Studi ini melakukan meta-analisis terhadap 14 uji klinis yang menilai pengaruh pemberian deksametason secara sistemik dan lokal terhadap tingkat keberhasilan anestesi, intensitas nyeri, dan efek samping pada pasien dengan pulpitis ireversibel simtomatik. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian deksametason meningkatkan tingkat keberhasilan anestesi dan mengurangi intensitas nyeri pasca operasi."
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
1. Deksametason Meningkatkan
Keberhasilan Anestesi pada Pasien
Pulpitis Irreversibel Simtomatik: Analisis
MetaDeksametason
dalam Meningkatkan Keberhasilan
Anestesi pada Pasien
Pulpitis Irreversibel Simtomatik: Meta-
Analisis
Disusun Oleh:
3. Date 3
Metode
Pencarian informasi dilakukan menggunakan
PubMed dan Google Scholar. Risiko bias dari
studi yang disertakan dievaluasi dengan alat
risiko bias dari Cochrane Collaboration. Tingkat
keberhasilan anestesi, intensitas nyeri (VAS),
dan efek samping diambil.
Kesimpulan
pemberian deksametason secara sistemik
meningkatkan tingkat keberhasilan anestesi
dan meningkatkan manajemen nyeri pada
pasien dengan SIP.
Analisis Data
Data dianalisis menggunakan uji Mantel-
Haenszel dan odds ratio atau invers variance
dan standart mean difference
Hasil
Deksametason meningkatkan keberhasilan
anestesi dibandingkan dengan plasebo (n =
502; p <0,001; OR = 2,59; 95% CI: 1,46 hingga
4,59). Selain itu, pasien yang diberi
deksametason memiliki skor nyeri yang lebih
rendah pada 6 jam (n = 302; p <0,001; MD= -
1,43; 95% CI: -2,28 hingga -0,58), 12 jam (n =
302; p <0,0001; MD = 1,65; 95% CI: 2,39
hingga 0,92), dan 24 jam (n = 302; p <0,0008;
MD = 1,27; 95% CI: 2,01 hingga 0,53) bila
dibandingkan dengan plasebo.
Tujuan
Untuk menilai pengaruh deksametason
terhadap keberhasilan anestesi gigi pada
pasien SIP
Latar Belakang
Blok saraf alveolar inferior (IANB) memiliki
tingkat kegagalan yang tinggi pada subjek
dengan pulpitis ireversibel simtomatik (SIP).
Telah disarankan bahwa obat dengan aktivitas
anti-inflamasi dapat meningkatkan keefektifan
anestesi yang digunakan untuk IANB
5. Date Your Footer Here 5
5
1 2
4 3 Pemberian tambahan anestesi lokal, serta
pemberian sistemik obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID), kortikosteroid , dan
analgesik opioid—telah digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
peradangan jaringan pulpa, dan dengan
demikian mencapai anestesi gigi yang
paling memadai selama perawatan
endodontik
Tujuan utama dari tinjauan
sistematis dan penilaian meta-
analitik ini adalah untuk
mengevaluasi efek dari pemberian
deksametason secara sistemik dan
lokal pada tingkat keberhasilan
anestesi, intensitas nyeri, dan efek
samping pada pasien dengan SIP
Penyebab kegagalan anestesi pada pasien
dengan SIP terkait dengan proses
inflamasi—perubahan ekspresi saluran
Na+ pada daerah atipikal bila dibandingkan
dengan pulpa normal, perubahan
potensial membran, dan penurunan
ambang eksitabilitas—pulpa
Dalam bidang
endodontik, pulpitis
ireversibel simptomatik
(SIP) merupakan keadaan
darurat gigi
7. 7
Registrasi
Tinjauan sistematis ini
dikembangkan dalam aturan yang
ketat terhadap pedoman
pelaporan tinjauan sistematis dan
meta-analisis studi yang menilai
intervensi perawatan kesehatan
(PRISMA) [25-27]. Protokol telah
terdaftar di PROSPERO:
CRD42021279262.
Pertanyaan terpusat
Seberapa efektif deksametason
dibandingkan dengan plasebo atau
anestesi lokal dalam hal tingkat
keberhasilan anestesi dan
manajemen nyeri pasca
endodontik pada pasien dengan
SIP?
8. Populasi, Perlakuan, Kontrol,
Pendekatan Hasil (PICO)
Date Your Footer Here 8
Kriteria Ekslusi
Studi klinis melaporkan
kriteria ekslusi lebih dari
20%.
Risiko bias yang tinggi
menurut alat risiko bias
dari Cochrane
Collaboration
Kriteria Inklusi
Populasi: Uji klinis acak, double-
blind.
Perlakuan: Pemberian
deksametason pada pasien dengan
SIP.
Kontrol: Kelompok yang
menggunakan plasebo/kelompok
dengan anestesi lokal.
Hasil: Tingkat keberhasilan anestesi,
kedalaman dan durasi anestesi,
intensitas nyeri menggunakan skala
analog visual (VAS), intensitas nyeri
yang dievaluasi melalui Heft-Parker
VAS, obat analgesik, dan efek
samping.
Kriteria ini ditulis sesuai dengan
rekomendasi PICO.
9. Pencarian Informasi
Date Your Footer Here 9
Filter
Pubmed dan Google Schoolar
Symptomatic irreversible
pulpitis
Dexamethason
active dental pain
Corticosteroid
Dental pain
glucocorticoids
Jenis Artikel:
Artikel Jurnal
Uji Klinis
Uji coba terkontrol
secara acak
01 02 03
Bahasa:
Inggrtis atau Spanyol
Spesies:
Manusia
10. Date Your Footer Here 10
Penilaian Risiko
Bias
• Menggunakan Cochrane
Collaboration’s
• Masing-masing dari 7 poin alat
menilai risiko bias sebagai risiko
rendah (hijau), risiko sedang (kuning),
atau risiko tinggi (merah)
• Hanya studi yang memperoleh skor
risiko bias rendah dan sedang yang
dipertimbangkan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif Pengambilan
Imanformasi
• Diperoleh data ID artikel, desain,
perawatan, ukuran sampel, dosis,
tingkat keberhasilan anestesi,
kedalaman dan anestesi, tes pulpa
termal atau listrik, intensitas nyeri,
obat analgesik, dan efek samping
• Dua penilai independen melakukan
penilaian bias dan ekstraksi data.
Setiap ketidaksepakatan di antara
mereka ditinjau dan diputuskan oleh
evaluator ketiga, bila diperlukan
11. Analisis Statistik
Date Your Footer Here 11
Keberhasilan anestesi dianalisis
menggunakan uji Mantel-
Haenszel dan rasio odds (OR).
Itensitas nyeri dinilai dengan
varians terbalik dan perbedaan
rata-rata standar.
Perangkat lunak Review
Manager 5.3 untuk Windows
digunakan untuk analisis
data, forest plot, dan funnel
plot dengan model efek acak.
Nilai p 0,05 dan rasio odds atau
perbedaan rata-rata 1 (nilai
positif atau negatif pada uji dua
sisi) dalam interval kepercayaan
95% dianggap sebagai perbedaan
yang signifikan secara statistik
Heterogenitas data diukur dengan
uji I2. Flunnel plot digunakan untuk
mewakili bias publikasi dari uji
klinis yang disertakan. Pengaruh
bobot masing-masing penelitian
terhadap hasil meta-analisis
dievaluasi melalui studi sensitivitas
01 02
03 04
13. Pencarian dan evaluasi bias
Date Your Footer Here 13
• Terdapat total 17 uji klinis ditemukan di
kedua database, 14 di antaranya
memperoleh hasil risiko bias rendah atau
sedang menurut alat risiko bias Cochrane
Collaboration.
• Dengan cara ini, 14 uji digunakan untuk
melakukan analisis kualitatif, dan 11
digunakan untuk penilaian kuantitatif
Diagram Alur Penelitian
15. Analisis Kualitatif
15
02 03 04
01 05
Agen anestesi yang paling banyak
digunakan untuk IANB adalah lidokain
(9/14)], articaine (2/14), mepivacaine
(1/14), sementara 2/14 uji klinis tidak
melaporkan agen anestesi yang
digunakan.
Selain itu, dosis deksametason yang
paling banyak digunakan adalah
sebanyak 4 mg, diikuti oleh 8 mg dan
0,5 mg
Di sisi lain, sembilan uji klinis
menggunakan pemberian
deksametason lokal, sementara lima
lainnya secara oral
Analisis kualitatif menunjukkan bahwa
lima pemeriksaan klinis menunjukkan
perbedaan statistik yang mendukung
deksametason dibandingkan dengan
plasebo, sementara tiga artikel tidak
menemukan perbedaan secara statistik
antara deksametason dan plasebo
Keberhasilan anestesi dievaluasi di
delapan uji klinis yang membandingkan
deksametason dan plasebo pada pasien
dengan SIP
16. Tabel 1. Penelitian Inklusi
Date Your Footer Here 16
ID Studi dan Desain Studi Perlakuan (n) Keterangan Pasien, Prosedur Dental, dan Evaluasi Hasil Penting/ Kesimpulan
Aggarwal dkk., 2011 [8].
Acak, double-blind,
paralel, penelitian klinis.
Kelompok A: deksametason 4
mg/1 mL (n = 23)
Kelompok B: 4% articaine dan
1:100.000 epinefrin/1,8 mL (n =
24).
Kelompok C: articaine 4%
ditambah ketorolak 30 mg / 1
mL (n = 24).
Kelompok D: pasien tidak
mendapat perlakuan (n = 23).
Semua perlakuan dilakukan
dengan injeksi bukal tambahan
pra-anestesi
Pasien ASA I atau II dengan nyeri pada molar bawah
(nyeri sedang hingga berat) dan diagnosis SIP dengan
radiografi periapikal normal. Pasien tanpa NSAID,
setidaknya 12 jam sebelum penelitian. Semua pasien
diberi IANB menggunakan lidokain 2% dan epinefrin
1:200,000. Tingkat keberhasilan dievaluasi.
Pemberian deksametason
meningkatkan keberhasilan
tingkat anestesi lokal
Aggarwal dkk., 2021 [9].
Acak, double-blind,
paralel, uji klinis.
Kelompok A: 1,8 mL
deksametason 4 mg/1 mL (n =
37).
Kelompok B: 1,8 mL diklofenak
dari vial dengan 75 mg/3 mL (n =
38).
Kelompok C: normal saline
0,9%/1,8 mL (n = 37).
Semua perawatan dilakukan
pemberian pra anestesi
intraligamen
Pasien ASA I atau II dengan nyeri pada molar bawah
(nyeri sedang hingga berat) dan diagnosis SIP dengan
radiografi periapikal normal. Pasien dengan respons
positif yang berkepanjangan terhadap tes dingin. Untuk
semua pasien, IANB dilakukan dengan menggunakan
lidokain 2%, dan menggunakan 1:200.000 epinefrin.
Indeks keberhasilan anestesi dan denyut jantung dinilai.
Pemberian deksametason
intraligamen meningkatkan
tingkat keberhasilan anestesi.
17. Date Your Footer Here 17
Aksoy dan Ege, 2020 [10].
Acak, double-blind, paralel,
uji klinis.
Kelompok A: deksametason 8 mg/2
mL (n = 30).
Kelompok B: tramadol 100 mg/2
mL (n = 30).
Kelompok C: normal salin 0,9%/2
mL (n = 30).
Semua perlakuan diberikan
(volume 2 mL) pada lipatan
mukobukal molar mandibula
setelah anestesi.
Pasien sehat berusia 18 hingga 65 tahun dengan diagnosis SIP
(nyeri sedang hingga berat) pada molar mandibula, area
periapikal secara radiografik normal, dan tidak ada nyeri pada
perkusi. Pasien tanpa obat analgesik, setidaknya 12 jam
sebelum penelitian. Pasien dengan respons positif yang
berkepanjangan terhadap tes dingin. Semua pasien diberikan
IANB menggunakan 4% articaine dengan 1:200,000 epinefrin.
Intensitas nyeri pasca operasi, obat analgesik, dan efek
samping dievaluasi
Deksametason lebih efektif untuk
mengontrol nyeri bila dibandingkan
dengan saline.
Aksoy dkk., 2021 [11]. Acak,
double-blind, paralel, uji
klinis
Kelompok A: deksametason 8 mg/2
mL (n = 30).
Kelompok B: tramadol 100 mg/2 mL
(n = 30).
Kelompok C: articaine 4%/1,8 mL (n
= 30).
Kelompok D: normal salin 0,9%/2
mL (n = 30).
Semua perlakuan diberikan (volume
2 mL) pada lipatan mukobukal molar
mandibula setelah anestesi.
Pasien sehat berusia 18 hingga 65 tahun dengan diagnosis SIP
(nyeri sedang hingga berat) pada molar mandibula, area
periapikal secara radiografik normal, dan tidak ada nyeri pada
perkusi Pasien tanpa obat analgesik, setidaknya 24 jam
sebelum penelitian. Pasien dengan respons positif yang
berkepanjangan terhadap tes dingin. Semua pasien diberi IANB
menggunakan 4% articaine dengan 1:200.000 epinefrin.
Anestesi berhasil bila tingkat nyeri pasien termasuk dalam
kategori tidak nyeri atau nyeri ringan. Blokade sensorik, durasi
anestesi, indeks keberhasilan, dan efek samping dinilai.
Deksametason meningkatkan durasi
aktivitas anestesi bila dibandingkan
dengan saline
Bidar dkk., 2017 [14]. Acak,
double-blind, paralel,
investigasi klinis.
Kelompok A: deksametason 4 mg (n
= 26).
Kelompok B: ibuprofen 400 mg (n =
26)
Kelompok C: plasebo (n = 26).
Semua perlakuan diberikan melalui
oral.
Pasien dalam kesehatan yang baik, di atas 18 tahun, dengan
molar pertama atau kedua bawah dengan diagnosis SIP (nyeri
sedang hingga berat) dimasukkan. Pasien dengan respons
positif yang berkepanjangan terhadap tes dingin. Pasien tanpa
obat analgesik, setidaknya 8 jam sebelum penelitian. Standar
IANB menggunakan lidokain 2% dan epinefrin 1:80.000
digunakan. Anestesi berhasil bila tingkat nyeri pasien tidak
nyeri atau nyeri ringan. Keberhasilan anestesi dan efek samping
dievaluasi.
Deksametason meningkatkan
keberhasilan anestesi dibandingkan
plasebo.
ID Studi dan Desain Studi Perlakuan (n) Keterangan Pasien, Prosedur Dental, dan Evaluasi Hasil Penting/ Kesimpulan
Tabel 1. Penelitian Inklusi
18. Date Your Footer Here 18
ID Studi dan Desain Studi Perlakuan (n) Keterangan Pasien, Prosedur Dental, dan Evaluasi Hasil Penting/ Kesimpulan
El-Glil dkk., 2021 [15].
Acak, double-blind,
paralel, uji klinis
Kelompok A: 0,4 mL
deksametason 8 mg/2 mL (n = 14).
Kelompok B: 0,4 mL piroksikam 20
mg/mL (n = 14).
Kelompok C: 0,4 mL mepivacaine
2% dan levonordefrin 1:20.000 (n
= 14).
Injeksi intraligmen digunakan
untuk pemberian obat.
Pasien ASA I atau II (20 hingga 60 tahun) dengan nyeri pada
molar bawah (nyeri sedang hingga berat) dan diagnosis SIP
dengan radiografi periapikal normal. Pasien tanpa obat
analgesik atau kortikosteroid, setidaknya 24 jam sebelum
penelitian. IANB dengan mepivacaine 2% dan levonordefrin
1:20.000. Nyeri pasca-endodontik dievaluasi.
Deksametason lebih efektif
daripada
mepivacaine/levonordefrin untuk
mengontrol nyeri pada 4, 6,12, 24,
dan 48 jam pasca perawatan.
Kaushik dkk., 2020 [16].
Acak, double-blind,
paralel, uji klinis.
Kelompok A: deksametason 4
mg/1 mL (n = 34).
Kelompok B: air suling/1 mL (n =
35).
Perawatan diberikan melalui
submukosa.
Pasien yang didiagnosis dengan SIP (nyeri sedang hingga
berat) yang melibatkan molar mandibula, tanpa patologi.
Pasien dengan respons positif yang berkepanjangan terhadap
tes dingin. Lidokain IANB 2% dengan 1:200.000 epinefrin
digunakan. Keberhasilan anestesi dievaluasi.
Diamati tingkat keberhasilan
anestesi yang sama antara
deksametason dan air suling.
Kumar dkk., 2021 [17].
Acak, double-blind,
paralel, investigasi klinis.
Kelompok A: deksametason 0,5
mg (n = 21).
Kelompok B: ibuprofen 800 mg (n
= 21).
Kelompok C: kombinasi
deksametason-ibuprofen (n = 23).
Kelompok D: plasebo (n = 20).
Premedikasi oral.
Pasien ASA I atau II dengan nyeri pada molar bawah (nyeri
sedang hingga berat) dan diagnosis SIP dengan radiografi
periapikal normal. Pasien yang tidak menggunakan analgesik
selama setidaknya 12 jam sebelum penelitian. Pasien dengan
respons positif yang berkepanjangan terhadap tes dingin.
Untuk semua subjek, IANB dilakukan dengan menggunakan
lidokain 2% dan epinefrin 1:200,000. Tingkat keberhasilan
anestesi keseluruhan dinilai.
Dilaporkan memiliki tingkat anestesi
yang sama untuk deksametason dan
plasebo.
Mehrvarzfar dkk., 2008
[19] Acak, double-blind,
paralel, Uji klinis.
Kelompok A: deksametason 8
mg/2 mL (n = 50).
Kelompok B: plasebo (lidokain
2%/1,8 mL) (n = 50).
Semua perlakuan diberikan
dengan injeksi supraperiosteal
(daerah periapikal) setelah
anestesi.
Pasien ASA I atau II berusia 21 hingga 58 tahun dengan
diagnosis SIP (nyeri sedang hingga berat) pada gigi insisivus
atau premolar. Pasien dengan tes termal dan elektrik positif.
Anestesi lokal yang digunakan pada semua pasien tidak
diindikasikan. Nyeri pasca endodontik dievaluasi
menggunakan VAS.
Deksametason lebih efektif untuk
kontrol nyeri pasca-endodontik
selama 24 jam pertama daripada
plasebo.
Tabel 1. Penelitian Inklusi
19. Date Your Footer Here 19
ID Studi dan Desain Studi Perlakuan (n) Keterangan Pasien, Prosedur Dental, dan Evaluasi Hasil Penting/ Kesimpulan
Mehrvarzfar dkk., 2016
[19] Acak, double-blind,
paralel, Uji klinis.
Kelompok A: 0,2 mL
deksametason 8 mg/2 mL (n =
20).
Kelompok B: 0,2 mL lidokain 2%
dan 1:80.000 epinefrin mL (n =
20).
Kelompok C: 0,2 mL saline (n =
20).
Semua perlakuan diberikan
dengan injeksi intraligmen
periodontal setelah anestesi.
Pasien ASA I atau II berusia 18 sampai 65 tahun dengan
manifestasi klinis SIP (nyeri sedang sampai berat), tanpa
lesi periapikal radiografi. Pasien dengan respons positif
yang berkepanjangan terhadap tes dingin. Asupan
analgesik opioid, NSAID, kortikosteroid, dan
antidepresan tiga siklik 12 jam sebelum pengobatan.
Pemberian 1,8 mL lidokain 2% dengan 1:80.000
epinefrin digunakan untuk mendapatkan blok molar
rahang atas atau IANB untuk molar rahang bawah.
Intensitas nyeri pasca-endodontik, asupan analgesik
penyelamatan, dan efek samping dicatat.
Deksametason mengurangi nyeri
pasca operasi bila dibandingkan
dengan plasebo.
Shahi dkk., 2013 [20].
Acak, double-blind,
paralel, uji klinis
Kelompok A: deksametason 0,5
mg (n = 55).
Kelompok B: ibuprofen 400 mg
(n = 55).
Kelompok C: plasebo (n = 55).
Semua pasien menerima
eksperimen perawatan secara
lisan
Kesehatan yang baik pada pasien (usia 18) dengan SIP
pada molar pertama atau kedua mandibula dan
radiografi periapikal normal. Pasien yang tidak
menggunakan analgesik selama setidaknya 12 jam
sebelum penelitian. Pasien dengan respons positif yang
berkepanjangan terhadap tes dingin. IANB dengan
lidokain 2% dan epinefrin 1:80.000 digunakan.
Keberhasilan anestesi dan efek samping dinilai.
Deksametason meningkatkan
keberhasilan anestesi
dibandingkan dengan plasebo.
Shokri dkk., 2018 [21].
Acak, double-blind,
paralel, investigasi
klinis.
Kelompok A: deksametason 4
mg (n = 25).
Kelompok B: ibuprofen 400 mg
(n = 25).
Kelompok C: plasebo (n = 25).
Semua perawatan diberikan
secara oral.
Pasien darurat didiagnosis dengan SIP gigi posterior
mandibula. IANB dilakukan. Namun, agen anestesi yang
digunakan tidak diungkapkan. Keberhasilan anestesi
dianalisis.
Deksametason meningkatkan
keberhasilan anestesi bila
dibandingkan dengan plasebo.
Tabel 1. Penelitian Inklusi
20. 20
ID Studi dan Desain Studi Perlakuan (n) Keterangan Pasien, Prosedur Dental, dan Evaluasi Hasil Penting/ Kesimpulan
Suresh dkk., 2020 (22).
Acak, double-blind,
paralel, studi klinis
Kelompok A: deksametason 4 mg
(n = 40).
Kelompok B: piroksikam 20 mg (n
= 40).
Kelompok C: prednisolon 20 mg (n
= 40).
Kelompok D: plasebo (n = 40).
Semua pasien menjalani
perawatan oral.
Pasien sehat sistemik berusia 18 hingga 60 tahun dengan
diagnosis SIP pada gigi rahang atas atau rahang bawah dan
radiografi periapikal normal. Pasien dengan respons positif
yang berkepanjangan terhadap tes dingin. Pasien yang tidak
mengonsumsi analgesik, steroid, atau antibiotik setidaknya
selama 24 jam sebelum penelitian. Lidokain 2% dan epinefrin
1:100.000 digunakan untuk melakukan IANB. Nyeri pasca-
endodontik dinilai pada 6, 12, 24, 48, dan 72 jam.
Deksametason mengurangi nyeri
pasca operasi bila dibandingkan
dengan plasebo.
Yavari dkk., 2019 [23].
Acak, double-blind,
paralel, uji klinis.
Kelompok A: 0,7 mL
deksametason 4 mg/mL (n = 64)
Kelompok B: 0,7 mL
deksametason long-acting 4
mg/mL (n = 66).
Kelompok C: 0,7 mL saline 0,9% (n
= 64).
Semua perawatan diberikan secara
submukosa setelah anestesi
Individu sehat berusia 20 sampai 50 tahun dengan diagnosis
pulpitis ireversibel simptomatik dan asimtomatik dengan
kondisi periapikal normal. Ibuprofen 1,6 g digunakan selama
dua hari sebelumnya. Pasien dengan respons positif yang
berkepanjangan terhadap tes dingin. Untuk semua subjek,
IANB dilakukan menggunakan lidokain dan 1:100.000
epinefrin. Nyeri pasca perawatan dievaluasi dengan VAS.
Kedua kelompok deksametason
memiliki pereda nyeri pasca operasi
yang lebih baik daripada saline.
Tabel 1. Penelitian Inklusi
Penilaian kontrol nyeri dilakukan dengan enam tes klinis. Semua uji klinis ini menemukan bahwa deksametason
lebih efektif daripada plasebo pada pasien dengan SIP
21. Evaluasi Kuantitatif
• Penilaian lokal dari tingkat keberhasilan anestesi deksametason dan plasebo
dilakukan dengan menggunakan empat studi klinis (n = 249)
• Deksametason lokal dan plasebo lokal memiliki tingkat keberhasilan anestesi
yang sama (p <0,08).
• Selain itu, pemberian deksametason sistemik versus plasebo sistemik dilakukan
dengan menggunakan empat pemeriksaan klinis (n = 253)
• Pemberian deksametason sistemik menunjukkan tingkat keberhasilan anestesi
yang unggul dibandingkan dengan plasebo (n = 253, p <0,003).
• Demikian juga, evaluasi global tingkat keberhasilan anestesi dilakukan dengan
menggunakan data dari delapan studi klinis (n = 502). Tingkat keberhasilan
anestesi keseluruhan deksametason adalah 60,55%, sedangkan saline adalah
38,64%
• Analisis yang dikumpulkan menunjukkan perbedaan statistik yang mendukung
deksametason bila dibandingkan dengan plasebo (p <0,001
21
Analisis gabungan dari tingkat keberhasilan anestesi (p <0,05
22. Evaluasi Kuantitatif
Date Your Footer Here 22
Tidak ada penelitian yang melaporkan
bahwa deksametason meningkatkan
kedalaman anestesi, sedangkan satu uji
klinis deksametason menemukan
peningkatan durasi anestesi
Evaluasi intensitas nyeri yang
dikumpulkan dilakukan dengan
menggunakan data dari tiga uji klinis
(n=302)
Skor nyeri pra-endodontik serupa antara
kelompok deksametason dan kelompok
kontrol
Dalam hal ini, pasien yang menerima
deksametason memiliki intensitas nyeri
yang lebih rendah pada 6 (p <0,001), 12
(p <0,0001), dan 24 (p <0,0008) jam
pasca operasi bila dibandingkan dengan
mereka yang diberi anestesi lokal
Meta-analisis intensitas nyeri, dengan VAS (p<0,05)
23. Evaluasi Kuantitatif
Date Your Footer Here 23
Hanya satu pasien
dalam kelompok
deksametason dan
tidak ada pasien
dalam kelompok
kontrol yang
menunjukkan efek
samping.
risiko reaksi
merugikan ditentukan
dengan data dari lima
uji klinis (n = 436)
02
Jumlah pasien yang
menggunakan
pertolongan analgesik
pada kelompok
deksametason lebih
rendah dibandingkan
dengan kontrol, tetapi
perbedaan statistik tidak
ditemukan (n = 58)
01 03
24. Evaluasi Sensitivitas dan Bias Publikasi
• Analisis sensitivitas tidak menunjukkan
perubahan penting dalam hasil indeks
keberhasilan anestesi atau meta-analisis
intensitas nyeri.
• Evaluasi visual mengidentifikasi tidak ada
bias publikasi dengan menggunakan funnel
plot
24
Bias publikasi
26. 26
Penggunaan obat secara lokal dapat memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan pemberian sistemik; misalnya, obat diberikan tepat di tempat yang
seharusnya memberikan efek terapeutiknya, meningkatkan konsentrasinya dan
meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat yang
membutuhkannya
01
Pemberian deksametason
sistemik—tidak lokal—
meningkatkan tingkat
keberhasilan anestesi bila
dibandingkan dengan
plasebo sistemik pada pasien
dengan SIP
03
Aksoy dkk. menunjukkan
bahwa deksametason
submukosa (349,33 ± 28,24
menit) meningkatkan efek
anestesi IANB menggunakan
4% articaine dengan
1:200000 epinefrin bila
dibandingkan dengan saline
(271,80 ± 17,10 menit)
02
Deksametason menghasilkan
skor intensitas nyeri yang
lebih rendah pada 6, 12, dan
24 jam bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol
27. Date Your Footer Here 27
Alat risiko bias dari
Cochrane
Collaboration’s
menunjukkan
bahwa semua item
memiliki hasil
umum yang
menunjukkan
risiko bias yang
rendah
laporan tentang pemberian deksametason
sistemik menunjukkan bahwa artikel ilmiah yang
diterbitkan memberikan hasil negatif—yaitu,
deksametason tidak berpengaruh pada anestesi
gigi pada pasien dengan SIP
Penelitian Waldron dkk
menunjukkan kontrol nyeri pasca
operasi yang lebih baik pada
pasien yang menerima
deksametason dibandingkan
dengan mereka yang diberi
plasebo
Knezevic dkk
menunjukkan
deksametason
mengurangi nyeri
pasca operasi
ketika
ditambahkan ke
blok pleksus
brakialis yang
meningkatkan
latensi anestesi
dan durasi blok
motorik
28. Date Your Footer Here 28
NOGUEIRA DKK
melakukan tinjauan
sistematis dan penilaian
meta-analitik dari
efektvitas analgesik dari
pemberian deksametason
sistemik pada pasien
dengan SIP. Ditemukan
bahwa pemberian
deksametason sistemik
lebih efektif daripada
plasebo pada 8, 12, dan
24 jam untuk mengontrol
nyeri pada pasien dengan
SIP
KEUNTUNGAN
PENELITIAN
penelitian ini
termasuk metodologi
yang memadai,
metode statistik yang
ketat dan konservatif,
dan bukti yang
tersedia dengan risiko
bias yang lebih
rendah untuk
melakukan analisis
gabungan yang kuat
POLDERMAN
DKK
deksametason sedikit
meningkatkan kadar
glukosa, tetapi bukan
merupakan risiko
infeksi atau
penyembuhan luka.
Selain itu, pemberian
deksametason multi-
dosis dapat
mempengaruhi
berbagai organ
dan/atau sistem,
seperti sistem saraf,
muskuloskeletal,
kardiovaskular,
pencernaan, endokrin,
dan ginjal
KEKURANGAN
PENELITIAN
Rute dan dosis
deksametason
30. Tinjauan ini merupakan tinjauan
sistematis dan meta-analisis
pertama yang menunjukkan
bahwa pemberian
deksametason sistemik
meningkatkan tingkat
keberhasilan anestesi dan
meningkatkan manajemen nyeri
pada pasien dengan SIP.
30