Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan Islam dan kebudayaan Arab pra-Islam. Ia menjelaskan pengertian kebudayaan menurut para ahli, unsur-unsur kebudayaan, dan fungsinya. Dokumen juga menjelaskan kehidupan masyarakat Arab pra-Islam yang kacau balau tanpa aturan, sistem kepercayaan mereka waktu itu, dan hukum yang berlaku yang didasarkan pada kekuatan bukan keadilan. Islam kemudian had
1. ISLAM DAN KEBUDAYAAN
ANGGOTA :
-THOHARUDDIN SHALEH
1441172105045
-GOYATUR RUHANA
1441172105106
- NODYA AMBARMAYA
1441172105110
2. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari
istilah culture dari bahasa Inggris.Kata culture berasal
dari bahasa latin colore yang berarti mengolah,
mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah,
perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak.
Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan
kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan
batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat – istiadat.
3. BEBERAPA PENGERTIAN KEBUDAYAAN
MENURUT PARA AHLI
Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180): Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
manusia dengan belajar.
Ki Hajar Dewantara: Kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,
yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
4. Edward B. Taylor: Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs dan B.J. Stern: Kebudayaan mencakup
keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi,
religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan
warisan social.
5. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kesenian.
Sistem teknologi dan peralatan.
Sistem organisasi masyarakat.
Bahasa.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi.
Sistem pengetahuan.
Sistem religi.
6. FUNGSI KEBUDAYAAN
Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok,
contohnya: norma. Norma adalah kebiasaan yang dijadikan dasar
bagi hubungan antara orang-orang tersebut sehingga tingkah laku
masing-masing bisa diatur. Norma sifatnya tidak tertulis dan
berasal dari masyarakat. Maka apabila dilanggar, sangsinya
berupa cemoohan dari masyarakat.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan
lainnya, contoh: kesenian.
Melindungi diri kepada alam. Hasil karya masyarakat melahirkan
teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan alamnya.
Pembimbing kehidupan manusia.
Pembeda antar manusia dan binatang.
7. ISLAM DAN KEBUDAYAAN ARAB PRA
ISLAM
A. Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam
dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Zaman
jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan
terhadap kebenaran. Tatanan sosial dan akhlak tidak
berjalan semestinya, yang kuat senantiasa menindas
yang lemah, kaum wanita menjadi sasaran tindak
kejahatan dan masih banyak lagi pelanggaran-
pelanggaran yang terjadi pada masa itu.
8. Kehidupan mereka belum teratur seperti
sekarang. Pada waktu itu kehidupan mereka
sangat keras, hidup bersuku-suku, dan suka
berperang. Masyarakat Arab kehilangan kendali,
tidak ada panutan yang dapat menuntun ke arah
kebaikan, yang ada hanyalah kehidupan jahiliyah.
Perilaku masyarakat senantiasa bertentangan
dengan nilai-nilai kebaikan dan tidak ada yang
menyembah Allah SWT.
9. B. Sistem Kepercayaan
Dalam hal kepercayaan (Aqidah), bangsa Arab pra
Islam percaya kepada Allah sebagai pencipta. Mereka
sudah memahami keesaan Allah dan mengikuti agama
yang menuhankan Allah. Sebelum Nabi Muhammad
Saw. diutus, mereka sudah kerap kali kedatangan
dakwah dari para nabi utusan Allah, yang
menyampaikan seruan agar menyembah kepada Tuhan
Yang Maha Esa semata-mata, jangan sampai
mempersekutukan sesuatu dengan-Nya.
10. C. Hukum yang Berlaku
Dalam hal hukum, hukum jahiliyah juga
diistilahkan dengan hukum rimba, yaitu menegakkan yang
salah dan mengalahkan yang benar. Hukum bukan
berdasarkan kepada keadilan, tetapi kepada kekuatan.
Siapa yang kuat dialah yang dimenangkan meskipun
dipihak yang salah. Yang lemah dikalahkan meskipun
berada di pihak benar. Hukum jahilliyah dalam prakteknya
sangat dipengaruhi oleh kedudukan. Orang Yahudi mau
masuk Islam jika mereka dimenangkan. Di zaman jahiliyah
sangatlah tepat kalau praktek hukumnya dikatakan
memakai hukum rimba, sebab tidak ada perlindungan dari
yang kuat terhadap yang lemah. Hal ini mengakibatkan
seringnya perang antar suku.