2. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 1
C10 Transmisi Humoral
Lecture Notes : Neurosains
Theme : Transmisi Humoral Sistem Saraf
Oleh : dr. Ninik Mudjihartini
A. Komposisi Jaringan Saraf
Sebagian besar jaringan saraf disusun oleh lipid terutama di
substansia alba
Kolesterol masih dalam prosentase yang seimbang
Selain itu ada 30% struktur yang disusun oleh protein dan tinggi
pada substansia alba maupun grisea namun lebih banyak di
substansia grisea
Kemudian, karbohidrat umumnya terikat pada lipid sebagai
glikolipid seperti glukosa, galaktosa, dan gula amina
(heksoamina)
Karbohidrat ini bagian dari sfingomielin, cerebrosida, dan
gangliosida
Maka dari itu, pada trimester 1 sangat penting bagi ibu hamil
untuk memakan makanan dengan nutrisi seimbang terutama
asam folat untuk pembentukan otak
B. Transmisi Sinyal
Transmisi impuls saraf akan dimulai dari informasi dari
lingkungan akan ditangkap oleh neuron sensorik. Selanjutnya
disalurkan sinyal tersebut dalam sinyal listrik, dan kemudian diubah
jadi sinyal kimia dalam bentuk neurotransmiter. Kemudian informasi
disalurkan ke neuron motorik dan efektornya adalah otak dan otot.
Sinaps merupakan tempat khusus bagi neuron untuk
berkomunikasi dengan neuron lain. Sinaps ini akan menyalurkan
sinyal ke satu arah. Ada dua macam tipe sinaps yaitu sinaps listrik
dan sinaps kimia.
a) Sinaps Listrik
Contohnya adalah gap junction. Intinya ada pori antar sel
sehingga terjadi komunikasi sel. Protein tidak dapat melewati
gap junction.
b) Sinaps Kimia
Contohnya adalah neuromuscular junction. Terdapat vesikel
yang berisikan neurotransmiter. Neurotransmiter ini perlu
dijaga dalam vesikel agar tidak dihidrolisis oleh mono amino
oksidase (MAO).
3. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 2
C10 Transmisi Humoral
C. Sintesis Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang dilepaskan dari sel
saraf yang harus ditransmisikan dari satu sel ke sel lain. Intinya
neurotransmiter ini pesan yang membawa pesan neurologis.
Neurotransmiter memiliki banyak macam dan yang paling
sering adalah asetilkolin yang dibuat dari kolin, serotonin yang
dibuat dari triptofan, GABA yang dibuat dari glutamat, histamin
yang dibuat oleh histidin, epinefrin yang dibuat dari tirosin, dan NO
yang dibuat oleh arginin. Epinefrin, norepinefrin, dan dopamin
merupakan katekolamin, di mana dapat bertindak sebagai
neurotransmiter dan hormon. Mekanisme sintesis neurotransmiter :
1. Neurotransmiter Peptida
- Sintesis prekursor di RE kasar
- Pembelahan prekursor di aparatus Golgi dan menjadi
neurotransmiter aktif
- Sekresi vesikel berisi peptida keluar dari aparatus Golgi
- Granul sekretori ditranspor ke akson untuk disimpan
- Contoh : koleosistokinin, substansi P, somatostatin,
dirnophin, enkefalin
2. Neurotransmiter Amina dan Asam Amino
- Enzim mengubah prekursor jadi neurotransmiter
- Vesikel berisi neurotransmiter ditranspor oleh protein
transporter menuju akson terminal untuk disimpan
- Contoh : asetilkolin, dopamin, epinefrin, histamin, GABA,
glutamat, dan glisin
D. Transmisi Sinaptik
Terdapat sinyal yang dibawa oleh potensial aksi. Hal ini
menyebabkan pembukaan kanal ion kalsium. Kemudian terjadi
pembukaan vesikel neurotransmiter di membran prasinaps.
Neurotransmiter mengalami eksositosis dan menyeberang celah
sinaps kemudian menempel pada reseptor di membran post sinaps.
Sebagian besar vesikel tidak berada di zona aktif tetap ada di
dekat dengan terminal akson. Hal ini dikendalikan oleh protein
membran vesikel sensitif ion kalsoum yang disebut VAMPs. Kanal
ion kalsium terdapat pada akson terminal dan akan membuka saat
terjadi depolarisasi akibat potensial aksi di neuron.
E. Mekanisme Pelepasan Neurotransmiter
1. Mobilisasi
Kalsium yang masuk ke terminal akson akan diikat oleh
kalmodulin sehingga terjadi aktivasi protein kinase II. Protein
Klasifikasi Neurotransmiter
Berikut neurotransmiter penting
berdasarkan prekursornya, antara
lain :
1. Asam Amino
Gamma-aminobutyric acid
Glutamat
Glisin
2. Amina
Asetilkolin
Dopamin
Epinefrin
Histamin
Norepinefrin
Serotonin
3. Peptida
Koleosistokinin
Dinorphin
Enkefalin
N-asetilaspartylglutamat
Neuropeptida Y
Substansi P
Somatostatin
Thyrotropin-releasing
hormone
Vasoactiveintestinal
polypeptide
4. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 3
C10 Transmisi Humoral
kinase II ini memfosforilasi sinapsin sehingga berubah bentuk.
Hal ini menyebabkan vesikel terlepas dari zona aktif.
2. Eksositosis
Vesikel tadi berjalan menuju zona aktif yang dimulai dengan
docking. Kemudian ada dua macam protein antara lain
synaptobrevin (vesikel) dan sintaksin (membran prasinaps) yang
menyatukan vesikel dengan membran prasinaps. Lalu, ada
protein dari vesikel yang disebut synaptofisin dan dari membran
presinaps yaitu fisofilin yang membentuk garis untuk mengawali
proses fusi. Setelah fusi, vesikel didegradasi, dan menyebabkan
gradien konsenterasi menurun karena neurotransmiter
tereksositosis.
F. Terminasi Sinyal
1. Degradasi neurotransmiter oleh enzim pada sinaps seperti
asetilkolin yang didegradasi oleh asetilkolinesterase.
2. Re-uptake oleh protein khusus misalnya plasmalemal pada
terminal presinaps.
3. Mengikat neurotransmiter oleh protein reseptor khusus
4. Neurotransmiter menyebar dan menjauh dari sinaps
G. Reseptor Neurotransmiter
Reseptor adalah protein yang bersifat transmembran. Reseptor
akan menangkap neurotransmiter dan menangkap pesan. Reseptor
ini memiliki sifat yang mirip dengan sifat enzim lock and key. Ada
dua macam reseptor, antara lain :
1. Ionotropik (ligand-gated ion channels)
Tidak membutuhkan second messanger. Digunakan untuk
reaksi cepat. Responnya cepat dan singkat.
Gambar 10.1 Mobilisasi Neurotransmiter
5. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 4
C10 Transmisi Humoral
2. Metabotropik (G protein – coupled)
Membutuhkan second messanger. Digunakan untuk reaksi
yang membutuhkan waktu panjang. Responnya lambat.
H. Obat Mirip Neurotransmiter
1. Agonis
Dapat berikatan ke reseptor dan bereaksi seperti
neurotransmiter. Contoh : nikotin
2. Antagonis
Dapat berikatan namun hanya sebagian. Antagonis ini dapat
menghambat neurotransmiter. Contoh : beta blocker
Gambar 10.2 Dua Jenis Reseptor Neurotransmiter