Dokumen tersebut membahas proses pencernaan nutrien oleh tubuh, mulai dari mulut, esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar beserta peran enzim dan mikroorganisme dalam memecah nutrien menjadi senyawa yang dapat diserap tubuh.
1. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu.
Makanan yang kurang bergizi dan waktu yang tidak teratur dapat menyebabkan
kesehatan terganggu. Jumlah zat makanan yang kita makan tidak sama, tergantung
kebutuhan tubuh. Sistem kerja organ – organ pencernaan makanan yang kemudian
mengolah bahan – bahan makanan tersebut menjadi energi untuk makhluk hidup
beraktivitas.Makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk metabolisme atau fisiologi
oganisme untuk mempertahankan kesehatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana proses pencernaan pada nutrien ?
1.2.2 Bagaimana proses pencernaan pada mulut ?
1.2.3 Bagaimana proses pencernaan pada esofagus dan lambung ?
1.2.4 Bagaimana proses pencernaan pada usus halus ?
1.2.5 Bagaimana proses absorpsi ke pembuluh darah ?
1.2.6 Bagaimana proses pemecahan pada asam amino ?
1.2.7 Bagaimana proses pemecahan pada disakarida sehingga menjadi
monosakarida ?
1.2.8 Bagaimana proses pemecahan pada molekul trigliserida dan
metabolisme asam lemak ?
1.2.9 Bagaimana proses absorpsi vitamin, air, dan mineral ?
1.2.10 Bagaimana proses pencernaan pada usus besar ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami proses perncernaan pada nutrien
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami proses pencernaan pada mulut
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami proses pencernaan pada esofagus
dan lambung
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami proses pencernaan pada usus halus
2. 2
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami proses absorpsi ke pembuluh darah
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami proses pemecahan pada asam amino
1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami proses pemecahan pada disakarida
sehingga menjadi monosakarida
1.3.8 Untuk mengetahui dan memahami proses pemecahan pada molekul
trigliserida dan metabolisme asam lemak
1.3.9 Untuk mengetahui dan memahami proses absorpsi vitamin, air, dan
mineral
1.3.10 Untuk mengetahui dan memahami proses pencernaan pada usus besar
1.4 MANFAAT
1.4.1 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses perncernaan pada
nutrien
1.4.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pencernaan pada mulut
1.4.3 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pencernaan pada
esofagus dan lambung
1.4.4 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pencernaan pada usus
halus
1.4.5 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses absorpsi ke pembuluh
darah
1.4.6 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pemecahan pada asam
amino
1.4.7 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pemecahan pada
disakarida sehingga menjadi monosakarida
1.4.8 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pemecahan pada
molekul trigliserida dan metabolisme asam lemak
1.4.9 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses absorpsi vitamin, air,
dan mineral
1.4.10 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pencernaan pada usus
besar
3. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Digesti atau pencernaan merupakan proses untuk mengubah nutrient
organik dalam saluran pencernaan menjadi senyawa-senyawa sederhana
penyusunnya melalui reaksi hidrolisis enzimatik. Khusus untuk makronutrient,
hidrolisisnya tidak berjalan spontan, tetapi bertingkat-tingkat dan menimbulkan
beberapa hasil. Proses ini diperlukan untuk menghasilkan molekul-molekul kecil
yang mudah larut dalam air sehinga dapat diserap melalui dinding usus halus.
Absorbsi merupakan kelanjutan dari proses digesti dalam pemamfaatan bahan
makanan oleh tubuh .
Sebagian besar bahan pakan dikonsumsi dalam bentuk yang tidak dapat
dengan segera digunakan oleh organisme. Karena bahan pakan tersebut tidak bisa
diserap dari saluran cerna sebelum terlebih dahulu dipecah menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil. Proses pemecahan terhadap bahan pakan dalam bentuk
alaminya menjadi bentuk yang bisa diasimilasikan.Perubahan kimia yang terjadi
pada proses pencernaan dilakukan dengan bantuan berbagai enzim hidrolase
saluran cerna yang mengkatalis hidrolisis protein asal menjadi asam amino, pati
menjadi monosakarida, dan trigliserol menjadi monogliserol, gliserol serta asam
lemak pada penyelenggaraan berbagai reaksi pencernaan ini, vitamin dan mineral
yang ada dalam bahan pakan juga dijadikan lebih mudah diasimilasikan.
Proses utama dari pencernan adalah secara mekanik, enzimatik ataupun
mikrobial. Proses mekanik terdiri dari mastikasi atau pengunyahan makanan
dalam mulut dan gerakan-gerakan dalam saluran pencernaan yang dihasilkan oleh
kontraksi otot sepanjang usus. Pencernaan secara enzimatik atau kimiawi
dilakukan oleh enzim yang dihasilkan oleh sel-sel dalam tubuh hewan dan yang
berupa getah-getah pencernaan. Mikroorganisme hidup dalam beberapa bagian
dari saluran pencernaan yang sangat penting dalam proses pencernaan ruminansia,
dan pada non-ruminansia, proses ini kurang penting. Pencernaan oleh
mikroorganisme ini juga dilakukan secara enzimatik yang enzimnya dihasilkan
oleh sel-sel mikroorganisme. Tempat utama pencernaan mikrobial ini adalah
4. 4
dalam retikulo-rumen pada ruminansia dan dalam usus besar baik pada
ruminansia maupun pada non-ruminansia .
Pemecahan makanan secara mekanis yang berlangsung dalam mulut dan
lambung disertai atau diikuti pemecahan kimiawi nutrient-nutrient oleh katalis-
katalis yang disebut enzim-enzim pencernan. Kelompok enzim pencernaan utama
berasal dari pankreas dan usus halus. Pencernaan mekanis dan penyimpanan
makanan terjadi dimulut dan lambung. Pencernaan kimiawi terjadi sedikit diorgan
tersebut. Pencernaan protein hampir sepenuhnya tergantung pada enzim-enzim
proteolitik yang dihasilkan pankreas dan dikirim kedeudenum melalui saluran
pankreas. Pepsin, suatu enzim proteolitik yang ditemukan dalam lambung, juga
disekresikan sebagai pepsinogen yang tidak aktif dan dikonversi menjadi pepsin
aktif oleh pepsin dalam jumlah kecil yang ada dilambung .
Garam empedu dibentuk dihati dari kolesterol yang diperoleh dari
limpoprotein darah atau disintesis dari asetil KoA, disekresikan kedalam empedu.
Garam ini disimpan dalam kandungan empedu dan dikeluarkan keusus sewaktu
makan. Garam empedu menyebabkan emulsifikasi friasilgliserol dari makanan
sehingga lemak tersebut mudah dicerna. Produk pencernaan diserap oleh sel epitel
misel garam empedu, lalu sebagian besar garam empedu mengalir keileum untuk
diserap dan didaur ulang oleh hati.
Pencernaan bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang
melibatkan sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan kelenjar
lingualis mencerna karbohidrat dan lemak, enzim lambung mencerna protein dan
lemak, DNA dan RNA. Enzim lain yang melengkapi proses pencernaan di
temukan di dalam membran luminal dan sitoplasma sel-sel dinding usus halus.
Kerja berbagai enzim tersebut dibantu oleh enzim asam hidroklorida yang
disekresikan lambung dan empedu yang disekresi oleh hepar.
5. 5
BAB 3. MINDMAP
NUTRIEN
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Air
6. Mineral
MULUT
KIMIAWI MEKANIK
ESOPHAGUS
(Peristaltik)
LAMBUNG
(Kimiawi dan
Mekanik)
USUS HALUS
(Absorpsi dan
Berenzimatis)
USUS BESAR
(Absorpsi dan
Berenzimatis)
6. 6
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Proses Pencernaan pada Nutrien
Nutrien adalah unsur, zat, nutrisi atau senyawa kimia yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme atau fisiologi oganisme untuk mempertahankan
kesehatan. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur
unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang bergunan
bila dimasukan ke dalam tubuh. Fungsi nutrien adalah memberi bahan untuk
membangun tubuh dan memelihara serta memperbaiki bagian-bagian tubuh yang
hilan dan rusak, memberi kekuatan atau tenaga, sehingga kita dapat bergerak dan
bekerja, memberi bahan untuk mengatur proses-proses dalam tubuh, membangun
dan memelihara tubuh dan mempertahankan struktur organ. Nutrien utama tubuh
terdiri dari makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak), vitamin, minertal dan
air.
4.1.1 Makronutrien
Fungsi dari makronutrien adalah sebagai sumber energi, bentuk energi
berupa ATP, fosfokreatin, dan zat molekul bernergi tinggi, transpot dan kerja
mekanik, sintesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pertahanan
sul dan jaringan, simpanan sebagai glikogen dan lemak. Makronutsien teridiri dari
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus dasar
(CH2O)n. molekul karbohidrat ada yang berukuran kecil dan ada pula yang
berukuran sangat besar. Macam karbohidrat sangat banyak. Berdasarkan jumlah
rantai penyusunnya, karbohidrat dapat di bedakan menjadi Monosakarida,
Disakarida, Polisakarida.
Monosakarida merupakan yang tersusun atas satu unit molekul gula.
Contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Disakarida merupakan karbohidrat
7. 7
yang tersusun atas dua unit monosakarida. Contoh disakarida adalah maltosa
(tersusun atas dua molekul glukosa), sukrosa atau gula tebu(tersusun atas fruktosa
dan glukosa),dan laktosa atau gula susu (terdiri atas galaktosa dan glukosa).
Polisakarida merupakan polimer yang tersusun atas banyak rantai monosakarida.
Polisakarida merupakan molekul berukuran besar. Contohnya adalah pati atau
amilum yang tersusun atas banyak rantai molekul glukosa.
b. Lemak
Lemak merupakan suatu senyawa organic yang tidak dapat larut dalam air
putih. Berdasarkan komponen penyusunya, lemak dapat di bedakan menjadi
bermacam-macam, antara lain trigliserida (lemak sederhana), fosfolipid,
lipoprotein, dan steroid. Senyawa lemak yang paling sederhana adalah trigleserida
atau triasilgliserol. Sesuai dengan namanya, lemak ini tersusun atas satu molekul
gliserol dan tiga rantai asam lemak. Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap
pada rantai karbon asam lemaknya, lemak dapat di bedakan menjadi lemak jenuh
dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai
karbon asam lemaknya, sedangkan lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap pada
rantai karbon asam lemaknya. Fosfolipid adalah lipid atau lemak yang
mengandung fosfat. Lipoprotein merupakan gabungan anatara lemak dan protein.
Steroid juga merupakan salah satu bentuk lipid. Namun, yang paling di kenal
adalah kolesterol, yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga mengakibatkan aterosklerosis
c. Protein
Protein merupakan polimer yang tersusun atas monomer yang berupa
asam amino. Ada 20 jenis asam amino penyusun protein tubuh manusia. Ke 20
asam amino tersebut dapat di kelompokkan menjadi asam amino esemsial dan
asam amino non esemsial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang
tidak dapat di buat di dalam tubuh manusia. Adapun asam amino non esensial
8. 8
merupakan asam amino yang di buat di dalam tubuh manusia sehingga kebutuhan
asam amino ini harus di datangkan dari luar tubuh dalam bentuk makanan.
Tabel Asam Amino Esensial Dan Asam Amino Non Esensial
Asam Amino Esensial Asam Amino Non Esensial
Lisin
Leusin
Isoleusin
Metionin
Fenilalanin
Triptofan
Valin
Treonin
Arginin
Histidin
Alanin
Asparagin
Asam aspartat
Asam Glutamate
Glutamine
Prolin
Sistin
Glisin
Serin
Tirosin
4.1.2 Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organic yang di perlukan oleh tubuh dalam
jumlah tidak banyak, tetapi harus selalu tersedia hampir semua vitamin
merupakan senyawa organic esemsial sehingga harus di sediakan dari makanan
karena tubuh kita tidak dapat membuatnya, kecuali vitamin D. vitamin D dapat di
buat di dalam kulit di bawa sinar matahari langsung.
9. 9
Tabel Jenis Vitamin dan Peranannya
Nama Kebutuhan Sumber Manfaat Kekurangan
Vitamin A
(Retinol)
Vitamin D
(kalsiferol)
Vitamin E
(tokoferol)
Vitamin K
(fitonadion)
5.000 IU
400 IU
30 IU
1 mg
Minyak ikan, hati,
kuning telur,wortel,
sayuran hijau, susu.
Hati, telur,susu,
mentega,
margarine, minyak
ikan, dibuat oleh
kulit dengan
bantuan sinar
matahari.
Hati, telur, biji-
bijian,ikan,
kecembah, sayuran
hijau.
Sayuran hijau, di
buat oleh bakteri
usus
Pigmen
retina,proses
melihat;
pertumbuhan;
untuk kesehatan
kulit,mata, gigi,
serta tulang
Penyerapan
kalsium,
pertumbuhan dan
kesehatan tulang
Antioksidan bagi
asam lemak tak
jenuh dan vitamin
A, antisterilitas,
pencegah
kerusakan(
penuaan) sel
Pembekuan darah
Rabun senja,
pertumbuhan
terhambat, kulit
bersisik
Pertumbuhan
tulang
terganggu,
rakitisper
Kerusakan
membrane sel,
pertumbuhan
terganggu,
kegugran.
Pembekuan
darah
terhambat.
Vitamin Yang Larut Dalam Air
Nama Kebutuhan Sumber Manfaat Kekurangan
Vitamin C
(asam
askorbat)
60 mg Buah jeruk,
jambu,
mangga,
tomat,
kentang.
Hati, biji-
Sintesis kolagen,
matriks tulang, dan
gigi,metabolisme asam
amino, pertahanan
tubuh, penyembuhan
luka.
Mudah
mengalami
pendarahan,
sariawan,
pertumbuhan
tulang terganggu
10. 10
Vitamin B
(tiamin) 1,5 mg
bijian, daging,
sayuran hijau.
Koenzim berperan
dalam metabolisme
karbohidrat dan asam
amino.
Beri-beri,
gangguan saraf
dan pencernaan.
4.1.3 Mineral
Mineral merupakan senyawa anorganik yang di perlukan tubuh dalam
jumlah sedikit. Kendati demikian, unsur ini harus tersedia dalam bahan makanan
kita karena banyak fungsi organ tubuh yang bergantung padanya. Biasanya
mineral terdapat dalam bentuk garam-garaman yang terdapat pada pada makanan
atau minuman. Setiap hari tubuh kita memerlukan setidaknya 100 mg
makromineral yang terdiri atas natrium, klorin, kalium, magnesium, kalsium,
belerang, dan fosfor. Sementara itu mikromineral atau di sebut trace element di
perlukan dalam jumlah yang lebih sedikit lagi, misalnya tembaga, besi, krom,
kobalt, iodin, dan flourin. Berbagai mineral yang di perlukan dalam tubuh.
4.1.4 Air
Lebih kurang 70% tubuh manusia tersusun atas air. Cairan tubuh (seperti
darah, saliva, keringat, dan urin) Terutama tersusun atas air. Semua sel, termasuk
sel-sel tulang dan otot, juga mengandung air. Orang dapat bertahan hidup selama
dua bulan tanpa makan, tetapi tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari tanpa air.
Meskipun tidak mengandung nutrisi dan kalori, peran air sangat besar. Pertama,
air merupakan pelarut hampir semua senyawa-senyawa yang di perlukan tubuh.
Kedua, air merupakan tempat berlangsungnya semua proses metabolism atau
reaksi kimia di dalam tubuh. Ketiga, air merupakan sarana transportasi senyawa-
senyawa yang di perlukan tubuh. Keempat, air merupakan sarana homeostasis
suhu tubuh
4.2 Proses Pencernaan Pada Mulut
4.2.1 Organ Pencernaan di Mulut
11. 11
a. Gigi
Gigi merupakan alat pencernaan yang tersusun atas jaringan tulang yang
sangat kuat dan tertanam pada gusi (ginggiva) dari tulang rahang atas dan bawah.
Mulut dengan adanya gigi berfungsi untuk mengunyah makanan secara mekanis
sehingga menjadi butiran-butiran makanan yang lebih kecil, sehingga
memudahkan bekerjanya enzim pencernaan.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dapat dibedakan menjadi:
a) Gigi seri atau insisivus (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan me-
motong
b) Gigi taring atau caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek
c) Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau premolar
(P) dan gigi geraham besar atau molar (M) yang memiliki fungsi
mengunyah dan melumatkan makanan
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit dan
asam. Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin,
asam, dan basa.
12. 12
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Yaitu kelenjar parotis, kelenjar
sub-lingualis, dan kelenjar submandibularis. Ketiga kelenjar ludah tersebut
menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kelenjar
parotislah yang nantinya menghasilkan ludah. Sedangkan kelenjar
submandibularis dan kelenjar sublingualis akan menghasilkan suatu getah yang
mempunyai kandungan air dan juga lendir. Kandungan ludah pada manusia
adalah: air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Kelenjar ludah berfungsi
untuk memudahkan penelanan makanan. Didalam ludah terdapat enzim ptialin (
amilase ). Tugas dari enzim ptialin adalah merubah bongkahan pati dalam suatu
makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dalam bentuk glukosa
sederhana. Beberapa makanan yang mengandung pati dan diuraikan menjadi
glukosa sederhana diantaranya adalah jagung, nasi, kentang dan ketela.
Sedangkan fungsinya adalah mempercepat proses penguraian pati yang terdapat
dalam makanan menjadi maltosa. Maltosa ini nantinya akan diproses lebih lanjut
dalam tubuh manusia untuk dijadikan sebagai sumber energi. Proses pengolahan
maltosa ini berawal dari mulut dan berlanjut diproses di saluran penceraan
manusia. Yang perlu diingat disini adalah bahwa enzim ini hanya menguraikan
bongkahan pati yang ada dalam makanan, sehingga apabila terdapat makanan
yang mengandung lemak dan protein tidak akan diolah di dalam mulut, hal ini
disebabkan karena di dalam mulut tidak terdapat enzim katalis yang dapat
menguraikan lemak dan protein. Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan
selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada PH antara 6,8 - 7 dan suhu
37oC
4.2.2 Proses Pencernaan di Mulut
Awal makanan dimasukkan ke dalam mulut, gigi akan mencerna makanan
secara mekanik sehingga menjadi butiran-butiran makanan yang lebih kecil,
sehingga memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Ketika terjadi proses
pengunyahan terhadap makanan, maka akan terjadi sekresi air liur yang dilakukan
13. 13
oleh kelenjar ludah yang di dalamnya terkandung enzim ptialin yang kemudian
melakukan reaksi terhadap makanan tersebut.
Enzim ptialin pada mulanya akan memecah konsentrasi dari pati padat
menjadi fragmen pati yang lebih halus. Setelah itu, hasil dari pemecahan pati akan
terbagi menjadi 2 molekul penting, yaitu glukosa dan maltosa. Waktu yang
diperlukan enzim tersebut dalam memecah bongkahan pati dalam mulut
berlangsung sangat cepat. Sehingga apabila ada makanan yang masuk dalam
mulut dan bercampur dengan air liur yang dihasilkan oleh kelenjar rongga bawah,
maka akan segera diproses menjadi glukosa dan maltosa. Makanan yang sudah
dicerna secara mekanis dan kimiawi di mulut akan dikumpulkan di atas lidah
sebagai bolus yang lembab. Kemudian bolus akan didorong ke faring lalu ditelan
ke esofagus.
4.3 Proses Pencernaan Pada Esophagus dan Lambung
4.3.1 Proses Pencernaan di Esophagus
Kerongkongan atau esophagus (bahasa latin = oesophagus) merupakan
saluran panjang berotot yang menghubungkan faring dengan gaster (ventrikulus).
Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sfinger esofagi (spinchter
esophagii) yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam
lambung tidak kembali ke esophagus
Gambar 1.1 Bagian esophagus
14. 14
Makanan yang telah dicerna dalam rongga mulut masuk ke kerongkongan
(esophagus) melalui proses menelan atau deglutisi.
1. Tahap Deglutisi (Penelanan)
a) Tahap bukal
Makanan dikumpulkan dipermukaan atas lidah sebagai bolus yang
lembab. Kemudian bolus didorong ke dalam faring.
b) Tahap faringeal
Faring tertarik ke atas di bawah dasar lidah, inlet laringeal berkonstraksi,
dan epiglotis menutupi laring untuk mencegah makanan masuk trakea.
Otot-otot faring kemudian mendorong bolus ke dalam esofagus bagian
atas.
c) Tahap esofagus
Gelombang peristaltik membawa bolus ke bawah terus ke lambung.
4.3.2 Proses Pencernaan di Lambung
Lambung (Ventrikulus/Gaster) adalah organ untuk menampung makanan
yang ditelan. Lambung dapat membesar sampai mencapai kapasitas dua sampai
tiga liter dan tidak mempunyai bentuk yang tetap. Dalam keadaan kosong,
mempunyai ukuran seperti kolon dan bentuknya menyerupai huruf ‘J’. Bentuk ini
dapat berubah tergantung pada isi, posisi tubuh, dan pernafasan. Lambung terdiri
dari 4 bagian yaitu kardia, fundus, korpus, dan pilorus.
1. Kardia merupakan bagian dari gaster yang merupakan tempat masuknya
esofagus.
15. 15
2. Fundus merupakan bagian dari gaster di sebelah kranial permukaan kardia pada
kurvatura mayor (tepi kiri gaster) dan sering berisi gas.
3. Korpus adalah bagian gaster yang terletak di antara fundus dan pilorus
4. Pilorus adalah bagian yang berbatasan dengan duodenum.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi
dengan bantuan sel-sel yang membantu mensekretkan zat yang berfungsi
mengaktifkan enzim-enzim pencernaan yang terdapat di lambung.
No Jenis Sel Sekret Fungsi
1 Sel Lendir Lendir Melindungi dinding lambung dari
pepsidan HCl.
2 Sel Zymogen Pepsinogen Dalam suasana asam (HCl)
pepsinogen menjadi pepsin.
3 Sel Parietal HCL Mengubah pepsinogen menjadi
pepsin berikatan dengan vitamin
B12 sehingga vitamin B12 dapat
diabsorpsi.
4 Sel Endokrin Gastrin Meningkatkan sekresi getah
lambung, memperkuat kontraksi
otot-otot lambung, merelaksasi
sphincter pylorus
Tabel 2.1 Sel-sel sekret pada lambung
16. 16
Enzim-enzim yang berperan dalam proses pencernaan di lambung antara
lain :
a. Enzim renin
Merupakan enzim pada lambung yang berfungsi untuk mengendapkan
zat kasein dari air susu. Kasein adalah protein yang terkandung di dalam susu.
Enzim Renin berperan untuk mengendapkan kasein agar semua nutrisi di
dalam air susu dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Renin hanya ditemui
pada lambung bayi karena dengan pengumpalan (koagulasi) yang dikatalisis
oleh enzim renin membantu bayi untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
dari ASI.
b. Enzim pepsin
Merupakan enzim pada lambung yang berfungsi untuk mengubah
protein menjadi pepton. Pepsin dihasilkan oleh sel zymogen (sel kepala)
berupa pepsinogen dan dalam suasana asam berubah menjadi pepsin
(berinteraksi dengan HCL). Pepsin memulai pencernaan protein dengan
memecah ikatan peptida protein menjadi bentuk monomernya yaitu ikatan
asam amino
c. Enzim lipase
Merupakan enzim pada lambung yang berfungsi untuk memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Dalam proses pencernaannya, lambung menyimpan makanan dalam
jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah
saluran pencernaan, mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai
membentuk suatu campuran setengah padat yang dinamakan kimus, dan
mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi oleh usus halus.
17. 17
4.4 Proses Pencernaan pada Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melaluli vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.
1. Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apikal
yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”striated border” yang tersusun
atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena
sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated
border merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini
terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida,
sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim
dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam
aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zat-
zat sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.
2. Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit
dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan
glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa
pembatas usus halus.
3. Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel
eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri.
4. Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan
antara lain adalah sekretin dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi
cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi
kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas
sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan hormon-hormon peptida.
18. 18
4.4.1 Lamina propria sampai serosa
Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan penyambung jarang dan
pembuluh darah dan limfe, serabut-serabut saraf, dan sel-sel otot polos. Tepat di
bawah membrana basalis, terdapat lapisan kontinyu sel-sel limfoid penghasil
antibodi dan makrofag, membentuk sawar imunologik pada daerah ini. Lamina
propria menembus ke dalam inti vili usus, bersama dengan pembuluh darah dan
limfe, saraf, jaringan penyambung, miofibroblas, dan sel-sel otot polos.
Submukosa pada bagian permulaan duodenum terdapat kelenjar-kelenjar
tubulosa bercabang, bergelung yang bernuara ke dalam kelenjar intestinal yang
disebut kelenjar duodenum (Brunner) yang berfungsi menghasilkan glikoprotein
netral untuk menetralkan HCl lambung, melindungi mukosa duodenum terhadap
pengaruh asam getah lambung, dan mengubah isi usus halus ke pH optimal untuk
kerja enzim-enzim penkreas. Sel-sel kelenjar Brunner mengandung uragastron
yaitu suatu hormon yang menghambat sekresi asam klorida lambung. Disamping
kelenjar duodenum, submukosa usus halus sering mengandung nodulus
limfatikus.
19. 19
a) Duodenum
Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejenum). Bagian duodenum merupakan
usus halus yang terpendek , dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus ini memliki panjang 25 cm dan berbentuk seperti sepatu
kuda melengkung ke kiri yang dimana pada lengkungannya terdapat pankreas.
Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit disebut
papila vateri. Pada papila veteri bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan
saluran pankreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus).
Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus
pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus
koledokus. Cairan pankreas lewat duktus pankreatikus. Oleh karena itu,
duodenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi
partikel sari makanan yang diserap oleh mukosa usus. Permukaan duodenum
membentuk lipatan-lipatan yang disebut jonjot usus, diantara lipatan tersebut
terdapat sel-sel Kripta Lieberkuhn yang berperan menghasilkan enzim
enterokinase. Enterokinase berperan mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Sel sekretori mukosa usus halus mensekresikan cairan yang mengandung enzim
pencernaan sebagai berikut :
1. Disakarida, berperan menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida.
Dibedakan menjadi maltase, laktase, dan sukrase.
20. 20
2. Peptidase, berperan menghidrolisis polipeptida dan dipeptida menjadi asam
amino.
3. Lipase, berperan menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
b) Jejenum
Jejenum merupakan bagian kedua dari usus halus. Terletak di antara
duodenum dan ileum. Pada manusia dewasa, panjang jejenum adalah 1-2 meter.
Permukaan dalam jejenum berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(villi), yang memperluas permukaan dari usus untuk penyerapan sari-sari
makanan.
c) Ileum
Usus penyerapan atau ielum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang 2-4 meter dan terletak setelah
jejenum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin b12 dan garam-garam
empedu.
4.4.2 Pembuluh dan saraf usus halus
Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan berperanan
menyingkirkan hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi menembus lapisan otot dan
membentuk pleksus yang luas dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-
cabangnya meluas ke lapisan otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus
menerima, menurut ukurannya, satu cabang atau lebih yang membentuk jala-jala
kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung vili, terbentuk satu venula atau lebih dari
kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan arah yang berlawanan, mencapai
vena-vena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe usus halus mulai
sebagai tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih besar dari
kapiler darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps. Pembuluh-
pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas muskularis mukosae, di
mana mereka membentuk pleksus. Dari sini mereka menuju ke submukosa,
21. 21
dimana mereka mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini
beranastomosis dengan cepat dan meninggalkan usus halus bersama dengan
pembuluh darah.
4.4.3 Histofisiologis
Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan dan hasil-hasilnya
diabrsorpsi. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase pankreas
dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam duodenum
dan jejenum bagian atas. Asam-asam amino dan monosakarida yang berasal dari
pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel oleh transport
aktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat. Proses lain yang mungkin
penting akan fungsi usus halus adalah pergerakan berirama vili.
4.5 Proses Absorpsi ke Pembuluh Darah
4.5.1 Karbohidrat
Pemecahan karbohidrat terdiri dari polisakarida utama, seperti amilum,
disakarida seperti sukrosa dan laktosa (gula susu) dan monosakarida seperti
glukosa dan fruktosa (ditemukan pada banyak buah). Selama proses pencernaan,
polisakarida dipecah menjadi rantai yang lebih pendek dan akhirnya menjadi
disakarida atau monosakarida. Disakarida dipecah menjadi monosakarida..
Monosakarida seperti glukosa dan galaktosa diserap oleh sel epitel usus
dengan kotransport yang dipicu oleh gradien konsentrasi ion sodium.
Monosakarida seperti fruktosa diserap dengan difusi terfasilitasi. Monosakarida
dipindahkan oleh difusi terfasilitasi menuju kapiler dari vili usus dan dibawa oleh
sistem porta hepatika ke hati, dimana gula nonglukosa diubah menjadi glukosa.
22. 22
Glukosa masuk ke dalam sel tubuh dengan difusi terfasilitasi. Rata –rata
pengangkutan glukosa kedalam semua tipe sel sepenuhnya disebabkan oleh
insulin dan dapat meningkat 10 kali lipat pada suatu ketika.
4.5.2 Lemak
Lemak adalah molekul yang tidak larut dalam air atau hanya sedikit sekali
larut dalam air. Termasuk di dalamnya adalah trigliserida, fosfolipid, kolesterol,
steroid dan vitamin larut lemak. Trigliserida juga disebut triasilgliserol, yag terdiri
dari 3 molekul asam lemak dan satu molekul gliserol yang bersama membentuk
ikatan kovalen.
Langkah pertama proses pencernaan lemak adalah emulsifikasi, yang
merupakan transformasi tetes lemak yang besar menuju tetes lemak yang cukkup
kecil. Enzim yang memecah lipid (lipase pankreas) adalah larut dalam lemak dan
dapat mencerna lemak hanya dengan bekerja dalam permukaan dari tetes lipid
tersebut. Proses Emulsifikasi meningkatkan bagian muka lipid yang terbuka bagi
enzim pencernaan untuk menurunkan ukuran tetes lemak. Emulsifikasi
direkomendasikan oleh garam empedu yang disekresikan oleh hati dan disimpan
dalam kantung empedu.
Lipase mencerna molekul lemak. Lipase dikeluarkan / disekresikan dalam
jumlah yang sangant banyak. Jumlah yang kecil lipase lidah disekresikan dalam
rongga mulut, lipase tertelan bersama makanan dan mencerna lipid dalam jumlah
yang kecil di perut. Perut juga menghasilkan lipase lambung dalam jumlah yang
sangat sedikit. Produk utama pencernaan lipase adalah asam lemak bebas dan
monogliserida. Kolesterol dan phospolipid juga bagian dari hasil pencernaan lipid.
Satu lipid dicerna di usus, garam empedu terkumpul disekitar tetes lemak
kecil untuk membentuk micel. Bagian ujung hidrofobik dari garam empedu
berada di luar asam lemak bebas, kolesterol, dan mogliserida pada bagian tengah
dari micel. Ujung hirofobik berada di sisi luar dalam dari lingkugan air. Ketika
23. 23
micel bersentuhan dengan sel epitel usus halus, kandungan dari micel masuk ke
plasma membran epitel sel dengan difusi sederhana.
4.5.3 Protein
Pencernaan protein dimulai dalam lambung, tempat pepsin memecah
sejumlah hubungan peptida. Seperti banyak enzim yang berhubungan dalam
pencernaan protein, pepsin disekresikan dalam bentuk prekursor tidak aktif
(proenzim) dan diaktifasi di dalam tractus gastrointestinalis (Lambung). Prekursor
pepsin disebut pepsinogen dan diaktifasi oleh asam hihdroklorida lambung (HCl).
Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen berhubungan yang
dapat dibagi dalam 2 gugusan yang berbeda secara imunohistokimiawi,
pepsinogen I dan pepsinogen II.
Didalam usus halus, polipeptida dari hasil pencernaan di lambung dicerna
lebih anjut oleh enzim proteolitik kuat pankreas dan mukosa usus. Tripsin,
kemotripsin dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior dalam molekul
peptida dan dinamai endopeptidase. Karboksipeptidase dan aminopeptodase batas
sikat sel mukosa merupakan eksopeptidase yang menghirolisis asam amino pada
ujung karboksi dan amino dari polipeptida.
4.5.4 Vitamin
1) Vitamin larut lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan
faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi
bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas.
Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian
dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak
dikeluarkan melalui urin.
24. 24
a. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan
prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik
sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan
kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko
anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare,
meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan.
Absorpsi, transportasi, dan metabolisme
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter
esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam
sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas
esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil.
Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus
halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk
ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus
halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam
aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A
dalam tubuh.
b. Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol
(vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan
menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu
melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak
dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan
bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar
matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Absorpsi, transportasi, dan penyimpanan
25. 25
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan
cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma
binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang,
dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila
kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh
gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
c. Vitamin E
Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan tokoferol.
Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk
menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.Fungsi vitamin
E: Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari
gugus hidroksil dan melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran
sel lain dari oksidasi radikal bebas.
Absorpsi, transportasi, dan penyimpanan
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam
bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat
asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus
halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari
hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk
kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui
empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel
perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol
menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak
terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
d. Vitamin K
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat
sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk
induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS.
Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan
cahaya.
Absorpsi dan transportasi
26. 26
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi
tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang
menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam
empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna
membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K
tersebut.
2) Vitamin larut air
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B
kompleks. Vitamin B kompleks terdiri atas 10 faktor yang saling
berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam van makanan yang hampir
sama.
a. Vitamin C
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan denagn udara terutama bila terkena panas.
Proses pencernaan dan absorpsi
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan
adrenal, pituitari, dan retina.
b. Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-
vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam
minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam,
tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Proses pencernaan dan absorpsi
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
27. 27
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam
pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi,
tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar
ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen
kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu.
Proses pencernaan dan absorpsi
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air,
sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel
mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP
dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.
d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat.Fungsi vitamin B6 yaitu sebagai koenzim terutama dalam
transaminasi,dekarboksilasi,reaksi lain yang berkaitan dengan metabolosme
protein, PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat
(gamma-amino-butiric-acid/GABA).
e. Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat
secara syntetis total, tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba ,
sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari
struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang
Proses pencernaan dan absorpsi
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik.
Didalamsekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik
(FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan
28. 28
terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi
dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
4.5.5 Air
Sekitar 9 liter air masuk ke dalam saluran pencernaan setiap hari, sekitar 92%
diabsorbsi oleh usus halus, dan lainnya 6-7% diserap di usus besar. Air dapat
bergerak secara langsung menembus dinding dari usus halus. Gradien osmotik
secara langsung berkaitan terhadap difusi ini. Ketika kim mencair, air diserap
dengan osmosis melewati dinding usus menuju darah. Ketika kim sangat padat
dan sedikit mengandung air, air dipindahkan dengan osmosis menuju lumen dari
usus halus.
Nutrisi diserap oleh usus halus, tekanan osmotik diturunkan sebagai akibatnya
air bergerak dari usus menuju sekitar cairan ekstraseluler. Air dalam cairan
ekstraseluler kemudian dapat masuk peredaran darah. Karena gradien osmotik
dihasilkan sebagaimana nutrisis diserap di usus halus, 92% dari air yang masuk
usus halus dengan jalan rongga mulut, perut atau secresi usus akan diserap.
4.6 Proses Pemecahan Pada Asam Amino
Unsur dasar penyusun protein adalah asam amino, dan 20 di antaranya
terdapat dalam protein tubuh dengan jumlah yang cukup banyak. Gambar
dibawah menunjukkan rumus kimia dari 20 asam amino ini, yang memperlihatkan
bahwa asam-asam amino tersebut mempunyai dua ciri yang sama: masing-masing
asam amino mempunyai satu gugus asam (—COOH) dan satu atom nitrogen yang
melekat pada molekul, biasanya berupa gugus amino (—NH2).
29. 29
nitrogen pada radikal amino dari satu asam amino berikatan dengan
karbon dan radikal karboksil asam amino lainnya. Satu atom hidrogen dilepaskan
dari radikal amino, dan satu ion hidroksil dilepaskan dari radikal karboksil;
keduanya bergabung membentuk molekul air. Setelah ikatan peptida dibentuk,
satu radikal amino dan satu radikal karboksil masih terletak pada ujung yang
berlawanan di molekul baru yang lebih panjang. Setiap radikal tersebut mampu
menggabungkan asam amino tambahan untuk membentuk satu rantai peptida.
Beberapa molekul protein yang rumit mempunyai beribu-ribu asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida, dan bahkan pada molekul protein terkecil sekali
pun biasanya mempunyai lebih dari 20 asam amino yang dihubungkan oleh ikatan
peptida. Rata-rata molekul protein meng- andung sekitar 400 asam amino.
30. 30
Gambar struktur kimia ikatan dan rantai peptida
Asam Amino Esensial dan Nonesensial asam amino dalam keadaan
normal terdapat dalam protein hewani dapat disintesis dalam sel, sedangkan
sepuluh yang lainnya tidak dapat disintesis seluruhnya atau disintesis dalam
jumlah sangat sedikit untuk menyuplai kebutuhan tubuh. Kelompok kedua asam
amino yang tidak dapat disintesis ini disebut asam amino esen- sial.
Sintesis asam amino nonesensial bergantung terutama kepada
pembentukan asam aketo yang sesuai, yang merupakan prekursor dari masing-
masing asam amino. Misalnya, asam piruvat, yang dibentuk dalam jumlah besar
selama pemecahan glikolisis dari glukosa, adalah prekursor asam keto dan asam
amino alanin. Kemudian, melalui proses transaminasi, satu radikal amino
ditransfer ke asam aketo, dan oksigen keto ditransfer ke donor radikal amino..
radikal amino ditransfer ke asam piruvat dari zat kimia lain yang bersatu dengan
erat dengan asam amino glutamin. Glutamin terdapat dalam jumlah besar di
jaringan, dan salah satu fungsinya yang utama adalah sebagai tempat
penyimpanan radikal amino. Selain itu, radikal amino dapat ditransfer dari
asparagin, asam glutamat, dan asam aspartat.
31. 31
Gambar Sintesis alanin dari asam piruvat melalui transaminasi.
Deaminasi. Deaminasi berarti pengeluaran gugus amino dari asam amino.
Hal ini terjadi terutama melalui transaminasi, yang berarti pemindahan gugus
amino ke beberapa zat akseptor, yang merupakan kebalikan dari proses
transaminasi bahwa gugus amino dan asam amino ditransfer ke asam a-
ketoglutarat, yang kemudian menjadi asam glutamat. Asam glutamat kemudian
dapat mentransfer gugus asam amino ke zat lainnya atau dapat melepaskannya
dalam bentuk amonia (NH3). Dalam proses kehilangan gugus amino, asam
glutamat sekali lagi menjadi asam a-ketoglutarat, sehingga siklus tersebut dapat
berlangsung berulang-ulang. Untuk memulai proses tersebut, kelebihan asam
amino di dalam sel, terutama di hati, akan menginduksi aktivasi sejumlah besar
aminotransferase, yaitu enzim yang bertanggung jawab memulai sebagian besar
proses deaminasi.
Gambar skema transaminase
Pembentukan Ureum oleh Hati. Amonia yang dilepaskan selama
32. 32
deaminasi asam amino dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya melalui konversi
menjadi ureum, dua molekul amonia, dan satu molekul karbon dioksida
bergabung
Gambar skema pembentukan ureum oleh hati
Oksidasi Asam Amino yang Sudah Mengalami Deaminasi. Begitu asam
amino sudah dideaminasi, asam keto yang dihasilkan dioksidasi untuk melepaskan
energi guna keperluan metabolisme. Oksidasi ini biasanya melibatkan dua proses
yang berurutan: (1) Asam keto diubah menjadi zat kimia yang sesuai, yang dapat
masuk ke dalam siklus asam sitrat, dan (2) zat tersebut dipecah oleh siklus asam
sitrat dan digunakan sebagai energi dengan cara yang sama seperti penggunaan
asetil koenzim A (asetil-KoA) yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat dan
lemak, secara umum, jumlah adenosin trifosfat (ATP) yang dibentuk untuk setiap
gram protein yang dioksidasi, lebih sedikit daripada jumlah yang dibentuk untuk
setiap gram glukosa yang dioksidasi.
Glukoneogenesis dan Ketogenesis. Asam amino tertentu yang dideaminasi
serupa dengan zat yang digunakan oleh sel pada keadaan normal, terutama sel hati,
untuk menyintesis glukosa atau asam lemak. Konversi asam amino menjadi
glukosa atau glikogen disebut glukoneogenesis, dan konversi asam amino menjadi
asam keto atau asam lemak disebut ketogenesis. Dari 20 asam amino yang
dideaminasi, 18 di antaranya mempunyai struktur kimia yang memungkinkan
asam amino tersebut dikonversi menjadi glukosa, dan 19 di antaranya dapat
dikonversi menjadi asam lemak
33. 33
4.7 Proses Pemecahan Disakarida Menjadi Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi molekul lebih sederhana secara hidrolisis. Berdasarkan
gugus karbonilnya, monosakarida dapat berupa aldosa (mengandung aldehid) dan
ketosa (mengandung gugus keton). Contoh aldosa adalah glukosa dan contoh
ketosa adalah fruktosa. Berdasarkan jumlah atomnya monosakarida dibagi
menjadi beberapa yaitu jika monosakarida hanya memiliki 3C disebut triose, jika
memiliki 5C disebut pentosa dan jika memiliki 6C disebut heksosa. Monosakarida
yang termasuk didalam gugus pentosa antara lain ribosa, arabinosa, ribulosa.
Sedangkan monosakarida yang termasuk kedalam heksosa adalah
glukosa,mannosa, galaktosa, dan fruktosa. Monosakarida yang terdapat dijejenum
hasil hidrolisis dari disakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa. Jadi yang akan
dibahas hanya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
4.7.1 Glukosa
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai
rumus molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus
yang berarti manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai rasa manis.
Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena
glukosa banyak terdapat pada buah-buahan. Glukosa merupakan suatu
aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan. Proses terjadinya glukosa yang berasal dari karbohidrat adalah makanan
masuk melalui rongga mulut, dirongga mulut terdapat dua hal pencernaan yaitu
mekanik dan kimiawi, mekanik dibantu oleh gigi gigi dan kimiawi dibantu oleh
enzim ptialin. Didalam lambung tidak terjadi pencernaan karbohidrat, tetapi di
pankreas terdapat enzim amilase yang memiliki fungsi seperti ptialin. Didalam
jejunum terdapat enzim maltase.
34. 34
Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak
manfaat. Penggunaan glukosa dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makhluk hidup.
Penggunaan glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik, respirasi
anaerobik, atau fermentasi. Glukosa adalah bahan bakar utama manusia.
Pemecahan karbohidrat menghasilkan monosakarida dan disakarida, dengan hasil
yang paling banyak adalah glukosa. Melalui glikolisis dan siklus asam sitrat,
glukosa dioksidasi membentuk CO2 dan air, menghasilkan sumber energi dalam
bentuk ATP. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk otak. Kadar glukosa
yang rendah akan mengakibatkan efek tertentu.
4.7.2 Fruktosa
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah
monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah
satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa
langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh
kimiawan Perancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni
rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon
buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk
monosakarida dan sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul
disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa.
35. 35
Fruktosa adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon. Fruktosa
merupakan isomer dari glukosa; keduanya memiliki rumus molekul yang sama
(C6H12O6) namun memiliki struktur yang berbeda. Proses terhidrolisisnya
sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa sebagai berikut, makanan masuk
menuju rongga mulut yang terdapat enzim ptialin untuk hidrolisis karbohidrat.
Selanjutnya dibagian pankreas terdapat enzim amilase yang menguraikan
polisakarida menjadi disakarida, selanjutnya dijejenum terdapat enzim sukrase
yang akan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4.7.3 Galaktosa
Galaktosa terdapat disusu, keju, permen.Jika galaktosa + glukosa akan
menghasilkan laktosa.
36. 36
4.8 Proses Pemecahan Pada Molekul Trigliserida Dan Metabolisme Asam
Lemak
4.8.1 Pengertian Lipid
Lipid adalah kelompok senyawa organik berminyak atau berlemak yang
tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel atau jaringan menggunakan
pelarut nonpolar, seperti kloroform atau eter. Seringkali kata lipid disamakan
artinya dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah sub-kelompok dari molekul
lipid. Lipid memiliki tiga sub-kelompok, yaitu lemak, fosfolipid, dan steroid.
Namun, pada bahasan kali ini saya hanya akan membahas lemak yang akan
mengarah pada pemecahan lemak menjadi asam lemak yang siap diabsorpsi oleh
tubuh.
4.8.2 Proses Katabolisme Lemak
Pemecahan atau katabolisme lemak dimulai saat lemak berada didalam
sistem pencernaan makanan. Lemak (trigliserida) akan dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol. Dari kedua senyawa tersebut, asam lemak sebagian
mengandung sebagian besar energi, yaitu sekitar 95%, sedangkan gliserol hanya
mengandung 5% dari besar energi lemak.
Untuk dapat menghasilkan energi, asam lemak akan mengalami oksidasi
yang terjadi didalm mitokondria, sedangkan gliserol dirombak secara glikolisis.
Gliserol dalam glikolisis akan diubah kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat.
Oksidasi asam lemak juga melalui lintasan akhir yang dilalui karbohidrat, yaitu
siklus krebs.
Setelah berada didalam mitokondria, asam lemak akan mengalami oksidasi
untuk menghasilkan energi. Oksidasi asam lemak terjadi dalam dua tahap, yaitu
oksidasi asam lemak yang menghasilkan residu asetil KoA dan oksidasi asetil
KoA menjadi karbon dioksida melalui siklus krebs.
4.8.3 Proses Pemecahan Ikatan Trigliserida
Pada penjelasan di atas, disebutkan bahwa lipid akan dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol yang akan dijelaskan pada sub ini. Dalam tubuh manusia,
lemak dapat diserap dalam bentuk monomernya, yaitu asam lemak. Asam lemak
37. 37
pada tubuh umumnya bergabung bersama gliserol membentuk rantai trigliserida
seperti pada Gambar 1. Oleh sebab itu, sebelum asam lemak dapat diabsorpsi oleh
tubuh harus terlebih dulu dipisahkan dengan gliserol. Agar lebih mudah
memahami proses pemecahan ikatan gliserol dengan asam lemak, saya
menjabarkan pengertian gliserol dan asam lemak dilanjutkan dengan proses
pengikatan gliserol dan asam lemak.
Gambar 1. Rantai gliserol dan asam lemak.
Gliserol adalah rantai yang berisikan atom karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) yang tersusun bertingkat sebanyak tiga tingkat. Asam lemak adalah
rantai yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dimana
unsur-unsur tersebut bergabung menjadi satu rantai (rantai hidrokarbon) yang juga
mengandung gugus fungsi karboksil pada ujungnya.
Gambar 2. Rantai asam lemak.
38. 38
Gliserol dan asam lemak berikatan dengan cara memutus ikatan –
OH pada gugus fungsi karboksil rantai asam lemak dan ikatan H dengan atom
O pada trigliserida. –OH dan atom H yang sudah terputus lalu bergabung
dan berikatan menjadi H2O. Sedangkan, rantai asam lemak menjadi memiliki
elektron bebas sebanyak satu pada atom O di ujung rantai dan rantai gliserol
memiliki elektron bebas sebanyak satu juga pada atom O di ujung rantai.
Sehingga kedua rantai tersebut dapat berikatan dengan menghubungkan
elektron bebas pada tiap rantai dan terbentuklah rantai baru seperti pada
Gambar 3.
Gambar 3. Rantai trigliserida.
Pada proses pemutusan rantai trigliserida, rantai akan mengalami proses
hidrolisis dimana adanya penambahan H2O ke dalam rantai. Sehingga proses
yang terjadi merupakan proses balik dari proses yang dijelaskan di atas.
Pada proses pemecahan ikatan trigliserida (proses hidrolisis),
dibantu oleh enzim yang berperan sebagai katalisator, salah satunya yaitu
enzim lipase. Enzim lipase menghidrolisis lipid, ikatan ester (-O-C-) dari
trigliserida (yaitu membuat mereka larut dalam air) untuk menghasilkan asam
lemak esensial dan gliserol.
39. 39
4.8.4 Asam Lemak
Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua
macam asam lemak yaitu:
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid): tidak memliki ikatan
rangkap
Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid): memiliki ikatan
rangkap
Gambar 4. Struktur asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
4.8.5 Pemakaian Trigliserida untuk Energi
a. Hidrolisis Trigliserida
Tahap pertama dalam penggunaan trigliserida untuk energi adalah
hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian, asam lemak
dan gliserol diangkut dalam darah ke jaringan yang aktif tempat oksidasi kedua
zat untuk menghasilkan energi. Hampir semua sel dengan pengecualian jaringan
otak dan sel darah merah dapat memakai asam lemak sebagai sumber energi.
Gliserol, sewaktu memasuki jaringan yang aktif, Segera diubah oleh enzim
intrasel menjadi gliserol 3-fosfat, yang memasuki jalur glikolisis untuk
pemecahan glukosa dan kemudian dipakai untuk menghasilkan energi. Sebelum
asam lemak dapat dipakai untuk energi, asam lemak harus diproses lebih lanjut
dengan cara berikut.
b. Masuknya Asam Lemak ke dalam Mitokondria
Degradasi dan oksidasi asam lemak hanya terjadi di mitokondria. Oleh
karena itu, langkah pertama pemakaian asam lemak adalah pengangkutan asam
40. 40
lemak ke dalam mitokondria. Transpor ini adalah proses yang diperantarai oleh
pembawa yang memakai karnitin sebagai zat pembawa. Begitu berada di dalam
mitokondria, asam lemak berpisah dari karnitin dan kemudian didegradasi dan
dioksidasi.
c. Degradasi Asam Lemak menjadi Asetil Koenzim A melalui Oksidasi
Beta
Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan
segmen berkarbon dua secara progresif dalam bentuk asetil koenzim A (asetil-
KoA). Proses ini, yang tampak pada Gambar 68-2, disebut proses oksidasi beta
untuk degradasi asam lemak. Untuk memahami langkah-langkah utama dalam
proses oksidasi beta, perhatikan pada Persamaan 1 bahwa langkah pertama adalah
penggabungan molekul asam lemak dengan koenzim A (KoA) untuk membentuk
asil-KoA lemak. Pada Persamaan 2, 3, dan 4, karbon beta (karbon kedua dani
kanan) dari asil-KoA lemak bergabung dengan satu molekul oksigen artinya,
karbon beta menjadi teroksidasi. Kemudian, pada Persamaan 5, gugus dua-karbon
di sebelah kanan dari molekul dipecahkan untuk melepaskan asetil-KoA ke dalam
cairan sel. Pada waktu yang sama, molekul koenzim A (KoA) yang lain
bergabung pada ujung dan sisa gugus molekul asam lemak, dan membentuk suatu
molekul asil-KoA lemak yang baru; tetapi, kali in menjadi dua atom karbon lebih
pendek karena hilangnya asetil-KoA pertama dari bagian ujung terminalnya.
Selanjutnya, asil-KoA lemak yang pendek ini masuk ke dalam persamaan 2 dan
berlanjut melalui persamaan 3, 4, dan 5 untuk tetap melepaskan molekul asetil-
KoA yang lain, sehingga memendekkan molekul asam lemak yang ashi sebanyak
dua karbon lagi. Selain melepaskan molekul asetil-KoA, empat atom hidrogen
juga dilepaskan dari molekul asam lemak pada saat yang sama, dan berpisah
seluruhnya dari asetil-KoA.
d. Oksidasi Asetil-KoA
Molekul asetil-KoA yang dibentuk melalui oksidasi beta asam lemak di
mitokondria segera masuk ke dalam siklus asam sitrat (lihat Bab 67), yang
pertama-tama bergabung dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat,
yang kemudian didegradasi menjadi karbon dioksida dan atom hidrogen.
41. 41
Hidrogen kemudian berturut-turut dioksidasi oleh sistem oksidasi kemiosmotik
mitokondria.
Gambar 6. Oksidasi beta asam lemak untuk menghasilkan asetil
koenzim A.
Reaksi akhir dalam siklus asam sitrat untuk tiap molekul asetil-KoA adalah
sebagai berikut.
1. Siklus asam sitrat
Jadi, setelah degradasi awal dari asam lemak menjadi asetil- KoA,
pemecahan akhir asam lemak tepat sama dengan pemecahan akhir asetil-KoA
yang dibentuk dani asam piruvat selama metabolisme glukosa. Hidrogen ekstra
juga dioksidasi dengan cara yang sama melalui sistem oksidasi kemiosmotik
mitokondria yang digunakan untuk mengoksidasi karbohidrat, yang membebaskan
sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP). Sejumlah Besar ATP Dibentuk melalui
Oksidasi Asam Lemak. Dalam Gambar 68-2, perhatikan bahwa empat atom
hidrogen yang dilepaskan secara terpisah setiap kali satu molekul asetil-KoA
dipisahkan dari rantai asam lemak, dilepaskan dalam bentuk FADH2, NADH, dan
Oleh karena itu, untuk setiap molekul asam stearat yang dipecahkan untuk
membentuk 9 molekul asetil-KoA, dikeluarkan 32 atom hidrogen ekstra. Selain
itu, untuk setiap 9 molekul asetil-KoA yang didegradasi oleh siklus asam sitrat, 8
42. 42
atom hidrogen dikeluarkan, sehingga membentuk tambahan 72 hidrogen. Jumlah
tersebut menghasilkan total 104 atom hidrogen yang akhirnya dilepaskan oleh
degradasi setiap molekul asam stearat. Dari kelompok ini, 34 dikeluarkan dari
pemecahan asam lemak oleh flavoprotein dan 70 dikeluarkan oleh nikotinamid
adenin dinukleotida (NAD+) sebagai NADH dan H+. Dua kelompok atom
hidrogen ini dioksidasi di mitokondria, seperti yang telah dibahas di Bab 67, tetapi
atom hidrogen tersebut memasuki sistem oksidasi pada tempat-tempat yang
berbeda. Oleh karena itu, 1 molekul ATP disintesis untuk setiap hidrogen dari 34
hidrogen flavoprotein dan 1,5 molekul ATP disintesis untuk setiap hidrogen dari
70 hidrogen NADH dan H+. Ini membuat 34 ditambah 105, atau total 139
molekul ATP dibentuk melalui oksidasi hidrogen yang berasal dari masing-
masing molekul asam stearat. Sembilan molekul ATP lainnya dibentuk dalam
sildus asam sitrat itu sendiri (tak termasuk ATP yang dilepaskan oleh oksidasi
hidrogen), satu untuk masing-masing dari sembilan molekul asetil- KoA yang
dimetabolisme. Jadi, 148 molekul ATP dibentuk selama oksidasi lengkap dari 1
molekul asam stearat. Akan tetapi, dua ikatan berenergi tinggi dipakai dalam
kombinasi awal dari koenzim A dengan molekul asam stearat, membentuk hasil
akhir 146 molekul ATP.
2. Pembentukan Asam Asetoasetat di Hati dan Transpornya dalam Darah
Sejumlah besar degradasi awal asam lemak terjadi di hati, terutama bila
jumlah lipid yang berlebihan dipakai sebagai sumber energi. Akan tetapi, hati
hanya memakai sebagian kecil asam lemak untuk proses metabolisme
intrinsiknya. Malahan, bila rantai asam lemak telah dipecah menjadi asetil-KoA,
dua molekul asetil-KoA menyatu membentuk satu molekul asam asetoasetat yang
kemudian ditranspor di dalam darah ke sel lain di seluruh tubuh tempat asam
asetoasetat dipakai sebagai sumber energi. Poses kimianya adalah sebagai berikut.
43. 43
Sebagian asam asetoasetat juga diubah menjadi asam β - hidroksibutirat dan
sejumlah kecil diubah menjadi aseton sesuai dengan reaksi berikut ini.
4.8.6 Asam b-hidroksibutirat
Asam asetoasetat, asam P-hidroksibutirat, dan aseton berdifusi dengan
bebas melalui membran sel hati dan ditranspor oleh darah ke jaringan perifer. Di
sini asam-asam tersebut berdifusi lagi ke dalam sel, tempat terjadinya reaksi yang
berlawanan dan dibentuknya molekul asetil-KoA. Asetil-KoA kemudian
memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi untuk energi, seperti yang telah
dijelaskan. Dalam keadaan normal, asam asetoasetat dan asam β hidroksibutirat
yang masuk ke dalam darah ditranspor dengan cepat ke jaringan sehingga
konsentrasi gabungan keduanya dalam plasma jarang melebihi 3 mg/d1. Namun,
dengan konsentrasi sekecil itu dalam darah, sejumlah besar asam asetoasetat dan
asam β hidroksibutirat sebenarnya ditranspor, yang terjadi juga pada transpor
asam lemak bebas. Transpor yang cepat dari kedua zat ini adalah akibat dari
derajat kelarutannya yang tinggi dalam membran sel sasaran, yang
memungkinkan terjadinya difusi yang hampir segera ke dalam sel.
4.8.7 Pemrosesan dan Distribusi Lipid
Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap, yaitu:
1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk
mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang
dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam
empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.
44. 44
2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam
lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.
3. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi
triasilgliserol.
4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet
makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.
5. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-
jaringan.
6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase
menjadi asam lemak dan gliserol.
7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.
8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam
sel adiposa (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai
triasilgliserol.
4.8.8 Degradasi Asam Lemak di dalam Hati
Jaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali
menjadi lipid atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam
lemak intensif khususnya di dalam sel hati (hepatocytes) Proses terpenting dari
degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria. Asam
lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan mengikatkannya pada coenzyme A,
kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke mitokondria untuk
didegradasi menjadi acetyl-CoA melalui proses ß-oksidasi. Residu acetyl hasil
dapat dioksidasi lanjut menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan
menghasilkan ATP. Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel
hepatocyte akan diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan
lain. Hal ini terjadi jika suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi, misal
dalam kondisi kelaparan atau diabetes mellitus.
4.8.9 Biosintesis Lipid dalam Hati
Biosintesis asam lemak terjadi di sitoplasma, khususnya di hati, jaringan
adiposa, ginjal, paru-paru, dan kelenjar mammae. Pensuplai karbon yang paling
45. 45
penting adalah glukosa. Akan tetapi prekursor asetyl-CoA yang lain seperti asam
amino ketogenik dapat digunakan. Mula-mula acetyl-CoA dikarboksilasi menjadi
malonil CoA, kemudian dipolimerisasi menjadi asam lemak. Asam lemak
selanjutnya diaktivasi dan disintesis menjadi lipid (triasilgliserol) dengan gleserol
3-fosfat. Untuk mensuplai jaringan lain, lipid tersebut dipak ke dalam kompleks
lipoprotein (VLDL) oleh hepatocyte dan dilepaskan ke dalam darah.
4.9 Proses Absorpsi Vitamin, Mineral, dan Air
4.9.1 Definisi Vitamin, Mineral, dan Air
a. Vitamin
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh
kita dan berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri. Vitamin memiliki peranan
spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar
senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh
hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
b. Mineral
Mineral merupakan zat kimia yang terdapat di dalam makanan. Mineral
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi fungsinya penting untuk tubuh.
Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dibedakan menjadi berikut.
1. Makroelemen, yaitu unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
besar. Contohnya kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), klor
(Cl), magnesium (Mg), dan sulfur (s).
2. Mikroelemen, yaitu unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit. Contohnya besi (Fe), yodium (I), fluor (F), tembaga (Cu), seng (Zn),
mangan (Mn), kobalt (Co), dan molibdenum (Mo).
46. 46
c. Air
Di dalam tubuh mahluk hidup, bahan organik dan anorganik polar bereaksi
di dalam cairan, yang sebagian besar adalah air (H2O). Air adalah suatu molekul
yang essensial untuk kehidupan, dapat melarutkan dan mengubah sifat-sifat
biomolekuler seperti asam nukleat, protein dan karbohidrat dengan membentuk
ikatan hidrogen dengan bagian yang polar dari biomolekuler tersebut
4.9.2 Absorpsi Vitamin, Mineral, dan Air
a. Absorpsi Vitamin
1. Vitamin A
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial
retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel
mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase
menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian
karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus
dipecah menjadi retinol. Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak
dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe
ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar
vitamin A dalamtubuh.
2. Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin diabsorpsi secara aktif terutama di duodenum di bagian atas yang
bersuasana asam, dengan bantuan adenine trifosfatase (ATPase) yang bergantung
pada natrium. Tiamin yang di konsumsi melebuhi 5 mg/hari sebagian akan
diabsorpsi secara pasif. Absorpsi aktif di hambat oleh alcohol. Setelah diabsorpsi,
± 30 mg tiamin mengalami fosforisasi dan di simpan sebagai tiamin pirofosfat
(TPP) di dalam jantung, hati, ginjal dan otat.
3. Vitamin B2 (Ribovlavin)
Riboflafin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di
dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus
halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi riboflafin
47. 47
bebas. Riboflafin diabsorpsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforisasi hingga
menjadi fmn di dalam mukosa usus halus.
4. Vitamin B3 (Niasin)
Di dalam usus halus niasin di hidrolisis dan di absorpsi sebagai asam nikotinar,
nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN), dan kelebihan niasin di
buang melalui urin
5. Vitamin B5 (asam pantotenat)
Asam pantotenat di konsumsi sebagai dari KoA yang oleh enzim fosfotase
dalam saluran cerna di hiidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan Asam pantotenat
yang kemudian di absorpsi. Asam pantotenat di keluarkan melaui urin, terutama
sebagai hasil metabolism koenzim A.
6. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatanya dengan protein oleh
cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein khusus
dalam lambung vitamin B12 dilepas dari factor R di dalam duodenum yang
bersuasana alkali, oleh enzim-enzim proteose pangkreas terutama tripsin untuk
segera diikat oleh factor intrinsic.
7. Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-
rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan
adrenal, pituitari, dan retina.
8. Vitamin D
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan
empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding
protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan
jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila
48. 48
kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh
gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
9. Vitamin E
Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan
tokoferol. Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam
bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat
asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda.
10. Vitamin K
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh
berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang
menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam
empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna
membentuk misel yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K
tersebut.
b. Absorpsi Mineral
1. Kalsium
Kalsium diabsorpsi dari usus luman oleh dua mekanisme yang berbeda, yaitu:
1.1 Aktif
Penyerapan transelular hanya terjadi di duodenum ketika asupan kalsium
rendah. Proses ini melibatkan impor kalsium ke enterocyte, transportasi di seluruh
sel, dan ekspor ke dalam cairan ekstraseluler dan darah. Kalsium memasuki sel
epitel usus melalui (TRP) saluran tegangan-sensitif dan dipompa keluar dari sel
melalui kalsium ATPase. Langkah rate limiting dalam penyerapan kalsium
transelular adalah transportasi di sel epitel, yang sangat ditingkatkan oleh
calbindin protein pembawa, sintesis yang benar-benar tergantung pada vitamin D .
1.2 Pasif
Penyerapan paracellular terjadi di jejunum dan ileum, dan pada tingkat yang
jauh lebih rendah, di usus besar ketika tingkat kalsium yang sedang atau
tinggi. Dalam hal ini, kalsium terionisasi berdifusi melalui persimpangan ketat ke
dalam ruang basolateral enterosit sekitar, dan karenanya ke dalam darah. Ketika
ketersediaan kalsium tinggi, jalur ini bertanggung jawab untuk sebagian besar
49. 49
penyerapan kalsium, karena waktu yang sangat singkat tersedia untuk transpor
aktif dalam duodenum.
2. Besi
Besi diserap oleh enterosit villus dalam duodenum proksimal.Penyerapan
yang efisien membutuhkan lingkungan asam, dan antasida atau kondisi lain yang
mengganggu sekresi asam lambung dapat mengganggu penyerapan zat besi.Besi
besi (Fe + + +) dalam lumen duodenum direduksi menjadi bentuk besi melalui
aksi sikat perbatasan ferrireductase.
3. Fosfor
Diabsorpsi sebagai fosfor bebas dalam usus halus yang dibebaskan oleh
enzim alkalin fosfatase dengan bantuan vit D. Absorpsi dihambat oleh konsumsi
Fe tinggi, asam lemak tidak jenuh dan antasida karena membentuk garam yang
tidak larut air
4. Khrom
Khrom dalam bentuk Cr3+ diabsorpsi sebanyak10-25 %. Bentuk lain
khrom hanya diabsorpsi sebanyak 1 %. Mekanisme absorpsi belum diketahui
dengan pasti . absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah khrom
mengendap dalam media alkali usus halus.
5. Seng
Seng diabsorpsi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh
albumin dan transferin masuk ke dalam aliran darah dan di bawa ke hati. Absorpsi
seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding saluran cerna.
c. Absorpsi Air
Air diserap menuju ruang antar sel searah dengan gradasi osmosis.
Namun, perpindahan air dari dinding saluran usus menuju darah seringkali
berlawanan dengan grdasi osmosis. Ini berarti usus dapat menyerap air dan
mentransfernya pada darah bahkan saat daya osmosis di dinding usus lebih tinggi
dibanding dengan daya osmosis pada darah.
50. 50
4.10 Proses Pencernaan pada Usus Besar
4.10.1 Struktur Usus besar
a. 2.5cm lebar 1.5m panjang
b. Tidak memiliki villi sehingga tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan
c. Terdiri dari kantong-kantong (haustra)
d. Sering digambarkan dalam 6 bagian:
1. Sekum
Sekum membentuk kantung buntu di bawah pertemuan antara usus halus
dan usus besar di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar
sekum adalah apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung
limfosit.
2. Kolon asenden
Kolon asenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di
sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatica.
3. Kolon transverum
Kolon transverum merentang menyilang abdomen di bawah hati dan
lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah
fleksura splenik.
4. Kolon desenden
Kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen.
5. Kolon sigmoid
Kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
6. Rektum
Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan
panjang 12-13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke
eksterior di anus.
e. Saluran keluar yang dikendalikan oleh sfingter anus
51. 51
Gambar 1. Usus besar manusia dan bagiannya
6.10.2 Fungsi Usus Besar
a. Menyerap air dan elektrolit dari kimus
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli
c. Membentuk massa feses
d. Defekasi atau pengeluaran sisa makanan hasil penceranaan dari tubuh
6.10.3 Pencernaan pada Usus Besar
a. Motilitas Usus Besar
1. Gerakan Mencampur (Haustrasi)
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak
mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan
penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang
dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini,
yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan
segmentasi usus halus tetapi jauh lebih jarang. Lokasi kantung haustra
secara bertahap berubah sewaktu segmen yang semula meluas dan
52. 52
memebentuk kantung mulai berkontraksi melemas secara bersamaan
membentuk kantung baru.
2. Gerakan Massa
Tiga atau empat kali sehari terjadi peningkatan mencolok motilitas saat
segmen-segmen besar kolon asenden dan transversum berkontraksi secara
simultan, mendorong tinja sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam
beberapa detik. Kontraksimatif ini yang secara tepat dinamai gerakan massa,
mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai
terjadi defikasi. Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon
yang menjadi pemicu utama gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke
saluran cerna, terpicu reflek-reflek yang memindahkan isi yang sudah ada ke
bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan
refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu defikasi.
b. Pencernaan Usus Besar
Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim
pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagian selulosa namun untuk
kepentingan metabolisme mereka sendiri.
c. Penyerapan Usus Besar
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap
secara aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O
mengikuti secara osmosis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin
K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan H2O
terbentuk massa tinja yang padat. Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari
sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100 gr H2O, 50 gr bahan padar
meliputi selulosa, bilirubin, bakteri, sejumlah kecil garam, dan residu makanan
yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut
dikeluarkan yang disebut flatus.
53. 53
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses pencernaaan makanan sangat penting sebelum makanan
diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak
dapat diserap dalam bentuk alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum
proses pencernaan awal. Zat makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melelui
proses – proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran
pencernaan. Hasil dari proses tersebut kemudian disebarkan keseluruh otot
menjadi enetgi untuk beraktivitas.