Ia merujuk adanya peraturan menteri di Kementerian Koperasi dan UKM yang dianggap tumpang tindih. Peraturan sangat penting sebagai payung hukum untuk melaksanakan kebijakan pemerintah sampai ke daerah. “Ada satu hal yang perlu lebih ditingkatan ke depan dalam rangka memantapkan sinergi, yakni pola pembinaan koperasi dan UMKM. Regulasi pembinaan perlu lebih jelas dan tidak tumpang tindih. Kalau di satu sisi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur SINERGI PUSAT-DAERAH 18
  • 19. kalau peraturan itu tumpang tindih yang bingung pelaksana di lapangan,” katanya. Ia mencontohkan aturan tentang modal penyertaan. Terkait hal ini, dikatakan, ada dua peraturan Menteri Koperasi dan UKM yang mengaturnya. Salah satu peraturan menyatakan modal penyertaan disebutkan sebagai ekuitas, sementara peraturan lainnya sebagai utang jangka panjang. “Mana yang harus dilakukan atau diikuti?” tegas Purmono. Selain itu, aturan tentang pembukaan kantor cabang koperasi. Menurutnya ada peraturan menteri yang baru tentang pembukaan kantor cabang yang menyatakan tidak perlu persetujuan atau rekomendasi dari kantor dinas setempat. Padahal di sisi lain, kantor dinas koperasi dan UKM diwajibkan melakukan pemeriksaan dan persetujuan. Terlebih lagi, lanjutnya, semua aturan perizinan koperasi sudah dilakukan secara online atau beralih ke Kemenhumham. Pendirian koperasi tidak perlu pengantar atau diketahui pejabat. Pendirian koperasi akan diketahui oleh Pemda jika ada laporan dari koperasi tersebut. “Kita tidak tahu kalau tidak ada laporan. Walau sebetulnya, harapan kami dari para kepala dinas pendirian dan perubahan tetap ada pemberitahuan. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang, bukan PT, CV, atau firma. Jangan sampai koperasi hanya jadi kedok. Jangan muncul lagi koperasi pedati. Pengurus harus tahu mereka harus menjadi koperasi sejati,” katanya. Ia mengharapkan kantor dinas koperasi dan UKM baik di kabupaten/kota dapat memberikan regulasi sebagai bentuk perlindungan dan memberikan fasilitas bagi koperasi. Menurutnya, sinergi akan semakin kuat jika regulasi yang dihasilkan juga tidak menimbulkan kebingungan pelaksana di lapangan. “Harapan saya para deputi juga sinergi antar mereka, antar deputi harus sinkron apalagi untuk penerbitan peraturan menteri,” kata Purnomo. Ia menegaskan, pihaknya sangat menghargai upaya Menteri Koperasi dan UKM selama ini. Menurutnya Menteri Koperasi dan UKM sudah memberikan upaya terbaiknya selama lima tahun terakhir. 19SEPTEMBER 2019
  • 20. INSPIRASI KOPERASI K operasi yang hanya menggarap usaha kelas pinggiran barangkali hanya cerita masa lalu sebab kini sudah banyak koperasi berekspansi bisnis hingga membangun pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja. Koperasi perikanan Mina Bahari di Indramayu misalnya. Dengan menggandeng PT Aruna Industri Bintan, koperasi yang bergerak di usaha perikanan ini memperluas usaha membangun pabrik tepung protein ikan berkapasitas produksi 20 ton perbulan. Koperasi Mina Bahari sepakat berinvestasi membangun pabrik dengan nilai Rp11,9 miliar, menyediakan bahan baku, dan tenaga kerja. Adapun PT Aruna bertindak sebagai penjamin pemasaran, penyedia teknologi, dan pendampingan. Sekretaris Koperasi Mina Bahari, Miliaran Ekspansi Bisnis ke Pabrik Tepung Royani, mengatakan pihaknya optimistis dengan rencana pembangunan pabrik tersebut. Koperasi beranggotakan 325 orang yang berprofesi nelayan itu sangat menantikan pabrik dapat segera terealisasi. Pembangunan pabrik dinilai akan meningkatkan pendapatan nelayan sekaligus mendorong pengembangan koperasi. Royani mengemukakan koperasi sudah menyiapkan lahan untuk pabrik. Mereka juga menjamin ketersediaan ikan untuk kebutuhan bahan baku tepung protein ikan. “Jenis ikan yang dibutuhkan untuk membuat tepung protein ikan adalah ikan pirik. Ikan kecil yang tidak ada insangnya. Harganya juga sangat murah,” kata Royani. Koperasi Mina Bahari sebagai pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Kulon menerima jenis ikan pirik hasil tangkapan Koperasi Mina Bahari Indramayu 20
  • 21. nelayan setiap hari dalam jumlah yang sangat banyak. Bahkan, ikan pirik kerap tidak terserap habis jika hasil tangkapan melimpah, akhirnya kadang terbuang atau dijadikan ikan asin. Harga ikan ini relatif sangat murah, sekitar Rp1.500-Rp3000 perkg. Menurutnya jika pabrik terealisasi, harga ikan bisa terjamin yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nelayan. “Nelayan akan mendapat jaminan harga yang lebih baik dan ikan terserap habis oleh pabrik. Ini akan mendorong semangat nelayan menangkap ikan dan kesejahteraan nelayan,” kata Royani. Mitra Sejajar Dirut PT Aruna Industri Bintan Yogi Arrie mengatakan dalam kerja sama antara koperasi dan perusahaan adalah mitra sejajar. Kemitraan ditargetkan akan mendorong pengembangan koperasi dalam merintis industri perikanan. “Dalam kemitraan ini, perusahaan akan menjadi bertindak sebagai menajemen operasional, penyedia teknologi, manajamen cash flow, dan menjamin pasar,” kata Yogi. Seluruh produksi tepung protein ikan tersebut akan diserap seluruhnya oleh Aruna. Seluruh produk tepung protein ikan tersebut akan dipasok ke Kimia Farma. Pihaknya sudah mengadakan MoU dengan Kimia Farma untuk memasok 80 ton protein ikan perbulan. Yogi menjelaskan, jenis ikan yang dibutuhkan untuk bahan baku tepung protein ikan adalah harus memiliki kandungan minyak rendah, isi perut sedikit dan harganya murah atau “low cost economy”. Jenis ikan ini jumlah tangkapannya banyak tapi tidak terserap. Ia memperkirakan, untuk produksi 20 ton tepung protein ikan memerlukan 70 ton bahan baku ikan. Tepung protein ikan sangat dibutuhkan sebagai makanan yang kaya gizi. Aruna sendiri sudah memproduksi tepung protein ikan, namun jumlahnya sangat terbatas. Produk hilir tepung protein ikan berupa biskuit, mie instan, penyedap rasa dan susu yang dapat menambah massa otot dan mengurangi berat badan. Untuk itu, Yogi akan menjajaki kemitraan dengan koperasi perikanan lainnya, antara lain di Subang, Pekalongan, Cilacap, Rokan Hilir, dan Tanjung Jabung Timur agar produksi tepung protein ikan dapat terpenuhi. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan ada 1.988 koperasi di seluruh Indonesia yang bergerak di sektor perikanan dan kelautan. Dengan membangun industri, potensi kelautan dan perikanan lokal dapat tergarap optimal lewat koperasi. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br. Simanungkalit menyampaikan bahwa dalam meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan anggota koperasi perlu terobosan baru, yaitu membangun industrialisasi berbasis koperasi dengan model kemitraan inklusif. Kemitraan yang saling menguntungkan. “Arah kebijakan ke depan menumbuh kembangkan investasi usaha koperasi, koperasi tidak dimanja lagi dengan pola- pola lama seperti bantuan yang bersifat sosial tetapi mendorong membangun industri yang berkelanjutan. “Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional sesuai RKP 2019 membangun korporasi model koperasi melalui kemitraan,” kata Victoria. Dalam kesempatan yang sama Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan Kementerian Koperasi dan UKM Budi Mustopo menyampaikan pentingnya kemitraan yang saling menguntungkan dimana koperasi yang mempunyai sumber bahan baku dan industri dalam hal ini PT Aruna Indutri Bintan yang mempunyai teknologi pengolahan dan kepastian serapan pasar. “Dan tidak kalah penting adalah pendampingan dalam proses operasional”. Budi mengatakan jalinan kemitraan antara koperasi dan swasta dapat mengatasi hambatan-hambatan koperasi menjadi sebuah industri. Selama ini aspek pembiayaan, operasional dan teknologi adalah kendala utama koperasi. “Kemitraan ini membuka peluang untuk mencari akses pembiayaan yang lebih mudah, ada transfer teknologi dan peningkatan kompetensi SDM,” kata Budi. 21SEPTEMBER 2019
  • 22. INSPIRASI KOPERASI S ampah memang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap warga. Tak terkecuali, bagi warga RT06/010 Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan. Dan pada setiap musim hujan, wilayah tersebut menjadi lautan sampah. Terlebih, letak geografis RT06/010 berada di dataran rendah yang dilalui enam RT lainnya. “Dengan kondisi seperti itu, maka kami mencari solusi agar warga peduli dengan sampah dan lingkungan tidak banjir lagi,” kata Ketua RT06/010 Kelurahan Pela Mampang Jakarta Selatan Asep Setiawan. Atas inisiatif Asep, warga pun sepakat untuk membentuk bank sampah yang dinamakan Bank Sampah Mawar 10 (BSM 10). Tujuannya, selain menumbuhkan kepedulian masyarakat pada pentingnya pengelolaan sampah, juga mengubah Dari Bank Sampah Menuju Koperasi sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomi. “Tak kalah penting adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam mendaur ulang sampah,” ucap Asep. Lebih dari itu, Asep menjelaskan bahwa warga dapat menambah penghasilan berkat hadirnya BSM 10. “Karena, saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki,” kata Asep dengan bangga. Usianya memang baru masih seumur jagung. Namun, kinerja BSM 10 yang berdiri pada Februari 2018 dan berlokasi di Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan, sudah mulai terlihat bagus. Saat ini, BSM 10 sudah memiliki nasabah sekitar 120 orang. Bahkan, hanya dalam tempo tujuh bulan saja, BSM 10 mampu mengumpulkan uang nasabah dari penjualan sampah non organik BSM 10 22
  • 23. (plastik dan sejenisnya) sebesar Rp12 juta. Lebih dari itu, dua kali penghargaan bergengsi pun sudah mampu dicapai BSM 10 yaitu, Juara 1 se-Jabodetabek sebagai penggerak Bank Sampah dan penghargaan dari Bank BNI sebagai Bank Sampah Terbaik. “Community Go Green dan PT Unilever pun pernah mendatangi BSM 10. Dan ditunjuk dari Unilever untuk integrasi dengan program Smart Drop Box. Bahkan Sekolah Global School Bintaro juga pernah studi banding masalah sampah ke BSM 10,” kata Asep. Ke depan, setelah sukses membangun bank sampah hingga program Baitul Musibah (santunan untuk anggota yang terkena musibah), BSM 10 berencana untuk membentuk sebuah badan hukum koperasi. “Kami memilih koperasi karena sebagian nasabah atau anggota BSM 10 adalah para pedagang keliling seperti pedagang gorengan, cilok, dan sebagainya. Saya melihat, untuk permodalan mereka itu sangat mengandalkan pembiayaan dari bank keliling dengan bunga tinggi. Makanya, saya terpikir untuk mengembangkan BSM 10 menjadi sebuah koperasi,” ungkap Asep. Dua Ton Sampah Asep menambahkan, BSM 10 setiap bulannya mampu mengumpulkan sampah murni nonorganik (plastik) sebesar dua ton. “Sampah sebanyak itu ada hitungan bisnisnya, dan dijadikan tabungan anggota. Bahkan, ada anggota yang mengambil uangnya setahun sekali. Ada juga yang untuk tabungan umroh di BSM 10,” ujar Asep. Dengan pesatnya pertumbuhan BSM 10 tersebut, Asep mengatakan bahwa dana anggota sebaiknya diputar untuk membantu permodalan para pedagang termasuk pedang warung-warung mie instan dan kopi yang ada di sekitar Pela Mampang. “Jadi, tidak ada dana mengendap di BSM 10, diputar ke permodalan pedagang kecil, agar dana nasabah BSM 10 pun ikut meningkat,” ujar Asep. Sebetulnya, lanjut Asep, meski pendirian Bank Sampah memiliki keuntungan secara ekonomi, namun ada filosofi sosial yang juga bisa diraih. Yaitu, menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, dan terbebas dari timbunan sampah yang bisa menjadi sumber penyakit. “Tugas kita adalah mengurangi timbunan sampah dan juga bisa memperoleh penghasilan bagi warga, khususnya nasabah atau anggota BSM 10,” jelas Asep. Bagi Asep, dengan filosofi mengubah sampah menjadi berkah, sama artinya dengan kita peduli dengan sampah hingga bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. “Sisi lain, kita juga membantu program pemerintah dalam rangka menanggulangi sampah,” ucap Asep. Untuk masalah kampanye sampah di tengah masyarakat, Asep berkolaborasi dengan Kedai Daur Ulang milik Nursalam yang ada di Pela Mampang. “Kami sosialisasi ke sekolah-sekolah mengenai pengolahan sampah. Karena, masalah sampah ini sebaiknya dikenalkan di jenjang pendidikan formal sejak usia dini, agar peduli terhadap sampah. Bahkan, BSM 10 memiliki jadwal rutin setiap hari Rabu khusus menampung sampah plastik dari para pelajar,” ujar jelas Asep. Untuk itu, Asep berharap, seluruh pihak terus memberikan dukungan. “Jangan hanya bila ada lomba Adipura saja bank sampah baru digalakkan. Seharusnya bank sampah dibina terus-menerus. Karena, kami adalah ujung tombak masalah kebersihan, termasuk masalah sampah,” pungkas Asep. 23SEPTEMBER 2019
  • 24. GALERI FOTO SEPTEMBER 2019 Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga memberikan Pembekalan Kewirausahaan kepada Mahasiswa pada acara Sinergi Program Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan IKIP PGRI Bali, seusai menandatangani nota kesepahaman bersama dengan Rektor IKIP PGRI Bali I Made Suarta terkait Pengembangan Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa. Sabtu (21/9/2019). Menteri Koperasi dan UKM Puspyoga melakukan pemu- taran kunci menandai Peluncuran Perdana Ekspor Kopi Ke Korea dalam acara Smesco Rembug Kopi Nusantara di Gedung Smesco Indonesia. Jakarta, Jum’at(20/09/2019). Turut mendampingi Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan dan Direktur Utama LLP-KUKM Emilia Suhaimi. Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga meninjau perajin emas seusai melounching Koperasi Perajin Emas Nusantara, di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/9/2018). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, pengasuh Ponpes Mukmin Mandiri Prof Dr KH Muhammad Zakki, dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak. 24