Dokumen tersebut membahas perbandingan antara liberalisme dan sosialisme dalam pandangan tentang milik pribadi. Liberalisme menekankan hak milik pribadi sementara sosialisme melihat milik harus mempunyai fungsi sosial dan tidak dibatasi pada individu. Dokumen ini juga membahas sejarah berkembangnya kedua ideologi tersebut beserta kekuatan dan kelemahannya.
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
1. LIBERALISME DAN SOSIALISME
SEBAGAI PERJUANGAN MORAL
Disusun Oleh :
Sopyan 12010110120015
Alifia Palokoto 12010110120062
Dito Surya Wijaya 12010110120130
Gilang Prasidya Jati 12010110130184
Yesica Yulian Adicondro 12010111130160
Dosen Pengampu :
Erman Denny Arfianto, S.E., M.M.
Eisha Lataruva, SE.,MM
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012/2013
2. Membahas masalah keadilan muncul antara lain dalam kaitan dengan milik, dan dalam hal ini
liberalisme dan sosialisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Liberalisme
menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme
berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja, melainkan
mempunyai fungsi sosial.
1. Tinjauan Historis
John Locke dan milik pribadi
John Locke (1632 – 1740), seorang filsuf Inggris yang banyak mendalami
masalah – masalah sosial politik, secara umum diakui sebagai orang yang
pertama kali mendasarkan teori liberalisme tentang milik. Menurut Locke
manusia mempunyai tiga “hak kodrat” (natural rights) : “life, freedom, and
property”. Yang penting adalah hak atas milik karena kehidupan dan
kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak atas milik menyediakan pola untuk
memahami kedua hak lain juga. Secara mendalam dapat mempengaruhi
pemikiran tentang milik. Pemikiran ini di uraikan dalam buku Two Treatises
of Government (1690). Bila sesuatu yang tidak bertuan diolah oleh pekerjaan
manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi, ada pembatasan bagi
cara menjadi pemilik itu. Dari bahan tidak bertuan orang hanya boleh
mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (bersama
keluarga dan kenalan) sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik
mutunya untuk orang lain. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak
beberapa ciri kaptalisme liberal yang dengan tegas akan ditolak oleh Karl
Marx.
Adam Smith dan pasar bebas
Tokoh lain yang pantas dibahas dalam rangka liberalisme adalah orang
Skotlandia, Adam Smith (1723 – 1790). Karena buku yang berjudul “An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” Adam Smith
dianggap sebagi perintis ilmu ekonomi. Adam Smith menjadi terkenal karena
dengan gigih membela pasar bebas di bidang ekonomi. Seperti Locke, Smith
pun memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu, ia melihat
tenaga kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”.
Smith merinci lagi bahwa manusia secara khusus memiliki produktivitas dari
3. pekerjaannya, dan terutama produktivitas kerja itulah yang menghasilkan
kemakmuran. Karena produktivitas kerja, suatu ekonomi dapat tumbuh.
Dalam konteks ini, Smith menggaris bawahi pentingnya pembagian kerja yang
sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Marxisme dan Kritiknya atas milik pribadi
Marxisme merupakan ajaran sosial – ekonomis – politik yang sangat kompleks
dan tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur
yang sebenarnya hakiki juga. Kita ingin memandang marxisme sebagai kritik
atas teori liberalistis tentang milik yang serentak juga merupakan usaha untuk
menyajikan suatu alternatif. Usaha tersebut meliputi dua aspek : aspek ilmiah
dan aspek etis.
2. Pertentangan dan Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
Liberalisme hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kebebasan dasar bagi
setiap manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama
karena lembaga milik pribadi. Pada kenyataannya berbagai negara, liberalisme dan
sosialisme mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak selalu melintasi pola – pola yang
sama.
Liberalisme
Inti pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual.
Tugas pokok negara menurut pandangan liberalisme secara klasik dilukiskan
sebagai “negara jaga malam”, karena negara harus membatasi diri pada
perlindungan dan pengamanan para warga negara.
Pokok-pokok Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog
Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and
Property). Berikut adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar
Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang
kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena
kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan
kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-
masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu
nilai yang mutlak dari demokrasi.
4. Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang
mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam
setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan
politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi
dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk
menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak
boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut
kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela
dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan
hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah
adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan
rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang),
persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of
Individual)
Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri,
dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara
sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism).Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke
(1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan
pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
5. Dua Masa Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada dua
macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.
Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme
Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada
Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau
tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari
Liberalisme Klasik itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-
hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain,
nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja
dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak
pernah berakhir.
Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah
diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing –
yang akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi
(politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti
kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena
kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi,
tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas
yang sebebas-bebasnya.
Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran
dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Titik
berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran
pemikiran / paham tidak dapat dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”. Inti
dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara
kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang
layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan
hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi
manusia juga harus saling tolong-menolong. Ciri utama sosialisme adalah
pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu
6. faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan
penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara
feodal.
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi
terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah
kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di
pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.
Sosialime adalah suatu reaksi atas ketidak beresan dalam masyarakat dalam yg
disebabkan oleh liberalism. Sosialisme berasal dari kata latin socius yg berarti
teman atau kawan sosialisme memandang manusia sebagai mahluk social atau
seebagai sesame yang hidup dengan sesama lainnya. Masyarakat yg diatur
oleh sosialisme mempunyai rasa soliditas yg tinggi. Sosialisme terbagi
menjadi dua yaitu :
1) Sosialisme komunistis
Sosialime komunistis atau komunime menolak milik pribadi menurut mereka
milik harus menjadi milik bersama atau milik kolektif tetapi sebagaimana
telah diketahui karl marx menolak segala bentuk milik pribadi marx beserta
pengikutnya membedakan antara pemilikan barang konsumsi dan pemilikan
barang sarana produksi, komunisme tidak berkeberatan dalam pemilikan
secara pribadi barang barang konsumsi.
2) Sosialisme demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu tetapi
berbeda dengan komunisme. Mereka tidak bersedia mengorbankan sistem
pemerintahan yang demokratis yang mereka anggap sebagai sebuah perolehan
modern yang sangat berharga oleh karena itu mereka ingin mewujudkan cita-
cita sosialistis melaluijalan demokratis, Marx dan Engels pernah
menyerukankaum buruh sedunia bersatulah maka denga itu mereka terjun ke
dunia politik dengan mendirikan partai sosialis yang tulang punggungnya
serikat buruh.
Kekuatan dan kelemahan
Liberalisme
Kekuatan liberalism adalah milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi.
7. Tetapi kelemahanya yang utama adalah mereka kurang memperhatikan kaum
miskin dan orang yang kurang beruntung didalam masyarakat berindustri kalau
bisa dikatakan secara ekstrem yaitu miskin sama dengan malas dengan
anggapan apabila bekerja keras maka akan maju.
Sosialisme
Kekuatan sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividualisme
dari milik. Milik selalu mempunyai suatu fungsi social dan tidak boleh dibatasi
pada kepentingan pribadi saja.
Kelemahan nya adalah ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas
ternyata tidak berhasil.
Menuju perdamaian
Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideology antagonis yang
berjuang merebut hegemoni dipanggung politik ekonomi selama kurang lebih
setengah abad pada saat sekarang tampaknya dua ideology ini tampaknya
mencapai titik perdamaian walaupun belum terlihat suatu sintetis yg jelas,
keseimbangan dua ideology ini rupanya sudah tercipta dengan memanfaatkan
kelebihan kelebihan masing masing dan mengesampingkan kelemahanya, pada
saat ini kita menyaksikan suatu situasi paradoksal dimana dua ideology ini
secara bersamaan berhasil dan serentak pula berhasil.
3. Kapitalisme dan demokratisasi
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip
tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan
bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung
kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak
memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli
mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada
abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi.
Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan
8. baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya
dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka.
Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan
kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah
demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan.
Keputusan deomkratis adalah keputusan rata – rata semua warga negara.
4. Etika pasar bebas
David Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas
dimana pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan
sempurna. Dalam situasi itu tidak dibutuhkan ditegakanya rambu rambu moral karena
kepentingan kepentingan pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social
masyarakat yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi. Pentingnya
etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi, pertama dari segi keadilan sosial
supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama. Kedua yaitu sebagai
jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral.
Keuntungan sebagai tujuan perusahaan, keuntungan termasuk definisi bisnis yang
sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan
suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu
berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan
bisnis apabila dalam masa promosi tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan
ekonomis menghasilkan keuntungan. Keuntungan baru muncul dalam kegiatan
ekonomi yg memakai sistem keuangan .
Maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
Profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam
ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi
mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
9. kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan
sendirinya akan muncul keadaan tidak etis. Sekurang kurangya karena alas an itu
karyawan diperalat begitu saja, tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa
maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara
harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi
keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil maka kurang
tepat apabila orang mengukurnya secara etika.
-o0o-
5. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana
pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna
dalam situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga
kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat .
yang pada kenyataanya situasi di-o0oa--tas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini teru-jhffj-tama tampak dari dua segi . pertama dari
segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
6. keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide
product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma
bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan
sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi
.tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan
. keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam
ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi
mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
10. kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan
sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu
karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai
tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan
sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa
berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini
bisa dimaklumi
7. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana
pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna
dalam situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga
kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat .
yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi
keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
8. keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide
product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma
bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan
sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi
.tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan
. keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam
ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi
mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan
sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu
karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai
tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan
sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model
11. ekonomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika
.penjelasan protes ini bisa dimaklumi