2. Pengertian …
Pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa
Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong
seseorang dalam melakukan sesuatu.
Motivasi yaitu suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan
seseorang. Intensitas artinya seberapa giat seseorang itu dalam berusaha.
Intensitas yang tinggi tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan
kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.
Setelah itu dilakukan, maka dimensi lain dari motivasi yaitu ketekunan menjadi
penentunya. Ketekunan maksudnya adalah seberapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya. Orang - orang yang termotivasi cenderung dapat
bertahan dalam melaksanakan tugas dalam waktu yang lama demi mencapai
tujuan mereka.
4. Teori Motivasi Zaman Dahulu
Tahun 1950-an ada tiga teori khusus yang sangat
terkenal mengenai memotivasi karyawan. Teori-teori
tersebut adalah Hierarki Teori Kebutuhan, Teori X dan Y,
dan Teori Dua Faktor. Kita harus mempelajari teori-teori
ini karena teori-teori tersebut merupakan dasar
perkembangan teori-teori yang ada saat ini dan juga
para manajer masih menggunakannya dalam
menjelaskan motivasi karyawan.
5. Hierarki Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan
milik Abraham Maslow. Maslow berasumsi bahwa pada dasarnya dalam diri
manusia terdapat hierarki lima kebutuhan yaitu fisiologis, keamanan, sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri. Ketika kebutuhan dasarnnya telah terpenuhi
maka kebutuhan yang berikutnya menjadi dominan.
• Kebutuhan Fisiologi
• Kebutuhan keamanan
• Kebutuhan sosial
• Kebutuhan penghargaan
• Aktualisasi Diri
6. Teori X dan Teori Y (Douglas McGregor)
• Teori X : karyawan tidak suka
bekerja, malas, tidak menyukai
tanggung jawab, dan harus dipaksa
untuk menghasilkan kinerjanya.
Kebutuhan tingkat rendah
mendominasi seseorang.
• Teori Y : karyawan suka bekerja,
kreatif, mencari tanggung jawab dan
dapat berlatih mengendalikan diri.
Kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi
lah yang mendominasi seseorang.
7. Teori Dua Faktor (Herzberg)
Teori ini menghubungkan faktor-faktor intrinsik dengan
kepuasan kerja, sementara mengaitkan faktor-faktor
ekstrinsik dengan ketidakpuasan kerja.
• Faktor-faktor intrinsik : kemajuan, pencapaian,
pengakuan, tanggung jawab sangat berhubungan
dengan kepuasan kerja. (dalam diri)
• Faktor ekstrinsik seperti pengawasan, imbalan kerja
kebijaksanaan perusahaan, dan kondisi kerja. (diluar
diri)
8. Dalam teori ini dikemukakan faktor-faktor
hiegine yaitu seperti kebijaksanaan dan
administrasi perusahaan, pengawasan, imbalan
kerja, kebijakan perusahaan, kondisi fisik
perusahaan yang apabila memadai maka orang-
orang tidak akan merasa tidak puas, namun
bukan berarti mereka merasa puas.
Herzberg mengataan bahwa jika ingin
memotivasi karyawan agar merasa puas, maka
harus menghubungkan dengan faktor-faktor
intrinsik seperti peluang promosi, peluang
pengembangan diri, pengakuan, tanggung
jawab, dan pencapaian.
9. MENCIPTAKAN IKLIM MOTIVASI
Salah satu motivator yang paling dapat digunakan
manajer untuk menciptakan iklim yang memotivasi, yang
sering diabaikan atau kurang dimanfaatkan, adalah
penguatan positif
Peters dan Waterman (1982) telah mengidentifikasi
pendekatan sederhana berikut untuk sistem imbalan-
umpan balik yang efektif yang menggunakan penguatan
positif:
1. Penguatan positif harus spesifik atau relevan untuk kinerja
tertentu
2. Penguatan positif harus sedekat mungkin dengan cara
- Sistem imbalan-umpan balik harus dicapai.
- Hadiah seharusnya tidak terduga dan intermiten.
10. Manajer juga dapat menciptakan iklim
motivasi dengan menjadi model teladan yang
positif dan antusias dalam pengaturan klinis.
Manajer yang sering menampakkan
ketidakbahagiaan dan tidak menampilkan
sikap optimis kepada bawahan, berkontribusi
besar terhadap semangat kerja unit yang
rendah.
11. Selain penguatan positif, teladan, dan menjadi seorang manajer
mendorong, strategi tambahan berikut harus digunakan secara konsisten
untuk menciptakan iklim yang memotivasi:
1. Memiliki harapan yang jelas bagi pekerja, dan berkomunikasi secara efektif
2. Adil dan konsisten ketika berhadapan dengan semua karyawan
3. Jadilah pembuat keputusan yang tegas
4. Mengembangkan konsep kerja sama tim. Mengembangkan tujuan kelompok
dan proyek-proyek yang akan membangun semangat tim.
5. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kepentingan dan
tujuan organisasi
6. Mengetahui keunikan masing-masing karyawan. Biarkan semuanya tahu
bahwa anda memahami keunikannya.
7. Memberikan pengalaman yang menantang dan menjadi kesempatan untuk
berkembang
8. Bila memungkinkan libatkan partisipasi bawahan dan minta masukan dari
semua bawahan dalam pengambilan keputusan
9. Pastikan bahwa karyawan memahami alasan di balik setiap keputusan dan
tindakan
10. Reward perilaku yang diinginkan; konsisten dalam cara anda menangani
perilaku yang tidak diinginkan
12. Motivasi dengan kepuasan kerja
• Bekerja adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan
untuk mendapatkan kepuasan, bekerja melibatkan baik
aktifitas fisik maupun mental (As ad, 2001/Gilmer 1971
dalam Suarli dan Bahtiar, 2009) menyatakan bahwa
bekerja itu merupakan proses fisik maupun mental
manusia dalam mencapai tujuannya.
• Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh
untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja
(Mangkunegara, 2004).
13. Mc Clelland dalam Robbins dan Coulter (2007) menjelaskan ada tiga
kebutuhan yang menjadi motif utama dalam pekerjaan, ketiga motif
kebutuhan itu meliputi.
1. Kebutuhan akan pencapaian prestasi (need for achievement)
yakni dorongan untuk unggul, untuk berprestasi menurut serangkaian
standar, untuk berusaha keras supaya berhasil.
2. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara
yang sebenarnya tidak akan mereka lakukan jika tidak dipaksa.
3. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)
Keinginan akan hubungan antar pribadi yang bersahabat erat.
14. Faktor yang Mempengaruhi kinerja dan Kepuasan Kerja
• Menurut Suarli dan Bahtiar (2009), dua faktor yang mempengaruhi kinerja
dan kepuasan kerja, yaitu motivasi dan lingkungan.
1. Motivasi
Menurut Rowland (1997, dalam Suarli dan Bahtiar, 2009) fungsi manajer
dalam meningkatkan kepuasan kerja staf didasarkan pada faktor-faktor
motivasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi:
a. Keinginan akan adanya peningkatan
b. Rasa percaya bahwa gaji yang didapatkan sudah mencukupi
c. Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilam dan nilai-nilai yang
diperlukan
d. Adanya umpan balik
e. Adanya kesempatan untuk mencoba pendekatan baru dalam melakukan
pekerjaan
f. Adanya instrumen kinerja promosi, kerja sama dan peningkatan penghasilan
15. 2. Lingkungan
Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam motivasi, faktor
lingkungan tersebut meliputi:
a. Komunikasi
Penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan, pengetahuan tentang
kegiatan organisasi, rasa percaya diri berhubungan dengan manajemen organisasi.
b. Potensi pengembangan
Kesempatan untuk berkembang, meningkatkan karier dan mendapatkan
promosi, dukungan untuk tumbuh dan berkembang seperti pelatihan, beasiswa dan
melanjutkan pendidikan, pelatihan manajemen bagi staf yang di promosikan,
kebijakan individual yaitu tindakan untuk mengakomodasi kebutuhan individu seperti
jadwal kerja, liburan, cuti sakit, serta pembiayaannya, ketenangan dalam bekerja,
loyalitas organisasi terhadap staf, penghargaan staf sesuai dengan agama dan latar
belakang nya, keputusan organisasi yang adil dan konsisten, upah atau gaji yang bisa
mencukupi kebutuhan hidup, kondisi kerja yang kondusif.