SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
“ Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Karakter Pendidikan Indonesia”
Indra Lasmana Tarigan
Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Hakikat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu ke
arah kedewasaan dan kematangan dalam arti yang seluas-luasnya, baik melalui
pemberdayaan dan rekayasa, maupun pembebasan dari belenggu kebodohan,
kemiskinan, rendah diri, serta perbudakan. Pendidikan yang sebenarnya tidak hanya
mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses
pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa.
Melalui pendidikan siswa diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang
berkualitas. Jika menilik pada tujuan pendidikan nasional, maka manusia yang
berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga afektif dan
psikomotor. Idealnya sejalan dengan peningkatan kecerdasan semakin tinggi, maka
kepribadian akan semakin baik pula.
Belakangan ini pemerintah gencar mengampanyekan Pendidikan Karakter di
Indonesia. Pendidikan Karakter diyakini mampu menjadi penyembuh problem
kemasyarakatan yang semakin terjerembab dalam kasus asusila, anarkisme dan tindakan
korupsi di berbagai bidang kehidupan. Sebelum lebih jauh berbicara tentang pendidikan
karakter, perlu diketahui bahwa karakter yang penulis maksud bukan sekedar berupa
baiknya perkataan dan sikapnya saja, melainkan sebuah pilihan yang membawa
kesuksesan. Dalam konteks ini, karakter bukan sebuah anugerah yang tiba-tiba ada,
melainkan dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan,
kebiasaan, keberanian usaha keras dan bahkan dibentuk dari kesulitan hidup.
Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa seseorang yang telah
terbiasa tersebut secara sadar (cognitive development) menghargai pentingnya nilai
karakter (valuing). Karena mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut
untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilai kebaikan tersebut.
Sebagai contoh saja ketika seseorang berbuat jujur hal itu dilakukannya karena ia takut
dinilai buruk oleh orang lain, bukan karena keinginannya yang tulus untuk menghargai
nilai kejujuran itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendidikan karakter
diperlukan penguatan aspek perasaan (affective development). Komponen ini dalam
pendidikan karakter disebut desiring the good atau keinginan untuk berbuat kebaikan.
Ketika tanpa aspek tersebut, seseorang hanya akan sama seperti robot yang
terindoktrinasi oleh sesuatu paham dan hanya mengerjakan sesuatu ketika mendapatkan
komando serta perintah.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan
bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pendidikan karakter mencoba membantu anak untuk
melaksanakan perilaku yang baik, santun dan disiplin secara terus menerus, sehingga
hal-hal tersebut secara relatif menjadi mudah untuk dilakukan oleh anak serta secara
relatif anak menjadi merasa tidak biasa untuk melakukan hal-hal sebaliknya.
Sebagaimana diketahui, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan
termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter
atau nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius –seorang filsuf terkenal Cina–
menyatakan bahwa anak pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun
bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah anak dilahirkan,
maka anak dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi.
Oleh karena itu, sosialisasi dan pendidikan masyarakat yang berkaitan dengan
nilai-nilai kebajikan baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas
sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang. Dari paparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang
pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture).
Potensi karakter yang baik dimiliki anak sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut
harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan. Perlu diketahui bersama,
bahwa desain pendidikan karakter bergerak dari knowing menuju doing atau acting.
William Kilpatrick menyebutkan salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang
berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral
knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral doing).
Moral Knowing sebagai aspek pertama memiliki enam unsur, yaitu Pertama,
kesadaran moral (moral awareness), yaitu kesediaan seseorang untuk menerima secara
cerdas sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kedua, pengetahuan tentang nilai-nilai moral
(knowing moral values), yaitu mencakup pemahaman mengenai macam-macam nilai
moral seperti menghormati hak hidup, kebebasan, tanggung jawab, kejujuran, keadilan,
tenggang rasa, kesopanan dan kedisiplinan. Ketiga, Penentuan sudut pandang
(perspective taking), yaitu kemampuan menggunakan cara pandang orang lain dalam
melihat sesuatu. Keempat, Logika moral (moral reasoning), adalah kemampuan
individu untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu dikatakan baik atau
buruk. Kelima, Keberanian mengambil menentukan sikap (decision making), yaitu
kemampuan individu untuk memilih alternatif yang paling baik dari sekian banyak
pilihan. Keenam, pengenalan diri (self knowledge), yaitu kemampuan individu untuk
menilai diri sendiri. Keenam unsur adalah komponen-komponen yang harus diajarkan
untuk mengisi ranah kognitif mereka.
Selanjutnya, Moral Loving atau Moral Feeling merupakan penguatan aspek
emosi anak untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-
bentuk sikap yang harus dirasakan oleh anak, yaitu kesadaran akan jati diri, percaya diri
(self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving
the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Setelah dua aspek
tersebut terwujud, maka Perilaku moral (Moral Acting) sebagai outcome akan dengan
mudah muncul baik berupa competence, will, maupun habits. Perilaku moral adalah
hasil nyata dari penerapan pengetahuan dan perasaan moral. Orang yang memiliki
kualitas kecerdasan dan perasaan moral yang baik akan memiliki kecenderungan
menunjukkan perilaku moral yang baik pula.
Penanaman karakter pada anak merupakan proses penyesuaian kepribadian yang
perlu memperhatikan bermacam-macam prinsip dasar pertumbuhan. Salah satu nilai
yang dapat dijadikan sebagai pijakan pembangunan karakter anak adalah nilai-nilai
kebaikan sebuah daerah yang sudah mengakar kuat sebagai sistem budaya, yang
kemudian disebut sebagai “kearifan lokal”. Kearifan lokal menjadi sebuah tawaran yang
menarik untuk pengembangan pendidikan karakter, karena pada dasarnya
pengembangan karakter harus diikuti dengan pengintegrasian jati diri kebangsaan pada
diri anak, jati diri kebangsaan atau nasionalisme pasti akan berkait erat dengan jejaring
kebudayaan bangsa yang menjadi basis kebudayaan nasional.
Kenapa kearifan lokal menjadi penting karena pada dasarnya kearifan lokal
merupakan kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan lokal berasal
dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local
wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local)
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya
masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal
merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan
pegangan hidup, yang merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-
menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang
terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Sehingga dengan mengintegrasikan
kearifan lokal dalam desain pembentukan karakter anak, secara tidak langsung anak
akan mendapatkan gambaran yang utuh atas identitas dirinya sebagai individu, serta
identitas dirinya sebagai anggota masyarakat yang terikat dengan budaya yang ungul
dan telah lama diugemi para pendahulunya.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode
panjang, yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem
lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu panjang dan
melekat dalam masyarakat, dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi
potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat, untuk hidup bersama secara
dinamis dan damai. Nilai-nilai itu dapat digunakan untuk menyaring nilai-nilai baru atau
asing, agar tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan menjaga keharmonisan
hubungan manusia dengan Allah swt, alam sekitar dan sesamanya. Selain itu, kearifan
lokal dapat menjadi benteng kokoh menanggapi modernitas dengan tidak kehilangan
nilai-nilai tradisi lokal yang telah mengakar dalam sebuah komunitas masyarakat atau
daerah.
Dalam pendidikan karakter berbasis kearifan lokal, pedoman nilai-nilai kearifan
lokal merupakan kriteria yang menentukan kualitas tindakan anak. Sebagai sebuah
kriteria yang menentukan, nilai-nilai kearifan lokal bisa menjadi sebuah pijakan untuk
pengembangan sebuah pembelajaran yang lebih berkarakter. Kebermaknaan
pembelajaran dengan lingkup kearifan lokal akan menampilkan sebuah dimensi
pembelajaran yang selain memacu keilmuan seseorang, juga sekaligus bisa
mendinamisasi keilmuan tersebut menjadi kontekstual dan ramah budaya daerah.
Menggali dan menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren melalui
pembelajaran, dapat dikatakan sebagai gerakan kembali pada basis nilai budaya
daerahnya sendiri, sebagai bagian upaya membangun identitas bangsa dan sebagai
semacam filter dalam menyeleksi pengaruh budaya “lain”.
Salah satu aplikasi pemanfaatan nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis
pendidikan karakter, misalnya apabila di daerah terdekat sekolah itu terdapat filosofi
hidup yang merupakan landasan nilai kehidupan daerah tersebut, Maka guru dalam
pembelajaran harus memulai memunculkan dan menginternalisasikan nilai-nilai
kearifan lokal tersebut, sebagai pijakan dan spirit dalam setiap mendidik siswanya.
Sehingga dari pola yang demikian, guru akan menjadi seorang fasilitator yang baik bagi
internalisasi nilai-nilai kearifan lokal pada diri peserta didik yang bersinggungan
langsung dalam proses pembelajaran. Pada posisi ini, nilai yang terkandung dalam
bingkai kearifan lokal sebuah daerah akan menjadi senjata yang ampuh untuk
membangun karakter anak bangsa, agar memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi
sekaligus mampu menjadi penjaga kelestarian kearifan lokal tersebut melalui sikap
keseharian yang berkarakter kuat.
Proses integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah dasar
ini bisa dilakukan untuk semua bidang studi. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar tentunya guru harus menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar, disesuaikan dengan materi/mata
pelajaran yang disampaikan, metode pembelajaran yang digunakan. Uraian tersebut di
atas menjadi sangat logis, karena diakui atau tidak nilai-nilai kearifan lokal yang
notabene merupakan sedimentasi dari nilai-nilai kebaikan yang dianut di sebuah daerah,
nantinya akan memberikan warna positif bagi pembangunan karakter anak. Ketika
warna positif kearifan lokal dominan dalam proses pembangunan karakter anak, maka
kearifan lokal tersebut akan mampu mendinamisasi perkembangan karakter anak
menuju arah yang lebih baik di masa yang akan datang.

More Related Content

What's hot

Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Putri Alfisyahrini
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)yeti rachmawati
 
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptx
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptxPPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptx
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptxChandraSergioAguero
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
 
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusia
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya ManusiaIlmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusia
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusiarahmitaokt
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1siruz manto
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasAnang's Succes
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganAburafika
 
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi SastraJenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastrahimmatulm
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganRahmatdi Black
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNStraw Hat
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 

What's hot (20)

Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
 
Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)
 
Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusiaKebutuhan manusia
Kebutuhan manusia
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
 
PEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOSPEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOS
 
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptx
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptxPPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptx
PPT P5 (Budaya dan Kearifan lokal) s.pptx
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusia
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya ManusiaIlmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusia
Ilmu Pengetahuan Sosial - Sumber Daya Manusia
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertas
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
 
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi SastraJenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
Jenis pendekatan dalam Apresiasi Sastra
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karangan
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
 
LKPD PKWU 150222.docx
LKPD PKWU 150222.docxLKPD PKWU 150222.docx
LKPD PKWU 150222.docx
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 

Viewers also liked

Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAKonsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAGuru Online
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALSujud Marwoto
 
Kearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakKearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakSekar Arum
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalyahyakelariquers
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASSekar Lukinanti
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamEvi Damayanti
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2iin nafisa
 
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIKearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIArik Budiarsana
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...Lutfi Arya
 
Kamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahKamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahIkhsan Nendi
 
Ketahanan nasional indonesia
Ketahanan nasional indonesiaKetahanan nasional indonesia
Ketahanan nasional indonesiaanacann
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)tita_chubie
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alammafle kh
 
Kearifan lokal dalam aspek material bangunan
Kearifan lokal dalam aspek material bangunanKearifan lokal dalam aspek material bangunan
Kearifan lokal dalam aspek material bangunanKansa Amirah Ulfah
 

Viewers also liked (17)

Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAKonsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
 
Kearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakKearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subak
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokal
 
Buku kearifan lokal
Buku kearifan lokalBuku kearifan lokal
Buku kearifan lokal
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2
 
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIKearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
 
Kamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiahKamus saku 500 kata ilmiah
Kamus saku 500 kata ilmiah
 
Ketahanan nasional indonesia
Ketahanan nasional indonesiaKetahanan nasional indonesia
Ketahanan nasional indonesia
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Kearifan lokal dalam aspek material bangunan
Kearifan lokal dalam aspek material bangunanKearifan lokal dalam aspek material bangunan
Kearifan lokal dalam aspek material bangunan
 

Similar to Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxPENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxwongjowo30
 
Keseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralKeseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralridarpratama
 
Keseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralKeseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralridarpratama
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Christian Lokas
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangVivi Vey
 
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptx
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptxKONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptx
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptxekopujianto21
 
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptxLanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptxkikiaisyah
 

Similar to Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal (20)

PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxPENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
 
Keseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralKeseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moral
 
Keseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moralKeseimbangan ilmu dan moral
Keseimbangan ilmu dan moral
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Integritas moral siswa
Integritas moral siswaIntegritas moral siswa
Integritas moral siswa
 
Agama kelompok 2
Agama kelompok 2Agama kelompok 2
Agama kelompok 2
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptx
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptxKONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptx
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER (SELASA, 29 AGUSTUS 2023).pptx
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptxLanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
Lanjutan part 11 SAK. Perkembangan Moral dan Kepribadian.pptx
 

More from Indra Lasmana

Glutamine methylation in histone H2
Glutamine methylation in histone H2Glutamine methylation in histone H2
Glutamine methylation in histone H2Indra Lasmana
 
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIASCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIAIndra Lasmana
 
Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumPengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumIndra Lasmana
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Indra Lasmana
 
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Indra Lasmana
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikIndra Lasmana
 
Uaskimiaanalisiskuantitatif
UaskimiaanalisiskuantitatifUaskimiaanalisiskuantitatif
UaskimiaanalisiskuantitatifIndra Lasmana
 

More from Indra Lasmana (10)

Glutamine methylation in histone H2
Glutamine methylation in histone H2Glutamine methylation in histone H2
Glutamine methylation in histone H2
 
Asam Nukleat
Asam NukleatAsam Nukleat
Asam Nukleat
 
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIASCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
 
Training Akademik
Training AkademikTraining Akademik
Training Akademik
 
Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumPengelolaan Laboratorium
Pengelolaan Laboratorium
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
 
Pembuatan Makalah
Pembuatan MakalahPembuatan Makalah
Pembuatan Makalah
 
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Uaskimiaanalisiskuantitatif
UaskimiaanalisiskuantitatifUaskimiaanalisiskuantitatif
Uaskimiaanalisiskuantitatif
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

  • 1. “ Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Karakter Pendidikan Indonesia” Indra Lasmana Tarigan Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Hakikat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan dalam arti yang seluas-luasnya, baik melalui pemberdayaan dan rekayasa, maupun pembebasan dari belenggu kebodohan, kemiskinan, rendah diri, serta perbudakan. Pendidikan yang sebenarnya tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa. Melalui pendidikan siswa diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas. Jika menilik pada tujuan pendidikan nasional, maka manusia yang berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotor. Idealnya sejalan dengan peningkatan kecerdasan semakin tinggi, maka kepribadian akan semakin baik pula. Belakangan ini pemerintah gencar mengampanyekan Pendidikan Karakter di Indonesia. Pendidikan Karakter diyakini mampu menjadi penyembuh problem kemasyarakatan yang semakin terjerembab dalam kasus asusila, anarkisme dan tindakan korupsi di berbagai bidang kehidupan. Sebelum lebih jauh berbicara tentang pendidikan karakter, perlu diketahui bahwa karakter yang penulis maksud bukan sekedar berupa baiknya perkataan dan sikapnya saja, melainkan sebuah pilihan yang membawa kesuksesan. Dalam konteks ini, karakter bukan sebuah anugerah yang tiba-tiba ada, melainkan dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, keberanian usaha keras dan bahkan dibentuk dari kesulitan hidup. Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa seseorang yang telah terbiasa tersebut secara sadar (cognitive development) menghargai pentingnya nilai karakter (valuing). Karena mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilai kebaikan tersebut. Sebagai contoh saja ketika seseorang berbuat jujur hal itu dilakukannya karena ia takut dinilai buruk oleh orang lain, bukan karena keinginannya yang tulus untuk menghargai
  • 2. nilai kejujuran itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendidikan karakter diperlukan penguatan aspek perasaan (affective development). Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut desiring the good atau keinginan untuk berbuat kebaikan. Ketika tanpa aspek tersebut, seseorang hanya akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham dan hanya mengerjakan sesuatu ketika mendapatkan komando serta perintah. Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan karakter mencoba membantu anak untuk melaksanakan perilaku yang baik, santun dan disiplin secara terus menerus, sehingga hal-hal tersebut secara relatif menjadi mudah untuk dilakukan oleh anak serta secara relatif anak menjadi merasa tidak biasa untuk melakukan hal-hal sebaliknya. Sebagaimana diketahui, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius –seorang filsuf terkenal Cina– menyatakan bahwa anak pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah anak dilahirkan, maka anak dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi. Oleh karena itu, sosialisasi dan pendidikan masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki anak sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan. Perlu diketahui bersama, bahwa desain pendidikan karakter bergerak dari knowing menuju doing atau acting. William Kilpatrick menyebutkan salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral doing).
  • 3. Moral Knowing sebagai aspek pertama memiliki enam unsur, yaitu Pertama, kesadaran moral (moral awareness), yaitu kesediaan seseorang untuk menerima secara cerdas sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kedua, pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), yaitu mencakup pemahaman mengenai macam-macam nilai moral seperti menghormati hak hidup, kebebasan, tanggung jawab, kejujuran, keadilan, tenggang rasa, kesopanan dan kedisiplinan. Ketiga, Penentuan sudut pandang (perspective taking), yaitu kemampuan menggunakan cara pandang orang lain dalam melihat sesuatu. Keempat, Logika moral (moral reasoning), adalah kemampuan individu untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu dikatakan baik atau buruk. Kelima, Keberanian mengambil menentukan sikap (decision making), yaitu kemampuan individu untuk memilih alternatif yang paling baik dari sekian banyak pilihan. Keenam, pengenalan diri (self knowledge), yaitu kemampuan individu untuk menilai diri sendiri. Keenam unsur adalah komponen-komponen yang harus diajarkan untuk mengisi ranah kognitif mereka. Selanjutnya, Moral Loving atau Moral Feeling merupakan penguatan aspek emosi anak untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk- bentuk sikap yang harus dirasakan oleh anak, yaitu kesadaran akan jati diri, percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Setelah dua aspek tersebut terwujud, maka Perilaku moral (Moral Acting) sebagai outcome akan dengan mudah muncul baik berupa competence, will, maupun habits. Perilaku moral adalah hasil nyata dari penerapan pengetahuan dan perasaan moral. Orang yang memiliki kualitas kecerdasan dan perasaan moral yang baik akan memiliki kecenderungan menunjukkan perilaku moral yang baik pula. Penanaman karakter pada anak merupakan proses penyesuaian kepribadian yang perlu memperhatikan bermacam-macam prinsip dasar pertumbuhan. Salah satu nilai yang dapat dijadikan sebagai pijakan pembangunan karakter anak adalah nilai-nilai kebaikan sebuah daerah yang sudah mengakar kuat sebagai sistem budaya, yang kemudian disebut sebagai “kearifan lokal”. Kearifan lokal menjadi sebuah tawaran yang menarik untuk pengembangan pendidikan karakter, karena pada dasarnya pengembangan karakter harus diikuti dengan pengintegrasian jati diri kebangsaan pada
  • 4. diri anak, jati diri kebangsaan atau nasionalisme pasti akan berkait erat dengan jejaring kebudayaan bangsa yang menjadi basis kebudayaan nasional. Kenapa kearifan lokal menjadi penting karena pada dasarnya kearifan lokal merupakan kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup, yang merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus- menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Sehingga dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam desain pembentukan karakter anak, secara tidak langsung anak akan mendapatkan gambaran yang utuh atas identitas dirinya sebagai individu, serta identitas dirinya sebagai anggota masyarakat yang terikat dengan budaya yang ungul dan telah lama diugemi para pendahulunya. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang, yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat, dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat, untuk hidup bersama secara dinamis dan damai. Nilai-nilai itu dapat digunakan untuk menyaring nilai-nilai baru atau asing, agar tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Allah swt, alam sekitar dan sesamanya. Selain itu, kearifan lokal dapat menjadi benteng kokoh menanggapi modernitas dengan tidak kehilangan nilai-nilai tradisi lokal yang telah mengakar dalam sebuah komunitas masyarakat atau daerah. Dalam pendidikan karakter berbasis kearifan lokal, pedoman nilai-nilai kearifan lokal merupakan kriteria yang menentukan kualitas tindakan anak. Sebagai sebuah kriteria yang menentukan, nilai-nilai kearifan lokal bisa menjadi sebuah pijakan untuk
  • 5. pengembangan sebuah pembelajaran yang lebih berkarakter. Kebermaknaan pembelajaran dengan lingkup kearifan lokal akan menampilkan sebuah dimensi pembelajaran yang selain memacu keilmuan seseorang, juga sekaligus bisa mendinamisasi keilmuan tersebut menjadi kontekstual dan ramah budaya daerah. Menggali dan menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren melalui pembelajaran, dapat dikatakan sebagai gerakan kembali pada basis nilai budaya daerahnya sendiri, sebagai bagian upaya membangun identitas bangsa dan sebagai semacam filter dalam menyeleksi pengaruh budaya “lain”. Salah satu aplikasi pemanfaatan nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter, misalnya apabila di daerah terdekat sekolah itu terdapat filosofi hidup yang merupakan landasan nilai kehidupan daerah tersebut, Maka guru dalam pembelajaran harus memulai memunculkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, sebagai pijakan dan spirit dalam setiap mendidik siswanya. Sehingga dari pola yang demikian, guru akan menjadi seorang fasilitator yang baik bagi internalisasi nilai-nilai kearifan lokal pada diri peserta didik yang bersinggungan langsung dalam proses pembelajaran. Pada posisi ini, nilai yang terkandung dalam bingkai kearifan lokal sebuah daerah akan menjadi senjata yang ampuh untuk membangun karakter anak bangsa, agar memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sekaligus mampu menjadi penjaga kelestarian kearifan lokal tersebut melalui sikap keseharian yang berkarakter kuat. Proses integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah dasar ini bisa dilakukan untuk semua bidang studi. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar tentunya guru harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar, disesuaikan dengan materi/mata pelajaran yang disampaikan, metode pembelajaran yang digunakan. Uraian tersebut di atas menjadi sangat logis, karena diakui atau tidak nilai-nilai kearifan lokal yang notabene merupakan sedimentasi dari nilai-nilai kebaikan yang dianut di sebuah daerah, nantinya akan memberikan warna positif bagi pembangunan karakter anak. Ketika warna positif kearifan lokal dominan dalam proses pembangunan karakter anak, maka kearifan lokal tersebut akan mampu mendinamisasi perkembangan karakter anak menuju arah yang lebih baik di masa yang akan datang.