Fizeau adalah fisikawan Prancis yang pertama kali berhasil mengukur kecepatan cahaya di Bumi pada tahun 1849 dengan menggunakan roda gigi berputar yang memisahkan aliran cahaya menjadi serangkaian pulsa cahaya, memungkinkannya untuk mengukur waktu tempuh cahaya antara sumber dan cermin. Hasil pengukurannya menunjukkan kecepatan cahaya sebesar 3,15 × 108 m/s.
2. Disusun oleh :
• Cicik Silvia H. R. (123184042)
• Choirul fatmawati (123184047)
• Achmad sobari (123184203)
• Evi oktavianti (123184215)
3. Profil Tokoh
• Lahir :September 23, 1819; Paris
• Meninggal : September 18, 1896; Venteuil
• Dikenal :Efek Doppler; Fizeau-Foucault aparat; Kapasitor
• Hippolyte Fizeau Louis Armand, seorang fisikawan Perancis, lahir
di Paris. Karyanya awal prihatin dengan perbaikan dalam proses
fotografi. Kemudian, berkaitan dengan J. B. L. Beaulieu, dia terlibat
dalam serangkaian investigasi terhadap interferensi Cahaya dan
panas. Pada 1848, dia meramalkan redshifting gelombang
elektromagnetik. Pada 1849 ia menerbitkan hasil pertama yang
diperoleh dengan metode nya untuk menentukan kecepatan
cahaya, dan pada tahun 1850 dengan E. Gounelle mengukur
kecepatan listrik. Hippolyte pada tahun 1864 membuat saran
pertama bahwa "panjang dari gelombang cahaya digunakan sebagai
standar panjang". (Fisika Bagian 1 Resnick / Halliday pg.5)
source : http://WEB-
INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx
4. • Ia terlibat dalam penemuan Efek
Doppler.
• Pada 1853 ia menggambarkan
penggunaan kapasitor (kemudian
disebut kondensor) sebagai sarana
untuk meningkatkan efisiensi
kumparan induksi. Selanjutnya ia
mempelajari ekspansi termal
padatan, dan diterapkan fenomena
interferensi cahaya untuk
pengukuran dilatations kristal. Dia
menjadi anggota Acadmie des Ilmu
di 1860 dan dari Biro des
Longitudes pada tahun 1878. Dia
meninggal di Venteuilpada tanggal
18 September 1896.
• Fizeau adalah ahli ilmu
pengetahuan asal Perancis yang
pertama kali sukses dalam
pengukuran kecepatan cahaya di
bumi pada tahun 1849.
5. • Fizeau menggunakan sebuah roda gigi yang dapat
diputar dengan kecepatan tinggi. Jika roda dalam
keadaan diam, cahaya dapat melewati celah di antara
gigi dan mengenai cermin. Cahaya itu memantul dari
cermin menempuh kembali tempuhannya
semula, sebagian cahaya terus kesumber cahaya dan
sebagian dipantulkan ke pengamat. Bila roda dalam
keadaan berputar, cahaya yang melewatinya menjadi
seurutan rentetan gelombang yang panjangnya
tertentu. Pada dua kali lipat kecepatan sudut, cahaya
yang melewati suatu celah menuju cermin
dipantulkan kembali melewati celah berikutnya dan
titik cahayanya dapat terlihat jelas oleh pengamat.
Dengan diketahuinya kecepatan sudut, radius
roda, jarak antara celah, dan jarak antara roda ke
cermin, maka kecepatan cahaya dapat dihitung. Hasil
pengukuran kecepatan cahaya oleh Fizeau dengan
metode ini adalah 3,15 . 108 m/s.
6. • Pada abad kesembilan belas Hippolyte
Fizeau mencoba untuk mengukur kecepatan
cahaya di Bumi.Perangkat-Nya adalah
kerajinan kecil, tapi sangat baik
dipikirkan. Sekarang ini mesin ini disimpan
balkon di Suresnes:
8. Diagram Yang disederhanakan dari
perangkat Fizeau
• Prosedur dasar:mengukur
waktu tempuh cahaya yang
merambat dari beberapa
titik ke sebuah cermin yang
jauh dan kembali.
• Jika d=jarak antara sumber
cahaya ke cermin, ∆t=selang
waktu untuk 1x perjalanan
pulang-pergi, maka
kelajuan cahaya adalah :
9. Untuk menghitung waktu tempuhnya
digunakan roda bergigi yang berotasi, yang
mengubah sinar cahaya yang kontinu
menjadi serangkaian pulsa cahaya.
Putaran dari roda mengendalikan apa yang
dilhat oleh pengamat pada sumber
cahaya.
Contoh, jika pulsa merambat menuju
cermin dan melalui bukaan di titik A lalu
harus kembali ke roda saat gigi B telah
berputar ke posisi untuk menempuh
lintasan pulang , maka pulsanya tidak akan
mencapai pengamat.
Dengan laju rotasi yang lebih besar, bukaan di titik C dapat berpindah k posisi yang
memngkinkan pulsa yang dipantulkan mencapai pengamat.
Dengan mengetahui jarak d, jmlah gigi dalam roda dan kelajuan sudut roda, Fizeau
memperoleh nilai kecepatan cahaya sebesar 3,1 x 108 m/s.
10. • Metode Fizeau ini kemudian diperbaiki oleh
Foucault dengan menggunakan rotasi sebuah
cermin sebagai pengganti roda gigi.