3. Latarbelakang
• Resep antibiotik yang bijaksana bersama dengan pengendalian infeksi adalah
landasan untuk mencegah munculnya organisme yang resistan terhadap obat di
ICU.
• Pemilihan Tepat dan antibiotik yang cukup (tepat waktu, tepat dosis, tepat rute,
tepat durasi)
• Kemunculan dan penyebaran mikroorganisme resisten yang cepat di ICU di
seluruh bersifat multifactorial.
4. Langkah 1: Merumuskan Rencana Pemilihan Antibiotik
• Antibiotik di ICU dapat sebagai profilaksis, terutama perioperatif atau secara empiris dan
definitif ketika infeksi sesuai hasil kutur.
• Antibiotik dipilih tergantung pada presentasi klinis, keparahan penyakit, kemungkinan
patogen dan sumber anatomisnya, antibiotik yang sudah diberikan , epidemiologi lokal dan
pola resistensi dan kemungkinan infeksi dengan organisme resisten.
• Alasan peresepan dan pemilihan harus terdekomentasi, dapat diaudit secara berkala
untuk kepatuhannya dan kesesuaian.
• Konsultasi dini dengan konsultan penyakit menular dalam kasus-kasus sulit harus diambil
5. Langkah 2: kultur yang sesuai
• Idealnya ini dilakukan sebelum memulai antibiotik.
• Darah, urin, sputum, dan sekresi endotrakeal dalam media yang layak ke
laboratorium mikrobiologi dan segera diproses.
6. Langkah 3: Mulai Antibiotik Sejak Dini
• Keterlambatan dalam memulai antibiotik yang efektif dari awal syok septik
meningkatkan risiko kematian akibat sepsis
• Antibiotik harus dimulai dalam waktu 1 jam setelah mengenali syok septik sebagai
“Time is tissue.”
7. Langkah 4: Pilih Antibiotik Empiris dengan Tepat
• Antibiotik empiris dipilih secara hati-hati, karena pilihan awal yang salah meningkat
kematian.
• Pilihan antibiotik awal harus didasarkan pada riwayat pasien, penyakit yang mendasari
atau sindrom klinis, pola kerentanan patogen di masyarakat dan rumah sakit, dan pola
kolonisasi sebelumnya.
• Kelas antibiotik yang baru harus dihindari.
• Pilih antibiotik spektrum luas yang memiliki aktivitas melawan bakteri patogen yang paling
mungkin.
• Infeksi karena patogen virus/jamur/parasit juga harus dipertimbangkan dalam skenario
klinis yang sesuai dan investigasi yang relevan
8. Langkah 5: Stratifikasi Risiko Infeksi dengan
resistensi obat
• Pasien harus dinilai untuk risiko infeksi dengan multidrug-resistant bakteri.
• Selain faktor risiko klasik yang disebutkan di atas, faktor risiko berikut: •
a. Usia tua.
b. Kurangnya kemandirian fungsional/penurunan kognisi.
c. Kondisi komorbiditas: Gagal hati/Gagal ginjal/diabetes/imunosupresi.
d. Adanya perangkat yang menetap seperti kateter urin.
e. Jika ada satu atau lebih faktor risiko, pilihan antibiotik harus diperluas untuk cover
organisme ini.
10. Langkah 7: Menilai Pasien Setiap Hari dan Mengurangi
Antibiotik Setelah Hasil Kultur
• • Respon klinis harus sering dinilai, dan jika pasien merespons sebaiknya, antibiotik harus
diturunkan ke spektrum yang lebih sempit, dan antibiotik yang tidak perlu harus dihentikan
sesuai hasil kultur.
11.
12. Langkah 8: Pertimbangkan Kombinasi Antibiotik Secara
Spesifik
• Kombinasi diindikasikan mengobati patogen yang resistan terhadap banyak obat seperti
Acinetobacter dan Pseudomonas sp.
• Terapi kombinasi juga diindikasikan untuk neutropenia pasien dengan sepsis berat dan
pasien tertentu dengan infeksi Pseudomonas berat dengan gagal napas dan syok.
• Demikian pula, kombinasi beta-laktam dan makrolida direkomendasikan untuk bakteremia
pneumokokus.
• • Hindari kombinasi seperti vankomisin dengan piperasilin/tazobaktam, yang dapat
menyebabkan peningkatan toksisitas ginjal.
13. Langkah 9: Tentukan Durasi Terapi Antibiotik
• • Durasi terapi harus bersifat individual, durasi pendek (4-7 hari) dan durasi lebih lama (7-
14 hari) pada sebagian besar pasien
• Durasi lebih lama pada pasien yang memiliki respons klinis yang lambat, fokus infeksi
yang tidak dapat terdrainase, atau defisiensi imunologis termasuk neutropenia.
• Jika hasil biakan negatif dan ada respons klinis yang baik, sebagian besar antibiotik dapat
dihentikan dalam 5 hari.
• Pada infeksi Pseudomonas dan Acinetobacter, sepsis berat harus diterapi untuk: periode
yang lebih lama.
14. Step 10: Implement Antibiotic Stewardship
Program
• Membentuk tim penatalayanan antibiotik bersama dengan ahli mikrobiologi, PPI, konsultan
penyakit menular, dan apoteker klinis.
• pelatihan staf ICU prinsip-prinsip pengelolaan antibiotik
• Penggunaan antibiogram
• Memanfaatkan secara optimal informasi yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi.
• • Bekerja sama dengan ahli mikrobiologi dan dokter lain yang terlibat dalam peresepan
antibiotik.
• Penggunaan yang optimal dari catatan kesehatan elektronik terkomputerisasi dan
dukungan keputusan klinis dan pengingat tepat waktu kepada dokter.