SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Peran Pendidikan Dalam Demokratisasi
                                Oleh: A Malik Fadjar



      Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional melalui
Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan menyelenggarakan Simposium
Tahunan Penelitian Pendidikan, 12-14 Agustus 2008, di Jakarta dengan tema: “
mendayagunakan hasil-hasil penelitian, pengembangan dan pemikiran inovatif di
bidang pendidikan untuk mendukung pemerataan dan perluasan akses,
peningkatan mutu dan daya saring, relevansi serta tata kelola dan akuntabilitas
pendidikan.” Kepala Badan meminta saya sebagai pemakalah utama untuk
membahas judul “Peran Pendidikan dalam Demokratisasi.”

      Membaca judul di atas mengingatkan kita kembali pada tujuan pendidikan yang
ditetapkan dalam U.U. No. 4 Tahun 1950 Dari Republik Indonesia Dahulu Tentang
Dasar-Daras Pendidikan dan Pengajaran Di Sekolah untuk seluruh Indonesia, dan
disahkan oleh DPRS.R.I., berlaku untuk seluruh tanah air, tanggal 17-1-1954. Tujuan itu
berbunyi:

             “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah memebentuk manusia
             susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta
             bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah
             air” (Bab II, Pasal 3)

      Sejarah Pendidikan Indonesia mencatat bahwa rumusan tujuan itu merupakan
pengejawantahan dari keseluruhan isi, jiwa, dan semangat Proklamasi        17 Agustus
1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu nilai-nilai
dasar sekaligus prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, ialah
“memberi pembinaan kepada peserta didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat dan tanah air. ‘Maka nilai-nilai dasar dan prinsip itu kemudian dikukuhkan



1 
 
sebagai “dasar, fungsi, dan tujuan dalam” sistem pendidikan nasional, “ sebagaimana
tertuang dalam U.U.R.I No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Bab II:

                “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
                Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” (Pasal 2)

                “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
                membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
                rangka   mencerdaskan    kehidupan    bangsa,   bertujuan    untuk
                berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
                beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak
                mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
                negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Pasal 3)

          Selain itu UUD. RI. 1945 juga menetapkan bahwa “setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan” (Pasal31). Oleh karena itu pendidikan juga merupakan salah
satu bagian tak terpisahkan dari “hak asasi manusia,” sebagaimana ditegaskan dalam
UUD. 1945, pasal 28C, ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Maka salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan secara tegas dinyatakan pula dalam UU. Sisdiknas No.0
Th.2003, bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia nilai keagamaan, nilai
cultural dan kemajemukan bangsa.”

Peran pendidikan
          Merujuk pada keseluruhn isi, jiwa, dan semangat yang terangkum dalam sejarah
pendidikan Indonesia tersebut diatas menunjukkan bahwa “peran pendidikan dalam
demokratisasi,” merupakan bagian tak terpisahkan dari visi dan misi pendidikan
nasional. Artinya, bahwa pendidikan nasional harus besifat demokrasi dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Maka bisa dipahami jika dalam sejarah pergerakan nasional


2 
 
Indonesia, pendidikan dalam arti proses maupun kelembagaannya dicatat sebagai
“motor penggerak sekaligus “sumber inspirasi” dari pergerakannya. Dalam hal ini tokoh-
tokoh pergerakan nasional berkeyakinan, bahwa untuk menuju Indonesia merdeka dan
mewujudkan    cita-cita   kemerdekaannya    sebagaimana    yang   diabadikan    dalam
Pembukaan UUD. 1945, haruslah didukung oleh warga negaranya yang berpendidikan.
Bahkan sejarah pergerakan nasional pun telah mencatat bahwa gerakan kebangkitan
nasional bukanlah digerakkan oleh gegap gempitanya massa, melainkan oleh
sekelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa.

      Adalah menarik untuk disimak dan direnungkan apa yang dikemukakan Yudi
Latif, bahwa “Gambaran yang paling nyata dari demokrasi modern di Barat terletak
pada derajat literasinya (baca: pendidikannya) yang tinggi. Secara umum dipecaya
bahwa naiknya tingkat literasi (pendidikan) mengarah pada kemunculan institusi-
institusi sosial yang rasional dan demokratis; juga pada perkembangan industrial serta
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya kemunduran dalam tingkat literasi (pendidikan)
menimbulkan ancaman terhadap kemajuan dan demokrasi” (Horison,Th. XL III, No.
8/2008, Agustus 2008, h. 2). Ini secara tidak langsung mempertegas peran pendidikan
dalam demokratisasi (memberi pembinaan kepada peserta didiknya menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan
tanah air). Oleh karena itu pula prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagaimana
ditetapkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Th. 2003, Pasal 4, bahwa: (1) Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan
bangsa; (2) Pendidikan diselenggarakn sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multi makna; (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; (4)
Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran; (5) Pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat; dan (6) Pendidikan diselengarakan dengan
memberdayakan     semua     komponen    masyarakat    melalui   peran   serta   dalam


3 
 
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan; merupakan dasar acuan
yang kuat dalam mewujudkan peran pendidikan dalam demokratisasi.

      Selain itu perlu diperhatikan bahwa pendidikan telah menjadi satu bentuk
investasi sumber daya manusia (human investment). Bahkan telah dibuktikan bahwa
negara-negara yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi mampu memajukan dan
mengembangkan sistem pendidikannya, maka negara itu menjadi negara yang
terpandang   serta   diperhitungkan.   Dengan   demikian   gerakan   mengembangkan
pendidikan anak usia dini (PAUD), dan pembelajaran sepanjang hayat merupakan
salah satu langkah strategis peran pendidikan dalam demokratisasi.

Pendidikan Multikultural
      Akhir-akhir ini berkembang wacana seputar pedidikan multicultural. Berbagai
kajian dan pubikasi yang terkait dengan pendidikan multicultural semakin berkembang.
Dan dasar penyelenggaraannya pun telah ditetapkan dalam UU. Sisdiknas No. 20 Th.
2003, Pasal4, ayat1, tersebut diatas. Hanya saja pelaksanaannya perlu proses
sosialisasi dan contoh yang jelas serta nyata sehingga tidak menjadi kontra produktif.
Walaupun sesunguhnya secara implisit telah berlangsung, seperti diungkapkan oleh
Melani Budianta: “ Dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, anak-anak sekolah
dasar di Indonesia menghapalkan lima tempat beribadah, nama pemimpin upacara
agama, dan kitab-kitab suci kelima agama yang diakui pemerintah Orde Baru. Di buku
Ilmu Pengetahuan Sosial, mereka menghapalkan nama-nama tarian dan musik, rumah
adat, dan baju tradisionil berbagai daerah di Indonesia. Itulah secuil gambaran
pengajaran tentang keragaman di kebanyakan sekolah-sekolah dasar di Indonesia
sampai tahun 2003.” (Tsaqafah, vol. I, No 2, 2003,h.8)

      Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia dan sekaligus untuk mengukuhkan
kembali pilar-pilar yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa serta menuju
terwujudnya NKRI yang kuat sekaligus punya daya tahan, maka pendidikan
multikultural pada tingkat diskriptif dan normatif yang menggambarkan isu-isu dan
masalah pendidikan yang brkaitan dengan masyarakat mutikultural sangat penting
(Azyumrdi Azra, 2007).


4 
 
Lebih jauh dalam rangka proses pelaksanaan otonomi daerah yang sehat, maka
peran pendidikan dalam demokratisasi melalui pendidikan multicultural menjadi
semakin mendesak. Karena terwujudnya otonomi daerah yang sehat hanya mungkin
terwujud apabila ada “empati dan partisipasi” dari seluruh warga yang terbingkai dalam
keberagaman.




     Sumber-sumber Rujukan

     1. Sutedjo Bradjanegara, Sejarah Pendidikan Indonesia, Taman Siswa Yogyakarta,
        1956
     2. Manusia Dan Masyarakat Baru Indonesia, Departemen P.P. dan K, Jakarta,
        1960
     3. UU. Sisdiknas No. 20 th. 2003, Depdiknas
     4. Perubahan Keempat UUD. RI. 1945, Sekjen MK, 2005
     5. Horison Th. XL III, No. 8/2008, Agustus 2008
     6. Tsaqafah, Vol. I. No. 2, 2003
     7. Azyumari Azra, merawat Kemajemukan Merawat Indonesia, Penerbit Kanisius,
        Yogyakarta, 2007




5 
 

More Related Content

What's hot

Latar Belakan PKN
Latar Belakan PKNLatar Belakan PKN
Latar Belakan PKNNurFadhila6
 
UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003MAC Co. Ltd.
 
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalDasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalnur azis hidayatulloh
 
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalMakalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalFirlita Nurul Kharisma
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiAhmad Dahlan University
 
Pendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalPendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalEka Ramandha
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 

What's hot (14)

Latar Belakan PKN
Latar Belakan PKNLatar Belakan PKN
Latar Belakan PKN
 
Pendidikan sebagai Sistem
Pendidikan sebagai SistemPendidikan sebagai Sistem
Pendidikan sebagai Sistem
 
UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003UU NO 20 Tahun 2003
UU NO 20 Tahun 2003
 
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasionalDasar dan tujuan pendidikan nasional
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
 
Tugas persentasi ( pkn )
Tugas persentasi ( pkn )Tugas persentasi ( pkn )
Tugas persentasi ( pkn )
 
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalMakalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
 
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
Undang Undang 2003 (sistem pendidikan nasional)
 
Tugas topik 5
Tugas topik 5Tugas topik 5
Tugas topik 5
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
Pendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalPendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasional
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
1 pendidikan-pancasila
1 pendidikan-pancasila1 pendidikan-pancasila
1 pendidikan-pancasila
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 

Similar to PERAN PENDIDIKAN

S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdf
S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdfS1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdf
S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdfTasyaPangestika
 
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptx
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptxPPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptx
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptxJustin127
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2ciyengaprilorenza
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013LiFluor
 
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan NasionalTujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan NasionalRajabul Gufron
 
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smaKurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smamir_din
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfRusdiRusdi33
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASarvinefriani
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILASatria Manggala
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 
Kewarganegaraan pertemuan 126
Kewarganegaraan pertemuan 126Kewarganegaraan pertemuan 126
Kewarganegaraan pertemuan 126JNECiangsana2
 

Similar to PERAN PENDIDIKAN (20)

Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdf
S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdfS1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdf
S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.pdf
 
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptx
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptxPPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptx
PPT PENGANTAR PENDDIDIKAN.pptx
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan NasionalTujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smaKurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
 
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
 
Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
ppt 01.pptx
ppt 01.pptxppt 01.pptx
ppt 01.pptx
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
Kewarganegaraan pertemuan 126
Kewarganegaraan pertemuan 126Kewarganegaraan pertemuan 126
Kewarganegaraan pertemuan 126
 

PERAN PENDIDIKAN

  • 1. Peran Pendidikan Dalam Demokratisasi Oleh: A Malik Fadjar Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional melalui Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan menyelenggarakan Simposium Tahunan Penelitian Pendidikan, 12-14 Agustus 2008, di Jakarta dengan tema: “ mendayagunakan hasil-hasil penelitian, pengembangan dan pemikiran inovatif di bidang pendidikan untuk mendukung pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu dan daya saring, relevansi serta tata kelola dan akuntabilitas pendidikan.” Kepala Badan meminta saya sebagai pemakalah utama untuk membahas judul “Peran Pendidikan dalam Demokratisasi.” Membaca judul di atas mengingatkan kita kembali pada tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam U.U. No. 4 Tahun 1950 Dari Republik Indonesia Dahulu Tentang Dasar-Daras Pendidikan dan Pengajaran Di Sekolah untuk seluruh Indonesia, dan disahkan oleh DPRS.R.I., berlaku untuk seluruh tanah air, tanggal 17-1-1954. Tujuan itu berbunyi: “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah memebentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air” (Bab II, Pasal 3) Sejarah Pendidikan Indonesia mencatat bahwa rumusan tujuan itu merupakan pengejawantahan dari keseluruhan isi, jiwa, dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu nilai-nilai dasar sekaligus prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, ialah “memberi pembinaan kepada peserta didik agar menjadi manusia susila yang cakap, serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air. ‘Maka nilai-nilai dasar dan prinsip itu kemudian dikukuhkan 1   
  • 2. sebagai “dasar, fungsi, dan tujuan dalam” sistem pendidikan nasional, “ sebagaimana tertuang dalam U.U.R.I No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” (Pasal 2) “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Pasal 3) Selain itu UUD. RI. 1945 juga menetapkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” (Pasal31). Oleh karena itu pendidikan juga merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari “hak asasi manusia,” sebagaimana ditegaskan dalam UUD. 1945, pasal 28C, ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Maka salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan secara tegas dinyatakan pula dalam UU. Sisdiknas No.0 Th.2003, bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajemukan bangsa.” Peran pendidikan Merujuk pada keseluruhn isi, jiwa, dan semangat yang terangkum dalam sejarah pendidikan Indonesia tersebut diatas menunjukkan bahwa “peran pendidikan dalam demokratisasi,” merupakan bagian tak terpisahkan dari visi dan misi pendidikan nasional. Artinya, bahwa pendidikan nasional harus besifat demokrasi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Maka bisa dipahami jika dalam sejarah pergerakan nasional 2   
  • 3. Indonesia, pendidikan dalam arti proses maupun kelembagaannya dicatat sebagai “motor penggerak sekaligus “sumber inspirasi” dari pergerakannya. Dalam hal ini tokoh- tokoh pergerakan nasional berkeyakinan, bahwa untuk menuju Indonesia merdeka dan mewujudkan cita-cita kemerdekaannya sebagaimana yang diabadikan dalam Pembukaan UUD. 1945, haruslah didukung oleh warga negaranya yang berpendidikan. Bahkan sejarah pergerakan nasional pun telah mencatat bahwa gerakan kebangkitan nasional bukanlah digerakkan oleh gegap gempitanya massa, melainkan oleh sekelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa. Adalah menarik untuk disimak dan direnungkan apa yang dikemukakan Yudi Latif, bahwa “Gambaran yang paling nyata dari demokrasi modern di Barat terletak pada derajat literasinya (baca: pendidikannya) yang tinggi. Secara umum dipecaya bahwa naiknya tingkat literasi (pendidikan) mengarah pada kemunculan institusi- institusi sosial yang rasional dan demokratis; juga pada perkembangan industrial serta pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya kemunduran dalam tingkat literasi (pendidikan) menimbulkan ancaman terhadap kemajuan dan demokrasi” (Horison,Th. XL III, No. 8/2008, Agustus 2008, h. 2). Ini secara tidak langsung mempertegas peran pendidikan dalam demokratisasi (memberi pembinaan kepada peserta didiknya menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air). Oleh karena itu pula prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Th. 2003, Pasal 4, bahwa: (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa; (2) Pendidikan diselenggarakn sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna; (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; (4) Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran; (5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat; dan (6) Pendidikan diselengarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam 3   
  • 4. penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan; merupakan dasar acuan yang kuat dalam mewujudkan peran pendidikan dalam demokratisasi. Selain itu perlu diperhatikan bahwa pendidikan telah menjadi satu bentuk investasi sumber daya manusia (human investment). Bahkan telah dibuktikan bahwa negara-negara yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi mampu memajukan dan mengembangkan sistem pendidikannya, maka negara itu menjadi negara yang terpandang serta diperhitungkan. Dengan demikian gerakan mengembangkan pendidikan anak usia dini (PAUD), dan pembelajaran sepanjang hayat merupakan salah satu langkah strategis peran pendidikan dalam demokratisasi. Pendidikan Multikultural Akhir-akhir ini berkembang wacana seputar pedidikan multicultural. Berbagai kajian dan pubikasi yang terkait dengan pendidikan multicultural semakin berkembang. Dan dasar penyelenggaraannya pun telah ditetapkan dalam UU. Sisdiknas No. 20 Th. 2003, Pasal4, ayat1, tersebut diatas. Hanya saja pelaksanaannya perlu proses sosialisasi dan contoh yang jelas serta nyata sehingga tidak menjadi kontra produktif. Walaupun sesunguhnya secara implisit telah berlangsung, seperti diungkapkan oleh Melani Budianta: “ Dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, anak-anak sekolah dasar di Indonesia menghapalkan lima tempat beribadah, nama pemimpin upacara agama, dan kitab-kitab suci kelima agama yang diakui pemerintah Orde Baru. Di buku Ilmu Pengetahuan Sosial, mereka menghapalkan nama-nama tarian dan musik, rumah adat, dan baju tradisionil berbagai daerah di Indonesia. Itulah secuil gambaran pengajaran tentang keragaman di kebanyakan sekolah-sekolah dasar di Indonesia sampai tahun 2003.” (Tsaqafah, vol. I, No 2, 2003,h.8) Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia dan sekaligus untuk mengukuhkan kembali pilar-pilar yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa serta menuju terwujudnya NKRI yang kuat sekaligus punya daya tahan, maka pendidikan multikultural pada tingkat diskriptif dan normatif yang menggambarkan isu-isu dan masalah pendidikan yang brkaitan dengan masyarakat mutikultural sangat penting (Azyumrdi Azra, 2007). 4   
  • 5. Lebih jauh dalam rangka proses pelaksanaan otonomi daerah yang sehat, maka peran pendidikan dalam demokratisasi melalui pendidikan multicultural menjadi semakin mendesak. Karena terwujudnya otonomi daerah yang sehat hanya mungkin terwujud apabila ada “empati dan partisipasi” dari seluruh warga yang terbingkai dalam keberagaman. Sumber-sumber Rujukan 1. Sutedjo Bradjanegara, Sejarah Pendidikan Indonesia, Taman Siswa Yogyakarta, 1956 2. Manusia Dan Masyarakat Baru Indonesia, Departemen P.P. dan K, Jakarta, 1960 3. UU. Sisdiknas No. 20 th. 2003, Depdiknas 4. Perubahan Keempat UUD. RI. 1945, Sekjen MK, 2005 5. Horison Th. XL III, No. 8/2008, Agustus 2008 6. Tsaqafah, Vol. I. No. 2, 2003 7. Azyumari Azra, merawat Kemajemukan Merawat Indonesia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2007 5