SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 1
C5 Neurofisiologi Dasar
Lecture Notes : Neurosains
Theme : Neurofisiologi Dasar
Oleh : dr. Nurhadi Ibrahim, Ph.D
A. Pendahuluan
Pembelajaran ini bermanfaat untuk mengetahui mekanisme
bagaimana sistem saraf ini bekerja. Intinya, perilaku atau kegiatan
dari seseorang manusia yang disadari maupun tidak disadari
adalah respon dari suatu stimulus. Sebagai seorang dokter, kita
harus mendeteksi defek pada sistem saraf.
B. Fungsi Sistem Saraf
Fungsi sistem saraf dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini,
antara lain :
1. Sistem saraf merupakan sistem yang kompleks di mana sistem
ini akan membuat organisme bisa berkomunikasi dengan
lingkungannya
2. Aspek fungsional dari sistem saraf adalah transmisi impuls saraf,
kontrol motorik, refleks, persepsi, emosi, dan homeostasis
3. Sistem kompleks ini disusun oleh komponen sensorik, integrasi,
dan komponen motorik atau organ target
4. Komponen sensorik akan mendeteksi perubahan stimulus
lingkungan internal atau eksternal
5. Komponen integrasi dari sistem saraf akan menerima,
menyimpan, dan memproses informasi dari lingkungan
eksternal maupun internal
C. Organisasi Sistem Saraf
Gambar 5.1 Organisasi Sistem Saraf 1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 2
C5 Neurofisiologi Dasar
D. Neuron
Neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Neuron sendiri
akan disusun oleh struktur seperti badan sel dan prosesus (dendrit
dan akson). Fungsi utama dari neuron adalah untuk mekanisme
listrik yang dijalankan untuk menyampaikan impuls. Neuron ini akan
disokong oleh neuroglia. Untuk lebih jelasnya silakan membaca dari
lecture notes C1 : histologi sistem saraf.
Di neuron ini akan terdapat akson yang juga memiliki suatu
struktur yang disebut axon initial segment di mana tersebar banyak
kanal ion. Berikut struktur dari axon initial segment :
Gambar 5.2 Macam-Macam Struktur pada Axon Initial Segment 2
Gambar 5.3 Hantaran Meloncat antar Nodus Ranvier1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 3
C5 Neurofisiologi Dasar
Antar segmen akson yang bermielin akan terdapat struktur
yang disebut nodus Ranvier di mana nodus Ranvier ini tidak
memiliki mielin. Karena mielin merupakan insulator listrik, maka
hanya di bagian nodus Ranvier inilah dapat terjadi aliran listrik. Pada
nodus Ranvier sangat terkonsenterasi kanal berpintu listrik ion Na+
maupun ion K+
.
Karena jarak antar nodus ini dekat, menyebabkan arus bisa
mengalir di antara nodus aktif dan nodus inaktif di sebelahnya.
Intinya impuls akan meloncat dari satu nodus Ranvier ke nodus
Ranvier berikutnya.
Diketahui bahwa di dalam neuron pun terjadi metabolisme dan
sintesis. Badan sel akan membentuk atau mensintesis energi dan
kemudian akan ditranspor dengan mekanisme transpor aksonal.
Transpor aksonal ini dapat dibagi dua kelompok, antara lain :
 Dengan vesikel
- Anterograd (dari badan sel menuju terminal akson)
- Retrograd (dari akson menuju badan sel)
 Dengan depolarisasi listrik
Berikut mekanismenya secara detil :
E. Potensial Aksi
Sebelum membahas potensial aksi, harus membahas beberapa hal
penting yang tidak boleh dilupakan mengenai neurofisiologi,
antara lain :
1. Konsenterasi Ion dan Potensial Membran
Dapat diketahui bahwa di luar sel tepatnya cairan ekstrasel
akan tinggi kandungan ion Na+
, Cl-
, dan Ca2+
, sementara jika di
cairan intrasel akan tinggi kandungan ion K+
. Jika terjadi
Gambar 5.4 Transpor Aksonal 2
Gambar 5.5 Konsenterasi Ion 1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 4
C5 Neurofisiologi Dasar
depolariasi atau penurunan potensial (menuju positif) akan
terjadi pensinyalan listrik. Untuk mengatur permeabilitasnya ada
kanal ion sehingga dapat terjadi homeostasis.
2. Potensial Berjenjang
Merupakan perubahan potensial membran yang tidak
melewati potensial ambang dan sifatnya jika semakin kuat
pemicu akan semakin kuat potensial berjenjang yang dihasilkan.
Sifat dari potensial berjenjang adalah decremental (menurun
stimulusnya semakin jauh jaraknya).
3. Potensial Aksi
Kondisi perubahan potensial membran sehingga melewati
potensial ambang. Jalur potensial aksi adalah dengan transpor
ion Na+
-K+
. Potensial aksi bersifat non-decremental. Hal ini
terjadi di neuron (saraf) yang dipengaruhi oleh :
1) Semakin besar diameter dari neuron semakin cepat
potensial aksi
2) Jika terdapat selubung myelin, potensial aksi akan meloncat
dari satu nodus renvier ke nodus renvier lain (lebih cepat)
Berikut proses potensial aksi :
1) Diawali dengan potensial istirahat -70 mV
2) Kemudian karena kanal ion K+
bocor, ion K+
keluar sel
perlahan-lahan
3) Akibatnya memicu membukanya kanal ion Na+
dan
menutupnya kanal ion K+
4) Selanjutnya influks Na+
ke dalam sel mengakibatkan
depolarisasi potensial membran
5) Depolarisasi berhenti sampai di angkat +30 mV
6) Nilai ini disebut potensial puncak
Gambar 5.6 Mekanisme Potensial Berjenjang 1
Integrasi dan Inisiasi Potensial
Aksi
1. EPSP
Menyebabkan depolarisasi
dan penurunan potensial
ambang (threshold).
2. IPSP
Menyebabkan hiperpolarisasi
dan meningkatkan potensial
ambang (threshold).
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 5
C5 Neurofisiologi Dasar
7) Selanjutnya, kanal ion Na+
tertutup diikuti membukanya
kanal ion K+
8) Kemudian, K+
keluar sel mengakibatkan repolarisasi ke
potensial istirahat
9) Perpindahan K+
keluar sel lebih lanjut mengakibatkan
hiperpolariasi melebihi potensial istirahat
10) Karena itu, kanal ion K+
tertutup dan membran kembali
istirahat
Selain itu, kita juga harus melihat dari kecepatan konduksi
impuls saraf menuju organ target. Kecepatan konduksi impuls saraf
ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, antara lain :
 Semakin besar diameter neuron maka semakin cepat
 Semakin termielinisasi akson maka semakin cepat
 Jumlah zat-zat kimia yang dapat menutup kanal
 Konsenterasi dari ion pada cairan ekstrasel
F. Sinaps
Merupakan celah penghubung antara neuron ke neuron
maupun neuron ke organ efektor seperti otot dan kelenjar. Di sinaps
ini dapat terjadi komunikasi jalur elektrokimia. Pada sinaps akan ada
beberapa komponen yaitu membran prasinaps (berisi vesikel yang
mengandung neurotransmiter), celah sinaps, dan membran
postsinaps (mengandung reseptor neurotransmiter dan protein
Gambar 5.7 Mekanisme Potensial Aksi1
Berikut tiga kelas kanal ion
dalam pensinyalan listrik di sel
saraf :
1. Kanal Istirahat
Menginisiasi terjadinya
potensial istirahat.
2. Kanal Bergerbang Listrik
Berperan dalam
pengadaan potensial aksi.
3. Kanal Bergerbang Ligan
Kanal yang terbuka akibat
respon terhadap
neurotransmitter untuk
menginisasi potensial
sinaptik.
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 6
C5 Neurofisiologi Dasar
lain). Berdasarkan jalur pensinyalannya, sinaps akan dibedakan
menjadi dua macam, antara lain :
1. Sinaps Kimia
Komponen dari sinaps kimia antara lain :
 Membran presinaps
Mensintesis neurotransmitter dan melepaskan
neurotransmiter dengan suatu mekanisme.
 Celah sinaps
Celah diantara membran presinaps dan membran
postsinaps.
 Membran postsinaps
Memiliki reseptor neurotransmitter.
Berikut mekanisme sinaps kimia :
Neurotransmitter ini akan dilepaskan dengan cara
eksositosis vesikel jika ada Ca2+
yang masuk ke dalam membran
prasinaps. Kemudian, neurotransmiter tadi akan berikatan ke
reseptor yang ada di membran postsinaps. Penempelan itu
akan menyebabkan terbukanya kanal ion Na+
dan K+
sehingga
tercetus potensial aksi kembali.
Neurotransmitter yang akan meneruskan impuls ini juga
tidak baik bila selalu ada dan terus membuat tubuh melakukan
respon terhadap sesuatu yang mungkin telah selesai. Maka dari
itu perlu ada penghilangan neurotransmiter dengan
menggunakan enzim. Contohnya asetilkolin, jika ingin
Gambar 5.8 Mekanisme Pelepasan Neurotransmitter 2
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 7
C5 Neurofisiologi Dasar
menghilangkan asetilkolin, asetilkolin harus didegradasi
menggunakan enzim yang disebut asetilkolin esterase.
Kemudian, sinaps kimia ini dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu sinaps eksitatori dan sinaps inhibitori.
Perbedaannya hanya sinapsi eksitatori akan menurunkan
potensial membran (depolarisasi) sementara sinaps inhibitori
meningkatkan potensial membran (repolarisasi).
2. Sinaps Listrik (Gap Junction)
Sinaps ini akan melakukan konduksi sangat cepat. Terdapat di
otot jantung.
Sinaps awalnya berbentuk monosinaps namun akan menjadi
polisinaps akibat plastisitas sinaps. Sifat dari plastisitas sinaps ini
tidak permanen dan berhubungan dengan memori. Berbeda
dengan sinpstogenesis yang bersifat permanen. Berikut macam-
macam sinaps berdasarkan inhibitorik atau eksitatorik :
1. Sinaps Inhibitorik
Sinaps ini memodulasi penekanan sinyal dari suatu neuron ke
neuron lain. Ada dua macam cara penghambatan dari sinaps
inhibitorik yaitu dengan menghambat pada bagian terminal
akson dan menghambat di bagian perikarion (badan sel). Jika
terjadi penghambatan di perikarion semua sinyal akan
terhambat namun jika di terminal akson, masih dapat
menyalurkan sinyal lewat sinaps lain.
2. Sinaps Eksitatorik (Sumasi Potensial Berjenjang)
Intinya sumasi potensial berjenjang merupakan proses
penjumlahan (gabungan) pengiriman sinyal dari beberapa
sinyal yang dikirimkan oleh sel berbeda yang akan diterima oleh
satu neuron. Sumasi juga dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, antara lain :
 Sumasi Spasial
Dalam sumasi spasial, berbagai terminal akson akan
menerima sinyal yang terdapat pada membran post sinaps
lalu dijumlahkan dna dikirimkan dalam satu kesatuan.
 Sumasi Temporal
Dalam sumasi temporal, sinyal dari suatu terminal akson
datang terus menerus dalam waktu tertentu.
Gambar 5.9
Sinaps Inhibitorik dan Eksitatorik1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 8
C5 Neurofisiologi Dasar
Sinaps juga dapat dibedakan berdasarkan arah integrasi
sinyalnya, antara lain :
 Jalur Divergen
Satu neuron presinaps akan memberikan efek ke banyak
neuron post-sinaps.
 Jalur Konvergen
Banyak neuron presinaps akan memberikan efek ke neuron
postsinaps yang sedikit.
Gambar 5.10 Sumasi Spasial dan Sumasi Temporal1
Gambar 5.11 Jalur Konverven dan Divergen1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 9
C5 Neurofisiologi Dasar
G. Neurokrin
Neurokrin ini akan disusun oleh tiga macam yaitu neurotransmitter,
neuromodulator, dan neurohormon. Berikut penjelasan berbagai
macam hal-hal tersebut :
a) Asetilkolin
Merupakan neurotransmiter yang umum dalam
pensinyalan saraf kepada otot. Lokasi keberadaan dari
asetilkolin antara lain di tiap ujung autonom preganglion,
seluruh saraf parasimpatik, ujung otot vasodilatator,
persimpangan miorenal, dan lain-lain.
Asetilkolin ini dapat dikenali oleh berbagai macam reseptor,
antara lain :
o Nicotinic receptor
o M1 receptor
o M2 receptor (otot jantung)
o M3 receptor
o M4 receptor (kelenjar)
o M5 receptor
b) Amina
Macam-macam neurotransmiternya antara lain dopamin,
norepinefrin, epinefrin, serotonin, dan histamin.
c) Asam Amino
o Eksitatorik
Macam-macam neurotransmiter yang dibentuk dari asam
amino dan bersifat eksitatorik adalah glutamat dan aspartat.
Glutamat sangat penting dalam proses pengubahan
potensial jangka pendek menjadi potensial jangka panjang.
Glutamat akan berada di korteks cerebral dan batang otak,
sementara aspartat akan berada di korteks cerebral bagian
visualisasi. Berikut mekanismenya perubahan potensial
jangka pendek menjadi potensial jangka panjang yang
diperankan oleh glutamat :
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 10
C5 Neurofisiologi Dasar
o Inhibitorik
Macam-macam neurotransmiter yang dibentuk dari asam
amino dan bersifat inhibitorik adalah glisin dan gamma-
aminobutyrate (GABA).
d) Polipeptida
Macam-macam neurotransmiter polipeptida adalah vasopresin
dan oksitosin yang dikeluarkan dari hipofisis posterior namun
diproduksi oleh hipotalamus
e) Purin
Macam-macam neurotransmiter purin adalah adenosin dan
adenosin triposphat (ATP).
f) Gas
Macam-macam gas yang menjadi neurotransmiter adalah
Gambar 5.12 Mekanisme Glutamat1
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 11
C5 Neurofisiologi Dasar
gas Nitrat Oksida (NO) dan gas karbon monoksida (CO). Gas
NO ini dapat mengakibatkan relaksasi pada dinding pembuluh
darah di penis sehingga terjadi ereksi.
g) Lipid
Contoh dari neurotransmitter lipid adalah anandamide.
H. Refleks
Refleks ini merupakan gerakan tanpa sadar yang dihasilkan dari
suatu stimulus yang spesifik. Terjadi melalui monosinaps maupun
polisinaps, di mana jika terjadi pada monosinaps akan terdapat
sebuah sinaps tunggal antara aferen dan eferen. Kemudian jika
melalui polisinaps akan terdapat dua atau lebih sinaps yang
berhubungan antara aferen dan eferen.
Dalam refleks ada istilah associative learning conditioned reflex
di mana terjadi respon refleks ke suatu stimulus yang pada awalnya
tidak menimbulkan respon. Respon ini terjadi akibat mengulang
pasangan respon yaitu respon normal stimulus dengan respon
normal lainnya.
Kemudian ada juga istilah operant conditioning di mana terjadi
pengkondisian makhluk hidup untuk melakukan suatu hal (misalnya
bekerja) akan mendapat penghargaan dan menghindari hukuman.
I. Pengaturan Memori dan Pembelajaran
Dalam hal ini ada dua macam jenis memori yaitu memori
eksplisit dan memori implisit. Berikut penjelasan lebih detil :
 Memori Eksplisit
Gambar 5.13 Jalur Refleks Monosinaps dan Polisinaps2
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 12
C5 Neurofisiologi Dasar
Memori ini diasosiasikan dengan kesadaran di mana memori ini
akan bergantung pada hippocampus serta beberapa struktur
medial di lobus temporal.
 Memori Implisit
Memori ini merupakan memori yang tidak sadar (refleks) dan
tidak terjadi pada hippocampus melainkan karena kemampuan
maupun kebiasaan.
Selain itu, ada juga long-term memory dan short-term memory
di mana long-term memory merupakan hasil pengubahan short-term
memory dengan aktivitas gen di mana terjadi kontrol sintesis protein
yang dibutuhkan untuk membentuk sinaps baru.
Dalam proses pembelajaran pasti akan ada mekanisme berpikir.
Ada empat faktor yang memengaruhi proses berpikir, antara lain :
1. Inout sensoris spesial
2. Input Spesifik dan non-spesifik
3. Output spesifik dan non-spesifik
4. Memory trace
Selama berpikir ini manusia membutuhkan bahasa agar dapat mengerti
apa yang dibaca dan dikatakan orang lain, maka di otak manusia
terdapat bagian-bagian yang telah terspesialisasi dalam pengaturan
bahasa, antara lain :
1. Area Broca
Merupakan daerah untuk area bicara motorik di mana menjadi
tempat kontrol otot untuk artikulasi.
Gambar 5.14 Pembentukan Long-term Memory 2
IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 13
C5 Neurofisiologi Dasar
2. Area Wernicke
Merupakan daerah untuk area bicara senosrik di mana menjadi
tempat pemahaman dan pengertian bahasa.
3. Fasiculus Arcuatus
Merupakan serabut asosiasi yang menghubungkan antara area
Broca dan area Wernicke.
4. Gyrus Angular
Merupakan pusat integrasi informasi dari auditori, visual, dan
somatestetik.
Daftar Acuan
1. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Pacific
Grove, Calif.: Brooks/Cole; 2013.
2. Ibrahim N. Basic neurophysiology. Lecture presented at; 2016;
Depok.

More Related Content

What's hot

Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungGunk Arie'sti
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAmalia Senja
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok fikri asyura
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis selTahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis selpjj_kemenkes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Presentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomPresentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomLia Oktaviani
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)basil_miaw
 

What's hot (20)

Makalah sistem urinaria
Makalah sistem urinariaMakalah sistem urinaria
Makalah sistem urinaria
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi Muskuloskeletal
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis selTahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Presentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomPresentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf Otonom
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
 

Viewers also liked

Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetes
Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetesHubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetes
Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetesKartika Wardani
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitteratika rizki
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafCatatan Medis
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiCatatan Medis
 
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Teuku Sultan
 

Viewers also liked (6)

Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetes
Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetesHubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetes
Hubungan viskositas plasma dengan ldl kolesterol pada penderita diabetes
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
 
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
 

Similar to C5 Neurofisiologi Dasar

Similar to C5 Neurofisiologi Dasar (20)

Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Sistem koordinasi atau Saraf pada manusia
Sistem koordinasi atau Saraf pada manusiaSistem koordinasi atau Saraf pada manusia
Sistem koordinasi atau Saraf pada manusia
 
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination system
 
Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 
Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Coordination (part 1)
Coordination (part 1)
 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination book
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Coordination book (part 1)
Coordination book  (part 1)Coordination book  (part 1)
Coordination book (part 1)
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem sarafKelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
 

More from Catatan Medis

Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarCatatan Medis
 
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik AwalLecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik AwalCatatan Medis
 
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf PusatC7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf PusatCatatan Medis
 
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem SarafC10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem SarafCatatan Medis
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1Catatan Medis
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiCatatan Medis
 
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafC2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafCatatan Medis
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunCatatan Medis
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatCatatan Medis
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalCatatan Medis
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasCatatan Medis
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifCatatan Medis
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerCatatan Medis
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of ImmunologyCatatan Medis
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarCatatan Medis
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenCatatan Medis
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)Catatan Medis
 
C19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan PolimorfismeC19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan PolimorfismeCatatan Medis
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatCatatan Medis
 

More from Catatan Medis (20)

Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
 
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik AwalLecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
 
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf PusatC7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
 
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem SarafC10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik Farmakologi
 
C4 Biolistrik
C4 BiolistrikC4 Biolistrik
C4 Biolistrik
 
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafC2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 Hipersensitivitas
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi Gen
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
C19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan PolimorfismeC19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan Polimorfisme
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja Obat
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

C5 Neurofisiologi Dasar

  • 1.
  • 2. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 1 C5 Neurofisiologi Dasar Lecture Notes : Neurosains Theme : Neurofisiologi Dasar Oleh : dr. Nurhadi Ibrahim, Ph.D A. Pendahuluan Pembelajaran ini bermanfaat untuk mengetahui mekanisme bagaimana sistem saraf ini bekerja. Intinya, perilaku atau kegiatan dari seseorang manusia yang disadari maupun tidak disadari adalah respon dari suatu stimulus. Sebagai seorang dokter, kita harus mendeteksi defek pada sistem saraf. B. Fungsi Sistem Saraf Fungsi sistem saraf dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini, antara lain : 1. Sistem saraf merupakan sistem yang kompleks di mana sistem ini akan membuat organisme bisa berkomunikasi dengan lingkungannya 2. Aspek fungsional dari sistem saraf adalah transmisi impuls saraf, kontrol motorik, refleks, persepsi, emosi, dan homeostasis 3. Sistem kompleks ini disusun oleh komponen sensorik, integrasi, dan komponen motorik atau organ target 4. Komponen sensorik akan mendeteksi perubahan stimulus lingkungan internal atau eksternal 5. Komponen integrasi dari sistem saraf akan menerima, menyimpan, dan memproses informasi dari lingkungan eksternal maupun internal C. Organisasi Sistem Saraf Gambar 5.1 Organisasi Sistem Saraf 1
  • 3. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 2 C5 Neurofisiologi Dasar D. Neuron Neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Neuron sendiri akan disusun oleh struktur seperti badan sel dan prosesus (dendrit dan akson). Fungsi utama dari neuron adalah untuk mekanisme listrik yang dijalankan untuk menyampaikan impuls. Neuron ini akan disokong oleh neuroglia. Untuk lebih jelasnya silakan membaca dari lecture notes C1 : histologi sistem saraf. Di neuron ini akan terdapat akson yang juga memiliki suatu struktur yang disebut axon initial segment di mana tersebar banyak kanal ion. Berikut struktur dari axon initial segment : Gambar 5.2 Macam-Macam Struktur pada Axon Initial Segment 2 Gambar 5.3 Hantaran Meloncat antar Nodus Ranvier1
  • 4. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 3 C5 Neurofisiologi Dasar Antar segmen akson yang bermielin akan terdapat struktur yang disebut nodus Ranvier di mana nodus Ranvier ini tidak memiliki mielin. Karena mielin merupakan insulator listrik, maka hanya di bagian nodus Ranvier inilah dapat terjadi aliran listrik. Pada nodus Ranvier sangat terkonsenterasi kanal berpintu listrik ion Na+ maupun ion K+ . Karena jarak antar nodus ini dekat, menyebabkan arus bisa mengalir di antara nodus aktif dan nodus inaktif di sebelahnya. Intinya impuls akan meloncat dari satu nodus Ranvier ke nodus Ranvier berikutnya. Diketahui bahwa di dalam neuron pun terjadi metabolisme dan sintesis. Badan sel akan membentuk atau mensintesis energi dan kemudian akan ditranspor dengan mekanisme transpor aksonal. Transpor aksonal ini dapat dibagi dua kelompok, antara lain :  Dengan vesikel - Anterograd (dari badan sel menuju terminal akson) - Retrograd (dari akson menuju badan sel)  Dengan depolarisasi listrik Berikut mekanismenya secara detil : E. Potensial Aksi Sebelum membahas potensial aksi, harus membahas beberapa hal penting yang tidak boleh dilupakan mengenai neurofisiologi, antara lain : 1. Konsenterasi Ion dan Potensial Membran Dapat diketahui bahwa di luar sel tepatnya cairan ekstrasel akan tinggi kandungan ion Na+ , Cl- , dan Ca2+ , sementara jika di cairan intrasel akan tinggi kandungan ion K+ . Jika terjadi Gambar 5.4 Transpor Aksonal 2 Gambar 5.5 Konsenterasi Ion 1
  • 5. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 4 C5 Neurofisiologi Dasar depolariasi atau penurunan potensial (menuju positif) akan terjadi pensinyalan listrik. Untuk mengatur permeabilitasnya ada kanal ion sehingga dapat terjadi homeostasis. 2. Potensial Berjenjang Merupakan perubahan potensial membran yang tidak melewati potensial ambang dan sifatnya jika semakin kuat pemicu akan semakin kuat potensial berjenjang yang dihasilkan. Sifat dari potensial berjenjang adalah decremental (menurun stimulusnya semakin jauh jaraknya). 3. Potensial Aksi Kondisi perubahan potensial membran sehingga melewati potensial ambang. Jalur potensial aksi adalah dengan transpor ion Na+ -K+ . Potensial aksi bersifat non-decremental. Hal ini terjadi di neuron (saraf) yang dipengaruhi oleh : 1) Semakin besar diameter dari neuron semakin cepat potensial aksi 2) Jika terdapat selubung myelin, potensial aksi akan meloncat dari satu nodus renvier ke nodus renvier lain (lebih cepat) Berikut proses potensial aksi : 1) Diawali dengan potensial istirahat -70 mV 2) Kemudian karena kanal ion K+ bocor, ion K+ keluar sel perlahan-lahan 3) Akibatnya memicu membukanya kanal ion Na+ dan menutupnya kanal ion K+ 4) Selanjutnya influks Na+ ke dalam sel mengakibatkan depolarisasi potensial membran 5) Depolarisasi berhenti sampai di angkat +30 mV 6) Nilai ini disebut potensial puncak Gambar 5.6 Mekanisme Potensial Berjenjang 1 Integrasi dan Inisiasi Potensial Aksi 1. EPSP Menyebabkan depolarisasi dan penurunan potensial ambang (threshold). 2. IPSP Menyebabkan hiperpolarisasi dan meningkatkan potensial ambang (threshold).
  • 6. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 5 C5 Neurofisiologi Dasar 7) Selanjutnya, kanal ion Na+ tertutup diikuti membukanya kanal ion K+ 8) Kemudian, K+ keluar sel mengakibatkan repolarisasi ke potensial istirahat 9) Perpindahan K+ keluar sel lebih lanjut mengakibatkan hiperpolariasi melebihi potensial istirahat 10) Karena itu, kanal ion K+ tertutup dan membran kembali istirahat Selain itu, kita juga harus melihat dari kecepatan konduksi impuls saraf menuju organ target. Kecepatan konduksi impuls saraf ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, antara lain :  Semakin besar diameter neuron maka semakin cepat  Semakin termielinisasi akson maka semakin cepat  Jumlah zat-zat kimia yang dapat menutup kanal  Konsenterasi dari ion pada cairan ekstrasel F. Sinaps Merupakan celah penghubung antara neuron ke neuron maupun neuron ke organ efektor seperti otot dan kelenjar. Di sinaps ini dapat terjadi komunikasi jalur elektrokimia. Pada sinaps akan ada beberapa komponen yaitu membran prasinaps (berisi vesikel yang mengandung neurotransmiter), celah sinaps, dan membran postsinaps (mengandung reseptor neurotransmiter dan protein Gambar 5.7 Mekanisme Potensial Aksi1 Berikut tiga kelas kanal ion dalam pensinyalan listrik di sel saraf : 1. Kanal Istirahat Menginisiasi terjadinya potensial istirahat. 2. Kanal Bergerbang Listrik Berperan dalam pengadaan potensial aksi. 3. Kanal Bergerbang Ligan Kanal yang terbuka akibat respon terhadap neurotransmitter untuk menginisasi potensial sinaptik.
  • 7. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 6 C5 Neurofisiologi Dasar lain). Berdasarkan jalur pensinyalannya, sinaps akan dibedakan menjadi dua macam, antara lain : 1. Sinaps Kimia Komponen dari sinaps kimia antara lain :  Membran presinaps Mensintesis neurotransmitter dan melepaskan neurotransmiter dengan suatu mekanisme.  Celah sinaps Celah diantara membran presinaps dan membran postsinaps.  Membran postsinaps Memiliki reseptor neurotransmitter. Berikut mekanisme sinaps kimia : Neurotransmitter ini akan dilepaskan dengan cara eksositosis vesikel jika ada Ca2+ yang masuk ke dalam membran prasinaps. Kemudian, neurotransmiter tadi akan berikatan ke reseptor yang ada di membran postsinaps. Penempelan itu akan menyebabkan terbukanya kanal ion Na+ dan K+ sehingga tercetus potensial aksi kembali. Neurotransmitter yang akan meneruskan impuls ini juga tidak baik bila selalu ada dan terus membuat tubuh melakukan respon terhadap sesuatu yang mungkin telah selesai. Maka dari itu perlu ada penghilangan neurotransmiter dengan menggunakan enzim. Contohnya asetilkolin, jika ingin Gambar 5.8 Mekanisme Pelepasan Neurotransmitter 2
  • 8. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 7 C5 Neurofisiologi Dasar menghilangkan asetilkolin, asetilkolin harus didegradasi menggunakan enzim yang disebut asetilkolin esterase. Kemudian, sinaps kimia ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sinaps eksitatori dan sinaps inhibitori. Perbedaannya hanya sinapsi eksitatori akan menurunkan potensial membran (depolarisasi) sementara sinaps inhibitori meningkatkan potensial membran (repolarisasi). 2. Sinaps Listrik (Gap Junction) Sinaps ini akan melakukan konduksi sangat cepat. Terdapat di otot jantung. Sinaps awalnya berbentuk monosinaps namun akan menjadi polisinaps akibat plastisitas sinaps. Sifat dari plastisitas sinaps ini tidak permanen dan berhubungan dengan memori. Berbeda dengan sinpstogenesis yang bersifat permanen. Berikut macam- macam sinaps berdasarkan inhibitorik atau eksitatorik : 1. Sinaps Inhibitorik Sinaps ini memodulasi penekanan sinyal dari suatu neuron ke neuron lain. Ada dua macam cara penghambatan dari sinaps inhibitorik yaitu dengan menghambat pada bagian terminal akson dan menghambat di bagian perikarion (badan sel). Jika terjadi penghambatan di perikarion semua sinyal akan terhambat namun jika di terminal akson, masih dapat menyalurkan sinyal lewat sinaps lain. 2. Sinaps Eksitatorik (Sumasi Potensial Berjenjang) Intinya sumasi potensial berjenjang merupakan proses penjumlahan (gabungan) pengiriman sinyal dari beberapa sinyal yang dikirimkan oleh sel berbeda yang akan diterima oleh satu neuron. Sumasi juga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, antara lain :  Sumasi Spasial Dalam sumasi spasial, berbagai terminal akson akan menerima sinyal yang terdapat pada membran post sinaps lalu dijumlahkan dna dikirimkan dalam satu kesatuan.  Sumasi Temporal Dalam sumasi temporal, sinyal dari suatu terminal akson datang terus menerus dalam waktu tertentu. Gambar 5.9 Sinaps Inhibitorik dan Eksitatorik1
  • 9. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 8 C5 Neurofisiologi Dasar Sinaps juga dapat dibedakan berdasarkan arah integrasi sinyalnya, antara lain :  Jalur Divergen Satu neuron presinaps akan memberikan efek ke banyak neuron post-sinaps.  Jalur Konvergen Banyak neuron presinaps akan memberikan efek ke neuron postsinaps yang sedikit. Gambar 5.10 Sumasi Spasial dan Sumasi Temporal1 Gambar 5.11 Jalur Konverven dan Divergen1
  • 10. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 9 C5 Neurofisiologi Dasar G. Neurokrin Neurokrin ini akan disusun oleh tiga macam yaitu neurotransmitter, neuromodulator, dan neurohormon. Berikut penjelasan berbagai macam hal-hal tersebut : a) Asetilkolin Merupakan neurotransmiter yang umum dalam pensinyalan saraf kepada otot. Lokasi keberadaan dari asetilkolin antara lain di tiap ujung autonom preganglion, seluruh saraf parasimpatik, ujung otot vasodilatator, persimpangan miorenal, dan lain-lain. Asetilkolin ini dapat dikenali oleh berbagai macam reseptor, antara lain : o Nicotinic receptor o M1 receptor o M2 receptor (otot jantung) o M3 receptor o M4 receptor (kelenjar) o M5 receptor b) Amina Macam-macam neurotransmiternya antara lain dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, dan histamin. c) Asam Amino o Eksitatorik Macam-macam neurotransmiter yang dibentuk dari asam amino dan bersifat eksitatorik adalah glutamat dan aspartat. Glutamat sangat penting dalam proses pengubahan potensial jangka pendek menjadi potensial jangka panjang. Glutamat akan berada di korteks cerebral dan batang otak, sementara aspartat akan berada di korteks cerebral bagian visualisasi. Berikut mekanismenya perubahan potensial jangka pendek menjadi potensial jangka panjang yang diperankan oleh glutamat :
  • 11. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 10 C5 Neurofisiologi Dasar o Inhibitorik Macam-macam neurotransmiter yang dibentuk dari asam amino dan bersifat inhibitorik adalah glisin dan gamma- aminobutyrate (GABA). d) Polipeptida Macam-macam neurotransmiter polipeptida adalah vasopresin dan oksitosin yang dikeluarkan dari hipofisis posterior namun diproduksi oleh hipotalamus e) Purin Macam-macam neurotransmiter purin adalah adenosin dan adenosin triposphat (ATP). f) Gas Macam-macam gas yang menjadi neurotransmiter adalah Gambar 5.12 Mekanisme Glutamat1
  • 12. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 11 C5 Neurofisiologi Dasar gas Nitrat Oksida (NO) dan gas karbon monoksida (CO). Gas NO ini dapat mengakibatkan relaksasi pada dinding pembuluh darah di penis sehingga terjadi ereksi. g) Lipid Contoh dari neurotransmitter lipid adalah anandamide. H. Refleks Refleks ini merupakan gerakan tanpa sadar yang dihasilkan dari suatu stimulus yang spesifik. Terjadi melalui monosinaps maupun polisinaps, di mana jika terjadi pada monosinaps akan terdapat sebuah sinaps tunggal antara aferen dan eferen. Kemudian jika melalui polisinaps akan terdapat dua atau lebih sinaps yang berhubungan antara aferen dan eferen. Dalam refleks ada istilah associative learning conditioned reflex di mana terjadi respon refleks ke suatu stimulus yang pada awalnya tidak menimbulkan respon. Respon ini terjadi akibat mengulang pasangan respon yaitu respon normal stimulus dengan respon normal lainnya. Kemudian ada juga istilah operant conditioning di mana terjadi pengkondisian makhluk hidup untuk melakukan suatu hal (misalnya bekerja) akan mendapat penghargaan dan menghindari hukuman. I. Pengaturan Memori dan Pembelajaran Dalam hal ini ada dua macam jenis memori yaitu memori eksplisit dan memori implisit. Berikut penjelasan lebih detil :  Memori Eksplisit Gambar 5.13 Jalur Refleks Monosinaps dan Polisinaps2
  • 13. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 12 C5 Neurofisiologi Dasar Memori ini diasosiasikan dengan kesadaran di mana memori ini akan bergantung pada hippocampus serta beberapa struktur medial di lobus temporal.  Memori Implisit Memori ini merupakan memori yang tidak sadar (refleks) dan tidak terjadi pada hippocampus melainkan karena kemampuan maupun kebiasaan. Selain itu, ada juga long-term memory dan short-term memory di mana long-term memory merupakan hasil pengubahan short-term memory dengan aktivitas gen di mana terjadi kontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk membentuk sinaps baru. Dalam proses pembelajaran pasti akan ada mekanisme berpikir. Ada empat faktor yang memengaruhi proses berpikir, antara lain : 1. Inout sensoris spesial 2. Input Spesifik dan non-spesifik 3. Output spesifik dan non-spesifik 4. Memory trace Selama berpikir ini manusia membutuhkan bahasa agar dapat mengerti apa yang dibaca dan dikatakan orang lain, maka di otak manusia terdapat bagian-bagian yang telah terspesialisasi dalam pengaturan bahasa, antara lain : 1. Area Broca Merupakan daerah untuk area bicara motorik di mana menjadi tempat kontrol otot untuk artikulasi. Gambar 5.14 Pembentukan Long-term Memory 2
  • 14. IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 13 C5 Neurofisiologi Dasar 2. Area Wernicke Merupakan daerah untuk area bicara senosrik di mana menjadi tempat pemahaman dan pengertian bahasa. 3. Fasiculus Arcuatus Merupakan serabut asosiasi yang menghubungkan antara area Broca dan area Wernicke. 4. Gyrus Angular Merupakan pusat integrasi informasi dari auditori, visual, dan somatestetik. Daftar Acuan 1. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Pacific Grove, Calif.: Brooks/Cole; 2013. 2. Ibrahim N. Basic neurophysiology. Lecture presented at; 2016; Depok.