SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
HATI
• Organ terbesar terletak di kuadran
kanan atas rongga abdomen
• Hati terdiri atas lobus kanan dan
lobus kiri, setiap lobus tersusun atas
unit kecil yang disebut lolubus.
Lolubus terdiri sel – sel hati, disebut
hepatosit
• Fungsi Hati : sebagai sintesis,
detoksifikasi, penyimpanan, filtrasi,
fagositosis, katabolisme
SGOT & SGPT
SGOT
• Serum Glutamat Oxaloasetat
Transaminase
Sebuah enzim yang secara normal berada
di hati dan organ lain. Banyak ditemukan
pada jaringan terutama jantung, otot
rangka, ginjal, otak.
.
SGPT
• Serum Glutamat Piruvat
Transaminase
Indikator yang lebih sensitif
dibandingkan SGOT, hal ini
dikarenakan enzim GPT sumber
utamanya di hati.
MANFAAT
SGOT SGPT
Mendeteksi kondisi keabnormalan fungsi
hati seperti :
• Hepatitis
• Sirosis hati
• Alkoholik kronik.
• Meningkat pada kondisi Hepatitis B
dan C kronik, autoimun
Sampel
• Serum atau plasma (EDTA,
Heparin) dapat digunakan dengan
komposisi antikoagulan yang sesuai
• Hemolisis spesimen darah dapat
mempengaruhi temuan
laboratorium
METODE
IFCC KINETIK
• Kinetik adalah pengukuran dari
perubahan peningkatan atau
penurunan absobans per satuan
waktu
Prinsip Pemeriksaan
SGOT
0
5
Glutamat Oxaloasetat (GOT) mengkatalisis transfer gugus amino
dari L-aspartate ke 2-oxoglutarat untuk membenruk oxoasetat dan
L-glutarat. Kemudian Laktat dehidrogenase (LDH) mengkonversi
oxoasetat menjadi L-malat dengan mengoksidasi NADH menjadi
NAD+
SGPT
Alanine aminotransferase (ALT) mengkatalisis transaminase dan L-
Alanine dan 2-oxoglutarate membentuk L-Glutamate
Dan pyruvate direduksi menjadi D-Lactate oleh enzim lactic
dehydrogenase (LDH) dan niconamide adenine dinucleotide
(NADH)
Teroksidase menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidase
sebanding dengan aktifitas ALT.
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR
KERJA
1. ALAT
- Spektofotometer
- Tabung Reaksi
- Mikropipet
- Tip
Masukan kedalam tabung
reaksi
Blanko Sampel (µl)
Larutan Kerja
(dihangatkan selama 5
menit pada suhu 37C)
1000 µl
1000 µl
Sampel - 10 µl
3. PRSEDUR KERJA
2. BAHAN
- Larutan Kerja
- Aquadest
3. SAMPEL
- Serum/plasma
Campur homogen dan hangatkan 60 detik pada suhu suhu 30/37C.
Baca absorbance Test terhadap aquabidest pada panjang gelombang 340 Nm
GANGGUAN PEMERIKSAAN
A. PRA ANALITIK
 Komposisi perbandingan antikoagulan dan sampel tidak sesuai
akan terjadi pengenceran
 Hemolisis
 Injeksi per IM dapat meningkatkan hasil SGPT
 Obat tertentu meningkatkan hasil SGOT dan SGPT
 Konsumsi alkohol
 Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau
negatif keliru
B. ANALITIK
• Kalibrasi alat
• Kualitas reagen
• Human eror
• Ketepatan dan ketelitian
KONDISI MENINGKAT
PADA :
1. Peningkatan SGPT >20 kali
normal : hepatitis viral akut,
nekrosis hati (toksisitas obat
atau bahan kimia)
2. Peningkatan 3 – 10 kali normal :
Infeksi mononuklear, hepatitis
kronis aktif, sumbatan empedu
ektra hepatik, sindrom Reye
dan infark miokard
(SGOT>SGPT)
3. Peningkatan 1 – 3 kali normal :
pankreatitis, perlemakan hati,
sirosis Laennac dan sirosis
biliaris
Nilai Rujukan
Wanita : <31 IU/L
Pria : <41 IU/L.
SGOT
Wanita : <31 IU/L
Pria : <41 IU/L.
SGPT
STABILITAS SAMPEL
SERUM
1. 3 hari pada suhu
kamar (18-30C)
2. 7 hari pada suhu 2 –
8C
3. 30 hari jika dibekukan
BILIRUBIN
BILIRUBIN
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari
hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel.
Disamping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain.
Selretikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang
disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkut
dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan
mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses
konjugasi ini melibatkan enzim glukoroniltransferase.Bilirubin terkonjugasi
(bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk kesaluran empedu dan
diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi
urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin.
Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilatyang terdiazotasi
membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan
bilirubin direk atau bilirubin langsung. Bilirubin tak terkonjugasi
(hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus
lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung
Manfaat PemeriksaanBilirubin
Deteksi berbagai kondisi seperti :
1. penyakit hepatobilier, hepatitis, sirosis,dan penyakit hati
lainnya;
2. malnutrisidan anoreksia
3. anemia pernisiosa,anemia hemolitik, neonatal
jaundice,hematoma, dan fetal aritoblastosis;
4. pulmonary embolism;
5. congestive heartfailure (CHF).
Metode PemeriksaanBilirubin Total dan Direk
Jendrassik & Grof
Metode Jendrassik & Grof
Prinsip
Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid) dan
membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap
warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap
sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin
glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi
dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat di albumin yaitu
bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada akselerator.
Total bilirubin bilirubin direk + bilirubin indirek
Alat dan Bahan
• Tabung reaksi
• Mikropipet
• Blue tip dan yellow tip
• Tisu
• Reagen pereaksi
• Fotometer
Serum atau plasma heparin boleh digunakan.
Hindari sampel yang hemolisis dan sinar matahari langsung. Sinar
matahari langsung dapat menyebabkan penurunan kadar bilirubin
serum sampai 50 % dalam satu jam. Karena itu, serum hendaknya
disimpan di tempat yang gelap, dan pengukuran hendaknya
dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah pengumpulan
darah
Persyaratan Sample
Bilirubin Total
1. Alat serta bahan yang akan digunakan disiapkan,
2. Kemudian dipipet kedalam kuvet reagen bilirubin total sebanyak
1000 µl,
3. Ditambahkan reagen T-Nitrit sebanyak 1 tetes, dihomogenkan
dengan baik kemudian diinkubasi selama 5 menit.
4. Kemudian ditambahkan serum (darah yang telah disentrifuge)
sebanyak 100 µl dan dimasukkan kedalam kuvet yang berisi reagen
5. Larutan dihomogenkan dengan menggunakan mikropipet dan di
inkubasi selama 15 menit menit pada suhu 370c.
6. Kemudian blanko diperiksa terlebih dahulu dan diikuti pembacaan
sampel pada alat humalyzer.
Prosedur
1. Alat serta bahan yang akan digunakandisiapkan,
2. Dipipet ke dalam kuvet reagen bilirubin direct sebanyak 1000 µl,
3. Ditambahkan reagen D-Nitrit sebanyak 1 tetes, dihomogenkan
dengan baik
4. Ditambahkan serum dalam 2 menit sebanyak 100 µl dan
dimasukkan kedalam kuvet yang berisi reagen.
5. Larutan dihomogenkandengan menggunakanmikropipet
kemudian di inkubasi selama 5 menit tepat pada suhu 370c
Kemudian blanko diperiksa terlebih dahulu dan diikuti pembacaan
sampel pada alat humalyzer
Bilirubin Direk
Bilirubin
Indirek
Untuk prosedur kerja bilirubin indirek
menggunakanperhitungandimana hasil
didapatkan dari :
BilirubinIndirek = BilirubinTotal – BilirubinDirek
Gangguan Pemeriksaan
1. Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaandapat
mempengaruhi kadar bilirubin.
2. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.
3. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
4. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu,
kandunganpigmenempedunya akan menurun.
5. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan
kadarbilirubin
Nilai Rujukan
DEWASA :
total : 0.1 – 1.2 mg/dl
direk : 0.1 – 0.3 mg/dl,
indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
ANAK:
total : 0.2 – 0.8 mg/dl,
direk : 0.1 – 0.3 mg/dl
indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
BAYI BARU LAHIR:
total : 1 – 12 mg/dl,
direk : 0.1 – 0.3 mg/dl
indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
Definisi ikterus
Definisi ikterus
• ikterus, atau penyakit kuning adalah kondisi
berupa berubahnya warna beberapa bagian
tubuh, seperti permukaan kulit, sklera mata,
dan membran mukosa, menjadi berwarna
kekuningan. Penyakit kuning disebabkan oleh
meningkatnya kadar bilirubin di dalam darah.
Derajat Ikterus
Pemeriksaan Ikterus
• Pemeriksaan berat bayi setelah lahir untuk
mengetahui BBLR atau tidak
• Pemeriksaan tanda-tanda prematuritas
• Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia, seperti
tampak sesak, terdapat tarikan iga,
peningkatan respiratory rate
• Pemeriksaan abdomen seperti hepatomegali,
splenomegali, dan asitesi
Pencegahan penyakit Ikterus
• Lakukan vaksinasi hepatitis A dan B.
• Konsumsi obat pencegah penyakit malaria
sebelum berkunjung ke daerah yang rawan
penyakit tersebut.
• Batasi konsumsi minuman beralkohol, untuk
mencegah kerusakan organ hati.
• Hentikan kebiasaan merokok, untuk
mencegah penyakit kanker.
Pengobatan Penyakit Ikterus
• Pemberian obat antivirus apabila penyakit
kuning disebabkan oleh infeksi virus tertentu.
• Prosedur pembedahan, seperti transplantasi
hati, apabila penyakit kuning disebabkan oleh
kerusakan organ hati kronis.
•
Video pemeriksaan laboratorium
• https://youtu.be/QW3MyfsK6Zs
• https://youtu.be/CgZTMHb0YNk
• https://youtu.be/ZtvBFSCIeFw
• https://youtu.be/tUSLjKh-1-U
• https://youtu.be/Tf9hiQRl5IM
SEKIAN TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx

9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxPengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxTeddy481274
 
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptxAlfonsusCiptaRaya
 
study kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxstudy kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxRAHMIWARDHANI1
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinMayah M4y
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.pptoktaviaindah6
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptAjengAyuGandasari
 
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)Denis Sakti
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxUDAYANA UNIVERSITY
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakLisa Wiramas
 

Similar to 005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx (20)

9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxPengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
 
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
 
study kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxstudy kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptx
 
Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorumIkterus neonatorum
Ikterus neonatorum
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
 
Ikterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkurIkterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkur
 
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptxKELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
 
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)
L1 skenario a blok 14 (sindrom metabolik)
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptxPemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (18)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx

  • 1.
  • 2. HATI • Organ terbesar terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen • Hati terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri, setiap lobus tersusun atas unit kecil yang disebut lolubus. Lolubus terdiri sel – sel hati, disebut hepatosit • Fungsi Hati : sebagai sintesis, detoksifikasi, penyimpanan, filtrasi, fagositosis, katabolisme
  • 3. SGOT & SGPT SGOT • Serum Glutamat Oxaloasetat Transaminase Sebuah enzim yang secara normal berada di hati dan organ lain. Banyak ditemukan pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal, otak. . SGPT • Serum Glutamat Piruvat Transaminase Indikator yang lebih sensitif dibandingkan SGOT, hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati.
  • 4. MANFAAT SGOT SGPT Mendeteksi kondisi keabnormalan fungsi hati seperti : • Hepatitis • Sirosis hati • Alkoholik kronik. • Meningkat pada kondisi Hepatitis B dan C kronik, autoimun
  • 5. Sampel • Serum atau plasma (EDTA, Heparin) dapat digunakan dengan komposisi antikoagulan yang sesuai • Hemolisis spesimen darah dapat mempengaruhi temuan laboratorium
  • 6. METODE IFCC KINETIK • Kinetik adalah pengukuran dari perubahan peningkatan atau penurunan absobans per satuan waktu
  • 7. Prinsip Pemeriksaan SGOT 0 5 Glutamat Oxaloasetat (GOT) mengkatalisis transfer gugus amino dari L-aspartate ke 2-oxoglutarat untuk membenruk oxoasetat dan L-glutarat. Kemudian Laktat dehidrogenase (LDH) mengkonversi oxoasetat menjadi L-malat dengan mengoksidasi NADH menjadi NAD+ SGPT Alanine aminotransferase (ALT) mengkatalisis transaminase dan L- Alanine dan 2-oxoglutarate membentuk L-Glutamate Dan pyruvate direduksi menjadi D-Lactate oleh enzim lactic dehydrogenase (LDH) dan niconamide adenine dinucleotide (NADH) Teroksidase menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidase sebanding dengan aktifitas ALT.
  • 8. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 1. ALAT - Spektofotometer - Tabung Reaksi - Mikropipet - Tip Masukan kedalam tabung reaksi Blanko Sampel (µl) Larutan Kerja (dihangatkan selama 5 menit pada suhu 37C) 1000 µl 1000 µl Sampel - 10 µl 3. PRSEDUR KERJA 2. BAHAN - Larutan Kerja - Aquadest 3. SAMPEL - Serum/plasma Campur homogen dan hangatkan 60 detik pada suhu suhu 30/37C. Baca absorbance Test terhadap aquabidest pada panjang gelombang 340 Nm
  • 9. GANGGUAN PEMERIKSAAN A. PRA ANALITIK  Komposisi perbandingan antikoagulan dan sampel tidak sesuai akan terjadi pengenceran  Hemolisis  Injeksi per IM dapat meningkatkan hasil SGPT  Obat tertentu meningkatkan hasil SGOT dan SGPT  Konsumsi alkohol  Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif keliru B. ANALITIK • Kalibrasi alat • Kualitas reagen • Human eror • Ketepatan dan ketelitian
  • 10. KONDISI MENINGKAT PADA : 1. Peningkatan SGPT >20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau bahan kimia) 2. Peningkatan 3 – 10 kali normal : Infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ektra hepatik, sindrom Reye dan infark miokard (SGOT>SGPT) 3. Peningkatan 1 – 3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennac dan sirosis biliaris
  • 11. Nilai Rujukan Wanita : <31 IU/L Pria : <41 IU/L. SGOT Wanita : <31 IU/L Pria : <41 IU/L. SGPT
  • 12. STABILITAS SAMPEL SERUM 1. 3 hari pada suhu kamar (18-30C) 2. 7 hari pada suhu 2 – 8C 3. 30 hari jika dibekukan
  • 14. BILIRUBIN Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Disamping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Selretikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan enzim glukoroniltransferase.Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk kesaluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilatyang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung. Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung
  • 15. Manfaat PemeriksaanBilirubin Deteksi berbagai kondisi seperti : 1. penyakit hepatobilier, hepatitis, sirosis,dan penyakit hati lainnya; 2. malnutrisidan anoreksia 3. anemia pernisiosa,anemia hemolitik, neonatal jaundice,hematoma, dan fetal aritoblastosis; 4. pulmonary embolism; 5. congestive heartfailure (CHF).
  • 16. Metode PemeriksaanBilirubin Total dan Direk Jendrassik & Grof
  • 17. Metode Jendrassik & Grof Prinsip Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid) dan membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada akselerator. Total bilirubin bilirubin direk + bilirubin indirek Alat dan Bahan • Tabung reaksi • Mikropipet • Blue tip dan yellow tip • Tisu • Reagen pereaksi • Fotometer
  • 18. Serum atau plasma heparin boleh digunakan. Hindari sampel yang hemolisis dan sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan penurunan kadar bilirubin serum sampai 50 % dalam satu jam. Karena itu, serum hendaknya disimpan di tempat yang gelap, dan pengukuran hendaknya dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah pengumpulan darah Persyaratan Sample
  • 19. Bilirubin Total 1. Alat serta bahan yang akan digunakan disiapkan, 2. Kemudian dipipet kedalam kuvet reagen bilirubin total sebanyak 1000 µl, 3. Ditambahkan reagen T-Nitrit sebanyak 1 tetes, dihomogenkan dengan baik kemudian diinkubasi selama 5 menit. 4. Kemudian ditambahkan serum (darah yang telah disentrifuge) sebanyak 100 µl dan dimasukkan kedalam kuvet yang berisi reagen 5. Larutan dihomogenkan dengan menggunakan mikropipet dan di inkubasi selama 15 menit menit pada suhu 370c. 6. Kemudian blanko diperiksa terlebih dahulu dan diikuti pembacaan sampel pada alat humalyzer. Prosedur
  • 20. 1. Alat serta bahan yang akan digunakandisiapkan, 2. Dipipet ke dalam kuvet reagen bilirubin direct sebanyak 1000 µl, 3. Ditambahkan reagen D-Nitrit sebanyak 1 tetes, dihomogenkan dengan baik 4. Ditambahkan serum dalam 2 menit sebanyak 100 µl dan dimasukkan kedalam kuvet yang berisi reagen. 5. Larutan dihomogenkandengan menggunakanmikropipet kemudian di inkubasi selama 5 menit tepat pada suhu 370c Kemudian blanko diperiksa terlebih dahulu dan diikuti pembacaan sampel pada alat humalyzer Bilirubin Direk
  • 21. Bilirubin Indirek Untuk prosedur kerja bilirubin indirek menggunakanperhitungandimana hasil didapatkan dari : BilirubinIndirek = BilirubinTotal – BilirubinDirek
  • 22. Gangguan Pemeriksaan 1. Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaandapat mempengaruhi kadar bilirubin. 2. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin. 3. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. 4. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandunganpigmenempedunya akan menurun. 5. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadarbilirubin
  • 23. Nilai Rujukan DEWASA : total : 0.1 – 1.2 mg/dl direk : 0.1 – 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl ANAK: total : 0.2 – 0.8 mg/dl, direk : 0.1 – 0.3 mg/dl indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl BAYI BARU LAHIR: total : 1 – 12 mg/dl, direk : 0.1 – 0.3 mg/dl indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
  • 25. Definisi ikterus • ikterus, atau penyakit kuning adalah kondisi berupa berubahnya warna beberapa bagian tubuh, seperti permukaan kulit, sklera mata, dan membran mukosa, menjadi berwarna kekuningan. Penyakit kuning disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin di dalam darah.
  • 27. Pemeriksaan Ikterus • Pemeriksaan berat bayi setelah lahir untuk mengetahui BBLR atau tidak • Pemeriksaan tanda-tanda prematuritas • Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia, seperti tampak sesak, terdapat tarikan iga, peningkatan respiratory rate • Pemeriksaan abdomen seperti hepatomegali, splenomegali, dan asitesi
  • 28. Pencegahan penyakit Ikterus • Lakukan vaksinasi hepatitis A dan B. • Konsumsi obat pencegah penyakit malaria sebelum berkunjung ke daerah yang rawan penyakit tersebut. • Batasi konsumsi minuman beralkohol, untuk mencegah kerusakan organ hati. • Hentikan kebiasaan merokok, untuk mencegah penyakit kanker.
  • 29. Pengobatan Penyakit Ikterus • Pemberian obat antivirus apabila penyakit kuning disebabkan oleh infeksi virus tertentu. • Prosedur pembedahan, seperti transplantasi hati, apabila penyakit kuning disebabkan oleh kerusakan organ hati kronis. •
  • 30. Video pemeriksaan laboratorium • https://youtu.be/QW3MyfsK6Zs • https://youtu.be/CgZTMHb0YNk • https://youtu.be/ZtvBFSCIeFw • https://youtu.be/tUSLjKh-1-U • https://youtu.be/Tf9hiQRl5IM