SlideShare a Scribd company logo
PRESENTASI FISIKA ZAT PADAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
Jenis Difraksi Dalam Kristal
HukumBragg
Metode Percobaan Difraksi
Sinar-X
Penurunan Rumus Amplitudo
Hamburan
KELOMPOK 2
1. ESTI APRILIA USMAN
(1301574)
2. SISKA NOFTRIANA PUTRI
3. ZAINUL ADHA
Analisis Fourier dari Basis
Daerah Brillouin
Difraksi pada kristal adalah
penggunaan gelombang radiasi
dengan panjang gelombang yang
seorde dengan jarak antar atom dalam
kristal (dalam angstrom).
 Sumber radiasi yang dapat
digunakan untuk keperluan difraksi
kristal meliputi : sinar-x, berkas
neutron termal, dan berkas elektron.
Difraksi dapat terjadi bilamana
panjang gelombang berkas radiasinya
sekitar 1 angstrom.
Jenis Difraksi
Sinar-X
Elektron
Cepat
Neutron
Sinar-X adalah gelombang
elektrokmagnetik yang panjang
gelombangnya mendekati 1 A
Panjang gelombang dari sinar-X
memiliki besar yang sama dengan
konstanta kisi Kristal dan itulah yang
membuat sinar-X berguna pada analisis
unsure struktur Kristal.
Radiasi sinar-x dibangkitkan oleh tabung
sinar-x.
Spektrum keseluruhan dari sinar-x
bersifat polikhromatis (spektrum malar
dan karakteristik).
Untuk keperluan difraksi digunakan
spektrum karakteristik dengan intensitas
yang terkuat, biasanya spektrum Kα.
Untuk menjamin agar berkas sinar-x
benar-benar monokhromatis diperlukan
filter.
Bahan filter bergantung pada panjang
gelombang spektrum Kα yang akan
dipakainya.
K
A
θ
θ
Collim
ators
Sin
ar
X
Kri
sta
l
F
Gambar Spektrometer Sinar X
1. Mekanisme Terjadinya Sinar X
• Katoda K yang dipanaskan oleh filamen F memancarkan elektron dari
permukaanya menuju anoda A, karena adanya beda potensial antara A dan K,
elektron bergerak dipercepat. Elektron yang datang pada permukaan anoda
memiliki energi kinetik tinggi
• Terjadi gaya interaksi yang berasal dari elektromagnetisme antara elektron
bebas dalam logam anoda dan elektron yang datang
• Melalui tumbukan beruntun elektron kehilangan energinya secara berlahan.
Dalam anoda yang berupa polikristal, energi kinetik diubah menjadi dua
macam :
a. Akibat perlambatan (bremsstrahlung) terjadi radiasi elektromagnetik berupa
sinar X
b. Tersimpan sebagai kalor dalam logam berupa energi getaran kisi-kisi kristal

dd sin 
b a a b
Ketika sinar X melalui kristal, beda
lintasan sinar a dan sinar b yang
dipantulkan oleh atom atom kristal
NaCl adalah 2 d sin 
Interferensi saling memperkuat kedua sinar pantul itu terjadi bila
beda lintasan sama dengan kelipatan bulat dari panjang
gelombang sinar X.
Sehingga:
n  = 2 d sin 
n = orde, n=1,2,3.....
 =panjang gelombang
d = jarak antar atom
 = sudut antara sinar datang
dengan garis mendatar
Berkas elektron dihasilkan dari bedil elektron (elektron gun)..
Pemilihan panjang gelombang elektron dilakukan dengan
mengatur tegangan pemercepatnya (energi elektron),menurut
persamaan :
Salah satu kekurangan elektron sebagai sumber radiasi untuk
difraksi kristal, adalah karena elektron merupakan partikel
bermuatan.
Sebagai pertikel bermuatan, elektron mudah diserap oleh bahan,
sehingga daya tembusnya kurang. Dengan demikian, difraksi
elektron hanya memberikan informasi tentang permukaan bahan
saja.
Berkas neutron dihasilkan dari reaksi inti, yang dapat
berlangsung di dalam reaktor atom (melalui reaksi fisi)
dan dalam generator neutron.
Dalam reaktor atom, reaksi fisi diawali dengan
penembakan neutron termal yang diarahkan pada inti
berat, misal uranium (92U235), sehingga terjadi
pembelahan inti (fisi) yang disertai dengan
pemancaran neutron (dalam jumlah yang banyak) dan
pembebasan energi sampai 200 MeV, menurut reaksi:
berkas neutron dapat dihasilkan melalui penembakan partikel cepat ke arah inti
atom, dan memberikan hasil reaksi berupa neutron dan inti hasil reaksi.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
Berkas neutron, yang dihasilkan oleh reaksi inti umumnya memiliki energi
yang tinggi (neutron cepat).
Agar neutron tersebut memiliki panjang gelombang sekitar 1 angstrom, maka
energinya harus diturunkan,menurut hubungan
dengan λ panjang gelombang neutron (de Broglie), h tetapan planck dan p
momentum neutron, serta E enrgi neutron dalam eV
Agar panjang gelombang neutron sekitar 1 angstrom, maka menurut persamaan
di atas energi neutron haruslah sekitar 0,025 eV (termasuk neutron termal).
Adapun klasifikasi neutron menurut besarnya energi adalah :
- neutron termal : berenergi 0,025 eV
- neutron lambat : berenergi 0-1 keV
- neutron menengah : berenergi 1-500 keV
- neutron cepat : berenergi 0,5-10 MeV
-neutron ultra-cepat : berenergi >10 MeV
Untuk menurunkan energi neutron perlu langkah termalisasi, dengan cara
melewatkan berkas neutron pada moderator (air, grafit, air berat : D2O).
Neutron termal (λ sekitar 1 angstrom) masih memerlukan upaya penyelesaian
agar berkas neutron bersifat monokhromatis (tepatnya monoergis), dan sebagai
monokhomator umumnya dipakai kristal grafit.
θθ
I
II
d sin θ
d
Gambar Difraksi Sinar x melalui kisi kristal
• Seberkas sinar X dengan panjang gelombang λ jatuh pada suatu kristal
dengan sudut θ terhadap deretan atom, dengan jarak antar atom dalam kristal
d seperti terlihat di gambar. Beda panjang lintasan sinar I dan sinar II adalah:
2 d sin θ
• Interferensi konstruktif hanya terjadi apabila beda panjang lintasan itu sama
dengan kelipatan bulat dari panjang gelombang sinar X, misal: λ, 2λ, 3λ,
dsb. Jadi interferensi maksimum terjadi bila :
2 d sin θ = n λ dengan n = 1,2,3,…
•Pada difraksi umumnya terjadi ketika panjang gelombang bergerak dari
orde yang sama dengan pengulangan jarak antara pusat hamburan.
• Persyaratan ini dari hukum Bragg. Karena sin  tidak lebih dari satu maka
•
Untuk difraksi nλ harus kurang dari 2d’. Nilai terkecil dari n adalah 1. (n = 0
sesuai dengan berkas difraksi dalam arah yang sama dengan berkas yang
ditransmisikan. Hal ini tidak dapat diamati.)
• Difraksi diamati pada setiap sudut 2 adalah
•
Hukum Bragg dapat ditulis dalam bentuk:
• Di tetapkan d = d '/ n dan menulis hukum Bragg dalam bentuk:
METODE LAUE
Digunakan untuk penentuan cepat
dari simetris dan orientasi pada
Kristal tunggal.
 Terdapat dua variasi dari metoda
Laue yang tergantung pada posisi
relatif dari sumber, kristal, dan
film.
Film dalam metoda transmisi Laue
(metoda Laue asli) ditempatkan di
belakang kristal sehingga dapat
merekam berkas difraksi dalam
arah maju
Posisi titik pada film, baik untuk
transmisi dan metoda refleksi balik,
tergantung pada orientasi kristal relatif
ke berkas peristiwa, dan titik-titik
menjadi menyimpang dan melapisi
kristal.
Fakta-fakta ini menjelaskan dua
penggunaan utama dari metoda Laue
yaitu penentuan orientasi kristal dan
penilaian kualitas kristal.
METODE ROTASI KRISTAL
sebuah kristal tunggal dipasang dengan salah satu sumbu, atau beberapa arah
kristallografik, normal ke berkas sinar-x monokromatik.
Sebuah film silinder ditempatkan di sekitarnya dan kristal dirotasikan dengan
arah yang dipilih, sumbu dari film bertepatan dengan sumbu rotasi kristal.
Satu set bidang kisi tertentu akan membuat sudut Bragg untuk refleksi dari
berkas peristiwa monokromatik, dan pada saat itu sebuah berkas transmisi akan
terbentuk.
 Kristal diputar sekitar satu sumbu, sudut Bragg tidak mengambil semua nilai
yang mungkin antara 0° dan 90° untuk setiap set bidang. Tidak setiap set
mampu menghasilkan Berkas difraksi, sebagai contoh set tegak lurus atau
hampir tegak lurus dengan sumbu rotasi.
 Metode ini digunakan untuk analisis struktur pada Kristal tunggal.
Kristal ini biasanya berdiameter sekitar 1 mm dan terpasang pada poros yang
dapat berputar.
METODE SERBUK
 Kristal diperiksa dan dikurangi menjadi powder yang sangat halus dan
ditempatkan dalam berkas dari sinar-x monokromatik.
 Setiap partikel powder adalah kristal kecil, atau himpunan kristal yang
lebih kecil, berorientasi secara acak sehubungan dengan berkas peristiwa.
 Massa powder setara, pada kenyataannya, rotasi kristal tunggal, bukan
tentang satu sumbu, tapi tentang semua sumbu
 Rotasi ini tidak benar-benar terjadi dalam metoda powder, namun
keberadaan sejumlah besar partikel kristal memiliki semua kemungkinan
orientasi setara dengan rotasi ini, karena di antara partikel-partikel ini
akan ada fraksi tertentu yaitu (hkl) bidang yang membuat sudut Bragg
dengan Berkas peristiwa dan pada waktu yang sama posisi rotasi pada
sumbu berkas peristiwa
 Metode ini digunakan untuk penentuan struktur Kristal bahkan jika
specimen bukan Kristal tunggal.
PANJANG
GELOMBANG

Metoda Laue Berubah Tetap
Metoda Rotasi Kristal Tetap Berubah (Sebagian)
Metoda Powder Tetap Berubah
SIMPULAN
a. ANALISIS FOURIER
• Vektor dasar dari translasi kisi
T= U1a1 + U2a2 + U3a3
• Nilai kerapan elektron fungsi perioda
Untuk menentukan fungsi n(x) dengan period a pada arah untuk satu dimensi
digunakan deret fourier
Dimana :
• P, s = bilangan bulat positif
• Sp, Cp = koefisien fourier
• Faktor 2π/a menentukan n(x) yang memiliki perioda a
• Selanjutnya dapat ditulis
Dimana :
P = positif, negatatif ,dan nol
np = bilangan kompleks
untuk menghitung fungsi n(x) real, syarat :
n*
-p = np
Pers 5
Dengan mengganti ϕ= 2πpx/a
Pers diatas dapat ditulis
• np (cos ϕ+i sin ϕ)+ n-p (cos ϕ-i sin ϕ)
= (np+ n-p ) cos ϕ + i(np- n-p ) sin ϕ
Fungsi real dapat ditulis
2Re{np } cos ϕ – 2im{np } sin ϕ
Analisis fourier untuk 3 dimensi
• Invers deret fourier
• Subtitusi persamaan 5 dan 10
Pers 10
• Jika p’ tidak sama dengan p maka hasil integral
diatas adalah
• Maka secara umum dapat ditulis :
B. Kisi Balik (Reciprocal Lattice)
Vektor Kisi Balik
321
32
1 axa.a
axa
b 2
321
13
2 axa.a
axa
b 2
321
21
3 axa.a
axa
b 2
Sumbu-sumbu vektor b1, b2 dan b3 untuk kisi balik didefinisikan sebagai relasi
;
;
dengan , a1 . a2 dan a3 adalah vektor basis kisi
Sifat-sifat dari b1, b2 dan b3 adalah bahwa berlaku aturan
ij = 1 jika i = j
ij = 0 jika ij.
b1 .a1 = 2 b1.a2 = b1 .a3 = 0
bi.aj = 2ij b2 .a2 = 2 b2.a1 = b2. a3 = 0
b3 .a2 = 2 b3.a1 = b3 .a2 = 0
Titik-titik dalam kisi balik dipetakan dengan seperangkat vektor dalam bentuk vektor
kisi balik G :
 G = hb1 + kb2 + lb3
dengan h, k dan l adalah bilangan bulat . b1, b2 dan b3 disebut dengan vektor basis
balik.
b3
a3
b1
a2
a1
b2
Gambar Relasi vektor basis balik dan vector basis kisi
Vektor b1 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vektor a2 dan a3 Vektor b2
adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a3 Vektor b3 adalah
tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a2.
yˆ
a
2π
2
b
Kisi Balik Dari Kubus Sederhana (sc=simple cubic)
Vektor basis dari kisi kubus sederhana adalah
Volume sel adalah a1 . a2 x a3 =a3 .
Vektor basis primitif dari kisi baliknya adalah
Dalam hal ini konstanta kisi baliknya adalah 2/a
xˆ
a
2π
1
b zˆ
a
2π
3
b
zaˆ
3
axaˆ
1
a yaˆ
2
a
Batas-batas daerah Brillouin pertamanya adalah bidang normal dari ke 6 vektor kisi
balik ±b1 , ±b2 , ±b3 , yaitu pada titik tengah dari vektor kisi balik bersangkutan
xˆ
a
π
1
b yˆ
a
π
2
b
zˆ
a
π
3
b
Kisi Balik untuk Kubus Berpusat Tubuh (bcc:body center cubic).
Vektor basis primitif dari kekisi bcc adalah
a
1
a
2
a
3
Gambar vektor basis kisi bcc sbb
Vektor basis kisi balik dari bcc adalah
)ˆˆ(2
3
;)ˆˆ(2
2
;)ˆˆ(2
1
yx
a
zx
a
zy
a
  bbb
Vektor kisi baliknya dalam bilangan h k l adalah
 zkhyhxk
a
ˆ)(ˆ)(ˆ)(2  G
Volume sel dalam ruang balik terebut adalah b1 . b2 x b3 = 2 (2/a)3
)ˆˆˆ(
2
1
3
;)ˆˆˆ(
2
1
2
;)ˆˆˆ(
2
1
1
zyxa
zyxa
zyxa



a
a
a
Kisi Balik Dari Kubus Berpusat Muka (fcc:face center
cubic)
Vektor basis primitif untuk kisi fcc adalah
Gambar Vektor basis kisi kubus berpusat-muka (fcc)
     yxazxazya ˆˆ;ˆˆ;ˆˆ 321  aaa
     zyx
a
zyx
a
zyx
a
ˆˆˆ
2
;ˆˆˆ
2
;ˆˆˆ
2
321 

bbb
Vektor basis primitif kisi balik untuk kisi fcc adalah

k’
k
k
k
(hkl)
Perubahan vektor k dalam k adalah tegak lurus terhadap bidang (hkl). Arahnya adalah searah
dengan arah G(hkl) atau vektor satuan n. Maka diperoleh hubungan
Didefinisikan vektor hamburan k
sedemikian rupa k + k = k’. Ini
merupakan ukuran dari perubahan
vektor gelombang terhambur. Bila
yang terjadi adalah hamburan yang
bersifat elastis, maka tidak ada
perubahan besar vektor gelombang
sehingga

2'  kk
  nSin ˆ2' kkkk 
hkl
hklSin
G
G








4
Dapat ditunjukkan bahwa jarak antar bidang d(hkl) berkaitan dengan besar G(hkl) dalam
bentuk
hkl
hkld
G
2

C. Kondisi Difraksi
Sehingga dapat diungkapkan bahwa
)(
)(2
hkl
hkl Sind
Gk 








hklGk 
Jika hukum Bragg terpenuhi maka,
Dengan demikian relasi antara vektor gelombang awal dan akhir refleksi Bragg dari
gelombang – partikel dapat ditulis sebagai
kk  hklG'
22
'kk 
0.2 2
 GGk
Jika kuantitas sehingga kondisi difraksi dapat ditulis sebagai
Ini adalah ungkapan bagi kondisi yang diperlukan untuk terjadinya difraksi. Dapat
dibuktikan bahwa
lkh  2.;2.;2. 321  kakaka
Persamaan ini adalah persamaan Laue, yang mana digunakan dalam pembicaraan simetri dan
struktur kristal
Faktor Struktur
Resultan gelombang difraksi oleh keseluruhan atom dalam unit sel (satu satuan sel) dinyatakan dalam faktor
struktur. Bila kondisi difraksi terpenuhi amplitudo terhambur bagi kristal terdiri dari N sel adalah
diungkapkan sebagai
FC=N.SG
Dimana kuantitas SG disebut dengan faktor struktur yang didefinisikan sebagai
321
aaar jzjyjxj 
Dan fj = faktor atomik. Kemudian, bagi refleksi yang dilabel dengan h, k, l,





  jjjj lzkyhx2.rG
     
j
jjjjG lzkyhxifhklS 2exp
Sehingga faktor struktur S
Amplitudo terhambur sebagai penjumlahan yang bentuk eksponensial
   
j
i
j BfAfSinifCosfefhklF j


Dalam difraksi intensitas adalah terkait dengan amplitude, yaitu besar absolut |F|
22
















  j
jj
j
jj BfAfF
   
22
2sin2cos













  j
jjjj
j
jjjj lzkyhxflzkyhxfF 
  )(2;)(2 lzkyhxSinBlzkyhxCosA 
Faktor Atomik
Harga  melibatkan jumlah dan distribusi elektron dalam atom, panjang
gelombang dan sudut hamburan. Untuk menentukan faktor hamburan tersebut
secara klsik didefinisikan bentuk faktor atomik ,
dVirnf jj )..(exp)( rG 
Andaikan vektor r membuat sudut  terhadap vektor G, kemudian G.r = Gr cos(). Jika
distribusi elektron adalah speris di sekitar titik asalnya, maka setelah diintegralkan
diperoleh
Gr
Gr
rnrdrf jj
sin
))((4 2
 
Pada limit (Sin Gr)/Gr mendekati satu, maka
zrnrdrf jj   ))((4 2

Artinya j adalah sama dengan jumlah elektron pada atom
Contoh Eksperimen Difraksi Sinar X
Sodium khlorida dengan struktur fcc : ion sodium dan khlorida adalah pada
pusat simetri dan salah satu dapat dipilih sebagai titik asal. Bila diambil titik
asal pada ion sodium :
Na+ : 000; ½½0; ½0½; 0½½ ;
Cl+ : ½½½; 00½; 0½0; ½ 00
Besar faktor strukturnya adalah
22
22
)()()(
DC
BfBfAfAfhklF ClNaClNa


 
 hCoskCoslCoslkhCosf
lkCoslhCoskhCosCosfC
Cl
Na




)(
)()()()0(2
 
 hSinkSinlSinlkhSinf
lkSinlhSinkhSinSinfD
Cl
Na




)(
)()()()0(2
Dengan mensubstitusikan koordinat atom
Tampak D akan nol karena sinus nol dan sinus dari hasil kali  dengan bilangan bulat sama
dengan nol oleh karenanya
F(hkl) = C
)(44 KuatDifraksiffF clNa  )(44 LemahDifraksiffF clNa 
oofofF clNa  oofofF clNa 
1) Bila h, k, l semuanya genap
3) Bila h, k, l dua ganjil dan satu genap 4) Bila h, k, l dua genap dan satu ganjil
2) Bila h, k, l semuanya ganjil
Jadi pada difraktogram kristal NaCl terdapat difraksi oleh bidang dengan
indeks h k l seluruhnya genap atau seluruhnya ganjil
Untuk sebuah kristal yang memiliki jumlah atom per unit sel N
didapat:
SG adalah faktor struktur yang didefinisikan sebagai sebuah integral
pada sel tunggal dengan r=0 pada satu sudut.
Daerah brilliuon untuk FCC. Sel berada secara timbal balik dan kisi
timbal balik untuk sebuah pusat badan.
Elektron denga pusat n(r) sebagai superposisi elektron pusat fungsi Nj
dengan atom j adalah sell
Jika rj adalah sebuah vektor pada pusat atom j, fungsi nj (r-rj) adalah
sebuah distribusi atom pada elektron pusat r. Total elektron pusat r
berlaku untuk semua atom pada sel dengan jumlah:
S adalah atom basis. Faktor struktur dari SG dapat ditulis
sebagai integral dari s atom pada sebuah sell.
Atom dari faktornya dapat didefenisikan sebagai:
Jika nj dan fj adalah sifat atom, maka persamaan yang telah ada dapat
digabung sehingga struktur faktor basis adalah:
FAKTOR STRUKTUR PADA KISI
Pada basisi BCC untuk sel kubik atom, x=y=z=0 atau x=y=z= ½
S=0 untuk v bilangan ganjil
S= 2f untuk v bilangan genap
Vector kisi kubik sederhana yaitu
Dimana adalah vektor ortogonal dari satuan panjang. Dan volume dari
sel nya yaitu:
Penjabaran dari vektor kisi balik sederhana ditemukan dari perumusan :
Dimana yang merupakan kisi balik yaitu kisi kubik sederhana itu sendiri , dimana
merupakan konstanta kisi
1. KISI BALIK SC
Batas dari zona Brillouin pertama pada bidang normal yaitu terletak pada enam
vektor kisi balik
pada titik tengah
enam bidang terikat sebuah kubus tepi
dan volumenya kubus ini adalah zona Brillouin pertama dari kisi kristal sc
vektor sederhana kisi bcc yaitu :
diaman a merupakan sisi kubus konvensional dan vertor ortogonal sisi sejajar
pada tepi kubus
volume sel primitif
Pernjabaran kisi balik sederhana di tentukan oleh
2. KISI BALIK BCC
kisi balik sederhana dari parallelepiped dideskripsikan oleh
b1,b2,b3
Dan volume sel pada ruang kisi balik adalah
sel berisi satu titik kisi balik, karena masing-masing titik sudut
yang rusak antara delapan parallelepipeds. parallelepiped
masing-masing berisi satu-delapan dari masing-masing delapan
titik sudut.
Vektor basis primitif dari kisi kubus berpusat badan
dalam fisika zat padat kita mengambil sel pusat dari kisi balik
sebagai zona Brillouin pertama. setiap sel tersebut berisi satu titik
kisi pada titik pusat sel
zona ini ( dari kisi bcc) dibatasi oleh bidang normal terhadap
vektor di 12 titik tengah
Zona ini ( kisi bcc) di batasi oleh bidang normal terhadap 12 titik
vektor, zona ini seperti belah ketupat
vektor dari titik asal ke pusat wajah masing-masing
Zona brilouin pertama pada kisi kubus berpusat badan.
Gambar ini adalah belah ketupat biasa dodecahedron
First Brillouin Zone BCC
Penjabaran dari vektor kisi fcc yaitu
Volume dari sel sederhana
Vektor kisi sederhana dari kisi balik fcc yaitu
3. KISI BALIK FCC
Vektor basis primitif dari kisi kubus berpusat
muka
ini adalah penjabaran vektor primitif kisi bcc, sehingga kisi bcc berbanding
terbalik dengan kisi fcc
volume sel primitif kisi balik adalah
Dimana jarak yang terdekat pada delapan titik vektor yaitu:
Batas-batas dari sel pusat dalam kisi balik sebagian besar ditentukan oleh
delapan bidang normal vektor yang terletak di titik tengah
namun sudut segi delapan yang terbentuk dipotong oleh bidang yang
tegak lurus dengan segi enam dari enam vektor kisi balik lainnya
Zona brillouin dari kisi kubus berpusat muka. sel-sel dalam ruang timbal balik
dan kisi resiprokal pada kubus berpusat badan
First Brillouin Zone FCC

More Related Content

What's hot

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
Alfu Nei NeiRa
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Hendra Trisurya
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Petrus Bahy
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Nurfaizatul Jannah
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
Ahmad Fajrin
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
Nurin Nurhasanah
 

What's hot (20)

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Statistik
Fisika StatistikFisika Statistik
Fisika Statistik
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Zat padat parno
Zat padat parnoZat padat parno
Zat padat parno
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 

Viewers also liked

4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisi
Harlaniws
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
Sulistiyo Wibowo
 
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf PersuasiKelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
Safira Safitri
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
martia nurfa
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKAKesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
Safira Safitri
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Rizky Hutami
 

Viewers also liked (7)

4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisi
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf PersuasiKelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
Kelompok 3-Bahasa Indonesia Paragraf Persuasi
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
 
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKAKesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
Kesenian daerah-Tari Non Dramatik IXD SMPN8SKA
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahaya
 

Similar to Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik

PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
ritaayu559
 
Bab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristalBab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristal
Cha Item Dong
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
Eva Musifa
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
Irfan Rifa'i
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02exson Prakoso
 
Struktur atomx
Struktur atomxStruktur atomx
Struktur atomx
detal 31392
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
FauzulAreUzura
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-Xnail fisika
 
FISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptxFISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptx
MuhammadIkhsan38954
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
hafizona
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
Lilis Sartika
 
Fisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor NuklirFisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor Nuklir
Topan Setiadipura
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Saifurrahman Santoso
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O MIwan Setiawan
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
YuniartiUlfa1
 
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptxGelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Harizaldo1
 

Similar to Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik (20)

PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
 
Bab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristalBab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristal
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Struktur atomx
Struktur atomxStruktur atomx
Struktur atomx
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
FISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptxFISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptx
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
Fisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor NuklirFisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor Nuklir
 
Gel elektromagnetik
Gel elektromagnetikGel elektromagnetik
Gel elektromagnetik
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptxGelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik

  • 1. PRESENTASI FISIKA ZAT PADAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016 Jenis Difraksi Dalam Kristal HukumBragg Metode Percobaan Difraksi Sinar-X Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan KELOMPOK 2 1. ESTI APRILIA USMAN (1301574) 2. SISKA NOFTRIANA PUTRI 3. ZAINUL ADHA Analisis Fourier dari Basis Daerah Brillouin
  • 2. Difraksi pada kristal adalah penggunaan gelombang radiasi dengan panjang gelombang yang seorde dengan jarak antar atom dalam kristal (dalam angstrom).  Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk keperluan difraksi kristal meliputi : sinar-x, berkas neutron termal, dan berkas elektron. Difraksi dapat terjadi bilamana panjang gelombang berkas radiasinya sekitar 1 angstrom. Jenis Difraksi Sinar-X Elektron Cepat Neutron
  • 3. Sinar-X adalah gelombang elektrokmagnetik yang panjang gelombangnya mendekati 1 A Panjang gelombang dari sinar-X memiliki besar yang sama dengan konstanta kisi Kristal dan itulah yang membuat sinar-X berguna pada analisis unsure struktur Kristal. Radiasi sinar-x dibangkitkan oleh tabung sinar-x. Spektrum keseluruhan dari sinar-x bersifat polikhromatis (spektrum malar dan karakteristik). Untuk keperluan difraksi digunakan spektrum karakteristik dengan intensitas yang terkuat, biasanya spektrum Kα. Untuk menjamin agar berkas sinar-x benar-benar monokhromatis diperlukan filter. Bahan filter bergantung pada panjang gelombang spektrum Kα yang akan dipakainya. K A θ θ Collim ators Sin ar X Kri sta l F Gambar Spektrometer Sinar X
  • 4. 1. Mekanisme Terjadinya Sinar X • Katoda K yang dipanaskan oleh filamen F memancarkan elektron dari permukaanya menuju anoda A, karena adanya beda potensial antara A dan K, elektron bergerak dipercepat. Elektron yang datang pada permukaan anoda memiliki energi kinetik tinggi • Terjadi gaya interaksi yang berasal dari elektromagnetisme antara elektron bebas dalam logam anoda dan elektron yang datang • Melalui tumbukan beruntun elektron kehilangan energinya secara berlahan. Dalam anoda yang berupa polikristal, energi kinetik diubah menjadi dua macam : a. Akibat perlambatan (bremsstrahlung) terjadi radiasi elektromagnetik berupa sinar X b. Tersimpan sebagai kalor dalam logam berupa energi getaran kisi-kisi kristal
  • 5.  dd sin  b a a b Ketika sinar X melalui kristal, beda lintasan sinar a dan sinar b yang dipantulkan oleh atom atom kristal NaCl adalah 2 d sin  Interferensi saling memperkuat kedua sinar pantul itu terjadi bila beda lintasan sama dengan kelipatan bulat dari panjang gelombang sinar X. Sehingga: n  = 2 d sin  n = orde, n=1,2,3.....  =panjang gelombang d = jarak antar atom  = sudut antara sinar datang dengan garis mendatar
  • 6. Berkas elektron dihasilkan dari bedil elektron (elektron gun).. Pemilihan panjang gelombang elektron dilakukan dengan mengatur tegangan pemercepatnya (energi elektron),menurut persamaan : Salah satu kekurangan elektron sebagai sumber radiasi untuk difraksi kristal, adalah karena elektron merupakan partikel bermuatan. Sebagai pertikel bermuatan, elektron mudah diserap oleh bahan, sehingga daya tembusnya kurang. Dengan demikian, difraksi elektron hanya memberikan informasi tentang permukaan bahan saja.
  • 7. Berkas neutron dihasilkan dari reaksi inti, yang dapat berlangsung di dalam reaktor atom (melalui reaksi fisi) dan dalam generator neutron. Dalam reaktor atom, reaksi fisi diawali dengan penembakan neutron termal yang diarahkan pada inti berat, misal uranium (92U235), sehingga terjadi pembelahan inti (fisi) yang disertai dengan pemancaran neutron (dalam jumlah yang banyak) dan pembebasan energi sampai 200 MeV, menurut reaksi:
  • 8. berkas neutron dapat dihasilkan melalui penembakan partikel cepat ke arah inti atom, dan memberikan hasil reaksi berupa neutron dan inti hasil reaksi. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut : Berkas neutron, yang dihasilkan oleh reaksi inti umumnya memiliki energi yang tinggi (neutron cepat). Agar neutron tersebut memiliki panjang gelombang sekitar 1 angstrom, maka energinya harus diturunkan,menurut hubungan dengan λ panjang gelombang neutron (de Broglie), h tetapan planck dan p momentum neutron, serta E enrgi neutron dalam eV
  • 9. Agar panjang gelombang neutron sekitar 1 angstrom, maka menurut persamaan di atas energi neutron haruslah sekitar 0,025 eV (termasuk neutron termal). Adapun klasifikasi neutron menurut besarnya energi adalah : - neutron termal : berenergi 0,025 eV - neutron lambat : berenergi 0-1 keV - neutron menengah : berenergi 1-500 keV - neutron cepat : berenergi 0,5-10 MeV -neutron ultra-cepat : berenergi >10 MeV Untuk menurunkan energi neutron perlu langkah termalisasi, dengan cara melewatkan berkas neutron pada moderator (air, grafit, air berat : D2O). Neutron termal (λ sekitar 1 angstrom) masih memerlukan upaya penyelesaian agar berkas neutron bersifat monokhromatis (tepatnya monoergis), dan sebagai monokhomator umumnya dipakai kristal grafit.
  • 10. θθ I II d sin θ d Gambar Difraksi Sinar x melalui kisi kristal
  • 11. • Seberkas sinar X dengan panjang gelombang λ jatuh pada suatu kristal dengan sudut θ terhadap deretan atom, dengan jarak antar atom dalam kristal d seperti terlihat di gambar. Beda panjang lintasan sinar I dan sinar II adalah: 2 d sin θ • Interferensi konstruktif hanya terjadi apabila beda panjang lintasan itu sama dengan kelipatan bulat dari panjang gelombang sinar X, misal: λ, 2λ, 3λ, dsb. Jadi interferensi maksimum terjadi bila : 2 d sin θ = n λ dengan n = 1,2,3,… •Pada difraksi umumnya terjadi ketika panjang gelombang bergerak dari orde yang sama dengan pengulangan jarak antara pusat hamburan.
  • 12. • Persyaratan ini dari hukum Bragg. Karena sin  tidak lebih dari satu maka • Untuk difraksi nλ harus kurang dari 2d’. Nilai terkecil dari n adalah 1. (n = 0 sesuai dengan berkas difraksi dalam arah yang sama dengan berkas yang ditransmisikan. Hal ini tidak dapat diamati.) • Difraksi diamati pada setiap sudut 2 adalah • Hukum Bragg dapat ditulis dalam bentuk: • Di tetapkan d = d '/ n dan menulis hukum Bragg dalam bentuk:
  • 13. METODE LAUE Digunakan untuk penentuan cepat dari simetris dan orientasi pada Kristal tunggal.  Terdapat dua variasi dari metoda Laue yang tergantung pada posisi relatif dari sumber, kristal, dan film. Film dalam metoda transmisi Laue (metoda Laue asli) ditempatkan di belakang kristal sehingga dapat merekam berkas difraksi dalam arah maju Posisi titik pada film, baik untuk transmisi dan metoda refleksi balik, tergantung pada orientasi kristal relatif ke berkas peristiwa, dan titik-titik menjadi menyimpang dan melapisi kristal. Fakta-fakta ini menjelaskan dua penggunaan utama dari metoda Laue yaitu penentuan orientasi kristal dan penilaian kualitas kristal.
  • 14. METODE ROTASI KRISTAL sebuah kristal tunggal dipasang dengan salah satu sumbu, atau beberapa arah kristallografik, normal ke berkas sinar-x monokromatik. Sebuah film silinder ditempatkan di sekitarnya dan kristal dirotasikan dengan arah yang dipilih, sumbu dari film bertepatan dengan sumbu rotasi kristal. Satu set bidang kisi tertentu akan membuat sudut Bragg untuk refleksi dari berkas peristiwa monokromatik, dan pada saat itu sebuah berkas transmisi akan terbentuk.  Kristal diputar sekitar satu sumbu, sudut Bragg tidak mengambil semua nilai yang mungkin antara 0° dan 90° untuk setiap set bidang. Tidak setiap set mampu menghasilkan Berkas difraksi, sebagai contoh set tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan sumbu rotasi.  Metode ini digunakan untuk analisis struktur pada Kristal tunggal. Kristal ini biasanya berdiameter sekitar 1 mm dan terpasang pada poros yang dapat berputar.
  • 15. METODE SERBUK  Kristal diperiksa dan dikurangi menjadi powder yang sangat halus dan ditempatkan dalam berkas dari sinar-x monokromatik.  Setiap partikel powder adalah kristal kecil, atau himpunan kristal yang lebih kecil, berorientasi secara acak sehubungan dengan berkas peristiwa.  Massa powder setara, pada kenyataannya, rotasi kristal tunggal, bukan tentang satu sumbu, tapi tentang semua sumbu  Rotasi ini tidak benar-benar terjadi dalam metoda powder, namun keberadaan sejumlah besar partikel kristal memiliki semua kemungkinan orientasi setara dengan rotasi ini, karena di antara partikel-partikel ini akan ada fraksi tertentu yaitu (hkl) bidang yang membuat sudut Bragg dengan Berkas peristiwa dan pada waktu yang sama posisi rotasi pada sumbu berkas peristiwa  Metode ini digunakan untuk penentuan struktur Kristal bahkan jika specimen bukan Kristal tunggal.
  • 16. PANJANG GELOMBANG  Metoda Laue Berubah Tetap Metoda Rotasi Kristal Tetap Berubah (Sebagian) Metoda Powder Tetap Berubah SIMPULAN
  • 17. a. ANALISIS FOURIER • Vektor dasar dari translasi kisi T= U1a1 + U2a2 + U3a3 • Nilai kerapan elektron fungsi perioda Untuk menentukan fungsi n(x) dengan period a pada arah untuk satu dimensi digunakan deret fourier
  • 18. Dimana : • P, s = bilangan bulat positif • Sp, Cp = koefisien fourier • Faktor 2π/a menentukan n(x) yang memiliki perioda a
  • 19. • Selanjutnya dapat ditulis Dimana : P = positif, negatatif ,dan nol np = bilangan kompleks untuk menghitung fungsi n(x) real, syarat : n* -p = np Pers 5
  • 20. Dengan mengganti ϕ= 2πpx/a Pers diatas dapat ditulis • np (cos ϕ+i sin ϕ)+ n-p (cos ϕ-i sin ϕ) = (np+ n-p ) cos ϕ + i(np- n-p ) sin ϕ Fungsi real dapat ditulis 2Re{np } cos ϕ – 2im{np } sin ϕ Analisis fourier untuk 3 dimensi
  • 21. • Invers deret fourier • Subtitusi persamaan 5 dan 10 Pers 10
  • 22. • Jika p’ tidak sama dengan p maka hasil integral diatas adalah • Maka secara umum dapat ditulis :
  • 23. B. Kisi Balik (Reciprocal Lattice) Vektor Kisi Balik 321 32 1 axa.a axa b 2 321 13 2 axa.a axa b 2 321 21 3 axa.a axa b 2 Sumbu-sumbu vektor b1, b2 dan b3 untuk kisi balik didefinisikan sebagai relasi ; ; dengan , a1 . a2 dan a3 adalah vektor basis kisi Sifat-sifat dari b1, b2 dan b3 adalah bahwa berlaku aturan ij = 1 jika i = j ij = 0 jika ij. b1 .a1 = 2 b1.a2 = b1 .a3 = 0 bi.aj = 2ij b2 .a2 = 2 b2.a1 = b2. a3 = 0 b3 .a2 = 2 b3.a1 = b3 .a2 = 0 Titik-titik dalam kisi balik dipetakan dengan seperangkat vektor dalam bentuk vektor kisi balik G :  G = hb1 + kb2 + lb3 dengan h, k dan l adalah bilangan bulat . b1, b2 dan b3 disebut dengan vektor basis balik.
  • 24. b3 a3 b1 a2 a1 b2 Gambar Relasi vektor basis balik dan vector basis kisi Vektor b1 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vektor a2 dan a3 Vektor b2 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a3 Vektor b3 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector a1 dan a2.
  • 25. yˆ a 2π 2 b Kisi Balik Dari Kubus Sederhana (sc=simple cubic) Vektor basis dari kisi kubus sederhana adalah Volume sel adalah a1 . a2 x a3 =a3 . Vektor basis primitif dari kisi baliknya adalah Dalam hal ini konstanta kisi baliknya adalah 2/a xˆ a 2π 1 b zˆ a 2π 3 b zaˆ 3 axaˆ 1 a yaˆ 2 a Batas-batas daerah Brillouin pertamanya adalah bidang normal dari ke 6 vektor kisi balik ±b1 , ±b2 , ±b3 , yaitu pada titik tengah dari vektor kisi balik bersangkutan xˆ a π 1 b yˆ a π 2 b zˆ a π 3 b
  • 26. Kisi Balik untuk Kubus Berpusat Tubuh (bcc:body center cubic). Vektor basis primitif dari kekisi bcc adalah a 1 a 2 a 3 Gambar vektor basis kisi bcc sbb Vektor basis kisi balik dari bcc adalah )ˆˆ(2 3 ;)ˆˆ(2 2 ;)ˆˆ(2 1 yx a zx a zy a   bbb Vektor kisi baliknya dalam bilangan h k l adalah  zkhyhxk a ˆ)(ˆ)(ˆ)(2  G Volume sel dalam ruang balik terebut adalah b1 . b2 x b3 = 2 (2/a)3 )ˆˆˆ( 2 1 3 ;)ˆˆˆ( 2 1 2 ;)ˆˆˆ( 2 1 1 zyxa zyxa zyxa    a a a
  • 27. Kisi Balik Dari Kubus Berpusat Muka (fcc:face center cubic) Vektor basis primitif untuk kisi fcc adalah Gambar Vektor basis kisi kubus berpusat-muka (fcc)      yxazxazya ˆˆ;ˆˆ;ˆˆ 321  aaa      zyx a zyx a zyx a ˆˆˆ 2 ;ˆˆˆ 2 ;ˆˆˆ 2 321   bbb Vektor basis primitif kisi balik untuk kisi fcc adalah
  • 28.  k’ k k k (hkl) Perubahan vektor k dalam k adalah tegak lurus terhadap bidang (hkl). Arahnya adalah searah dengan arah G(hkl) atau vektor satuan n. Maka diperoleh hubungan Didefinisikan vektor hamburan k sedemikian rupa k + k = k’. Ini merupakan ukuran dari perubahan vektor gelombang terhambur. Bila yang terjadi adalah hamburan yang bersifat elastis, maka tidak ada perubahan besar vektor gelombang sehingga  2'  kk   nSin ˆ2' kkkk  hkl hklSin G G         4 Dapat ditunjukkan bahwa jarak antar bidang d(hkl) berkaitan dengan besar G(hkl) dalam bentuk hkl hkld G 2  C. Kondisi Difraksi
  • 29. Sehingga dapat diungkapkan bahwa )( )(2 hkl hkl Sind Gk          hklGk  Jika hukum Bragg terpenuhi maka, Dengan demikian relasi antara vektor gelombang awal dan akhir refleksi Bragg dari gelombang – partikel dapat ditulis sebagai kk  hklG' 22 'kk  0.2 2  GGk Jika kuantitas sehingga kondisi difraksi dapat ditulis sebagai Ini adalah ungkapan bagi kondisi yang diperlukan untuk terjadinya difraksi. Dapat dibuktikan bahwa lkh  2.;2.;2. 321  kakaka Persamaan ini adalah persamaan Laue, yang mana digunakan dalam pembicaraan simetri dan struktur kristal
  • 30. Faktor Struktur Resultan gelombang difraksi oleh keseluruhan atom dalam unit sel (satu satuan sel) dinyatakan dalam faktor struktur. Bila kondisi difraksi terpenuhi amplitudo terhambur bagi kristal terdiri dari N sel adalah diungkapkan sebagai FC=N.SG Dimana kuantitas SG disebut dengan faktor struktur yang didefinisikan sebagai 321 aaar jzjyjxj  Dan fj = faktor atomik. Kemudian, bagi refleksi yang dilabel dengan h, k, l,        jjjj lzkyhx2.rG       j jjjjG lzkyhxifhklS 2exp Sehingga faktor struktur S Amplitudo terhambur sebagai penjumlahan yang bentuk eksponensial     j i j BfAfSinifCosfefhklF j  
  • 31. Dalam difraksi intensitas adalah terkait dengan amplitude, yaitu besar absolut |F| 22                   j jj j jj BfAfF     22 2sin2cos                j jjjj j jjjj lzkyhxflzkyhxfF    )(2;)(2 lzkyhxSinBlzkyhxCosA  Faktor Atomik Harga  melibatkan jumlah dan distribusi elektron dalam atom, panjang gelombang dan sudut hamburan. Untuk menentukan faktor hamburan tersebut secara klsik didefinisikan bentuk faktor atomik , dVirnf jj )..(exp)( rG  Andaikan vektor r membuat sudut  terhadap vektor G, kemudian G.r = Gr cos(). Jika distribusi elektron adalah speris di sekitar titik asalnya, maka setelah diintegralkan diperoleh
  • 32. Gr Gr rnrdrf jj sin ))((4 2   Pada limit (Sin Gr)/Gr mendekati satu, maka zrnrdrf jj   ))((4 2  Artinya j adalah sama dengan jumlah elektron pada atom Contoh Eksperimen Difraksi Sinar X Sodium khlorida dengan struktur fcc : ion sodium dan khlorida adalah pada pusat simetri dan salah satu dapat dipilih sebagai titik asal. Bila diambil titik asal pada ion sodium : Na+ : 000; ½½0; ½0½; 0½½ ; Cl+ : ½½½; 00½; 0½0; ½ 00 Besar faktor strukturnya adalah 22 22 )()()( DC BfBfAfAfhklF ClNaClNa  
  • 33.    hCoskCoslCoslkhCosf lkCoslhCoskhCosCosfC Cl Na     )( )()()()0(2    hSinkSinlSinlkhSinf lkSinlhSinkhSinSinfD Cl Na     )( )()()()0(2 Dengan mensubstitusikan koordinat atom Tampak D akan nol karena sinus nol dan sinus dari hasil kali  dengan bilangan bulat sama dengan nol oleh karenanya F(hkl) = C )(44 KuatDifraksiffF clNa  )(44 LemahDifraksiffF clNa  oofofF clNa  oofofF clNa  1) Bila h, k, l semuanya genap 3) Bila h, k, l dua ganjil dan satu genap 4) Bila h, k, l dua genap dan satu ganjil 2) Bila h, k, l semuanya ganjil Jadi pada difraktogram kristal NaCl terdapat difraksi oleh bidang dengan indeks h k l seluruhnya genap atau seluruhnya ganjil
  • 34. Untuk sebuah kristal yang memiliki jumlah atom per unit sel N didapat: SG adalah faktor struktur yang didefinisikan sebagai sebuah integral pada sel tunggal dengan r=0 pada satu sudut.
  • 35. Daerah brilliuon untuk FCC. Sel berada secara timbal balik dan kisi timbal balik untuk sebuah pusat badan. Elektron denga pusat n(r) sebagai superposisi elektron pusat fungsi Nj dengan atom j adalah sell
  • 36. Jika rj adalah sebuah vektor pada pusat atom j, fungsi nj (r-rj) adalah sebuah distribusi atom pada elektron pusat r. Total elektron pusat r berlaku untuk semua atom pada sel dengan jumlah: S adalah atom basis. Faktor struktur dari SG dapat ditulis sebagai integral dari s atom pada sebuah sell.
  • 37. Atom dari faktornya dapat didefenisikan sebagai: Jika nj dan fj adalah sifat atom, maka persamaan yang telah ada dapat digabung sehingga struktur faktor basis adalah:
  • 38. FAKTOR STRUKTUR PADA KISI Pada basisi BCC untuk sel kubik atom, x=y=z=0 atau x=y=z= ½ S=0 untuk v bilangan ganjil S= 2f untuk v bilangan genap
  • 39. Vector kisi kubik sederhana yaitu Dimana adalah vektor ortogonal dari satuan panjang. Dan volume dari sel nya yaitu: Penjabaran dari vektor kisi balik sederhana ditemukan dari perumusan : Dimana yang merupakan kisi balik yaitu kisi kubik sederhana itu sendiri , dimana merupakan konstanta kisi 1. KISI BALIK SC
  • 40. Batas dari zona Brillouin pertama pada bidang normal yaitu terletak pada enam vektor kisi balik pada titik tengah enam bidang terikat sebuah kubus tepi dan volumenya kubus ini adalah zona Brillouin pertama dari kisi kristal sc
  • 41. vektor sederhana kisi bcc yaitu : diaman a merupakan sisi kubus konvensional dan vertor ortogonal sisi sejajar pada tepi kubus volume sel primitif Pernjabaran kisi balik sederhana di tentukan oleh 2. KISI BALIK BCC
  • 42. kisi balik sederhana dari parallelepiped dideskripsikan oleh b1,b2,b3 Dan volume sel pada ruang kisi balik adalah sel berisi satu titik kisi balik, karena masing-masing titik sudut yang rusak antara delapan parallelepipeds. parallelepiped masing-masing berisi satu-delapan dari masing-masing delapan titik sudut.
  • 43. Vektor basis primitif dari kisi kubus berpusat badan
  • 44. dalam fisika zat padat kita mengambil sel pusat dari kisi balik sebagai zona Brillouin pertama. setiap sel tersebut berisi satu titik kisi pada titik pusat sel zona ini ( dari kisi bcc) dibatasi oleh bidang normal terhadap vektor di 12 titik tengah Zona ini ( kisi bcc) di batasi oleh bidang normal terhadap 12 titik vektor, zona ini seperti belah ketupat vektor dari titik asal ke pusat wajah masing-masing
  • 45. Zona brilouin pertama pada kisi kubus berpusat badan. Gambar ini adalah belah ketupat biasa dodecahedron
  • 47. Penjabaran dari vektor kisi fcc yaitu Volume dari sel sederhana Vektor kisi sederhana dari kisi balik fcc yaitu 3. KISI BALIK FCC
  • 48. Vektor basis primitif dari kisi kubus berpusat muka
  • 49. ini adalah penjabaran vektor primitif kisi bcc, sehingga kisi bcc berbanding terbalik dengan kisi fcc volume sel primitif kisi balik adalah Dimana jarak yang terdekat pada delapan titik vektor yaitu: Batas-batas dari sel pusat dalam kisi balik sebagian besar ditentukan oleh delapan bidang normal vektor yang terletak di titik tengah namun sudut segi delapan yang terbentuk dipotong oleh bidang yang tegak lurus dengan segi enam dari enam vektor kisi balik lainnya
  • 50. Zona brillouin dari kisi kubus berpusat muka. sel-sel dalam ruang timbal balik dan kisi resiprokal pada kubus berpusat badan