3. Pendekatan-Metode-Teknik
• Pendekatan: seperangkat asumsi yang
berhubungan dengan belajar dan
mengajar
• Metode: Suatu rencana untuk penyajian
yang sistematis berdasarkan pada
pendekatan yang telah dipilih
• Teknik: kegiatan khusus yg dilakukan di
kelas yang mengacu pada metode tertentu
4. Dua Aliran Psikologi yg Ber-pengaruh
DALAM Model Pembelajaran
Behaviorisme Konstruktivisme
Humanisme Kognitivisme
TEORI BELAJAR
5. TEORI BELAJAR BEHAVIORISME
Tingkah Laku Teramati
Belajar: S - R
Belajar jika:
- Ada stimulus
- Siap mental
Latihan berulang/drill
Study tentang P B M
Motivasi ekstrinsik
Hasil belajar:
- Well-structured knowldge
- Basic skills
- Teacher-centered
- Direct instruction/Active teaching/
Mastery teaching
7. Watson
• Behavior berarti tindakan (action) yang dapat
dilihat dan diamati dengan cara yang obyektif
• Hubungan S-R kontiguitas (dibuat ada
bersama TL tertentu)
• Belajar adalah proses membentuk hubungan
S-R
• Kekuatan hub S-R tergantung pada frekuensi
ulangan adanya S-R
• Pentingnya drill dalam pembelajaran
8. Torndike
• Hub S-R diperkuat oleh reinforcement (pujian/ganjaran)
• Dalam menjelaskan suatu konsep, guru hendaknya
mengambil contoh yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
• Metode pemberian tugas dan metode latihan (drill and
practice) akan lebh cocok.
• Dalam kurikulum, materi disusun dari yang mudah-
sedang-sukar sesuai dengan tingkat kelas, dan tingkat
sekolah.
9. Skinner
• Teori Operant Conditioning
• Tingkah laku tidak hanya respon dari stimulus, tetapi suatu
tindakan yang disengaja
12. Pandangan
Konstruktivisme:
Belajar adalah:
- Proses aktif dan konstruktif yang terjadi di lingkungan luar kelas
- Mengubah informasi menjadi proses mental
- Membangun pengetahuan dan pengertian dari pengalaman pribadi
- Mengaitkan pengetahuan baru dg pengalaman lama (asimilasi)
- Membangun penget. baru dr fenomena lama (akomodasi)
- Proses kognitif untuk memecahkan masalah dunia nyata,
menggunakan alat yang tersedia dalam situasi pemecahan masalah.
- Bersifat situasional, interaktif
- Bbekerja dengan teman dalam konstruksi sosial yang berarti bagi
dirinya
- Proses pribadi terus-menerus untuk memonitor kemajuan belajar
13. (lanjutan):
Pengetahuan:
- Merupakan interpretasi manusia terhadap pengalamannya tentang
dunia
- Bersifat perspektif, konvensional, tentatif, evolusioner
- Ada di dalam pikiran manusia (bukan di buku teks)
- Pengetahuan/konsep baru dibangun:
+ Bertahap dari waktu ke waktu
+ Dalam konteks sosial
+ Interaksi dengan konten
+ Dengan mengintegrasikan info lama dg info baru
+ Ddengan kesadaran ttg apa yang dipelajari (metakognisi)
14. TEORI BELAJAR KOGNITIVISME
Proses/Perub. kognitif
Studi tentang
Belajar: interaksi/adaptasi
dg lingkungan
Belajar:
Asimilasi – Akomodasi –
Ekuilibrium
Perkembangan Kognitif
Hasil belajar:
- Perkemb. struktur kognitif
- Life skills
- Adult role behaviors
- Self-regulated learning
P B M
Pembelajaran:
- Konstruktivisme
- Diskoveri-inkuiri,
- PBL
- Kontekstual/STS/Salingtemas
15. Teori Gestalt: Koffka, Kohler,
Wetheimer
• Hukum pragnanz: organisasi psikologis selalu cenderung
untuk bergerak ke keadaan penuh arti.
• Hukum kesamaan: hal-hal yang sama cenderung akan
membentuk Gestal (kesatuan)
• Hukum keterdekatan: hal-hal yang saling berdekatan
cnderung membentuk kesatuan
• Hukum ketertutupan: hal-hal yang tertutup cenderung
membentuk kesatuan
• Hukum kontinyuitas: hal-hal yang kontinyu atau
berkesinambungan akan cenderung membentuk kesatuan
16. Ausubel
(Meaningful Instruction – Pembelajaran Bermakna)
• Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan
itu dirasakan bermakna bagi siswa
• Kebermaknaan: sesuai dengan struktur kognitif, sesuai
struktur keilmuan, memuat keterkaitan
• Seluruh bahan (ihtisar / resume/ rangkuman/ ringkasan/
bahan/peta)
• Peta konsep adalah bagan / struktur tentang keterkaitan
seluruh konsep secara terpadu / terorganisir (herarkhis,
distributive/menyebar)
17. Jean Piaget
(Teori Perkembangan Kognitif)
• Merupakan teori konflik sosiokognitif yang berkembang
menjadi aliran konstrukstivistik
• Kemauan belajar anak banyak ditentukan oleh karsa
individu
• Keaktifan siswa merupakan faktor dominan keberhasilan
belajar
• Kemandirian merupakan jaminan ketercapaian hasil belajar
yang optimal
• Penataan lingkungan bukan penentu terjadinya belajar,
tetapi mempermudah belajar
18. Lanjutan Piaget
• Bisa berakibat kontraproduktif, budaya
individualistik dan sokratik (self-generated
knowledge – individualistic pursuit of truth),
unggulan budaya barat
• Teori psikogenesis: pengetahuan berasal dari individu,
posisi siswa terpisah dengan interaksi sosial,
penciptaan makna / pengetahuan akibat kematangan
biologis, primer (individu) – sekunder (sosial).
• Mengutamakan interaksi dalam kelompok sebaya,
bukan yang lebih dewasa
19. Lanjutan
• Klasifikasi perkembangan kognitif: sensory motor, pra
operasional, operasional konkrit, dan operasional
formal.
• Asumsi: konsep tersusun dalam jaringan laba-laba
yang disebut skemata, konsep terkait akan
terhubung: perlunya mengkaitkan pengetahuan baru
dengan yang sudah ada, pengetahuan prasyarat
memudahkan siswa memahami konsep.
• Perubahan struktur kognitif melalui adaptasi yang
berimbang (equlibrasi): dengan proses asimilasi dan
akomodasi
25. TEORI BELAJAR HUMANISME
- Menentang sistem otoriter
- Memandang siswa dari
sudut siswa
Belajar:
- Mengubah lingk.
- Motivasi intrinsik
- Bebas dari ancaman
- Terarah/tujuan sendiri
- Bermakna bagi diri sendiri
Landasan Teori
Pendekatan PBM:
- Berpusat Siswa (fasilitatif)
- Pendidikan Multikultural
- Belajar Sosial (Bandura)
- Scaffolding (Vigotsky)
P B M
Pembelajaran:
- Modeling
- Belajar Kooperatif
- STS/Kontekstual
26. Lev Vygotsky
(Teori Konstruktivisme Sosial)
• Teori sosiogenesis: primer (kesadaran sosial) – skunder
(individu) tataran pertumbuhan kemampuan: sosial
(interpsikologis, intermental) – spikologis (intrapsikologis,
intramental)
• Pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif:
faktor primer intermental, faktor skunder
(diturunkan/derivatif) intramental terbentuk melalui
internalisasi / penguasaan proses sosial
• Siswa berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna,
internalisasi / pengendapan, pemaknaan / konstruksi
pengetahuan baru, transformatif (menyebabkan
perubahan, tidak sekedar transfer)
27. Lanjutan Vygotsky
• Tingkat perkembangan kemampuan: aktual (mandiri)
dan potensial (dibimbing, kolaborasi sebaya) – jarak:
zona perkembangan proksimal)
• Perlunya contoh, demontrasi, prakteks dari orang
yang lebih dewasa
• Proses konstruksi: konstruksi bersama, dengan
bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding (contoh
petunjuk, pedoman, bagan/gambar, prosedur, balikan)
• Melandasi pembelajaran: kolaboratif/kooperative, pbl,
kontekstual, autentik
29. John Dewey (CTL)
• Mengkaitkan bahan pelajaran dengan
situasi dunia nyata
• Mendorong siswa menghubungkan yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari,
pengalaman sesungguhnya dan
penerapannya / manfaatnya
• Mtrategi: authentic, inkuiri, praktek kerja,
pemecahan masalah
• sangat cocok untuk pelajaran IPA
31. STRATEGI CTL
1. Dalam penerapan CTL gunakan lima bentuk
belajar (REACT)
Relating (menghubungkan materi pelajaran konteks
kehidupan nyata dan pengetahuan awal siswa)
Experiencing (membangun konsep)
Applying (menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-
hari)
Cooperating (belajar dan berhasil bersama teman)
Transfering (menemukan dan memecahkan masalah
baru
32. Lanjutan CTL
•2. Model pembelajaran, gunakan:
•
• Siklus belajar, PBL,
•Pembelajaran dengan teks
34. DIRECT INSTRUCTION
• Fase 1 : Penyampaian tujuan pembelajaran
• Fase 2 : Demonstrasi pengetahuan atau ketrampil.
• Fase 3 : Latihan terbimbing
• Fase 4 : Tes formatif dan umpan balik
• Fase 5 : Latihan pemantapan dan transfer
pengetahuan/ketrampilan
36. BELAJAR KOOPERATIF
Siswa belajar dalam kelompok-2 kecil:
• Saling membantu antara satu dengan yang lain
• Berdiskusi dan berdebat dengan yang lain
• Saling menilai pengetahuan yang diperoleh
• Saling mengisi kekurang pahaman pada yang lain
37. Sebagai Revolusi Pembelajaran di Kelas
Bukan perubahan
pada pengajaran
guru
tetapi
Mengubah:
• bekerja individual
• cara belajar individual
• latihan (drill) individual
Sehingga:
Setiap individu dalam
kelompok menguasai
konsep yang dipelajari
Kerja kelompok
38. MENGAPA TIDAK KOMPETISI?
• Kompetisi jarang bersifat sehat
• Kompetisi jarang bersifat efektif
• Kebanyakan siswa mengharap siswa lain gagal,
agar dirinya lebih mudah berhasil
• Siswa yang tak tertandingi mengurangi motivasi
• Siswa yang tertinggal tidak meningkatkan motivasi
Kompetisi Tidak Selalu Salah,
NAMUN
39. S T A D
(Student Team Achievement Divisions)
1.Guru menyajikan materi pelajaran
(ceramah, baca buku, dll)
2. Siswa belajar kelompok (4-5 siswa)
3. Siswa mengerjakan tes formatif (kuiz)
4. Tiap kelompok mendapat penghargaan
40. T G T
1. Guru menyajikan materi pelajaran
(ceramah, baca buku, dll)
2. Siswa belajar kelompok (4-5 siswa)
3. Siswa pergi ke meja turnamen (3 org/meja)
4. Turnamen (menjawab soal pada kartu)
5. Kembali ke kelompok dan menghitung rata-rata skor
41. JIGSAW
I
A B C D
II
A B C D
III
A B C D
A A A B B B C C C D D D
I
A B C D
II
A B C D
III
A B C D
TES DAN PENGHARGAAN KELOMPOK
42. INVESTIGASI KELOMPOK
1. Guru menyajikan isu atau masalah luas
2. Setiap siswa mengidentifikasi subtopik yang berbeda
3. Siswa yang subtopiknya sama membentuk kelompok
4. Tiap kelompok merencanakan investigasi
5. Melaksanakan investigasi (data, analisis data, kesimpulan)
6. Menyiapkan/menyusun laporan
7. Menyajikan laporan akhir kepada kelompok lain
8. Evaluasi
43. ONE STAY – TWO STRAY
• Penyajian materi (ceramah/buku teks)
• Pemberian tugas (masalah/latihan)
Kelompok awal (3 orang)
mengerjakan tugas
Satu orang tinggal, dua orang bertamu
untuk mendapat informasi dari kelompok lain
Penamu pulang,
memberi oleh-oleh kepada penjaga rumah