SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Antibiotic Stewardship di ICU
Latarbelakang
• Resep antibiotik yang bijaksana bersama dengan pengendalian infeksi adalah
landasan untuk mencegah munculnya organisme yang resistan terhadap obat di
ICU.
• Pemilihan Tepat dan antibiotik yang cukup (tepat waktu, tepat dosis, tepat rute,
tepat durasi)
• Kemunculan dan penyebaran mikroorganisme resisten yang cepat di ICU di
seluruh bersifat multifactorial.
Langkah 1: Merumuskan Rencana Pemilihan Antibiotik
• Antibiotik di ICU dapat sebagai profilaksis, terutama perioperatif atau secara empiris dan
definitif ketika infeksi sesuai hasil kutur.
• Antibiotik dipilih tergantung pada presentasi klinis, keparahan penyakit, kemungkinan
patogen dan sumber anatomisnya, antibiotik yang sudah diberikan , epidemiologi lokal dan
pola resistensi dan kemungkinan infeksi dengan organisme resisten.
• Alasan peresepan dan pemilihan harus terdekomentasi, dapat diaudit secara berkala
untuk kepatuhannya dan kesesuaian.
• Konsultasi dini dengan konsultan penyakit menular dalam kasus-kasus sulit harus diambil
Langkah 2: kultur yang sesuai
• Idealnya ini dilakukan sebelum memulai antibiotik.
• Darah, urin, sputum, dan sekresi endotrakeal dalam media yang layak ke
laboratorium mikrobiologi dan segera diproses.
Langkah 3: Mulai Antibiotik Sejak Dini
• Keterlambatan dalam memulai antibiotik yang efektif dari awal syok septik
meningkatkan risiko kematian akibat sepsis
• Antibiotik harus dimulai dalam waktu 1 jam setelah mengenali syok septik sebagai
“Time is tissue.”
Langkah 4: Pilih Antibiotik Empiris dengan Tepat
• Antibiotik empiris dipilih secara hati-hati, karena pilihan awal yang salah meningkat
kematian.
• Pilihan antibiotik awal harus didasarkan pada riwayat pasien, penyakit yang mendasari
atau sindrom klinis, pola kerentanan patogen di masyarakat dan rumah sakit, dan pola
kolonisasi sebelumnya.
• Kelas antibiotik yang baru harus dihindari.
• Pilih antibiotik spektrum luas yang memiliki aktivitas melawan bakteri patogen yang paling
mungkin.
• Infeksi karena patogen virus/jamur/parasit juga harus dipertimbangkan dalam skenario
klinis yang sesuai dan investigasi yang relevan
Langkah 5: Stratifikasi Risiko Infeksi dengan
resistensi obat
• Pasien harus dinilai untuk risiko infeksi dengan multidrug-resistant bakteri.
• Selain faktor risiko klasik yang disebutkan di atas, faktor risiko berikut: •
a. Usia tua.
b. Kurangnya kemandirian fungsional/penurunan kognisi.
c. Kondisi komorbiditas: Gagal hati/Gagal ginjal/diabetes/imunosupresi.
d. Adanya perangkat yang menetap seperti kateter urin.
e. Jika ada satu atau lebih faktor risiko, pilihan antibiotik harus diperluas untuk cover
organisme ini.
Langkah 6: Ikuti Farmakokinetik dan Farmakodinamik
Langkah 7: Menilai Pasien Setiap Hari dan Mengurangi
Antibiotik Setelah Hasil Kultur
• • Respon klinis harus sering dinilai, dan jika pasien merespons sebaiknya, antibiotik harus
diturunkan ke spektrum yang lebih sempit, dan antibiotik yang tidak perlu harus dihentikan
sesuai hasil kultur.
Langkah 8: Pertimbangkan Kombinasi Antibiotik Secara
Spesifik
• Kombinasi diindikasikan mengobati patogen yang resistan terhadap banyak obat seperti
Acinetobacter dan Pseudomonas sp.
• Terapi kombinasi juga diindikasikan untuk neutropenia pasien dengan sepsis berat dan
pasien tertentu dengan infeksi Pseudomonas berat dengan gagal napas dan syok.
• Demikian pula, kombinasi beta-laktam dan makrolida direkomendasikan untuk bakteremia
pneumokokus.
• • Hindari kombinasi seperti vankomisin dengan piperasilin/tazobaktam, yang dapat
menyebabkan peningkatan toksisitas ginjal.
Langkah 9: Tentukan Durasi Terapi Antibiotik
• • Durasi terapi harus bersifat individual, durasi pendek (4-7 hari) dan durasi lebih lama (7-
14 hari) pada sebagian besar pasien
• Durasi lebih lama pada pasien yang memiliki respons klinis yang lambat, fokus infeksi
yang tidak dapat terdrainase, atau defisiensi imunologis termasuk neutropenia.
• Jika hasil biakan negatif dan ada respons klinis yang baik, sebagian besar antibiotik dapat
dihentikan dalam 5 hari.
• Pada infeksi Pseudomonas dan Acinetobacter, sepsis berat harus diterapi untuk: periode
yang lebih lama.
Step 10: Implement Antibiotic Stewardship
Program
• Membentuk tim penatalayanan antibiotik bersama dengan ahli mikrobiologi, PPI, konsultan
penyakit menular, dan apoteker klinis.
• pelatihan staf ICU prinsip-prinsip pengelolaan antibiotik
• Penggunaan antibiogram
• Memanfaatkan secara optimal informasi yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi.
• • Bekerja sama dengan ahli mikrobiologi dan dokter lain yang terlibat dalam peresepan
antibiotik.
• Penggunaan yang optimal dari catatan kesehatan elektronik terkomputerisasi dan
dukungan keputusan klinis dan pengingat tepat waktu kepada dokter.
terimakasih

More Related Content

Similar to Antibiotic Stewardship di ICU.pptx

Infeksi_Nosokomial.ppt
Infeksi_Nosokomial.pptInfeksi_Nosokomial.ppt
Infeksi_Nosokomial.pptTYASLARASATI
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRMuhammad Nasrullah
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikrobaAsw Yoeyoen
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASAfrilyakurniarezki
 
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptx
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptxPenggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptx
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptxFARMASIGS
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorPatenPisan1
 
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.mademossile
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxAnaSagitaFony
 
Infeksi pada Usia Lanjut.pptx
Infeksi pada Usia Lanjut.pptxInfeksi pada Usia Lanjut.pptx
Infeksi pada Usia Lanjut.pptxRaynoldsGerald
 
Vaksinasi pada immunokompromais
Vaksinasi pada immunokompromaisVaksinasi pada immunokompromais
Vaksinasi pada immunokompromaisfajar pramadu
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptssuser2a502f
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 

Similar to Antibiotic Stewardship di ICU.pptx (20)

Makalah cairan otak
Makalah cairan otakMakalah cairan otak
Makalah cairan otak
 
Infeksi_Nosokomial.ppt
Infeksi_Nosokomial.pptInfeksi_Nosokomial.ppt
Infeksi_Nosokomial.ppt
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
 
Antibiogram.pptx
Antibiogram.pptxAntibiogram.pptx
Antibiogram.pptx
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
 
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptx
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptxPenggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptx
Penggunaan_Antibiotik_Yang_Bijak.pptx
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
 
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptx
 
Infeksi pada Usia Lanjut.pptx
Infeksi pada Usia Lanjut.pptxInfeksi pada Usia Lanjut.pptx
Infeksi pada Usia Lanjut.pptx
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Vaksinasi pada immunokompromais
Vaksinasi pada immunokompromaisVaksinasi pada immunokompromais
Vaksinasi pada immunokompromais
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
BUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptxBUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptx
 

Recently uploaded

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 

Recently uploaded (20)

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 

Antibiotic Stewardship di ICU.pptx

  • 2.
  • 3. Latarbelakang • Resep antibiotik yang bijaksana bersama dengan pengendalian infeksi adalah landasan untuk mencegah munculnya organisme yang resistan terhadap obat di ICU. • Pemilihan Tepat dan antibiotik yang cukup (tepat waktu, tepat dosis, tepat rute, tepat durasi) • Kemunculan dan penyebaran mikroorganisme resisten yang cepat di ICU di seluruh bersifat multifactorial.
  • 4. Langkah 1: Merumuskan Rencana Pemilihan Antibiotik • Antibiotik di ICU dapat sebagai profilaksis, terutama perioperatif atau secara empiris dan definitif ketika infeksi sesuai hasil kutur. • Antibiotik dipilih tergantung pada presentasi klinis, keparahan penyakit, kemungkinan patogen dan sumber anatomisnya, antibiotik yang sudah diberikan , epidemiologi lokal dan pola resistensi dan kemungkinan infeksi dengan organisme resisten. • Alasan peresepan dan pemilihan harus terdekomentasi, dapat diaudit secara berkala untuk kepatuhannya dan kesesuaian. • Konsultasi dini dengan konsultan penyakit menular dalam kasus-kasus sulit harus diambil
  • 5. Langkah 2: kultur yang sesuai • Idealnya ini dilakukan sebelum memulai antibiotik. • Darah, urin, sputum, dan sekresi endotrakeal dalam media yang layak ke laboratorium mikrobiologi dan segera diproses.
  • 6. Langkah 3: Mulai Antibiotik Sejak Dini • Keterlambatan dalam memulai antibiotik yang efektif dari awal syok septik meningkatkan risiko kematian akibat sepsis • Antibiotik harus dimulai dalam waktu 1 jam setelah mengenali syok septik sebagai “Time is tissue.”
  • 7. Langkah 4: Pilih Antibiotik Empiris dengan Tepat • Antibiotik empiris dipilih secara hati-hati, karena pilihan awal yang salah meningkat kematian. • Pilihan antibiotik awal harus didasarkan pada riwayat pasien, penyakit yang mendasari atau sindrom klinis, pola kerentanan patogen di masyarakat dan rumah sakit, dan pola kolonisasi sebelumnya. • Kelas antibiotik yang baru harus dihindari. • Pilih antibiotik spektrum luas yang memiliki aktivitas melawan bakteri patogen yang paling mungkin. • Infeksi karena patogen virus/jamur/parasit juga harus dipertimbangkan dalam skenario klinis yang sesuai dan investigasi yang relevan
  • 8. Langkah 5: Stratifikasi Risiko Infeksi dengan resistensi obat • Pasien harus dinilai untuk risiko infeksi dengan multidrug-resistant bakteri. • Selain faktor risiko klasik yang disebutkan di atas, faktor risiko berikut: • a. Usia tua. b. Kurangnya kemandirian fungsional/penurunan kognisi. c. Kondisi komorbiditas: Gagal hati/Gagal ginjal/diabetes/imunosupresi. d. Adanya perangkat yang menetap seperti kateter urin. e. Jika ada satu atau lebih faktor risiko, pilihan antibiotik harus diperluas untuk cover organisme ini.
  • 9. Langkah 6: Ikuti Farmakokinetik dan Farmakodinamik
  • 10. Langkah 7: Menilai Pasien Setiap Hari dan Mengurangi Antibiotik Setelah Hasil Kultur • • Respon klinis harus sering dinilai, dan jika pasien merespons sebaiknya, antibiotik harus diturunkan ke spektrum yang lebih sempit, dan antibiotik yang tidak perlu harus dihentikan sesuai hasil kultur.
  • 11.
  • 12. Langkah 8: Pertimbangkan Kombinasi Antibiotik Secara Spesifik • Kombinasi diindikasikan mengobati patogen yang resistan terhadap banyak obat seperti Acinetobacter dan Pseudomonas sp. • Terapi kombinasi juga diindikasikan untuk neutropenia pasien dengan sepsis berat dan pasien tertentu dengan infeksi Pseudomonas berat dengan gagal napas dan syok. • Demikian pula, kombinasi beta-laktam dan makrolida direkomendasikan untuk bakteremia pneumokokus. • • Hindari kombinasi seperti vankomisin dengan piperasilin/tazobaktam, yang dapat menyebabkan peningkatan toksisitas ginjal.
  • 13. Langkah 9: Tentukan Durasi Terapi Antibiotik • • Durasi terapi harus bersifat individual, durasi pendek (4-7 hari) dan durasi lebih lama (7- 14 hari) pada sebagian besar pasien • Durasi lebih lama pada pasien yang memiliki respons klinis yang lambat, fokus infeksi yang tidak dapat terdrainase, atau defisiensi imunologis termasuk neutropenia. • Jika hasil biakan negatif dan ada respons klinis yang baik, sebagian besar antibiotik dapat dihentikan dalam 5 hari. • Pada infeksi Pseudomonas dan Acinetobacter, sepsis berat harus diterapi untuk: periode yang lebih lama.
  • 14. Step 10: Implement Antibiotic Stewardship Program • Membentuk tim penatalayanan antibiotik bersama dengan ahli mikrobiologi, PPI, konsultan penyakit menular, dan apoteker klinis. • pelatihan staf ICU prinsip-prinsip pengelolaan antibiotik • Penggunaan antibiogram • Memanfaatkan secara optimal informasi yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi. • • Bekerja sama dengan ahli mikrobiologi dan dokter lain yang terlibat dalam peresepan antibiotik. • Penggunaan yang optimal dari catatan kesehatan elektronik terkomputerisasi dan dukungan keputusan klinis dan pengingat tepat waktu kepada dokter.