SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TUGAS

: MAKALAH IPD

ILMU PENYAKIT DALAM
“SISTEM KARDIOVASKULER”

Di Susun Oleh :
Kelompok I
1.

ABDUL RAHMAD UNTUL

2.

ABDULAH

3.

AHMAD PUTRA HADI

4.

AL MIRAD

5.

ALFIN

6.

AL HAFID

7.

ANGGRAINI SILVIA

8.

APRIANTI WULANDARI

9.

DEDI

10. DAMAYANTI
11. DEWIYATI YULIANA
12. ZAINAL
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011
KATA PENGATAR
Assalamu allaikum Wr. Wb……
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sistem Kardiovaskuler”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata pelajaran IPD, sebagai tahapan dalam mengikuti proses perkuliahan sebagaimana bisa.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal
„Alamiin.

Raha,

Maret

Penyusun

2012
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHUKUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Anatomo Fisologi……………………………………………………………….
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
BAB III Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem kardiovaskuler
terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi darah dimulai dari jantung
yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan melalui aorta dan diteruskan ke
cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler berhubungan erat dengan darah dimana
masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.
Dalam pembahasan dapat diketahui lebih lanjut baik secara anatomi, fisiologi,histologi maupun
secara biokimia tentang sistem kardiovaskuler. Secara anatomis perlu mempelajari sistem
kardiovaskuler agar mengetahui organ – organ apa saja yang berperan dalam sistem kardiovaskuler.
Secara fisiologis agar mengetahui bagaimana cara kerja atau kerja yang dilakukan oleh sistem
kardiovaskuler. Melalui histologi dapat mengetahui secara histologis tentang sistem kardiovaskuler dan
secara biokimia dapat mengetahui proses pembekuan darah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urayan latar belakang diatas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan pada makalah ini
yaitu :
1. Bagaimanakah konsep anatomi fisiologi dari sistem kardiovaskuler ?
2. Bagaimanakah konsep dasar penyakit yang sering terjadi pada sistem kardiovaskuler?
C. Tujuan
Tujuan kami dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep anataomi fisiologi dari sistem kardiovaskuler.
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar penyakit yang menyertai pada sistem
kardiovaskuler.
D. Manfaat
Makalah ini disusun oleh penulis dengan harapan bisa memberikan pemahaman kepada pembaca
khususnya kepda para mahasiswa Akademi Keperawatan Perintah Kabupaten Muna mengenai konsep
dasar IPD pada sistem kardiovaskuler.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM KARDIOVASKULER
Jantung terletak dalam mediastinum dalam rongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru. Ukuran jantung
kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425
gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.

Struktur Umum Jantung (Kardio)
Jantung dipisahkan dari basis kepuncaknya oleh partisi otot yang disebut septum. Dalam kondisi
sehat, kedua sisi jantung tidak berhubungan. Masing-masing sisi dibagi lagi menjadi ruang atas dan ruang
bawah. Ruang atas pada setiap sisi atrium berukuran lebih kecil dan merupakan kamar penerima, tempat
tujuan aliran darah dari vena. Bilik bagian bawah (ventrikel) merupakan kamar pemompa (discharging),
tempat darah mulai didorong kedalam arteri. Setiap atrium berhubungan dengan ventrikel sisi yang sama
melalui suatu lubang yang dijaga oleh suatu katup atrioventrikular.
Jantung terdiri dari tiga lapisan : Lapisan terluar di sebut epikardium, lapisan tengak merupakan
lapisan otot yang di sebut miocardium, lapisan terdalam di sebut lapisan endotel di sebut endocardium.
Katup Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah mengalir hanya ke satu arah melalui bilikbilik jantung.
a) Katup antrio-ventrikularis (trikuspidalis) merupakan daun-daun katup yang halus tetapi tahan lama,
katup trikuspidalis terletak antara atrium dan ventrikel kanan yang mempunyai tiga buah daun katup yang
memisahkan antara atrium kanan dan venrtikel kanan. Katup mitralis memisahkan atrium dan ventrikel kiri,
merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup itu terhambat
melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae, konda tendinae akan meluas
menjadi otot papilaris yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Kalau torda tendinae atau papilaris
mengalami kerusakan maka darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel
berkontraksi.
b)

Katup semilunaris terdiri dari tiga daun katup simetris menyerupai corong, yang terletak diantara

ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis.
Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel,
sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.

Pembuluh darah (Vaskuler)
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan
vena.
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling
tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih
kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau
menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai
jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan
memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali
ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri,
sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan
tidak terlalu dibawah tekanan.

Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung
berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir
melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia
akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju
ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong
udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran
darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang
kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Secara singkat dan rinci fisiologi sistem kardiovaskuler dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Sirkulasi sistemik
Ventrikel kiri → Aorta → arteri → arteriol → kapiler→ venula → vena kava sup. Vena kave inf →
atrium kanan.
2. Sirkulasi Pulmonal.
Ventrikel kanan → arteri pulmonal → Pulmonum → vena pulmonal → atrium kiri.

Kedali saraf Terhadap jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10) memperlambat
frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kontraksi melalui hantaran impusl ke nodus sinus atrial.
Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap
jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung dimedula oblongata otak.
Fase-Fase Siklus Jantung
Peristiwa-pwristiwa mekanik dari siklus jantung, sistol atau kontraksi ventrikel dan diastol atau
relaksasi ventrikel terdiri dari lima fase. Konsepsualis dari fase-fase siklus jantung ini paling mudah
dilakukan dengan urutan sebagi berikut:
a)

Mid-diostol. Fase pengisian lambat ventrikel atau diastatis.

b)

Diastole lanjut. Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara pada

nodus AV. Otot atrium berkontraksi memberikan tambahan 20% - 30% pada isi ventrikel.
c)

Sistole awal. Depolarisasi menyebar dari nodus AV melalui cabang berkas menuju miocardium

ventrikel. Ketika ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium,
akibatnya katup AV menutup dan penutupan inilah yang menimbulkan jantung pertama.
d)

Sistole lanjut. Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah, maka

katup semilinalisakan membuka dan terjadilah ejeksi ventrikular ke dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik.
e)

Dioastole awal. Gelombang repolarisasi menyebar melalui miocardium ventrikel, dan ventrikel

dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari
tekanan atrium akibatnya katup semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua.
2) Curah Jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang di pompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu.Curah
jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan
metabolisme tubuh.
Curah jantung ( CO ) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali prekwensi jantung (HR)
SV x HR.

CO =
Curah sekuncup adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel perdetik. Sekitar dua pertiga dari
volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik (volume akhir diastolik) dikeluarka selam sistolik.
Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut di kenal dengan sebutan fraksi ejeksi, sedangkan volume darah yang
tersisa dalam ventrikel pada akhir sistolik di sebut volume akhir sistolik.
3) Aliran Darah ke Perifer
Aliran darah ke perifer mungkin merupakan unsur fisiologi sirkulasi yang paling kritis karena dua
alasan. Pertama distribusi dari curah jantung di perifer tergantung dari sifat jaringan vaskuler, kedua curah
jantung tergantung dari jumlah darah yang kembali menuju jantung.
Prinsif-prinsif aliran darah tergantung dari dua variabel yang saling berlawanan: (1) tekanan
pendorong darah, (2) resistensi terhadap aliran. Aliran darah akan terdorong bila besar tekanan pendorong
darah juga meningkat, sebaliknya tekanan akan berkurang jika resistensi meningkat.
4) Cadangan Jantung
Dalam keadaan normal jantung mampu meningkatkan kapasitas pompanya di dalam daya pompa
dalam kaeadaan istirahat. Cadangn jantung ini memungkinkan jantungnormal meningkatkan curahnya
hingga lima kali lebih banyak. Peningkatan curah jantung dapat terjadi dengan peningkatan curah sekuncup
(curah jantung = frekwensi x curah sekuncup). Frekwensi biasanya dapat di tingkatkan dari 60 hingga 100
denyut permenit (dpm) pada keadaan istirahat hingga mencapai 180 (dpm), terutama melalui perangsangan
simpatis.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung.
1. Istrahat menurunkan frekuensi denyut jantung, sedngkan sebaliknya latihan fisik meningkatkan
denyut jantung
2. Peningkatan usia menurukan frekuensi jantung. Bayi mempunyai frekuensi 120-140 kali
permenit saat lahir dan frekuensi ini akan menurun seiring peningkatan usia.
3. Wanita memiliki frekuensi lebih cepat dibandingakan pria.
4. Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut jantung.

B. Pengaruh ion pada fungsi jantung.
1. Pengaruh ion kalium. Kelebihan ion kalium dalam cairan ekstrasel menyebabkan jantung sangat
dibatasi dan lemas serta frekuensi jantung lambat.
2. Pengaruh ion kalsium. Kelebihan ion kalsium efeknya hampir berlawanan dengan efek ion kalium
yang menyebabkan jantuung berkontraksi spatis.
3. Pengaruh ion natrium. Kelebihan ion natrium dapat menekan fungsi jantung.
4. Pengaruh suhu pada jantung. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang
besar, sedangkan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi.
C. Konsep-Konsep Penyakit Pada Sistem Kardiovaskuler
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan systole, yang tingginya tergantung umur individu
yang terkena, dimana tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu dan tergantung posisi /
bentuk tubuh, umur dan tingkat stress yang dialami. (Baughman, 2000).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg,
diklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi
sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer / ensensial (hampir 90 % dari
semua kasus) terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat
diperbaiki. (Joint National Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure).
b. Etiologi
Tekanan darah hanya dapat meninggi bila tahanan arterial perifer terhadap aliran darah
meninggi. Kenaikan tahanan perifer disebabkan oleh:
a. Vasokontraksi yang meluas daripada saluran darah tepi terutama arteriol dan arteri kecil.
b. Penyakit organik pembuluh darah yang merata.
Jantung harus mempertahankan cardiac output yang normal terhadap tahanan perifer yang
meninggi. Ada 3 teori yaitu:
1) Bila pembesaran otot jantung melebihi perbekalan darah dan terjadi anoxia.
2) Hipertensi merupakan faktor penting untuk terjadinya atherosklerosis arteri coronaria yang
selanjutnya memudahkan terjadinya anoxia myocardium.
3) Hipertensi yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah ginjal dan menghambat ekskresi
natrium dan air.
c. Patofisiologi
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor: aliran darah dan tahanan. Aliran darah ditentukan oleh
cardiac output (kekuatan, kecepatan, ritmi dari denyutan jantung dan volume darah). Tahanan
ditentukan oleh diameter dari pembuluh darah dan sedikit viskositas darah. Peningkatan tekanan
perifer sebagai akibat dari penyempitan arteriola merupakan karasteristik pada hipertensi.
Dilatasi dan kontriksi arteriola perifer dapat dikendalikan oleh stimulus pada sistem saraf
simpatis dan pengaktifan sistem angiotensin yang rangsangannya dapat mengeluarkan epineprin dan
norepineprin menyebabkan kontriksi pembuluh darah dan peningkatan resistensi perifer. Epinefrin
meningkatkan tenaga kontraksi cardiac sambil menyempitkan saluran menyebabkan tekanan darah
meningkat. Ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung iskemik. Hipertensi
merupakan factor resiko penyakit jantung insufisiensi yang kedua dan mempunyai hubungan yang
erat. Gagal jantung disritmia kordis dan mati mendadak yang disebabkan oleh kedua macam kelainan
tersebut.
d. Manifestasi klinis
i. Dyspnea paroxymal malam hari
ii. Cepat lelah
iii. Dyspnoe arthopnoe, batuk, hemoptysis, karena kongesti dan edema paru akibat statis darah vena
dalam paru
iv. Palpitasi
v. Sakit kepala pada occipital sering timbul pada pagi hari
vi. Kelainan pembuluh retina (hypertensi retinopati)
vii. Vertigo dan muka merah
viii. Epistaksis spontan
e. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Brunner dan Suddarth, 2002) :
i.
Hipertensi ringan
Sistolik 140-150 Diastolik 90-99
ii.
Hipertensi sedang
Sistolik 160-179 Diastolik 100-109
iii.
Hipertensi berat
Sistolik 180-209 Diastolik 110-119
iv.
Hipertensi sangat berat
Sistolik ≥ 210
Diastolik ≥ 120
2. GAGAL JANTUNG KONGESTIF
a. Pengertian
Gagal jantung kongestif (heart failure) adalah keadaan kegagalan jantung dalam memompakan darah
untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan badan, dimana kompensasi mekanisme jantung telah
dipergunakan atau daya cadangan kerja jantung (cardiak reserve) telah terpakai (Soeparman, 2000).
b. Etiologi
Penyebab gagal jantung dikelompokan sebagai berikut :
1) Disfungsi miokard (kegagalan miocardial)
(a) Primer: infark miokard, miocarditis.
(b)Sekunder: seringkali terjadi bersamaan atau sebagai akibat kenaikan
beban tekanan,
beban volume dan kebutuhan metabolisme yang
meningkat.
2) Beban tekanan berlebih – pembebanan sistolik (systolic overland):
hipertensi.
3) Beban volume berlebihan – pembebanan diastolik (diastolic overland)
(a) Insufisiensi aorta ( beban volume ventrikel kiri )
(b)Insufisiensi mitral ( beban volume ventrikel kiri )
(c) Insufisiensi trikuspidalis ( beban volume ventrikel kanan )
(d)Overtranfussion ( beban volume ventrikel kiri dan kanan )
4) Peningkatan kebutuhan metabolik – peningkatan kebutuhan yang
berlebihan (demand
overload )Anem, tirotoksikosis, demam, beri-beri, fistula arterio-venosus
5) Gangguan pengisian ventrikel ( Ventricular filling disorder )
(a) Tamponade Jantung
(b) Perikarditis restriktif
Faktor Pencetus: hypertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, status emusional,
pemberian infus atau transfusi.
c. Patofisiologi
Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktifitas
syaraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta penglepasan arginin vasopresin yang
kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah yang adequat.
Respon neurohumoral ini akan membawa keuntungan untuk sementara waktu. Namun setelah
beberapa saat kelainan neurohumoral akan memacu perburukan gagal jantung, tidak hanya
pasokontriksi atau retensi air dan garam yang terjadi, akan tetapi juga karena adanya efek toksis
langsung dari nuradrenalin dan angiotensin terhadap miokard.
Penurunan kontraktilitas ventrikel akan di ikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi
penurunan tekanan darah, dan penurunan darah arteri yang efektif, hal ini akan merangsang mekanisme
kompensasi neurohumoral.
Vasokontriksi dan retensio air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah,
sedangkan peningkatan preolad akan meningkatkan kontraktilitas jantung melalui hukum starling.
Apabila keadaan ini tidak segera di atasi, peninggian after load, peningggian preload dan
hypertropi dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang
tidak terkompensasi.
d. Manifestasi Klinis
Akibat bendungan di berbagai organ dan low output, pada penderita gagal jantung kengestif
hampir selalu ditemukan:
a. Gejala paru berupa: dyspneu, ortopnea, dan paroximal noktural dyspnea.
b. Gejala asistemik: berupa lemah, cepat cape, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites, hepatomegali, dan
edema periper.
c. Gejala susunan syaraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala.
1).Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa
darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong
ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi: dispneu, batuk, mudah lelah, denyut jantung
cepat (tachicardi) dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan.
Dispnu terjadi akibat penimbunan cairan yang terdapat di laveoli yang mengganggu pertukaran
gas. Dispnu bahkan dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.
Ortopnu, kesulitan bernafas saat berbaring. Pasien yang ortopnu tidak akan mau berbaring
tetapi akan menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi.
Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering atau tidak produktif, tetapi
yang tersering adalah batuk basah, batuk yng menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak,
yang kadang disertai dengan bercak darah.
Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang dan menghambat jaringan dari sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat
meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distres
pernafasan atau batuk.
Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan
bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik, kecemasan terjadi juga dispnu,
yang pada gilirannnya memperberat kecemasan.
2). Gagal janting kanan
Bila vebtrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti viseral dan jaringan perifer. Hal ini
terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adequat sehingga
tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena. Manifestasi
klinis yang tampak meliputi: Edema ektremitas bawah (edema dependen), yang biasanya merupakan
pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, ascites
(penimbnunan cairan di dalam rongga peritonium), anoreksia, mual,nokturia.
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen), dan secara bertahap bertambah keatas
tungkai dan paha dan akhirnya ker genetalian ekterna dan tubuh bagian bawah.
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomenterjadi akibat pembesaran vena
di hepar, bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan
keluar terdorong rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan ascites.
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena di
dalam rongga abdomen.Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi oleh karena perfusi
renal di dukung oleh penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari
karena curah jantung membaik pada waktu istirahat.
3. ANGINA PEKTORIS
A. PENGERTIAN
1. Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat
sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang
khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah
kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M.
Sjaifoellah Noer, 1996)
B. ETIOLOGI
1. Ateriosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi

C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter
e. Kepribadian tipe A

D. FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Hawa terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok

E. GAMBARAN KLINIS
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau
lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

F. TIPE SERANGAN
1. Angina Pektoris Stabil


Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen niokard.



Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.



Durasi nyeri 3 – 15 menit.

2. Angina Pektoris Tidak Stabil


Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.



Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.



Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.



Kurang responsif terhadap nitrat.



Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.



Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi.

3. Angina Prinzmental (Angina Varian).


Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.



Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.



EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.



Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.



Dapat terjadi aritmia.

G. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke selsel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.

Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak
darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan
akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan
lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan
gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta
dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.

Sel-sel

miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan
nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat
dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan
asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
4. Infeksi Jantung (Perikarditis, Endokarditis Dan Miokarditis)
PERIKADITIS
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral atau kedua- duanya. Terbagi
atas perikarditis akut dan kronik.
Perikarditis Akut
Etiologi
Infeksi virus, infeksi bakteri spesifik atau non-spesifik, uremia, trauma, sindrom pasca infark miokard,
sindrom pasca perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik.
Manifestasi klinis
Trias klasiknya adalah nyeri dada substernal atau parasternal yang kadang-kadang menjalar ke bahu,
pericardial friction rub dan kelainan EKG yang khas. Dari pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan
pembesaran jantung, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda
tamponade.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan EKG ditemukan elevasi segmen ST, depresi segmen PR dan sinus takikardia.
Setelah beberapa waktu dapat ditemukan inversi gelombang T. sebagai komplikasi dapat ditemukan
aritmia supraventrikular, termasuk vibrilasi atrium.
Foto thoraks tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit, tetapi bila banyak dapat terlihat
bayangan jantung membesar seperti botol air.
Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan leukositosis. Pemeriksaan
lain dilakukan atas dasar indikasi bila terdapat kecurigaan mengenai etiologinya, misalnya test
tuberkulin.
Komplikasi
efusi perikardial
Penatalaksanaan
Terapi bergantung dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat atau obat anti-inflamasi non-steroid
lain bila penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid.
Sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam beberapa minggu.
Sebagian kambuh kembali, hanya sedikit yang menjadi kronik dan jarang yang menjadi perikarditis
konstriktif bila berasal dari virus atau idiopatik.
Perikarditis Kronik Konstriktif
Terjadi penebalan difus perikardium akibat inflamasi yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan
jantung berkurang. Akibatnya curah jantung berkurang dan tekanan pengisian berkurang.
Etiologi
Merupakan kelanjutan dari perikarditis akut
Manifestasi klinis
Keluhan berupa rasa lelah, lemah, dispnea saat bekerja, orptopnea dan keluhan gagal jantung lainnya.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, bunyi jantung melemah, dapat
terdengar perikardial knock, pulsus paradoksus, hepatosplenomegali, ikterus, ascites dan edema.
ENDOKARDITIS
Endokarditis infektif atau endokarditis bakterial adalah penyakit infeksi oleh mikroorganisme pada
endokard atau katub jantung.
Etiologi
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah streptococcus viridans
untuk endokarditis subakut dan stapilococcus aureus untuk endokarditis infektif akut. Etiologi lain
adalah streptococcus faecalis, streptokok dan stafilokok lain, bakteri gram negatif aerob dan anaerob,
jamur, virus dan kandida.
Faktor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung rematik, katub aorta
bikuspid, prolaps kartu mitral dengan regurgitas, katub buatan, katub yang floppy pada sindrom
marfan, tindakan bedah gigi atau orofaring yang baru, tindakan pembedahan pada saluran urogenital
atau saluran nafas, pecandu narkotik intravena, kelainan katub bawaan, luka bakar, hemodialisa,
penggunaan kateter vena sentral dan pemberian nutrisi parenteral yang lama.
Manifestasi klinis
Endokarditis infektif akut lebih sering terjadi pada jantung normal. Penyakit timbul mendadak.
Tanda-tanda infeksi lebih menonjol seperti panas yang tinggi dan menggigil, jarang ditemukan jari
tabuh dan janeway lesions (bercak kemerahan pada telapak tangan dan kaki). Terdapat tanda-tanda
pada mata berupa ptekia kanjungtiva, perdarahan retina, kebutaan, tanda-tanda endoftalmitis dan
panoftalmitis. Emboli biasanya lebih sering terjadi dan umumnya menyangkut pada arteri yang lebih
besar sehingga menimbulkan infark atau abses paru dan sebagainya. Bising jantung baru atau
perubahan bising jantung dapat terjadi.
Endokarditis infektif subakut hampir selalu mengenai jantung abnormal. Gejala timbul lebih kurang 2
minggu setelah masa inkubasi. Keluhan umum yang sering dirasa adalah demam tidak terlalu tinggi,
letih, lesu, banyak keringat malam, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit kepala dan
sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, hematuria, sakit
perut, buta mendadak, sakit pada jari tangan dan sakit pada kulit.
Demam berlangsung terus-menerus, remiten, intemiten atau sama sekali tidak teratur, dengan puncak
panas 38 – 400 C dan terjadi pada sore atau malam hari. Sering disertai menggigil pada suhu badan
yang tinggi, diikuti keringat banyak. Anemia, pembesaran hati dan limfa dapat terjadi. Gejala emboli
dan vaskuler dapat terjadi berupa ptekia pada mukusa tenggorokan, mata dan juga pada semua bagian
kulit, terutama pada dada. Bagian tengah ptekia biasanya lebih pucat dan dapat terjadi pada retina
yang disebut Roth‟s spot.
Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan dan kaki berbentuk linear berupa bercak kemerahan,
disebut splinter hemorrhage. Lesi yang lebih spesifik (ada yang mengatakan patognomonik) adalah
Osler‟s nodes, yaitu penonjolan kulit berwarna kebiruan/kemerahan yang memiliki sifat khas berupa
rasa nyeri, terdapat pada kulit tangan (tenar dan hipotenar) dan kaki, terutama pada ujung jari. Emboli
besar dapat menimbulkan gangguan syaraf sentral dan psikiatri, IMA, aneurisma mikotik, sesak nafas,
glomerulonefritis, gagal ginjal, serta infark ginjal. Tanda-tanda kelainan jantung penting untuk
menentukan adanya kelainan katub dan kelainan bawaan. Tanda yang lain adalah sesak nafas,
takikardi, aritmia, sianosis atau jari tabuh. Pada stadium akhir terjadi gagal jantung dan lebih sering
terjadi
pada
insufisiensi
mitral
dan
aorta.
5. Leukemia
A. Pengertian
Leukimia adalah penyakit ganas yang progresif pada organ pebentuk darah dengan
perubahan poliferasi dan perkembangan leukosit dan prekursornya dalam darah dan sum
sum tulang. Poliferasi sum sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi ke jaringan tubuh lain

B. Etiologi
Penyebab dasar dari leukemia belum diketahui dengan jelas, namun ada beberapa
yang mengatakan bahwa ini disebabkan oleh virus pengaruh genetic maupun factor
lingkungan kelihatannya dapat memainkan peranan, jarang ditemukan leukemia familiar
tetapi kelihatannya terdapat insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung. Anak
anak yang terserang insiden meningkat sampai 20 % pada kembar monozigot

C. Patofisiologi
Sel sel yang terdiferensiasisebagian menghasilkan apa yang disebut dengan
leukemia neufrotik. Leukemia gosinofilk. Leukemia basofilik dan leukima monositik.
Namun yang sering terjadi ialah sel leukemia yang berbentuk aneh dan tidak
berdiferensiasiserta tidak identik dengan sel darah putih yang normal. Biasanya sel
semakin tidak berdiferensiasi

D. Tanda dan gejala
i. Ketidakmampuan melakukan aktivitasnya
ii. Kelelahan otot
iii. Kulit dan membrane mukosa pucat
iv. Menarik diri dari lingkungan
v. Nyeri tekan perianal
F. Manajemen medik
Memberantas atau cradikasi sel sel leukemia dengan obat anti leukemia. Prinsip
system pengobatannya adalah induksi, konsolidasi, sumatan, dan reinduksi
i. Tranpusi darah diberi bila kadar Hb dibawah 6 %
ii. Trombosit diberi bila terjadi trombositopenia berat dan perdarahan massif
iii. Korkosteroid
iv. Sitostatik
v. Hindari infeksi sekunder, penderita diisolasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol),
selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut
sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel
juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh
tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat
kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan
melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri.
Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut
sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta
(arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh,
kecuali paru-paru.

B. Saran
Sayangi jantung anda dengan konsumsi makanan yang bergisi
dan rendah lemak. Terima Kasih.......!!@
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.google.com/gambar-kardiovaskuler/
2. Guyton,A.C. & Hall,A.J., 1997. Fisiologi kedokteran. Jakarta, Penerbit buku
kedokteran ECG
3. Junquira L.C. dan J. Carneiro., 2007.Basic Histologi : Text dan Atlas.Jakarta. EGC
4. L Moore, Keith., 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta, EGC
5. Murray, Robert K., 1997. Biokimia Harper.Jakarta, ECG
6. Roger Watson. 2002. Anatomi Fisiologi Untuk perawat. Jakarta, EGC
7. R. Putz & R. Pabst., 2007. Atlas anatomi manusia : Sobotta. Jakarta, EGC
8. Scalon, valarie C., 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta, EGC
9. Sherwood, laurelee., 2001. Fisiologi Manusia.: Dari sel ke sistem.ed.2.Jakarta, EGC
10. Snell, Richard S., 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta,
Penerbit buku kedokteran EGC

More Related Content

What's hot (20)

Anatomi jantung manusia
Anatomi jantung manusiaAnatomi jantung manusia
Anatomi jantung manusia
 
Bagian – Bagian Jantung
Bagian – Bagian JantungBagian – Bagian Jantung
Bagian – Bagian Jantung
 
Makalah histo
Makalah histoMakalah histo
Makalah histo
 
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasiSistem sirkulasi
Sistem sirkulasi
 
Sistem Kardiovaskuler
Sistem KardiovaskulerSistem Kardiovaskuler
Sistem Kardiovaskuler
 
Makalah jantung 2
Makalah jantung 2Makalah jantung 2
Makalah jantung 2
 
Muhammad Yusuf
Muhammad YusufMuhammad Yusuf
Muhammad Yusuf
 
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNGANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
 
Anatomi dan pengurusan jantung, m6
Anatomi dan pengurusan jantung, m6Anatomi dan pengurusan jantung, m6
Anatomi dan pengurusan jantung, m6
 
Sistem Kardiovaskuler dan Peredaran darah, Sistem Limfatik dan Pertahanan Tubuh
Sistem Kardiovaskuler dan Peredaran darah, Sistem Limfatik dan Pertahanan TubuhSistem Kardiovaskuler dan Peredaran darah, Sistem Limfatik dan Pertahanan Tubuh
Sistem Kardiovaskuler dan Peredaran darah, Sistem Limfatik dan Pertahanan Tubuh
 
Indri aprilia[1]
Indri aprilia[1]Indri aprilia[1]
Indri aprilia[1]
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskulerAnatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
 
Makalah Kardiovaskuler
Makalah KardiovaskulerMakalah Kardiovaskuler
Makalah Kardiovaskuler
 
daninurriyadi
daninurriyadidaninurriyadi
daninurriyadi
 
anatomi manusia
anatomi manusiaanatomi manusia
anatomi manusia
 
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjhaSistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Sistem kardiovaskuler (kharisma)
Sistem kardiovaskuler (kharisma)Sistem kardiovaskuler (kharisma)
Sistem kardiovaskuler (kharisma)
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 

Similar to SISTEM KARDIO

Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4Fbryn27
 
ANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptxANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptxTsaniaElsera
 
ANATOMI JANTUNG.pptx
ANATOMI JANTUNG.pptxANATOMI JANTUNG.pptx
ANATOMI JANTUNG.pptxSeminarBimc
 
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjhaSistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjhaHudzaifah Hudzaifah
 
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptx
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptxCARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptx
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptxAnggaWijaya86
 
Jantung manusia
Jantung manusiaJantung manusia
Jantung manusianurdin dr
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darahBhyna ChelaLu
 
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasya
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasyaTugas makalah anatomi cardiovaskular natasya
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasyaNatasyaAngelieFirdau
 
Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04 Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04 Dedi Kun
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaFajar Hartanto
 
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docx
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docxSISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docx
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docxNina909058
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.pptPRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.pptdayani23
 

Similar to SISTEM KARDIO (20)

Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
ANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptxANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptx
 
pertemuan-2.pptx
pertemuan-2.pptxpertemuan-2.pptx
pertemuan-2.pptx
 
Makalah jantung
Makalah jantungMakalah jantung
Makalah jantung
 
ANATOMI JANTUNG.pptx
ANATOMI JANTUNG.pptxANATOMI JANTUNG.pptx
ANATOMI JANTUNG.pptx
 
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjhaSistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
Sistem peredaran darah manusia by ippank sadjha
 
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptx
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptxCARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptx
CARDIOVASCULAR & RESPIRATORY FUNCTION.pptx
 
Jantung manusia
Jantung manusiaJantung manusia
Jantung manusia
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasya
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasyaTugas makalah anatomi cardiovaskular natasya
Tugas makalah anatomi cardiovaskular natasya
 
Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04 Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Anatomi jantung manusia
Anatomi jantung manusiaAnatomi jantung manusia
Anatomi jantung manusia
 
Makalah jantung 2
Makalah jantung 2Makalah jantung 2
Makalah jantung 2
 
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docx
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docxSISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docx
SISTEM PEREDARAN DARAH sp fisio.docx
 
Makalah jantung
Makalah jantungMakalah jantung
Makalah jantung
 
Makalah jantung
Makalah jantungMakalah jantung
Makalah jantung
 
pompa jantung
pompa jantungpompa jantung
pompa jantung
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.pptPRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_Jantung_cor_pp.ppt
 
Makalah jantung 2
Makalah jantung 2Makalah jantung 2
Makalah jantung 2
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

SISTEM KARDIO

  • 1. TUGAS : MAKALAH IPD ILMU PENYAKIT DALAM “SISTEM KARDIOVASKULER” Di Susun Oleh : Kelompok I 1. ABDUL RAHMAD UNTUL 2. ABDULAH 3. AHMAD PUTRA HADI 4. AL MIRAD 5. ALFIN 6. AL HAFID 7. ANGGRAINI SILVIA 8. APRIANTI WULANDARI 9. DEDI 10. DAMAYANTI 11. DEWIYATI YULIANA 12. ZAINAL
  • 3. KATA PENGATAR Assalamu allaikum Wr. Wb…… Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sistem Kardiovaskuler”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran IPD, sebagai tahapan dalam mengikuti proses perkuliahan sebagaimana bisa. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal „Alamiin. Raha, Maret Penyusun 2012
  • 4. DAFTAR ISI Kata pengantar...................................................................................................................i Daftar isi............................................................................................................................ii BAB I PENDAHUKUAN.................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2 A. Anatomo Fisologi………………………………………………………………. B. Etiologi.................................................................................................................... C. Patofisiologi............................................................................................................. D. Tanda dan Gejala..................................................................................................... BAB III Penutup.................................................................................................................... A. Kesimpulan............................................................................................................... B. Saran.......................................................................................................................... Daftar Pustaka
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain. Dalam pembahasan dapat diketahui lebih lanjut baik secara anatomi, fisiologi,histologi maupun secara biokimia tentang sistem kardiovaskuler. Secara anatomis perlu mempelajari sistem kardiovaskuler agar mengetahui organ – organ apa saja yang berperan dalam sistem kardiovaskuler. Secara fisiologis agar mengetahui bagaimana cara kerja atau kerja yang dilakukan oleh sistem kardiovaskuler. Melalui histologi dapat mengetahui secara histologis tentang sistem kardiovaskuler dan secara biokimia dapat mengetahui proses pembekuan darah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan urayan latar belakang diatas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan pada makalah ini yaitu : 1. Bagaimanakah konsep anatomi fisiologi dari sistem kardiovaskuler ? 2. Bagaimanakah konsep dasar penyakit yang sering terjadi pada sistem kardiovaskuler? C. Tujuan Tujuan kami dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Mahasiswa mampu memahami konsep anataomi fisiologi dari sistem kardiovaskuler. 2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar penyakit yang menyertai pada sistem kardiovaskuler. D. Manfaat Makalah ini disusun oleh penulis dengan harapan bisa memberikan pemahaman kepada pembaca khususnya kepda para mahasiswa Akademi Keperawatan Perintah Kabupaten Muna mengenai konsep dasar IPD pada sistem kardiovaskuler.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN SISTEM KARDIOVASKULER Jantung terletak dalam mediastinum dalam rongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Struktur Umum Jantung (Kardio) Jantung dipisahkan dari basis kepuncaknya oleh partisi otot yang disebut septum. Dalam kondisi sehat, kedua sisi jantung tidak berhubungan. Masing-masing sisi dibagi lagi menjadi ruang atas dan ruang bawah. Ruang atas pada setiap sisi atrium berukuran lebih kecil dan merupakan kamar penerima, tempat tujuan aliran darah dari vena. Bilik bagian bawah (ventrikel) merupakan kamar pemompa (discharging), tempat darah mulai didorong kedalam arteri. Setiap atrium berhubungan dengan ventrikel sisi yang sama melalui suatu lubang yang dijaga oleh suatu katup atrioventrikular. Jantung terdiri dari tiga lapisan : Lapisan terluar di sebut epikardium, lapisan tengak merupakan lapisan otot yang di sebut miocardium, lapisan terdalam di sebut lapisan endotel di sebut endocardium. Katup Jantung Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah mengalir hanya ke satu arah melalui bilikbilik jantung. a) Katup antrio-ventrikularis (trikuspidalis) merupakan daun-daun katup yang halus tetapi tahan lama, katup trikuspidalis terletak antara atrium dan ventrikel kanan yang mempunyai tiga buah daun katup yang memisahkan antara atrium kanan dan venrtikel kanan. Katup mitralis memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup itu terhambat
  • 7. melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae, konda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Kalau torda tendinae atau papilaris mengalami kerusakan maka darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi. b) Katup semilunaris terdiri dari tiga daun katup simetris menyerupai corong, yang terletak diantara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Pembuluh darah (Vaskuler) Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
  • 8. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. Secara singkat dan rinci fisiologi sistem kardiovaskuler dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Sirkulasi sistemik Ventrikel kiri → Aorta → arteri → arteriol → kapiler→ venula → vena kava sup. Vena kave inf → atrium kanan. 2. Sirkulasi Pulmonal. Ventrikel kanan → arteri pulmonal → Pulmonum → vena pulmonal → atrium kiri. Kedali saraf Terhadap jantung Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10) memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kontraksi melalui hantaran impusl ke nodus sinus atrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung dimedula oblongata otak. Fase-Fase Siklus Jantung Peristiwa-pwristiwa mekanik dari siklus jantung, sistol atau kontraksi ventrikel dan diastol atau relaksasi ventrikel terdiri dari lima fase. Konsepsualis dari fase-fase siklus jantung ini paling mudah dilakukan dengan urutan sebagi berikut: a) Mid-diostol. Fase pengisian lambat ventrikel atau diastatis. b) Diastole lanjut. Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara pada nodus AV. Otot atrium berkontraksi memberikan tambahan 20% - 30% pada isi ventrikel. c) Sistole awal. Depolarisasi menyebar dari nodus AV melalui cabang berkas menuju miocardium ventrikel. Ketika ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium, akibatnya katup AV menutup dan penutupan inilah yang menimbulkan jantung pertama. d) Sistole lanjut. Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah, maka katup semilinalisakan membuka dan terjadilah ejeksi ventrikular ke dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik. e) Dioastole awal. Gelombang repolarisasi menyebar melalui miocardium ventrikel, dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium akibatnya katup semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. 2) Curah Jantung Curah jantung adalah jumlah darah yang di pompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu.Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung ( CO ) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali prekwensi jantung (HR) SV x HR. CO =
  • 9. Curah sekuncup adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel perdetik. Sekitar dua pertiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik (volume akhir diastolik) dikeluarka selam sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut di kenal dengan sebutan fraksi ejeksi, sedangkan volume darah yang tersisa dalam ventrikel pada akhir sistolik di sebut volume akhir sistolik. 3) Aliran Darah ke Perifer Aliran darah ke perifer mungkin merupakan unsur fisiologi sirkulasi yang paling kritis karena dua alasan. Pertama distribusi dari curah jantung di perifer tergantung dari sifat jaringan vaskuler, kedua curah jantung tergantung dari jumlah darah yang kembali menuju jantung. Prinsif-prinsif aliran darah tergantung dari dua variabel yang saling berlawanan: (1) tekanan pendorong darah, (2) resistensi terhadap aliran. Aliran darah akan terdorong bila besar tekanan pendorong darah juga meningkat, sebaliknya tekanan akan berkurang jika resistensi meningkat. 4) Cadangan Jantung Dalam keadaan normal jantung mampu meningkatkan kapasitas pompanya di dalam daya pompa dalam kaeadaan istirahat. Cadangn jantung ini memungkinkan jantungnormal meningkatkan curahnya hingga lima kali lebih banyak. Peningkatan curah jantung dapat terjadi dengan peningkatan curah sekuncup (curah jantung = frekwensi x curah sekuncup). Frekwensi biasanya dapat di tingkatkan dari 60 hingga 100 denyut permenit (dpm) pada keadaan istirahat hingga mencapai 180 (dpm), terutama melalui perangsangan simpatis. Faktor – Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung. 1. Istrahat menurunkan frekuensi denyut jantung, sedngkan sebaliknya latihan fisik meningkatkan denyut jantung 2. Peningkatan usia menurukan frekuensi jantung. Bayi mempunyai frekuensi 120-140 kali permenit saat lahir dan frekuensi ini akan menurun seiring peningkatan usia. 3. Wanita memiliki frekuensi lebih cepat dibandingakan pria. 4. Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut jantung. B. Pengaruh ion pada fungsi jantung. 1. Pengaruh ion kalium. Kelebihan ion kalium dalam cairan ekstrasel menyebabkan jantung sangat dibatasi dan lemas serta frekuensi jantung lambat. 2. Pengaruh ion kalsium. Kelebihan ion kalsium efeknya hampir berlawanan dengan efek ion kalium yang menyebabkan jantuung berkontraksi spatis. 3. Pengaruh ion natrium. Kelebihan ion natrium dapat menekan fungsi jantung. 4. Pengaruh suhu pada jantung. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang besar, sedangkan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi. C. Konsep-Konsep Penyakit Pada Sistem Kardiovaskuler 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan systole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena, dimana tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu dan tergantung posisi / bentuk tubuh, umur dan tingkat stress yang dialami. (Baughman, 2000).
  • 10. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg, diklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer / ensensial (hampir 90 % dari semua kasus) terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki. (Joint National Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure). b. Etiologi Tekanan darah hanya dapat meninggi bila tahanan arterial perifer terhadap aliran darah meninggi. Kenaikan tahanan perifer disebabkan oleh: a. Vasokontraksi yang meluas daripada saluran darah tepi terutama arteriol dan arteri kecil. b. Penyakit organik pembuluh darah yang merata. Jantung harus mempertahankan cardiac output yang normal terhadap tahanan perifer yang meninggi. Ada 3 teori yaitu: 1) Bila pembesaran otot jantung melebihi perbekalan darah dan terjadi anoxia. 2) Hipertensi merupakan faktor penting untuk terjadinya atherosklerosis arteri coronaria yang selanjutnya memudahkan terjadinya anoxia myocardium. 3) Hipertensi yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah ginjal dan menghambat ekskresi natrium dan air. c. Patofisiologi Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor: aliran darah dan tahanan. Aliran darah ditentukan oleh cardiac output (kekuatan, kecepatan, ritmi dari denyutan jantung dan volume darah). Tahanan ditentukan oleh diameter dari pembuluh darah dan sedikit viskositas darah. Peningkatan tekanan perifer sebagai akibat dari penyempitan arteriola merupakan karasteristik pada hipertensi. Dilatasi dan kontriksi arteriola perifer dapat dikendalikan oleh stimulus pada sistem saraf simpatis dan pengaktifan sistem angiotensin yang rangsangannya dapat mengeluarkan epineprin dan norepineprin menyebabkan kontriksi pembuluh darah dan peningkatan resistensi perifer. Epinefrin meningkatkan tenaga kontraksi cardiac sambil menyempitkan saluran menyebabkan tekanan darah meningkat. Ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung iskemik. Hipertensi merupakan factor resiko penyakit jantung insufisiensi yang kedua dan mempunyai hubungan yang erat. Gagal jantung disritmia kordis dan mati mendadak yang disebabkan oleh kedua macam kelainan tersebut. d. Manifestasi klinis i. Dyspnea paroxymal malam hari ii. Cepat lelah iii. Dyspnoe arthopnoe, batuk, hemoptysis, karena kongesti dan edema paru akibat statis darah vena dalam paru iv. Palpitasi v. Sakit kepala pada occipital sering timbul pada pagi hari vi. Kelainan pembuluh retina (hypertensi retinopati) vii. Vertigo dan muka merah viii. Epistaksis spontan e. Klasifikasi Hipertensi Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Brunner dan Suddarth, 2002) : i. Hipertensi ringan Sistolik 140-150 Diastolik 90-99 ii. Hipertensi sedang Sistolik 160-179 Diastolik 100-109 iii. Hipertensi berat Sistolik 180-209 Diastolik 110-119 iv. Hipertensi sangat berat Sistolik ≥ 210 Diastolik ≥ 120
  • 11. 2. GAGAL JANTUNG KONGESTIF a. Pengertian Gagal jantung kongestif (heart failure) adalah keadaan kegagalan jantung dalam memompakan darah untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan badan, dimana kompensasi mekanisme jantung telah dipergunakan atau daya cadangan kerja jantung (cardiak reserve) telah terpakai (Soeparman, 2000). b. Etiologi Penyebab gagal jantung dikelompokan sebagai berikut : 1) Disfungsi miokard (kegagalan miocardial) (a) Primer: infark miokard, miocarditis. (b)Sekunder: seringkali terjadi bersamaan atau sebagai akibat kenaikan beban tekanan, beban volume dan kebutuhan metabolisme yang meningkat. 2) Beban tekanan berlebih – pembebanan sistolik (systolic overland): hipertensi. 3) Beban volume berlebihan – pembebanan diastolik (diastolic overland) (a) Insufisiensi aorta ( beban volume ventrikel kiri ) (b)Insufisiensi mitral ( beban volume ventrikel kiri ) (c) Insufisiensi trikuspidalis ( beban volume ventrikel kanan ) (d)Overtranfussion ( beban volume ventrikel kiri dan kanan ) 4) Peningkatan kebutuhan metabolik – peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload )Anem, tirotoksikosis, demam, beri-beri, fistula arterio-venosus 5) Gangguan pengisian ventrikel ( Ventricular filling disorder ) (a) Tamponade Jantung (b) Perikarditis restriktif Faktor Pencetus: hypertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, status emusional, pemberian infus atau transfusi. c. Patofisiologi Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktifitas syaraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta penglepasan arginin vasopresin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah yang adequat. Respon neurohumoral ini akan membawa keuntungan untuk sementara waktu. Namun setelah beberapa saat kelainan neurohumoral akan memacu perburukan gagal jantung, tidak hanya pasokontriksi atau retensi air dan garam yang terjadi, akan tetapi juga karena adanya efek toksis langsung dari nuradrenalin dan angiotensin terhadap miokard. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan di ikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah, dan penurunan darah arteri yang efektif, hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral. Vasokontriksi dan retensio air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preolad akan meningkatkan kontraktilitas jantung melalui hukum starling. Apabila keadaan ini tidak segera di atasi, peninggian after load, peningggian preload dan hypertropi dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. d. Manifestasi Klinis Akibat bendungan di berbagai organ dan low output, pada penderita gagal jantung kengestif hampir selalu ditemukan: a. Gejala paru berupa: dyspneu, ortopnea, dan paroximal noktural dyspnea.
  • 12. b. Gejala asistemik: berupa lemah, cepat cape, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites, hepatomegali, dan edema periper. c. Gejala susunan syaraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala. 1).Gagal Jantung Kiri Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi: dispneu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (tachicardi) dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan. Dispnu terjadi akibat penimbunan cairan yang terdapat di laveoli yang mengganggu pertukaran gas. Dispnu bahkan dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang. Ortopnu, kesulitan bernafas saat berbaring. Pasien yang ortopnu tidak akan mau berbaring tetapi akan menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi. Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering atau tidak produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah, batuk yng menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah. Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang dan menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distres pernafasan atau batuk. Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik, kecemasan terjadi juga dispnu, yang pada gilirannnya memperberat kecemasan. 2). Gagal janting kanan Bila vebtrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti viseral dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adequat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak meliputi: Edema ektremitas bawah (edema dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, ascites (penimbnunan cairan di dalam rongga peritonium), anoreksia, mual,nokturia. Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen), dan secara bertahap bertambah keatas tungkai dan paha dan akhirnya ker genetalian ekterna dan tubuh bagian bawah. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomenterjadi akibat pembesaran vena di hepar, bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan keluar terdorong rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan ascites. Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen.Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi oleh karena perfusi renal di dukung oleh penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karena curah jantung membaik pada waktu istirahat. 3. ANGINA PEKTORIS A. PENGERTIAN 1. Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993) 2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah
  • 13. kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996) B. ETIOLOGI 1. Ateriosklerosis 2. Spasme arteri koroner 3. Anemia berat 4. Artritis 5. Aorta Insufisiensi C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO 1. Dapat Diubah (dimodifikasi) a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral 2. Tidak dapat diubah a. Usia b. Jenis Kelamin c. Ras d. Herediter e. Kepribadian tipe A D. FAKTOR PENCETUS SERANGAN Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain : 1. Emosi 2. Stress 3. Kerja fisik terlalu berat 4. Hawa terlalu panas dan lembab 5. Terlalu kenyang 6. Banyak merokok E. GAMBARAN KLINIS
  • 14. 1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri. 2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort). 3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit. 4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin. 5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines. 6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik. 7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan. F. TIPE SERANGAN 1. Angina Pektoris Stabil  Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.  Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.  Durasi nyeri 3 – 15 menit. 2. Angina Pektoris Tidak Stabil  Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.  Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.  Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.  Kurang responsif terhadap nitrat.  Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.  Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi. 3. Angina Prinzmental (Angina Varian).  Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.  Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.  EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.  Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.  Dapat terjadi aritmia. G. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke selsel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
  • 15. meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. 4. Infeksi Jantung (Perikarditis, Endokarditis Dan Miokarditis) PERIKADITIS Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral atau kedua- duanya. Terbagi atas perikarditis akut dan kronik. Perikarditis Akut Etiologi Infeksi virus, infeksi bakteri spesifik atau non-spesifik, uremia, trauma, sindrom pasca infark miokard, sindrom pasca perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik. Manifestasi klinis Trias klasiknya adalah nyeri dada substernal atau parasternal yang kadang-kadang menjalar ke bahu, pericardial friction rub dan kelainan EKG yang khas. Dari pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan pembesaran jantung, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda tamponade. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan EKG ditemukan elevasi segmen ST, depresi segmen PR dan sinus takikardia. Setelah beberapa waktu dapat ditemukan inversi gelombang T. sebagai komplikasi dapat ditemukan aritmia supraventrikular, termasuk vibrilasi atrium. Foto thoraks tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit, tetapi bila banyak dapat terlihat bayangan jantung membesar seperti botol air. Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan leukositosis. Pemeriksaan lain dilakukan atas dasar indikasi bila terdapat kecurigaan mengenai etiologinya, misalnya test tuberkulin. Komplikasi efusi perikardial Penatalaksanaan Terapi bergantung dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat atau obat anti-inflamasi non-steroid lain bila penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid. Sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Sebagian kambuh kembali, hanya sedikit yang menjadi kronik dan jarang yang menjadi perikarditis konstriktif bila berasal dari virus atau idiopatik. Perikarditis Kronik Konstriktif Terjadi penebalan difus perikardium akibat inflamasi yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan
  • 16. jantung berkurang. Akibatnya curah jantung berkurang dan tekanan pengisian berkurang. Etiologi Merupakan kelanjutan dari perikarditis akut Manifestasi klinis Keluhan berupa rasa lelah, lemah, dispnea saat bekerja, orptopnea dan keluhan gagal jantung lainnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, bunyi jantung melemah, dapat terdengar perikardial knock, pulsus paradoksus, hepatosplenomegali, ikterus, ascites dan edema. ENDOKARDITIS Endokarditis infektif atau endokarditis bakterial adalah penyakit infeksi oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Etiologi Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut dan stapilococcus aureus untuk endokarditis infektif akut. Etiologi lain adalah streptococcus faecalis, streptokok dan stafilokok lain, bakteri gram negatif aerob dan anaerob, jamur, virus dan kandida. Faktor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung rematik, katub aorta bikuspid, prolaps kartu mitral dengan regurgitas, katub buatan, katub yang floppy pada sindrom marfan, tindakan bedah gigi atau orofaring yang baru, tindakan pembedahan pada saluran urogenital atau saluran nafas, pecandu narkotik intravena, kelainan katub bawaan, luka bakar, hemodialisa, penggunaan kateter vena sentral dan pemberian nutrisi parenteral yang lama. Manifestasi klinis Endokarditis infektif akut lebih sering terjadi pada jantung normal. Penyakit timbul mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih menonjol seperti panas yang tinggi dan menggigil, jarang ditemukan jari tabuh dan janeway lesions (bercak kemerahan pada telapak tangan dan kaki). Terdapat tanda-tanda pada mata berupa ptekia kanjungtiva, perdarahan retina, kebutaan, tanda-tanda endoftalmitis dan panoftalmitis. Emboli biasanya lebih sering terjadi dan umumnya menyangkut pada arteri yang lebih besar sehingga menimbulkan infark atau abses paru dan sebagainya. Bising jantung baru atau perubahan bising jantung dapat terjadi. Endokarditis infektif subakut hampir selalu mengenai jantung abnormal. Gejala timbul lebih kurang 2 minggu setelah masa inkubasi. Keluhan umum yang sering dirasa adalah demam tidak terlalu tinggi, letih, lesu, banyak keringat malam, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit kepala dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, hematuria, sakit perut, buta mendadak, sakit pada jari tangan dan sakit pada kulit. Demam berlangsung terus-menerus, remiten, intemiten atau sama sekali tidak teratur, dengan puncak panas 38 – 400 C dan terjadi pada sore atau malam hari. Sering disertai menggigil pada suhu badan yang tinggi, diikuti keringat banyak. Anemia, pembesaran hati dan limfa dapat terjadi. Gejala emboli dan vaskuler dapat terjadi berupa ptekia pada mukusa tenggorokan, mata dan juga pada semua bagian kulit, terutama pada dada. Bagian tengah ptekia biasanya lebih pucat dan dapat terjadi pada retina yang disebut Roth‟s spot. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan dan kaki berbentuk linear berupa bercak kemerahan, disebut splinter hemorrhage. Lesi yang lebih spesifik (ada yang mengatakan patognomonik) adalah Osler‟s nodes, yaitu penonjolan kulit berwarna kebiruan/kemerahan yang memiliki sifat khas berupa rasa nyeri, terdapat pada kulit tangan (tenar dan hipotenar) dan kaki, terutama pada ujung jari. Emboli besar dapat menimbulkan gangguan syaraf sentral dan psikiatri, IMA, aneurisma mikotik, sesak nafas, glomerulonefritis, gagal ginjal, serta infark ginjal. Tanda-tanda kelainan jantung penting untuk menentukan adanya kelainan katub dan kelainan bawaan. Tanda yang lain adalah sesak nafas, takikardi, aritmia, sianosis atau jari tabuh. Pada stadium akhir terjadi gagal jantung dan lebih sering terjadi pada insufisiensi mitral dan aorta.
  • 17. 5. Leukemia A. Pengertian Leukimia adalah penyakit ganas yang progresif pada organ pebentuk darah dengan perubahan poliferasi dan perkembangan leukosit dan prekursornya dalam darah dan sum sum tulang. Poliferasi sum sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain B. Etiologi Penyebab dasar dari leukemia belum diketahui dengan jelas, namun ada beberapa yang mengatakan bahwa ini disebabkan oleh virus pengaruh genetic maupun factor lingkungan kelihatannya dapat memainkan peranan, jarang ditemukan leukemia familiar tetapi kelihatannya terdapat insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung. Anak anak yang terserang insiden meningkat sampai 20 % pada kembar monozigot C. Patofisiologi Sel sel yang terdiferensiasisebagian menghasilkan apa yang disebut dengan leukemia neufrotik. Leukemia gosinofilk. Leukemia basofilik dan leukima monositik. Namun yang sering terjadi ialah sel leukemia yang berbentuk aneh dan tidak berdiferensiasiserta tidak identik dengan sel darah putih yang normal. Biasanya sel semakin tidak berdiferensiasi D. Tanda dan gejala i. Ketidakmampuan melakukan aktivitasnya ii. Kelelahan otot iii. Kulit dan membrane mukosa pucat iv. Menarik diri dari lingkungan v. Nyeri tekan perianal F. Manajemen medik Memberantas atau cradikasi sel sel leukemia dengan obat anti leukemia. Prinsip system pengobatannya adalah induksi, konsolidasi, sumatan, dan reinduksi i. Tranpusi darah diberi bila kadar Hb dibawah 6 % ii. Trombosit diberi bila terjadi trombositopenia berat dan perdarahan massif iii. Korkosteroid iv. Sitostatik v. Hindari infeksi sekunder, penderita diisolasi
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. B. Saran Sayangi jantung anda dengan konsumsi makanan yang bergisi dan rendah lemak. Terima Kasih.......!!@
  • 19. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.google.com/gambar-kardiovaskuler/ 2. Guyton,A.C. & Hall,A.J., 1997. Fisiologi kedokteran. Jakarta, Penerbit buku kedokteran ECG 3. Junquira L.C. dan J. Carneiro., 2007.Basic Histologi : Text dan Atlas.Jakarta. EGC 4. L Moore, Keith., 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta, EGC 5. Murray, Robert K., 1997. Biokimia Harper.Jakarta, ECG 6. Roger Watson. 2002. Anatomi Fisiologi Untuk perawat. Jakarta, EGC 7. R. Putz & R. Pabst., 2007. Atlas anatomi manusia : Sobotta. Jakarta, EGC 8. Scalon, valarie C., 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta, EGC 9. Sherwood, laurelee., 2001. Fisiologi Manusia.: Dari sel ke sistem.ed.2.Jakarta, EGC 10. Snell, Richard S., 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC