SlideShare a Scribd company logo
STATISTIK BOSE-EINSTEIN



1.1 Sifat Dasar Boson

       Sifat sistem sub atomic yang tidak dapat dibedakan dapat dipahami dari
konsep gelombang sistem. Panjang gelombang de Broglie sistem-sistem tersebut
memenuhi                dengan m massa sistem dan   laju sistem. Karena m untuk
sistem sub atomic sangat kecil maka panjang gelombang      cukup besar. Panjang
gelombang yang besar menyebabkan fungsi gelombang dua sistem yang
berdekatan menjadi tumpang tindih.Kalau dua fungsi gelombang tumpang tindih
maka kita tidak dapat lagi membedakan dua sistem yang memiliki fungsi-fungsi
gelombang tersebut.

       Kondisi sebaliknya dijumpai pada sistem klasik seperti molekul-molekul
gas.massa sistem sangat besar sehingga     sangat kecil. Akibatnya tidak terjadi
tumpang tindih fungsi gelombang sistem-sistem tersebut, sehingga secara prinsip
sistem-sistem tersebut dapat dibedakan.

       Pada suhu yang sangat tinggi sistem sub atomic dapat berperilaku seperti
sistem klasik. Pada suhu yang sangat tinggikecepatan sistem sangat besar
sehingga panjang gelombangnya sangat kecil.Akibatnya, tumpang tindih
gelombang sistem-sistem menjadi hilang dan sistem menjadi terbedakan.

       Sistem kuantum yang akan kita bahas ada dua macam yaitu boson dan
fermion.Boson adalah sistem yang memiliki spin kelipatan bulat dari . Sistem ini
tidak memenuhi prinsip eksklusi Pauli sehingga satu tingkat energi dapat
ditempati oleh sistem dalam jumlah berapa pun. Sebaliknya, fermion memiliki
spin yang merupakan kelipatan ganjil dari       . Sistem ini memenuhi prinsip
eksklusi Pauli. Tidak ada dua sistem atau lebih yang memiliki keadaan yang sama.




                                                                               1
1.2 Konfigurasi Boson

       Statistik   untuk   menurunkan      boson     dinamakan     statistik   Bose-
Einstein.Untuk menentukan fungsi distribusi Bose-Einstein, kita terlebih dahulu
harus menentukan konfigurasi dengan probabilitas paling besar.Konfigurasi ini
memiliki probabilitas yang jauh lebih besar daripada konfigurasi-konfigurasi
lainnya sehingga hampir seluruh waktu sistem boson membentuk konfigurasi
tersebut. Sifat rata-rata assembli dapat dianggap sama dengan sifat pada
konfigurasi maksimum tersebut.Kita tetap membagi tingkat energi sistem-sistem
dalam assembli atas M kelompok sebagai berikut :

       Kelompok-1 memiliki jumlah keadaan          dan eneri rata-rata

       Kelompok-2 memiliki jumlah keadaan          dan energi rata-rata

               -

               -

       Kelompok-s memiliki jumlah keadaan          dan energi rata-rata

               -

               -

               -

       Kelompok-M memiliki jumlah keadaan            dan energi rata-rata

Kita akan menentukan berapa cara penyusunan yang dapat dilakukan jika :

       Terdapat     sistem di kelompok-1

       Terdapat     sistem di kelompok-2

               -

               -

               -



                                                                                   2
Terdapat    sistem dikelompok-s

              -

              -

              -

       Terdapat     sistem di kelompok-M

       Jika ditinjau kelompok-1 di mana terdapat    keadaan dan     sistem. Mari
kita analogikan satu keadaan sebagai sebuah kursi dan satu sistem dianalogikan
sebagai sebuah benda yang akan diletakkan dikursi tersebut. Satu kursi dapat saja
kosong atau menampung benda dalam jumlah beberapa saja. Untuk menghitung
jumlah penyusun benda, dapat dilakukannya sebagai berikut :




Gambar 1.1Penyusunan benda dan kursi analog dengan penyusunan boson
           dalam tingkat-tingkat energi.Untuk merepresentasikan sistem
           boson, bagian paling bawah harus selalu kursi.




                                                                               3
Dari gambar 1.1, apa pun cara penyusunan yang dilakukan, yang berada di ujung
bawah selalu kursi karena benda harus disangga oleh kursi (sistem harus
menempati tingkat energi). Oleh karena itu, jika jumlah total kursi adalah     maka
jumlah total kursi dapat dipertukarkan dengan harga              karena salah satu
kursi harus tetap di ujung bawah. Bersama dengan sistem banyak      , maka jumlah
total benda yang dipertukarkan dengan tetap memenuhi sifat boson adalah
(                                Akibatnya, jumlah cara penyusunan yang dapat
dilakukan adalah                 .

         Karenna sistem boson tidak dapat dibedakan satu degan lainnya, maka
pertukaran sesame sistem dan sesame kursi tidak menghasilkan penyusunan yang
berbeda.    Jumlah     penyusunan    sebanyak                !   Secara      emplisit
memperhitungkan jumlah pertukaran antara sistem dan antar kursi. Jumlah
pertukaran antar sistem adalah       dan pertukaran jumlah antar kursi adalah
Oleh karena itu, jumlah penyusunan yang berbeda untuk             boson di dalam
    keadaan hanyalah




         Hal yang sama berlaku untuk kelompok-2 yang mengandung              keadaan
dengan populasi        sistem. Jumlah cara penyusunan yang berada sistem-sistem,
ke dalam keadaan-keadaan tersebut adalah



Terakhir hingga kelompok energi ke-M, jumlah cara penyusunan yang berbeda
untuk      sistem dalam      keadaan adalah




Akhirnya jumlah total cara penyusunan yang berbeda secara bersamaan           sistem
di dalam      keadaan,     sistem di dalam      ….,     sistem dalam         keadaan
adalah




                                                                                   4
Harus juga diperhitungkan jumlah cara membawa N sistem dari luar untuk
didistribusikan ke dalam tingkat-tingkat energi di atas. Jumlah cara pengambilan
N sistem adalah N! cara. Karena sistem tidak dapat dibedakan maka jumlah
tersebut harus dibagi dengan N!,sehingga jumlah total cara membawa N sistem ke
dalam tingkat-tingkat energi di dalam assembli adalah N!/N!=1.Akhirnya, kita
dapatkan jumlah penyusunan sistem-sistem dalam assembli boson adala




1.3 Konfigurasi Maksimum

       Selanjutnya   kita   akan   menentukan    konfigurasi   dengan   peluang
kemunculan paling besar. Ambil logaritma ruas iri dan kanan persamaan (1.5)




       Kemudian kita gunakan pendekatan Stirling untuk melakukan
penyederhanaan sebagai berikut :




Dengan pendekatan tersebut maka persamaan (1.6) menjadi :



                                                                              5
Jumlah total sistem serta energi total assembli memenuhi




       Untuk assembli yang terisolasi sehingga tidak ada pertukaran sistem
maupun energi antara assembli dan lingkungan.Jumlah sistem maupun energi
assembli constant.

Pembatasan ini dapat dinyatakan dalam bentuk diferensial berikut ini :




       Konfigurasi     dengan   probabilitas   maksimum    diperoleh     dengan
memaksimumkan ln W. Dengan memperhatikan konstrain pada persamaan (1.8)
dan (1.9) maka konfigurasi dengan probabilitas maksimum memenuhi

                                                                        (1.10)

Selanjutnya   dengan    mengambil    diferensial   persamaan   (1.7)   diperoleh




Hitung suku per suku yang terkandung dalam persamaan (1.11)

i)



                                                                                 6
ii)

iii)

iv)

Persamaan (1.11) selanjutnya menjadi




Karena          dan           maka                    sehingga persamaan
(1.12) dapat disederhanakan lebih lanjut menjadi




Subtitusikan persamaan (1.8), (1.9), dan (1.13) ke dalam persamaan (1.10)
diperoleh




Atau




                                                                        7
Kesamaan di atas harus berlaku untuk semua variasi       . Ini dijamin ika bagian di
dalam kurung selalu nol, yaitu




Dan akhirnya ungkapan untuk jumlah populasi pada tiap-tiap tingkat energi
sebagai berikut




Ternyata untuk assembli boson, parameter        juga berbentuk                Dengan

demikian, bentuk lengkap fungsi Bose-Einstein untuk assembli boson adalah




1.4 Parameter      untuk foton dan fonon

       Parameter     pada persamaan (1.16).ada satu kekhususan untuk assembli
foton (kuantisasi gelombng elektromagnetik) dan fonon (kuantitasi getaran atom
dalam Kristal) dan ini berimplikasi pada nilai parameter       Dalam suatu kotak,
foton bias diserap atau diciptakan oleh atom-atom yang berada pada dinding
kotak. Akibatnya, jumlah foton dalam satu assembli tidak harus tetap. Jumlah
foton bias bertambah, jika atom-atom di dinding memancarkan foton dan bias
berkurang jika atom-atom di dinding menyerap foton. Untuk sistem semacam ini
pembatasan bahwa jumlah total sistem dalam assembli konstan sebenarnya tidak
berlaku.   Pada    penurunan     fungsi   distribusi   Bose-Einstein   kita     telah
mengamsusikan bahwa jumlah sistem dalam assembli selalu tetap, yaitu                .


                                                                                   8
Konstrain ini dimasukkan dalam persamaan dengan memperkenalkan faktor
pengali Langrange . Oleh karena itu, agar konstrain ini tidak diberlakukan untuk
assembli dengan jumlah sistem tidak tetap, seperti foton dan fonon maka nilai
harus diambil nol. Dengan nilai ini maka fungsi distribusi untuk sistem semacam
ini menjadi




                                                                                9
APLIKASI STATISTIK BOSE-EINSTEIN



2.1 Radiasi Benda Hitam

Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum dan
fisika modern.Benda hitam merupakan penyerap sekaligus pemancar kalor
terbaik.Benda hitam dapat dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas
foton.Jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan.Ada kalanya foton diserap
oleh atom-atom yang berada di dinding kotak dan sebaliknya atom-atom di
dinding kotak dapat memancarkan fotonn ke dalam ruang kotak. Karena jumlah
foton yang tidak konstan ini maka faktor Bose-Einstein untuk gas foton adalah




Yang diperoleh dengan menggunakan

Foton    adalah     kuantum      gelombang       elektromagnetik.Ekstensi    foton
direspresentasikan oleh keberadaan gelombang berdiri dalam kotak. Karena
gelombang elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi)
yang saling bebas, maka kerapatan keadaan foton dalam kotak merupakan dua
kali kerapatan gelombang stasioner, yaitu :




Dengan demikian, jumlah foton dengan panjang gelombang antara               sampai
        adalah




Karena energi satu foton adalah                maka energy foton yang memiliki
panjang gelombang antara     sampai           adalah




                                                                                10
2.1.1    Hukum Pergeseran Wien

Gambar 1.2 adalah plot E(    sebagai fungsi   pada berbagai suhu. Tampak bahwa
E(      mula-mula naik, kemudian turun setelah mencapai nilai maksimum pada
panjang gelombang      . Kita dapat menentukan      dengan mendiferensial E(
terhadap    dab menyamakan    dengan




           Gambar 1.2Spektrum radiasi benda hitam pada berbagai suhu

Berdasarkan persamaan (1.20) maka




                                                                               11
Untuk memudahkan diferensial persamaan (1.22) persamaan diatas kita misal
            . Dengan pemisalan tersebut maka dapat ditulis




Agar terpenuhi        maka pada persamaan 1.24 harus memenuhi




Jika didiferensiasi secara seksama akan dapat hubungan berikut




Nilai x pada persamaan (1.26)dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Jika
menggunakan instruksi Wolfram Research, maka solusi untuk x yang
memenuhipersamaan 91.26) adalah 0,194197. Dengan demikian,          memenuhi
hubungan




Atau




dengan menggunakan nilai konstanta k=1,38x             h= 6,625 x      , dan
                 maka kita peroleh




                                                                            12
Gambar 1.3 Spektrum energi radiasi matahari berdasarkan hasil
           pengukurandan prediksi dengan persamaan radiasi matahari
           (gari).




Gambar 1.4Warna bintang menunjukan suhu bintang. Semakain menuju kewarna
            biru suhu bintang semakin tinggi. Sebaliknya suhu bintang
            semakin rendah apabila menuju ke warna merah.




                                                                      13
Persamaan (1.28) tidak lain daripada ungkapan hukum pergeseran Wien. Hukum
ini menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan gelombang dan intensitas
maksimum yang dipancarkan benda tersebut.Makin tinggi suhu benda maka
makin pendek gelombang yang dipancarkan benda tersebut, atau warna benda
bergeser kea rah biru.Ketika pandai besi memanaskan logam maka warna logam
berubah secara terus menerus dari semula merah, kuning, hijau dan selanjutnya ke
biru-biruan.Ini akibat suhu benda yang semakin tinggi.Hukum pergeseran Wien
telah dipakai untuk memperkirakan suhu benda berdasarkan spectrum
elektromagnetik yang dipancarkan.Energi yang dipancarkan benda diukur pada
berbagai panjang gelombang.Kemudian intensitas tersebut diplot terhadap
panjang gelombang sehingga diperoleh selanjutnya diterapkan pada hukum
pegeseran Wien guna memprediksi suhu benda.Pada astronom memperkirakan
suhu bintang-bntang, berdasarkan spectrum energy yang dipancarkan oleh
bintang-bintang tersebut.




2.1.2    Persamaan Stefan-Boltzmann

Sebuah benda hitam memancarkan gelombang, elektromagnetik pada semua
jangkauan frekuansi dari nol sampai tak berhingga.Hanya intensitas gelombang
yang dipancarkan berbeda-beda.Ketika panjang gelombang menuju nol, intensitas
yang dipancarkan menuju nol. Juga ketika panjang gelombang menuju tak
berhingga, intensitas yang dipancarkan juga menuju tak berhingga. Intensitas
gelombang yang dipancarkan mencapai maksimum pada saat              .

Energy    total    yang   dipancarkan   oleh   benda   hitam   diperoleh   dengan
mengintegralkan persamaan (1.20) dari panjang gelombang nol sampai tak
berhingga, yaitu




                                                                               14
Untuk menyelesaikan persamaan integral (1.29) misalkan               . Dengan
pemisalan tersebut maka diperoleh ungkapan-ungkapan berikut ini :




Syarat batas yang berlaku bagi y. saat     maka y=~ dan saat        maka y=0.
Dengan demikian, dalam variable y integral (1.29) menjadi




Persamaan (1.30) merupakan kerapatan energy foton di dalam kotak. Hubungan
antara kerapatan energy yang diradiasi dengan energy foton dalam kotak adalah




                                                                           15
Persamaan (1.31) sangat mirip dengan persamaan Stefan-Boltzman. Jadi pada
persamaan (1.31) kita dapat menyamakan




Dengan menggunakan instruksi matematika sederhana kita dapatkan




Selanjutnya    dengan      memasukkan       nilai   konstanta-konstanta     lain
                                                                 kita dapatkan
nilai konstanta Stefan-boltzman.




2.1.3   Cosmic Microwave Background (CMB)

        Salah satu gejala penting sebagai hasil peristiwa Big bang adalah
keberadaan radiasi yang bersifat isotropic (sama ke segala arah) di alam semesta
dalam panjang gelombang mikro. Gejala ini selanjutnya dikenal dengan icosmic
microwave background (CMB). Radiasi ini benar-benar isotropic.Penyimpangan
dari sifat isotropic hanya sekitar seper seribu.Dua astronom muda, Arno Penzias
dan Robert Wilson yang pertama kali mengidentifikasi gejala ini tahun 1965
dengan menggunakan antene horn yang dikalibrasi dengan teliti.Dengan
anggapan bahwa alam semesta berupa benda hitam sempurna dan setelah
dilakukan pengukuran yang teliti intensitas radiasi gelombang mikro ini pada
berbagai panjang gelombang yang mungkin, selanjutnya hasil pengukuran di-fit
dengan persamaan radiasi benda hitam (1.4) disimpulkan bahwa suhu rata-rata
alam semesta sekarang adalah 2,725 K.




                                                                             16
Gambar 1.5CMB dengan persamaan radiasi benda hitam




           Gambar 1.6Variasi suhu alam semesta berdasarkan posisi

Ada sekitar variasi suhu pada arah yang berbeda seperti ditunjukkan dalam
gambar diatas. Bagian berwarna merah sedikit lebih panas dan bagian berarna biru
sedikit lebih dingin dengan penyimpangan 0,0002 derajat.




                                                                             17
2.2 Kapasitas kalor Kristal

         Dalam Kristal-kristal atom bervibrasi.Jika diselesaikan dengan mekanika
kuantum maka energy vibrasi atom-atom dalam Kristal terkuantisasi.Kuantisasi
getaran atom tersebut disebut fonon. Energy fonon dengan bilangan kuantum n
adalah                    . Karena jumlah fonon tidak konstan maka fungsi

distribusi untuk fonon diperoleh dengan mengambil              . Fungsi distribusi
tersebut persis sama dengan fungsi distribusi untuk foton.

         Karena frekuensi fonon umumnya merupakan fungsi bilangan gelombang,
 , maka secara umum energy toal yang dimiliki fonon dalam Kristal dapat ditulis




Jika fonon memiliki sejumlah polarisasi dan polarisasi kep memiliki frekuensi
         maka energy total fonon setelah memperhitungkan polarisasi tersebut
adalah




Penjumlahan terhadap      dilakukan engan asumsi bahwa       adalah integer. Tetapi
jika     adalah variable kontinu maka penjumahan terhadap     dapat diganti dengan
integral dengan melakukan transformasi berikut ini




Tetapi karena     merupakan fungsi    maka kita dapat mengubah integral terhadap
  menjadi integral terhadap    dengan melakukan transformasi




Akhirnya kita dapat menulis menulis ulang persamaan (1.34) menjadi




                                                                                18
Dari definisi energy dalam persamaan (1.37) maka kita dapat menentukan
kapasitas panas yang didefinisikan sebagai berikut




Untuk menyederhanakan persamaan (1.38) mari kita lihat suku diferensial dalam
persamaan tersebut. Untuk mempermudah kita misalkan                 . Dengan
pemisalan tersebut maka




Dengan demikian, kapasitas kalor dapat ditulis




                                                                          19
2.2.1 Model Einstein

          Untuk mencari kapasitas kalor Kristal, Einstein mengusulkan model
bahwa semua fonon berisolasi dengan frekuensi karakteristik yang sama,
dengan asumsi ini maka dapat ditulis




Di mana              merupakanfungsi data dirac. Dengan model ini kita dapatkan
kapasitas kalor Kristal untuk satu macam polarisasi saja sebesar




Untuk Kristal 3 dimensi, terdapat tiga arah polarisasi fonon yang mungkin (arah
sumbu x, y, dan z).dengan menganggap bahwa ke tiga polarisasi tersebut
memberikan sumbangan energy yang sama besar maka kapasitas kalor total
menjadi tiga kali dari yang tampak dalam persamaan (1.41), yaitu menjadi




Tinjau kasus-kasus khusus, yaitu ketika T        dan T      .dalam kondisi T

maka exp [                sehingga exp [                           akibatnya




                                                                               20
Perhatikan suku pembilang danpenyebut pada persamaan (1.43).jika T         maka

suku penyebut           dan suku pembilang                   sehingga kita dapat

mengaproksimasi




Dengan aproksmasi ini maka persamaan (1.42) dapat ditulis menjadi




Dengan     bilangan Avogadro, n jumlah mold an R=          konstanta gas umum.
Hasil ini persis sama dengan teori klasik dari dulong-petit bahwa kapasitas kalor
persatuan mol semua padatan adalah konstan, yaitu 3R.

          Gambar 1.7 adalah perbandingan hasil pengamatan kapasitas kalor
intan (symbol) dan prediksi dengan model Einstein. Terdapat kesesuaian yang
baik antara prediksi model tersebut dengan pengamatan, khususnya nilai kapasitas
kalor yang menuju nol jika suhu menuju nol dan nilai kapasitas kalor menuju
konstanta dulong-petit pada suhu tinggi.




                                                                              21
Gambar 1.7Kapasitas panas intan yang diperoleh dari pengamatan (simbol) dan
            prediksi menggunakan model kapasitas panas Einstein.
Model Einstein dapat menjelaskan dengan baik kebergantugan kapasitas panas
terhadap suhu. Sesuai dengan pengamatan experiment bahwa pada suhu menuju
nol kapasitas panas menuju nol dan pada suhu tinggi kapasitas panas menuju nilai
yang diramalkan Dulong-petit.Akan tetapi, masih ada sedikit penyimpangan
antara data eksperimen dengan ramalan Einstein.Pada suhu yang menuju nol, hasil
eksperimen memperlihatkan bahwa kapasitas panas berubah sebagai fungsi kubik
9pangkat tiga) dari suhu, bukan seperti pada persamaan (1.42).oleh karena itu
perlu penyempurnaan pada model Einstein untuk mendapatkan hasil yang persis
sama dengan eksperimen.




2.2.2 Model Debeye

        Salah satu masalah yang muncul dalam model Einstein adalah asumsi
bahwa semua fonon bervibrasi dengan frekuensi yang sama. Tidak ada justifikasi
untuk asumsi ini.Asumsi ini digunakan semata-mata karena kemudahan
mendapatkan solusi.Oleh karena itu hasil yang lebih tepat diharapkan muncul jika
dianggap frekuensi fonon tidak seragam.Asumsi ini digunakan oleh Debeye untuk
membangun teori kapasitas panas yang lebih teliti. Namun, sebelum masuk ke



                                                                             22
teori Debeye kita akan terlebih dahulu membahas kerapatan keadaan untuk kisi
dalam usaha mencari ekspresi yang tepat untuk

Frekuensi getaran kisi dalam Kristal secara umum tidak konstan, tetapi
bergantung       pada     bilangan    gelombang.    Persamaan     yang    menyatakan
kebergantungan frekuensi dengan bilangan gelombang dinamakan persamaan
dispersi,               . Dari persamaan dispersi tersebut dapat diturunkan persamaan
kerapatan keadaan sebagai berikut




Kebergantungan          terhadap     kadang sangat kompleks. Sebagai contoh, untuk

Kristal satu dimensi, kita peroleh persamaan dispersi                                  ,

dengan m massa atom, C konstanta pegas getaran kisi, dan a jarak antar atom
dalam kisi (periodisitas). Namuun, jika        sangat kecil, atau panjang gelombang
yang besat (               , jika dapatkan sebuah persamaan aproksimasi




Dengan         disebut kecepatan grup. Dalam membangun model kapasitas panas,
Deybe mengambil asumsi sebagai berikut :

    i.        Frekuensi getaran kisi memenuhi persamaan dispersi
    ii.       Ada sebuah frekuensi maksimum,         yang boleh dimiliki fonon dalam
              kristal sehingga tidak ada fonon yang dimiliki frekuensi di atas   .

Dari persamaan dispersi (1.46) kita dapatkan bahwa untuk            ≤     ,          dan

             sehingga kerapatan keaadaan pada persamaan (1.45) menjadi

          . Akhirnya jika gabung     dengan asumsi kedua tentan adanya frekuensi

maksimum getaran fonon diperoleh ungkapan umum untuk kerapatan keadaan
sebagai berikut :




                                                                                      23
Gambar 1.8Kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan
          Debeye
Perbedaan kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan
Deybe diperlihatkan pada gambar 1.8. Berapa nilai   pada model Debye? Untuk
menentukan       kita kembali pada defenisi bahwa       adalah jumlah keadaan
per satuan frekuensi. Karena frekuensi maksimum fonon adalah     maka integral
      dari frekuensi 0 sampai    memberikan jumlah total keadaan yang dimiliki
fonon, dan itu sama dengan jumlah atom, N . Jadi,




                                                                           24
Yang memberikan ungkapan untuk frekuensi maksimum




Untuk kemudahan mari kita didefenisikan suhu Debye,      , berdasarkan hubungan
ini




Dengan definisi di atas didapatkan




Kita asumsikan bahwa kapasitar kalor kisi yang dihasilkan oleh tiap polarisasi
fonon sama besarnya. Karena terdapat tiga polarisasi getaran yang mungkinan
maka penjumlahan terhadap indeks       dalam persamaan (1.39) mengahasilakan
tiga kali nilai per polarisasi. Akibatnya, tanda sumasi dapat diganti dengan tiga
dan kita peroleh kapasitas panas yang disumbangkan oleh semua polarisasi
menjadi,




                                                                              25
Untuk menyelesaikan integral pada persamaan (1.51) kita misalkan
            . Dengan permisalan tersebut maka




Selanjutnya, syarat batas untuk x ditentukan sebagai berikut. Jika           maka

      dan jika          maka                            . Dengan demikian, bentuk

integral untuk kapasitas panas menjadi




Berdasarkan definisi       pada persamaan (1.50) maka dapat ditulis

                 atau                         . Subtitusikan hubungan ini ke dalam

persamaan (1.52) maka diperoleh ungkapan kapasitas kalor dalam bentuk yang
lebih sederhana sebagai berikut




Selanjutnya integral tidak bergantung lagi pada T dan hasil integral adalah sebuah
bilangan. Jika menggunakan program Mathematic, maka diperoleh hasil integral
pada persamaan (1.53) adalah




Dengan demikian, untuk T          diperoleh



                                                                               26
Dengan




Persamaan (1.56) sangat sesuai dengan hasil eksperimen.Sebaliknya, untuk
      maka penyebut pada persamaan (1.52) dapat diaproksmasi        dan
pada pembilang dapat diaproksimasi        sehingga




Yang juga persis sama dengan ramalan Dulong-Petit.




                                                                     27
Gambar 1.9 Kapasitas kalor argon padat diukur pada suhu jauh di bawah suhu
           Debeye. Garis adalah hasil perhitungan menggunakan teori Debeye
           (kittel, hal 125)
Gambar diatas adalah hasil pengukuran kapasitas panas argon padat (titik-titik)
beserta kurva yang diperoleh menggunakan model Deybe. Tampakbahwa ramalan
Deybe tentang kebergantungan kapasitas kalor pada pangkat tiga suhu sangat
sesuai dengan hasil pengamatan. Teori Deybe dan Einstein hanya berbeda pada
suhu rendah. Pada suhu agak tinggi, kedua teori tersebut memprediksi hasil yang
sangat mirip dan pada suhu yang sangat tinggi ke dua teori memberikan prediksi
yang sama persis sama dengan hukum Dulong-Petit.


2.3 Kondensasi Bose-Einstein




Gambar 1.10Salah satu hasil pengukuran yang membuktikan fenomena
          kondensasi Bose-Einstein.
Kita kembali melihat bentuk fungsi distribusi Bose-Einstein. Jumlah sistem yang
menempati keadaan dengan energi     pada suhu T adalah




Tampak jelas dari ungkapan di atas bahwa pada suhu yang sangat rendah sistem-
sistem akan terkonsentrasi di keadaan-keadaan dengan energi sangat rendah. Jika


                                                                            28
T     maka jumlah sistem yang menempati tingkat energi paling rendah, tingkat
energi kedua, ketiga, dan seterusnya makin dominan. Jumlah sistem yang
menempati keadaan-keadaan dengan nilai energi tinggi makin dapat diabaikan.
Hampir semua sistem akan berada pada tingkat energi terendah jika suhu
didinginkan hingga dalam orde           . Gambar diatas memperlihatkan evolusi
populasi boson pada tingkat energi terendah (bagian tengah kurva). Pada suhu
T<<Tc hampir semua boson berada pada tingkat energi paling rendah.

        Namun, ada fenomena yang menarik di sini. Ternyata untuk boson,
keadaan dengan energi terendah dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah yang
sangat besar pada suhu yang jauh lebih tinggi dari            Dengan kata lain,
boson tidak perlu menunggu suhu serendah                   untuk mendapatkan
sistemdalam jumlah yang sangat besar pada tingkat energi terendah. Pada
beberapa material, seperti helium, jumlah sistem yang sangat besar pada tingkat
energi terendah dapat diamati pada suhu setinggi 3K. Jadi terjadi semacam
kondensasi boson pada suhu yang jauh lebih tinggi dari prediksi klasik. Fenomena
ini dikenal dengan kondensai Bose-Einstein.




2.3.1 Kebergantungan Potensial Kimia Pada Suhu

        Mari kita tengok kembali fungsi distribusi Bose-Einstein. Untuk
mudahnya kita gunakan skala energi sehingga tingkat terendah memiliki energi
         Populasi keadaan dengan tingkat energi sembarang diberikan oleh
persamaan (1.53). Jumlah populasi yang menempati tingkat energi terendah
(        adalah




Pada suhu T        hampir semua sistem menempati keadaan dengan energi
terendah. Dengan demikian, jumlah populasi pada tingkat ini memiliki orde kira-
kira sama dengan jumlah total sistem, atau




                                                                             29
Karena nilai N sangat besar (dalam orde           maka ketika T     penyebut pada
1/[                harus menuju nol. Jika tidak maka 1/[                      tidak

akan menghasilkan nilai N yang snagat besar. Nilai [                  akan menuju

nol hanya jika               menuju satu. Dari sifat fungsi eksponensial bahwa

       mendekati 1 jika x      . Jadi disimpulan bahwa pada T         akan berlaku
       maka dapat dilakukan aproksimasi




Jadi dapat diaproksimasikan sebagai berikut ini




Atau




Hubungan pada persamaan (1.57) menyatakan bahwa pada suhu T menuju 0 maka
  berharga negatif dan merupakan fungsi linear dari suhu. Sebagai ilustrasi, pada
T=1 K dan N=          maka                           . Ini adalah nilai yang sangat
kecil. Bahkan nilai ini jauh lebih kecil daipada jarak antar dua tingkat energi
terdekat dalam assembli atom helium di alam kubus dengan sisi 1 cm.
Kebergantungan     pada suhu itulah yang menyebabkan peristiwa kondensasi
Bose-Einstein.

        Agar lebih memahami fenomena kondensasi Bose-Einstein, perhatikan
sistem-sistem yang berada dalam kubus dengan sisi L. Tingkat-tingkat energi
yang dimiliki assembli memenuhi




                                                                                30
Tingkat     energi   terendah    bersesuaian   dengan                       ,   yaitu




Salah satu tingkat energi berikutnya bersesuaian dengan
  yaitu,




Selisih tingkat energi terendah dan tingkat energi berikutnya adalah




Jika assembli tersebut adalah atom helium                               dalam kubus
dengan sisi 1 cm makan                              .

           Apabila kita prediksi populasi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama
dan tingkat energi terendah dengan menggunakan statistik Maxwell-Boltzman
adalah




Pada suhu T = 1 mK maka




Hasil diatas berarti bahwa pada suhu 1 mk, tingkat energi terendah dan eksitansi
pertama memiliki populasi yang hampir sama. Namun, dengan statistik Bose-
Einstein didapatkan hasil yang sangat berbeda. Dnegan asumsi N=            dan suhu
T= 1 mK maka kita peroleh




Jumlah populasi yang menempati tingkat energi eksitasi pertama (tepat di atas
tingkat energi paling rendah) adalah


                                                                                  31
Karena         maka           . Lebih lanjut, mengingat           maka
         . Dengan demikian




Dengan demikian, fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama adalah




Tampak bahwa fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama amat kecil. Ini
berarti bahwa sebagian besar sistem berada pada tingkat energi terendah.




2.3.2 Suhu Kondensasi Einstein

Kerapatan keadaan kuantum untuk sistem dengan spin nol dapat ditulis dengan




Pada suhu T menuju 0 sebagian sistem menempati tingkat energi terendah dengan
jumlah yang sangat signifikan. Jumlah total sistem dalam assembli dapat ditulis




                                                                                  32
Dengan          adalah jumlah sistem pada tingkat energi terendah dan
                   dan jumlah total sistem yang menempati tingkat-tingkat energi
lainnya.

Dengan mengambil skala energi            maka jumlah sistem pada tingkat energi
terendah dapat ditulis




Jumlah sistem yang menempati semua tingkat energi lainnya adalah




Misalkan E/kT=x. Dengan demikian




Selanjutnya integralnya dapat ditulis




Akhirnya didapatkan




                                                                 (1.62)

Dengan                          dinamakan konsentrasi kuantum.




                                                                             33
Kita definisikan suku kondensasi Bose-Einstein,      sebagai suhu ketika jumlah
sistem pada keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi pada
T=     terpenuhi             . Dengan menggunakan persamaan (1.62) didapatkan
bahwa pada suhu kondensasi Bose-Einstein terpenuhi




Yang memberikan




Gambar 1.11Fraksi superfluida (sistem yang menempati keadaan dasar) dan
           fluida normal (sistem yang menempati keadaan eksitasi) dalam
           assembli boson sebagai fungsi suhu ketika suhu berada di bawah
           suhu kondensasi Bose-Einstein.
Pada sembarang suhu yang mendekati nol derajat, fraksi jumlah sistem pada
keadaan tereksitasi adalah




Berarti pula bahwa fraksi jumlah sistem pada keadaan paling rendah adalah



                                                                              34
Gambar 1.11 adalah fraksi boson yang mempunyai keadaan energi
terendah      dan boson yang menempati keadaan terkesitasi     sebagai fungsi
suhu. Boson yang terkodensasi membentuk fase yang dinamakan superfluida dan
boson yang menempati keadaan tereksitasi dinamakan fluida normal. Superfluida
hanya dijumpai ketika suhu   lebih rendah dari   .




CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN




1. Perlihatkan menggunakan definisi entropi bahwa     !

Penyelesaian :



                                                                          35
Entropi, secara mikroskopik didefinisikan sebagai




Variasi kecil, menggunakan variasi




Karena itu, derivative terhadap energi dalam hubungan




Memberikan




Dengan menggunakan batasan                              dan




Maka




Dan



                                                              36
Sedangkan




Yang berarti pada volume tetap




Dengan demikian




Atau




                                 37
Daftar Pustaka

Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Pengantar Fisika Statistik. Bandung. ITB.

Cahn, Sidney B., Mahan, Gerald D., Nadgorny Boris E. A Guide to Physics
        Problem Part 2 Thermodynamics, Statistical Physics, and Quantum
        Mechanics. New York. Kluwer Academic Publishers.
Purwanto, Agus. 2007. Fisika Statistik. Yogyajakarta. Gava Media.

http://schools-wikipedia.org/wp/t/Thermodynamic_temperature.htmdiakses
        tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.2 )

http://www.howtopowertheworld.com/what-is-solar-energy.shtmldiakses tanggal
        15 april 2012 ( gambar 1.3)

http://launch.yousaytoo.com/?lrRef=Ye6Ax
        diakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.4 )

http://koestoer.wordpress.com/2011/03/22/kronologi-alam-semesta/diakses
        tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.5 )

http://www.faktailmiah.com/2010/08/28/materi-gelap-dan-terang.htmldiakses
        tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.6 )

http://cua.mit.edu/ketterle_group/popular_papers/ultralow_temperatures.htmdiaks
        es tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.10 )




                                                                             38
FORMAT PENILAIAN KEGIATAN TATAP MUKA MATA KULIAH FISIKA STATISTIK




      Penilaian Kelompok/Individu :

      Judul materi ajar           :




No        Pembuatan SAP            Skor        Penyampaian           Skor             Skor
                              (70,80,90,100)      materi        (70,80,90,100)
1    Identitas                                 Narasi/kalimat
     Tujuan mata kuliah
     Standar kompetensi                        Urutan materi
     Kompetensi dasar
     Indikator                                 Kemampuan
     Materi pembelajaran                        menjelaskan
     Kegiatan
     Pembelajaran :                            Kemampuan
          -   Pembukaan                         tanya jawab
          -   Kegiatan Inti
          -   Penutup                           Contoh soal
     Alat/media/sumber
     Penilaian                                 Media Power
                                                   point
2    Penilaian Individu         Kognitif          Afektif        Psikomotor           Rata-
                                                                                      rata
     Nama :

     1.
     2.



      Hari/tanggal :

      Dosen Penilai :




                                                                                 39

More Related Content

What's hot

081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertzFakhrun Nisa
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Petrus Bahy
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
bestricabebest
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ahmad Faisal Harish
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
ImrhAn Khairel
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
tedykorupselalu
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
Mutiara Cess
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
nooraisy22
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
Aris Widodo
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
IPA 2014
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
Millathina Puji Utami
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Amir Muwahid
 

What's hot (20)

081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
 

Similar to STATISTIK BOSE-EINSTEIN

Distribusi mb be fd
Distribusi mb be fdDistribusi mb be fd
Distribusi mb be fd
Epink Biyung
 
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
Alfido Zakaria
 
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdfPAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
nabillahfadiyyahzahr
 
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseMengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseIda Sonie
 
Pngertian aufbau
Pngertian aufbauPngertian aufbau
Pngertian aufbauJho Baday
 
Pngertian aufbau
Pngertian aufbauPngertian aufbau
Pngertian aufbau
Jho Baday
 
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom PolielektronJawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
Jho Baday
 
FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
adhelyasyalsabillah
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Samantars17
 
Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)
muna fiah
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
PutraPratama208800
 
Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massaHukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massaWicah
 
SIFAT INTI ATOM.docx
SIFAT INTI ATOM.docxSIFAT INTI ATOM.docx
SIFAT INTI ATOM.docx
sertina1
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
DewiMarhelly3
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
MrChem0
 
bentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.pptbentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.ppt
sareraputri1
 
Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3
Dian Putri
 

Similar to STATISTIK BOSE-EINSTEIN (20)

Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
 
Distribusi mb be fd
Distribusi mb be fdDistribusi mb be fd
Distribusi mb be fd
 
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
 
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdfPAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
 
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik boseMengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
 
Pngertian aufbau
Pngertian aufbauPngertian aufbau
Pngertian aufbau
 
Pngertian aufbau
Pngertian aufbauPngertian aufbau
Pngertian aufbau
 
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom PolielektronJawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
Jawaban Pertanyaan dari presentasi Struktur Elektron Atom Polielektron
 
FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
 
Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
 
Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)
 
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdfPertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
Pertemuan 1 Mekanika Statistik.pdf
 
Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massaHukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa
 
SIFAT INTI ATOM.docx
SIFAT INTI ATOM.docxSIFAT INTI ATOM.docx
SIFAT INTI ATOM.docx
 
Atom alifnium
Atom alifniumAtom alifnium
Atom alifnium
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
 
bentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.pptbentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.ppt
 
Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3
 

More from Mukhsinah PuDasya

LKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisLKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisMukhsinah PuDasya
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Mukhsinah PuDasya
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatMukhsinah PuDasya
 
Makalah media pembelajaran aligator
Makalah media pembelajaran aligatorMakalah media pembelajaran aligator
Makalah media pembelajaran aligatorMukhsinah PuDasya
 
Modul Interferensi
Modul InterferensiModul Interferensi
Modul Interferensi
Mukhsinah PuDasya
 

More from Mukhsinah PuDasya (10)

Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
LKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisLKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul Fisis
 
Soal mid gelombang
Soal mid gelombangSoal mid gelombang
Soal mid gelombang
 
Uts gelombang
Uts gelombangUts gelombang
Uts gelombang
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
 
Efektivitas praktikum
Efektivitas praktikumEfektivitas praktikum
Efektivitas praktikum
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
 
Makalah media pembelajaran aligator
Makalah media pembelajaran aligatorMakalah media pembelajaran aligator
Makalah media pembelajaran aligator
 
Modul Interferensi
Modul InterferensiModul Interferensi
Modul Interferensi
 

STATISTIK BOSE-EINSTEIN

  • 1. STATISTIK BOSE-EINSTEIN 1.1 Sifat Dasar Boson Sifat sistem sub atomic yang tidak dapat dibedakan dapat dipahami dari konsep gelombang sistem. Panjang gelombang de Broglie sistem-sistem tersebut memenuhi dengan m massa sistem dan laju sistem. Karena m untuk sistem sub atomic sangat kecil maka panjang gelombang cukup besar. Panjang gelombang yang besar menyebabkan fungsi gelombang dua sistem yang berdekatan menjadi tumpang tindih.Kalau dua fungsi gelombang tumpang tindih maka kita tidak dapat lagi membedakan dua sistem yang memiliki fungsi-fungsi gelombang tersebut. Kondisi sebaliknya dijumpai pada sistem klasik seperti molekul-molekul gas.massa sistem sangat besar sehingga sangat kecil. Akibatnya tidak terjadi tumpang tindih fungsi gelombang sistem-sistem tersebut, sehingga secara prinsip sistem-sistem tersebut dapat dibedakan. Pada suhu yang sangat tinggi sistem sub atomic dapat berperilaku seperti sistem klasik. Pada suhu yang sangat tinggikecepatan sistem sangat besar sehingga panjang gelombangnya sangat kecil.Akibatnya, tumpang tindih gelombang sistem-sistem menjadi hilang dan sistem menjadi terbedakan. Sistem kuantum yang akan kita bahas ada dua macam yaitu boson dan fermion.Boson adalah sistem yang memiliki spin kelipatan bulat dari . Sistem ini tidak memenuhi prinsip eksklusi Pauli sehingga satu tingkat energi dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah berapa pun. Sebaliknya, fermion memiliki spin yang merupakan kelipatan ganjil dari . Sistem ini memenuhi prinsip eksklusi Pauli. Tidak ada dua sistem atau lebih yang memiliki keadaan yang sama. 1
  • 2. 1.2 Konfigurasi Boson Statistik untuk menurunkan boson dinamakan statistik Bose- Einstein.Untuk menentukan fungsi distribusi Bose-Einstein, kita terlebih dahulu harus menentukan konfigurasi dengan probabilitas paling besar.Konfigurasi ini memiliki probabilitas yang jauh lebih besar daripada konfigurasi-konfigurasi lainnya sehingga hampir seluruh waktu sistem boson membentuk konfigurasi tersebut. Sifat rata-rata assembli dapat dianggap sama dengan sifat pada konfigurasi maksimum tersebut.Kita tetap membagi tingkat energi sistem-sistem dalam assembli atas M kelompok sebagai berikut : Kelompok-1 memiliki jumlah keadaan dan eneri rata-rata Kelompok-2 memiliki jumlah keadaan dan energi rata-rata - - Kelompok-s memiliki jumlah keadaan dan energi rata-rata - - - Kelompok-M memiliki jumlah keadaan dan energi rata-rata Kita akan menentukan berapa cara penyusunan yang dapat dilakukan jika : Terdapat sistem di kelompok-1 Terdapat sistem di kelompok-2 - - - 2
  • 3. Terdapat sistem dikelompok-s - - - Terdapat sistem di kelompok-M Jika ditinjau kelompok-1 di mana terdapat keadaan dan sistem. Mari kita analogikan satu keadaan sebagai sebuah kursi dan satu sistem dianalogikan sebagai sebuah benda yang akan diletakkan dikursi tersebut. Satu kursi dapat saja kosong atau menampung benda dalam jumlah beberapa saja. Untuk menghitung jumlah penyusun benda, dapat dilakukannya sebagai berikut : Gambar 1.1Penyusunan benda dan kursi analog dengan penyusunan boson dalam tingkat-tingkat energi.Untuk merepresentasikan sistem boson, bagian paling bawah harus selalu kursi. 3
  • 4. Dari gambar 1.1, apa pun cara penyusunan yang dilakukan, yang berada di ujung bawah selalu kursi karena benda harus disangga oleh kursi (sistem harus menempati tingkat energi). Oleh karena itu, jika jumlah total kursi adalah maka jumlah total kursi dapat dipertukarkan dengan harga karena salah satu kursi harus tetap di ujung bawah. Bersama dengan sistem banyak , maka jumlah total benda yang dipertukarkan dengan tetap memenuhi sifat boson adalah ( Akibatnya, jumlah cara penyusunan yang dapat dilakukan adalah . Karenna sistem boson tidak dapat dibedakan satu degan lainnya, maka pertukaran sesame sistem dan sesame kursi tidak menghasilkan penyusunan yang berbeda. Jumlah penyusunan sebanyak ! Secara emplisit memperhitungkan jumlah pertukaran antara sistem dan antar kursi. Jumlah pertukaran antar sistem adalah dan pertukaran jumlah antar kursi adalah Oleh karena itu, jumlah penyusunan yang berbeda untuk boson di dalam keadaan hanyalah Hal yang sama berlaku untuk kelompok-2 yang mengandung keadaan dengan populasi sistem. Jumlah cara penyusunan yang berada sistem-sistem, ke dalam keadaan-keadaan tersebut adalah Terakhir hingga kelompok energi ke-M, jumlah cara penyusunan yang berbeda untuk sistem dalam keadaan adalah Akhirnya jumlah total cara penyusunan yang berbeda secara bersamaan sistem di dalam keadaan, sistem di dalam …., sistem dalam keadaan adalah 4
  • 5. Harus juga diperhitungkan jumlah cara membawa N sistem dari luar untuk didistribusikan ke dalam tingkat-tingkat energi di atas. Jumlah cara pengambilan N sistem adalah N! cara. Karena sistem tidak dapat dibedakan maka jumlah tersebut harus dibagi dengan N!,sehingga jumlah total cara membawa N sistem ke dalam tingkat-tingkat energi di dalam assembli adalah N!/N!=1.Akhirnya, kita dapatkan jumlah penyusunan sistem-sistem dalam assembli boson adala 1.3 Konfigurasi Maksimum Selanjutnya kita akan menentukan konfigurasi dengan peluang kemunculan paling besar. Ambil logaritma ruas iri dan kanan persamaan (1.5) Kemudian kita gunakan pendekatan Stirling untuk melakukan penyederhanaan sebagai berikut : Dengan pendekatan tersebut maka persamaan (1.6) menjadi : 5
  • 6. Jumlah total sistem serta energi total assembli memenuhi Untuk assembli yang terisolasi sehingga tidak ada pertukaran sistem maupun energi antara assembli dan lingkungan.Jumlah sistem maupun energi assembli constant. Pembatasan ini dapat dinyatakan dalam bentuk diferensial berikut ini : Konfigurasi dengan probabilitas maksimum diperoleh dengan memaksimumkan ln W. Dengan memperhatikan konstrain pada persamaan (1.8) dan (1.9) maka konfigurasi dengan probabilitas maksimum memenuhi (1.10) Selanjutnya dengan mengambil diferensial persamaan (1.7) diperoleh Hitung suku per suku yang terkandung dalam persamaan (1.11) i) 6
  • 7. ii) iii) iv) Persamaan (1.11) selanjutnya menjadi Karena dan maka sehingga persamaan (1.12) dapat disederhanakan lebih lanjut menjadi Subtitusikan persamaan (1.8), (1.9), dan (1.13) ke dalam persamaan (1.10) diperoleh Atau 7
  • 8. Kesamaan di atas harus berlaku untuk semua variasi . Ini dijamin ika bagian di dalam kurung selalu nol, yaitu Dan akhirnya ungkapan untuk jumlah populasi pada tiap-tiap tingkat energi sebagai berikut Ternyata untuk assembli boson, parameter juga berbentuk Dengan demikian, bentuk lengkap fungsi Bose-Einstein untuk assembli boson adalah 1.4 Parameter untuk foton dan fonon Parameter pada persamaan (1.16).ada satu kekhususan untuk assembli foton (kuantisasi gelombng elektromagnetik) dan fonon (kuantitasi getaran atom dalam Kristal) dan ini berimplikasi pada nilai parameter Dalam suatu kotak, foton bias diserap atau diciptakan oleh atom-atom yang berada pada dinding kotak. Akibatnya, jumlah foton dalam satu assembli tidak harus tetap. Jumlah foton bias bertambah, jika atom-atom di dinding memancarkan foton dan bias berkurang jika atom-atom di dinding menyerap foton. Untuk sistem semacam ini pembatasan bahwa jumlah total sistem dalam assembli konstan sebenarnya tidak berlaku. Pada penurunan fungsi distribusi Bose-Einstein kita telah mengamsusikan bahwa jumlah sistem dalam assembli selalu tetap, yaitu . 8
  • 9. Konstrain ini dimasukkan dalam persamaan dengan memperkenalkan faktor pengali Langrange . Oleh karena itu, agar konstrain ini tidak diberlakukan untuk assembli dengan jumlah sistem tidak tetap, seperti foton dan fonon maka nilai harus diambil nol. Dengan nilai ini maka fungsi distribusi untuk sistem semacam ini menjadi 9
  • 10. APLIKASI STATISTIK BOSE-EINSTEIN 2.1 Radiasi Benda Hitam Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum dan fisika modern.Benda hitam merupakan penyerap sekaligus pemancar kalor terbaik.Benda hitam dapat dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas foton.Jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan.Ada kalanya foton diserap oleh atom-atom yang berada di dinding kotak dan sebaliknya atom-atom di dinding kotak dapat memancarkan fotonn ke dalam ruang kotak. Karena jumlah foton yang tidak konstan ini maka faktor Bose-Einstein untuk gas foton adalah Yang diperoleh dengan menggunakan Foton adalah kuantum gelombang elektromagnetik.Ekstensi foton direspresentasikan oleh keberadaan gelombang berdiri dalam kotak. Karena gelombang elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi) yang saling bebas, maka kerapatan keadaan foton dalam kotak merupakan dua kali kerapatan gelombang stasioner, yaitu : Dengan demikian, jumlah foton dengan panjang gelombang antara sampai adalah Karena energi satu foton adalah maka energy foton yang memiliki panjang gelombang antara sampai adalah 10
  • 11. 2.1.1 Hukum Pergeseran Wien Gambar 1.2 adalah plot E( sebagai fungsi pada berbagai suhu. Tampak bahwa E( mula-mula naik, kemudian turun setelah mencapai nilai maksimum pada panjang gelombang . Kita dapat menentukan dengan mendiferensial E( terhadap dab menyamakan dengan Gambar 1.2Spektrum radiasi benda hitam pada berbagai suhu Berdasarkan persamaan (1.20) maka 11
  • 12. Untuk memudahkan diferensial persamaan (1.22) persamaan diatas kita misal . Dengan pemisalan tersebut maka dapat ditulis Agar terpenuhi maka pada persamaan 1.24 harus memenuhi Jika didiferensiasi secara seksama akan dapat hubungan berikut Nilai x pada persamaan (1.26)dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Jika menggunakan instruksi Wolfram Research, maka solusi untuk x yang memenuhipersamaan 91.26) adalah 0,194197. Dengan demikian, memenuhi hubungan Atau dengan menggunakan nilai konstanta k=1,38x h= 6,625 x , dan maka kita peroleh 12
  • 13. Gambar 1.3 Spektrum energi radiasi matahari berdasarkan hasil pengukurandan prediksi dengan persamaan radiasi matahari (gari). Gambar 1.4Warna bintang menunjukan suhu bintang. Semakain menuju kewarna biru suhu bintang semakin tinggi. Sebaliknya suhu bintang semakin rendah apabila menuju ke warna merah. 13
  • 14. Persamaan (1.28) tidak lain daripada ungkapan hukum pergeseran Wien. Hukum ini menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan gelombang dan intensitas maksimum yang dipancarkan benda tersebut.Makin tinggi suhu benda maka makin pendek gelombang yang dipancarkan benda tersebut, atau warna benda bergeser kea rah biru.Ketika pandai besi memanaskan logam maka warna logam berubah secara terus menerus dari semula merah, kuning, hijau dan selanjutnya ke biru-biruan.Ini akibat suhu benda yang semakin tinggi.Hukum pergeseran Wien telah dipakai untuk memperkirakan suhu benda berdasarkan spectrum elektromagnetik yang dipancarkan.Energi yang dipancarkan benda diukur pada berbagai panjang gelombang.Kemudian intensitas tersebut diplot terhadap panjang gelombang sehingga diperoleh selanjutnya diterapkan pada hukum pegeseran Wien guna memprediksi suhu benda.Pada astronom memperkirakan suhu bintang-bntang, berdasarkan spectrum energy yang dipancarkan oleh bintang-bintang tersebut. 2.1.2 Persamaan Stefan-Boltzmann Sebuah benda hitam memancarkan gelombang, elektromagnetik pada semua jangkauan frekuansi dari nol sampai tak berhingga.Hanya intensitas gelombang yang dipancarkan berbeda-beda.Ketika panjang gelombang menuju nol, intensitas yang dipancarkan menuju nol. Juga ketika panjang gelombang menuju tak berhingga, intensitas yang dipancarkan juga menuju tak berhingga. Intensitas gelombang yang dipancarkan mencapai maksimum pada saat . Energy total yang dipancarkan oleh benda hitam diperoleh dengan mengintegralkan persamaan (1.20) dari panjang gelombang nol sampai tak berhingga, yaitu 14
  • 15. Untuk menyelesaikan persamaan integral (1.29) misalkan . Dengan pemisalan tersebut maka diperoleh ungkapan-ungkapan berikut ini : Syarat batas yang berlaku bagi y. saat maka y=~ dan saat maka y=0. Dengan demikian, dalam variable y integral (1.29) menjadi Persamaan (1.30) merupakan kerapatan energy foton di dalam kotak. Hubungan antara kerapatan energy yang diradiasi dengan energy foton dalam kotak adalah 15
  • 16. Persamaan (1.31) sangat mirip dengan persamaan Stefan-Boltzman. Jadi pada persamaan (1.31) kita dapat menyamakan Dengan menggunakan instruksi matematika sederhana kita dapatkan Selanjutnya dengan memasukkan nilai konstanta-konstanta lain kita dapatkan nilai konstanta Stefan-boltzman. 2.1.3 Cosmic Microwave Background (CMB) Salah satu gejala penting sebagai hasil peristiwa Big bang adalah keberadaan radiasi yang bersifat isotropic (sama ke segala arah) di alam semesta dalam panjang gelombang mikro. Gejala ini selanjutnya dikenal dengan icosmic microwave background (CMB). Radiasi ini benar-benar isotropic.Penyimpangan dari sifat isotropic hanya sekitar seper seribu.Dua astronom muda, Arno Penzias dan Robert Wilson yang pertama kali mengidentifikasi gejala ini tahun 1965 dengan menggunakan antene horn yang dikalibrasi dengan teliti.Dengan anggapan bahwa alam semesta berupa benda hitam sempurna dan setelah dilakukan pengukuran yang teliti intensitas radiasi gelombang mikro ini pada berbagai panjang gelombang yang mungkin, selanjutnya hasil pengukuran di-fit dengan persamaan radiasi benda hitam (1.4) disimpulkan bahwa suhu rata-rata alam semesta sekarang adalah 2,725 K. 16
  • 17. Gambar 1.5CMB dengan persamaan radiasi benda hitam Gambar 1.6Variasi suhu alam semesta berdasarkan posisi Ada sekitar variasi suhu pada arah yang berbeda seperti ditunjukkan dalam gambar diatas. Bagian berwarna merah sedikit lebih panas dan bagian berarna biru sedikit lebih dingin dengan penyimpangan 0,0002 derajat. 17
  • 18. 2.2 Kapasitas kalor Kristal Dalam Kristal-kristal atom bervibrasi.Jika diselesaikan dengan mekanika kuantum maka energy vibrasi atom-atom dalam Kristal terkuantisasi.Kuantisasi getaran atom tersebut disebut fonon. Energy fonon dengan bilangan kuantum n adalah . Karena jumlah fonon tidak konstan maka fungsi distribusi untuk fonon diperoleh dengan mengambil . Fungsi distribusi tersebut persis sama dengan fungsi distribusi untuk foton. Karena frekuensi fonon umumnya merupakan fungsi bilangan gelombang, , maka secara umum energy toal yang dimiliki fonon dalam Kristal dapat ditulis Jika fonon memiliki sejumlah polarisasi dan polarisasi kep memiliki frekuensi maka energy total fonon setelah memperhitungkan polarisasi tersebut adalah Penjumlahan terhadap dilakukan engan asumsi bahwa adalah integer. Tetapi jika adalah variable kontinu maka penjumahan terhadap dapat diganti dengan integral dengan melakukan transformasi berikut ini Tetapi karena merupakan fungsi maka kita dapat mengubah integral terhadap menjadi integral terhadap dengan melakukan transformasi Akhirnya kita dapat menulis menulis ulang persamaan (1.34) menjadi 18
  • 19. Dari definisi energy dalam persamaan (1.37) maka kita dapat menentukan kapasitas panas yang didefinisikan sebagai berikut Untuk menyederhanakan persamaan (1.38) mari kita lihat suku diferensial dalam persamaan tersebut. Untuk mempermudah kita misalkan . Dengan pemisalan tersebut maka Dengan demikian, kapasitas kalor dapat ditulis 19
  • 20. 2.2.1 Model Einstein Untuk mencari kapasitas kalor Kristal, Einstein mengusulkan model bahwa semua fonon berisolasi dengan frekuensi karakteristik yang sama, dengan asumsi ini maka dapat ditulis Di mana merupakanfungsi data dirac. Dengan model ini kita dapatkan kapasitas kalor Kristal untuk satu macam polarisasi saja sebesar Untuk Kristal 3 dimensi, terdapat tiga arah polarisasi fonon yang mungkin (arah sumbu x, y, dan z).dengan menganggap bahwa ke tiga polarisasi tersebut memberikan sumbangan energy yang sama besar maka kapasitas kalor total menjadi tiga kali dari yang tampak dalam persamaan (1.41), yaitu menjadi Tinjau kasus-kasus khusus, yaitu ketika T dan T .dalam kondisi T maka exp [ sehingga exp [ akibatnya 20
  • 21. Perhatikan suku pembilang danpenyebut pada persamaan (1.43).jika T maka suku penyebut dan suku pembilang sehingga kita dapat mengaproksimasi Dengan aproksmasi ini maka persamaan (1.42) dapat ditulis menjadi Dengan bilangan Avogadro, n jumlah mold an R= konstanta gas umum. Hasil ini persis sama dengan teori klasik dari dulong-petit bahwa kapasitas kalor persatuan mol semua padatan adalah konstan, yaitu 3R. Gambar 1.7 adalah perbandingan hasil pengamatan kapasitas kalor intan (symbol) dan prediksi dengan model Einstein. Terdapat kesesuaian yang baik antara prediksi model tersebut dengan pengamatan, khususnya nilai kapasitas kalor yang menuju nol jika suhu menuju nol dan nilai kapasitas kalor menuju konstanta dulong-petit pada suhu tinggi. 21
  • 22. Gambar 1.7Kapasitas panas intan yang diperoleh dari pengamatan (simbol) dan prediksi menggunakan model kapasitas panas Einstein. Model Einstein dapat menjelaskan dengan baik kebergantugan kapasitas panas terhadap suhu. Sesuai dengan pengamatan experiment bahwa pada suhu menuju nol kapasitas panas menuju nol dan pada suhu tinggi kapasitas panas menuju nilai yang diramalkan Dulong-petit.Akan tetapi, masih ada sedikit penyimpangan antara data eksperimen dengan ramalan Einstein.Pada suhu yang menuju nol, hasil eksperimen memperlihatkan bahwa kapasitas panas berubah sebagai fungsi kubik 9pangkat tiga) dari suhu, bukan seperti pada persamaan (1.42).oleh karena itu perlu penyempurnaan pada model Einstein untuk mendapatkan hasil yang persis sama dengan eksperimen. 2.2.2 Model Debeye Salah satu masalah yang muncul dalam model Einstein adalah asumsi bahwa semua fonon bervibrasi dengan frekuensi yang sama. Tidak ada justifikasi untuk asumsi ini.Asumsi ini digunakan semata-mata karena kemudahan mendapatkan solusi.Oleh karena itu hasil yang lebih tepat diharapkan muncul jika dianggap frekuensi fonon tidak seragam.Asumsi ini digunakan oleh Debeye untuk membangun teori kapasitas panas yang lebih teliti. Namun, sebelum masuk ke 22
  • 23. teori Debeye kita akan terlebih dahulu membahas kerapatan keadaan untuk kisi dalam usaha mencari ekspresi yang tepat untuk Frekuensi getaran kisi dalam Kristal secara umum tidak konstan, tetapi bergantung pada bilangan gelombang. Persamaan yang menyatakan kebergantungan frekuensi dengan bilangan gelombang dinamakan persamaan dispersi, . Dari persamaan dispersi tersebut dapat diturunkan persamaan kerapatan keadaan sebagai berikut Kebergantungan terhadap kadang sangat kompleks. Sebagai contoh, untuk Kristal satu dimensi, kita peroleh persamaan dispersi , dengan m massa atom, C konstanta pegas getaran kisi, dan a jarak antar atom dalam kisi (periodisitas). Namuun, jika sangat kecil, atau panjang gelombang yang besat ( , jika dapatkan sebuah persamaan aproksimasi Dengan disebut kecepatan grup. Dalam membangun model kapasitas panas, Deybe mengambil asumsi sebagai berikut : i. Frekuensi getaran kisi memenuhi persamaan dispersi ii. Ada sebuah frekuensi maksimum, yang boleh dimiliki fonon dalam kristal sehingga tidak ada fonon yang dimiliki frekuensi di atas . Dari persamaan dispersi (1.46) kita dapatkan bahwa untuk ≤ , dan sehingga kerapatan keaadaan pada persamaan (1.45) menjadi . Akhirnya jika gabung dengan asumsi kedua tentan adanya frekuensi maksimum getaran fonon diperoleh ungkapan umum untuk kerapatan keadaan sebagai berikut : 23
  • 24. Gambar 1.8Kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan Debeye Perbedaan kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan Deybe diperlihatkan pada gambar 1.8. Berapa nilai pada model Debye? Untuk menentukan kita kembali pada defenisi bahwa adalah jumlah keadaan per satuan frekuensi. Karena frekuensi maksimum fonon adalah maka integral dari frekuensi 0 sampai memberikan jumlah total keadaan yang dimiliki fonon, dan itu sama dengan jumlah atom, N . Jadi, 24
  • 25. Yang memberikan ungkapan untuk frekuensi maksimum Untuk kemudahan mari kita didefenisikan suhu Debye, , berdasarkan hubungan ini Dengan definisi di atas didapatkan Kita asumsikan bahwa kapasitar kalor kisi yang dihasilkan oleh tiap polarisasi fonon sama besarnya. Karena terdapat tiga polarisasi getaran yang mungkinan maka penjumlahan terhadap indeks dalam persamaan (1.39) mengahasilakan tiga kali nilai per polarisasi. Akibatnya, tanda sumasi dapat diganti dengan tiga dan kita peroleh kapasitas panas yang disumbangkan oleh semua polarisasi menjadi, 25
  • 26. Untuk menyelesaikan integral pada persamaan (1.51) kita misalkan . Dengan permisalan tersebut maka Selanjutnya, syarat batas untuk x ditentukan sebagai berikut. Jika maka dan jika maka . Dengan demikian, bentuk integral untuk kapasitas panas menjadi Berdasarkan definisi pada persamaan (1.50) maka dapat ditulis atau . Subtitusikan hubungan ini ke dalam persamaan (1.52) maka diperoleh ungkapan kapasitas kalor dalam bentuk yang lebih sederhana sebagai berikut Selanjutnya integral tidak bergantung lagi pada T dan hasil integral adalah sebuah bilangan. Jika menggunakan program Mathematic, maka diperoleh hasil integral pada persamaan (1.53) adalah Dengan demikian, untuk T diperoleh 26
  • 27. Dengan Persamaan (1.56) sangat sesuai dengan hasil eksperimen.Sebaliknya, untuk maka penyebut pada persamaan (1.52) dapat diaproksmasi dan pada pembilang dapat diaproksimasi sehingga Yang juga persis sama dengan ramalan Dulong-Petit. 27
  • 28. Gambar 1.9 Kapasitas kalor argon padat diukur pada suhu jauh di bawah suhu Debeye. Garis adalah hasil perhitungan menggunakan teori Debeye (kittel, hal 125) Gambar diatas adalah hasil pengukuran kapasitas panas argon padat (titik-titik) beserta kurva yang diperoleh menggunakan model Deybe. Tampakbahwa ramalan Deybe tentang kebergantungan kapasitas kalor pada pangkat tiga suhu sangat sesuai dengan hasil pengamatan. Teori Deybe dan Einstein hanya berbeda pada suhu rendah. Pada suhu agak tinggi, kedua teori tersebut memprediksi hasil yang sangat mirip dan pada suhu yang sangat tinggi ke dua teori memberikan prediksi yang sama persis sama dengan hukum Dulong-Petit. 2.3 Kondensasi Bose-Einstein Gambar 1.10Salah satu hasil pengukuran yang membuktikan fenomena kondensasi Bose-Einstein. Kita kembali melihat bentuk fungsi distribusi Bose-Einstein. Jumlah sistem yang menempati keadaan dengan energi pada suhu T adalah Tampak jelas dari ungkapan di atas bahwa pada suhu yang sangat rendah sistem- sistem akan terkonsentrasi di keadaan-keadaan dengan energi sangat rendah. Jika 28
  • 29. T maka jumlah sistem yang menempati tingkat energi paling rendah, tingkat energi kedua, ketiga, dan seterusnya makin dominan. Jumlah sistem yang menempati keadaan-keadaan dengan nilai energi tinggi makin dapat diabaikan. Hampir semua sistem akan berada pada tingkat energi terendah jika suhu didinginkan hingga dalam orde . Gambar diatas memperlihatkan evolusi populasi boson pada tingkat energi terendah (bagian tengah kurva). Pada suhu T<<Tc hampir semua boson berada pada tingkat energi paling rendah. Namun, ada fenomena yang menarik di sini. Ternyata untuk boson, keadaan dengan energi terendah dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah yang sangat besar pada suhu yang jauh lebih tinggi dari Dengan kata lain, boson tidak perlu menunggu suhu serendah untuk mendapatkan sistemdalam jumlah yang sangat besar pada tingkat energi terendah. Pada beberapa material, seperti helium, jumlah sistem yang sangat besar pada tingkat energi terendah dapat diamati pada suhu setinggi 3K. Jadi terjadi semacam kondensasi boson pada suhu yang jauh lebih tinggi dari prediksi klasik. Fenomena ini dikenal dengan kondensai Bose-Einstein. 2.3.1 Kebergantungan Potensial Kimia Pada Suhu Mari kita tengok kembali fungsi distribusi Bose-Einstein. Untuk mudahnya kita gunakan skala energi sehingga tingkat terendah memiliki energi Populasi keadaan dengan tingkat energi sembarang diberikan oleh persamaan (1.53). Jumlah populasi yang menempati tingkat energi terendah ( adalah Pada suhu T hampir semua sistem menempati keadaan dengan energi terendah. Dengan demikian, jumlah populasi pada tingkat ini memiliki orde kira- kira sama dengan jumlah total sistem, atau 29
  • 30. Karena nilai N sangat besar (dalam orde maka ketika T penyebut pada 1/[ harus menuju nol. Jika tidak maka 1/[ tidak akan menghasilkan nilai N yang snagat besar. Nilai [ akan menuju nol hanya jika menuju satu. Dari sifat fungsi eksponensial bahwa mendekati 1 jika x . Jadi disimpulan bahwa pada T akan berlaku maka dapat dilakukan aproksimasi Jadi dapat diaproksimasikan sebagai berikut ini Atau Hubungan pada persamaan (1.57) menyatakan bahwa pada suhu T menuju 0 maka berharga negatif dan merupakan fungsi linear dari suhu. Sebagai ilustrasi, pada T=1 K dan N= maka . Ini adalah nilai yang sangat kecil. Bahkan nilai ini jauh lebih kecil daipada jarak antar dua tingkat energi terdekat dalam assembli atom helium di alam kubus dengan sisi 1 cm. Kebergantungan pada suhu itulah yang menyebabkan peristiwa kondensasi Bose-Einstein. Agar lebih memahami fenomena kondensasi Bose-Einstein, perhatikan sistem-sistem yang berada dalam kubus dengan sisi L. Tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli memenuhi 30
  • 31. Tingkat energi terendah bersesuaian dengan , yaitu Salah satu tingkat energi berikutnya bersesuaian dengan yaitu, Selisih tingkat energi terendah dan tingkat energi berikutnya adalah Jika assembli tersebut adalah atom helium dalam kubus dengan sisi 1 cm makan . Apabila kita prediksi populasi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama dan tingkat energi terendah dengan menggunakan statistik Maxwell-Boltzman adalah Pada suhu T = 1 mK maka Hasil diatas berarti bahwa pada suhu 1 mk, tingkat energi terendah dan eksitansi pertama memiliki populasi yang hampir sama. Namun, dengan statistik Bose- Einstein didapatkan hasil yang sangat berbeda. Dnegan asumsi N= dan suhu T= 1 mK maka kita peroleh Jumlah populasi yang menempati tingkat energi eksitasi pertama (tepat di atas tingkat energi paling rendah) adalah 31
  • 32. Karena maka . Lebih lanjut, mengingat maka . Dengan demikian Dengan demikian, fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama adalah Tampak bahwa fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama amat kecil. Ini berarti bahwa sebagian besar sistem berada pada tingkat energi terendah. 2.3.2 Suhu Kondensasi Einstein Kerapatan keadaan kuantum untuk sistem dengan spin nol dapat ditulis dengan Pada suhu T menuju 0 sebagian sistem menempati tingkat energi terendah dengan jumlah yang sangat signifikan. Jumlah total sistem dalam assembli dapat ditulis 32
  • 33. Dengan adalah jumlah sistem pada tingkat energi terendah dan dan jumlah total sistem yang menempati tingkat-tingkat energi lainnya. Dengan mengambil skala energi maka jumlah sistem pada tingkat energi terendah dapat ditulis Jumlah sistem yang menempati semua tingkat energi lainnya adalah Misalkan E/kT=x. Dengan demikian Selanjutnya integralnya dapat ditulis Akhirnya didapatkan (1.62) Dengan dinamakan konsentrasi kuantum. 33
  • 34. Kita definisikan suku kondensasi Bose-Einstein, sebagai suhu ketika jumlah sistem pada keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi pada T= terpenuhi . Dengan menggunakan persamaan (1.62) didapatkan bahwa pada suhu kondensasi Bose-Einstein terpenuhi Yang memberikan Gambar 1.11Fraksi superfluida (sistem yang menempati keadaan dasar) dan fluida normal (sistem yang menempati keadaan eksitasi) dalam assembli boson sebagai fungsi suhu ketika suhu berada di bawah suhu kondensasi Bose-Einstein. Pada sembarang suhu yang mendekati nol derajat, fraksi jumlah sistem pada keadaan tereksitasi adalah Berarti pula bahwa fraksi jumlah sistem pada keadaan paling rendah adalah 34
  • 35. Gambar 1.11 adalah fraksi boson yang mempunyai keadaan energi terendah dan boson yang menempati keadaan terkesitasi sebagai fungsi suhu. Boson yang terkodensasi membentuk fase yang dinamakan superfluida dan boson yang menempati keadaan tereksitasi dinamakan fluida normal. Superfluida hanya dijumpai ketika suhu lebih rendah dari . CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN 1. Perlihatkan menggunakan definisi entropi bahwa ! Penyelesaian : 35
  • 36. Entropi, secara mikroskopik didefinisikan sebagai Variasi kecil, menggunakan variasi Karena itu, derivative terhadap energi dalam hubungan Memberikan Dengan menggunakan batasan dan Maka Dan 36
  • 37. Sedangkan Yang berarti pada volume tetap Dengan demikian Atau 37
  • 38. Daftar Pustaka Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Pengantar Fisika Statistik. Bandung. ITB. Cahn, Sidney B., Mahan, Gerald D., Nadgorny Boris E. A Guide to Physics Problem Part 2 Thermodynamics, Statistical Physics, and Quantum Mechanics. New York. Kluwer Academic Publishers. Purwanto, Agus. 2007. Fisika Statistik. Yogyajakarta. Gava Media. http://schools-wikipedia.org/wp/t/Thermodynamic_temperature.htmdiakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.2 ) http://www.howtopowertheworld.com/what-is-solar-energy.shtmldiakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.3) http://launch.yousaytoo.com/?lrRef=Ye6Ax diakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.4 ) http://koestoer.wordpress.com/2011/03/22/kronologi-alam-semesta/diakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.5 ) http://www.faktailmiah.com/2010/08/28/materi-gelap-dan-terang.htmldiakses tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.6 ) http://cua.mit.edu/ketterle_group/popular_papers/ultralow_temperatures.htmdiaks es tanggal 15 april 2012 ( gambar 1.10 ) 38
  • 39. FORMAT PENILAIAN KEGIATAN TATAP MUKA MATA KULIAH FISIKA STATISTIK Penilaian Kelompok/Individu : Judul materi ajar : No Pembuatan SAP Skor Penyampaian Skor Skor (70,80,90,100) materi (70,80,90,100) 1 Identitas Narasi/kalimat Tujuan mata kuliah Standar kompetensi Urutan materi Kompetensi dasar Indikator Kemampuan Materi pembelajaran menjelaskan Kegiatan Pembelajaran : Kemampuan - Pembukaan tanya jawab - Kegiatan Inti - Penutup Contoh soal Alat/media/sumber Penilaian Media Power point 2 Penilaian Individu Kognitif Afektif Psikomotor Rata- rata Nama : 1. 2. Hari/tanggal : Dosen Penilai : 39