SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Nama Anggota Kelompok :
1. Afni Nurvita Dewi (04)
2. Bagas Mahmudi (10)
3. Bangkit Tegar Waluyo (12)
4. M. Mustofa Hidayat
(23)
5. Nanda Pandya Dewanti (25)
XI MIPA 2 SMAN 1 KARANGANYAR
A MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam
sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
• Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui
oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik.
• Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf.
• Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan
dihantarkan oleh dendrit menuju ke badan sel saraf dan akson.
Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memliki bentuk yang sama,
tetapi respon terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena reseptor dan efektor nya berbeda-beda.
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial
membran, yaitu energi yang tersimpan untuk bekerja mengirim
impuls. Energi potensial membran tersebut dihasilkan oleh
perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan
ekstaseluler. Di dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+,
sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama
Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah. Energi
potensial membran tersebut dipertahankan dengan memompa K+
ke dalam sel dan Na+ ke luar sel, sehingga konsentrasi K+ di
dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap rendah.
Penghantaran Impuls dalam neuron terjadi secara
konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+ sebagai
• Tahap Istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan
impuls. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup. Keadaan di bagian
luar membran bermuatan positif (+), sedangkan di bagian
permukaan dalam membran bermuatan negatif (-).
• Tahap depolarisasi. Jika neuron diberi rangsangan, saluran
Na+ akan terbuka dan ion ini masuk ke dalam sel. Hal tersebut
menyebabkan perubahan listik (penurunan gradien listrik),
yaitu di bagian luar membran menjadi bermuatan negatif (-)
dan di bagian dalam membran menjadi bermuatan positif (+).
Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan
Na+ terbuka, sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal tersebut
menyebabkan keadaan di bagian dalam membran menjadi
lebih positif.
• Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif,
sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+ keluar dan
menyebabkan bagian dalam membran menjadi bermuatan
negatif. Jika saluran K+ tertutup relatif lambat dan
menyebabkan keadaan dalam membran menjadi bermuatan
lebih negatif, akan kembali ke tahap istirahat.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
• Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,
dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
• Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara
saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan
membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan
sinapsis saraf-saraf lainnya.
• Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada
umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa
ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan
oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
• Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi
kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls
melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas
ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas
refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar
dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung
berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut.
• B. SISTEM SARAF PUSAT (SSP)
Sistem saraf pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang
belakang (medula spinalis). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak,
sedangkan medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Pada otak maupun medula spinalis, terdapat lapisan pelindung dari
jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan,
yaitu sebagai berikut :
1. Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis,
mengandung banyak pembuluh darah, serta melekat pada otak
atau medula spinalis.
2. Araknoid adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembukuh
darah. Araknoid memiliki ruang subaraknoid yang berisi cairan
serebrospinalis, pembuluh darah, dan selaput jaringan
penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia
meter di bawahnya. Cairan serebrospinalis menyerupai plasma
darah dan cairan interstisial, tidak mengandung protein, berfungsi
sebagai bantalan, serta media pertukaran nutrien dan zat sisa
antara darah dengan otak maupun medula spinalis.
3. Dura meter adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas
dua lapisan. Pada dura meter terdapat ruang subdural yang
memisahkan dura meter dari araknoid. Lapisan yang terluar
melekat pada permukaan dalam kranium.
Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan
substansi putih.
1. Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan
bagian dalam medula spinalis. Substansi abu-abu mengandung
badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak bermielin, astrosit
protoplasma, oligodendrosit, mikroglia.
2. Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar
medula spinalis. Sebstansi putih didoaminasi oleh serabut
bermielin maupun tidak bermielin, mengandung oligodendrosit,
astrosit fibrosa, dan mikroglia.
Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls
Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls
Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls

More Related Content

What's hot

SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPADeybi Wasida
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAZona Bebas
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darahsicua050896
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaRian Maulana
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13MuhammadAmarRahman
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIIchinose Amanda
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAZona Bebas
 
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15kusnullatifah
 
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Daniel Marison
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf pjj_kemenkes
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Nida Chofiya
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoDiah Dwi Ammarwati
 
Sistem saraf pusat kelompok 1 - xi-miia 2
Sistem saraf pusat   kelompok 1 - xi-miia 2Sistem saraf pusat   kelompok 1 - xi-miia 2
Sistem saraf pusat kelompok 1 - xi-miia 2ainiyah firda
 
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
SISTEM PENCERNAAN MAKANANSISTEM PENCERNAAN MAKANAN
SISTEM PENCERNAAN MAKANANBetacarotene
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 

What's hot (20)

SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
 
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan DarahLaporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
 
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15
serat wedhatama pupuh pucung pada 11 - 15
 
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
Fasilitas umum
Fasilitas umumFasilitas umum
Fasilitas umum
 
Sistem saraf pusat kelompok 1 - xi-miia 2
Sistem saraf pusat   kelompok 1 - xi-miia 2Sistem saraf pusat   kelompok 1 - xi-miia 2
Sistem saraf pusat kelompok 1 - xi-miia 2
 
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
SISTEM PENCERNAAN MAKANANSISTEM PENCERNAAN MAKANAN
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Denyut nadi
Denyut nadiDenyut nadi
Denyut nadi
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 

Similar to Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls

Similar to Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls (20)

Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
 
Penghantaran impuls
Penghantaran impulsPenghantaran impuls
Penghantaran impuls
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination book
 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination system
 
Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1
 
Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Coordination (part 1)
Coordination (part 1)
 
C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi Dasar
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
PPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptPPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.ppt
 
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem sarafKelompok 2, struktur dan sistem saraf
Kelompok 2, struktur dan sistem saraf
 
fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptx
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 

More from Mustofa Hidayat

Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UIN
Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UINPendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UIN
Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UINMustofa Hidayat
 
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnya
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnyaSewa menyewa dalam islam seeta contohnya
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnyaMustofa Hidayat
 
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalRendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalMustofa Hidayat
 
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok 5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMA
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok  5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMAAncaman terhadap NKRI Tugas Kelompok  5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMA
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok 5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMAMustofa Hidayat
 
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di Sekolah
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di SekolahPembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di Sekolah
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di SekolahMustofa Hidayat
 
Cita- Cita dan Karir Seseorang
Cita- Cita dan Karir SeseorangCita- Cita dan Karir Seseorang
Cita- Cita dan Karir SeseorangMustofa Hidayat
 
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018Mustofa Hidayat
 
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalRendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalMustofa Hidayat
 
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesia
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesiaKeadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesia
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesiaMustofa Hidayat
 
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMA
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMAMewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMA
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMAMustofa Hidayat
 
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama Islam
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama IslamPerilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama Islam
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama IslamMustofa Hidayat
 
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )Mustofa Hidayat
 
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Mustofa Hidayat
 
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDK
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDKPresentasi tas we be dalam Pembelajaran PDK
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDKMustofa Hidayat
 
Presentasi pdk pebble art
Presentasi pdk pebble artPresentasi pdk pebble art
Presentasi pdk pebble artMustofa Hidayat
 
Presentasi hasil karya produk grafika
Presentasi hasil karya produk grafikaPresentasi hasil karya produk grafika
Presentasi hasil karya produk grafikaMustofa Hidayat
 
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRI
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRIMateri PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRI
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRIMustofa Hidayat
 

More from Mustofa Hidayat (20)

Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UIN
Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UINPendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UIN
Pendidikan karakter preman oleh sMahasiswa UIN
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnya
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnyaSewa menyewa dalam islam seeta contohnya
Sewa menyewa dalam islam seeta contohnya
 
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalRendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
 
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok 5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMA
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok  5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMAAncaman terhadap NKRI Tugas Kelompok  5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMA
Ancaman terhadap NKRI Tugas Kelompok 5. 1 Buku PPKN Kelas 11 sSMA
 
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di Sekolah
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di SekolahPembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di Sekolah
Pembiasaan Nilai-Nilai Budaya Islami di Sekolah
 
Ajaran Pokok Islam
Ajaran Pokok IslamAjaran Pokok Islam
Ajaran Pokok Islam
 
Cita- Cita dan Karir Seseorang
Cita- Cita dan Karir SeseorangCita- Cita dan Karir Seseorang
Cita- Cita dan Karir Seseorang
 
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018
Materi tentang Pacaran oleh PIK R SMANSAKA 2018
 
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasionalRendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
 
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesia
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesiaKeadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesia
Keadaan & situasi politik pada awal kemerdekaan indonesia
 
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMA
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMAMewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMA
Mewaspadai Ancaman terhadap NKRI PPKN Kelas XI SMA
 
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama Islam
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama IslamPerilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama Islam
Perilaku Bakti pada Orang Tua dalam Agama Islam
 
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )
Pertahanan dan keamanan awal merdeka 1945 ( LAHIRNYA TNI )
 
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sejarah...
 
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDK
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDKPresentasi tas we be dalam Pembelajaran PDK
Presentasi tas we be dalam Pembelajaran PDK
 
Presentasi pdk pebble art
Presentasi pdk pebble artPresentasi pdk pebble art
Presentasi pdk pebble art
 
Presentasi hasil karya produk grafika
Presentasi hasil karya produk grafikaPresentasi hasil karya produk grafika
Presentasi hasil karya produk grafika
 
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRI
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRIMateri PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRI
Materi PPKN Kelas XI SMA Bab Ancaman terhadap NKRI
 
sejarah indonesia
sejarah indonesiasejarah indonesia
sejarah indonesia
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Pengantar Impuls

  • 1. Nama Anggota Kelompok : 1. Afni Nurvita Dewi (04) 2. Bagas Mahmudi (10) 3. Bangkit Tegar Waluyo (12) 4. M. Mustofa Hidayat (23) 5. Nanda Pandya Dewanti (25) XI MIPA 2 SMAN 1 KARANGANYAR
  • 2. A MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS 1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. • Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. • Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. • Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
  • 3. Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrit menuju ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya. Seluruh impuls saraf yang diterima memliki bentuk yang sama, tetapi respon terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan efektor nya berbeda-beda. Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran, yaitu energi yang tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energi potensial membran tersebut dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan ekstaseluler. Di dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+, sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah. Energi potensial membran tersebut dipertahankan dengan memompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel, sehingga konsentrasi K+ di dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap rendah. Penghantaran Impuls dalam neuron terjadi secara konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+ sebagai
  • 4.
  • 5. • Tahap Istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup. Keadaan di bagian luar membran bermuatan positif (+), sedangkan di bagian permukaan dalam membran bermuatan negatif (-). • Tahap depolarisasi. Jika neuron diberi rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion ini masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan listik (penurunan gradien listrik), yaitu di bagian luar membran menjadi bermuatan negatif (-) dan di bagian dalam membran menjadi bermuatan positif (+). Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan Na+ terbuka, sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal tersebut menyebabkan keadaan di bagian dalam membran menjadi lebih positif. • Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam membran menjadi bermuatan negatif. Jika saluran K+ tertutup relatif lambat dan menyebabkan keadaan dalam membran menjadi bermuatan lebih negatif, akan kembali ke tahap istirahat.
  • 6. 2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis • Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. • Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
  • 7. • Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. • Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
  • 8.
  • 9. • B. SISTEM SARAF PUSAT (SSP) Sistem saraf pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Pada otak maupun medula spinalis, terdapat lapisan pelindung dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan, yaitu sebagai berikut : 1. Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung banyak pembuluh darah, serta melekat pada otak atau medula spinalis. 2. Araknoid adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembukuh darah. Araknoid memiliki ruang subaraknoid yang berisi cairan serebrospinalis, pembuluh darah, dan selaput jaringan penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia meter di bawahnya. Cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tidak mengandung protein, berfungsi sebagai bantalan, serta media pertukaran nutrien dan zat sisa antara darah dengan otak maupun medula spinalis. 3. Dura meter adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas dua lapisan. Pada dura meter terdapat ruang subdural yang memisahkan dura meter dari araknoid. Lapisan yang terluar melekat pada permukaan dalam kranium.
  • 10. Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih. 1. Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medula spinalis. Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, mikroglia. 2. Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medula spinalis. Sebstansi putih didoaminasi oleh serabut bermielin maupun tidak bermielin, mengandung oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia.