1. BAB 10 “MEMOTIVASI KARYAWAN”
Suatu perusahaan memiliki rencana strategis yang mengindikasikan peluang dan arah masa
depan dari bisnis perusahaan. Dalam pengembangan strategi, perusahaan mengandalkan
seorang manajer untuk menggunakan aryawan dan sumber daya lainnya untuk membuat
strategi tersebut. Banyak bisnis berhasil bukan hanya karena ide bisnisnya, tetapi juga karena
karyawannya. Seorang karyawan pasti membutuhkan sebuah motivasi serta perlu memiliki
keterampilan yang sesuai untuk melakukan pekerjaannya. Motivasi dari diri sendiri serta
lingkungan sangat berguna untuk memperbaiki kinerja karyawan diperusahaan
Motivasi karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja (job satisfaction), atau tingkat sejauh
mana karyawan puas dengan pekerjaan mereka. Perusahaan harus menyadari kebutuhan
untuk memuaskan karyawannya, oleh karena karyawan yang puas dengan pekerjaannya akan
lebih termotivasi, maka manajer dapat memotivasi karyawannya dengan memastikan
kepuasan kerja.
Sebuah study Hawthorne yang menyatakan bahwa suatu intepretasi dari hasil ini adalah
bahwa pekerjaan menjadi lebih termotivasi ketika mereka merasa bahwa mereka
diperbolehkan untuk berpartisipasi. Supervisor dapat memotivasi karyawan dengan
memberikan lebih banyak perhatian kepada mereka dan memperbolehkan mereka untuk
berpartisipasi.
Dilanjutkan oleh Abraham Maslow, seorng prikologis yang mengembangkan teori Hierarki
kebutuhan, hingga menjadi “Hierarki Kebutuhan Maslow” yang menyatakan bahwa manusia
memeringkat kebutuhan mereka dalam lima kategori umum. Ketika mereka telah mencapai
kategori kebutuhan tertentu, mereka akan menjadi termotivasi untuk mencapai kategori
berikutnya. Lima Kebutuhan manusia antara lain kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
keselamatan, kebutuhan social, kebutuhan akan penghargaan, serta aktualisasi diri.
Frederick Herzberg menyurvei 200 akuntan dan insinyur mengenai kepuasan kerja ia
mencoba untuk mengidentifikasikan factor – factor yang membuat mereka tidak puas dengan
pekerjaan mereka pada satu titik waktu tertentu dan factor – factor yang membuat mereka
puas dengan pekerjaannya. Faktor yang membuat mereka tidak puas antara lain kondisi kerja,
supervise, gaji, keamanan kerja, serta status. Sedangkan factor kepuasan pekerja aalah
pencapaian, tanggung jawab, pengakuan, kemajuan, dan pertumbuhan.
Douglas McGregor, yang mengembangkan teori X dan Y. maing – masing teori ini
mencerminkan persepsi yang mungkin dimiliki oleh supervisor terhadap pekerja. Penelitian
ini menyatakan bahwa Teori X adalah penggambaran untuk karyawan yang tidak menyukasi
pekerjaan dan tanggung jawab yang terkait serta akan berusaha menghibdari pekerjaan sebua
mungkin. Serta Teori Y yang menggambarkan seorang karyawan yang mau bekerja dan lebih
menyukai untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Pengembangan Teori X dan Y
menghasilkan Teori Z. Teori ini menyatakan bahwasannya semua karyawan diperbolehkan
berpartisipasi dalam mengambil keputusan. Partisipasi ini dapat meningkatkan kepuasan
kerja karena hal tersebut memberikan tanggung jawab kepada karyawan.
2. Teori Harapan mengatakan bahwa usaha aryawan dipengaruhi oleh harapan akan hasi
(imbalan) dari usaha tersebut. Oleh karena itu, karyawan akan lebih termotivasi untuk
mencapai target jika target tersebut dapat dicapai dan menawarkan suatu imbalan tertentu.
Terdapat pula Teori Ekuitas mengenai motivasi yang menyatakan bahwa kompensasi
sebaiknya adil, atau sesuai dengan proporsi kontribusi dari masing – masing karyawan.
SertaTeori Penegakan yang menyatakan bahwa penegaka dapat memengaruhi perilaku,
penegakan positif memotivasi karyawan dengan menyediakan imbalan bagi kinerja yang
tinggi. Imbalan tersebut dapat berkisar dari pujian verbal sampai promosi atau bonus yang
besar, penegakan Negatif yang memotivasi karyawannya dengan mendorong mereka untuk
berperilaku memalui cara – cara yang menghindari konsekuensi yang tidak menguntungkan.
Suatu perusahaan mungkin tidak mampu untuk memotivasi beberapa karyawannya, tidak
peduli seberapa besar usaha yang dilakukan atau metode apapun yang telah digunakan untuk
memotivasi mereka. Jika tidak ada bentuk motivasi yang efektif, maka ancaman pemutusan
hubungan kerja (PHK) dapat digunakan sebagai jalan terakhir untuk memotivasi karyawan
tipe ini.
Untuk emotivasi karyawan, perusahaan menyediakan program pengayaan pekerjaan, atau
program yang dirancang untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, yang terdiri dari :
Program kompensasi yang memadai, yaitu dengan mengalokasikan kenaikan gaji
sesuai kinerja (jasa).
Keamanan kerja, lingkungan yang aman akan membuat pekerja lebih termotivasi
untuk bekerja
Jadwal kerja yang fleksibel, yaitu dengan memadatkan beban kerja kedalam jumlah
hari yang lebih sedikit perminggunya
Program keterlibatan karyawan
Metode – metode yang dapat mrningkatkan kepuasan kerja sehingga memotivai karyawan
antara lain metode Kombinasi yang sangat berguna untuk memingkatan kepuasan kerja.
Ketika suatu perusahaan berhasil dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan
tersebut akan lebih efektif dalam memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang tinggi.
Oleh karena itu, peneknan terhadap kepuasan kerja dapat meningkatkan lba dan nilai sutu
perusahaan.