SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
JOURNAL READING
COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF ULTRASOUND AND PARRAFIN
THERAPY IN PATIENTS WITH CARPAL TUNNEL SYNDROME : A
RANDOMIMIZED TRIAL
Pembimbing :
dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan Sp. S
Penyusun :
Dahlia Dwi P.
LATAR BELAKANG
Sindrom saluran carpal (CTS ) neuropati akibat
jebakan dari saraf medianus yang disebabkan oleh
penekanan saraf medianus saat melalui trowongan
yang menyebabkan gejala nyeri, mati rasa,
parestesia dalam distribusi saraf medianus dan
bahkan dapat menyebabkan atropi pada otot
thenar.
Untuk pasien dengan gejala ringan – sedang  perawatan non
operatif (injeksi steroid, obat oral, orthosis pergelangan tangan,
terapi US, leser, parrafin bath
Namun bukti menyimpulkan kurangnya
perawatan terbaik untuk CTS
Ulasan Cochrane 20I3 < nya
Bukti bahwa US lebih efektif
Dibanding non operatif lainya.
Ultra Sound  terapi untuk CTS
Thermal Nonthermal
Muncul saat gelombang
akustik menembus jaringan
 getaran molekular 
produksi panas dan nyeri
Efek mekanik  untuk
memasukkan jenis obat
tertentu, efek
pemijatan, efek biologis
yang dapat
mempercepat
terjadinya pemulihan
regenerasi jaringan /
sel
Tetapi untuk mengetahui terapi yang terbaik untuk CTS
perlu dilakukan penelitian membandingkan efektivitas
therapi parrafin dengan US pada CTS
Terapi parrafin
Rheumatoid arthritis, osteoatritis, CTS
Peningkatan suhu/temperatur tubuh,
meningkatkan sirkulasi lokal, mengurangi
rasa nyeri.
TUJUAN
Untuk membandingkan kombinasi orthosis pergelangan
tangan baik dengan terapi US maupun parrafin bath
pada perawatan pasien CTS
Jurnal ini menghipotesiskan terapi
US lebih efektif dari pada Parrafin
karena US memberikan efek thermal
dan nonthermal
Didapatkan 60 (pasien CTS) yang memenuhi syarat.
metode Pasien : direkrut departemen
pengobatan fisik dan rehabilitasi di
RS taipei Tzuchi ( 20I0 dan20II)
pasien menyetujui penelitian ini
Kriteria inklusi :
-Pasien dengan gejala nyeri atau mati rasa pada distribusi
saraf medianus atau nyeri yang terjadi pada malam hari
- tanda phalen (+) atau tinnel (+) bersama dengan bukti
electrophysiological CTS
Kriteria eksklusi :
-usia < 8 tahun
- DM, gagal ginjal,penyakit autoimun, hipertiroidisme
-- kehamilan
-- riwayat operasi bedah pada pergelangan tanagn
Randomise
trial
60 pasien CTS
Secara acak
dikelompokkan menjadi 2
kelompok
-Dengan menggunakan undian, tiap
undian diisolasi dalam amplop tidak
transparan dengan bentuk yang sama
-- amplop ditandai dari I-60  asisten
yang tidak terlibat dalam proses
pencampuran
-- perawat mengambil undian secara
acak
-- perintah pemberian resep dirahasiakan
-- terapi diberikan oleh terapi fisik yang
tidak berpartisipasi dalam penelitian ini
1. Terapi parraffin bath
dan orthosis
pergelangfan
tangan
2. Terapi US dan
orthosis
pergelangan tangan
Sebelum terapi
Sesudah terapi (selama
8 minggu)
Dilakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan studi nerves
conduction (NCSs)
Rangsangan nyeri pada ttangan, tes
sensorik semmes weinstein
monofilamen, tes phalen dan tes tinel
Selain itu pasien harus menyelesaikan
kuisioner dan kuisioner Boston CTS ,
nyeri dinilai skala VAS
TERAPI PARRAFIN (metode dip and wrap)
 Pasien mendapatkan terapi ini sebanyak 2 kali
seminggu dalam 8 minggu
 Terapi parrafin dijaga pada suhu kira-kira 55 derajad
celcius
PROSEDUR TERAPI PARRAFIN
 Pasien mencelupkan tangan pada parrafin bath
 Akan terbentuk permukaan parafin padatb dan ti[is yang
meliputi kulit
 Langkah diulangi 5 kali
 Sampai terbentuk seperti sarung tangn tebal
 Bungkus dengan handuk kering ( 20 menit)
 Sarun g tangan parrafin dilepas
TERAPI ULTRASOUND
Pasien di terapi selama 5menit , selama 2 kali
seminggu dalam 8 minggu
Mesin di program frekuensi I MHz, dengan dosis US
intensitas I,0 watss/cm
Transducer ditempatkan pada area carpal
pergelangan tangan
Memerlukan media untuk merambat air atau gel
OUTCOME MEASUREMENTS
Pasien dievaluasi dengan menggunakan kuisioner
Boston CTS, Skala nyeri, pengamatran fisik, NCSs
sebelum dan sesudah perawatan dalam 8 minggu
PRIMARI OUTCOME
 Status skala fungsional kuisioner Boston CTS
 Ada 2 bagian :
1. Skala gejala keparahan ( II pertanyaan)
2. Skala status fungsional ( 8 pertanyaan)
 Semua pertanyaan dinilai I -5, I ( tidak ada gejala ),
5 ( gejala paling parah)
SECONDARY OUTCOME
 Skala dari gejala keparahan dari kuisioner Boston
CTS , skala nyeri, pengfujian sensori monofilament,
kekuatan mencubit pergelangan tangan dan sensor
distal
PEMERIKSAAN FISIK
 Phalen  melakukan fleksi tangan secara
maksimal selama 60 detik, hasil + apabila gejala
mati rasa dan rasa geli pada saraf medianus
 Tinel  perkusi pada pergelangan tangan, sedikit
dorsofleksi, + apabila ada rasa geli atau linu
sepanjang distribusi saraf medianus
Menilai kekuatan dan ketrampilan menekan jempol
dan jari telunjuk pada dinamometer standart, dilakukan
3kali, dan akan ada skor
Uji sensor monofilamen semmes weinstein 
menerapkan gaya dikalibrasi nilon filamen ke ujung jari
dengan pergelangan tangan dalam posisi terlentang
setiap filamen ditekan tegak lurus terhadap jari sampai
filamen membetuk huruf C, + apabila pasien mampu
mengidentifikasi digit monofilsmen dengan disentuh
pada mata tertutup
PENELITIAN KONDUKSI SARAF
 Sensorimotor saraf NCSs medianus dan ulnaris - alat
elektrodiagnostik
 Kamar ber AC yang tenang (26 derajad celcius)
 Posisi pasien tidur terlentang, ,mengukur suhu kulit
telapak tangan dijaga diatas 32 derajad celcius
 Median dan distal motorik latency diukur dengan
menempatkan elektrode di pergelangfan tangan di
polisis brevis otot 8 cm dari elektrode stimulus
 Diagnosis CTS apabila :
1. Latency motor distal >4,4 milidetik
2. L;atency sensori distal > 3,4 md
3. Perbedaan latency sensori distal median ulnaris > 0,4
md
ANALISA STATISTIK
 Statistik deskriptif untuk merangkum demografi dasar
peserta
 Nilai dasar dan nilai lanjutan hasil laporan pasien ( skala
gejala keparahan, satus fungsional, dan intensitas nyeri)
 Perbedaan hasil setelah dilakukan perawatan antar
kelompok dengan analisis covarianse ( ANCOVA)
dengan penyesuaian usia, jenis kelamin, data awal
 Pengamatanfisik dan lanjut dan data NCS dengan
menggunakan metode persamaan perkiraan
tergeneralisasi ( GEE)
 Semua analisis dilakukan dengan paket software
statistik SAS version 9.2
HASIL
 78 pasien yang mengikuti penelitian ini dan 18
pasien diisngkirkan karena tidak memenuhi kriteria
inklusi.
 47 pasien menyelesaikan penelitian sedangkan 7
dan 6 pasien tidak mampu menyelesaikan
penelitian dalam kelompok parrafin dan terapi US
P 0,04 ada
perbedaan
bermakna
Tidak ada perbedaan yang bermakna
KETERBATASAN PENELITIAN
 Pasien pada penelitian ini dilakuakn di departemen
fsik dan rehabilitasi sehingga pasien yg didapatkan
gejala ringan sampai sedang, harus hati2 pada
pasien yang memiliki gejala yang lebih parah
 Penelitian ini kedua kelompok sama2
menggunakan orthosis pergelangan tangan tidak
etis untuk laporan yg melaporkan kalau otthrosis
pergelangan tangan itu efektif
 Karena 20 persen pasien tidak bisa melanjutkan
penelitian ini , untuk itu maka dilakukankan
penelitian demografi, status fungsional skala nyeri
pada pasien yang menyelesaikan penelitian dan
yang tidak
 Hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok berkelanjutan dan yang
nonberkelanjutan
 Karena penelitian ini membandingnkan 2 kelompok
yang mengacu pada fungsi, gejala, nyeri poeneliti
khgawatir akan ada masalah lainnya
KESIMPULAN
 Untuk meningkatkan status fungsional pasien CTS
sebuah kombinasi US dengan orthosis pergelangan
tangan mungkin lebih efektif daripada parrafin
dengan ortosis pergelangan tangan
 Karena ini adalah percobaan exploratory
penegasan dan pengujian lebih lanjut disarankan
untukkemanjuran dari kedua perawatabn i ni.
ULTRASOUND
PARRAFIN BATH
TES PHALEN
TES TINEL
ORTHOSIS PERGELANGAN TANGAN
SKALA NYERI VAS
 Adalah skala numerik verbal , skala ini
menggunakan angka 0-I0
 Skala yang digunakan tidak ada nyeri, sedang,
parah
Terimakasih….

More Related Content

What's hot

Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...
Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...
Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...Dokter Tekno
 
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdfiwdwsiwmedikal
 
Askep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinAskep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinalvin akbar
 
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsy
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsyJurnal rehabilitasi medik bell's palsy
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsyManal Sungkar
 
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyEvaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyNesha Mutiara
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...shintasissy
 
Fitriyah kusumawati (101414453032)
Fitriyah kusumawati (101414453032)Fitriyah kusumawati (101414453032)
Fitriyah kusumawati (101414453032)Fitriyah Kusumawati
 

What's hot (11)

Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...
Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...
Tatalaksana Kegawat Daruratan Di Bidang Neurologi Pada Fasilitas Pelayanan Pr...
 
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf
120-Article Text-190-2-10-20200402.pdf
 
Askep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvinAskep hipertensi alvin
Askep hipertensi alvin
 
ews-ppt-pptx
 ews-ppt-pptx ews-ppt-pptx
ews-ppt-pptx
 
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsy
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsyJurnal rehabilitasi medik bell's palsy
Jurnal rehabilitasi medik bell's palsy
 
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort StudyEvaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
Evaluasi Literatur : Case Control Study dan Cohort Study
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
 
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...
Myocardial infarction and stroke risk in young healthy men treated with injec...
 
Fitriyah kusumawati (101414453032)
Fitriyah kusumawati (101414453032)Fitriyah kusumawati (101414453032)
Fitriyah kusumawati (101414453032)
 

Similar to Jurnal ppt

refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxrefleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxmalisalukman
 
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxDeksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxdina410715
 
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptx
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxFRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptx
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxCahayaHati31
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndromesriyulianti19
 
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptx
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptxPPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptx
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptxtrifitriinriani2
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...Ratih Aini
 
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralperbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralshelvytucunan1
 
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptxPPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptxRindii
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPassedQC
 
200894661 case-yosua
200894661 case-yosua200894661 case-yosua
200894661 case-yosuahomeworkping4
 

Similar to Jurnal ppt (20)

JR Mega Saraf.docx
JR Mega Saraf.docxJR Mega Saraf.docx
JR Mega Saraf.docx
 
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptxrefleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
refleksi-kasus-cts-sandy-nur-vania-3.pptx
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
Modul-Fungsional-Edit.pdf
Modul-Fungsional-Edit.pdfModul-Fungsional-Edit.pdf
Modul-Fungsional-Edit.pdf
 
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxDeksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
 
NYERI.pptx
NYERI.pptxNYERI.pptx
NYERI.pptx
 
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptx
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptxFRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptx
FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DAN JURNAL.pptx
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptx
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptxPPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptx
PPT seminar kasus Klp 9 Pelamonia.pptx
 
Resume askep nyeri akut
Resume askep nyeri akut Resume askep nyeri akut
Resume askep nyeri akut
 
Nyeri Kanker.pptx
Nyeri Kanker.pptxNyeri Kanker.pptx
Nyeri Kanker.pptx
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
 
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oralperbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
perbandingan ketoprofen oral dan ibuprofen oral
 
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptxPPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
391082079 cts-ppt
391082079 cts-ppt391082079 cts-ppt
391082079 cts-ppt
 
268 261-1-pb
268 261-1-pb268 261-1-pb
268 261-1-pb
 
Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3
 
Panduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docxPanduan Manajemen Nyeri.docx
Panduan Manajemen Nyeri.docx
 
200894661 case-yosua
200894661 case-yosua200894661 case-yosua
200894661 case-yosua
 

More from shintasissy

Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaran
Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaranAnemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaran
Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaranshintasissy
 
Pr presentasi kasus
Pr presentasi kasusPr presentasi kasus
Pr presentasi kasusshintasissy
 
Pr journal reading
Pr journal readingPr journal reading
Pr journal readingshintasissy
 
Pr pemeriksaan aliran darah otak
Pr pemeriksaan aliran darah otakPr pemeriksaan aliran darah otak
Pr pemeriksaan aliran darah otakshintasissy
 
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesi
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesiGangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesi
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesishintasissy
 

More from shintasissy (7)

Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaran
Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaranAnemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaran
Anemsia pta, muntah. nyeri kepala, kehilangan kesadaran
 
Pr presentasi kasus
Pr presentasi kasusPr presentasi kasus
Pr presentasi kasus
 
Pr journal reading
Pr journal readingPr journal reading
Pr journal reading
 
Pr
PrPr
Pr
 
Tinitus
TinitusTinitus
Tinitus
 
Pr pemeriksaan aliran darah otak
Pr pemeriksaan aliran darah otakPr pemeriksaan aliran darah otak
Pr pemeriksaan aliran darah otak
 
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesi
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesiGangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesi
Gangguan miksi dan hubungan dengan tinggi lesi
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

Jurnal ppt

  • 1. JOURNAL READING COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF ULTRASOUND AND PARRAFIN THERAPY IN PATIENTS WITH CARPAL TUNNEL SYNDROME : A RANDOMIMIZED TRIAL Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan Sp. S Penyusun : Dahlia Dwi P.
  • 2. LATAR BELAKANG Sindrom saluran carpal (CTS ) neuropati akibat jebakan dari saraf medianus yang disebabkan oleh penekanan saraf medianus saat melalui trowongan yang menyebabkan gejala nyeri, mati rasa, parestesia dalam distribusi saraf medianus dan bahkan dapat menyebabkan atropi pada otot thenar. Untuk pasien dengan gejala ringan – sedang  perawatan non operatif (injeksi steroid, obat oral, orthosis pergelangan tangan, terapi US, leser, parrafin bath Namun bukti menyimpulkan kurangnya perawatan terbaik untuk CTS
  • 3. Ulasan Cochrane 20I3 < nya Bukti bahwa US lebih efektif Dibanding non operatif lainya. Ultra Sound  terapi untuk CTS Thermal Nonthermal Muncul saat gelombang akustik menembus jaringan  getaran molekular  produksi panas dan nyeri Efek mekanik  untuk memasukkan jenis obat tertentu, efek pemijatan, efek biologis yang dapat mempercepat terjadinya pemulihan regenerasi jaringan / sel
  • 4. Tetapi untuk mengetahui terapi yang terbaik untuk CTS perlu dilakukan penelitian membandingkan efektivitas therapi parrafin dengan US pada CTS Terapi parrafin Rheumatoid arthritis, osteoatritis, CTS Peningkatan suhu/temperatur tubuh, meningkatkan sirkulasi lokal, mengurangi rasa nyeri.
  • 5. TUJUAN Untuk membandingkan kombinasi orthosis pergelangan tangan baik dengan terapi US maupun parrafin bath pada perawatan pasien CTS Jurnal ini menghipotesiskan terapi US lebih efektif dari pada Parrafin karena US memberikan efek thermal dan nonthermal
  • 6. Didapatkan 60 (pasien CTS) yang memenuhi syarat. metode Pasien : direkrut departemen pengobatan fisik dan rehabilitasi di RS taipei Tzuchi ( 20I0 dan20II) pasien menyetujui penelitian ini Kriteria inklusi : -Pasien dengan gejala nyeri atau mati rasa pada distribusi saraf medianus atau nyeri yang terjadi pada malam hari - tanda phalen (+) atau tinnel (+) bersama dengan bukti electrophysiological CTS Kriteria eksklusi : -usia < 8 tahun - DM, gagal ginjal,penyakit autoimun, hipertiroidisme -- kehamilan -- riwayat operasi bedah pada pergelangan tanagn Randomise trial
  • 7. 60 pasien CTS Secara acak dikelompokkan menjadi 2 kelompok -Dengan menggunakan undian, tiap undian diisolasi dalam amplop tidak transparan dengan bentuk yang sama -- amplop ditandai dari I-60  asisten yang tidak terlibat dalam proses pencampuran -- perawat mengambil undian secara acak -- perintah pemberian resep dirahasiakan -- terapi diberikan oleh terapi fisik yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini 1. Terapi parraffin bath dan orthosis pergelangfan tangan 2. Terapi US dan orthosis pergelangan tangan
  • 8. Sebelum terapi Sesudah terapi (selama 8 minggu) Dilakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan studi nerves conduction (NCSs) Rangsangan nyeri pada ttangan, tes sensorik semmes weinstein monofilamen, tes phalen dan tes tinel Selain itu pasien harus menyelesaikan kuisioner dan kuisioner Boston CTS , nyeri dinilai skala VAS
  • 9.
  • 10. TERAPI PARRAFIN (metode dip and wrap)  Pasien mendapatkan terapi ini sebanyak 2 kali seminggu dalam 8 minggu  Terapi parrafin dijaga pada suhu kira-kira 55 derajad celcius PROSEDUR TERAPI PARRAFIN  Pasien mencelupkan tangan pada parrafin bath  Akan terbentuk permukaan parafin padatb dan ti[is yang meliputi kulit  Langkah diulangi 5 kali  Sampai terbentuk seperti sarung tangn tebal  Bungkus dengan handuk kering ( 20 menit)  Sarun g tangan parrafin dilepas
  • 11. TERAPI ULTRASOUND Pasien di terapi selama 5menit , selama 2 kali seminggu dalam 8 minggu Mesin di program frekuensi I MHz, dengan dosis US intensitas I,0 watss/cm Transducer ditempatkan pada area carpal pergelangan tangan Memerlukan media untuk merambat air atau gel OUTCOME MEASUREMENTS Pasien dievaluasi dengan menggunakan kuisioner Boston CTS, Skala nyeri, pengamatran fisik, NCSs sebelum dan sesudah perawatan dalam 8 minggu
  • 12. PRIMARI OUTCOME  Status skala fungsional kuisioner Boston CTS  Ada 2 bagian : 1. Skala gejala keparahan ( II pertanyaan) 2. Skala status fungsional ( 8 pertanyaan)  Semua pertanyaan dinilai I -5, I ( tidak ada gejala ), 5 ( gejala paling parah)
  • 13. SECONDARY OUTCOME  Skala dari gejala keparahan dari kuisioner Boston CTS , skala nyeri, pengfujian sensori monofilament, kekuatan mencubit pergelangan tangan dan sensor distal PEMERIKSAAN FISIK  Phalen  melakukan fleksi tangan secara maksimal selama 60 detik, hasil + apabila gejala mati rasa dan rasa geli pada saraf medianus  Tinel  perkusi pada pergelangan tangan, sedikit dorsofleksi, + apabila ada rasa geli atau linu sepanjang distribusi saraf medianus
  • 14. Menilai kekuatan dan ketrampilan menekan jempol dan jari telunjuk pada dinamometer standart, dilakukan 3kali, dan akan ada skor Uji sensor monofilamen semmes weinstein  menerapkan gaya dikalibrasi nilon filamen ke ujung jari dengan pergelangan tangan dalam posisi terlentang setiap filamen ditekan tegak lurus terhadap jari sampai filamen membetuk huruf C, + apabila pasien mampu mengidentifikasi digit monofilsmen dengan disentuh pada mata tertutup
  • 15. PENELITIAN KONDUKSI SARAF  Sensorimotor saraf NCSs medianus dan ulnaris - alat elektrodiagnostik  Kamar ber AC yang tenang (26 derajad celcius)  Posisi pasien tidur terlentang, ,mengukur suhu kulit telapak tangan dijaga diatas 32 derajad celcius  Median dan distal motorik latency diukur dengan menempatkan elektrode di pergelangfan tangan di polisis brevis otot 8 cm dari elektrode stimulus  Diagnosis CTS apabila : 1. Latency motor distal >4,4 milidetik 2. L;atency sensori distal > 3,4 md 3. Perbedaan latency sensori distal median ulnaris > 0,4 md
  • 16. ANALISA STATISTIK  Statistik deskriptif untuk merangkum demografi dasar peserta  Nilai dasar dan nilai lanjutan hasil laporan pasien ( skala gejala keparahan, satus fungsional, dan intensitas nyeri)  Perbedaan hasil setelah dilakukan perawatan antar kelompok dengan analisis covarianse ( ANCOVA) dengan penyesuaian usia, jenis kelamin, data awal  Pengamatanfisik dan lanjut dan data NCS dengan menggunakan metode persamaan perkiraan tergeneralisasi ( GEE)  Semua analisis dilakukan dengan paket software statistik SAS version 9.2
  • 17. HASIL  78 pasien yang mengikuti penelitian ini dan 18 pasien diisngkirkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi.  47 pasien menyelesaikan penelitian sedangkan 7 dan 6 pasien tidak mampu menyelesaikan penelitian dalam kelompok parrafin dan terapi US
  • 18.
  • 20. Tidak ada perbedaan yang bermakna
  • 21. KETERBATASAN PENELITIAN  Pasien pada penelitian ini dilakuakn di departemen fsik dan rehabilitasi sehingga pasien yg didapatkan gejala ringan sampai sedang, harus hati2 pada pasien yang memiliki gejala yang lebih parah  Penelitian ini kedua kelompok sama2 menggunakan orthosis pergelangan tangan tidak etis untuk laporan yg melaporkan kalau otthrosis pergelangan tangan itu efektif  Karena 20 persen pasien tidak bisa melanjutkan penelitian ini , untuk itu maka dilakukankan penelitian demografi, status fungsional skala nyeri pada pasien yang menyelesaikan penelitian dan yang tidak
  • 22.  Hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok berkelanjutan dan yang nonberkelanjutan  Karena penelitian ini membandingnkan 2 kelompok yang mengacu pada fungsi, gejala, nyeri poeneliti khgawatir akan ada masalah lainnya
  • 23. KESIMPULAN  Untuk meningkatkan status fungsional pasien CTS sebuah kombinasi US dengan orthosis pergelangan tangan mungkin lebih efektif daripada parrafin dengan ortosis pergelangan tangan  Karena ini adalah percobaan exploratory penegasan dan pengujian lebih lanjut disarankan untukkemanjuran dari kedua perawatabn i ni.
  • 24.
  • 30. SKALA NYERI VAS  Adalah skala numerik verbal , skala ini menggunakan angka 0-I0  Skala yang digunakan tidak ada nyeri, sedang, parah