SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
HANDLING CYTOTOXIC AGENTS
9/29/2020 1
Handling cytotoxic agents
–Pengertian cytotoxic agents
–Handling cytotoxic agents di rumah sakit
9/29/2020 2
Introduction
• Pencampuran sediaan steril harus
memperhatikan perlindungan produk dari
kontaminasi mikroorganisme;
• Sedangkan untuk penanganan sediaan
sitostatika selain kontaminasi juga
memperhatikan perlindungan terhadap
petugas, produk dan lingkungan.
9/29/2020 3
Introduction
• Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu
dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk
mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena
sebagian besar sediaan sitostatika bersifat:
– Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan
kanker.
– Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan
mutasi genetik.
– Teratogenik yang berarti dapat membahayakan
janin.
9/29/2020 4
Introduction
• Kemungkinan pemaparan yang berulang
terhadap sejumlah kecil obat-obat kanker
akan mempunyai efek karsinogenik,
mutagenik, dan teratogenik yang tertunda
lama di terhadap petugas yang menyiapkan
dan memberikan obat-obat ini.
9/29/2020 5
Introduction
• Mekanisme cara terpaparnya obat kanker ke
dalam tubuh adalah:
– Inhalasi → Terhirup pada saat rekostitusi
– Absorpsi → Masuk dalam kulit jika tertumpah
– Ingesti → Kemungkinan masuk jika tertelan
• Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam
transportasi, penyimpanan, pendistribusian,
rekonstitusi, dan pemberian sediaan sitostatika.
9/29/2020 6
Pengertian cytotoxic agents/drugs
• Obat sitotoksik adalah agen ditujukan untuk
terapeutik, tetapi tidak terbatas pada,
pengobatan kanker
• Obat ini dikenal sangat toksik bagi sel, terutama
melalui aksi mereka pada reproduksi sel
• Obat sitotoksik semakin sering digunakan dalam
berbagai layanan kesehatan, laboratorium dan
klinik hewan untuk pengobatan kanker dan
kondisi medis lainnya seperti rheumatoid
arthritis, multiple sclerosis dan gangguan auto-
imun.
9/29/2020 7
Pengertian…
• Obat sitotoksik adalah senyawa toksik yang diketahui
memiliki potensi karsinogenik, mutagenik dan / atau
teratogenik.
• Dengan kontak langsung dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, mata, dan selaput lendir, dan ulserasi dan
nekrosis jaringan.
• Paparan terhadap obat harus diminimalkan, namun
kebutuhan untuk pemeliharaan kondisi aseptik harus
dipenuhi.
9/29/2020 8
Umumnya digunakan obat sitotoksik :
Alkylating agents: Antibiotic:
Thiotepa Daunorubicin liposomal
Busulfan Actinomycin
Cyclophosphamide Bleomycin
Carmustine Mithramycin
Chlorambucil
Antimetabolites: Miscellaneous:
Fluorouracil (5-FU) Cisplatin
6-mercaptopurine L-Asparaginase
6-Thioguanine Dacarbazine
Methotrexate Etoposide Phosphate
Vinca alkaloids:
Vincristine
Vinblastine
Sediaan yang biasa digunakan untuk
obat-obatan sitotoksik
• Cyclophosphamide: bubuk steril putih dalam vial untuk
dilarutkan
• Methotrexate: cairan larutan isotonik kuning jernih untuk
injeksi, atau bubuk lyophilized kuning natrium metotreksat
• Cisplatin: putih kekuningan frez-kering, serbuk dilarutkan
dengan air atau saline
• Pemberian parenteral dapat diberikan melalui rute sebagai
berikut:
– Dengan jarum suntik
– Dengan injeksi bolus lambat ke dalam kanula
– Dengan penambahan agen sitotoksik ke dalam cairan infus dan
diberikan selama periode infus yang telah ditetapkan
9/29/2020 10
Daftar Istilah
Acute toxicity: di mana efek toksik terjadi segera atau segera setelah
paparan tunggal.
Antineoplastic: anticancer.
Cancer: tumor ganas yang dapat menyebar ke organ tubuh yang lain, yang
berbeda dari tumor jinak yang tidak bisa. (Meskipun leukemia dan
beberapa karena penyakit ganas lainnya bukan tumor padat, mereka
memenuhi kriteria lain untuk kanker dan dapat, serta sering, termasuk
dalam definisi ini.)
Carcinogen: agen yang bertanggung jawab dalam pembentukan kanker.
Carcinogenic: mampu menyebabkan kanker.
9/29/2020 11
Daftar Istilah…continued
Chemotherapy: pengobatan penyakit dengan zat kimia.
Chronic toxicity: efek berbahaya dari bahan kimia yang terjadi setelah
paparan berulang atau berkepanjangan. Efek kronis juga dapat terjadi
beberapa saat setelah paparan telah dihentikan.
Cytogenetics: studi tentang struktur dan fungsi sel-sel tubuh, dengan
referensi khusus pada kromosom
Cytotoxic: merusak sel-sel hidup.
Excreta: setiap materi limbah dieliminasi dari tubuh
Extravasation: kebocoran obat sitotoksik dari vena ke dalam jaringan
sekitarnya.
Metabolite: dalam fisiologi, produk apapun yang dihasilkan oleh atau
mengambil bagian dalam proses kimia esensial bagi kehidupan.
9/29/2020 12
Daftar Istilah…continued
• Mutagenic: dapat menyebabkan mutasi.
• Neoplasm: kata lain untuk tumor.
• Oncogenic: menyebabkan atau mendorong pertumbuhan tumor.
• Oncology: pengembangan ilmu baru, merupakan bagian dari ilmu
kedokteran yang berkaitan dengan pengelolaan penyakit yang
ganas seperti kanker.
• Teratogenic: dapat menyebabkan kelainan dalam embrio atau
janin, yang, menyebabkan cacat lahir.
• Tumour: pembengkakan, pembesaran, atau massa abnormal dari
jaringan di mana pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Suatu
tumor dapat bersifat jinak (tidak ganas) atau ganas (kanker).
9/29/2020 13
LABELLING, PACKAGING, AND TRANSPORT OF
CYTOTOXIC DRUGS
• Labelling
• Semua preparasi sitotoksik harus diberi label yang
jelas, informasi detail, akurat, dan dapat dibaca.
• Label harus dirancang khusus dan harus menyatakan
bahwa ada zat sitotoksik dalam preparasi. Label juga
harus menyatakan jumlah total dan volume sediaan,
waktu dan tanggal tidak boleh digunakan, dan
rekomendasi penyimpanan.
• Label khusus lainnya juga harus dilampirkan, bila
sesuai, untuk menyampaikan informasi tambahan atau
saran (misalnya tidak extravasate).
9/29/2020 14
LABELLING, PACKAGING, AND TRANSPORT OF
CYTOTOXIC DRUGS
• PACKAGING AND TRANSPORTING CYTOTOXIC
DRUGS
• Kedua wadah, kemasan langsung & kemasan luar
semuanya diberi label keselamatan/keamanan
9/29/2020 15
Drug packaging
• Obat sitotoksik harus dikemas dalam wadah berlabel,
disegel, anti bocor, dengan tas luar tersegel jika
memungkinkan, untuk memastikan wadah :
 memberikan perlindungan yang dari cahaya
melindungi obat dari kerusakan dalam perjalanan
Melindungi jika terjadi kerusakan kontent bocor
memiliki tutup childproof (jika diperlukan)
9/29/2020 16
Drug transport
• Wadah yang digunakan untuk mengangkut obat
sitotoksik harus disiapkan:
• Berdinding keras dan kuat
– Dibuat dari bahan foam atau bahan kemasan yang
cocok yang mampu melindungi produk dari shock
yang ekuivalen dengan penurunan dari satu meter
ke permukaan beton
– tertutup rapat dan diberi label dengan peringatan
sitotoksik.
9/29/2020 17
Potensi Pengaruh Paparan Obat sitotoksik
• Rute utama dari paparan obat sitotoksik adalah
melalui inhalasi dari debu obat atau aerosol,
absorbsi kulit, tidak disengaja tertelan melalui
kontak dengan makanan yang terkontaminasi
atau rokok, dan cedera jarum suntik .
• Peluang untuk paparan dapat terjadi :
 selama persiapan dan pemberian obat,
 penanganan cairan tubuh dari pasien yang menerima
obat sitotoksik,
 penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan
bahan terkontaminasi oleh limbah terkait,
 transportasi obat sitotoksik.
9/29/2020 18
Prosedur Penanganan Obat sitotoksik dan Limbah Terkait
Fokus utama dari keamanan selama penggunaan obat
sitotoksik harus berada di:
• Pengendalian lingkungan kerja;
• Aman praktek kerja, dan
• Pendidikan dan pelatihan personil.
Persiapan dan rekonstitusi dari obat sitotoksik hanya
boleh dilakukan oleh tenaga terlatih khusus yang
ditunjuk, bekerja di bawah kondisi yang tepat yang
melindungi pekerja dan lingkungan serta melindungi
integritas dari produk tersebut.
9/29/2020 19
Meminimalkan Paparan
• Hal ini tidak mungkin untuk benar-benar
menghilangkan risiko yang terlibat dalam persiapan
dan rekonstitusi dari obat sitotoksik. Namun, pajanan
obat sitotoksik dapat diminimalkan dengan:
– Penggunaan rinci, prosedur tertulis dan praktek kerja yang aman untuk semua aspek
penanganan obat sitotoksik (termasuk pengelolaan tumpahannya);
– Pendidikan dan pelatihan yang memadai dari semua orang yang
terlibat dalam penanganan obat sitotoksik dan limbah terkait untuk
memastikan kepatuhan dengan prosedur;Periodic evaluation and
validation of the training given;
– Penyediaan dan penggunaan yang benar dari peralatan pelindung,
fasilitas (misalnya lemari keselamatan biologi) dan pakaian (baju
misalnya, sarung tangan, dll);
– Kepatuhan terhadap tindakan pencegahan universal.
9/29/2020 20
STANDARD OPERATING PROCEDURES FOR
PREPARING CYTOTOXIC DRUGS
• SOP untuk persiapan parenteral harus
didokumentasikan, dan menekankan perlu untuk:
– menghindari penggunaan obat sitotoksik
disediakan dalam ampul kaca. Jika ampul kaca
harus digunakan, buka dengan pemutus ampul
atau low-linting swab
– mengandung larutan obat berlebih dan
pendingin udara saat priming
– menggunakan teknik yang tidak menyebabkan
perbedaan tekanan.
9/29/2020 21
Tablets, capsules and topical creams
• harus dipreparasi berdasarkan kondisi yang sama
seperti sediaan parenteral obat sitotoksik.
• SOP tambahan khusus untuk sediaan non-parenteral
(yg dilakukan tanpa preparasi) meliputi:
– menggunakan peralatan yang-khusus
– membuat campuran dengan mendispersikan tablet dalam
air
– tidak menghancurkan tablet dalam mortar terbuka
– tidak menghitung tablet atau kapsul dengan mesin
– membersihkan peralatan segera setelah digunakan dengan
deterjen alkali kuat dengan pH 10.
9/29/2020 22
Persiapan Obat sitotoksik
Aman -Langkah A, B, C
A.Bagian I Semua prosedur yang terlibat dalam
penyiapan obat sitotoksik harus dilakukan di Kelas
11, Tipe A atau tipe B LAF biological safety cabinet.
• Kabinet pembuangan harus di luar ruangan untuk
mengeliminasi paparan personil dari obat yang dapat
menguap setelah penyimpanan pada LAF. Kabinet
pilihan adalah Type Kelas 11, Type B yang kabinet
pembuangan di luar ruangan dengan filter bag-
in/bag-out untuk melindungi personil dan untuk
memfasilitasi pembuangan.
9/29/2020 23
Tahapan A-C
9/29/2020 24
B. Untuk keamanan di permukaan kabinet kerja harus
ditutupi dengan plastik yang dilapisi kertas penyerap. Ini
akan mengurangi potensi dispersi tetesan dan tumpahan
dan memfasilitasi pembersihan. Kertas harus diganti
setelah ada tumpahan dan pada akhir setiap shift kerja.
C. Personil mempersiapkan obat harus memakai :
• Sarung tangan lateks dan baju bedah sekali pakai dengan
manset elastis .
• Sarung tangan harus diganti secara teratur dan segera jika
robek atau bocor.
• Pakaian pelindung tidak boleh dipakai di luar wilayah
persiapan obat.
Safe Preparation of Cytotoxic Drugs-
Steps D, E, F, G
D. Obat di dalam vial yang perlu dilarutkan harus
dikeluarkan untuk mengurangi tekanan internal
menggunakan fiter mikron hidrofobik 0,22 atau filter lainnya
yang sesuai, seperti pin dispensing kemoterapi. Hal ini
mengurangi kemungkinan penyemprotan dan tumpahan..
E. Jika dispensing kemoterapi tidak
menggunakan jarum, pad
alkohol steril harus ditempatkan
hati-hati di sekitar bagian atas
jarum dan botol selama
penarikan dari septum.
F. Permukaan eksternal terkontaminasi
obat harus dibersihkan dengan pad
alkohol sebelum ditransfer atau
transportasi.
G. Ketika membuka ampul kaca, bungkus dgn pad
alkohol kemudian selipkan di break point untuk
mengurangi kemungkinan cedera dan aerosol yang
dihasilkan.
Gunakan jarum Filter 5 mikron saat mengambil
larutan obat.
Safe Preparation of Cytotoxic Drugs- Steps
H, I, J, K and L
• H. Jarum suntik dan botol berisi obat sitotoksik I.V.
harus diberi label dan tanggal.
•Sebelum barang-barang meninggalkan daerah
preparasi,baca label kembali,
" Perhatian-kemoterapi, Buanglah dengan benar ".
I. Setelah proses persiapan obat selesai, untuk
keamanan usap bagian bawah dalam kabinet
dengan air (untuk injeksi atau irigasi) diikuti oleh
alkohol 70% dengan menggunakan handuk sekali
pakai. Limbah dianggap terkontaminasi dan harus
dibuang dengan benar.
• J. Jarum suntik, I.V. tubing klip butterfly, dll, yang
terkontaminasi harus dibuang utuh untuk mencegah adanya
aerosol dan cedera. Do not recap needles. Tempatkan barang-
barang dalam wadah tahan tusukan bersama dengan botol
yang terkontaminasi, botol, sarung tangan, paper penyerap,
baju sekali pakai, kain kasa dan limbah lainnya. Wadah
kemudian harus ditempatkan dalam kotak berlabel,
"Cytotoxic waste only," disegel dan dibuang sesuai persyaratan.
Linen terkontaminasi dengan obat-obatan, kotoran pasien
atau cairan tubuh harus ditangani secara terpisah.
• K. Tangan harus dicuci antara
pergantian sarung tangan dan
setelah melepas sarung tangan.
• L. Obat sitotoksik dikategorikan
sebagai limbah diatur
karenanya, harus dibuang
sesuai dengan persyaratan .
Prosedur aman pemberian sediaan
sitotoksik kepada pasien
9/29/2020 35
Prosedur aman pemberian sediaan
sitotoksik kepada pasien
9/29/2020 36
Prosedur aman pemberian sediaan
sitotoksik kepada pasien
9/29/2020 37
Prosedur aman pemberian sediaan
sitotoksik kepada pasien
9/29/2020 38
Prosedur aman pemberian sediaan
sitotoksik kepada pasien
9/29/2020 39

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
 
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Handling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxHandling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptx
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
Penanganan Limbah Sitostatika Novia KFT 051215 (sos out)
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawat
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 

Similar to HANDLING CYTOTOXIC DRUGS

Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...UmmilKhair2
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisMusa Diryanto
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptiseko_apt
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxAnisahKireina
 
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi TelingaTatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi TelingaNesha Mutiara
 
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptPengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptNursela13
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)adefelia_91
 
Bab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologiBab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologirinitosha
 
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxBab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxDELLABLATAMA1
 
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.docPANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doclisa25515
 
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalProduk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalGregory Budiman
 

Similar to HANDLING CYTOTOXIC DRUGS (20)

Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptxAntibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Makalah cairan otak
Makalah cairan otakMakalah cairan otak
Makalah cairan otak
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi TelingaTatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
 
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.pptPengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
Pengantar sitostatika mata kuliah pengantar sitostatika.ppt
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Bab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologiBab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologi
 
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxBab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
 
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.docPANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
 
Pencegahan VAP.pptx
Pencegahan VAP.pptxPencegahan VAP.pptx
Pencegahan VAP.pptx
 
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik IllegalProduk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
Produk Kosmetika Berbahaya dan Suntik Illegal
 

More from Citra pharmacist

mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)Citra pharmacist
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptCitra pharmacist
 
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI Citra pharmacist
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Citra pharmacist
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Citra pharmacist
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 

More from Citra pharmacist (11)

mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
mikrobiologi tbc (TUBERKULOSIS)
 
Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
 
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
Tugas ilmu perilaku kuliah D3 FARMASI
 
Anestesi MENCITppt
Anestesi MENCITpptAnestesi MENCITppt
Anestesi MENCITppt
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
 
Soal jarum bedah
Soal jarum bedahSoal jarum bedah
Soal jarum bedah
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 

Recently uploaded

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 

Recently uploaded (20)

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 

HANDLING CYTOTOXIC DRUGS

  • 2. Handling cytotoxic agents –Pengertian cytotoxic agents –Handling cytotoxic agents di rumah sakit 9/29/2020 2
  • 3. Introduction • Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; • Sedangkan untuk penanganan sediaan sitostatika selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk dan lingkungan. 9/29/2020 3
  • 4. Introduction • Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika bersifat: – Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker. – Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik. – Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin. 9/29/2020 4
  • 5. Introduction • Kemungkinan pemaparan yang berulang terhadap sejumlah kecil obat-obat kanker akan mempunyai efek karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik yang tertunda lama di terhadap petugas yang menyiapkan dan memberikan obat-obat ini. 9/29/2020 5
  • 6. Introduction • Mekanisme cara terpaparnya obat kanker ke dalam tubuh adalah: – Inhalasi → Terhirup pada saat rekostitusi – Absorpsi → Masuk dalam kulit jika tertumpah – Ingesti → Kemungkinan masuk jika tertelan • Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam transportasi, penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi, dan pemberian sediaan sitostatika. 9/29/2020 6
  • 7. Pengertian cytotoxic agents/drugs • Obat sitotoksik adalah agen ditujukan untuk terapeutik, tetapi tidak terbatas pada, pengobatan kanker • Obat ini dikenal sangat toksik bagi sel, terutama melalui aksi mereka pada reproduksi sel • Obat sitotoksik semakin sering digunakan dalam berbagai layanan kesehatan, laboratorium dan klinik hewan untuk pengobatan kanker dan kondisi medis lainnya seperti rheumatoid arthritis, multiple sclerosis dan gangguan auto- imun. 9/29/2020 7
  • 8. Pengertian… • Obat sitotoksik adalah senyawa toksik yang diketahui memiliki potensi karsinogenik, mutagenik dan / atau teratogenik. • Dengan kontak langsung dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan selaput lendir, dan ulserasi dan nekrosis jaringan. • Paparan terhadap obat harus diminimalkan, namun kebutuhan untuk pemeliharaan kondisi aseptik harus dipenuhi. 9/29/2020 8
  • 9. Umumnya digunakan obat sitotoksik : Alkylating agents: Antibiotic: Thiotepa Daunorubicin liposomal Busulfan Actinomycin Cyclophosphamide Bleomycin Carmustine Mithramycin Chlorambucil Antimetabolites: Miscellaneous: Fluorouracil (5-FU) Cisplatin 6-mercaptopurine L-Asparaginase 6-Thioguanine Dacarbazine Methotrexate Etoposide Phosphate Vinca alkaloids: Vincristine Vinblastine
  • 10. Sediaan yang biasa digunakan untuk obat-obatan sitotoksik • Cyclophosphamide: bubuk steril putih dalam vial untuk dilarutkan • Methotrexate: cairan larutan isotonik kuning jernih untuk injeksi, atau bubuk lyophilized kuning natrium metotreksat • Cisplatin: putih kekuningan frez-kering, serbuk dilarutkan dengan air atau saline • Pemberian parenteral dapat diberikan melalui rute sebagai berikut: – Dengan jarum suntik – Dengan injeksi bolus lambat ke dalam kanula – Dengan penambahan agen sitotoksik ke dalam cairan infus dan diberikan selama periode infus yang telah ditetapkan 9/29/2020 10
  • 11. Daftar Istilah Acute toxicity: di mana efek toksik terjadi segera atau segera setelah paparan tunggal. Antineoplastic: anticancer. Cancer: tumor ganas yang dapat menyebar ke organ tubuh yang lain, yang berbeda dari tumor jinak yang tidak bisa. (Meskipun leukemia dan beberapa karena penyakit ganas lainnya bukan tumor padat, mereka memenuhi kriteria lain untuk kanker dan dapat, serta sering, termasuk dalam definisi ini.) Carcinogen: agen yang bertanggung jawab dalam pembentukan kanker. Carcinogenic: mampu menyebabkan kanker. 9/29/2020 11
  • 12. Daftar Istilah…continued Chemotherapy: pengobatan penyakit dengan zat kimia. Chronic toxicity: efek berbahaya dari bahan kimia yang terjadi setelah paparan berulang atau berkepanjangan. Efek kronis juga dapat terjadi beberapa saat setelah paparan telah dihentikan. Cytogenetics: studi tentang struktur dan fungsi sel-sel tubuh, dengan referensi khusus pada kromosom Cytotoxic: merusak sel-sel hidup. Excreta: setiap materi limbah dieliminasi dari tubuh Extravasation: kebocoran obat sitotoksik dari vena ke dalam jaringan sekitarnya. Metabolite: dalam fisiologi, produk apapun yang dihasilkan oleh atau mengambil bagian dalam proses kimia esensial bagi kehidupan. 9/29/2020 12
  • 13. Daftar Istilah…continued • Mutagenic: dapat menyebabkan mutasi. • Neoplasm: kata lain untuk tumor. • Oncogenic: menyebabkan atau mendorong pertumbuhan tumor. • Oncology: pengembangan ilmu baru, merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berkaitan dengan pengelolaan penyakit yang ganas seperti kanker. • Teratogenic: dapat menyebabkan kelainan dalam embrio atau janin, yang, menyebabkan cacat lahir. • Tumour: pembengkakan, pembesaran, atau massa abnormal dari jaringan di mana pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Suatu tumor dapat bersifat jinak (tidak ganas) atau ganas (kanker). 9/29/2020 13
  • 14. LABELLING, PACKAGING, AND TRANSPORT OF CYTOTOXIC DRUGS • Labelling • Semua preparasi sitotoksik harus diberi label yang jelas, informasi detail, akurat, dan dapat dibaca. • Label harus dirancang khusus dan harus menyatakan bahwa ada zat sitotoksik dalam preparasi. Label juga harus menyatakan jumlah total dan volume sediaan, waktu dan tanggal tidak boleh digunakan, dan rekomendasi penyimpanan. • Label khusus lainnya juga harus dilampirkan, bila sesuai, untuk menyampaikan informasi tambahan atau saran (misalnya tidak extravasate). 9/29/2020 14
  • 15. LABELLING, PACKAGING, AND TRANSPORT OF CYTOTOXIC DRUGS • PACKAGING AND TRANSPORTING CYTOTOXIC DRUGS • Kedua wadah, kemasan langsung & kemasan luar semuanya diberi label keselamatan/keamanan 9/29/2020 15
  • 16. Drug packaging • Obat sitotoksik harus dikemas dalam wadah berlabel, disegel, anti bocor, dengan tas luar tersegel jika memungkinkan, untuk memastikan wadah :  memberikan perlindungan yang dari cahaya melindungi obat dari kerusakan dalam perjalanan Melindungi jika terjadi kerusakan kontent bocor memiliki tutup childproof (jika diperlukan) 9/29/2020 16
  • 17. Drug transport • Wadah yang digunakan untuk mengangkut obat sitotoksik harus disiapkan: • Berdinding keras dan kuat – Dibuat dari bahan foam atau bahan kemasan yang cocok yang mampu melindungi produk dari shock yang ekuivalen dengan penurunan dari satu meter ke permukaan beton – tertutup rapat dan diberi label dengan peringatan sitotoksik. 9/29/2020 17
  • 18. Potensi Pengaruh Paparan Obat sitotoksik • Rute utama dari paparan obat sitotoksik adalah melalui inhalasi dari debu obat atau aerosol, absorbsi kulit, tidak disengaja tertelan melalui kontak dengan makanan yang terkontaminasi atau rokok, dan cedera jarum suntik . • Peluang untuk paparan dapat terjadi :  selama persiapan dan pemberian obat,  penanganan cairan tubuh dari pasien yang menerima obat sitotoksik,  penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan bahan terkontaminasi oleh limbah terkait,  transportasi obat sitotoksik. 9/29/2020 18
  • 19. Prosedur Penanganan Obat sitotoksik dan Limbah Terkait Fokus utama dari keamanan selama penggunaan obat sitotoksik harus berada di: • Pengendalian lingkungan kerja; • Aman praktek kerja, dan • Pendidikan dan pelatihan personil. Persiapan dan rekonstitusi dari obat sitotoksik hanya boleh dilakukan oleh tenaga terlatih khusus yang ditunjuk, bekerja di bawah kondisi yang tepat yang melindungi pekerja dan lingkungan serta melindungi integritas dari produk tersebut. 9/29/2020 19
  • 20. Meminimalkan Paparan • Hal ini tidak mungkin untuk benar-benar menghilangkan risiko yang terlibat dalam persiapan dan rekonstitusi dari obat sitotoksik. Namun, pajanan obat sitotoksik dapat diminimalkan dengan: – Penggunaan rinci, prosedur tertulis dan praktek kerja yang aman untuk semua aspek penanganan obat sitotoksik (termasuk pengelolaan tumpahannya); – Pendidikan dan pelatihan yang memadai dari semua orang yang terlibat dalam penanganan obat sitotoksik dan limbah terkait untuk memastikan kepatuhan dengan prosedur;Periodic evaluation and validation of the training given; – Penyediaan dan penggunaan yang benar dari peralatan pelindung, fasilitas (misalnya lemari keselamatan biologi) dan pakaian (baju misalnya, sarung tangan, dll); – Kepatuhan terhadap tindakan pencegahan universal. 9/29/2020 20
  • 21. STANDARD OPERATING PROCEDURES FOR PREPARING CYTOTOXIC DRUGS • SOP untuk persiapan parenteral harus didokumentasikan, dan menekankan perlu untuk: – menghindari penggunaan obat sitotoksik disediakan dalam ampul kaca. Jika ampul kaca harus digunakan, buka dengan pemutus ampul atau low-linting swab – mengandung larutan obat berlebih dan pendingin udara saat priming – menggunakan teknik yang tidak menyebabkan perbedaan tekanan. 9/29/2020 21
  • 22. Tablets, capsules and topical creams • harus dipreparasi berdasarkan kondisi yang sama seperti sediaan parenteral obat sitotoksik. • SOP tambahan khusus untuk sediaan non-parenteral (yg dilakukan tanpa preparasi) meliputi: – menggunakan peralatan yang-khusus – membuat campuran dengan mendispersikan tablet dalam air – tidak menghancurkan tablet dalam mortar terbuka – tidak menghitung tablet atau kapsul dengan mesin – membersihkan peralatan segera setelah digunakan dengan deterjen alkali kuat dengan pH 10. 9/29/2020 22
  • 23. Persiapan Obat sitotoksik Aman -Langkah A, B, C A.Bagian I Semua prosedur yang terlibat dalam penyiapan obat sitotoksik harus dilakukan di Kelas 11, Tipe A atau tipe B LAF biological safety cabinet. • Kabinet pembuangan harus di luar ruangan untuk mengeliminasi paparan personil dari obat yang dapat menguap setelah penyimpanan pada LAF. Kabinet pilihan adalah Type Kelas 11, Type B yang kabinet pembuangan di luar ruangan dengan filter bag- in/bag-out untuk melindungi personil dan untuk memfasilitasi pembuangan. 9/29/2020 23
  • 25. B. Untuk keamanan di permukaan kabinet kerja harus ditutupi dengan plastik yang dilapisi kertas penyerap. Ini akan mengurangi potensi dispersi tetesan dan tumpahan dan memfasilitasi pembersihan. Kertas harus diganti setelah ada tumpahan dan pada akhir setiap shift kerja.
  • 26. C. Personil mempersiapkan obat harus memakai : • Sarung tangan lateks dan baju bedah sekali pakai dengan manset elastis . • Sarung tangan harus diganti secara teratur dan segera jika robek atau bocor. • Pakaian pelindung tidak boleh dipakai di luar wilayah persiapan obat.
  • 27. Safe Preparation of Cytotoxic Drugs- Steps D, E, F, G D. Obat di dalam vial yang perlu dilarutkan harus dikeluarkan untuk mengurangi tekanan internal menggunakan fiter mikron hidrofobik 0,22 atau filter lainnya yang sesuai, seperti pin dispensing kemoterapi. Hal ini mengurangi kemungkinan penyemprotan dan tumpahan..
  • 28. E. Jika dispensing kemoterapi tidak menggunakan jarum, pad alkohol steril harus ditempatkan hati-hati di sekitar bagian atas jarum dan botol selama penarikan dari septum.
  • 29. F. Permukaan eksternal terkontaminasi obat harus dibersihkan dengan pad alkohol sebelum ditransfer atau transportasi.
  • 30. G. Ketika membuka ampul kaca, bungkus dgn pad alkohol kemudian selipkan di break point untuk mengurangi kemungkinan cedera dan aerosol yang dihasilkan. Gunakan jarum Filter 5 mikron saat mengambil larutan obat.
  • 31. Safe Preparation of Cytotoxic Drugs- Steps H, I, J, K and L • H. Jarum suntik dan botol berisi obat sitotoksik I.V. harus diberi label dan tanggal. •Sebelum barang-barang meninggalkan daerah preparasi,baca label kembali, " Perhatian-kemoterapi, Buanglah dengan benar ".
  • 32. I. Setelah proses persiapan obat selesai, untuk keamanan usap bagian bawah dalam kabinet dengan air (untuk injeksi atau irigasi) diikuti oleh alkohol 70% dengan menggunakan handuk sekali pakai. Limbah dianggap terkontaminasi dan harus dibuang dengan benar.
  • 33. • J. Jarum suntik, I.V. tubing klip butterfly, dll, yang terkontaminasi harus dibuang utuh untuk mencegah adanya aerosol dan cedera. Do not recap needles. Tempatkan barang- barang dalam wadah tahan tusukan bersama dengan botol yang terkontaminasi, botol, sarung tangan, paper penyerap, baju sekali pakai, kain kasa dan limbah lainnya. Wadah kemudian harus ditempatkan dalam kotak berlabel, "Cytotoxic waste only," disegel dan dibuang sesuai persyaratan. Linen terkontaminasi dengan obat-obatan, kotoran pasien atau cairan tubuh harus ditangani secara terpisah.
  • 34. • K. Tangan harus dicuci antara pergantian sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan. • L. Obat sitotoksik dikategorikan sebagai limbah diatur karenanya, harus dibuang sesuai dengan persyaratan .
  • 35. Prosedur aman pemberian sediaan sitotoksik kepada pasien 9/29/2020 35
  • 36. Prosedur aman pemberian sediaan sitotoksik kepada pasien 9/29/2020 36
  • 37. Prosedur aman pemberian sediaan sitotoksik kepada pasien 9/29/2020 37
  • 38. Prosedur aman pemberian sediaan sitotoksik kepada pasien 9/29/2020 38
  • 39. Prosedur aman pemberian sediaan sitotoksik kepada pasien 9/29/2020 39