SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PENDIDIKAN BUDAYA DAN
KARAKTER BANGSA
OLEH : HERLINA BASRI, S.H.,M.H.
TAHUN AJARAN 2019/2020
UNIVERSITAS PAMULANG
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai
karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan
warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan
lingkungan alamnya.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas
sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan
hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan
potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa
dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
PENGERTIAN KARAKTER
•Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa inggis, character, yang berarti watak
atau sifat. Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan
dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti itu berarti karakter
identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau
sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007).
• KARAKTER BANGSA
•Pada Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, disebutkan bahwa karakter
bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam
kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil
olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok
orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan
Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalamkesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
4 Karakter menurut Hippocrates, Yunmar dan Phoa (2013), seperti diuraikan berikut.
a. Sanguinis: golongan ini cenderung ingin populer, ingin disenangi orang lain. Hidupnya
penuh dengan warna. Mereka senang bicara. Emosinya meledak-ledak dan transparan.
Pada suatu saat ia bisa berteriak, beberapa saat kemudian bisa menangis. Orang
sanguinis sedikit pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir pendek, dan hidupnya
tak teratur.
b. Koleris: golongan ini suka mengatur dan memerintah orang. Akibat sifat ini, banyak dari
mereka yang tidak punya teman. Orang koleris senang tantangan dan petualangan.
Mereka goal oriented, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tidak
ada istilah tidak mungkin. Kalau sudah mengobarkan semangat, maka hampir dapat
dipastikan apa yang akan dilakukannya akan tercapai seperti yang diidamkan. Golongan
koleris tidak mudah menyerah dan mengalah.
c. Melankolis: agak berbeda dengan sanguinis. Golongan melankolis cenderung teratur, rapi,
Fungsi Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa
Pendidikan budaya dan karakter bangsa berfungsi sebagai:
a. Perluasan pengembangan potensi peserta didik agar mereka memiliki
kepeduliaan terhadap nilai-nilai yang mendasari kehidupan budaya dan
karakter bangsa
b. Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggungjawab dalam
pengembangan ranah yang lebih luas dari ranah kognitif.
c. Wahana dalam mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik
sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara.
Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan
warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
b. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
c. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh energy.
Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar
tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada
terutama dari lingkungan budayanya (Ki Hajar Dewantara). Pendidikan
yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan mereka
tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak
akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang
“asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang
lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak
menyukainya budayanya
18 Nilai Karakter yg harus ditanamkan:
Kemendiknas (2011), telah diidentifikasi 18 nilai karakter yang perlu
ditanamkan kepada peserta didik yang bersumber dari Agama, Pancasila,
Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Kedelapan belas nilai tersebut
adalah: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7)
mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11)
cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14)
cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial,
18) tanggungjawab.
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai
untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu:
1. Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang
salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan
tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya.
4. Disiplin: suatu tindakan tertib dan aptuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan yang harus dilaksanakannya.
5. Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu
yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan
yang dilakukan selesai pada waktunya
6. Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa
yang telah dimiliki
7. Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang
telah dimilikinya
8. Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama
9. Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa
yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
10. Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
12. Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang dan
dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa
15. Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca
bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk
membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi.
17. Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
18.Tanggungjawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
NILAI – NILAI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
• a. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu,
masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun
didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal
dari agama.
• b. Pancasila: negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai
yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik
adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai
warganegara.
• c. Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak
didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan
dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
• d. Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh
berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional
terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan
PENDIDIKAN HUMANIORA
Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan
keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu
membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga
akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional,
kematangan moral, dan kematangan spiritual.
Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan
keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi,
yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada,
sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan
emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan
humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya
dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk
kehidupan yang lebih sempurna.
PENGERTIAN HUMANIORA
•Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi
tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno,
humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika.
Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika,
pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan
fenomenologi
Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora
Berbagai macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan
bermasyarakat, tindakan anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan
bahkan sudah menjadi keseharian. Indikatornya adalah pendidikan
belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian
bangsa yang berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia harus
lebih “dimanusiakan” lagi. Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut juga
berhubungan dengan kegagalan pendidikan di masa lalu yang
mengakibatkan terjadinya proses dehumanisasi.
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk
pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu:
a. Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan
menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
c. Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan tindakan orang lain
yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya.
d. Disiplin: suatu tindakan tertib dan aptuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus
dilaksanakannya.
e. Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia
untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada
waktunya
f. Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah
dimiliki
g. Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah
dimilikinya
h. Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain dalam kedudukan yang sama
i. Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa
yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
j. Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsanya.
l. Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
n. Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang
dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa
o. Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca
bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk
membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka
hadapi.
q. Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Kebudayaan = cultuur (Bahasa Belanda) = culture (Bahasa Inggeris)
berasal dari perkataan Latin “Colere” yang berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai
segala daya dan aktiviteit manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
PENGERTIAN BUDAYA
Dilihat dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta
“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari Buddhi yang beratri budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan bahwa budaya adalah sebagai suatu perkembangan
dari kata mejemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu merke
membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah Daya dari Budi
yang berupa cipta, rasa, dan karsa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa,
karsa tersebut
Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah
keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh
tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut :
1). Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi
kebudayaan material dan kebudayaan non material.
2). Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
3) Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya :
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran
dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan
munculnya tuntunan-tuntunan hidup manusia yang lebih dari pada tuntunan mahluk lain. Dari
sifat tuntunan itu ada yang berupa tuntutan jasmani dan adapula tuntutan rohani.
Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculonya karya-karya maunsia yang sampai
kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh mahluk lain. Citpa, rasa, dan karasa manusia
sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru
unutk memenuhi hajat hidupnya; baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini
lahirlah Kebudayaan.
Maka yang dimaksudkan dengan manusia sebagai mahluk berbudaaya tidak lain
adalah mahluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan.
Manusia sebagai pengemban nilai-nilai
Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budi daya pada manusia, telah
menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh
karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup
yang berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan
yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya
selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan
tersebut.
Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang
ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal.
Saling mengenal di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu
bisa saling melengkapi dalam artian memberi dan menerima.
Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja
akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka
kurang sempurna, dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong
Akibatnya tidak akan memperoleh ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan
justru dapat lebih rusak karenanya.
Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. Dua hal ini
bagaikan jasad dan ruh. Kebahagiaan material akan menunjang jasmani
kita, sedangkan kebahagiaan spiritual akan menunjang ruhani kita.
Manusia sebagai makhluk termulia
Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan
kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk
lain ciptaan Tuhan.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain,
adalah :
1). Semua unsur alam, termasuk makhluk-makhluk lain, dapat dikuasai manusia dan dapat
dimanfaatkan unutk keperluan hidupnya
2). Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya
dari kepunahan.
3). Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada dialam ini tidak saling menidakan
4). Manusia mampu mengubah apa yang ada dialam ini yang secara alamiah tidak
bermanfaat menjadi bermanfaat
5). Manusia memiliki kreatifitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang
diperlukan.
6). Manusia memiliki rasa indah dankarenanya mampu menciptkan benda-benda seni yang
dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya
7). Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin
berkembang dan makin sempurna
Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman
Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia
dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa
yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih
lanjut.
Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat
bahan mentah, yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa
dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan
mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang
tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali
perbedaan antara keduanya.
Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan
bahaya bagi manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik
berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor,
kediktatoran akal dan budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai,
menyalahgunakan, menjajah dan mematikan.
Begitulah keadaannya jika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa
memperhatikan etika. Akan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan
kebudayaan yang memperhatikan etika dan yang tidak.
Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik,
yaitu untuk mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka
perlu untuk disajikan program-program kegiatan belajar-mengajar yang
sifatnya non-verbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan
lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung
hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak.
Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan
seimbang jika tidak disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap
tidak akan mampu menunjukkan dan mengembangkan keintelekannya.
Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. Dia mampu
menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak
punya sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan
dikembangkan.
Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan
masalah spiritual. Manusia tak cukup hanya kaya, tampan, cantik dan
berkecukupan. Orang yang tersebut tidak akan tenang hatinya tanpa
adanya ketenteraman hati. Hal ini dapat dicapai dengan selalu
mendekatkan diri pada sang khaliq dan mensyukuri nikmat-Nya.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Pada hakikatnya manusia dilahrikan oleh Tuhan memiliki perasaan, terutama
perasaan cinta. Kebanyakan orang menlihat masalah cinta ini pertama-tama
sebagai masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai yaitu
masalah kemampuan orang untuk mencinta, maaka masalahnya bagi mereka
ialah bagaimana supaya dicinatai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai.
Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta
hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak
bisa di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir
bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan
cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang
apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana
cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana
bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa
menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk
membedakan cinta dan kasih itu sendiri.
Pengertian Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :
a. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan.
b. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi
dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
c. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah
tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang.
Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen
jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak
ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata. Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang
dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama
Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
a. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta
alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu
yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang
baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan
memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.”
(QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan
dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia
merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat,
41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati
batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta
berbuat kebajikan pada mereka.
b. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri,
seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-
orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan
melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat,
memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi
segala larangan Allah.
c. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis.
d. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu
akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan
bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
b. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya
dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak
kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan,
kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan
tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
f. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang
ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua
tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-
Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang”
(QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan
menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan
membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua
makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
g. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan
ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat
luhur lainnya.
4. Cinta Kasih
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu
perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang
merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang
sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi
frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada
prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan
watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan
yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan
bahagia dapat dengan cara :
a. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani
dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
b. Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling
tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang
bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang
menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).
c. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak
melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap
perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
d. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari
sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih
sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan
dari segala kesusahan.
e. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan
cara mencari nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan
oleh anaknya.
f. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain
Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan
menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.
g. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri
rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih
diberi kehidupan oleh sang maha hidup.

More Related Content

Similar to PBKB 1.pptx

PROFIL PELAJAR PANCASILA
PROFIL PELAJAR PANCASILAPROFIL PELAJAR PANCASILA
PROFIL PELAJAR PANCASILAshogunbiru
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdfHartantoTanto15
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showSuedi Ahmad
 
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxliadewi19
 
Penguatan Karakter.pptx
Penguatan Karakter.pptxPenguatan Karakter.pptx
Penguatan Karakter.pptxviebalqis
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Christian Lokas
 
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptx
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptxPERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptx
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptxIwanSoka
 
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Frans Pelleng
 
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptx
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptxPROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptx
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptxKurikulumwaSman14
 
profil pelajar pancasila.docx
profil pelajar pancasila.docxprofil pelajar pancasila.docx
profil pelajar pancasila.docxagipvitriyana
 
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Pendidikan Matematika
 
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxpaparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxSopiyanHadi5
 
profile pelajar pancasila.pptx
profile pelajar pancasila.pptxprofile pelajar pancasila.pptx
profile pelajar pancasila.pptxAdiSantoso52
 
Profil Pelajar Pancasila.pptx
Profil Pelajar Pancasila.pptxProfil Pelajar Pancasila.pptx
Profil Pelajar Pancasila.pptxDamaiSyafawi1
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanseptiaherda
 
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptx
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptxKEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptx
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptxekopujianto21
 
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdf
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdfa9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdf
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdfIlhamFajar14
 
profil pelajar pancasila.pdf
profil pelajar pancasila.pdfprofil pelajar pancasila.pdf
profil pelajar pancasila.pdfgianjarpeni
 

Similar to PBKB 1.pptx (20)

PROFIL PELAJAR PANCASILA
PROFIL PELAJAR PANCASILAPROFIL PELAJAR PANCASILA
PROFIL PELAJAR PANCASILA
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
 
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
 
Penguatan Karakter.pptx
Penguatan Karakter.pptxPenguatan Karakter.pptx
Penguatan Karakter.pptx
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
 
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptx
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptxPERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptx
PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER.pptx
 
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
 
Pendidikan Karakter
Pendidikan KarakterPendidikan Karakter
Pendidikan Karakter
 
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptx
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptxPROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptx
PROFIL PELAJAR PANCASILA (LKD OSIS).pptx
 
profil pelajar pancasila.docx
profil pelajar pancasila.docxprofil pelajar pancasila.docx
profil pelajar pancasila.docx
 
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
Pendidikankarakter 110113013343-phpapp02
 
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxpaparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
 
profile pelajar pancasila.pptx
profile pelajar pancasila.pptxprofile pelajar pancasila.pptx
profile pelajar pancasila.pptx
 
Profil Pelajar Pancasila.pptx
Profil Pelajar Pancasila.pptxProfil Pelajar Pancasila.pptx
Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikan
 
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptx
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptxKEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptx
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER - DEVI ANGGI FRIANI.pptx
 
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdf
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdfa9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdf
a9151c70-96fe-4594-aa38-e40e5d7ad237.pdf
 
profil pelajar pancasila.pdf
profil pelajar pancasila.pdfprofil pelajar pancasila.pdf
profil pelajar pancasila.pdf
 

PBKB 1.pptx

  • 1. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA OLEH : HERLINA BASRI, S.H.,M.H. TAHUN AJARAN 2019/2020 UNIVERSITAS PAMULANG
  • 2. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
  • 3. PENGERTIAN KARAKTER •Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa inggis, character, yang berarti watak atau sifat. Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti itu berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007). • KARAKTER BANGSA •Pada Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, disebutkan bahwa karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalamkesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
  • 4. 4 Karakter menurut Hippocrates, Yunmar dan Phoa (2013), seperti diuraikan berikut. a. Sanguinis: golongan ini cenderung ingin populer, ingin disenangi orang lain. Hidupnya penuh dengan warna. Mereka senang bicara. Emosinya meledak-ledak dan transparan. Pada suatu saat ia bisa berteriak, beberapa saat kemudian bisa menangis. Orang sanguinis sedikit pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir pendek, dan hidupnya tak teratur. b. Koleris: golongan ini suka mengatur dan memerintah orang. Akibat sifat ini, banyak dari mereka yang tidak punya teman. Orang koleris senang tantangan dan petualangan. Mereka goal oriented, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tidak ada istilah tidak mungkin. Kalau sudah mengobarkan semangat, maka hampir dapat dipastikan apa yang akan dilakukannya akan tercapai seperti yang diidamkan. Golongan koleris tidak mudah menyerah dan mengalah. c. Melankolis: agak berbeda dengan sanguinis. Golongan melankolis cenderung teratur, rapi,
  • 5. Fungsi Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Pendidikan budaya dan karakter bangsa berfungsi sebagai: a. Perluasan pengembangan potensi peserta didik agar mereka memiliki kepeduliaan terhadap nilai-nilai yang mendasari kehidupan budaya dan karakter bangsa b. Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggungjawab dalam pengembangan ranah yang lebih luas dari ranah kognitif. c. Wahana dalam mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa b. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan c. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh energy.
  • 6. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya (Ki Hajar Dewantara). Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan mereka tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya 18 Nilai Karakter yg harus ditanamkan: Kemendiknas (2011), telah diidentifikasi 18 nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik yang bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Kedelapan belas nilai tersebut adalah: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggungjawab.
  • 7. Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu: 1. Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya. 4. Disiplin: suatu tindakan tertib dan aptuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya. 5. Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada waktunya 6. Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimiliki 7. Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya 8. Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama
  • 8. 9. Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait. 10. Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 12. Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. 14. Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa 15. Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi. 17. Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 18.Tanggungjawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
  • 9. NILAI – NILAI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA • a. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal dari agama. • b. Pancasila: negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara. • c. Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa. • d. Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan
  • 10. PENDIDIKAN HUMANIORA Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral, dan kematangan spiritual. Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
  • 11. PENGERTIAN HUMANIORA •Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan, agama dan fenomenologi Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora Berbagai macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian. Indikatornya adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa yang berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia harus lebih “dimanusiakan” lagi. Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut juga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di masa lalu yang mengakibatkan terjadinya proses dehumanisasi.
  • 12. Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu: a. Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. c. Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya. d. Disiplin: suatu tindakan tertib dan aptuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya. e. Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada waktunya f. Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimiliki g. Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya h. Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama i. Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
  • 13. j. Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. l. Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. n. Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa o. Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi. q. Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  • 14. Kebudayaan = cultuur (Bahasa Belanda) = culture (Bahasa Inggeris) berasal dari perkataan Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktiviteit manusia untuk mengolah dan mengubah alam. PENGERTIAN BUDAYA Dilihat dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari Buddhi yang beratri budi atau akal. Pendapat lain mengatakan bahwa budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata mejemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu merke membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah Daya dari Budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, karsa tersebut Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
  • 15. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut : 1). Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material. 2). Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 3) Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya : Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntunan-tuntunan hidup manusia yang lebih dari pada tuntunan mahluk lain. Dari sifat tuntunan itu ada yang berupa tuntutan jasmani dan adapula tuntutan rohani. Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculonya karya-karya maunsia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh mahluk lain. Citpa, rasa, dan karasa manusia sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru unutk memenuhi hajat hidupnya; baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini lahirlah Kebudayaan. Maka yang dimaksudkan dengan manusia sebagai mahluk berbudaaya tidak lain adalah mahluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan.
  • 16. Manusia sebagai pengemban nilai-nilai Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budi daya pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut. Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi dalam artian memberi dan menerima. Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka kurang sempurna, dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong Akibatnya tidak akan memperoleh ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak karenanya. Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. Dua hal ini bagaikan jasad dan ruh. Kebahagiaan material akan menunjang jasmani kita, sedangkan kebahagiaan spiritual akan menunjang ruhani kita.
  • 17. Manusia sebagai makhluk termulia Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah : 1). Semua unsur alam, termasuk makhluk-makhluk lain, dapat dikuasai manusia dan dapat dimanfaatkan unutk keperluan hidupnya 2). Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari kepunahan. 3). Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada dialam ini tidak saling menidakan 4). Manusia mampu mengubah apa yang ada dialam ini yang secara alamiah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat 5). Manusia memiliki kreatifitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang diperlukan. 6). Manusia memiliki rasa indah dankarenanya mampu menciptkan benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya 7). Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna
  • 18. Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah, yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali perbedaan antara keduanya. Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah dan mematikan. Begitulah keadaannya jika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa memperhatikan etika. Akan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan kebudayaan yang memperhatikan etika dan yang tidak.
  • 19. Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka perlu untuk disajikan program-program kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya non-verbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak. Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang jika tidak disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan mampu menunjukkan dan mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. Dia mampu menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan dikembangkan. Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan masalah spiritual. Manusia tak cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. Orang yang tersebut tidak akan tenang hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. Hal ini dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri pada sang khaliq dan mensyukuri nikmat-Nya.
  • 20. MANUSIA DAN CINTA KASIH Pada hakikatnya manusia dilahrikan oleh Tuhan memiliki perasaan, terutama perasaan cinta. Kebanyakan orang menlihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai yaitu masalah kemampuan orang untuk mencinta, maaka masalahnya bagi mereka ialah bagaimana supaya dicinatai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta. Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya. Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri.
  • 21. Pengertian Cinta Kasih Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu : a. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. b. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. c. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan- kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
  • 22. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan. Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an. a. Cinta Diri Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
  • 23. “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8) “Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49) Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka. b. Cinta kepada Sesama Manusia Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang- orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
  • 24. c. Cinta Seksual Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga : “Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12) Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. d. Cinta Keibuan Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis. b. Cinta Kebapakan Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
  • 25. f. Cinta Kepada Allah Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha- Nya : “Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31) Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. g. Cinta Kepada Rasul Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
  • 26. 4. Cinta Kasih Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Mewujudkan Cinta Kasih Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara : a. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada. b. Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863).
  • 27. c. Cara mewujudkan cinta seksual Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan. d. Cara mewujudkan cinta keibuan Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala kesusahan. e. Cara mewujudkan cinta kebapakan Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya. f. Cara mewujudkan cinta kepada Allah Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya. g. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.