SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
ABSTRAK
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Tujuan teori ini adalah adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung
jawab seseorang itu sendiri, mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya, membantu siswa untuk
mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap,
mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih
menekan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih
memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman
mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan
dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan meraka melalui asimilasi dan akomodasi.
Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses
pembelajaran, siswa-lah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang
harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan teman atau orang lain.
Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
Kata kunci : konstruktivisme, pengetahuan, proses belajar, guru, siswa.
A. Pendahuluan
Perkembangan dan kemajuan zaman yang terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan menyebabkan dunia ini sangat bervariasi dan terdapat hal-hal yang
menarik untuk diketahui. Berbagai aspek yang mengalaimi perkembangan
misalnya, bidang IPTEK, bidang penelitian, bidang kepemerintahan, bidang
pendidikan dan berbagai bidang-bidang lainya. Adanya berbagai perubahan ini
bermuara pada suatu hal yaitu pada bidang Pendidikan. Bidang Pendidikn
merupakan faktor mendasar dalam berbagai hal untuk memperbaiki sumber
daya manusia yang handal.
Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik
manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki. Karakteristik manusia
masa depan yang dikehendaki tersebut adalah manusia-manusia yang memiliki
kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil
keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang
2
terus menerus untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu
proses (to) learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan
masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya. (
Raka Joni , 1990) 1
Langkah strategis bagi perwujudan tujuan di atas adalah adanya layanan
ahli pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi. Student active
learning atau pendekatan cara belajar siswa aktif di dalam pengelolaan kegiatan
belajar mengajar yang mengukui sentralitas peranan siswa di dalam proses
belajar, adalah landasan yang kokoh bagi terbentuknya manusia-manusia masa
depan yang diharapkan.
Untuk melaksanakan itu semua diperlukan penanganan yang
memberikan perhatian terhadap aspek strategis pendekatan yang tepat ketika
individu belajar. Dengan kata lain, pendidikan ditantang untuk memusatkan
perhatian pada terbentuknya manusia masa depan yang memiliki karakteristik
diatas. Kajian terhadap teori belajar konstruktivistik dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran memungkinkan menuju kepada tujuan tersebut. Dalam makalah
ini akan dibahas secara lebih spesifik mengenai definisi, tujuan, karakteristik,
kelebihan dan kekurangan, ruang lingkup serta langkah-langkah dalam teori
belajar dan pembelajaran konstruktivisme.
B. Pembahasan
1. Pengertian, ruang lingkup teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak dari teori pembelajaran
Behaviorisme yang didukung oleh B.F Skinner yang mementingkan
perubahan tingkah laku pada pebelajar. Pembelajaran dianggap berlaku
apabila terdapat perubahan tingkah laku kepada pelajar, contohnya dari
tidak tahu kepada tahu. Hal ini, kemudiannya beralih kepada teori
pembelajaran kognitivisme yang diperkenalkan oleh Jean Piaget di mana
ide utama pandangan ini adalah mental.
1
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2005), 55
3
Semua dalam diri individu diwakili melalui struktur mental dikenal
sebagai skema yang akan menentukan bagaimana data dan informasi yang
diterima, difahami oleh manusia. Jika ide tersebut sesuai dengan skema, ide
ini akan diterima begitu juga sebaliknya dan seterusnya lahirlah teori
pembelajaran konstruktivisme yang merupakan pandangan terbaru di mana
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh pembelajar berdasarkan
pengetahuan yang ada pada mereka. Makna pengetahuan, sifat-sifat
pengetahuan dan bagaimana seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan,
menjadi perhatian penting bagi aliran konstruktivisme.
Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam
otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai
makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi seseorang akan
dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak
yang berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-
kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu, pada
saat manusia belajar menurut Piaget, sebenarnya telah terjadi dua proses
dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi.
Beda halnya dengan Vigotsky, bahwa proses belajar adalah sebuah
proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan
proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial
sebagai proses ayng lebih tinggi dan essensinya berkaitan dengan
lingkungan sosial budaya. 2
Pada dasarnya perspektif ini mempunyai asumsi bahwa pengetahuan
lebih bersifat kontekstual daripada absolut, yang memungkinkan adanya
penafsiran jamak (multiple perspektives) bukan hanya satu perspektif saja.
Hal ini berarti bahwa “pengetahuan dibentuk menjadi pemahaman
individual melalui interaksi dengan lingkungan dan orang lain”. Peranan
kontribusi siswa terhadap makna, pemahaman, dan proses belajar melalui
kegiatan individual dan sosial menjadi sangat penting.
2
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2007), 124.
4
Perspektif konstruktivisme mempunyai pemahaman tentang belajar
yang lebih menekankan proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan
dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar
juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan
strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema
berpikir seseorang. sebagai upaya memperoleh pemahaman atau
pengetahuan yang bersifat subyektif.
Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai
kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme
lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau
menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya
sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan
merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita
selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi
pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan
menjadi lebih dinamis.
Von Glasersfeld mengatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur
konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya. 3
Menurut para penganut konstruktiv, pengetahuan dibina secara aktif
oleh seseorang yang berfikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan
dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik
akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang disampaikan guru
dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya melalui
berintekrasi sosial dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. 4
Konsep
3
Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 23.
4
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar
Raya, 2004), 53.
5
teori belajar konstruktivisme mempunyai interpretasi perwujudan yang
beragam. Belajar merupakan proses aktif untuk mengkonstruksi
pengetahuan dan bukan proses menerima pengetahuan. Proses
pembelajaran yang terjadi lebih dimaksudkan untuk membantu atau
mendukung proses belajar, bukan sekedar untuk menyampaikan
pengetahuan.
Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang
subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya
dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek
menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh
realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh
subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan
disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang
berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses
rekonstruksi.
Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses
pembelajaran, siswa-lah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah
yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar
atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan.
Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri
sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan
adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium,
diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian diaplikasikan dan dijadikan
ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya tujuan dari mendidik dan
mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada peserta didik.
Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik
yaitu:
1. Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang
relevan.
6
2. Mengutamakan proses.
3. Menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman sosial.
4. Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
Dalam konsep belajar Konstruktivistik, fornot mengemukakan aspek-
aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi (adaptation), konsep pada
lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the
construction of meaning).5
Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget, adaptasi terhadap lingkungan
dilakukan melalui empat proses yaitu skemata, asimilasi dan akomodasi dan
Equilibrium. 6
Skemata, manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Manusia cendrung mengorganisasikan tingkah laku dan
pikirannya. Hal itu mengakibatkan adanya sejumlah struktur spikologis
yang berbeda bentuknya pada setiap fase atau tingkatan perkembangan
tingkah laku dan kegiatan berfikir manusia. Struktur ini disebut dengan
struktur pikiran (intelektual scheme). Dengan demikian, pikiran harus
memiliki suatu struktur yaitu skema yang berfungsi melakukan adaptasi
dengan lingkungan dan menata lingkungan itu secara intelektual.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang
sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan
kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi
ini terus berjalan. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu
proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan
lingkungan baru.
5
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar Ruzz Media,
2011), 117.
6
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, teori Belajar dan Pembelajaran, 118
7
Akomodasi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru
seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
skemata yang telah dipunyai. Dalam keadaan demikian orang akan
mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru
yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang
telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Equilibrium (keseimbangan), individu berusaha untuk mencapai
struktur mental atau skemata yang stabil, dalam artian adanya
keseimbangan antara proses asimilasi dan proses akomodasi. Seandainya
hanya terjadi asimilasi secara kontinue, maka yang bersangkutan hanya
akan memiliki beberapa skemata global dan tidak mampu melihat
perbedaan antara berbagai hal. Sebaliknya jika hanya ada akomodasi saja
yang terjadi secara kontinue, maka individu akan hanya memiliki skemata
yang kecil-kecil saja, dan mereka tidak memiliki skemata yang umum.
Itulah sebabmya, ada keserasian diantara asimilasi dan akomodasi yang oleh
J. Piaget disebut dengan keseimbangan.
Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi
dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat
mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah
ketidakseimbangan. Akibat ketidakseimbangan itu maka tercapailah
akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau
munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan
proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan
setimbang (desquilibrium- Equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan
maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada
sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori
belajar konstruktivisme lebih memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam
refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan
8
kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan
meraka melalui asimilasi dan akomodasi.
Adapun tujuan dari teori ini adalah:
a. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab
seseorang itu sendiri.
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
mencari sendiri pertanyaannya.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman
konsep secara lengkap.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang
mandiri. Lebih menekan pada proses belajar bagaimana belajar itu. 7
Adapun karakteristik / ciri pembelajaran dalam konstruktivisme adalah
sebagai berikut : 8
a. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru
melalui keterlibatannya dalam dunia sebenarnya.
b. Mendorong ide-ide siswa sebagai panduan merancang pengetahuan.
c. Mendukung pembelajaran secara koperatif.
d. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh siswa.
e. Mendorong siswa mau bertanya dan berdialog dengan guru.
f. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting
dengan hasil pembelajaran.
g. Mendorong proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksprerimen.
2. Langkah-langkah belajar konstruktivisme
Sebagai pelengkap akan saya paparkan perbandingan teori konstruktivisme
dengan teori yang lain. Dalam hal ini Brooks dan brooks memberikan
perbandingan menarik antara kelas konstruktivisme dan tradisional sebagai
berikut : 9
7
Ibid., 108.
8
Ibid., 109
9
Agus Suprijono, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2012), 36-38.
9
Tabel 1.
Kelas Konstruktivisme Dan Tradisional
Konstruktivisme Tradisional
Kegiatan belajar bersandar pada materi
hands-on
Kegiatan belajar bersandar pada tex-
books
Presentasi materi dimulai dengan
keseluruhan kemudian pindah ke
bagian-bagian
Presentasi dimulai dari bagian-bagian,
kemudian pindah ke keseluruhan
Menekankan pada ide-ide besar
Menekankan pada keterampilan-
keterampilan dasar
Guru mengikuti pertanyaan siswa Guru mengikuti kurikulum yang pasti
Guru menyiapkan lingkungan belajar
dimana siswa dapat menemukan
pengetahuan
Guru mempresentasikan informasi
kepada peserta didik
Guru berusaha membuat peserta didik
mengungkapkan sudut pandang dan
pemahaman mereka sehingga mereka
dapat memahami pembelajaran
mereka
Guru berusaha membuat peserta didik
memberikan jawaban yang benar
Assesmen diintegrasikan dengan
belajar mengajar melalui portopolio
dan observasi
Assesmen adalah kegiatan tersendiri
dan terjadi melalui testing
S. Degeng mengomparasikan antara behaviorisme dan konstruktivisme
sebagai berikut :
Tabel 2.
Komparasi Teori Behavioristik dan Konstruktivistik
Aspek Behaviorisme Konstruktivisme
Sifat
pengetahuan
Pengetahuan bersifat
objektif,pasti, tetap,
terstruktur, rapi
Non-objektif, temporer
selalu berubah
Belajar Belajar adalah perolehan
pengetahuan
Pemaknaan pengetahuan
Mengajar Memindahkan pengetahuan
kepada orang yang beajar
Menggali makna
Fungsi mind Penjiplak struktur pengetahuan Menginterpretasi sehingga
muncul makna uang unik
Pembelajaran Pembelajar diharapkan
memiliki pemahaman yang
sama dengan pengajar
Pembelajar bisa memiliki
pemahaman berbeda
terhadap pengetahuan yang
dipelajari
10
terhadap pengetahuan yang
dipelajari
Pengelolaan
Pembelajaran
Pembelajar dihadapkan pada
aturan yang jelasyang
ditetapkan lebih dahulu secara
ketat
Pembiasaan (disiplin) sangat
esensial
Pembelajar dihadapkan
pada lingkungan belajar
yang bebas
Kebebasan merupakan
sistem yang sangat esensial
Kegagalan dan
keberhasilan
pembelajaran
Kegagalan atau
ketidakmampuan dalam
menambah pengetahuan
dikategorikan sebagai
KESALAHAN, HARUS
DIHUKUM.
Keberhasilan atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk
perilaku yang pantas dipuji
atau diberi hadiah
Kegagalan atau
keberhasilan, kemampuan
atau ketidakmampuan
dilihat sebagai interpretasi
yang berbeda yang perlu
dihargai
Ketaatan kepada aturan
dipandang sebagai penentu
keberhasilan.
Kontrol belajar dipegang oleh
sistem diluar diri pembelajar
Kebebasan dipandang
sebagai penentu
keberhasilan
Kontrol belajar dipegang
oleh pembelajar
Tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran
menekankan pada penambahan
pengetahuan.
Seseorang dikatakan telah
belajar apabila mampu
mengungkapkan kembali apa
yang dipelajari
Tujuan pembelajaran
menekankan pada
penciptaan pemahaman,
yang menuntut aktifitas
kreatif-produktif dalam
konteks nyata
Strategi
pembelajaran
Keterampilan terisolasi
mengikuti urutan kurikulum
ketat.
Aktivitas mengikuti buku teks.
Menekankan pada hasil
Penggunaan pengetahuan
secara bermakna.
Mengikuti pendangan
pembelajar.
Aktivitas belajar dalam
konteks nyata.
Menekankan pada proses
Evaluasi Respons pasif.
Menuntut satu jawaban benar.
Evaluasi merupakan bagian
terpisah dari belajar.
Penyusunan makna secara
aktif.
Menuntut pemecahan
ganda.
Evaluasi merupakan bagian
utuh dari belajar
11
Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan belajar artikulasi, yaitu
proses mengartikulasi ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya
mengontruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga
memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui peng-akspresian
ide-ide.
Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Orientasi, merupakan fase untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik. Memperhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap
topik materi pembelajaran.
2. Elicitasi, merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide-
ide yang dimilikinya dengan memberi kesemptan kepada peserta didik
untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide
mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh
peserta didik.
3. Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide
dengan cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman
lalui diskusi.
4. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah
dibentuk peserta didik perlu diaplikasikan pada bermacam-macam
situasi yang dihadapi.
5. Reviu, dalam fase ini memungkinkan peserta didik mengaplikasikan
pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi
gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara
mengubahnya menjadi lebih lengkap. 10
Menurut A. Battencourt, mengajar berarti partisipasi dengan siswa
dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan,
bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu
bentuk belajar sendiri.11
10
Ibid., 41-42.
11
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Jokyakarta: Kanisius, 1997), 65.
12
Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator
dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan
baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin atau pun
guru yang mengajar. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam
beberapa tugas sebagai berikut: 12
1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian.
Karena itu, memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang
guru.
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung
proses belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu
menyediakan pengalaman konflik.
3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa
jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mcmpertanyakan apakah
pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang
berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan
siswa.
Agar peran guru berjalan dengan optimal:
a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.
b. Guru perlu membicarakan tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas
bersama siswa.
c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi sebagai
pelajar di tengah pelajar.
12
Ibid., 66
13
d. Guru perlu meningkatkan keterlibatan dengan siswa yang sedang
berjuang dan kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar.
Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti
dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir
berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru. 13
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan
model pembelajaran yang melibatkan beberapa langkah, 14 yaitu:
a. Pengenalan
b. Pembelajaran kompetensi
c. Pemulihan
d. Pendalaman
e. Pengayaan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan
mudah dengan contoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tahap ini, guru perlu mencermati melalui penilaian
prakonsep atau kompetensi awal yang dimiliki peserta didik untuk maju ke
tahap berikutnya. Tahap pembelajaran kompetensi merupakan tahap di
mana peserta didik mulai beranjak dari mengenali kompetensi baru ke
menguasai kompetensi dasar. Hasil penilaian akan menunjukkan apakah
peserta didik perlu diberi tahapan pemulihan, yaitu tahap di mana peserta
didik memulihkan prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi secara
benar.
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara benar, guru
dapat menilai sejauh mana minat, potensi, dan kebutuhan dalam penguasaan
kompetensi dasar. Apabila peserta didik cukup berminat dan kompetensi
dasar telah dikuasai secara tuntas, tahap pemulihan dapat dilewati dan maju
ke tahap berikutnya yaitu tahap pendalaman. Apabila tahap pendalaman
telah dilaksanakan, terdapat otomatisasi berpikir dan bertindak sebagai
13
Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Proyek Pengambangan
Universitas Terbuka Dirjen Dikti Depdiknas, 2001), 24
14
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, 109-110.
14
perwujudan kompetensi. Selanjutnya, dapat diberikan tahap pengayaan agar
peserta didik memperoleh variasi pengalaman belajar. Berbagai latihan
dapat digunakan untuk mendalami atau memperkaya kompetensi.
Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah suatu kompetensi
telah tuntas dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian dapat diketahui jenis-
jenis latihan yang perlu diberikan kepada peserta didik sebagai pemulihan,
pendalaman, dan pengayaan.
Perlu kami pertegas, bahwa strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah
pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari yang
sederhana ke yang kompleks, dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik
perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk mengkontruksi atau
membangun pengetahuannya. Suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam
mata pelajarn sebaiknya dibangun siswa dalam bimbingan guru. Strategi
pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan
menemukan sesuatu.
C. Kesimpulan
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan
aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang
bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami
belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan
dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.
Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih
memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman
mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah
diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih
diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan meraka melalui
asimilasi dan akomodasi.
Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator dan
fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik.
15
Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin atau pun guru
yang mengajar.
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan
model pembelajaran yang melibatkan beberapa langkah, yaitu:
1. Pengenalan
2. Pembelajaran kompetensi
3. Pemulihan
4. Pendalaman
5. Pengayaan
D. DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Agus Suprijono, 2012, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ella Yulaelawati, 2004, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan
Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran.
Jogyakarta: Ar Ruzz Media
Paulina Pannen, 2001, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: Proyek
Pengambangan Universitas Terbuka Dirjen Dikti Depdiknas.
Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta:
Kanisius.
16
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME
ARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori Belajar Dan Pembelajaran
PAI”
Pengampu Bapak Dr. Buna’i, S.Ag., M.Pd.
OLEH :
MOHAMMAD IMAM SYAMRONI LATIF
NIM. 18201321025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM MAGISTER (S2)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PAMEKASAN

More Related Content

What's hot

Pembelajaran Inquiry.ppt
Pembelajaran Inquiry.pptPembelajaran Inquiry.ppt
Pembelajaran Inquiry.pptrambosiahaan
 
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptapotek agam farma
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxSultonRizal
 
TEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELTEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELharishmwddh
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 
4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konselingkomisariatimmbpp
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumgreen_sarijo
 
[4] rpp sd kelas 2 semester 1 aku dan sekolahku
[4] rpp sd kelas 2 semester 1   aku dan sekolahku[4] rpp sd kelas 2 semester 1   aku dan sekolahku
[4] rpp sd kelas 2 semester 1 aku dan sekolahkuHum_May10
 

What's hot (20)

Pembelajaran Inquiry.ppt
Pembelajaran Inquiry.pptPembelajaran Inquiry.ppt
Pembelajaran Inquiry.ppt
 
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Konsep kurikulum
Konsep kurikulumKonsep kurikulum
Konsep kurikulum
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptx
 
TEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBELTEORI BELAJAR AUSUBEL
TEORI BELAJAR AUSUBEL
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
Presentation progresivisme
Presentation progresivisme Presentation progresivisme
Presentation progresivisme
 
4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling
 
Topik 2.pdf
Topik 2.pdfTopik 2.pdf
Topik 2.pdf
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 
Angket minat belajar
Angket minat belajarAngket minat belajar
Angket minat belajar
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
 
[4] rpp sd kelas 2 semester 1 aku dan sekolahku
[4] rpp sd kelas 2 semester 1   aku dan sekolahku[4] rpp sd kelas 2 semester 1   aku dan sekolahku
[4] rpp sd kelas 2 semester 1 aku dan sekolahku
 
Kontruktivisme
KontruktivismeKontruktivisme
Kontruktivisme
 

Viewers also liked

Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
 
konstruktivisme untuk pengajaran
konstruktivisme untuk pengajarankonstruktivisme untuk pengajaran
konstruktivisme untuk pengajarancik noorlyda
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaSeptian Muna Barakati
 
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikanTeori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikanstate univ of surabaya
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeBun Faris
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranJesicaDinna
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan febrywenny
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotskyartyschatz
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismesahronzulkepli
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikUzi Ilman
 
psikologi Pendidikan -Teori humanistik
psikologi Pendidikan -Teori humanistikpsikologi Pendidikan -Teori humanistik
psikologi Pendidikan -Teori humanistikAnita Rahman
 
TEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMETEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMESigmund Fai
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajararuna227
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranروحايز حمزه
 

Viewers also liked (18)

Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
 
konstruktivisme untuk pengajaran
konstruktivisme untuk pengajarankonstruktivisme untuk pengajaran
konstruktivisme untuk pengajaran
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivisme
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
 
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikanTeori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Makalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristikMakalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristik
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristik
 
psikologi Pendidikan -Teori humanistik
psikologi Pendidikan -Teori humanistikpsikologi Pendidikan -Teori humanistik
psikologi Pendidikan -Teori humanistik
 
TEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMETEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISME
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
 

Similar to Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAnisaNabilaNurSetya
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeMuhammadLatif68
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikPujiati Puu
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeBun Faris
 
Konstruktivistik mardiah
Konstruktivistik mardiahKonstruktivistik mardiah
Konstruktivistik mardiahDiah Japri
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
 
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxTEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxbambang848884
 
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptSesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptHeniJunianti
 
PPT teori kontruktivsm.pptx
PPT teori kontruktivsm.pptxPPT teori kontruktivsm.pptx
PPT teori kontruktivsm.pptxumipratiwi4
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikanurcahyono19
 

Similar to Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme (20)

Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
 
Sbd1
Sbd1Sbd1
Sbd1
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
 
Teori konsruktivis
Teori konsruktivisTeori konsruktivis
Teori konsruktivis
 
Teori Konstruktivisme
Teori KonstruktivismeTeori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Konstruktivistik mardiah
Konstruktivistik mardiahKonstruktivistik mardiah
Konstruktivistik mardiah
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
 
Teori konstruktive
Teori konstruktiveTeori konstruktive
Teori konstruktive
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
 
Artikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar PembelajaranArtikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar Pembelajaran
 
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptxTEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
TEORI KONSTRUKTIVISME [Repaired].pptx
 
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptSesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
 
PPT teori kontruktivsm.pptx
PPT teori kontruktivsm.pptxPPT teori kontruktivsm.pptx
PPT teori kontruktivsm.pptx
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
 

More from Bun Faris

Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanBun Faris
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanBun Faris
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tesBun Faris
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Validitas tes saya
Validitas tes sayaValiditas tes saya
Validitas tes sayaBun Faris
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumBun Faris
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasBun Faris
 

More from Bun Faris (8)

Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tes
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Validitas tes saya
Validitas tes sayaValiditas tes saya
Validitas tes saya
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 

Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme

  • 1. 1 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME ABSTRAK Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Tujuan teori ini adalah adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab seseorang itu sendiri, mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya, membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap, mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekan pada proses belajar bagaimana belajar itu. Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan meraka melalui asimilasi dan akomodasi. Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa-lah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan teman atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Kata kunci : konstruktivisme, pengetahuan, proses belajar, guru, siswa. A. Pendahuluan Perkembangan dan kemajuan zaman yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan menyebabkan dunia ini sangat bervariasi dan terdapat hal-hal yang menarik untuk diketahui. Berbagai aspek yang mengalaimi perkembangan misalnya, bidang IPTEK, bidang penelitian, bidang kepemerintahan, bidang pendidikan dan berbagai bidang-bidang lainya. Adanya berbagai perubahan ini bermuara pada suatu hal yaitu pada bidang Pendidikan. Bidang Pendidikn merupakan faktor mendasar dalam berbagai hal untuk memperbaiki sumber daya manusia yang handal. Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki. Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki tersebut adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang
  • 2. 2 terus menerus untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses (to) learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya. ( Raka Joni , 1990) 1 Langkah strategis bagi perwujudan tujuan di atas adalah adanya layanan ahli pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi. Student active learning atau pendekatan cara belajar siswa aktif di dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang mengukui sentralitas peranan siswa di dalam proses belajar, adalah landasan yang kokoh bagi terbentuknya manusia-manusia masa depan yang diharapkan. Untuk melaksanakan itu semua diperlukan penanganan yang memberikan perhatian terhadap aspek strategis pendekatan yang tepat ketika individu belajar. Dengan kata lain, pendidikan ditantang untuk memusatkan perhatian pada terbentuknya manusia masa depan yang memiliki karakteristik diatas. Kajian terhadap teori belajar konstruktivistik dalam kegiatan belajar dan pembelajaran memungkinkan menuju kepada tujuan tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih spesifik mengenai definisi, tujuan, karakteristik, kelebihan dan kekurangan, ruang lingkup serta langkah-langkah dalam teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme. B. Pembahasan 1. Pengertian, ruang lingkup teori belajar konstruktivisme Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak dari teori pembelajaran Behaviorisme yang didukung oleh B.F Skinner yang mementingkan perubahan tingkah laku pada pebelajar. Pembelajaran dianggap berlaku apabila terdapat perubahan tingkah laku kepada pelajar, contohnya dari tidak tahu kepada tahu. Hal ini, kemudiannya beralih kepada teori pembelajaran kognitivisme yang diperkenalkan oleh Jean Piaget di mana ide utama pandangan ini adalah mental. 1 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2005), 55
  • 3. 3 Semua dalam diri individu diwakili melalui struktur mental dikenal sebagai skema yang akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima, difahami oleh manusia. Jika ide tersebut sesuai dengan skema, ide ini akan diterima begitu juga sebaliknya dan seterusnya lahirlah teori pembelajaran konstruktivisme yang merupakan pandangan terbaru di mana pengetahuan akan dibangun sendiri oleh pembelajar berdasarkan pengetahuan yang ada pada mereka. Makna pengetahuan, sifat-sifat pengetahuan dan bagaimana seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan, menjadi perhatian penting bagi aliran konstruktivisme. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak- kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu, pada saat manusia belajar menurut Piaget, sebenarnya telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi. Beda halnya dengan Vigotsky, bahwa proses belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses ayng lebih tinggi dan essensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. 2 Pada dasarnya perspektif ini mempunyai asumsi bahwa pengetahuan lebih bersifat kontekstual daripada absolut, yang memungkinkan adanya penafsiran jamak (multiple perspektives) bukan hanya satu perspektif saja. Hal ini berarti bahwa “pengetahuan dibentuk menjadi pemahaman individual melalui interaksi dengan lingkungan dan orang lain”. Peranan kontribusi siswa terhadap makna, pemahaman, dan proses belajar melalui kegiatan individual dan sosial menjadi sangat penting. 2 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 124.
  • 4. 4 Perspektif konstruktivisme mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan yang bersifat subyektif. Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Von Glasersfeld mengatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya. 3 Menurut para penganut konstruktiv, pengetahuan dibina secara aktif oleh seseorang yang berfikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya melalui berintekrasi sosial dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. 4 Konsep 3 Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 23. 4 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar Raya, 2004), 53.
  • 5. 5 teori belajar konstruktivisme mempunyai interpretasi perwujudan yang beragam. Belajar merupakan proses aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan dan bukan proses menerima pengetahuan. Proses pembelajaran yang terjadi lebih dimaksudkan untuk membantu atau mendukung proses belajar, bukan sekedar untuk menyampaikan pengetahuan. Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi. Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa-lah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian diaplikasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya tujuan dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada peserta didik. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik yaitu: 1. Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan.
  • 6. 6 2. Mengutamakan proses. 3. Menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman sosial. 4. Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman. Dalam konsep belajar Konstruktivistik, fornot mengemukakan aspek- aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the construction of meaning).5 Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget, adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui empat proses yaitu skemata, asimilasi dan akomodasi dan Equilibrium. 6 Skemata, manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia cendrung mengorganisasikan tingkah laku dan pikirannya. Hal itu mengakibatkan adanya sejumlah struktur spikologis yang berbeda bentuknya pada setiap fase atau tingkatan perkembangan tingkah laku dan kegiatan berfikir manusia. Struktur ini disebut dengan struktur pikiran (intelektual scheme). Dengan demikian, pikiran harus memiliki suatu struktur yaitu skema yang berfungsi melakukan adaptasi dengan lingkungan dan menata lingkungan itu secara intelektual. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini terus berjalan. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru. 5 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011), 117. 6 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, teori Belajar dan Pembelajaran, 118
  • 7. 7 Akomodasi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Equilibrium (keseimbangan), individu berusaha untuk mencapai struktur mental atau skemata yang stabil, dalam artian adanya keseimbangan antara proses asimilasi dan proses akomodasi. Seandainya hanya terjadi asimilasi secara kontinue, maka yang bersangkutan hanya akan memiliki beberapa skemata global dan tidak mampu melihat perbedaan antara berbagai hal. Sebaliknya jika hanya ada akomodasi saja yang terjadi secara kontinue, maka individu akan hanya memiliki skemata yang kecil-kecil saja, dan mereka tidak memiliki skemata yang umum. Itulah sebabmya, ada keserasian diantara asimilasi dan akomodasi yang oleh J. Piaget disebut dengan keseimbangan. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan. Akibat ketidakseimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (desquilibrium- Equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan
  • 8. 8 kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan meraka melalui asimilasi dan akomodasi. Adapun tujuan dari teori ini adalah: a. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab seseorang itu sendiri. b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekan pada proses belajar bagaimana belajar itu. 7 Adapun karakteristik / ciri pembelajaran dalam konstruktivisme adalah sebagai berikut : 8 a. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru melalui keterlibatannya dalam dunia sebenarnya. b. Mendorong ide-ide siswa sebagai panduan merancang pengetahuan. c. Mendukung pembelajaran secara koperatif. d. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh siswa. e. Mendorong siswa mau bertanya dan berdialog dengan guru. f. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. g. Mendorong proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksprerimen. 2. Langkah-langkah belajar konstruktivisme Sebagai pelengkap akan saya paparkan perbandingan teori konstruktivisme dengan teori yang lain. Dalam hal ini Brooks dan brooks memberikan perbandingan menarik antara kelas konstruktivisme dan tradisional sebagai berikut : 9 7 Ibid., 108. 8 Ibid., 109 9 Agus Suprijono, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), 36-38.
  • 9. 9 Tabel 1. Kelas Konstruktivisme Dan Tradisional Konstruktivisme Tradisional Kegiatan belajar bersandar pada materi hands-on Kegiatan belajar bersandar pada tex- books Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan kemudian pindah ke bagian-bagian Presentasi dimulai dari bagian-bagian, kemudian pindah ke keseluruhan Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada keterampilan- keterampilan dasar Guru mengikuti pertanyaan siswa Guru mengikuti kurikulum yang pasti Guru menyiapkan lingkungan belajar dimana siswa dapat menemukan pengetahuan Guru mempresentasikan informasi kepada peserta didik Guru berusaha membuat peserta didik mengungkapkan sudut pandang dan pemahaman mereka sehingga mereka dapat memahami pembelajaran mereka Guru berusaha membuat peserta didik memberikan jawaban yang benar Assesmen diintegrasikan dengan belajar mengajar melalui portopolio dan observasi Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan terjadi melalui testing S. Degeng mengomparasikan antara behaviorisme dan konstruktivisme sebagai berikut : Tabel 2. Komparasi Teori Behavioristik dan Konstruktivistik Aspek Behaviorisme Konstruktivisme Sifat pengetahuan Pengetahuan bersifat objektif,pasti, tetap, terstruktur, rapi Non-objektif, temporer selalu berubah Belajar Belajar adalah perolehan pengetahuan Pemaknaan pengetahuan Mengajar Memindahkan pengetahuan kepada orang yang beajar Menggali makna Fungsi mind Penjiplak struktur pengetahuan Menginterpretasi sehingga muncul makna uang unik Pembelajaran Pembelajar diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengajar Pembelajar bisa memiliki pemahaman berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari
  • 10. 10 terhadap pengetahuan yang dipelajari Pengelolaan Pembelajaran Pembelajar dihadapkan pada aturan yang jelasyang ditetapkan lebih dahulu secara ketat Pembiasaan (disiplin) sangat esensial Pembelajar dihadapkan pada lingkungan belajar yang bebas Kebebasan merupakan sistem yang sangat esensial Kegagalan dan keberhasilan pembelajaran Kegagalan atau ketidakmampuan dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai KESALAHAN, HARUS DIHUKUM. Keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas dipuji atau diberi hadiah Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan. Kontrol belajar dipegang oleh sistem diluar diri pembelajar Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan Kontrol belajar dipegang oleh pembelajar Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menekankan pada penambahan pengetahuan. Seseorang dikatakan telah belajar apabila mampu mengungkapkan kembali apa yang dipelajari Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktifitas kreatif-produktif dalam konteks nyata Strategi pembelajaran Keterampilan terisolasi mengikuti urutan kurikulum ketat. Aktivitas mengikuti buku teks. Menekankan pada hasil Penggunaan pengetahuan secara bermakna. Mengikuti pendangan pembelajar. Aktivitas belajar dalam konteks nyata. Menekankan pada proses Evaluasi Respons pasif. Menuntut satu jawaban benar. Evaluasi merupakan bagian terpisah dari belajar. Penyusunan makna secara aktif. Menuntut pemecahan ganda. Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar
  • 11. 11 Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan belajar artikulasi, yaitu proses mengartikulasi ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya mengontruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui peng-akspresian ide-ide. Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Orientasi, merupakan fase untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik. Memperhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran. 2. Elicitasi, merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide- ide yang dimilikinya dengan memberi kesemptan kepada peserta didik untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik. 3. Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide dengan cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman lalui diskusi. 4. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk peserta didik perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. 5. Reviu, dalam fase ini memungkinkan peserta didik mengaplikasikan pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi lebih lengkap. 10 Menurut A. Battencourt, mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.11 10 Ibid., 41-42. 11 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Jokyakarta: Kanisius, 1997), 65.
  • 12. 12 Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin atau pun guru yang mengajar. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut: 12 1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu, memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru. 2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik. 3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mcmpertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa. Agar peran guru berjalan dengan optimal: a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa yang sudah mereka ketahui dan pikirkan. b. Guru perlu membicarakan tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas bersama siswa. c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi sebagai pelajar di tengah pelajar. 12 Ibid., 66
  • 13. 13 d. Guru perlu meningkatkan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru. 13 Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa langkah, 14 yaitu: a. Pengenalan b. Pembelajaran kompetensi c. Pemulihan d. Pendalaman e. Pengayaan Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan mudah dengan contoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini, guru perlu mencermati melalui penilaian prakonsep atau kompetensi awal yang dimiliki peserta didik untuk maju ke tahap berikutnya. Tahap pembelajaran kompetensi merupakan tahap di mana peserta didik mulai beranjak dari mengenali kompetensi baru ke menguasai kompetensi dasar. Hasil penilaian akan menunjukkan apakah peserta didik perlu diberi tahapan pemulihan, yaitu tahap di mana peserta didik memulihkan prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi secara benar. Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara benar, guru dapat menilai sejauh mana minat, potensi, dan kebutuhan dalam penguasaan kompetensi dasar. Apabila peserta didik cukup berminat dan kompetensi dasar telah dikuasai secara tuntas, tahap pemulihan dapat dilewati dan maju ke tahap berikutnya yaitu tahap pendalaman. Apabila tahap pendalaman telah dilaksanakan, terdapat otomatisasi berpikir dan bertindak sebagai 13 Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Proyek Pengambangan Universitas Terbuka Dirjen Dikti Depdiknas, 2001), 24 14 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, 109-110.
  • 14. 14 perwujudan kompetensi. Selanjutnya, dapat diberikan tahap pengayaan agar peserta didik memperoleh variasi pengalaman belajar. Berbagai latihan dapat digunakan untuk mendalami atau memperkaya kompetensi. Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah suatu kompetensi telah tuntas dikuasai atau belum. Dari hasil penilaian dapat diketahui jenis- jenis latihan yang perlu diberikan kepada peserta didik sebagai pemulihan, pendalaman, dan pengayaan. Perlu kami pertegas, bahwa strategi pembelajaran perlu mengikuti kaedah pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dan dari yang mudah ke sulit. Peserta didik perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk mengkontruksi atau membangun pengetahuannya. Suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam mata pelajarn sebaiknya dibangun siswa dalam bimbingan guru. Strategi pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk menemukan pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. C. Kesimpulan Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokoskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan meraka melalui asimilasi dan akomodasi. Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik.
  • 15. 15 Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin atau pun guru yang mengajar. Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa langkah, yaitu: 1. Pengenalan 2. Pembelajaran kompetensi 3. Pemulihan 4. Pendalaman 5. Pengayaan D. DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta. Agus Suprijono, 2012, Cooperative Learnig Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media. Ella Yulaelawati, 2004, Kurikulum dan Pembelajaran; Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya. Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar Ruzz Media Paulina Pannen, 2001, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: Proyek Pengambangan Universitas Terbuka Dirjen Dikti Depdiknas. Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius.
  • 16. 16 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME ARTIKEL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori Belajar Dan Pembelajaran PAI” Pengampu Bapak Dr. Buna’i, S.Ag., M.Pd. OLEH : MOHAMMAD IMAM SYAMRONI LATIF NIM. 18201321025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM MAGISTER (S2) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PAMEKASAN